• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Tertib Perkuliahan

Dalam dokumen BUKU PANDUAN AKADEMIK (Halaman 35-77)

BAB III : KEGIATAN AKADEMIK

D. KETENTUAN PERKULIAHAN PRAKTIK DAN UJIAN

2. Tata Tertib Perkuliahan

a. Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 80 % (delapan puluh persen) pada UTS dan 80 % pada UAS dari kegiatan kuliah yang secara riil diadakan.

b. Mahasiswa memasuki kelas sebelum perkuliahan dimulai dan dilarang meninggalkan ruangan kecuali atas ijin pengajar;

c. Selama mengikuti perkuliahan, mahasiswa DIII Farmasi harus memakai pakaian seragam yang telah ditentukan sesuai hari dengan atribut lengkap (badge name dan sepatu hitam). Mahasiswa S1 Farmasi harus berpakaian sopan serta tidak menggunakan asesoris dan make-up yang berlebihan;

d. Tidak diperkenankan mewarnai rambut dan bagi mahasiswa laki-laki potongan rambut harus rapi.

d. Mahasiswa wajb mengisi daftar hadir setelah perkuliahan berlangsung selama 15 (lima belas) menit, dilarang mengisi daftar hadir atas nama mahasiswa lain;

e. Jika mahasiswa tidak dapat mengikuti perkuliahan karena alasan tertentu terlebih dahulu harus mengajukan ijin secara tertulis kepada Bagian Pengajaran dan/atau Pembimbing Akademik. Ketidakhadiran karena sakit harus dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter dan diserahkan kepada Bagian Pengajaran dan Akademik

selambat-lambatnya 1 (satu) hari sesudahnya. Ketidakhadiran tanpa keterangan dianggap Alpa / mangkir.

f. Ketidakhadiran karena ijin sebanyak 2 (dua) kali diperhitungkan sebagai satu kali alpa (mangkir). Sedangkan ketidakhadiran karena sakit sebanyak tiga kali diperhitungkan sebagai satu kali alpa (mangkir).

g. Setiap mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan dengan tertib, sopan, tidak membuat gaduh dan tidak menganggu mahasiswa lain;

h. Apabila terjadi ketidakserasian antara pengajar dan mahasiswa tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan materi perkuliahan, hendaknya dilanjutkan pada kesempatan lain agar tidak terjadi ketegangan di dalam kelas;

i. Setiap mahasiswa harus sopan dan menghargai pendapat pengajar maupun mahasiswa lainnya;

j. Setiap mahasiswa dilarang makan di kelas dan merokok di dalam lingkungan kampus;

k. Setiap mahasiswa dilarang mengaktifkan telepon genggam dan menggunakan headset selama perkuliahan berlangsung;

l. Setiap mahasiswa harus memelihara peralatan kelas atau sarana penunjang lainnya, menjaga kebersihan ruangan kelas dan lingkugan kampus.

3. Praktikum (Laboratorium, dan Lahan Praktek) a. Ketentuan Umum

1) Setiap mahasiswa wajib mengikuti praktikum yang dilaksanakan baik di laboratorium atau lahan praktek;

2) Mahasiswa harus sudah siap sebelum kegiatan praktikum dimulai dengan memakai jas laboratorium dan kelengkapan yang telah ditentukan;

3) Keterlambatan mengikuti praktikum selama 15 (lima belas) menit atau lebih maka yang bersangkutan dianggap tidak hadir/alpa;

4) Setiap mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan praktikum ataupun lahan praktik 100 % (seratus persen) kehadiran;

5) Setiap mahasiswa wajib bersikap sopan dan menghargai pembimbing, pengajar maupun mahasiswa lainnya;

6) Bagi mahasiswa yang ingin keluar ruangan atau keluar lahan praktik maka harus meminta ijin kepada pembimbing;

7) Setiap mahasiswa wajib memenuhi target jam praktik sesuai dengan jumah kredit mata ajar yang telah ditetapkan;

