• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor‐ faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi.

Gambar 2.2 Technology Acceptance Model (TAM) (Davis,et,al, 1989)

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa TAM disusun oleh variabel dasar persepsi penggunaan dan kemudahan penggunaan. Persepsi penggunaan menunjuk pada kepercayaan individu yang secara positif atau negatif meningkatkan tingkat kinerja melalui penggunaan teknologi dan sistem informasi. Persepsi kemudahan penggunaan mengindikasikan kemudahan yang dialami pengguna dalam mempelajari secara individu bagaimana mengoperasikan teknologi atau sistem informasi.

a. Persepsi kegunaan (perceived usefulness)

Perceived Usefulness atau persepsi kegunaan menurut Davis (1986) adalah “The Degree to which an individual believes that using a particular system would enhance his or her job performance” (Chuttur,2009:5). Pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai tingkat dimana individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Persepsi ini diukur melalui

Perceived Usefulness Perceived Ease of Use Attituude Toward Usage Behavioral Intention to Use Actual System Use Perceived Usefulness Perceived Ease of Use Attituude Toward Usage Behavioral Intention to Use Actual System Use

indikator-indikator seperti produktivitas (productivity), efektifitas (effectiveness), pentingnya bagi tugas (important to job), dan kegunaan secara keseluruhan (overall usefulness). (Davis,1989).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pengguna percaya dengan menggunakan sistem informasi akademik pengguna dapat meningkatkan efektifitas dalam segala kegiatan administrasi akademik.

b. Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)

Perceived ease of use atau persepsi kemudahan penggunaan menurut Davis (1986) adalah “The degree to which an individual believes that using a particular system would be free of physical and mental effort” (Chuttur, 2009:5). Pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai tingkat dimana individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari upaya fisik dan mental. Persepsi ini diukur melalui indikator-indikator seperti kemudahan untuk dipelajari (easy to learn), kemudahan mencapai tujuan (controllable), jelas dan mudah dipahami (clear & understable), fleksibel (flexible), dan kemudahan akses (easy to access). (David, 1989).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna percaya menggunakan sistem informasi akademik itu mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras.

c. Sikap terhadap penggunaan (attitude toward usage)

Attitude toward usage atau sikap terhadap penggunaan dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. (Davis,1989).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini pengguna akan menunjukkan sikapnya terhadap penggunaan sistem informasi akademik apakah dia menerima atau menolak penggunaan sistem tersebut.

d. Niat perilaku untuk menggunakan (behavioral intention to use)

Behavioral Intention to Use atau niat perilaku untuk menggunakan adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain (Davis,1989).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini pengguna tetap menunjukkan sikap penerimaannya terhadap penggunaan sistem informasi akademik dengan menunjukkan kecenderungan bahwa dia akan tetap menggunakan sistem tersebut.

e. Penggunaan nyata dari sistem (actual system use)

Actual system use adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis,1989). Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Natalia Tangke, 2004)

Berdasarkan uraian tersebut model dapat disimpulkan bahwa tahap ini akan tercermin penggunaan nyata dari penggunaan sistem informasi akademik.

f. Teori Pengaruh Sosial (Social Influence T heory)

Malhotra, dan Galletta (1999) memperluas TAM dengan memasukkan faktor pengaruh sosial. Pengaruh sosial diukur dengan internalization,

identification dan compliance. Mereka meneliti penerimaan Software MS access. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh sosial berperan penting dalam perilaku menerima dan menggunakan adopsi teknologi informasi baru. Ketika pengaruh sosial menimbulkan perasaan patuh (compliance), ini akan mempunyai pengaruh negatif terhadap sikap pengguna dimasa yang akan datang dalam menggunakan sistem informasi yang baru. Sebaliknya ketika pengaruh sosial menghasilkan perasaan internalization dan identification, yang menjadi bagian dari pengguna, hal tersebut akan berdampak positif terhadap sikap dimasa yang akan datang untuk menerima dan menggunakan sistem informasi yang baru.

Menurut Malhotra, dan Galletta (2005) melakukan penelitian penerimaan sistem informasi dalam suatu organisasi dengan menggunakan model TAM yang memasukkan faktor pengaruh sosial. Pengaruh sosial diukur dengan internalization, identification dan compliance. Affective commitment (identification and internalization) berpengaruh secara positif terhadap perceived usefulness and ease of use melalui pengadopsian dan perluasan penggunaan system informasi. Affective commitment juga berpengaruh positif terhadap user attitude. Hal yang berlawanan ditemukan pada continuance commitment (compliance) yang mempunyai dampak negatif terhadap perceived usefulness and ease of use (dalam Eka Kartika, 2009).

Menurut Davis, 1989; Gao, 2005; Ma & Liu, 2005; McKinnon & Igonor, 2008, Faktor-faktor dalam model TAM yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu persepsi kegunaan (Perceived Usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use), sikap terhadap penggunaan (Attitude Toward Usage),

dan pengaruh sosial (Social Influence) dari penggunaan sistem merupakan atribut atau karakteristik dari sistem, seperti desain keseluruhan dan fitur dari sistem, pengguna ini keterampilan dan kemampuan, dan keyakinan pengguna dan sikap terhadap sistem (dalam Eka Kartika, 2009). Niat perilaku untuk menggunakan (Behavioral Intention to Use) merupakan faktor penting yang menentukan apakah pengguna benar-benar akan memanfaatkan sistem.

Penggunaan teori TAM akan semakin meningkat sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi. Para peneliti mencoba untuk melakukan uji tingkat penerimaan teknologi baru menggunakan teori tersebut. Teori TAM yang fenomenal tersebut membuat Lee et al. yang menggunakan TAM dari tahun 1986 hingga 2003. Studinya yang berjudul “Technology Acceptance Model: Past, Present, and Future” menemukan bahwa TAM berjalan secara terus menerus tiap tahun dan dalam perjalanannya dielaborasi oleh peneliti-peneliti untuk menyelesaikan keterbatasan yang ada, mengenalkan variabel eksternal baru dan diterapkan di lingkungan, sistem, tugas dan subjek yang berbeda (Jaya Permana, 2013).

Gambar 2.3 Publikasi TAM di Berbagai J ur nal Internasional Lee, et al, 2003 (dalam J aya Per mana, 2013)

Teori TAM termasuk penemuan yang fenomenal karena telah digunakan dalam 101 penelitian yang masuk di berbagai jurnal akreditasi internasional akan terus berkembang, namun tentu dengan teori baru yang mendukungnya (Jaya Permana, 2013).

Dokumen terkait