• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Struktur Populasi

Strain ayam di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari adalah ROSS. Total populasi ayam yang ada di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari pada saat awal pelaksanaan PKL adalah 98.117 ekor yang terbagi menjadi 12 kandang. Struktur populasi ayam dalam masing – masing kandang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Struktur Populasi Ayam Ras Pedaging (Parent Stock) di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari

Kandang Umur (Minggu) Populasi Ayam (Ekor) Female Male 1 57 7309 615 2 56 7091 579 3 56 7665 601 4 56 7091 605 5 56 7536 622 6 56 7411 629 7 55 7729 632 8 55 7959 653 9 55 7829 680 10 55 7621 673 11 55 7546 627 12 55 7799 615 Total 90.586 7.531

8

3.2 Perkandangan

Kandang yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari adalah Closed House System. Closed house merupakan kandang tertutup yang ventilasi udara dalam kandang dapat diatur. Kandang yang digunakan berbentuk Twin. Kandang twin adalah kandang yang terdiri dari dua kandang Single yang dibatasi oleh dinding tembok pada bagian tengah kandang dan kandang twin memiliki satu pintu utama untuk masuk ke dalam area gudang kandang. Luasan kandang single yaitu panjang 120 meter, lebar 12 meter dan tinggi 3,8 meter serta terdapat 4 meter x 12 meter untuk bagian gudang kandang yang terletak pada bagian depan kandang. Kapasitas kandang dengan ukuran tersebut menampung ± 10.000 ekor ayam. Posisi kandang membujur kearah timur – barat, hal ini bertujuan agar ayam tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung. Kandang yang digunakan menggunakan tipe lantai postal dan slat, untuk lantai postal berada ditengah kandang sedangkan lantai slat berada dibagian kiri dan kanan kandang. Fungsi dari lantai slat adalah agar kotoran ayam jatuh ke bawah sehingga pembersihan kotoran ayam hanya dilakukan satu kali selama pemeliharaan yaitu pada saat afkir.

9

10

3.3 Program Pengendalian Penyakit

3.3.1 Biosecurity

Biosekurity berasal dari dua kata yaitu bio(hidup) dan security (pengamanan

atau perlindungan). Atau secara harfiah dapat bermakna pengendalian atau pengamanan terhadap makhluk hidup.

Penerapan Biosecurity di breeding farm dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Biosecurity Berdasarkan Keamanannya

Berdasarkan keamanannya biosecurity dibagi menjadi tiga kelompok yaitu zona merah, zona kuning dan zona hijau. Zona merah merupakan zona yang dianggap zona kotor, Zona kotor merupakan daerah dimana tempat karyawan perusahaan berkumpul sebelum masuk ke daerah sanitasi pertama, di daerah zona merah karyawan memakai pakaian rapi dan bersepatu karena dekat dengan perbatasan antara lingkungan luar farm. Zona merah meliputi pos satpam, area parkir kendaraan, area mess (mess karyawan, supervisior dan manager), kantin.

Kegiatan sanitasi kedua meliputi zona yang berada diantara zona kotor dan zona bersih. Zona kuning dimulai setelah karyawan atau kendaraan yang masuk farm dilakukan desinfeksi, sedangkan untuk barang seperti tas atau buku harus melewati box ultraviolet. Untuk karyawan biosecurity harus melewati shower menggunakan baju jalan berwarna kuning. Sedangkan untuk kendaraan harus melewati ruang penyemprotan agar kendaraan steril. Untuk kendaraan yang diperbolehkan masuk adalah kendaraan tertentu seperti truk pengangkut pakan, truk pengangkut sekam dan truk hatching. Karyawan yang keluar dari ruang sanitasi kedua sudah memakai seragam warna biru kemudian memakai sepatu boot berwarna hijau yang terdapat dipintu keluar ruang sanitasi (zona bersih).

Zona bersih merupakan area yang di anggap aman dari adanya bibit penyakit. Zona bersih atau zona hijau ini dimulai setelah ruang sprayer ke-2 baik bagi karyawan, kendaraan maupun barang-barang sampai area kandang. Zona hijau meliputi setelah shower 2, area perkandangan dan area flock, seragam yang digunakan berwarna abu - abu. Setelah keluar dari ruagng sanitasi ke 2 karyawan

11

mengambil alat pelindung diri (APD) yaitu masker ke ruang laundry kemudian menuju kandang untuk memulai kegiatan.