8) Mahasiswa wajib memelihara peralatan laboratorium atau sarana penunjang praktikum lainnya dan meminta ijin petugas laboratorium bila membawa alat keluar ruang praktikum;

9) Mahasiswa yang dengan sengaja dan/atau tidak sengaja merusakkan/

menghilangkan peralatan laboratorium maka wajib mengganti dengan barang yang sama atau mengganti kerugian senilai barang tersebut;

10) Setiap mahasiswa wajb memelihara kebersihan ruang laboratorium dan lahan praktik;

11) Setiap peminjaman alat laboratorium untuk penggunaan di lingkungan kampus harus disetujui laboran dan bon peminjaman alat ditandatangani oleh mahasiswa yang bersangkutan;

12) Setiap peminjaman alat laboratorium untuk penggunaan di luar kampus harus disetujui oleh dosen pembimbing dan bon peminjaman alat ditandatangani oleh mahasiswa yang bersangkutan.

b. Ketentuan Khusus selama Praktik Lapangan

1) Tidak diperkenankan memakai perhiasan kecuali cincin kawin dan jam tangan;

2) Tidak menghias diri secara berlebihan;

3) Kuku pendek dan tidak menggunakan pewarna;

4) Setiap mahasiswa wajib memakai seragam yang telah ditentukan beserta atributnya (badge name, sepatu hitam, jas almamater).

5) Setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan pembekalan sebelum melaksanakan kegiatan.

4. Ujian

a. Setiap mahasiswa wajib mengikuti ujian yang diadakan untuk setiap mata ajar yang diikutinya pada waktu yang telah dijadwalkan

b. Syarat peserta ujian:

1) Terdaftar sebagai mahasiwa pada semester berjalan;

2) Memenuhi persyaratan admnistrasi yang telah ditentukan;

3) Memenuhi persyaratan kehadiran sekurang-kurangnya 80 % (mata kuliah teori) kegiatan kuliah yang riil diselenggarakan pada semester berjalan;

4) Untuk praktikum laboratorium dan lapangan kehadiran harus 100% (seratus persen).

c. Bagi mahasiswa yang terlambat kurang dari 15 (lima belas) menit setelah dimulainya ujian, diijinkan mengikuti ujian dengan tidak diberikan penambahan waktu dalam mengerjakan soal ujian.

Sedangkan keterlambatan lebih dari 15 (lima belas) menit tidak diperkenankan mengikuti ujian dan harus melapor kepada panitia ujian;

d. Setiap mahasiswa wajib mengisi daftar hadir yang telah disediakan dan diparaf oleh pengawas ujian;

e. Mahasiswa wajib membawa kartu peserta ujian dan ditandatangani oleh peserta ujian;

f. Mahasiswa DIII Farmasi wajib menggunakan seragam sesuai ketentuan.

Mahasiswa S1 Farmasi wajib menggunakan baju atasan putih dan bawahan hitam;

g. Selama ujian berlangsung, mahasiswa dilarang:

1) Membuat keributan sehingga mengganggu proses ujian;

2) Menyontek dalam bentuk apapun;

3) Membawa soal ujian keluar dari ruang ujian;

4) Menanyakan kejelasan soal atau hal lainnya selain kepada pengawas ujian;

5) Mencatat soal ujian;

7) Mengaktifkan handphone;

8) Meninggalkan ruang ujian sebelum pengawas menerima soal dan lembar jawaban dengan lengkap.

5. Pengulangan Mata Ajar

Bagi mahasiswa yang belum lulus mata ajar tertentu berhak mendapatkan ujian ulangan (remedial) dari dosen pengampu mata kuliah minimal 1 (satu) kali pada semester berjalan.

