MODUL PERKULIAHAN
Etik UMB
Menyongsong Perubahan
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
FEB Akuntansi
06
U001700009 Wahyu Anggraini, SE., M.SiAbstract
Kompetensi
Tidak ada yang tidak berubah di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Dalam setiap fase kehidupan, untuk tetap hidup, manusia perlu mengubah diri
juga, melakukan adaptasi dan
penyesuain terhadap lingkungan,
bahkan menyiapkan diri untuk
perubahan yang akan datang
Setelah membaca modul ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :
menjelaskan karakteristik perubahan,
persiapan diri dalam menghadapi
perubahan, memahami mengelola
Menyongsong Perubahan
6.1 Memaknai Sebuah Perubahan
Perubahan merupakan salah satu kata yang cukup santer yang dibicarakan di negeri kita ini. Dimana sebagian rakyat menginginkan perubahan yang tentunya ke arah yang lebih baik, aamiin. Kata ini juga dapat membuat manusia takut sekaligus excited, nervous dan juga
tertantang. Dengan perubahan kita akan menemukan hal yang baru dan untuk mendapatkan pengalaman baru dalam hidup hanya satu yang dibutuhkan yaitu keberanian untuk memulai. Karena setelah kita memulai, langkah pertama kita tida dapat membendung perubahan yang membentang di depan kita.
Kadang sering teringat cerita teman yang gusar karena dia akan mengalami perubahan terbesar dalam hidupnya, yaitu melepas status lajangnya. Dengan perubahan status tersebut, dia membayangkan akan mengalami suatu evolusi kehidupan yang drastis setelah menikah dan untuk semakin mendekat ke hari 'h' dia terlihat tegang dan sering salah tingkah. Itulah perilaku yang akan mengalami perubahan yang besar dalam hidup akan membuat seseorang takut, nervous dan juga tertantang.
Memang yang sering kita bayangkan tentang perubahan seringkali sesuatu yang drastis dan evolusioner. Padahal setiap hari sadar atau tidak, hidup kita selalu berubah. Mulai dari bangun pagi pandangan hidup kita tentang apa yang kita jalani pasti berubah. Setiap hari adalah tantangan untuk mencari hal-hal yang baru dalam menjalani hidup yang seringkali terasa rutin dan monoton. Sesekali memang ada kejutan yang tiba-tiba memberikan warna dalam hidup, tapi sering kali perubahan yag terjadi seperti air yang menetes melubangi batu. Perubahan yang kecil terjadi setiap hari seperti langkah kecil yang terus menerus dijalani tanpa terasa kita akan sampai di satu titik yang belum pernah kita capai sebelumnya. Saat itulah kemudian kita sadar, semua yang telah kita lewati tidak mungkin berulang lagi. Ketika mencoba flash back ke belakang, seringkali kita terheran-heran dengan diri kita sendiri kok
bisa ya kita melalui semua ini? Pada kenyataannya kehidupan kita seringkali berjalan tidak seperti yang kita rencanakan dan kita harapkan. Banyak, sesuatu hal ketika di jalani terasa berat dan kita berkeluh kesah, ngomel pada diri sendiri kenapa kita harus menjalani semua ini? tapi akhirnya keluh kesah itu membuat kita malah kehilangan cara untuk menikmati hidup.
mmm….kita tidak tahu di umur berapa kita akan mati. Dan kita tidak bisa membiarkan hidup kita berjalan begitu saja tanpa jejak-jejak perubahan yang bisa kita nikmati dan kita pahami. Untuk menikmati dan memahami jejak itu, kita mesti terbuka pada diri sendiri menerima kejutan dan perubahan sekecil apapun itu, setiap harinya. Seperti sebuah quotation di
sebuah majalah “ketika kamu belum temukan dimana nikmatnya perubahan itu, bukan berarti kamu berhenti menjalaninya, dan yakin bahwa perubahan itu adalah bagian dari kehidupan kamu kemudian jalani seperti kamu menjalani hari harimu.”
“Semuanya berubah, kecuali perubahan itu sendiri”
Hidup adalah sebuah narasi panjang akan perubahan. Kita lahir sebagai seorang bayi mungil yang tak bisa berbuat apa-apa. Namun, waktu memberikan kita kesempatan untuk berubah secara bertahap, perubahan yang mengantarkan kita ke bentuk terbaik seperti saat ini.
