• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PEMELIHARAAN PEMBIBITAN BROILER FASE LAYING (KESEHATAN) DI PT. CHAROEN POKHPAND UNIT MEKARSARI, SUKABUMI LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PEMELIHARAAN PEMBIBITAN BROILER FASE LAYING (KESEHATAN) DI PT. CHAROEN POKHPAND UNIT MEKARSARI, SUKABUMI LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PEMELIHARAAN PEMBIBITAN BROILER

FASE LAYING (KESEHATAN) DI PT. CHAROEN

POKHPAND UNIT MEKARSARI, SUKABUMI

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANG

(PKL)

Oleh

Bagas Aji Nugraha

C41161865

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS UNGGAS

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2021

(2)

ii

MANAJEMEN PEMELIHARAAN PEMBIBITAN BROILER

FASE LAYING (KESEHATAN) DI PT. CHAROEN

POKHPAND UNIT MEKARSARI, SUKABUMI

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Peternakan (S.Tr. Pt) di Program Studi Manajemen Bisnis Unggas Jurusan Peternakan

Oleh

Bagas Aji Nugraha

C41161865

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS UNGGAS

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2021

(3)

iii

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN PEMELIHARAAN PEMBIBITAN BROILER

FASE LAYING (KESEHATAN) DI PT. CHAROEN

POKHPAND UNIT MEKARSARI, SUKABUMI

Bagas Aji Nugraha

C41161865

Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang dan dinyatakan lulus Tim Penilai :

Koordinator PKL, Dosen Pembimbing Utama

Ir. Budi Prasetyo, S.Pt., M.P., IPM. Ir. Budi Prasetyo, S.Pt., M.P., IPM.

NIP. 197106212001121001 NIP. 197106212001121001

Mengesahkan, Ketua Jurusan Peternakan

Dr. Ir. Hariadi Subagja, S.Pt., M.P., IPM.

(4)

iv

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang berjudul “Manajemen kesehatan Broiler Fase Laying Di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari, Sukabumi.

Laporan ini disusun sebagai salah satu bentuk terselesaikannya PKL dan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Politeknik Negeri Jember, Jurusan Peternakan, Progam Studi Manajemen Bisnis Unggas. Penulis berharap laporan ini dapat menjadi bukti pertanggungjawaban dari pelaksanaan PKL yang sudah dilaksanakan dan dapat menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Direktur Politeknik Negeri Jember.

2. Ketua Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember

3. Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Unggas Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember

4. Ir. Budi Prasetyo, S.Pt,MP. IPM selaku koordinator Praktik Kerja Lapang (PKL).

5. Ir. Budi Prasetyo, S.Pt, MP. IPM selaku Dosen Pembimbing. 6. Drh. Dharwin S, M.Kes selaku sekertaris

7. Agus Hadi Prayitno, S.Pt, M.Sc selaku anggota.

8. Dwi Anang Prasetyo S.Pt selaku Manager di PT CHAROEN POKPHAND

UNIT 6 MEKARSARI, SUKABUMI.

9. Henggar Praditya S.Pt selaku pembimbing lapang di PT CHAROEN

(5)

v DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN……….. ii PRAKATA ... ii DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

RINGKASAN ... x

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 3

1.2.1 Tujuan Umum PKL ... 3

1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja ... 4

1.4 Metode Pelaksanaan ... 4

BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 5

2.1 Sejarah Perusahaan ... 5

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 5

2.3 Kondisi Lingkungan ... 6

2.3.1 Kondisi Lingkungan Fisik ... 6

2.3.2 Kondisi Lingkungan Non Fisik ... 6

(6)

vi

3.1 Struktur Populasi ... 7

3.2 Perkandangan ... 8

3.3 Program Pengendalian Penyakit ... 10

3.3.1 Biosecurity ... 10

3.3.2 Pemberian Vitamin dan Obat ... 13

3.3.3 Vaksinasi ... 14

3.3.4 Pengambilan Sampel Darah ... 16

3.3.5 Pengambilan Sampel Kotoran ... 17

3.3.6 Penanganan Bangkai Ayam ... 17

3.3.7 Penanganan Feses (Kotoran Ayam) ... 17

3.4 Manajemen Pakan ... 18

3.4.1 Pakan ... 18

3.4.2 Kebutuhan Pakan (Point Feed) ... 19

3.4.3 Tempat Pakan ... 19

3.4.4 Penyimpanan Pakan ... 20

3.4.5 Cara Pemberian Pakan ... 21

3.5 Manajemen Air Minum ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Seleksi dan Culling ... 22

3.7 Perataan Ayam Jantan ... 22

3.8 Mengontrol Body Weight ... 23

3.9 Produksi Telur ... 23

BAB 4. PEMBAHASAN ... 27

(7)

vii

4.2 Vaksinasi ... 30

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

5.1 Kesimpulan ... 31

5.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman 3.1 Struktur Populasi) di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari ... 7 3.3 Kandungan Nutrisi Pakan Periode Laying ... 15 3.4 Kebutuhan Pakan (Point Feed) Di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm

Mekarsari ... 20 3.5 Body Weight Ayam Parent Stock di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm

Mekarsari ... 26 3.6 Grade Telur Tetas di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari ... 27

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman 3.1 Kandang Twin di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari ... 9 3.2 Lay Out Biosecurity Berdasarkan Keamanannya ... 11 3.3 Gambar Vaksin ND + IB, Vaksin ND Killed dan Vaksin Folw Pox ... 15

(10)

x

RINGKASAN

Tata Laksana Pemeliharaan Pembibitan Broiler Fase Laying (Manajemen Kesehatan) Di Pt. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari, Sukabumi. Bagas Aji Nugraha C41161865, Manajemen Bisnis

Unggas, Politeknik Negeri Jember, Ir. Budi Prasetyo, S.Pt, MP, IPM (Pembimbing).

Pemeliharaan dalam peternakan khususnya produksi ayam parent stock

broiler menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan dengan

manajemen yang benar dari fase starter, grower, hingga layer. Hasil dari pemeliharaan ayam parent stock broiler tersebut nantinya akan ditetaskan dan dipelihara oleh peternak secara komersial. Pemeliharaan broiler komersial dilakukan dengan manajemen yang benar dari fase starter hingga finisher.

Praktik Kerja Lapang (PKL) ini adalah melatih mahasiswa mengerjakan pekerjaan lapangan dan melakukan serangkaian keterampilan di bidang

breeding dan pemeliharaan broiler komersial, dan melatih mahasiswa berfikir

kritis dan menggunakan daya nalarnya dengan memberi komentar logis terhadap kegiatan di breeding farm dan pemeliharaan broiler komersial dalam bentuk laporan kegiatan. Praktik Kerja Lapang dilakukan selama 3 bulan, di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari Sukabumi Jawa Barat

Hasil Praktik Kerja Lapang dilaksanakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari Sukabumi. Di mulai pada tanggal 6 maret 2020 sampai 19 maret 2020. Kandang bersistem closed house merupakan metode pemeliharaan yang diterapkan dengan jumlah seluruh 6 bangunan yang terdiri dari 12 kandang. Kegiatan pemeliharaan parent stock ayam ras pedaging fase layer meliputi biosecurity (sanitasi orang, sanitasi telur, sanitasi barang, sanitasi kendaraan, sanitasi areal perkandangan), penanganan kesehatan (pemberian vaksin, antibiotik dan vitamin).