Apabila dari remedial pertama mahasiswa yang bersangkutan masih belum lulus dan dosen pengampu mata kuliah berkenan untuk memberikan remedial kedua. Maka prosedur remedial tersebut adalah :

- Dosen pengampu mata kuliah membuat pengumuman daftar nama mahasiswa yang belum lulus dan jadwal remidial, serta memberikan daftar tersebut ke bagian akademik.

- Mahasiswa mendaftar untuk mengikuti remedial di bagian akademik.

Pendaftaran remedial akan dikenakan biaya per mata kuliah sebesar Rp.25.000,-.

- Mahasiswa yang tidak mendaftar tidak diperkenankan untuk mengikuti remedial.

Mahasiswa juga dapat mengulang mata kuliah pada semester reguler tahun akademik berikutnya dengan mengikuti ketentuan yang ada.

6. Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh pada saat proses belajar-mengajar.

Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, PKL merupakan aplikasi dari mata ajar Farmasetika, Farmakologi dan ilmu yang terkait, dimana mahasiswa dalam waktu tertentu bersama-sama masyarakat, mengkaji dan menganalisa situasi kesehatan masyarakat, membuat perencanaan tindakan dan mengimplementasikan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan sesuai dengan konsep kefarmasian.

7. Kuliah Kerja Nyata

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 20 ayat 2 dinyatakan:

“Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat”. Pada pasal 24 ayat 2 disebutkan: “Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian masyarakat”.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa, dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. KKN juga merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu dan teknologi, dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja, dan persyaratan tertentu.

Pelaksanaan KKN dikoordinir oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) bekerjasama dengan Prodi S1 Farmasi. Pelaksanaan KKN diatur tersendiri dalam buku pedoman pelaksanaan KKN.

8. Tugas Akhir dan Uji Kompetensi

Pada semester akhir, mahasiswa DIII Farmasi diwajibkan untuk membuat Laporan Tugas Akhir dan mahasiswa S1 Farmasi diwajibkan membuat skripsi. Persyaratan untuk mahasiswa DIII Farmasi telah menyelesaikan semua mata kuliah dan memiliki IPK minimal 2,75. Pada proses penyusunan Laporan Tugas Akhir, mahasiswa akan dievaluasi melalui sidang seminar. Selain itu mahasiswa Diploma III wajib mengikuti uji kompetensi yang diselenggarakan oleh APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia) pada akhir semua proses perkuliahan.

Mahasiswa S1 Farmasi boleh mengusulkan tugas akhir setelah menyelesaikan minimal 80% perkuliahan (setara 116 SKS) dan memiliki IPK minimal 3,00. Proses penyusunan skripsi terdiri atas seminar usul, seminar hasil, dan ujian sarjana komprehensif. Sistem dan tatacara penyusunan skripsi diatur dalam buku pedoman penyusunan skripsi.

E. WISUDA DAN ANGKAT SUMPAH

Wisuda merupakan pengakuan akademik terhadap para lulusan yang telah menyelesaikan pendidikannya. Wisuda diadakan paling sedikit 1 (satu) kali setahun yang diikuti oleh seluruh mahasiswa yang telah mengikuti yudisium.

Bagi mahasiswa prodi DIII yang diwisuda diharuskan mengucapkan sumpah sebagai tenaga kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ketentuan pelaksanaan wisuda sebagai berikut:

a. Kepanitiaan wisuda ditetapkan dalam surat keputusan Ketua

b. Pelaksanaan wisuda mencakup kegiatan-kegiatan penyerahan ijazah (oleh pimpinan Sekolah Tinggi), pelantikan dan pengambilan sumpah oleh pejabat tertentu (Dinas Kesehatan Provinsi) atas nama Menteri Kesehatan;

F. SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB

1. Bagi mahasiswa yang melanggar tata tertib perkuliahan, praktik laboratorium dan praktik lapangan dikenakan sanksi berupa:

a. Teguran atau peringatan lisan atau tertulis;

b. Dikeluarkan dari ruang kelas, laboratorium atau lahan praktik;

c. Dihentikan dari kegiatan praktikum di laboratorium atau lahan praktik;

d. Mengganti peralatan/sarana bila ada kerusakan;

e. Tidak lulus dalam mata ajar terkait;

f. Tidak diperkenankan mengikuti ujian tengah semester maupun akhir semester;

g. Skorsing: tidak boleh mengikuti kegiatan pendidikan selama maksimum dua semester;

h. Dikeluarkan/dicabut haknya sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda.