Itulah essensi sebuah perubahan: bahwa semuanya berubah di dunia ini, kecuali “perubahan” itu sendiri. Perubahan itu umumnya tidak kita sadari karena dia berjalan secara bertahap, perlahan-lahan. Namun, pada beberapa kasus perubahan itu terjadi secara dramatis, atau revolusioner.
6.2 Karakteristik Perubahan
Thomas Robert Malthus menulis hasil penelitiannya bahwa The power of population akan tumbuh jauh melebihi kemampuan the power in earth untuk menghasilkan makanan bagi manusia. Hal ini memecah sikap rakyat Inggris ke dalam dua kelompok, yakni kaum pesimis dan kaum optimis. Kaum pesimis hanya berkutat dalam keributan, maki-makian terhadap kerajaan, dan menyuarakan ketakutan-ketakutan. Sementara kamu optimis meneruskan kerja dan membiarkan hidupnya masuk dalam kotak zona ketidaknyamanan (discomfort
zone). Mereka melakukan serangkaian penelitian, dan bertindak cermat untuk
menyelamatkan kehidupan.
Berkat orang-orang optimis itulah, ramalan Malthus tidak terbukti. Inggris berhasil keluar dari ancaman kekurangan pangan bagi umat manusia melalui tiga jendela besar, yakni emigrasi dengan teknologi transportasi laut, revolusi pertanian, dan revolusi industri. Menggambarkan kondisi tersebut tidak ada kata lain selain lakukan perubahan.
Ada beberapa karakteristik perubahan, yakni:
Rata-rata pemimpin yang menciptakan perubahan tidak bekerja sendiri, tetapi ia memiliki keberanian yang luar biasa. Bahkan sebagian besar pemimpin perubahan gugur di usia perjuangannya.
2.
Tidak semua orang bisa diajak melihat perubahanSebagian besar orang bahkan hanya melihat realitas tanpa kemampuan melihat masa depan. Sehingga persoalan besar perubahan adalah mengajak orang untuk melihat dan mempercayai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
3.
Perubahan terjadi setiap saatKarena itu perubahan harus diciptakan setiap saat pula, bukan sekali-sekali. Setiap satu perubahan kecil dilakukan oleh seseorang, maka akan terjadi perubahan-perubahan lainnya.
4.
Perubahan menyangkut dua sisi : hard dan softSisi hard menyangkut uang dan teknologi, sedangkan sisi soft menyangkut manusia dan organisasi. Sebagian besar pemimpin hanya fokus pada sisi hard, padahal keberhasilan sangat ditentukan oleh sisi soft.
5.
Perubahan membutuhkan waktu, biaya, dan kekuatan.Untuk menaklukkannya perlu kematangan berpikir, kepribadian yang teguh, konsep yang jelas dan sistematis, dilakukan secara bertahap, dan dukungan yang luas.
6.
Perubahan membutuhkan upaya-upaya khusus untuk menyentuh nilai-nilai dasar organisasi (corporate culture).Tanpa menyentuh nilai-nilai dasar tersebut, perubahan tidak akan mengubah perilaku dan kebiasaan.
7.
Perubahan tidak selalu membawa ke arah yang lebih baik secara instant.Perlu waktu dan pengorbanan untuk mencapai tujuan. Perubahan menimbulkan ekspektasi, dan karenanya ekspektasi yang belum tercapai akan menimbulkan kekecewaan. Sehingga manajemen perubahan harus diimbangi dengan manajemen harapan agar para pengikut dan pendukung perubahan dapat terus membakar
energi untuk terlibat dalam proses perubahan itu, walaupun tujuannya meleset atau masih memerlukan waktu untuk dicapai.
8.
Perubahan seringkali menakutkan dan menimbulkan rasa ketidaknyamanan.Namun dengan komunikasi dan pendekatan yang baik khususnya dari para pemimpin, hal tersebut akan dapat diantisipasi.
6.3 Persiapan Menghadapi Perubahan
Kata-kata perubahan sering berlawanan dengan kata-kata kemapanan. Biasanya anak-anak muda paling senang menuntut perubahan, tetapi perlahan-lahan tuntutan makin kendor, lama kelamaan masuk kewilayah yang menyukai kemapanan. Pada waktu muda, wajar menuntut perubahan, karena kalau tidak ada perubahan maka yang muda tidak akan kebagian. Sedangkan kalau sudah mulai tua, empat puluh keatas, tuntutan perubahan mulai kendor, karena pada usia itu seseorang sudah mulai bisa menikmati fasilitas. Kalau dia masih menuntut perubahan, artinya fasilitas itupun akan berpindah.
