• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN STIE ATMA BHAKT

3.10 Tata Tertib

3.10.1. Jam buka pelayanan di Peprustakaan STIE Atma Bhakti Surakarta, adalah sebagai berikut :

Senin - Jum’at : Pukul 08.00 - 15.00 WIB

Sabtu - Minggu : Pukul 08.00 - 17.00 WIB

3.10.2. Ketentuan pinjam

Untuk pengunjung perpustakaan, Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI menetapkan beberapa peraturan yang harus dipatuhi, meliputi :

1. Bagi Dosen dan Karyawan diperbolehkan meminjam buku 5 Eksemplar dengan jangka waktu satu bulan

2. Bagi Mahasiswa diperbolehkan meminjam buku sebanyak dua eksemplar dengan jangka waktu 7 hari, dan peminjaman dapat diperpanjang satu kali, apabila dalam pengembalian ada

keterlambatan, maka dikenakan sanksi berupa denda sebesar Rp 1.000,- ( Seribu Rupiah ) per buku per hari.

3. Buku yang dipinjam apabila dalam pengembalian keadaan rusak, maka harus mengganti atau memperbaiki serta dikenakan biaya pemrosesan sebesar Rp 5.000,- ( Lima Ribu Rupiah ) per buku dan jika menghilangkan buku diwajibkan untuk mengganti buku sesuai dengan judul dan pengarang.

4. Semua pengunjung diwajibkan mengisi buku tamu.

5. Tas, jaket dan barang berharga lainnya dimasukkan dalam almari locker serta minta kunci pada petugas.

6. Buku yang hendak dipinjam sebaiknya diperiksa keadaanya ( keadaan rusak atau masih layak dipinjam ).

7. Dilarang masuk perpustakaan, apabila memakai Sandal, Jaket, Topi dan Kaos Oblong.

8. Pengunjung dilarang makan, minum, merokok di ruang

perpustakaan dan harap tenang.

9. Pengunjung perpustakaan agar selalu tetap menjaga kebersihan serta ketertiban.

commit to user

BAB IV

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

UPT PERPUSTAKAAN STIE ATMA BHAKTI SURAKARTA

4.1.Analisis Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mensyaratkan setiap bangsa untuk memiliki daya saing yang kuat. Untuk menghadapi persaingan yang akibat perubahan yang semakin cepat maka diperlukan manusia yang memiliki kemampuan yang profesional dalam pembangunan di seluruh aspek kehidupan.

Perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi, ilmu pengetahuan dan merupakan sarana pelaksanaan konsep belajar mandiri sepanjang hayat bagi setiap individu. Maka, didalam sebuah organisasi perpustakaan SDM merupakan aset utama yang tidak ternilai harganya karena baik buruknya perpustakaan di ukur dari bagaimana SDM itu menjalankan suatu organisasi di perpustakaan.

Manajemen merupakan proses usaha pencapaian tujuan melalui kerjasama dengan orang lain yang mampu menghasilkan keputusan- keputusan bermutu. Tidak ada manajemen yang lebih baik kecuali manajemen yang mampu meraih perubahan-perubahan positif, rasional dan objectivitas bagi organisasi. Keberhasilan dalam suatu organisasi sangat tergantung pada faktor kepemimpinan dalam menggerakkan sumber daya

yang dimiliki baik sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana dalam kegiatan sehari-hari.

Sama halnya yang diungkapkan oleh G.R. Terry dalam H. Malayu S.P. Hasibuan (2005 : 2) menyatakan bahwa :

“Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya”.

Dalam mengelola suatu perpustakaan, UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI Surakarta dalam kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari suatu manajemen. Manajemen diUPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI Surakarta lebih singkron dengan pendapat Lutter Gulick yang biasa dikenal dengan istilah POSDCoRB :

4.1.1. Planning (perencanaan)

Sebagai langkah awal dalam peningkatan sebuah organisasi, maka diperlukan perencanaan yang matang. Perencanaan ini ditujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidak pastian karena adanya perubahan kondisi dan situasi.

