BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
E. Tata Cara Penelitian
Simplisia tanaman herba pegagan diperoleh dari CV. Merapi Farma
Herbal yang telah dikeringkan dengan panas matahari selama 4 hari.
Selanjutnya, dilakukan determinasi simplisia untuk memastikan kebenaran
bahan yang diperoleh.
2. Pembuatan ekstrak kental herba pegagan
Sebelum diekstrak, simplisia dikeringkan dalam oven suhu 400C selama 24 jam untuk menyamakan tingkat kekeringan simplisia. Setelah itu, simplisia
diserbuk dengan grinder dan diayak dengan ayakan nomor mesh 60 hingga diperoleh serbuk halus. Kemudian 350 gram serbuk dimaserasi menggunakan 7
liter etanol 96% selama 48 jam. Hasil maserasi kemudian difiltrasi untuk
selanjutnya diuapkan pelarutnya hingga diperoleh ekstrak kental herba
pegagan.
3. Pengujian ekstrak kental herba pegagan
Pengujian terhadap ekstrak kental yang dihasilkan meliputi kadar air,
kadar abu, dan kadar asiatikosida. Uji kadar air dan kadar abu menggunakan
gravimetri, sedangkan uji penetapan kadar asiatikosida menggunakan
a. Uji kadar air dan kadar abu
Penetapan kadar air dan kadar abu menggunakan gravimetri (Lampiran
4c). Cawan kosong ditimbang (A). Sampel ditimbang seberat 0,75 g (B),
kemudian dimasukkan ke dalam cawan. Cawan dipanaskan dalam oven
suhu 1050C selama tiga jam hingga berat konstan. Dimasukkan ke dalam eksikator, kemudian ditimbang (C). Cawan porselen ditutup lalu
dimasukkan ke dalam furnace suhu 6000C selama delapan jam hingga menjadi abu, sampai berat konstan. Dimasukkan ke dalam eksikator,
ditimbang (D).
Kadar air dihitung dengan perhitungan : A+B −C
B x 100%
Kadar abu dihitung dengan perhitungan : D−A
B x 100%
b. Uji asiatikosida
Analisis kualitatif ekstrak kental pegagan dilakukan dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silika gel 60 F254 dan fase gerak kloroform:asam asetat glasial:metanol:air (60:32:12:8) serta
deteksi bercak dengan pereaksi anisaldesid asam sulfat. Standar yang
digunakan adalah asiatikosida 0,0135 g / 10 mL (diencerkan 4x hingga
setara 3,375 mg / 10 mL). Penetapan kadar asiatikosida dilakukan dengan
mengukur luas area di bawah kurva (AUC) secara densitometri pada
panjang gelombang 360 nm (Lampiran 4b).
Sampel ditimbang seberat 0,05 g dengan seksama, kemudian diekstraksi
dengan 2 mL etanol. Hasil ekstraksi divortex selama dua menit dan disentrifugasi selama tiga menit, diambil fase metanolnya. Fase metanol
dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL, add metanol hingga batas tanda. Sebanyak 50 µL sampel ditotolkan pada fase diam, demikian pula standar
asiatikosida, dan dimasukkan ke dalam chamber berisi fase gerak. Dielusi hingga batas tanda, lalu disemprot dengan pereaksi. Rf sampel dan standar
dibandingkan. Untuk penetapan kadar diukur AUC pada panjang gelombang
360 nm.
4. Pembuatan Formula gel ekstrak pegagan
Formula standar gel dengan basis CMC-Na (dalam %b/b) menurut
Hamzah (2006) tertulis dalam tabel III.
Tabel III. Formula standar gel basis CMC-Na menurut Hamzah (2006) Bahan Komposisi
CMC-Na 5%
Gliserin 10%
Propilen glikol 5%
Aquadest ad 100 g
Formula gel dietilammonium diklofenak dengan propilen glikol sebagai
humektan menurut Melani, Purwanti, dan Soeratri (2005) tertulis dalam tabel IV.
Tabel IV. Formula optimasi propilen glikol pada gel dietilammonium diklofenak menurut Melani dkk. (2005)
Bahan Komposisi (gram)
I II III IV Dietilammonium diklofenak 1 1 1 1 Carbopol ETD 2002 0,5 0,5 0,5 0,5 Propilen glikol 0 10 15 20 NaOH 10% 1,5 1,5 1,5 1,5 EDTA 0,1 0,1 0,1 0,1 Aquadest ad 100 100 100 100
Selain studi pustaka dan studi hasil penelitian sebelumnya, peneliti
konsentrasi CMC-Na dan propilen glikol dalam formula, kemudian
membandingkan viskositasnya dengan produk Slimming Gel (gel antiselulit ekstrak pegagan dari Mustika Ratu). Hal ini dilakukan dengan harapan gel estrak
pegagan hasil penelitian memiliki sifat fisik dan stabilitias fisik yang dapat
diterima konsumen.
