• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

G. Tata Cara Penelitian

R/Virgin Coconut Oil 6 gram

Polysorbate 80 (4 dan 6) gram

Sorbitan monolaurate (5 dan 8) gram

Asam stearat 3.5 gram

Desain formula dengan rancangan desain faktorial.

Pencampuran formula lotion dengan variasipolysorbate80 (4 dan 6 gram) dansorbitan monolaurate(5 dan 8 gram) menggunakanhand mixer

kecepatan skala 1.

1. Uji Tipe Emulsi M/A

2. Uji Sifat Fisis: daya sebar, viskositas,medianukuran droplet, dan indeks creaming48 jam setelah pembuatan

3. Uji Stabilitas: pergeseran viskositas, perubahanmedianukuran droplet, dan indekscreamingsetelah penyimpanan 1 bulan

4. Uji Waktu PenolakanLotion

Gliserin 14 gram

Trietanolamin (TEA) 0.12 gram

Minyakpeppermint 2 ml

Aquadest 30 ml

Formulasi lotion dilakukan berdasarkan nilai HLB pada rentang tipe emulsi M/A (8-18). HLB campuran dari kombinasi polysorbate 80 dengan sorbitan monolaurate pada keempat formula berkisar pada 10.73-12.09 dengan nilai rHLB teoritis sebesar 10.00. Penentuan level tinggi dan level rendah faktor ditetapkan berdasarkan hasil orientasi. Berikut adalah rancangan percobaan desain faktorial polysorbate 80 dan sorbitan monolaurate yang digunakan dalam penelitian:

Tabel III. Rancangan formula desain faktorialpolysorbate80 dansorbitan monolaurate

Formula Polysorbate80 Sorbitan

monolaurate HLB 1 4 5 11.44 a 6 5 12.09 b 4 8 10.73 ab 6 8 11.34 Keterangan:

Formula 1 =Polysorbate80 level rendah,Sorbitan monolauratelevel rendah Formula a =Polysorbate80 level tinggi,Sorbitan monolauratelevel rendah Formula b =Polysorbate80 level rendah,Sorbitan monolauratelevel tinggi Formula ab =Polysorbate80 level tinggi,Sorbitan monolauratelevel tinggi

Keempat formula dibuat replikasi sebanyak tiga kali. Masing-masing jumlah bahan yang digunakan untuk membuat satu formula sediaanlotionrepelan minyakpepperminttercantum dalam tabel IV sebagai berikut:

Tabel IV. Jumlah bahan yang digunakan

Formula 1 a b ab

VCO (gram) 6 6 6 6

Polysorbate80 (gram) 4 6 4 6

Sorbitan monolaurate(gram) 5 5 8 8

Asam stearat (gram) 3.5 3.5 3.5 3.5

Gliserin (gram) 14 14 14 14

TEA (gram) 0.12 0.12 0.12 0.12

Cetyl alcohol(gram) 0.5 0.5 0.5 0.5

Minyakpeppermint(ml) 2 2 2 2

Aquadest(ml) 30 30 30 30

2. Pembuatanlotion

Masing-masing bahan kecuali minyak peppermint dipanaskan di atas waterbath hingga suhu ≥ 60°C. Asam stearat dicampurkan dengan TEA, kemudian ditambahkan cetyl alcohol yang diikuti penambahan sorbitan monolaurate (1). Suhu campuran (1) dipertahankan ≥ 60°C. Dicampurkan pula VCO dengan polysorbate 80 (2) dan suhu campuran (2) dibuat tetap ≥ 60°C. Campuran (1) dan (2) dicampur hingga suhu ± 70°C, kemudian dihomogenkan menggunakan hand mixer selama 4 menit menggunakan skala 1. Campuran ini sebagai fase minyak. Gliserin dan 1/3 bagian aquadest dicampur menjadi campuran (3) sampai suhu campuran mencapai ± 70°C. Campuran ini sebagai fase air. Selanjutnya, fase air ditambahkan pada menit ke-4 tersebut. Sisa 2/3 bagian aquadest ditambahkan pada menit ke-7, lalu pencampuran dilanjutkan hingga total waktu pencampuran adalah 9 menit. Minyak peppermint ditambahkan pada 30 detik akhir waktu pencampuran. Selama proses pencampuran, kecepatan berputar hand mixer dan suhu pencampuran selama total waktu pencampuran tersebut dipertahankan.

3. Pengamatan fisislotion

Dilakukan pengamatan beberapa parameter fisis seperti warna, dan penampilan fisis sediaanlotion.