(11)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Komoditi peternakan unggas di Indonesia saat ini mulai berkembang sangat pesat dengan baik. Kemajuan perusahaan unggas di Indonesia ini terbukti dengan berdirinya perusahaan peternakan unggas modern, baik itu dalam pemeliharaan ternak, produksi pakan unggas, maupun dalam bidang breeding. Meningkatnya kemajuan peternakan unggas di Indonesia merupakan peluang yang sangat baik bagi perusahaan pembibitan karena tanpa adanya produksi DOC dari suatu perusahaan pembibitan, maka peternak akan kesulitan dalam menjalakan usahanya. Produksi sebuah perusahaan peternakan sangat berhubungan dengan kualitas dan kuantitas bibit ayam yang digunakan. Bibit yang baik dapat diperoleh dari perusahaan pembibitan (breeding farm) yang memiliki prinsip dan manajemen yang benar.

Peternakan pembibitan selalu berusaha untuk menghasilkan telur fertile dengan daya tetas yang tinggi. Produksi yang baik dengan fertile serta daya tetas yang tinggi dihasilkan dari pemeliharaan yang baik. Terutama pada masa starter. Manajemen pada masa starter akan mempengaruhi fase – fase pada berikutnya yaitu fase growing dan laying.

Keberhasilan dalam berternak broiler dapat ditentukan oleh bibit, pakan serta manajemen. Tiga aspek tersebut sangat berpengaruh dalam keberlangsungan berternak broiler. Ketersediaan diperoleh dari usaha pembibitan atau hatchery dan

breeding. Usaha pemeliharaan terbagi dari usaha pure line, greet grand parent stock, grand parent stock, parent stock.

Usaha pemeliharaan parent stock broiler merupakan pemeliharaan broiler dengan tujuan untuk menghasilkan telur tetas yang fertile dan menjaga DOC yang nantinya akan ditetaskan di hatchery sehingga dapat menghasilkan bibit yang berkualitas. Sedangakan untuk pemeliharan parent stock terbagi atas tiga fase

(12)

2

yakni fase brooding, growing, dan laying. Keberhasilan dalam dalam pemeliharan parent stock broiler dipengaruhi oleh manajemen yang baik dari fase brooding hingga laying.

Berkebangnya teknologi sangat mendukung dalam keberlangsungan pemeliharaan parent stock broiler sehingga dapat menjaga kelangsungan usaha pembibitan dalam memenuhi kebutuhan DOC. Teknologi yang berkembang yaitu system perkandangan, manajemen pemberian pakan dan minum, manajemen kesehatan, serta didukung oleh pekerja yang terampil. System perkandangan yang digunakan dalam pemeliharaan parent stock broiler adalah kandang tertutup atau

closed house. Menurut Cahyono (200) kandang dengan system closed house dapat

menjamin keamanan biologis pada ayam seperti, kontak dengan organisme, terdapat system ventilasi yang baik sehingga membuat suhu didalam kadang lebih rendah daripada suhu diluar kandan,kelembapan,kecepatan angin dan cahaya didalam kandang dapat diatur sehingga dapat menciptakan kondisi yang nyaman bagi ayam dan dapat menghindari stress pada ayam.

PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Unit Mekarsari Sukabumi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang pembibitan dengan komoditi

broiler yang menggunakan system kandang tertutup atau closed house. Manajemen

pemeliharaan fase laying harus dilakukan dengan benar sesuai Standart

Operational Procedure (SOP) yang sudah ditetapkan pada perusahaan. SOP

tersebut mewajibkan setiap individu untuk dapat melaksanakan pemeliharaan dengan baik dan benar mulai dari manajemen perkandangan, pemberian pakan, pencahayaan, kesehatan, dan biosecurity, dan juga dapat menghindari dari kerusakan peralatan serta keselamatan dalam bekerja. Semua itu dilakukan agar bertujuan memperoleh produksi telur yang tinggi dan fertile sesuai dengan target produksi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis memuat judul Praktek Kerja Lapang dengan “Manajemen Kesehatan parent stock fase laying di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari Sukabumi”.

(13)

3

1.2

Tujuan dan Manfaat

1.2.1

Tujuan Umum PKL

Setelah melakukan Praktek Kerja Lapang mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami manajemen pemeliharaan parent stock broiler fase laying 2. Memahami manajemen perkandangan parent stock broiler fase laying. 3. Memahami manajemen pengendalian penyakit parent stock broiler fase

laying.

4. Memahami manajemen pemberian pakan dan minum parent stock

broiler fase laying.

5. Memahami program pencahayaan parent stock broiler fase laying. 6. Memahami penanganan telur tetas parent stock broiler fase laying.

Setelah melakukan Praktek Kerja Lapang mahasiswa diharapkan mampu: 1. Mahasiswa dapat memahami manajemen pemeliharaan parent stock

broiler fase laying.

2. Mahasiswa dapat memahami manajemen perkandangan parent stock broiler fase laying

3. Mahasiswa dapat memahami manajemen pemeberian pakan dan minum

parent stock broiler fase laying.

4. Mahasiswa dapat memahami program pencahayaan parent stock broiler

fase laying.

5. Mahasiswa dapat memahami penanganan telur tetas parent stock broiler fase

laying.

Manfaat kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah:

1. Terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan dan melakukan serangkaian keterampilan dibidang pembibitan.

(14)

4

2. Meningkatkan keterampilan dang ilmu pengetahuan dalam setiap kegiatan yang dilakukan pada usaha pembibitan.

3. Menumbuhkan sikap kerja berkarakter dan penuh dengan kedisiplinan. 1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja

a. Lokasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT.

Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari Sukabumi Jl. Caringin Nangkadua, Mekarsari, Nyalindung Sukabumi Jawa Barat.

b. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari Jl. Caringin Nangkadua, Mekarsari, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat selama 10 hari dimulai pada Tanggal 9 Maret 2020 sampai dengan 18 Maret 2020.

1.4 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan PKL adalah dengan partisipasi aktif dengan melakukan kegiatan rutin yang ditetapkan perusahaan dan melakukan pencatatan data di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari Sukabumi. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara langsung dengan karyawan maupun staff perusahaan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Data skunder diperoleh dari catatan perusahaan. Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis secara deskriktif dan dibandingkan dengan pustaka, kemudian disusun menjadi sebuah Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL).

(15)

5

BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Charoend pokphand merupakan perusahaan asal Thailand yang pertama kali berdiri di Bangkok tahun 1921 dan berkembang di Hongkong serta di Indonesia berdiri pada tahun 1972.

PT. Charoend pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari dulunya merupakan PT. Cipendawa yang dibeli oleh PT. Charoend pokphand Jaya Farm pada tahun 2011. PT. Cipendawa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang breeding ayam pedaging. Pada tahun 2017 PT. Charoend pokphand Jaya Farm merenovasi seluruh bangunan kandang sesuai dengan standart perusahaanya. Kandang dibuat close

house dengan menggunakan dua lantai agar lebih efisien penggunaan lahanya. PT.