Perubahan secara radikal disebut revolusi, sedangkan secara alamiah disebut evolusi, keduanya bisa bermakna positif kalau disiasat dengan arif.
Menghadapi penjajah harus dengan revolusi karena kalau tidak kemerdekaan tidak akan tercapai, tentunya dengan segala bentuk pengorbanannya. Tetapi di alam kemerdekaan perubahan secara evolusi lebih diperlukan. karena dengan cara ini eksesnya tidak berdampat negatif.
Pada tahun 65 terjadilah revolusi ada yang kalah ada yang memang, yang kalah punah dan yang menang berkuasa.
Tahun 97 terjadi reformasi, memang tidak mirip sekali dengan revolusi, tetapi terjadi juga perubahan yang luar biasa. Ketika itu tidak ada yang kalah semua merasa menang. Makanya dalam mengisi setelah reformasi selalu gontok-gontokan terus karena masih sama-sama menang.
6.4 Bagaiaman Menyikapi Perubahan ?
Disadari atau tidak, diterima atau tidak, siap atau tidak, perubahan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keseharian kita. Kemajuan teknologi dan informasi yang sedemikian cepatnya, bergesernya tren mode dan selera pasar terhadap produk, persaingan sumber daya manusia yang semakin ketat menjelang AFTA dan perubahan dalam segala hal telah mengubah tatanan dan nilai yang ada.
Mungkin kita mengganggap sesuatu tidak baik atau salah 10 tahun yang lalu, dan
sekarang sudah menjadi sesuatu hal yang biasa. Ini menunjukkan wajah dunia yang selalu berubah. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kita menyikapi suatu perubahan? Menurut informasi yang saya peroleh tenaga kerja asing sudah mulai merambah dengan gencar dunia kerja di Indonesia di beberapa sektor industri. Kalau dipikir, sebenarnya tanpa disadaripun, perubahan itu sendiri terjadi pada diri kita seperti halnya usia dan kondisi tubuh kita. Dengan semakin berjalannya waktu, usia akan terus bertambah menyebabkan
kondisi fisik dan kecantikan seseorang akan juga berubah. Kita tidak dapat menghentikan lajunya perubahan tersebut, yang dapat kita lakukan adalah bagaimana kita mengelola dan menyiapkan diri sebelum perubahan itu terjadi. Seperti halnya dengan perusahaan dan dunia kerja, dengan semakin banyaknya pesaing masuk ke arena bisnis perusahaan kita, semakin
berkompetisinya tenaga kerja apakah merupakan tantangan, cambuk bagi kita atau bahkan sebaliknya akan membuat kita terpuruk. Semua ini terpulang kepada kita sebagai anggota organisasi/perusahaan itu sendiri.
Ironisnya, banyak rekan-rekan di lingkungan kerja yang saya amati selama ini mengartikan bahwa 'perubahan' sudah jadi momok yang menakutkan dan harus dihindari. Takut
kehilangan posisi, pamor, merasa tersaingi dengan kedatangan warga baru di organisasi, pengawasan lebih ketat, merasa lebih complicated, atasan/pimpinan berkurang
kepercayaan, pendapatan menurun, karier lebih sulit diperoleh dll karena adanya sistem baru. Ketidakmampuan kita
menerima perubahan membuat ketakutan dan keresahan hati timbul menyelimuti pikiran. Kekhawatiran seperti itu rasanya tidak perlu ada sepanjang kita dapat menyikapinya dengan positif. Kita perlu percaya bahwa di dunia kerja manapun dan kapanpun perubahan di dalam organisasi pasti terjadi dan itu merupakan dinamika dunia kerja dan proses pembelajaran menuju peningkatan.
Kita dapat mengambil pelajaran dari buku indah mengandung filosofi yang mudah dicerna yaitu Who Moves My Cheese. Dalam buku tersebut Spencer Johnson menceritakan fenomena sebuah perubahan melalui ilustrasi yang bagus.