Perencanaan merupakan kegiatan yang terbagi dalam 4 tahap dan berlaku untuk semua kegiatan perencanaan pada unsur jenjang organisasi yaitu merumuskan serangkaian tujuan, merumuskan keadaan sekarang, identifikasi segala kemudahan dan hambatan (James A.F. Stoner, dalam Agus Sabardi 1997:51)

commit to user

Sedang George R. Terry dalam H. Malayu S.P. Hasibuan (2005 : 92) menyatakan bahwa :

“Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membut serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan”.

Dari pengertian-pengertian di atas bahwa perencanaan pada dasarnya mempunyai inti yang sama yaitu merumuskan kegiatan- kegiatan yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.

Dalam perencanaan ini seorang kepala (manajer) harus memutuskan apa yang harus dikerjakan dan harus menetapkan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang untuk organisasi. Dalam rangka melakukan hal tersebut harus diramalkan sejauh mana kemungkinan tersebut dapat dicapai, baik dilihat dari segi ekonomi, sosial maupun kebijakan-kebijakan yang menyangkut lembaga dan hal yang penting adalah harus melihat budgeting, karena akan mempengaruhi semua rencana yang telah ditetapkan.

Di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI Surakarta dalam melaksanakan perencanaan ini dibagi menjadi 2 yaitu jangka pendek dan jangka panjang. (wawancara kepala perpustakaan, 15 Maret 2011).

4.1.1.1. Perencanaan Jangka Pendek

Perencanaan jangka pendek ini dibuat untuk kurang dari 3 tahun. (Wawancara Kepala Perpustakaan, 15 Maret 2011).

Di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI dalam pelaksanaan perencanaan jangka pendek ini dievaluasi setiap tahun sekali. Hal ini dapat dilihat, misalnya automasi dan internet. (Wawancara Kepala Perpustakaan, 15 Maret 2011).

4.1.1.2. Perencanaan Jangka Panjang

Perencanaan jangka panjang adalah suatu perencanaan yang dibuat untuk pelaksanaan kurun waktu lebih dari 3 tahun. (Wawancara Kepala Perpustakaan, 15 Maret 2011).

Di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI dalam pelaksanaan perencanaan jangka panjang ini mempunyai perencanaan untuk menjadikan perpustakaan untuk umum dan pengembangan sumber daya manusianya. Perencanaan di UPT ini menurut penulis harus jelas kegiatannya, pelaksanaanya dan targetnya, bukan hanya jelas secara tertulis. Misalnya perencanaan sumber daya manusia yang mengisi jabatan tertentu. Kebijakan rektor yang terpisah, tanpa mempertimbangkan masukan dari

commit to user

pihak di lapangan akan berakibat fatal. Hal ini dapat dilihat sistem kepegawaian di UPT perpustakaan STIE ATMA BHAKTI yang masih mengisi jabatan lebih dari satu. Hal ini disebabkan oleh sistem yang belum otonomi penuh dalam merencanakan sumber daya manusianya. 4.1.2. Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis. Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan pada setiap karyawan serta penentuan hubungan-hubungan.

“Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang- orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut”. (H. Malayu S.P. Hasibuan. 2005:118)

Pengorganisasian ini merupakan penggambaran pola-pola, skema, bagan yang menunjukkan garis-garis perintah, kedudukan karyawan, hubungan-hubunagan yang ada, dan lain sebainya.

Pengorganisasian di UPT perpustakaan STIE ATMA BHAKTI Kepala berusaha mempersatupadukan orang-orang didalam kerja yang saling berhubungan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersamaan dalam bekerja. Segala sesuatunya yang menyangkut organisasi adalah menjadi tanggung jawab bersama.

Pengorganisasian di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI mempunyai 3 tanggung jawab, yaitu :

1.) Tanggung Jawab Kegiatan Keseluruhan

Tanggung jawab secara keseluruhan dari suatu kegiatan yang ada di UPT Perpustakaan berada dibawah Kepala perpustakaan.