Charoend pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari bergerak dibidang pembibitan (breeding) ayam pedaging. Perusahaan tersebut memeiliki luas area 5,5 hektar dengan 12 kandang tipe tertutup (Close House) yang terbagi dalam 2 flock. Fasilitas lain pada perusahaantersebut yaitu kantor, gudang pakan, gudang sekam,

washer room, biosecurity mess karyawan, mess staff, dan pos security.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Jumlah karyawan PT. Charoend pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari berkisar 40 orang. Karyawan di perusahaan tersebut terdiri atas manager, seorang dokter hewan, 2 orang supervisor, seorang foreman, seorang PGA, seorang statistic, teknisi, 2 orang washer 2 orang chieflock dan 24 sebagai caretaker. Setiap

flock terdiri dari 1 orang supervisor, 1 orang chiflock, 3 orang pengganti libur dan

(16)

6

2.3 Kondisi Lingkungan

2.3.1 Kondisi Lingkungan Fisik

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari Sukabumi berlokasi di Kampung Caringin RT 01 RW 07, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.memiliki lahan seluas 5,5 Ha. Lokasi

farm berada di ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata

adalah 27ºC. Farm memiliki 12 kandang dengan sistem closed house, dengan batas tanah sebelah utara perbukitan, sebelah timur persawahan, sebelah selatan pemukiman dan sebelah barat perbukitan.

2.3.2 Kondisi Lingkungan Non Fisik

Masyarakat yang tinggal di sekitar PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari, Sukabumi beragama islam dengan mata pencaharian sebagai petani,

(17)

7

BAB 3. TATALAKSANA PERUSAHAAN LOKASI PKL

3.1 Struktur Populasi

Strain ayam di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari adalah ROSS. Total populasi ayam yang ada di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari pada saat awal pelaksanaan PKL adalah 98.117 ekor yang terbagi menjadi 12 kandang. Struktur populasi ayam dalam masing – masing kandang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Struktur Populasi Ayam Ras Pedaging (Parent Stock) di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari

Kandang Umur (Minggu) Populasi Ayam (Ekor) Female Male 1 57 7309 615 2 56 7091 579 3 56 7665 601 4 56 7091 605 5 56 7536 622 6 56 7411 629 7 55 7729 632 8 55 7959 653 9 55 7829 680 10 55 7621 673 11 55 7546 627 12 55 7799 615 Total 90.586 7.531

(18)

8

3.2 Perkandangan

Kandang yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari adalah Closed House System. Closed house merupakan kandang tertutup yang ventilasi udara dalam kandang dapat diatur. Kandang yang digunakan berbentuk Twin. Kandang twin adalah kandang yang terdiri dari dua kandang Single yang dibatasi oleh dinding tembok pada bagian tengah kandang dan kandang twin memiliki satu pintu utama untuk masuk ke dalam area gudang kandang. Luasan kandang single yaitu panjang 120 meter, lebar 12 meter dan tinggi 3,8 meter serta terdapat 4 meter x 12 meter untuk bagian gudang kandang yang terletak pada bagian depan kandang. Kapasitas kandang dengan ukuran tersebut menampung ± 10.000 ekor ayam. Posisi kandang membujur kearah timur – barat, hal ini bertujuan agar ayam tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung. Kandang yang digunakan menggunakan tipe lantai postal dan slat, untuk lantai postal berada ditengah kandang sedangkan lantai slat berada dibagian kiri dan kanan kandang. Fungsi dari lantai slat adalah agar kotoran ayam jatuh ke bawah sehingga pembersihan kotoran ayam hanya dilakukan satu kali selama pemeliharaan yaitu pada saat afkir.

(19)

9

(20)

10

3.3 Program Pengendalian Penyakit

3.3.1 Biosecurity

Biosekurity berasal dari dua kata yaitu bio(hidup) dan security (pengamanan

atau perlindungan). Atau secara harfiah dapat bermakna pengendalian atau pengamanan terhadap makhluk hidup.

Penerapan Biosecurity di breeding farm dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Biosecurity Berdasarkan Keamanannya

Berdasarkan keamanannya biosecurity dibagi menjadi tiga kelompok yaitu zona merah, zona kuning dan zona hijau. Zona merah merupakan zona yang dianggap zona kotor, Zona kotor merupakan daerah dimana tempat karyawan perusahaan berkumpul sebelum masuk ke daerah sanitasi pertama, di daerah zona merah karyawan memakai pakaian rapi dan bersepatu karena dekat dengan perbatasan antara lingkungan luar farm. Zona merah meliputi pos satpam, area parkir kendaraan, area mess (mess karyawan, supervisior dan manager), kantin.

Kegiatan sanitasi kedua meliputi zona yang berada diantara zona kotor dan zona bersih. Zona kuning dimulai setelah karyawan atau kendaraan yang masuk farm dilakukan desinfeksi, sedangkan untuk barang seperti tas atau buku harus melewati box ultraviolet. Untuk karyawan biosecurity harus melewati shower menggunakan baju jalan berwarna kuning. Sedangkan untuk kendaraan harus melewati ruang penyemprotan agar kendaraan steril. Untuk kendaraan yang diperbolehkan masuk adalah kendaraan tertentu seperti truk pengangkut pakan, truk pengangkut sekam dan truk hatching. Karyawan yang keluar dari ruang sanitasi kedua sudah memakai seragam warna biru kemudian memakai sepatu boot berwarna hijau yang terdapat dipintu keluar ruang sanitasi (zona bersih).

Zona bersih merupakan area yang di anggap aman dari adanya bibit penyakit. Zona bersih atau zona hijau ini dimulai setelah ruang sprayer ke-2 baik bagi karyawan, kendaraan maupun barang-barang sampai area kandang. Zona hijau meliputi setelah shower 2, area perkandangan dan area flock, seragam yang digunakan berwarna abu - abu. Setelah keluar dari ruagng sanitasi ke 2 karyawan

(21)

11

mengambil alat pelindung diri (APD) yaitu masker ke ruang laundry kemudian menuju kandang untuk memulai kegiatan.

Berikut ini denah penerapan Biosecurity di PT. Charoen Pokphand Berdasarkan Keamanannya, antara lain:

Gambar 3.2 : Lay Out Biosecurity Berdasarkan Keamanannya

Keterangan :

= Zona Merah No. 1 = Ruang Sprayer

(Shower)

= Zona Kuning No. 2 = Flock

= Zona Hijau No. 3 = Kandang

a. Biosecurity Berdasarkan Objeknya

Berdasarkan objeknya biosecurity dibagi menjadi 5 yaitu:

1. Biosecurity Human (Karyawan)

Biosecurity pada karyawan harus dilakukan sebelum karyawan masuk

kedalam kandang, karyawan harus melewati ruang sprayer/shower agar bibit penyakit yang masih menempel di tubuh karyawan dapat di ditangani (minimalisir). Terdapat dua ruang shower/sprayer di PT. Charoen Pokphand jaya Farm Unit Mekarsari. Tata cara karyawan melakukan biosecurity yaitu pertama karyawan harus melepas baju yang dipakainya, kedua karyawan harus masuk ruang shower/sprayer (desinfeksi), ketiga karyawan harus mandi dan menggunakan sabun/sampoo yang sudah tersedia, keempat karyawan harus menggunakan baju jalan berwarna kuning. Shower satu maupun shower dua tata

1

2

(22)

12

caranya sama, yang membedakan adalah baju yang dipakai setelah masuk shower dua adalah berwarna biru keabu-abuan untuk karyawan kandang, baju coklat untuk petugas kebersihan, supir, serta karyawan yang bertugas untuk mengambil telur dari kandang ke gudang dan baju berwarna biru dongker untuk satpam. Desinfektan yang digunakan untuk desinfeksi karyawan adalah bromoquad dengan dosis pemberian sebanyak 1 liter bromoquad dilarutkan 1000 liter air.