Berikut ini denah penerapan Biosecurity di PT. Charoen Pokphand Berdasarkan Keamanannya, antara lain:

Gambar 3.2 : Lay Out Biosecurity Berdasarkan Keamanannya

Keterangan :

= Zona Merah No. 1 = Ruang Sprayer

(Shower)

= Zona Kuning No. 2 = Flock

= Zona Hijau No. 3 = Kandang

a. Biosecurity Berdasarkan Objeknya

Berdasarkan objeknya biosecurity dibagi menjadi 5 yaitu:

1. Biosecurity Human (Karyawan)

Biosecurity pada karyawan harus dilakukan sebelum karyawan masuk

kedalam kandang, karyawan harus melewati ruang sprayer/shower agar bibit penyakit yang masih menempel di tubuh karyawan dapat di ditangani (minimalisir). Terdapat dua ruang shower/sprayer di PT. Charoen Pokphand jaya Farm Unit Mekarsari. Tata cara karyawan melakukan biosecurity yaitu pertama karyawan harus melepas baju yang dipakainya, kedua karyawan harus masuk ruang shower/sprayer (desinfeksi), ketiga karyawan harus mandi dan menggunakan sabun/sampoo yang sudah tersedia, keempat karyawan harus menggunakan baju jalan berwarna kuning. Shower satu maupun shower dua tata

1

2

12

caranya sama, yang membedakan adalah baju yang dipakai setelah masuk shower dua adalah berwarna biru keabu-abuan untuk karyawan kandang, baju coklat untuk petugas kebersihan, supir, serta karyawan yang bertugas untuk mengambil telur dari kandang ke gudang dan baju berwarna biru dongker untuk satpam. Desinfektan yang digunakan untuk desinfeksi karyawan adalah bromoquad dengan dosis pemberian sebanyak 1 liter bromoquad dilarutkan 1000 liter air.

Setelah karyawan selesai masuk shower satu dan dua, karyawan menggunakan ciput dan sepatu boot berwarna hijau sebelum masuk kedalam kandang. Setelah sampai didepan kandang sepatu boot dilepas diluar garis kuning yang ada didepan kandang, kemudian memakai sepatu boot berwarna putih sebelum masuk di area dalam kandang, ketika memasuki kandang tangan disemprot dengan alkohol/desinfektan dan kaki dicelupkan pada kapur yang ada di depan pintu masuk kandang.

2. Biosecurity Kendaraan

Biosecurity pada kendaraan harus dilakukan sebelum masuk ke area farm.

Tata cara biosecurity kendaraan adalah kendaraan sebelum masuk harus disemprot secara manual dengan desinfektan pada bagian bawah kendaraan seperti roda, sasis dan bumper kendaraan di luar gerbang farm. Setelah itu, kendaraan masuk ke ruang sprayer khusus kendaraan agar kendaraan terkena desinfeksi yang di lakukan secara otomatis dengan cara menyemprot kendaraan secara keseluruhan pada bagian luar kendaraan (atas dan samping kendaraan). Desinfektan yang digunakan adalah bestaqum dengan dosis pemberian sebanyak 1 liter bromoquad dilarutkan dengan 1000 liter air

3. Biosecurity Barang

Biosecurity pada barang dilakukan menggunakan box ultraviolet. Box

ultraviolet adalah sebuah kotak yang didalamnya terdapat sinar ultraviolet yang dapat mensterilkan barang-barang dari mikroorganisme penyebab penyakit. Barang – barang yang dapat dimasukkan box ultraviolet adalah barang yang tidak tahan air seperti barang – barang elektronik. Barang yang biasanya dibawa di area farm adalah tas, handphone, jam tangan, buku dan dokumen perusahaan. Lama penyinaran barang – barang di box ultaviolet adalah ± 5 menit.

13

4. Biosecurity Area Perkandangan

Biosecurity pada area perkandangan yaitu dimulai dari pembersihan area sekitar kandang (luar kandang) dan bagian dalam kandang. Baik diluar maupun didalam kandang kebersihan harus dijaga agar meminimalisir adanya penyakit yang dapat menyerang ternak. Kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kandang dan lingkungan kandang bersih adalah memotong rumput disekitar kandang, mengeluarkan benda – benda yang menganggu tata laksana didalam kadang, membuang bungkus obat dan vitamin di tempat sampah.