2.) Tanggung Jawab Administrasi

Segala bentuk kegiatan administrasi, baik kepegawaian, absensi pegawai, keuangan, surat menyurat, berada dibawah wewenang Kasubag Tata Usaha. Karena Kasubag Tata Uasaha membantu Kepala dalam bidang administrasi.

3.) Tanggung Jawab Teknis dan Layanan

Segala kegiatan dalam bersifat teknis dan layanan di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI seperti pengadaan, pengolahan, promosi dan lainnya dibawah wewenang koordinator urusan.

Kepala Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI dalam menyampaikan perintah atau lainnya langsung kebawahannya. Koordinator urusan UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI sangat dominan dalam rangka mengkoordinasi stafnya karena seorang koordinator bersentuhan langsung secara tatap muka dengan bawahannya yaitu staf. Sehingga keberhasilan dalam bidang

commit to user

tersebut dapat dilihat dari cara pengorganisasiannya, kebersamaan bawahan dalam bekerja akan sangat mendukung pencapaian tujuan. 4.1.3. Staffing (Kepegawaian)

Staffing (kepegawaian) merupakan cara pengelolaan sistem

sumber daya manusia agar para karyawan dapat dimanfaatkan secara efektif. Penataan staf merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan dengan identifikasi kebutuhan karyawan, penarikan, seleksi, penempatan, pelatihan dan pengembangan, promosi, dan kompensasi karyawan. (Agus Sabardi : 126).

Menurut Siagian dalam M. Sholihin, 2001:52, kepegawaian adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan tenaga kerja.

UPT perpustakaan STIE ATMA BHAKTI terdapat dua kebijakan dalam pengadaan staff yaitu :

1. Kebijakan Rektor

Pengadaan ini diadakan secara rutin setiap tahunnya untuk mengevaluasi staf-staf dan kinerja yang ada di perpustakaan. 2. Kebijakan Kepala

Pengadaan ini diadakan secara insedental dan tergantung pada keperluan di lapangan yang pada biasanya disebut pegawai harian.

4.1.3.1. Pengembangan Staf

Pengenbangan staf ini bertujuan untuk memperbaiki prestasi dan kemampuan kerja pegawai agar dapat

memberikan kinerja yang optimal bagi pencapaian tujuan organisasi.

Pengembangan staf yang dilakukan oleh UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI meliputi :

a). Pengembangan Jangka Pendek

Dalam peningkatan kemampuan staf jangka pendek ini antara lain pelatihan-pelatihan misalnya dalam pelatihan intternet, pelatihan klasifikasi, pelatihan komputerisasi dan sebagainya.

b). Pengembangan Jangka Panjang

Pada pengembangan jangka panjang ini biasanya tugas belajar baik Diploma maupun Sarjana Ilmu Perpustakaan yang dengan jangka waktu 2 – 3 tahun. 4.1.4. Directing (Pengarahan)

Dalam sebuah organisasi pengarahan harus diterapkan agar dalam melaksanakan tugas mampu dilaksanakan sesuai dengan tujuan dalam organisasi. Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan. (H. Malayu S.P. Hasibuan, 2005:41).

Pengarahan pada bawahan yang dilakukan pimpinan merupakan tugas yang wajib diberikan agar dapat secara cepat dalam pencapaian tujuan. Seorang pemimpin dalam memberikan

commit to user

pengarahan dapat berwujud instruksi atau perintah yang bisa berupa instruksi tertulis ataupun lisan.

4.1.4.1. Instruksi Tertulis

Instruksi tertulis adalah suatu instruksi yang berupa catatan tertulis untuk dilaksanakan. (M. Sholihin, 2001:57).

Insrtuksi tertulis lebih tepat untuk : 1.) Pelaksanaan instruksi rumit

2.) Kinerja dan instruksi tersebut dengan membutuhkan bukti tertulis

3.) Untuk mereka (staf) yang bukan merupakan pekerjaan rutin.

4.) Untuk staf yang sudah tua dan pelupa.

