• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Tata Cara Penelitian

1. Pemilihan bahan

Beras yang dipilih adalah beras yang diambil dari satu jenis merk beras,

yaitu Raja lele. Bahan ini diperoleh dari pembelian di supermarket Indogrosir.

2. Pembuatan limbah air cucian beras

Beras sebanyak 0,5 kg ditampung di baskom, lalu diberi air 1 liter. Beras

didiamkan selama 1 jam. Lalu terbentuk 2 lapisan, lapisan airnya ini diambil

dan digunakan pada tahap selanjutnya.

3. Pembuatan membran kitosan

Sejumlah 2 g dan 10 g kitosan masing-masing dilarutkan dalam 100

mL asam asetat dengan konsentrasi 2% di atas hot plate sambil diaduk dengan

magnetic stirrer. Larutan kitosan lalu dituang ke atas nampan yang telah

dicuci alkohol 70% dan dikeringkan lalu diletakkan selama beberapa hari di

udara terbuka untuk menjamin penguapan solven secara sempurna. Setelah

beberapa hari maka akan terbentuk produk membran yang transparan dan

fleksibel. Membran kitosanyang terbentuk lalu disimpan di dalam toples yang

sebelumnya telah diberi silika gel.

4. Pembuatan material selulosa bakteri

Sebanyak 200 mL air cucian beras hasil penyaringan dituangkan ke

dalam erlenmeyer yang telah dilengkapi dengan pengaduk magnet (stirer),

kemudian ditambahkan 20 g gula pasir dan 1,0 g urea, dan diaduk hingga

larut. Selanjutnya pH dicek, apabila pH larutan masih berkisar antara 5-6,

maka campuran diasamkan dengan penambahan asam asetat 25% hingga pH

= 4 dan diaduk hingga larut. Selanjutnya campuran didinginkan sebentar dan

ditambahkan gliserol sebanyak 1,0 g lalu dituangkan dalam keadaan hangat ke

dalam nampan yang telah disterilkan dengan alkohol 70% dan telah ditutup

sebagian dengan koran sambil didinginkan hingga tercapai suhu kamar. Lalu

dengan rapat menggunakan koran dan difermentasi selama 7 hari pada suhu

kamar.

Setelah 7 hari, penutup koran dibuka dan lapisan pelikel yang

terbentuk diambil lalu dicuci berturut-turut dengan air PAM, dengan aquades,

dengan air panas kemudian lapisan pelikel ini ditimbang dengan timbangan

digital. Lapisan pelikel lalu direndam dengan larutan Natrium hidroksida 3%

selama 48 jam dimana tiap 24 jam sekali larutan Natrium hidroksida 3% ini

diganti lalu setelah 48 jam, lapisan pelikel ini dicuci kembali dengan aquades

setelah dicuci dengan aquades lalu lapisan pelikel ini direndam dengan larutan

asam klorida 3% selama kurang lebih 24 jam. Setelah 24 jam, lapisan pelikel

ini lalu dicuci kembali dengan aquades dan dicek pH-nya dengan pH stik, jika

pH pada pH stik sudah menunjukkan pH mendekati range pH netral,

pencucian dengan aquades ini dihentikan kemudian air di lapisan pelikel ini

dibuang lalu lapisan pelikel ini ditimbang. Setelah ditimbang, lapisan pelikel

ini lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 40oC selama kurang lebih dua

minggu.

Setelah 2 minggu atau setelah air pada nampan ini kering, lapisan

pelikel ini dikeluarkan dari oven dan dijemur dibawah cahaya matahari

selama kurang lebih 1 minggu dengan sebelumnya nampan yang berisi pelikel

ini ditutup dengan kain hitam. Setelah 1 minggu atau setelah lapisan pelikel

dalam plastik dan diletakkan di dalam toples yang sebelumnya telah diberi

silika gel.

5. Pembuatan Material Selulosa Kitosan Bakteri

Sebanyak 200 ml air cucian beras hasil penyaringan dituangkan ke

dalam Erlenmeyer yang telah dilengkapi dengan pengaduk magnet,

ditambahkan 20,0 g gula pasir dan 1,0 g urea, selanjutnya diaduk hingga larut.

Campuran diasamkan dengan penambahan asam asetat glasial hingga pH

berkisar antara 3-4. Selanjutnya campuran didinginkan sebentar dan

ditambahkan gliserol sebanyak 1,0 g lalu dituangkan dalam keadaan hangat ke

dalam nampan yang telah disterilkan dengan alkohol 70% dan ditutup dengan

koran sambil didinginkan hingga sesuai suhu kamar. Lalu campuran

ditambahkan 40 mL Acetobacter xylinum dan wadah ditutup dengan rapat

menggunakan koran dan difermentasi selama 7 hari pada suhu kamar.

Lapisan pelikel yang terbentuk dicuci beberapa kali dengan air kran,

lalu dengan aquades, lalu dengan air panas, lalu lapisan pelikel ini ditimbang

dengan timbangan digital. Lapisan pelikel lalu direndam dengan larutan

natrium hidroksida 3% selama 48 jam dimana tiap 24 jam sekali larutan

natrium hidroksida 3% ini diganti lalu setelah 48 jam, lapisan pelikel ini

dicuci kembali dengan aquades setelah dicuci dengan aquades lalu lapisan

pelikel ini direndam dengan larutan asam klorida 3% selama kurang lebih 15

menit. Setelah 15 menit, lapisan pelikel ini lalu dicuci kembali dengan

menunjukkan pH mendekati range pH netral, pencucian dengan aquades ini

dihentikan kemudian air di lapisan pelikel ini dibuang dan lapisan pelikel

ditimbang.