Ada 4 tokoh yang diceritakan dalam buku ini, yakni : Sniff dan Scurry kedua tikus imajiner, Hem (kurcaci) serta Haw (manusia kecil) yang sengaja diciptakan oleh Spencer Johnson untuk memberikan contoh bagaimana keempat tokoh tadi menyikapi suatu perubahan. Cerita ini dimulai pada saat cheese (keju) yang mereka butuhkan tersedia dalam jumlah banyak. Cheese disini diilustrasikan sebagai sesuatu yang menyenangkan (uang,
kebahagiaan, atau makanan). Pada suatu saat cheese yang mereka miliki semakin lama jumlahnya semakin sedikit. Sniff dan Scurry dengan penciuman dan nalurinya terus bergerak mencari
chesse-cheese yang baru di stasiun-stasiun lainnya (tempat keju berada). Bagaimana dengan Haw dan Hem, mereka berdiskusi dan marah, mengapa cheese-cheese mereka berkurang dan hilang. Mereka menyakini bahwa cheese pergi untuk sementara waktu dan segera
kembali sehingga mereka tetap menunggunya tanpa melakukan apapun kecuali kecewa dan marah-marah. Perubahan terjadi secara perlahan dan mereka tidak menyadarinya. Pada akhirnya, mereka lelah dan kehabisan tenaga, dan tetap tidak menemukan cheese-nya. Sebaliknya, Sniff dan Scurry mereka terus bergerak untuk mencari stasiun-stasiun baru yang
penuh dengan cheese / keju dan mereka telah menyadari hanya dengan terus bergerak dan berlari mereka bisa mendapatkan cheese-nya.
Bagaimana dengan Anda, dunia telah bergeser dan berubah, mengapa Anda tidak juga berubah? Jika Anda ingin lebih berhasil dalam kehidupan ini, sudah selayaknya Andapun berubah. Lakukanlah hal-hal yang baru, kebiasaan-kebiasaan baru yang baik, serta perlakukanlah diri Anda dengan cara yang baru pula. Asahlah terus kemampuan Anda sehingga Anda memperoleh kemampuan dan pengalaman yang baru. Kalau Anda sudah puas
dengan apa yang Anda peroleh sekarang dalam kehidupan ini, ini menandakan Anda tidak ingin berubah. Anda sudah terlena dengan apa yang telah Anda miliki, padahal dunia setiap saat berubah.
Merasa tidak nyaman dan takut mengambil resiko yang akan terjadi, alasan mengapa kita sulit untuk berubah. Perasaan takut gagal, takut salah, takut ditegur atasan, takut
lainnya adalah membuat kita semakin sukar untuk menghadapi perubahan.
Apakah kita ingin seperti orang-orang jenis ini yang sangat pandai membuat alasan serta pembenaran terhadap tindakannya. Padahal yang dilakukan hanyalah bersembunyi
terhadap perubahan yang sedang terjadi dan tanpa mereka sadari, dunia lambat laun akan mengubah mereka secara paksa.
6.5 Mengelola Perubahan
Perubahan-perubahan secara jelas didorong oleh Allah SWT dalam firman-Nya “ Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui “ (QS 8 : 53).
Bagaimana mengelola perubahan?
Agar segala perubahan-perubahan yang terjadi memberikan dampak yang maksimal dan sesuai dengan arah yang dikehendaki, maka perlu dilakukan pengelolaan perubahan
(change management). Menurut John P. Kotter dalam Leading Change (1996), ada delapan tahapan utama yang harus dilakukan dalam mengelola perubahan, yaitu:
1. Membangkitkan urgensi perubahan
Salah satu hal penting dalam membangkitkan urgensi perubahan adalah bagaimana seorang pemimpin mampu menyadarkan keseluruhan anggota organisasi untuk secara bersama-sama berubah ke arah yang diinginkan. Ungkapan-ungkapan perubahan seperti kita berubah atau kita mati, tentunya perlu diterjemahkan dalam bahasa-bahasa yang dimengerti oleh semua orang. Semua orang harus tercerahkan bahwa organisasi harus berubah. Pertanyaan yang menyangkut mengapa kita harus berubah, masalah apa yang terjadi jika kita tidak berubah haruslah menjadi
kesepahaman keseluruhan.
2. Membentuk koalisi perubahan
Masalah perubahan merupakan suatu hal yang strategis. Hal itu tidak akan mampu dilakukan oleh seorang pemimpin saja. Sehingga perlu dibangun koalisi orang-orang yang sepaham dengan perubahan, terutama yang berada dalam posisi yang
diinginkan.
3. Mengembangkan visi dan strategi
Terbentuknya lokomotif perubahan saja tentu tidak cukup. Perlu disusun suatu visi yang menyatakan hal yang ingin dicapai dalam perubahan yang dilakukan.
Selanjutnya disusun suatu strategi bagaimana mencapai visi tersebut.