Setelah karyawan selesai masuk shower satu dan dua, karyawan menggunakan ciput dan sepatu boot berwarna hijau sebelum masuk kedalam kandang. Setelah sampai didepan kandang sepatu boot dilepas diluar garis kuning yang ada didepan kandang, kemudian memakai sepatu boot berwarna putih sebelum masuk di area dalam kandang, ketika memasuki kandang tangan disemprot dengan alkohol/desinfektan dan kaki dicelupkan pada kapur yang ada di depan pintu masuk kandang.

2. Biosecurity Kendaraan

Biosecurity pada kendaraan harus dilakukan sebelum masuk ke area farm.

Tata cara biosecurity kendaraan adalah kendaraan sebelum masuk harus disemprot secara manual dengan desinfektan pada bagian bawah kendaraan seperti roda, sasis dan bumper kendaraan di luar gerbang farm. Setelah itu, kendaraan masuk ke ruang sprayer khusus kendaraan agar kendaraan terkena desinfeksi yang di lakukan secara otomatis dengan cara menyemprot kendaraan secara keseluruhan pada bagian luar kendaraan (atas dan samping kendaraan). Desinfektan yang digunakan adalah bestaqum dengan dosis pemberian sebanyak 1 liter bromoquad dilarutkan dengan 1000 liter air

3. Biosecurity Barang

Biosecurity pada barang dilakukan menggunakan box ultraviolet. Box

ultraviolet adalah sebuah kotak yang didalamnya terdapat sinar ultraviolet yang dapat mensterilkan barang-barang dari mikroorganisme penyebab penyakit. Barang – barang yang dapat dimasukkan box ultraviolet adalah barang yang tidak tahan air seperti barang – barang elektronik. Barang yang biasanya dibawa di area farm adalah tas, handphone, jam tangan, buku dan dokumen perusahaan. Lama penyinaran barang – barang di box ultaviolet adalah ± 5 menit.

(23)

13

4. Biosecurity Area Perkandangan

Biosecurity pada area perkandangan yaitu dimulai dari pembersihan area sekitar kandang (luar kandang) dan bagian dalam kandang. Baik diluar maupun didalam kandang kebersihan harus dijaga agar meminimalisir adanya penyakit yang dapat menyerang ternak. Kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kandang dan lingkungan kandang bersih adalah memotong rumput disekitar kandang, mengeluarkan benda – benda yang menganggu tata laksana didalam kadang, membuang bungkus obat dan vitamin di tempat sampah.

5. Biosecurity Telur

Setelah pengambilan telur selesai telur dilakukan biosecurity dengan cara fumigasi. Telur yang difumigasi adalah telur yang baru saja diambil dari sangkar, jika pengambilan telur dilakukan sebanyak 4 kali maka proses fumigasi juga dilakukan sebanyak 4 kali. Bahan yang digunakan untuk fumigasi adalah formalin 150 ml dan forcent fumigan 75 gram dengan volume ruang fumigasi sebesar 5 m3. Proses fumigasi dilakukan selama ± 10 menit. Tujuan fumigasi adalah membunuh bakteri yang ada atau menempel di kerabang telur.

3.3.2 Pemberian Vitamin dan Obat

Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan, agar ayam bebas dari gangguan penyakit dan dapat berproduksi secara optimal. Ayam yang terserang penyakit tidak akan tumbuh dan atau memproduksi telur secara kemungkinan terjangkitanya dikarenakan oleh system pemeliharaan moderen yang tertutup.oleh karena itu pemberian vitamin, obat dan antibiotika kepada ternak sangat penting dilakukan,

Vitamin dan obat diberikan melalui air minum. Tata cara pemberian vitamin dan obat adalah menyiapkan jumlah air minum sesuai dengan dosis pemberian, jika air minum dalam tandon air kurang maka jumlanya harus ditambah dan jika lebih, air dalam galon dibuang. Sebelum vitamin atau obat dimasukkan dalam tandon, vitamin atau obat dicairkan dulu dalam ember agar homogen, kemudian baru dimasukkan dalam tandon.

(24)

14

Pada kandang 8 umur 34 minggu, pemberian obat dilakukan melalui air minum dan cekok. Hal ini dikarenakan ayam dalam keadaan sakit dan ayam tidak mau minum sehingga obat diberikan melalui cekok. Dosis pemberian adalah 2 ml per ekor. Kriteria ayam yang dicekok adalah ayam yang sakitnya parah, ayam yang temboloknya kosong (gk mau makan), ayam yang lemah / lesu dan ayam yang tidak mau minum (tembolok ayam keras).

Pemberian suplement pada periode laying diberikan melalui injek dada ayam (intra muscular). Supplement yang diberikan adalah catosal dan vigantol. Injek catosal dan vigantol dilakukan 2 minggu sekali. Injek catosal dan vigantol hanya dilakukan pada ayam jantan. Tujuan dilakukan injek catosal adalah memperbaiki sistem metabolisme tubuh ayam agar ayam lebih sehat dan tidak merasa lemah atau lesu, sedangkan injek vigantol bertujuan agar ayam menjadi lebihkuat dan bergairah untuk mengawini ayam betina sehingga telur fertil yang dihasilkan lebih banyak. Dosis pemberian baik catosal maupun vigantol adalah 0,4 ml/ekor (double dosiss). Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan di periode laying sehingga program 2 minggu sekali tidak dijalankan sehingga pemberian supplement diberikan double dosis.

3.3.2 Vaksinasi

Vaksinasi adalah memasukkan bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh ternak untuk membentuk antibody. Program vaksinasi yang dilakukan selama praktek kerja lapang adalah vaksin triple yang dilakukan pada umur 35 minggu. Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin ND + IB, ND (Killed) dan AI (Killed). Untuk vaksin ND + IB diaplikasikan melalui tetes mata, vaksin ND Killed di aplikasikan melalui injek dada (intra muscular) dan vaksin AI Killed diaplikasikan melalui subcutan. Tujuan vaksinasi adalah untuk membentuk antibody atau kekebalan tubuh ayam.

(25)

15

Berikut ini program vaksinasi yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari yaitu:

Vaksin ND + IB Vaksin ND Killed Vaksin Fowl Pox Gambar 3.3 : Gambar Vaksin ND + IB, Vaksin ND Killed dan Vaksin Folw Pox

Tabel 3.2 Program Vaksinasi di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari

AGE VACCINE APPLICATION VACCINE PRODUCER

1 Day

MD (CVI 988+HVT) +

Bursaplex SC (Hatchery)

Intervet, Fort Dodge + Embrex Livacox Q, Coccivac

(Type D) Spray (Hatchery) Biopram, MDS

IB (H120) Spray (Hatchery) MSD 7 Days ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD Reo (S - 1133) 0.25 ml SC MSD 14

Days AI (Killed) 0.3 ml SC Vaksindo

21 Days ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD ND(Killed) 0.25 ml SC MSD Fowl Pox WW MSD 5 Weeks Coryza (0.5 ml) SC or IM Boehringer IM MSD

Bivalent Reo (Killed)

0,5 ml IO MSD 8 Weeks ND + IB (Lived) IO MSD ND (Killed) 0.5 ml IM MSD AI (Killed) 0.5 ml SC Vaksindo 10 Weeks ILT IN MSD FP + AE WW Boehringer

(26)

16

14 Weeks

ND + IB ( Lasota +

Mass-Con) IO Boehringer

ND +IB + EDS (Killed)

0.5 ml IM Boehringer

17 Weeks

Coryza (0.5 ml) IM (Chest) Boehringer

AI (Killed) 0.5 ml SC Vaksindo

20 Weeks

ND + IB (Lived) (

Lasota + Mass-Con) IO Boehringer

ND + IB + G + Reo (Killed) 0.5 ml IM MSD 24 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD AI (Killed) 0,5 ml SC Vaksindo ND (Killed) 0.5 ml IM MSD 29 Weeks ND (Clone 30) DW, IO MSD 36 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD ND (Killed) 0.5 ml IM MSD AI (Killed) 0.5 ml SC Vaksindo 44 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD AI (Killed) 0.5 ml SC Vaksindo 52 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD 60 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD 68 Weeks ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO MSD

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari (2019)

3.3.3 Pengambilan Sampel Darah

Tujuan dilakukan pengambilan sampel darah adalah untuk mengecek apakah ayam terserang penyakit atau tidak. Pengambilan sampel darah dilakukan pada ayam betina. Pengambilan darah ayam dilakukan dengan cara menusukkan spuit pada pertigaan pembuluh darah ayam yang ada di sayap ayam. Darah yang diambil dan diuji dilaboratorium sebanyak ± 1 ml/ekor (1 sampel) dan satu kandang dibutuhkan 24 sampel.