Jenis sanksi pada point a-d dapat diberikan langsung oleh dosen pengajar atau pembimbing atau pembimbing lahan praktik atau dapat diberlakukan oleh Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.

Sanksi point e-f dapat diberlakukan oleh koordinator dosen mata ajar yang bersangkutan dengan melakukan konsultasi kepada Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Sanksi pada point g-h harus ditetapkkan dengan Keputusan Ketua dengan memperhatikan rekomendasi dalam rapat dewan dosen.

2. Pelanggaran atau perbuatan yang menyebabkan mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti kegiatan pembelajaran antara lain:

a. Tidak menyelesaikan atau tidak memiliki kartu registrasi dan KRS pada waktu yang telah ditentukan;

b. Pada waktu perkuliahan atau pembelajaran tidak menggunakan pakaian yang telah ditentukan;

c. Tidak membawa perlengkapan yang ditentukan saat mengikuti kegiatan pembelajaran.

3. Kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran dan perbuatan yang menyebabkan mahasiswa mendapatkan teguran lisan dan tertulis I s.d III adalah:

a. Tidak memelihara dan menjaga kerapian lingkungan (seperti membuang sampah sembarangan, mencoret-coret dan merusak fasilitas kampus) ;

b. Berlaku kurang atau tidak sopan terhadap tenaga pendidik, tenaga kependidikan, pegawai tempat praktik, sesama mahasiswa atau orang lain;

c. Mengganggu kelancaran dan ketertiban proses belajar-mengajar;

d. Melakukan pelanggaran etika akademik, misalnya terbukti mengerjakan soal mahasiswa yang tidak hadir, terbukti melakukan absensi mahasiswa yang tidak hadir.

e. Melanggar peraturan dan tata tertib tersebut di atas.

Teguran lisan diberikan oleh tenaga pendidik/kependidikan atau tenaga struktural/fungsional akademi langsung kepada mahasiswa yang melanggar. Hal tersebut diinformasikan ke bagian adminstrasi akademik dan kemahasiswaan untuk dibuatkan catatan/arsip.

4. Pelanggaran atau perbuatan yang menyebabkan mahasiswa mendapat teguran tertulis I s.d. III, antara lain:

a. Jumlah jam ketidakhadiran mencapai maksimal 20% (untuk mata kuliah teori) tanpa keterangan;

b. Melalaikan kewajiban administratif pada semester berjalan;

c. Melanggar tata tertib setelah tiga kali teguran lisan;

Sanksi teguran tertulis bersifat akumulatif dan berlaku untuk kurun waktu satu semester. Teguran tertulis dikeluarkan oleh Ketua yang

ditujukan kepada mahasiswa yang bersangkutan dan ditembuskan kepada orangtua/wali, dan dicatat di bagian administrasi akademik dan kemahasiswaan.

5. Skorsing diberikan kepada mahasiswa yang antara lain:

a. Jumlah jam ketidakhadiran mencapai maksimal 50% (lima puluh persen) tanpa keterangan;

b. Melalaikan kewajiban administratif pada semester berjalan (kumulatif);

c. Melakukan pelanggaran hukum dan/atau tindak pidana seperti penyalahgunaan narkotika, zat adiktif lainnya, miras (mabuk di areal kampus), dan sejenisnya;

e. Melakukan pelanggaran etika, moral dan profesi seperti terbukti membawa, menyimpan compact disc/kaset audio/video terlarang;

f. Melakukan pelanggaran etika akademik, misalnya mengerjakan soal mahasiswa yang tidak hadir.