5. Biosecurity Telur

Setelah pengambilan telur selesai telur dilakukan biosecurity dengan cara fumigasi. Telur yang difumigasi adalah telur yang baru saja diambil dari sangkar, jika pengambilan telur dilakukan sebanyak 4 kali maka proses fumigasi juga dilakukan sebanyak 4 kali. Bahan yang digunakan untuk fumigasi adalah formalin 150 ml dan forcent fumigan 75 gram dengan volume ruang fumigasi sebesar 5 m3. Proses fumigasi dilakukan selama ± 10 menit. Tujuan fumigasi adalah membunuh bakteri yang ada atau menempel di kerabang telur.

3.3.2 Pemberian Vitamin dan Obat

Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan, agar ayam bebas dari gangguan penyakit dan dapat berproduksi secara optimal. Ayam yang terserang penyakit tidak akan tumbuh dan atau memproduksi telur secara kemungkinan terjangkitanya dikarenakan oleh system pemeliharaan moderen yang tertutup.oleh karena itu pemberian vitamin, obat dan antibiotika kepada ternak sangat penting dilakukan,

Vitamin dan obat diberikan melalui air minum. Tata cara pemberian vitamin dan obat adalah menyiapkan jumlah air minum sesuai dengan dosis pemberian, jika air minum dalam tandon air kurang maka jumlanya harus ditambah dan jika lebih, air dalam galon dibuang. Sebelum vitamin atau obat dimasukkan dalam tandon, vitamin atau obat dicairkan dulu dalam ember agar homogen, kemudian baru dimasukkan dalam tandon.

14

Pada kandang 8 umur 34 minggu, pemberian obat dilakukan melalui air minum dan cekok. Hal ini dikarenakan ayam dalam keadaan sakit dan ayam tidak mau minum sehingga obat diberikan melalui cekok. Dosis pemberian adalah 2 ml per ekor. Kriteria ayam yang dicekok adalah ayam yang sakitnya parah, ayam yang temboloknya kosong (gk mau makan), ayam yang lemah / lesu dan ayam yang tidak mau minum (tembolok ayam keras).

Pemberian suplement pada periode laying diberikan melalui injek dada ayam (intra muscular). Supplement yang diberikan adalah catosal dan vigantol. Injek catosal dan vigantol dilakukan 2 minggu sekali. Injek catosal dan vigantol hanya dilakukan pada ayam jantan. Tujuan dilakukan injek catosal adalah memperbaiki sistem metabolisme tubuh ayam agar ayam lebih sehat dan tidak merasa lemah atau lesu, sedangkan injek vigantol bertujuan agar ayam menjadi lebihkuat dan bergairah untuk mengawini ayam betina sehingga telur fertil yang dihasilkan lebih banyak. Dosis pemberian baik catosal maupun vigantol adalah 0,4 ml/ekor (double dosiss). Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan di periode laying sehingga program 2 minggu sekali tidak dijalankan sehingga pemberian supplement diberikan double dosis.

3.3.2 Vaksinasi

Vaksinasi adalah memasukkan bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh ternak untuk membentuk antibody. Program vaksinasi yang dilakukan selama praktek kerja lapang adalah vaksin triple yang dilakukan pada umur 35 minggu. Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin ND + IB, ND (Killed) dan AI (Killed). Untuk vaksin ND + IB diaplikasikan melalui tetes mata, vaksin ND Killed di aplikasikan melalui injek dada (intra muscular) dan vaksin AI Killed diaplikasikan melalui subcutan. Tujuan vaksinasi adalah untuk membentuk antibody atau kekebalan tubuh ayam.

15

Berikut ini program vaksinasi yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari yaitu:

Vaksin ND + IB Vaksin ND Killed Vaksin Fowl Pox Gambar 3.3 : Gambar Vaksin ND + IB, Vaksin ND Killed dan Vaksin Folw Pox

Tabel 3.2 Program Vaksinasi di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari

AGE VACCINE APPLICATION VACCINE PRODUCER

1 Day

MD (CVI 988+HVT) +

Bursaplex SC (Hatchery)

Intervet, Fort Dodge + Embrex Livacox Q, Coccivac

(Type D) Spray (Hatchery) Biopram, MDS

IB (H120) Spray (Hatchery) MSD 7 Days ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD Reo (S - 1133) 0.25 ml SC MSD 14