Berdasarkan studi pustaka, studi hasil penelitian sebelumnya, dan uji
pendahuluan (orientasi), dibuat formula gel ekstrak pegagan yang tertera pada
tabel V.
Tabel V. Level faktor
Tabel VI. Formula gel ekstrak pegagan hasil modifikasi (%b/b)
Komposisi Bahan Formula (%)
I II III IV V Ekstrak pegagan 1 1 1 1 1 CMC-Na 2 2,25 2,5 2,75 3 Propilen glikol 16 15,75 15,5 15,25 15 Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Aquadest ad 100 g 100 g 100 g 100 g 100 g
5. Pembuatan gel ekstrak pegagan
Langkah pembuatan gel ekstrak pegagan adalah sebagai berikut:
a. Aquadest dimasukkan ke dalam wadah pertama (I), kemudian CMC-Na ditaburkan (dikembangkan) ke dalamnya dan didiamkan selama 24 jam
(campuran A)
Level Faktor
CMC-Na Propilen glikol
Level rendah 2% 15%
b. Propilen glikol dimasukkan ke dalam wadah kedua (II), kemudian
ditambahkan ekstrak kental pegagan dan metil paraben ke dalamnya, diaduk
hingga homogen (campuran B)
c. Campuran B disentrifugasi untuk mengendapkan partikel yang tidak larut
dalam propilen glikol
d. Campuran B ditambahkan ke dalam A kemudian dicampur hingga homogen
dengan menggunakan mixer kecepatan rendah (skala 1) selama 5 menit. e. Dimasukkan ke dalam wadah kaca dan diberi label.
f. Dilakukan 3 kali replikasi untuk masing-masing formula.
6. Evaluasi sediaan gel : uji sifat fisik dan stabilitas gel estrak pegagan
Uji dilakukan 48 jam setelah gel dibuat. Data uji ini disebut data siklus 0
dan dijadikan kontrol terhadap data siklus lain dalam uji stabilitas fisik. Uji
sifat fisik dan stabilitas fisik dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Uji sifat fisik gel
1.) Uji organoleptis
Pada uji ini gel diamati organoleptisnya, meliputi warna, bau, dan
sineresis.
2.) Pengukuran pH
Pengukuran dilakukan dengan uji menggunakan kertas indikator
pH universal yang dicelupkan kedalam sediaan gel, didiamkan sesaat
3.) Uji daya sebar
Uji daya sebar dilakukan dengan menaruh 1 gram gel ditengah
kaca bulat berskala, kemudian diatas gel diletakkan kaca bulat tanpa
skala. Didiamkan satu menit. Beban 50 gram diletakkan diatas kaca
bulat, didiamkan satu menit. Dilakukan berulang hingga penambahan
beban sebesar ±125 gram, kemudian diukur diameter gel yang
menyebar menggunakan penggaris dan dihitung luas sebarannya
dengan rumus luas lingkaran.
4.) Uji viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer
Rheosys Merlin dengan spindle cone and plate 5/30mm, dengan cara sebagai berikut: Rheosys Merlin dipastikan online (terhubung dengan
software Micra pada komputer). Sejumlah gel pegagan dioleskan ke
plate, kemudian cone diposisikan untuk memulai pengukuran. Sistem pengukuran, kecepatan putar spindle, jumlah titik pengukuran, interval waktu pengukuran antartitik, dan suhu diatur pada “test definition” (Lampiran 5). Pengukuran viskositas dimulai dengan menekan start
dan berlangsung dalam waktu tertentu.Viskositas gel dan kurva aliran
gel dihasilkan secara otomatis.
b. Uji stabilitas gel
Uji stabilitas gel dilakukan dengan mengukur perubahan viskositas
Uji stabilitas dilakukan dengan cycling test metode freeze-thaw. Sediaan disimpan dalam kulkas bersuhu 0oC selama 24 jam, kemudian dipindahkan ke dalam inkubator bersuhu 25oC selama 24 jam. Kedua perlakuan ini adalah satu siklus. Percobaan diulang sebanyak enam siklus.
Pada tiap siklus diamati sifat fisik (organoleptis dan pH) serta diukur
daya sebar dan viskositas. Untuk tiap formula, hasil pengukuran pada tiap siklus
dibandingkan dengan pengukuran pada siklus 0 (sebelum diberi perlakuan freeze-thaw). Perubahan viskositas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
� ℎ � � = � � � 0− � � � 6
� � � 0 � 100%