Sebelum dikeluarkan surat skorsing maka terlebih dahulu dilakukan pemanggilan terhadap mahasiswa yang bersangkutan. Dalam pertemuan, penjelasan atas pemanggilan tersebut dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang bersangkutan, disaksikan oleh Pembimbing Akademik (PA) dari mahasiswa tersebut. Berdasarkan berita acara tersebut maka Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan berkoordinasi dengan Ketua dalam menetapkan lamanya masa skorsing. Surat skorsing dikeluarkan oleh Ketua yang ditujukan kepada mahasiswa yang bersangkutan dan ditembuskan kepada orangtua/wali dan diarsip di Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.

6. Apabila setelah skorsing masih tidak ada tanggapan maka dapat dikeluarkan sanksi berupa pemberhentian tetap/pemutusan studi.

Pemutusan studi dapat pula diberikan apabila:

a. Tingkat kelulusan semester I dan semester II kurang dari 60 % (enam puluh prosen) mata ajar semester tersebut;

b. Tidak mengikuti kegiatan pembelajaran tanpa alasan yang dapat dibenarkan pada semester I dan semester II secara berturut-turut;

c. Melalaikan kegiatan administratif selama dua semester berturut-turut atau semester berlainan;

d. Telah melampaui batas masa studi yang diperkenankan;

e. Melakukan pelanggaran hukum, tindak pidana, pencurian baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus;

f. Pelanggaran etika, moral dan profesi termasuk melakukan perkelahian baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus, hamil di luar nikah dan tindakan lain yang merusak atau mencemarkan citra insitusi;

g. Melakukan pelanggaran etika akademik serta melakukan plagiat makalah/ laporan/karya tulis ilmiah atau tugas akhir lainnya.

Dalam proses penerbitan surat pemutusan studi maka terlebih dahulu dilakukan pemanggilan kepada mahasiswa oleh Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan melalui surat panggilan dengan tembusan kepada orang tua/wali mahasiswa yang bersangkutan. Hasil pemanggilan dibuatkan berita acara pemeriksaan yang disaksikan oleh pejabat sutruktural institusi (bagian administrasi akademik dan kemahasiswaan) atau tenaga kependidikan/PA dan ditandatangani oleh seluruh yang hadir.

Selanjutnya dikeluarkan surat pemutusan studi oleh Ketua untuk disampaikan kepada orangtua/wali. Tembusan disampaikan kepada LLDIKTI Wilayah XI.

BAB IV

FASILITAS KEMAHASISWAAN

A. BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Pendahuluan

Pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian termasuk keterampilan serta membantu pengembangan kepribadian peserta didik. Kefarmasian merupakan profesi yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia secara menyeluruh sehingga menjadi seorang tenaga teknis kefarmasian yang professional tidak cukup hanya menguasai ilmu dan ktetrampilan tetapi memerlukan pengembangan pribadi yang matang baik menyelesaikan masalah maupun membina hubungan antarmanusia.

Berdasarkan pengalaman, banyak mahasiswa yang sebenarnya mampu berprestasi lebih baik, akan tetapi karena berbagai faktor, prestasi menjadi tidak optimal bahkan dapat gagal.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan peserta didik antara lain:

a. Berkaitan dengan individu peserta didik:

1) Kesehatan fisik dan mental;

2) Kepribadian.

b. Proses pembelajaran:

1) Program/kurikulum pendidikan;

2) Proses pelaksanaan pembelajaran;

3) Lingkungan tempat belajar;

4) Tenaga pengajar.

c. Penunjang:

1) Kesesuaian arah dan minat;

2) Sosial-ekonomi-budaya.

Untuk membantu mahasiswa mengatasi masalah yang menghambat prestasi mahasiswa maka perlu disediakan wadah khusus yaitu Tim Bimbingan dan Konseling.

2. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling adalah dua pengertian yang berhubungan dengan makna pemberian pertolongan. Bimbingan dapat diberikan kepada mahasiswa atau kelompok mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam pendidikan maupun kesulitan pribadi serta penyesuaian diri dengan masyarakat dan lingkungannya.

Bimbingan adalah bantuan yang dapat diberikan oleh pembimbing akademik kepada para mahasiswa agar mereka dapat mengambil keputusan dan menentukan tujuan hidupnya.

Konseling adalah suatu situasi bantuan penyelesaian masalah yang bersifat terbuka dengan bertemu muka yang diberikan oleh tenaga professional.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan istilah yang berbeda maknanya tetapi berhubungan erat yaitu bantuan kepada mahasiswa atau sekelompok mahasiswa dalam proses perkembangan kearah kedewasaan dan bantuan penyelesaian masalah.

Bimbingan lebih bersifat prefentif sedangkan konseling lebih bersifat akuratif.

3. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling bertujuan agar mahasiswa mampu:

a. Menyelesaikan masalah pribadi secara sehat dan konstruktif b. Menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus

c. Tumbuh dan berkembang dengan optimal

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan bimbingan dan konseling yang ideal telah dikemukakan oleh Pendidikan Tinggi (DIKTI) sebagai berikut:

a. Bimbingan dan pengembangan diri;

b. Bimbingan akademik;

c. Konseling akademik;

d. Konseling pribadi.

5. Organisasi

Alur pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat dilihat pada lampiran 6. Mahasiswa yang memiliki masalah dapat menghubungi PA atau dipanggil oleh PA, dengan sepengetahuan PA maka mahasiswa dapat berkonsultasi kepada Wakil Ketua terkait atau Ketua.

Apabila tidak didapatkan penyelesaian masalah maka dapat diadakan rapat dosen untuk mengambil keputusan. Adapun alur laporan kasus pelanggaran dapat dilihat pada lampiran 7.

Laporan kasus/pelanggaran yang dilakukan mahasiswa:

a. Koordinator mata ajar atau staf akademik lain yang berkepentingan terhadap pelanggaran tersebut mengidentifikasi masalah/pelanggaran yang dilakukan mahasiswa;

b. Hasil identifikasi disampaikan kepada pembimbing akademik baik secara lisan ataupun tulisan;

c. Hasil identifikasi ditembuskan kepada Wakil Ketua bidang terkait dan Ketua;

d. Apabila diperlukan maka dapat dilakukan rapat dosen untuk mengambil keputusan.

6. Peran dan Fungsi Pembimbing Akademik (PA)

a. Memberikan nasehat dan bimbingan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar-mengajar, antara lain dengan:

1) Menyediakan waktu konsultasi yang cukup bagi mahasiswa bimbingannya;

2) Memberikan pengarahan kepada mahasiswa dalam menyusun program dan sistem belajar praktis dan terarah;

3) Membantu mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, baik secara individu maupun berkelompok;

4) Memantau kemajuan studi, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data perkembangan akademik mahasiswa yang dibimbingnya;

5) Merujuk ke dosen mata ajar tertentu apabila mahasiswa yang dibimbing memiliki hambatan belajar di mata ajar tersebut.

Membantu meningkatkan prestasi akademik para mahasiswa yang berada di bawah bimbingannya secara optimal;

6) Memberikan motivasi kepada mahasiswa agar memanfaatkan forum bimbingan akademik untuk mencapai keberhasilan studinya.

b. Membantu menyelesaikan masalah-masalah mahasiswa agar memanfaatkan forum bimbingan akademik untuk mencapai keberhasilan studinya. Bimbingannya baik yang bersifat umum maupun pribadi, antara lain:

1) Membantu mengatasi kesulitan mahasiswa dalam menentukan mata ajar pilihan yang dikehendaki sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan;