Days AI (Killed) 0.3 ml SC Vaksindo

21 Days ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD ND(Killed) 0.25 ml SC MSD Fowl Pox WW MSD 5 Weeks Coryza (0.5 ml) SC or IM Boehringer IM MSD

Bivalent Reo (Killed)

0,5 ml IO MSD 8 Weeks ND + IB (Lived) IO MSD ND (Killed) 0.5 ml IM MSD AI (Killed) 0.5 ml SC Vaksindo 10 Weeks ILT IN MSD FP + AE WW Boehringer

16

14 Weeks

ND + IB ( Lasota +

Mass-Con) IO Boehringer

ND +IB + EDS (Killed)

0.5 ml IM Boehringer

17 Weeks

Coryza (0.5 ml) IM (Chest) Boehringer

AI (Killed) 0.5 ml SC Vaksindo

20 Weeks

ND + IB (Lived) (

Lasota + Mass-Con) IO Boehringer

ND + IB + G + Reo (Killed) 0.5 ml IM MSD 24 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD AI (Killed) 0,5 ml SC Vaksindo ND (Killed) 0.5 ml IM MSD 29 Weeks ND (Clone 30) DW, IO MSD 36 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD ND (Killed) 0.5 ml IM MSD AI (Killed) 0.5 ml SC Vaksindo 44 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD AI (Killed) 0.5 ml SC Vaksindo 52 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD 60 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD 68 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari (2019)

3.3.3 Pengambilan Sampel Darah

Tujuan dilakukan pengambilan sampel darah adalah untuk mengecek apakah ayam terserang penyakit atau tidak. Pengambilan sampel darah dilakukan pada ayam betina. Pengambilan darah ayam dilakukan dengan cara menusukkan spuit pada pertigaan pembuluh darah ayam yang ada di sayap ayam. Darah yang diambil dan diuji dilaboratorium sebanyak ± 1 ml/ekor (1 sampel) dan satu kandang dibutuhkan 24 sampel.

17

3.3.5 Pengambilan Sampel Kotoran

Tujuan pengambilan sampel kotoran ayam adalah untuk mengetahui dan mengecek ada tidaknya penyakit yang menyerang ayam. Bahan yang digunakan untuk mengambil sampel kotoran adalah susu skim, air, tisu, tongkat dan alkohol.

3.3.6 Penanganan Bangkai Ayam

Bangkai ayam merupakan salah satu limbah yang ada selama pemeliharaan. Bangkai ayam tidak boleh keluar perusahaan (farm) karena dikhawatirkan dapat disalah gunakan oleh masyarakat serta mencegah keluarnya penyakit yang mungkin ada dalam bangkai ayam. Sehingga penanganan bangkai ayam di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari dilakukan dengan cara menyimpannya kemudian difermentasi.

Penanganan bangkai dilakukan oleh anak gudang yang bertugas mengambil dan menghitung jumlah bangkai ayam, statistik yang bertugas mengawasi dan mencatat jumlah bangkai ayam dan satpam yang bertugas mengawasi proses penanganan bangkai dari awal sampai bangkai disimpan pada tempat penyimpanan (disposal).

3.3.7 Penanganan Feses (Kotoran Ayam)

Feses (kotoran ayam) merupakan limbah yang dihasilkan selama pemeliharaan. Selama pemeliharaan feses berada di bawah slat, sebelum ayam di afkir feses ayam tidak akan dikeluarkan dari kandang, karena akan menganggu ayam dan membuat ayam menjadi stress. Penanganan feses yang dilakukan selama pemeliharaan adalah menaburi kotoran ayam menggunakan kapur dan mengobati larva lalat (antrex).

Pengapuran kotoran ayam dilakukan apabila kotoran ayam basah akibat kebocoran nipple atau akibat wet dropping. Pengapuran dilakukan dengan cara membuka slat, kemudian menaburi kotoran ayam yang basah menggunakan kapur. Tujuan pengapuran kotoran adalah agar bau amoniak tidak terlalu menyengat, jika bau amoniak tinggi dapat menyebabkan ayam stress dan bahkan

18

dapat menyebabkan terserang penyakit pernafasan. Bukan hanya ayam, amoniak yang tinggi dapat menyebabkan mata manusia pedih hingga iritasi.

