• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Penyajian Tari Saman A. Lagu (gerakan) pada Tari Saman

SAMAN SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN

III. Tata Penyajian Tari Saman A. Lagu (gerakan) pada Tari Saman

Gerakan tari Saman dikatakan lagu dan lagu ini merupakan hal yang inti dalam tari Saman. Pada babakan inilah diperlihatkan kekayaan gerak tari yang terpadu utuh antara kecepatan gerak

tangan yang menghentak dada, paha maupun tepukan tangan, gerakan badan ke atas dan ke bawah secara serentak maupun bersilang (disebut dengan guncang atas dan guncang rendah, badan miring ke kiri dan miring kekanan secara serentak, (disebut dengan singkeh kuen / miring kanan), gerakan kepala menggangguk cepat sambil berputar ke bawah (girik), berputar ke kiri dan ke kanan, sambil memetik jari (kertek).

Pada babakan inilah puncak gerakan tari Saman, para penari di bagian ini dituntut harus berkonsentrasi penuh dan para penari harus mempunyai stamina yang prima, sebab selain harus bergerak sangat cepat, harus diselingi oleh suara nyanyian vokal yang lantang dan keras, yang disebut sek.

Secara umum urutan penyajian tari Saman secara berurut adalah seperti uraian berikut ini.

1. Persalaman

Persalaman terdiri dari rengum, dering dan salam . Rengum adalah suara bergumam dari seluruh penari. Tidak jelas kata yang di kumandangkan, akan tetapi sebenarnya mereka memuji

dan membesarkan nama Allah SWT, dengan lafas ”mmmm

(r e n g u m) – laillallaahuo”, adalah sambungan dari ucapan “Laillahaillalhu”(dering) dan seterusnya. Gerak tari sangat terbatas dan sederhana, kepala menunduk, tangan menghaturkan sembah. Makna dari gerakan Rengum ini apabila kita kaji adalah penyerahan diri kepada Allah SWT, konsentrasi penuh dan penyamaan vokal yang serempak.

Selesai rengum dan dering, secara langsung memasuki salam, dengan ucapan Assalamualaikum – salam pertama kepada penonton sebagai pembuka pertunjukan acara tari Saman tersebut, kepada pihak- pihak tertentu yang patut dihormati dan di mohon keizinannya mereka menari Saman (adab dan etika). Pada babakan salam, gerak mulai berkembang, gerak tangan, gerak badan, disertai suara sek (suara melengking dan merdu) yang dikumandangkan pengangkat. Gerakan pada waktu itu dalam tempo lambat dan sedang.

2. Uluni Lagu

Secara garis besarnya uluni lagu berarti kepala lagu. Uluni lagu ini biasanya ada pada Saman Jalu dan ini pun hanya ada pada saat pertama bermain Saman. Artinya, setiap grup (pasuken) selalu menggunakan uluni lagu pada waktu pertama mereka bersaman. Setelah permaian kedua atau ketiga, uluni lagu tidak lagi dipakai. Lagu di sini bukan berarti irama/lagu dari seni musik vokal maupun instrumental. Lagu diartikan sebagai gerak tari atau lebih tepatnya pertukaran ragam-ragam gerak tari, walaupun gerak tari tidak terlepas dari irama lagu, dengan kata lain terjalin persenyawaan yang kuat antara irama lagu dan gerak tari.

Pada babakan uluni lagu, gerakan tari Saman belum sempurna dan gerakan tangan serba tanggung. Artinya, tepuk tangannya tidak kuat sehingga tidak berbunyi dan juga pukulan ke dada tidak sampai sehingga terlihat lemah gemulai. Nyanyian yang digunakan dalam uluni lagu ini bermacam-macam, misalnya, mang keteh teh mang kemang bungeni jamu, tirmi etek ko kul bersempol belejer nayu (mang keteh teh mang kembang bunga jambu, segeralah kamu nak besar (agar) bersanggul dan belajar menganyam tikar). Gerakan tangan (lagu) yang dipakai pada uluni lagu biasanya gerakan yang sederhana, akan tetapi gerakan ini akan terlihat luar biasa sewaktu dilakukan guncang (biasanya guncang pertama ini membuat penonton kagum). Uluni lagi ini sebenarnya permulaan atau awal dimulainya lagu dalam tari Saman jalu.