Setelah ditimbang lalu larutan kitosan 2% yang telah dibuat

dituangkan ke atas lapisan pelikel. Lapisan pelikel+larutan kitosan ini lalu

dikeringkan dalam oven pada suhu 40o C selama kurang lebih 2 minggu atau

sampai lapisan pelikel berbentuk lembaran tipis. Setelah lapisan pelikel itu

berbentuk lembaran tipis yang kering dikeluarkan dari oven lalu disimpan di

dalam plastik dan diletakkan di dalam toples yang telah diberi silica gel

supaya biomaterial tetap terjaga kekeringannya.

6. Analisa karakteristik biomaterial :

a. Analisis FT – IR

Analisis ini menggunakan seperangkat alat FTIR dan dilakukan di

Laboratorium Analisis Farmasi Fakultas Farmasi UII.

Langkah-langkahnya adalah lapisan tipis atau pelikel yang diperoleh dari hasil

fermentasi dijepit pada tempat sampel kemudian diletakkan pada alat ke

arah sinar inframerah. Hasilnya akan direkam ke dalam kertas berskala

berupa alur kurva bilangan gelombang terhadap intensitas.

b. Analisa SEM

Material selulosa kitosan bakteri dipotong sedemikian rupa,

kemudian ditempatkan di atas tempat sampel yang terbuat dari kuningan

selama kurang lebih 5 menit. Selanjutnya sampel dimasukkan ke unit

elektron gun melalui bilik pergantian sampel. Kemudian sampel diset

dengan bantuan mikrostage sampai mendapatkan fokus yang tepat.

Tombol utama pada posisi ON dan diset detector Acceleratevoltage set, 20

kilo volt.

c. Analisa XRD

Uji XRD ini dilakukan dengan memakai instrumen X-Ray

Diffraction yang dilakukan di Laboratorium XRD, Jurusan Teknik Kimia

UNY. Langkah-langkahnya adalah lembaran film dipotong dengan ukuran

2x2 cm. Sampel tersebut kemudian dipasang di sample holder dan sampel

diusahakan rata di atas sample holder. Selanjutnya pendingin alat XRD

dihidupkan dan instrumen XRD dihidupkan lalu diatur kondisi alat dengan

sudut putar 2θ = 2° sampai 80°, scan step = 0,04 dan scan speed = 4 °/menit serta tegangan dan arus pada instrumen disesuaikan dengan

standard measurenment dari instrumen dan dirotasikan agar benar-benar

terorientasi secara acak. Hasil uji ini berupa difraktrogram hubungan

antara intensitas dan sudut 2θ.

7. Sterilisasi produk

Saat akan digunakan, produk biomaterial yang sudah dikeringkan

disterilkan dengan etanol 96% selama 15 menit, kemudian dibilas dengan

8. Pengujian aktivitas antimikroba

a. Pembuatan suspensi bakteri uji

Isolat murni Staphylococcus aureus ditambahkan ke dalam media BHI

broth yang diinkubasi pada 37oC selama kurang lebih 4 jam sampai

kekeruhan Brain Heart Infusion broth (BHI broth) menyamai

kekeruhannya McFarland no.0,5.

b. Pembuatan media

Media yang digunakan untuk uji aktivitas antimikroba adalah MHA.

Larutan MHA dituangkan ke dalam cawan petri sebanyak 20 mL dan

dibiarkan beberapa saat hingga memadat.

c. Penanaman bakteri uji

Hasil suspensi bakteri uji dimasukkan ke dalam media Mueller-Hinton

Agar (MHA) dengan cara dioleskan secara merata dengan menggunakan

lidi kapas steril Kirby bauer , lalu didiamkan kurang lebih selama 5

menit.

d. Pemberian kontrol positif pada bakteri uji

Sebagai kontrol positif, digunakan paper disk antibiotik amoxicillin.

Bakteri uji yang sudah ditanamkan pada Mueller-Hinton Agar kemudian

diberi paper disk amoxicillin tadi sebanyak 1 disk per plate. Kemudian

inkubasikan pada 37oC selama 24 jam.

Sebagai kontrol negatif, digunakan asam asetat. Sebanyak 20 µl asam

asetat diteteskan pada paper disk. Bakteri uji yang sudah ditanamkan pada

Mueller-Hinton Agar kemudian diberi paper disk berisi asam asetat tadi

sebanyak 4 disk per plate. Kemudian inkubasikan pada 37oC selama 24

jam.

f. Pemberian biomaterial,selulosa dan kitosan pada bakteri uji

Bakteri uji yang sudah ditanamkan pada Mueller-Hinton Agar

kemudian diberi potongan biomaterial. Biomaterial ini dipotong serupa

dengan bentuk dan ukuran paper disk yang bertindak sebagai kontrol

positif dan kontrol negatif tadi dan sudah disterilisasi menggunakan

etanol 96% dan buffer phosphat. Potongan masing-masing biomaterial

kemudian diletakkan sebanyak 4 potongan biomaterial per plate.

Kemudian inkubasikan pada 37oC selama 24 jam. Hal yang sama juga

dilakukan untuk membran kitosan dan selulosa bakteri.

g. Pengukuran zona hambat

Pengukuran zona hambat dilakukan dengan mengukur diameter zona

hambat dalam millimeter, kemudian dihitung dengan menggunakan

program statistik SPSS untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

Dokumen terkait