Mengobati larva lalat (antrex) dilakukan apabila kotoran ayam basah. Tanda – tanda kotoran ayam dikatakan basah adalah kotoran berwarna hijau atau keabu-abuan. Tujuan dilakukan antrex yaitu (1) membunuh larva lalat atau menghentikan lalat sebelum bisa terbang dan menjadi lalat dewasa. (2) lalat dewasa tidak mau hinggap diatas kotoran dan jika lalat hinggap akan terkena residu kemudian lalat akan mati. (3) Kotoran ayam yang basah akan cepat kering. Mengobati larva lalat dilakukan dengan cara menaburkan antrex berupa butiran pada kotoran ayam yang basah yang ada dibawah slat. Dosis pemberian antrex yaitu 400 gram antrex untuk luasan 20 m2.

3.4 Manajemen Pakan

3.4.1 Pakan

Pakan yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit Mekarsari pada periode produksi (laying) adalah pakan dengan kode CP 534 – 3R. Bentuk pakan yang digunakan baik pakan ayam jantan maupun pakan ayam betina adalah berbentuk crumble (butiran). Bahan-bahan yang dipakai : Jagung, dedak, bungkil kedelai, pecahan gandum, tepung daun, calcium, phosphorus, vitamin, trace mineral dan anti oksidan. Berikut ini kandungan nutrisi pakan yang diberikan pada ayam fase laying yaitu:

Tabel 3.3 Kandungan Nutrisi Pakan Periode Laying

Analisa Pakan Male (CP 53 – 3R) Pakan Female (CP 534 -3R)

Kadar Air (%) Max 13 Max 13

Protein (%) Min 16 Min 16

Lemak (%) Min 3 Min 3

Serat (%) Max 6 Max 6

Abu (%) Max 12 Max 12

19

Phospor (%) Min 0,6 Min 0,6

Aflatoxin (ppb) Max 40 ppb Max 40 ppb

M. E (Kcal/kg) 2800 – 2825 2800 – 2825

Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia (2019)

3.4.2 Kebutuhan Pakan (Point Feed)

Kebutuhan pakan (Point Feed) yang ada di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari ditentukan setiap satu minggu sekali. Point feed ditentukan berdasarkan body weight. Kebutuhan pakan (point feed) di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kebutuhan Pakan (Point Feed) Di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari

Umur (Minggu)

Point Feed (gram/ekor/hari) Strain ROSS Kandang 8 Female Male 50 158,78 163,03 51 175,98 162,76 52 157,69 164,46 53 157,46 163,72

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari

3.4.2 Tempat Pakan

Terdapat dua jenis pakan yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari yaitu tempat pakan ayam betina (Feeder Trought) dan tempat pakan ayam jantan (Pan Feeder). Feeder trought terdiri dari beberapa komponen yaitu trought, box pakan, motor penggerak, grill, dan chain. Trought merupakan tempat pakan betina yang mengelilingi kandang dari depan kandang hingga belakang kandang, trought merupakan tempat dimana ayam betina makan. Didalam trought terdapat chain atau rantai yang berfungsi membawa pakan dari box pakan ke trought, chain digerakkan oleh motor penggerak. Sedangkan diatas trought terdapat grill, grill merupakan sekat pembatas yang menutupi trought, tujuan digunakan grill adalah agar ayam jantan tidak mencuri pakan ayam betina.

20

Box pakan adalah tempat menyimpan pakan sementara sebelum pakan diberikan kepada ternak (ayam betina). Jumlah box pakan dalam kandang sebanyak 18 buah dengan kapasitas perbox pakan adalah ± 75 kg, jarak antar box pakan adalah 40 meter dalam satu jalur trought sehingga terdapat 6 buah box pakan dalam satu jalur trought.

Dalam satu kandang terdapat 3 jalur trought yaitu jalur panjang, jalur tengah dan jalur pendek. Jalur panjang dan pendek saat pemutaran pakan mengarah ke depan kandang sedangkan jalur tengah mengarah ke belakang kandang. Tujuan dari arah putaran pakan yang berbeda adalah ayam cenderung lari saat pemutaran pakan, sehingga dengan arah yang berbeda ayam dapat tersebar atau tidak menumpuk pada satu titik dan ayam memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pakan. Panjang feeder trought dalam satu kandang adalah jalur panjang sebesar ± 131,52 meter, jalur tengah ± 127,57 meter dan jalur pendek ± 126,06 meter. Feeder space tempat pakan betina sebesar 18 cm/ekor. Jika terdapat satu meter feeder trought maka dapat menampung ayam sebanyak 11 ekor ayam.