(27)

17

3.3.5 Pengambilan Sampel Kotoran

Tujuan pengambilan sampel kotoran ayam adalah untuk mengetahui dan mengecek ada tidaknya penyakit yang menyerang ayam. Bahan yang digunakan untuk mengambil sampel kotoran adalah susu skim, air, tisu, tongkat dan alkohol.

3.3.6 Penanganan Bangkai Ayam

Bangkai ayam merupakan salah satu limbah yang ada selama pemeliharaan. Bangkai ayam tidak boleh keluar perusahaan (farm) karena dikhawatirkan dapat disalah gunakan oleh masyarakat serta mencegah keluarnya penyakit yang mungkin ada dalam bangkai ayam. Sehingga penanganan bangkai ayam di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari dilakukan dengan cara menyimpannya kemudian difermentasi.

Penanganan bangkai dilakukan oleh anak gudang yang bertugas mengambil dan menghitung jumlah bangkai ayam, statistik yang bertugas mengawasi dan mencatat jumlah bangkai ayam dan satpam yang bertugas mengawasi proses penanganan bangkai dari awal sampai bangkai disimpan pada tempat penyimpanan (disposal).

3.3.7 Penanganan Feses (Kotoran Ayam)

Feses (kotoran ayam) merupakan limbah yang dihasilkan selama pemeliharaan. Selama pemeliharaan feses berada di bawah slat, sebelum ayam di afkir feses ayam tidak akan dikeluarkan dari kandang, karena akan menganggu ayam dan membuat ayam menjadi stress. Penanganan feses yang dilakukan selama pemeliharaan adalah menaburi kotoran ayam menggunakan kapur dan mengobati larva lalat (antrex).

Pengapuran kotoran ayam dilakukan apabila kotoran ayam basah akibat kebocoran nipple atau akibat wet dropping. Pengapuran dilakukan dengan cara membuka slat, kemudian menaburi kotoran ayam yang basah menggunakan kapur. Tujuan pengapuran kotoran adalah agar bau amoniak tidak terlalu menyengat, jika bau amoniak tinggi dapat menyebabkan ayam stress dan bahkan

(28)

18

dapat menyebabkan terserang penyakit pernafasan. Bukan hanya ayam, amoniak yang tinggi dapat menyebabkan mata manusia pedih hingga iritasi.

Mengobati larva lalat (antrex) dilakukan apabila kotoran ayam basah. Tanda – tanda kotoran ayam dikatakan basah adalah kotoran berwarna hijau atau keabu-abuan. Tujuan dilakukan antrex yaitu (1) membunuh larva lalat atau menghentikan lalat sebelum bisa terbang dan menjadi lalat dewasa. (2) lalat dewasa tidak mau hinggap diatas kotoran dan jika lalat hinggap akan terkena residu kemudian lalat akan mati. (3) Kotoran ayam yang basah akan cepat kering. Mengobati larva lalat dilakukan dengan cara menaburkan antrex berupa butiran pada kotoran ayam yang basah yang ada dibawah slat. Dosis pemberian antrex yaitu 400 gram antrex untuk luasan 20 m2.

3.4 Manajemen Pakan

3.4.1 Pakan

Pakan yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit Mekarsari pada periode produksi (laying) adalah pakan dengan kode CP 534 – 3R. Bentuk pakan yang digunakan baik pakan ayam jantan maupun pakan ayam betina adalah berbentuk crumble (butiran). Bahan-bahan yang dipakai : Jagung, dedak, bungkil kedelai, pecahan gandum, tepung daun, calcium, phosphorus, vitamin, trace mineral dan anti oksidan. Berikut ini kandungan nutrisi pakan yang diberikan pada ayam fase laying yaitu:

Tabel 3.3 Kandungan Nutrisi Pakan Periode Laying

Analisa Pakan Male (CP 53 – 3R) Pakan Female (CP 534 -3R)

Kadar Air (%) Max 13 Max 13

Protein (%) Min 16 Min 16

Lemak (%) Min 3 Min 3

Serat (%) Max 6 Max 6

Abu (%) Max 12 Max 12

(29)

19

Phospor (%) Min 0,6 Min 0,6

Aflatoxin (ppb) Max 40 ppb Max 40 ppb

M. E (Kcal/kg) 2800 – 2825 2800 – 2825

Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia (2019)

3.4.2 Kebutuhan Pakan (Point Feed)

Kebutuhan pakan (Point Feed) yang ada di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari ditentukan setiap satu minggu sekali. Point feed ditentukan berdasarkan body weight. Kebutuhan pakan (point feed) di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kebutuhan Pakan (Point Feed) Di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari

Umur (Minggu)

Point Feed (gram/ekor/hari) Strain ROSS Kandang 8 Female Male 50 158,78 163,03 51 175,98 162,76 52 157,69 164,46 53 157,46 163,72

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari

3.4.2 Tempat Pakan

Terdapat dua jenis pakan yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari yaitu tempat pakan ayam betina (Feeder Trought) dan tempat pakan ayam jantan (Pan Feeder). Feeder trought terdiri dari beberapa komponen yaitu trought, box pakan, motor penggerak, grill, dan chain. Trought merupakan tempat pakan betina yang mengelilingi kandang dari depan kandang hingga belakang kandang, trought merupakan tempat dimana ayam betina makan. Didalam trought terdapat chain atau rantai yang berfungsi membawa pakan dari box pakan ke trought, chain digerakkan oleh motor penggerak. Sedangkan diatas trought terdapat grill, grill merupakan sekat pembatas yang menutupi trought, tujuan digunakan grill adalah agar ayam jantan tidak mencuri pakan ayam betina.

(30)

20

Box pakan adalah tempat menyimpan pakan sementara sebelum pakan diberikan kepada ternak (ayam betina). Jumlah box pakan dalam kandang sebanyak 18 buah dengan kapasitas perbox pakan adalah ± 75 kg, jarak antar box pakan adalah 40 meter dalam satu jalur trought sehingga terdapat 6 buah box pakan dalam satu jalur trought.

Dalam satu kandang terdapat 3 jalur trought yaitu jalur panjang, jalur tengah dan jalur pendek. Jalur panjang dan pendek saat pemutaran pakan mengarah ke depan kandang sedangkan jalur tengah mengarah ke belakang kandang. Tujuan dari arah putaran pakan yang berbeda adalah ayam cenderung lari saat pemutaran pakan, sehingga dengan arah yang berbeda ayam dapat tersebar atau tidak menumpuk pada satu titik dan ayam memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pakan. Panjang feeder trought dalam satu kandang adalah jalur panjang sebesar ± 131,52 meter, jalur tengah ± 127,57 meter dan jalur pendek ± 126,06 meter. Feeder space tempat pakan betina sebesar 18 cm/ekor. Jika terdapat satu meter feeder trought maka dapat menampung ayam sebanyak 11 ekor ayam.