Di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI dalam memberikan instruksi manakala terdapat proyek-proyek besar ataupun dalam peneguran terhadap staf yang melanggar kedisiplinan berat. Bila instruksi tahap pertama tidak dihiraukan maka akan di beri instruksi tahap yang kedua, bila tidak berhasil maka diberikan tindakan langsung oleh pimpinan dengan memberi surat teguran atau surat peringatan.

4.1.4.2. Instruksi Secara Lisan

Menurut Syamsi, Ibnu., dalam M. Sholihin, 2001:57, menyatakan bahwaInstruksi secara lisan adalah instruksi

yang diberikan secara langsung dengan lisan berhadap- hadapan.

Instruksi lisan ini lebih tepat untuk : 1.) Pelaksanaan yang sederhana.

2.) Pelaksanaannya tidak perlu bukti tertulis. 3.) Suatu pekerjaan rutin.

4.) Bagi staf yang tidak pelupa.

Di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI dalam memberikan instruksi lisan ini, pimpinan memberikan pengarahan dengan ikut terjun ke lapangan kerja. Misalnya saat pimpinan masuk ke perpustakaan melihat suatu kejanggalan yang dilakukan oleh staf, maka pimpinan mengarahkan langsung kepada staf bahwa yang dilakukanya itu kurang tepat, sehingga pimpinan memberi motivasi langsung agar kesalahan tersebut segera dibenahi sesuai denga prosedur yang ada.

4.1.5. Coordinating (Koordinasi)

Setiap bawahan mengerjakan hanya sebagian dari pekerjaan, karena itu masing-masing pekerjaan bawahan harus disatukan, diintegrasikan, dan diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan. Koordinasi ini merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Karena, tanpa koordinasi tugas dan pekerjaan dari setiap individu karyawan maka tujuan tidak akan tercapai.

commit to user

Menurut E.F.L. Brech dalam H. Malayu S.P. Hasibuan (2005 : 85) menyatakan bahwa :

“Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok pada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu.”

Sedangkan menurut George R. Terry dalam H. Malayu S.P. Hasibuan (2005 : 85-86) menyatakan bahwa :

“Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan”.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulakan bahwa koordinator harus dilakukan oleh setiap manajer. Artinya harus dilakukan oleh setiap orang yang mempunyai bawahan. Koordinasi tidak dapat diperintahkan, dipaksakan, tetapi akan lebih baik dengan cara persuasif (permintaan dan permohonan) kepada bawahan. Karena dengan persuasif akan lebih dihayati dan ditaati oleh bawahan, sebab mereka merasa dihargai dan dihormati. Jadi semua itu dilakukan dengan menggugah perasaanya.

Menurut Muhammad Sholihin (2001:63) menyatakan tata cara mewujudkan koordinasi antara lain :

1). Dilakukan briefing staf untuk memberitahu kebijakan pimpinan. 2). Diselenggarakan rapat staf untuk mengadakan pengecekan

pelaksanaan.

4). Dilakukan kunjungan/inspeksi secara mendadak.

5). Memelihara hubungan dalam berbagai berbagai bentuk demi keserasian kerja.

Secara vertikal, sistem koordinasi yang digunakan di Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI yaitu, di mana Kepala UPT dalam melakukan koordinasi kepada bawahan dengan jalan memberikan perintah langsung atau melalui telepon untuk mengklarifikasi tugas apa yang harus dilaksanakan.

4.1.6. Controling (Pengawasan)

Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang dubutuhkan untuk menjamin agar semua rencana, keputusan dan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan dengan hasil yang baik dan efisien. Oleh karena itu perencanaan dan pengawasan mempunyai hubungan yang snagat erat. Perencanaan dan pengawasan ini ibarat seperti kedua sisi mata yang sama. (Koontz, Harold. C.D’Donnel dalam M. Sholihin 2001:65).