Tempat pakan jantan (Pan Feeder) terdiri dari beberpa komponen yaitu

panfeeder, motor penggerak dan panel. Pan feeder merupakan tempat pakan ayam

jantan yang berbentuk bulat. Motor penggerak berfungsi menurunkan atau menaikkan pan feeder saat pemberian pakan, sedangkan panel berfungsi sebagai pengatur on atau off saat menurunkan atau menaikkan pakan. Ketinggian pan

feeder saat diturunkan dari atas litter adalah ± 55 cm atau sejajar dengan tembolok

ayam jantan, hal ini bertujuan agar ayam betina tidak ikut makan jatah ayam jantan.

3.4.4 Penyimpanan Pakan

Penyimpanan pakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit Mekarsari dibagi menjadi dua yaitu penyimpanan pakan di gudang pakan utama dan penyimpanan pakan di gudang kandang.

Sistem penyimpanan pakan baik di gudang pakan maupun gudang kandang menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Penyimpanan pakan sistem FIFO artinya pakan yang datang pertama dalam gudang maka pakan tersebut yang harus

21

dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas pakan, jika pakan terlalu lama disimpan dan pada ruang penyimpana kelembabannya tinggi maka dapat menyebabkan pakan berjamur sehingga kualitas pakan menurun.

3.4.5 Cara Pemberian Pakan

Pemberian pakan pada ayam parent stock periode laying sehari 1 kali dengan menggunakan metode restrictedfeeding. Metode restrictedfeeding adalah pemberian pakan yang dibatasi dan disesuaikan dengan body weight, point feed serta produksi telur.

Cara pemberian pakan periode laying di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari baik ayam betina maupun ayam jantan diberikan secara semi otomatis. Semi otomatis yang dimaksud adalah pemberian pakan masih menggunakan tenaga manusia. Distribusi pakan ayam betina dimulai dari pakan dipanggul oleh anak kandang dan ditempatkan di troly, kemudian troly yang berisi pakan di dorong ke dalam kandang, selanjutnya pakan di panggul lagi oleh anak kandang dan pakan dituang atau dimasukkan pada box pakan sesuai dengan kebutuhan. Besok paginya pakan baru diberikan pada ayam betina. Frekuensi pemberian pakan dilakukan satu kali pada pagi hari pukul 05.00 wib.

Pada pemeliharaan ayam parent stock di PT. Charoen Pokphand jaya Farm Unit Mekarsari pemberian air minum diberikan secara ad-libitum. Tempat minum yang digunakan adalah tempat minum otomatis (nipple drinker). Didalam kandang terdapat tiga jalur nipple. Panjangnya satu jalur nipple dalam satu kandang sebesar 11.636 cm dan jarak antara puting nipple sebesar 33 cm sehingga dalam satu jalur nipple terdapat 352,6 puting nipple dan jika dikalikan dengan tiga jalur maka dalam satu kandang terdapat 1.057,8 puting nipple. Ketingginan puting nipple dari atas slat adalah 46 cm, ketinggian nipple drinker tergantung dari ketinggian ayam (saat ayam minum dan menjangkau puting nipple posisinya membentuk sudut 45o). Kapasitas tampung puting nipple adalah 8 – 10 ekor/puting nipple.

22

3.5 Seleksi dan Culling

Kegiatan seleksi dan culling dilakukan secara bersamaan dan dilakukan setiap hari. Seleksi adalah memilih ayam yang memiliki kriteria yaitu sehat, berdiri tegak (ayam pejantan), bulu ekor keatas atau berdiri, kaki tidak cacat atau pincang, tidak lemah atau lesu dan lain-lain. Sedangkan Culling adalah memilih ayam yang memiliki kriteria yaitu lemah atau lesu, ayam sakit, kaki pincang atau cacat, jengger berwarna biru, ayam kurus dan lain sebagainya.

Kegiatan seleksi dan culling dilakukan dari pen satu sampai pen enam. Jika ditemukan ayam jantan yang memiliki kriteria sakit, kakinya luka atau pincang, lemah atau lesu dan jenggernya berwarna biru, maka ayam tersebut harus diambil dan dipindahkan ke pen isolasi. Ayam jantan yang sudah diambil tersebut harus

Dokumen terkait