Tempat pakan jantan (Pan Feeder) terdiri dari beberpa komponen yaitu

panfeeder, motor penggerak dan panel. Pan feeder merupakan tempat pakan ayam

jantan yang berbentuk bulat. Motor penggerak berfungsi menurunkan atau menaikkan pan feeder saat pemberian pakan, sedangkan panel berfungsi sebagai pengatur on atau off saat menurunkan atau menaikkan pakan. Ketinggian pan

feeder saat diturunkan dari atas litter adalah ± 55 cm atau sejajar dengan tembolok

ayam jantan, hal ini bertujuan agar ayam betina tidak ikut makan jatah ayam jantan.

3.4.4 Penyimpanan Pakan

Penyimpanan pakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit Mekarsari dibagi menjadi dua yaitu penyimpanan pakan di gudang pakan utama dan penyimpanan pakan di gudang kandang.

Sistem penyimpanan pakan baik di gudang pakan maupun gudang kandang menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Penyimpanan pakan sistem FIFO artinya pakan yang datang pertama dalam gudang maka pakan tersebut yang harus

(31)

21

dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas pakan, jika pakan terlalu lama disimpan dan pada ruang penyimpana kelembabannya tinggi maka dapat menyebabkan pakan berjamur sehingga kualitas pakan menurun.

3.4.5 Cara Pemberian Pakan

Pemberian pakan pada ayam parent stock periode laying sehari 1 kali dengan menggunakan metode restrictedfeeding. Metode restrictedfeeding adalah pemberian pakan yang dibatasi dan disesuaikan dengan body weight, point feed serta produksi telur.

Cara pemberian pakan periode laying di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari baik ayam betina maupun ayam jantan diberikan secara semi otomatis. Semi otomatis yang dimaksud adalah pemberian pakan masih menggunakan tenaga manusia. Distribusi pakan ayam betina dimulai dari pakan dipanggul oleh anak kandang dan ditempatkan di troly, kemudian troly yang berisi pakan di dorong ke dalam kandang, selanjutnya pakan di panggul lagi oleh anak kandang dan pakan dituang atau dimasukkan pada box pakan sesuai dengan kebutuhan. Besok paginya pakan baru diberikan pada ayam betina. Frekuensi pemberian pakan dilakukan satu kali pada pagi hari pukul 05.00 wib.

Pada pemeliharaan ayam parent stock di PT. Charoen Pokphand jaya Farm Unit Mekarsari pemberian air minum diberikan secara ad-libitum. Tempat minum yang digunakan adalah tempat minum otomatis (nipple drinker). Didalam kandang terdapat tiga jalur nipple. Panjangnya satu jalur nipple dalam satu kandang sebesar 11.636 cm dan jarak antara puting nipple sebesar 33 cm sehingga dalam satu jalur nipple terdapat 352,6 puting nipple dan jika dikalikan dengan tiga jalur maka dalam satu kandang terdapat 1.057,8 puting nipple. Ketingginan puting nipple dari atas slat adalah 46 cm, ketinggian nipple drinker tergantung dari ketinggian ayam (saat ayam minum dan menjangkau puting nipple posisinya membentuk sudut 45o). Kapasitas tampung puting nipple adalah 8 – 10 ekor/puting nipple.

(32)

22

3.5 Seleksi dan Culling

Kegiatan seleksi dan culling dilakukan secara bersamaan dan dilakukan setiap hari. Seleksi adalah memilih ayam yang memiliki kriteria yaitu sehat, berdiri tegak (ayam pejantan), bulu ekor keatas atau berdiri, kaki tidak cacat atau pincang, tidak lemah atau lesu dan lain-lain. Sedangkan Culling adalah memilih ayam yang memiliki kriteria yaitu lemah atau lesu, ayam sakit, kaki pincang atau cacat, jengger berwarna biru, ayam kurus dan lain sebagainya.

Kegiatan seleksi dan culling dilakukan dari pen satu sampai pen enam. Jika ditemukan ayam jantan yang memiliki kriteria sakit, kakinya luka atau pincang, lemah atau lesu dan jenggernya berwarna biru, maka ayam tersebut harus diambil dan dipindahkan ke pen isolasi. Ayam jantan yang sudah diambil tersebut harus diganti dengan ayam jantan yang memiliki kriteria sehat, berdirinya tegak, tidak pincang dan jenggernya berwarna merah yang berada di pen tujuh. Sedangkan untuk ayam betina, jika ditemukan ayam yang tidak sehat, kaki pincang dan lemah atau lesu maka ayam tersebut harus dipindahkan ke pen isolasi dan ayam yang sudah diambil diganti dengan ayam betina yang sehat yang berada di pen enam.

3.6 Perataan Ayam Jantan

Perataan ayam dilakukan setelah kegiatan vaksinasi atau injek supplement, karena pada saat tersebut semua populasi ayam dihitung. Sehingga jika terdapat ayam yang jumlahnya kurang atau terlalu banyak dalam satu pen dapat dipindah atau diratakan. Perataan ayam berkaitan dengan sex ratio, jika nilai sex ratio tinggi maka ayam jantan tidak mampu mengawini semua ayam betina akibatnya fertilitas telur yang dihasilkan rendah dan jika nilai sex ratio kecil maka penggunaan ayam jantan tidak digunakan semaksimal mungkin, akibatnya tingkat kanibalisme ayam tinggi, sehingga ayam betina tidak mau turun atau tidak mau untuk dikawini. Hal tersebut dapat menyebabkan fertilitas telur yang dihasilkan juga rendah.

(33)

23

3.7 Mengontrol Body Weight

Mengontrol body weight pada ayam parent stock dapat dilakukan dengan cara menimbang ayam. Penimbangan ayam dilakukan setiap satu minggu sekali. Jumlah sampel ayam yang ditimbang yaitu ayam betina sebanyak 5 ekor/pen dan ayam jantan sebanyak 5 ekor/pen, sehingga total ayam yang ditimbang dalam satu kandang 30 ekor ayam betina dan 30 ekor ayam jantan. Berikut ini Body Weight ayam Parent Stock di PT. Charoen Pokphan Jaya Farm Unit Mekarsari, antara lain:

Tabel 3.5 Body Weight Ayam Parent Stock di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari

Umur (Minggu)

Body Weight (Kg/ekor) FEMALE

Body Weight (Kg/ekor) MALE STD Actual STD Actual 55 4.09 3493 4.75 3.905 56 4.11 3550 4.78 4.029 57 4.14 3581 4.81 4.083 58 4.16 3613 4.83 4.113 59 4.18 3643 4.86 4.141 60 4.21 3668 4.89 4.155

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari

3.8 Produksi Telur

PT. Charoen Pokphand Jaya farm Mekarsari merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembibitan. Produksi utama yang dihasilkan dalam pemeliharaan ayam parent stock periode laying adalah telur tetas. Produksi telur yang dihasilkan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari dapat dilihat pada Lampiran 2.