Dalam uluni lagu, sebelum guncang keras, biasanya penangkat sudah membuat nyanyian pada masa gerakan yang tanggung tadi dan setelah nyanyian itu diikuti oleh pemain yang lain (saur) gerakan tangan sudah sampai ke dada dan juga tepuk tangan (jika ada) sudah terdengar. Pada saat gerakan akan memasuki tempo cepat, penangkat (komandan) dengan suara melengking (sek) akan memberi aba-aba dengan ucapan (inget-inget pongku guncang male iguncang (artinya hati-hati temanku guncang akan di guncang). Gerakan pada saat ini sudah mulai cepat dan akan sangat cepat sekali dan pada awal ini pukulan dada sangat keras dengan suara gemuruh.

3. Lagu pada Tari Saman

Lagu pada tari Saman sangat penting sekali. Lagu di sini bermakna gerakan yang akan dilakukan dalam permainan Saman. Pada babakan inilah diperlihatkan kekayaan gerak tari yang terpadu utuh antara kecepatan gerak tangan yang menghentak dada, paha maupun tepukan tangan, gerakan badan ke atas dan ke bawah secara serentak maupun bersilang, (disebut dengan guncang atas dan guncang rendah), badan miring ke kiri dan miring ke kanan secara serentak, disebut dengan singkeh kuen-kiri ( miring kanan-kiri), gerakan kepala menggangguk cepat sambil berputar ke bawah (girik), berputar kekiri dan kekanan, sambil memetik jari (kertek). Pada babakan inilah puncak gerakan tari Saman, dan para penari di sini dituntut harus berkonsentrasi penuh dan para penari harus mempunyai stamina yang prima, sebab selain harus bergerak sangat cepat, harus diselingi oleh suara nyanyian vokal yang lantang dan keras, yang disebut sek. Dari kecepatan yang tinggi/klimaks, tiba-tiba gerak tersebut diperlambat kembali ke tempo awal yang biasa,yang diawali oleh suara vokal pengangkat, yang lambat dan terhenti, seakan-akan pengangkat memberi aba-aba untuk berhenti sejenak, begitu juga dengan nyanyian vokal yang semakin lama semangkin lambat. Demikian juga dengan gerakan ini berulang- ulang antara cepat dan berganti lambat, namun tidak pernah berhenti, dan tetap diiringi nyanyian vokal.

4. Uak ni Keumuh

Uak ni keumuh secara harfiah berarti “obat kepanasan. Artinya, suatu transisi perpindahan gerak dari gerak cepat ke lambat, pada babak ini kesempatan bagi penari untuk mengendorkan ketegangan dan mengembalikan pernafasan. Iringan nyanyian sederhana dan nada rendah tidak memaksa, posisi badan duduk bersimpuh, tangan bergerak wajar memukul, menghentak dada, tepuk tangan, memukul paha, diiringi oleh suara vokal solo oleh pengangkat yang disebut redet, lalu diikuti oleh penari Saman yang lain secara bersama-sama, yang disebut saur. Uak ni keumuh ini sebenarnya gerakan selang seling (surang saring) yang di tempatkan di tengah lagu dengan tujuan mengatur irama. Dalam Saman memang bisa

saja dilakukan selang seling (surang saring) berkali-kali (tergantung lama waktu yang tersedia). Apabila kondisi penari telah pulih, akan dimulai lagi gerakan cepat yang diawali oleh aba-aba dari pengangkat dengan ragam gerak yang lain. Perlu dicatat pada saat gerak menggebu-gebu dipuncak (gerakan sangat cepat), iringan vokal berhenti, jadi hanya terlihat gerakan badan , tangan dan kepala saja.

5. Lagu Penutup

Pada babak ini, gerakan tari Saman kembali ke awal gerakan, yaitu gerakan sederhana, namun pada saat ini dipentingkan sekali syair lagunya, pada syair lagu terdapat makna perpisahan, permohonan maaf jika pada awal pertunjukan Saman tadi, ada kata-kata dalam syair pada lagu yang menyinggung perasaan para tamu yang menyaksikan tari tersebut maupun kepada yang punya hajatan, jika memang ada sikap dan kata mereka yang salah (ini pada acara saman jalu dan kegiatannya sudah akan berakhir). Syair lagu penutup itu misalnya:

Tajuk ulungni uluh dengan ulak mulo kami Tajuk uluni kupu dengan taring mulo ko

Sering juga lagu penutup ini dilakukan surang saring sehingga syairnya dibuat dalam nada yang berbentuk gerakannya selang seling, misalnya,

Balik berbalik gelap urum terang uren urum sidang Sinemenamat punce hae lala aho

Nyane hae lala aho