Di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI Surakarta dalam melakukan pengawasan terhadap staf (bawahan) mempunyai tehnik dengan dua cara yaitu :

4.1.6.1. Pengawasan Langsung

Pengawasan langsung yang dilakukan pimpinan di STIE ATMA BHAKTI adalah dengan mengamati lansung keadaan stafnya, sehingga staf dapat dipantau langsung

commit to user

dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan. (Wawancara staf UPT, 15 Maret 2011)

4.1.6.2. Pengawasan Tidak Langsung

Dalam melaksanakan pengawasan secara tidak langsung ini, pimpinan melakukan pengawasan dengan melalui sistem laporan yang diberikan berdasarkan pada wewenangnya dari koordinator urusan dan Kasub. Bag. TU. (Wawancara staf UPT, 15 Maret 2011)

4.1.7. Reporting (Laporan)

Menurut Ibnu Syamsi dalam M. Sholihin (2001:68). Laporan adalah suatu hasil yang telah dilaksanakan untuk diserahkan pada yang berwenang untuk pertanggungjawaban atas tugas yang telah dilimpahkan.

Laporan kerja di UPT Perpusakaan STIE ATMA BHAKTI merupakan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dan direncanakan.

Terdapat 2 macam dalam pembuatan laporan yang ada di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI yaitu :

4.1.7.1. Laporan Tahunan Pimpinan

Laporan tahunan ini dilaporkan setiap 1 tahun sekali kepada Rektor STIE ATMA BHAKTI, mengenai keadaan yang ada dilingkungan perpustakaan baik pegawai, koleksi, anggota maupun kegiatan-kegiatan lain yang telah dilaksanakan selama 1 tahun terakhir yang kemudian di

analisa penambahan dan penyempurnaannya. (Wawancara Kasubag. TU, 17 Maret 2011).

4.1.7.2. Laporan Koordinator Urusan

Laporan ini merupakan laporan intern di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI yang dilaksanakan oleh koordinator urusan untuk dilaporkan kepada UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI yang isinya meliputi presensi pegawai, inventarisasi (buku dan perlengkapan alat kantor yang diperlukan) dan keadaan tertentu disertai kegiatan-kegiatan yang telah dan belum dilaksankan. (Wawancara Kasubag. TU, 17 Maret 2011).

4.1.8. Budgeting (Pendanaan)

Suatu organisasi dalam suatu lembaga tidak akan terlepas dari anggaran dan pendanaan. Tampa adanya hal tersebut maka organisasi akan macet dan tidak berfungsi.

Di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI mendapatkan dana dari beberapa sumber, diantaranya adalah :

4.1.8.1. Daftar Isian Proyek

Dalam hal ini Rektor UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI sangat dominan dalam menentukan kebijakan dana seperti, proyek pengadaan buku dan proyek pembangunan gedung. (Wawancara Kasubag. TU, 17 Maret 2011).

commit to user

4.1.8.2. Daftar Isian Kegiatan

Daftar kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang harus disediakan. Misalnya untuk pembayaran gaji karyawan, pembayaran rekening listrik, telkom, dan sebagainya. (Wawancara Kasubag. TU, 17 Maret 2011). 4.1.8.3. Daftar Isian Kegiatan Suplemen

Daftar isian kegiatan suplemen ini merupakan dana kegiatan tambahan misalnya pembelian AC, rapat-rapat intern perpustakaan dan lain sebagainya. (Wawancara Kasubag. TU, 17 Maret 2011).

4.1.8.4. Dana Intern

Dana intern ini adalah dana yang didapat ari dalam lingkungan UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI. Misalnya uang denda buku, uang potokopi mahasiswa dan uang internet dan lain-lain. Akan tetapi karena pendadaan cukup besar, maka Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI mengajukan proposal terlebih dahulu kepada atasan. Setelah disetujui oleh atasan baru melaksanakan pembelanjakan apa saja yang dibutuhkan.(Wawancara Kasubag. TU, 17 Maret 2011).

BAB V

PENUTUP

Sebagai penutup laporan Tugas Akhir yang dilaksanakan di UPT Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ATMA BHAKTI Surakarta, penulis menyampaikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :

5.1. Kesimpulan

1. Hubungan antar staf dengan atasan selalu menjalin komunikasi yang baik, saling bersatu dan saling membantu dalam pencapaian suatu tujuan yang ada di organisasi perpustakaan.