Berikut ini tahapan – tahapan penanganan telur tetas yaitu:

1. Pengambilan Telur

(34)

24

pengambilan telur yaitu pukul 06.00 wib, 08.00 wib, 10.00 wib dan 13.00 wib, 15.00 wib, 17,00 wib. Pengambilan telur dilakukan dengan cara mendorong troly ke pen paling belakang (bagian kandang paling belakang), kemudian mengambil telur dari sangkar dan diletakkan pada tray merah. Setelah tray merah penuh dengan kapasitas 36 butir/tray, kemudian tray diletakkan pada troly dan setelah pengambilan telur selesai, telur yang berada diatas troly dibawa ke gudang kandang.

2. Grading Telur

Grading telur dilakukan setelah proses pengambilan telur dari kandang atau sangkar selesai. Grading telur dilakukan dengan cara memisahkan telur sesuai dengan grade yang sudah ditentukan, pada saat bersamaan telur yang sudah digrade dipindahkan dari tray merah ke tray putih. Berikut ini grade telur tetas di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari:

Tabel 3.6 Grade Telur Tetas di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari

Grade Telur Keterangan

B1 – X Sedikit kotor / flor egg

B1 Sedikit misshape, benjol dan tipis

B2 Berat telur 45 – 49,9 gram

B3 Berat telur 50 – 54,9 gram

A1 Berat telur 55 – 61,9 gram

A2 Berat telur 62 – 68,9 gram

A3 Berat telur > 69 gram

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari

Berdasarkan grade telur tetas diatas untuk grade telur tetas B1-X dilakukan penanganan terlebih dahulu yaitu menggosok telur tetas agar telur tidak kotor sebelum dikirim ke hatchery. Metode yang digunakan untuk menggosok telur adalah metode kering, karena telur hanya digosong menggunakan saput dan tidak diberi air atau cairan tertentu.

(35)

25

3. Fumigasi Telur

Setelah pengambilan telur selesai, telur difumigasi di ruang fumigasi. Tujuan fumigasi telur adalah membunuh bakteri yang menempel pada kerang telur. Bahan yang digunakan adalah formalin 150 ml dan forcent fumigan 75 gram dengan ukuran ruangan sebesar panjang 2,20 meter, lebar 1,13 meter dan tinggi 1,96 meter sehingga diperoleh volume ruangan sebesar 4,87 m3. Proses fumigasi dilakukan selama ± 10 menit.

4. Menghitung Berat Rata-rata Telur (Telur HDP dan HE)

Perhitungan berat rata-rata telur dapat dilakukan dengan cara menimbang telur. Penimbangan berat telur dilakukan setiap satu minggu sekali. Telur yang ditimbang adalah produksi telur (HD) dan telur tetas (HE). Rumus menghitung berat rata – rata telur yaitu

o Rumus Menghitung Berat Rata – rata Produksi Telur Berat Produksi Telur =

o Rumus Menghitung Berat Rata – rata Telur Tetas Berat HE =

5. Menghitung Persentase HDP dan HE

Hen day Production (HDP) dan Hatching Egg (HE) harus dihitung setiap

harinya. Rumus menghitung persentase HDP dan HE yaitu o Rumus Persentase Hen day Production (HDP)

% HDP = x 100 %

o Rumus Persentase Hatching Egg (HE)

% HE = x 100 %

6. Penyimpanan Pada Holding (Holding room)

Setelah grading telur selesai dilakukan, kemudian telur dimasukkan pada keranjang telur sebanyak 5 tray putih. Kemudian telur disimpan pada ruang

(36)

26

holding. Tujuan penyimpanan telur pada ruang holding adalah agar embrio dalam telur tidak berkembang. Jika telur disimpan pada suhu ruang akan menyebabkan perkembangan embrio dengan cepat, sehingga saat di tetaskan dihatchery telur akan lebih cepat menetas dibandingkan telur yang lain. Akibatnya ayam tidak layak untuk dijual karena umurnya melebihi umur satu hari dan kaki ayam kering karena terlalu lama di mesin tetas. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut telur tetas harus disimpan pada holding, suhu ruang holding berkisar 18oC. Pada suhu tersebut embrio ayam tidak berkembang.

7. Pengangkutan Telur Tetas

Pengangkutan telur tetas dari holding kandang ke holding depan sebanyak 3 kali dalam satu hari. Pegangkutan telur tetas dilakukan menggunakan truk hatching. Truk yang digunakan harus steril dan sudah dilakukan biosecurity. Pengangkutan telur tetas dilakukan oleh anak gudang dan didampingi statistik yang bertugas mengawasi dan mencatat jumlah produksi yang dihasilkan hari itu. Telur yang diangkut adalah telur yang sudah disimpan pada holdingkandang. Telur yang sudah diangkut oleh truk akan disimpan pada ruang holding utama yaitu ruangan yang menampung semua telur tetas yang dihasilkan dari semua kandang, penyimpanan telur tetas disusun dengan rapi dan berurutan sesuai grade telur dan nomer kandang. Kemudian menunggu truk hatching untuk membawa telur tetas ke hatchery.

(37)

27

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Biosecurity

Biosecurity merupakan usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya

bibit penyakit ke dalam farm yang bertujuan untuk menjaga ayam tetap dan berproduksi maksimal. Menurut Dwicipto (2012) biosecurity merupakan semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan penularan dan penyebaran penyakit. Biosecurity mencakup tiga hal utama : yaitu (1) Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit, (2) Meminimalkan kesempatan agen penyakit berhubungan dengan induk semang dan (3) Membuat tingkat kontaminasi lingkunagan oleh agen penyakit seminimal mungkin. Agen pemyakit yang terdapat di lingkungan seperti virus, bakteri, parasit, protozoa dan jamur. Agen penyakit bisa masuk ke dalam lingkungan peternakan ayam melalui berbagai macam cara seperti berikut :

a. Air minum dan pakan seperti berbagai bakteri (Salmonella,

Escherichia coli) dan fungi (aspergilus).

b. Terbawa masuk melalui kaki (sepatu), tangan dan pakaian karyawan atau tamu.

c. Terbawa melalui debu, bulu – bulu , dan kotoran pada peralatan dan sarana lain seperti truk, tempat telur dan lain – lain.

d. Terbawa oleh burung – burung liar, tikus, lalat, tungau dan serangga lain.

e. Menular lewat udara seperti virus

Kegiatan biosecurity di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari Sukabumi dilakukan untuk mengurangi penyebaran penyakit yang meliputi pengaturan alur keluar masuk barang, kendaraan dan orang ke area farm.

(38)

28

Disediakan jalur khusus untuk masuk ke farm sehingga tidak sembarangan bisa masuk akan tetapi harus melewati jalus biosecurity terlebih dahulu. Penerapannya terlihat dari pengaturan penempatan kendaraan dari luar yang akan masuk ke farm, untuk kendaraan yang mengangkut barang kebutuhan perusahaan yang tidak memungkinkan untuk masuk ke area farm dan melewati car spray maka di lakukan pembongkaran barang di pintu masuk yang telah disediakan di bagian depan perusahaan.