4. Penentuan tipe emulsilotion(Aulton, 2002)

a. Ujimiscibilitydalam minyak atau air. Emulsi hanya dapat tercampur pada cairan yang mempunyai fase kontinyu sama. Tipe emulsi M/A dapat bercampur dengan air, sedangkan tipe emulsi A/M dapat bercampur dengan minyak.

b. Uji staining. Pengujian dilakukan menggunakan pewarna yang larut air maupun minyak. Pada salah satu fase yang memiliki kelarutan mirip dengan pewarna yang digunakan, akan terlarut atau terwarnai.

Gambar 11. Tipe emulsiW/OdanO/W(Nielloud and Mestres, 2000) 5. Pengujian Daya Sebar

Uji daya sebarlotiondilakukan 1 kali, yaitu 48 jam setelah pembuatan. 1 gramlotion, diletakkan di atas horizontal double plate. Di atas lotion diletakkan denganhorizontal double plateyang lain dan pemberat 125 gram, lalu didiamkan selama 1 menit, dan dicatat diameter penyebarannya (Garget al., 2002).

6. Pengujian Viskositas dan Pergeseran Viskositas

Lotiondimasukkan dalam suatu wadah yang tersedia dan dipasang pada portable viscotester. Viskositaslotionditunjukkan oleh jarum penunjuk viskositas dari alat tersebut. Pengujian dilakukan pada keempat formula beserta ketiga

replikasinya. Uji ini dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu 48 jam setelah pembuatan dan 1 bulan setelah penyimpanan dalam suhu ruangan.

7. Uji Stabilitas

a. Makroskopik: lotion dimasukkan ke dalam tabung berskala. Pemisahan fase yang terjadi diamati pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7, 14, 21, 28, dan 30. Uji persen pemisahan dilakukan dengan menghitung perbandingan volume emulsi yang memisah dibandingkan dengan volume total emulsi (Aulton, 2002).

b. Uji Stabilitas Mikroskopik: dilakukan pengamatan ukuran partikel sebanyak 500 buah (Martin, et al., 1993) dimulai dari formula 1, kemudian a, b, dan ab beserta ketiga replikasinya. Pengukuran dilakukan 48 jam setelah pembuatan dan penyimpanan selama 1 bulan.

8. Uji Waktu PenolakanLotion

Uji waktu penolakan lotion dilakukan menurut Fradin and Day (2002). Pada pengujian ini, dilakukan juga uji kontrol negatif basis masing-masing formula lotion dan uji kontrol positif dari minyak peppermint. Respon waktu penolakan repelan yang terukur berupa waktu pertama kali nyamuk hinggap/menempel pada area aplikasilotion.

a. Uji Kontrol Negatif. Uji kontrol negatif dilakukan melalui penentuan waktu menempelnya nyamuk pertama pada kontrol negatif yang digunakan, yaitu dengan mengoleskan sebanyak 0.5 gram dan basis formula lotion secara merata pada tangan naracoba. Tangan naracoba yang telah dioleskan basis lotion dimasukkan ke dalam sangkar berukuran 20 x 20 x 20 cm yang berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti betina berumur 5-7 hari yang telah dipuasakan 24 jam

sebelumnya dan hanya diberi larutan glukosa sebagai sumber makanannya. Waktu penolakan dihitung dari jangka waktu intervensi sampai dengan menempelnya nyamuk yang pertama terjadi.

b. Uji Kontrol Positif. Uji kontrol positif dilakukan dengan mengoleskan 2 ml minyak peppermint pada tangan naracoba secara merata. Tangan naracoba yang telah dioleskan minyakpeppermintdimasukkan dalam sangkar berukuran 20 x 20 x 20 cm, berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti berumur 5-7 hari yang telah dipuasakan 24 jam sebelumnya dan hanya diberikan larutan glukosa sebagai sumber makanannya. Waktu penolakan dihitung dari jangka waktu intervensi sampai dengan penempelan nyamuk yang pertama terjadi.

c. Pengujian Waktu Penolakan Lotion Repelan Minyak Peppermint. Uji waktu penolakan lotion repelan minyak peppermint dilakukan dengan memasukkan tangan naracoba yang telah dioleskan lotion repelan minyak peppermint sebanyak 0.5 gram ke dalam sangkar berukuran 20 x 20 x 20 cm berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti betina berumur 5-7 hari yang telah dipuasakan 24 jam sebelumnya dan hanya diberi makan berupa larutan glukosa, kemudian dilihat respon waktu menempelnya nyamuk yang pertama. Waktu penolakan dihitung dari jangka waktu intervensi sampai dengan menempelnya nyamuk yang pertama terjadi. Lotionrepelan yang dioleskan terdiri dari keempat formula beserta ketiga replikasinya sehingga diperoleh waktu penolakan rata-rata.

Dokumen terkait