4. Mengkomunikasikan perubahan visi
Proses selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengkomunikasikan perubahan visi kepada seluruh anggota organisasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik formal maupun informal, melalui buletin organisasi, email, papan
pengumuman, acara pengajian ataupun khotbat jumat. Hal yang diharapkan adalah pemahaman bagi seluruh anggota organisasi tentang apa yang ingin dicapai dengan perubahan yang dilakukan. Proses ini harus berlangsung terus menerus.
5. Memperluas tindakan perubahan
Perluasan tindakan dilakukan untuk memuluskan arah perubahan yang dilakukan, yaitu dengan menghilangkan elemen-elemen yang mengganggu jalannya
perubahan. Sistem, struktur, peraturan yang tidak sejalan dengan semangat perubahan perlu sedikit demi sedikit dikikis habis. Jika perlu, seluruh anggota organisasi diberikan pelatihan, agar mempunyai keahlian dan perilaku yang sesuai.
6. Menciptakan keberhasilan jangka pendek
Seringkali perubahan yang terlalu lama memperlihatkan hasil akan mengurangi semangat anggota organisasi, sehingga perlu diciptakan milestone atau
keberhasilan-keberhasilan antara. Ini penting untuk mempertahankan motivasi dan harapan anggota organisasi bahwa perubahan yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
7. Konsolidasi keberhasilan dan mendorong perubahan yang lebih luas
Keberhasilan-keberhasilan antara yang terjadi perlu dikonsolidasikan agar arah perubahan yang diharapkan tetap terjaga, tetap fokus pada visi yang ingin dicapai.
Konsolidasi tersebut diharapkan mampu membentuk fenomena bola salju, yang semakin lama semakin mendorong perubahan yang lebih luas dan tentu saja bergerak ke arah yang diharapkan.
8. Memperkuat akar budaya baru
Perubahan yang telah dilakukan, dan terbukti telah memberikan hasil yang
diharapkan perlu ditanamkan kepada seluruh anggota organisasi agar menjadi suatu budaya perusahaan (corporat culture) baru. Penanaman ini dapat dilakukan dengan menulis ulang peraturan-peraturan atau pun sistem baru yang sesuai dengan perubahan yang telah dilakukan. Perlu diingat bahwa fleksibilitas perlu
dipertimbangkan agar mempermudah proses-proses perubahan lain yang terjadi karena adanya tuntutang driver of change yang baru.
Kedelapan langkah proses perubahan tidaklah harus berjalan secara serial, satu selesai baru lanjut proses berikutnya, namun dapat pula berjalan secara paralel, dapat bolak balik, tergantung kondisi lapangan yang terjadi. Namun yang pasti harus diperhatikan adalah keyakinan bahwa suatu proses telah dilakukan secara benar dan telah berjalan ke arah yang diinginkan.
Selain hal tersebut, ada lagi 7 hal penting yang dapat kita lakukan dalam mengelola perubahan yang terjadi, yaitu:
1. Mengantisipasi Perubahan
Mengubah untuk selalu siap dengan perubahan, Menyangkut Mindset. 2. Mengidentifikasi Perubahan
Dimulai dari yang paling sederhana dengan akibat signifikan, Skala Prioritas. 3. Menjual Perubahan
Mengkomunikasikan perlu perubahan untuk kepentingan bersama.
4. Menggalang Sumber Daya
Semua (SDM,Material,Mechinery,Money) diberdayakan dan secepatnya dijalankan.
Sungguh penting, Agar lancar dan cepat ada perubahan. 6. Memberikan Penghargaan
Penghargaan bagi yang telah berubah dan membuat langkah untuk berubah.
7. Belajar dari Pengalaman dan Tidak Berhenti Berubah
Sukses langkah 1 s.d. 6, Evaluasi 7 untuk perubahan berikutnya.
Semuanya berubah, ada yang menjadi semakin baik dan ada yang sebaliknya, karena itulah dunia.
Daftar Pustaka
Artining rum, Primi, Kurniasih, Aug ustina, Nurg roho, Arissetyanto, 2013, Etika dan Perilak u Prof esional Sarjana, Graha Ilmu, Yog yak arta
Srijanti, Purwanto, Artiningrum, 2007, Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana, Graha Ilmu, Yogyakarta
Febe Victoria Chen, 2012, Soft Sk ill for success, Sik ap T epat Karier Hebat,BIP Gramedia, Jak arta
Sumber Internet :