Kartasudjana (2006) menyatakan bahwa penerapan biosecurity pada seluruh sektor peternakan bertujuan untuk mengurangi resiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang mengancam kesehatan ternak. Perusahaan menerapkan

system high biosecurity pada beberapa objek, yaitu :

a. Manusia

Pekerja yang baru di rekrut oleh perusahaan harus menjalankan karantina terlebih dahulu ±3 hari. Perusahaan menyediakan dua buah shower untuk menunjang program biosecurity, setiap ruang shower dibagi menjadi beberapa ruang sesuai dengan pekerjaan di farm yaitu shower visitor untuk presiden, general meneger, meneger, statistik, korlap, dan tamu. Shower flock satu sampai tiga khusus untuk karyawan flock mulai dari supervisor sampai ke carateker kandang. Ruang shower satu berada di dekat pos satpam terdiri dari ruang A sampai F untuk masuk ke area depan/kantor dan ruang G untuk masuk ke mess staff sedangkan ruang shower dua berada di sebelah kantor yang terdiri dari shower visitor, flock 1, flock 2, dan shower pekerja harian/borongan. Ruang shower dua digunakan sebelum masuk area kandang dan gudang. Desinfektan yang digunakan berupa

Bestaquam dengan perbandingan 1:1000.

Pada setiap ruang shower terdiri dari beberapa ruangan antara lain sebagai berikut

:

1. Ruang gantung pakaian

2. Ruang shower/mandi

(39)

29

4. Tata cara alur masuk ruang shower

Sebelum masuk ruang shower alas kaki atau sepatu di buka dan simpan di tempat yang sudah disediakan. Masuk ruang gantungan pakaian kemudian membuka semua pakaian untuk mencegah kontaminasi organisasi dari luar yang masuk area farm. Masuk ruang shower (semprot desinfektan) berbentuk zig – zag yang ketika pintu dibuka akan menyemprotkan desinfektan secara otomatis. Masuk ruang seragam farm untuk memakai seragam farm yang telah disediakan. Pakaian yang digunakan untuk masuk ke zona 2 (shower 1 sampai shower 2) memakai seragam berwarna kuning. Masuk menuju area kandang atau zona 3 menggunakan pakaian farm berwarna biru dan menggunakan sepatu boot hijau serta menggunakan ciput. Sedangkan untuk masuk diarea kandang berganti sepatu boot warna putih.

b. Barang

Perusahaan menyiapkan dan mengatur prosedur untuk barang – barang yang dibawa ke area kandang yaitu :

1. Spray barang yang boleh terkena air dengan desinfektan

2. Memasukkan barang kedalam kotak ultraviolet untuk barang yang tidak boleh terkena air

3. Peralatan dan barang yang membutuhkan ruang yang lebih dilakukan fumigasi.

4. Barang pribadi dari luar yang boleh dibawa ke kandang hanyalah alat tulis dan peralatan ketika dikandang

5. Barang yang akan dibawa ke kandang terlebih dahulu disimpan di kotak ultraviolet sebelum karyawan atau orang masuk ruang shower dan nantinya diambil kembali ketika sudah keluar dari ruang shower

(40)

30

c. Kendaraan

Perusahaan menyediakan dua buah spray untuk kendaraan, spray satu untuk kendaraan yang berasal dari luar perusahaan dan spray kedua untuk kendaraan yang berada di perusahaan seperti kendaraan untuk mengangkut barang kandang, mengangkut telur dan makan. Desinfektan yang digunakan berupa bestaquan dengan penggunaan 1 liter untuk 500 liter air.

4.2 Vaksinasi

Menurut Dwicipto (2012) Vaksin merupakan mikroorganisme bibit penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan yang diberikan pada ternak yang dapat merangsang pembentukan zat kebal sesuai dengan jenis vaksinnya.

Sedangkan vaksinasi merupakan suatu tindakan memasukkan antigen berupa virus yang telah dilemahkan ke dalam tubuh ternak untuk merangsang pembentukkan kekebalan tubuh. Vaksin untuk unggas terdiri dari dus jenis secara umum :

a. Vaksin aktif (Live vaccine) adalah vaksin yang berisi mikroorganisme agen penyakit dalam keadaan hidup tetapi sudah dilemahkan yang akan tumbuh dan berkembang dalam tubuh induk semang yang divaksin.

b. Vaksin inaktif (Kiled vaccine) adalah vaksin yang berisi

miroorganisme agen penyakit dalam keadaan mati (dimatikan).

Program vaksinasi yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Mekarsari pada umur 35 minggu adalah vaksinasi ND (tetes mata), Gumboro (intra muscular) dan AI (subcutan). Program vaksinasi ND, gumboro, dan AI pada sore hari agar vaksin tidak terkena sinar matahari langsung yang dapat mengakibatkan kerusakan pada vaksin. Vaksinasi dilakukan dengan cara membatasi gerak ayam. Vaksinasi ND, gumboro, dan AI bertujuan untuk menjaga kesehatan ayam agar tidak terkena penyakit ND, gumboro dan AI hingga masa pengafkiran.

(41)

31

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Kegiatan Kerja Lapang (PKL) yang dilakuakan maka dapat disimpulkan:

1. Biosecurity yang dilakukan sudah baik dengan disediakan ruang

shower untuk orang, box ultra violet untuk barang bawaan karyawan, dan ruang sprey untuk kendaraan yang akan masuk ke area farm akan tetapi pada shower yang ke dua lebih baik di pergunakan lagi agar dapat memotong rantai penyakit yang masuk kekandang.

2. Vaksinasi yang dilakukan kurang baik, pada proses vaksinasi perlu dilakukan pengkontrolan terhadap vaksinatornya.

5.2 SARAN

Perlu dipertahankan menejemen kesehatan yang sudah dilakukan dengan memberlakukan vaksinasi dan pemberian vitamin serta obat-obatan agar manajemen pemeliharaan berjalan dengan baik dan ayam tidak mudah terserang penyakit, serta dapat meningkatkan produktivitas ternak serta pengawasan yang lebih maksimal lagi pada vaksinator guna menghindari terjadinya vaksin yang tidak maksimal ke ternak aagar vaksin benar – benar masuk masuk ketubuh ternak.

(42)

32

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2002. Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Yogyakarta: Penerbit Yayasan Pustaka Nusantara hal 4-6.

Dwicipto. 2012. Manajemen Kesehtan dan Kesejahteraan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung.

Fadilah, R. dan Polana, A. 2004. Aneka Penyakit pada Ayam dan

Cara Mengatasinya. Depok: PT Agromedia Pustaka.

Kartasudjana R. dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nuryati, T., Sutarto, M. Khamin, dan P.S. Hardjosworo. 2002. Sukses Menetaskan Telur. Edisi 4. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya. Suprijatna, E., Umiyati, A., dan Ruhyat K. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Cetakan 1. Jakarta: Penebar Swadaya

Gambar

Gambar 3.1 Kandang Twin di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Mekarsari
Gambar 3.3 : Gambar Vaksin ND + IB, Vaksin ND Killed dan Vaksin Folw Pox

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak daun nimba dengan metode pemberian pakan cukup efektif terhadap mortalitas larva Spodoptera

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas X SMA PMDS Putera Palopo pada tahun ajaran 2017/2018 sebelum penggunaan Model Cooperative

Perubahan-perubahan secara jelas didorong oleh Allah SWT dalam firman-Nya “ Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu

STATUS RISIKO BAWAAN PENGENDALIAN YANG ADA KEMUNGKINAN SETELAH  ADANYA PENGENDALIAN DAMPAK SETELAH ADANYA  PENGENDALIAN STATUS SISA RISIKO Berkurangnya jam 

Informasi keuangan di atas disusun untuk memenuhi Peraturan OJK No.48/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan BPR, Surat Edaran OJK No.39

 UMP mengekalkan bidang fokus yang digariskan melalui penawaran pelbagai program pendidikan tinggi berasaskan kemahiran dalam bidang kejuruteraan dan teknologi untuk

pemerintah sedangkan budaya floor sejajar dengan budaya yang diperintah..