2. Sumber daya manusia di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI belum semua memiliki kualifikasi sesuai standar nasional perpustakaan.

3. UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI dalam sistem manajemennya cenderung mengikuti teori Luther Gulick, yang merumuskan fungsi manajemen ; perencanaan (planning), organisasian (organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian

(coordinating), pelaporan (reporting), dan anggaran (budgeting).

4. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital (digital library) masih belum dikembangkan.

commit to user

5.2. Saran

Setelah penulis mengambil kesimpulan, maka untuk dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI Surakarta, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Perlu adanya peningkatan sumber daya manusia pada staf perpustakaan, karena untuk kedepannya pustakawan dituntut untuk lebih komunikatif, berkemampuan dalam bidang penelitian berbasis bidang perpustakaan, menguasai TI, dan mampu berbahasa asing. Hal ini sebagai penunjang dalam peningkatan pelayanan pada pengguna.

2. Perlu adanya peningkatan kemampuan staf melalui pelatihan sistem

automasi perpustakaan, digitalisasi perpustakaan atau yang lainnya yang tidak hanya memberikan bekal keterampilan mengoperasikan (operator) sistem automasi perpustakaan, tetapi sampai pada materi tentang konsep sistem automasi perpustakaan.

3. Perlu adanya peningkatan dalam pemanfaatan teknologi yang

memberikan tingkat layanan yang luas dan baik untuk menjawab tuntutan perkembangan / masa depan seperti digital library , pemanfaatan internet yang dapat memudahkan temu kembali bahan pustaka / informasi sehingga menghemat waktu.

4. Perlu adanya pengembangan dalam hal kedisiplinan waktu jam kerja

perpustakaan STIE ATMA BHAKTI harus disesuaikan dengan prosedur yang telah ditetapkan. Apabila ada yang melanggar diharapkan ada

sanksi yang harus dikenakan kepada pelanggar agar tidak terulang kembali kesalahan yang telah dilakukannya dan menyadari bahwa apa yang dilakukannya tersebut adalan pelanggaran dan tidak sepantasnya melanggar peraturan tata tertib yang telah ditetapkan di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI Surakarta.

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

BASUKI, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia.

DARMONO. 2001. Manajemen Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Grasindo.

HADI, Sutrisno. 1989. Metode Research Jilid II. Yogyakarta Andi Offset. HANDOKO, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta : BPFEE.

HASIBUAN, H. Malayu SP. 2005. Manajemen : Dasar, pengertian, danmasalah. Jakarta : Bumi Aksara.

INDRIANTORO, Nur. 1999. Metodologi Penelitian untuk Akutansi dan

Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

LASA HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : Gama Media

LASA HS. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.

LATIEF, Akbar. 2010. Alur Kerja Staf di UPT Perpustakaan Universitas Slamet

Riyadi Surakarta. Program Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

MASSIE, Joseph L. 1985. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Erlangga

NAWAWI, Hadawi. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gajah Mada Universiti Press.

SUMARTI, Murni, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : ANDI OFFSET.

QALYUBI, Syihabuddin. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, fakultas Adab IAIN sunan Kalijaga, Yogyakarta.

SABARDI, Agus. 1997. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

SHOLIHIN, Muhammad. 2001. Manajemen Staf di UPT Perpustakaan IAIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta (Laporan). Prodi Ilmu Perpustakaan dan

SIAGIAN, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

TOYANG, Diana dan Nunung Prajanto. 2007. Pengaruh Kepemimpinan, Kualitas

SDM, dan budaya Organisasi Terhadap Optimalisasi Kinerja Pegawai di Perpustakaan Nasional di Jakarta. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Universitas STIE ATMAH BHAKTI. 2010. Laporan Tahunan Rektor STIE

ATMA BHAKTI . Surakarta : Universitas STIE ATMA BHAKTI

Surakarta.

UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI. 2010. Panduan Perpustakaan

Universitas STIE ATMA BHAKTI. Surakarta : UPT Perpustakaan STIE

Dokumen terkait