2) Membantu menyelesaikan masalah kesulitan belajar dan perencanaan pendidikan;

3) Membantu mencegah timbulnya masalah pada diri mahasiswa yang mengganggu proses kelancaran studinya;

4) Membantu mahasiswa mengatasi masalah pribadi yang sifatnya non akademik seperti masalah pergaulan, konflik dengan teman, keluarga, dan sebagainya;

c. Memberikan bimbingan dalam pengisian KRS serta memberikan informasi mengenai indeks prestasi mahasiswa dan pengaruhnya terhadap penerapan sistem kredit semester yang sangat mempengaruhi kelancaran studinya;

d. Mengevaluasi keberhasilan dan kegunaan program bimbingan.

B. SARANA DAN PRASARANA

Kegiatan perkuliahan diselenggerakan di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, Jl. A.W. Syahranie N0.226 Kelurahan Air Hitam Samarinda. Gedung yang dimiliki terdiri-dari 8 ruang kuliah, Laboratorim I Lab. Kimia Analisis Farmasi, Laboratorium II Lab. Mikrobiologi & Teknologi Farmasi dan Laboratorium III Lab. Fitokimia & Farmakologi, Perpustakaan, Ruang Dosen, Ruang BPM, Ruang LPPM, Ruang Administrasi, Ruang Rapat, Ruang BEM, Ruang UKS, Ruang Yayasan, Toko, Kantin dan Mushola.

C. BEASISWA

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda mempunyai kesempatan untuk mendapatkan beasiswa. Ada dua kategori beasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, yaitu beasiswa yang berasal dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, pihak swasta maupun beasiswa yang berasal dari Pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemeintah Kota serta dari Pemerintah Pusat (Kemenristek DIKTI). Pihak Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda memisahkan antara beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu atau mahasiswa berprestasi. Untuk beasiswa dari Pemerintah, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda membantu menyosialisasikan informasi beasiswa dan menyalurkannya berdasarkan permintaan dan syarat yang diberikan oleh Pemerintah.

BAB V

KODE ETIK MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Ayat 1. Sekolah Tinggi adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda Ayat 2. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda adalah

peserta didik yang terdaftar secara sah pada program akademik yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda.

Ayat 3. Ketua adalah Pimpinan Tertinggi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda. Pimpinan Sekolah Tinggi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua I, Wakil Ketua II dan Wakil Ketua III.

Ayat 4. Pelanggaran kode etik adalah suatu sikap, perkataan dan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda.

Ayat 5. Proses pemeriksaan pelanggaran adalah usaha mencari dan menemukan bukti-bukti, keterangan dan informasi tentang ada atau tidaknya pelangggaran kode etik mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda.

Ayat 6. Penegakan disiplin adalah tindakan yang diberlakukan kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda oleh pimpinan, dosen, karyawan, satpam dan lembaga kedisiplinan mahasiswa.

Ayat 7. Sanksi adalah suatu konsekuensi berupa hukuman atas pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh mahasiswa

Ayat 9. Pembelaan adalah upaya mahasiswa yang disangka melakukan pelanggaran untuk mengajukan alasan-alasan dan menghadirkan

saksi-saksi yang dapat meringankan dan/atau membebaskan dari sanksi.

Ayat 10. Keberatan adalah upaya terakhir mahasiswa terhadap sanksi yang dijatuhkan oleh Pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda.

Ayat 11. Rehabilitasi adalah pemulihan hak-hak mahasiswa yang terkena sanksi.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Ayat 1. Menegakkan dan menjunjung tinggi Tridarma Perguruan Tinggi . Ayat 2. Memberikan landasan dan arahan kepada mahasiswa dalam

bersikap, berkata dan berbuat selama studi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda.

Pasal 3

Ayat 1. Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda.

Ayat 1. Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda.

Dalam dokumen BUKU PANDUAN AKADEMIK (Halaman 35-77)

Dokumen terkait