• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.6 Metode Penelitian

1.6.5 Tehnik Analisis Bahan Hukum

f. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Pemberantasan Tindak Pidana perlindungan anak. dan

g. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pencegahan dan Penanganan Korban Perdagangan Orang.

2. Bahan hukum sekunder berupa buku-buku hukum, jurnal-jurnal hukum dan hasil karya ilmiah para sarjana yang berkaitan dengan penanggulangan tindak pidana perdagangan orang.

3. Bahan hukum tersier berupa kamus hukum Indonesia, kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa Inggris, kamus bahasa Belanda dan encyclopedia.

1.6.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Metode pengumpulan bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode bola salju (snowball method).21Adapun metode yang dimaksud dengan metode bola salju adalah menggelinding terus menerus sampai menemukan titik jenuh, dan hal ini mengacu kepada peraturan perundang-undangan dan buku-buku hukum dalam daftar pustaka. Pengumpulan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier di inventarisasi dan diklasifikasi secara sistematis sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Dengan pengklasifikasian diharapkan dapat memudahkan melakukan analisis terhadap permasalahan yang menjadi obyek penelitian dengan mengelaborasikan antara bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta bahan hukum tersier yang dianalisis dan disusun secara sistematis.

1.6.5 Tehnik Analisis Bahan Hukum

Teknik analisis bahan hukum dalam penelitian ini menggunakan teknik deskripsi, tehnik evaluasi dan Asas Preferensi. Teknik deskripsi adalah teknik dasar analisis yang tidak dapat dihindari penggunaanya. Deksripsi berarti uraian

21

I Made Wahyu Chandra Satriana, 2013, Kebijakan Formulasi Keadilan Restoratif Dalam Sistem Peradilan Pidana, (tesis) Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Universitas Udayana, Denpasar.

apa adanya terhadap suatu kondisi atau posisi dari proposisi-proposisi hukum atau non hukum.22

Asas Preferensi adalah asas yang digunakan untuk mengidentifikasi aturan hukum dalam hal terjadi konflik norma hukum (antinomi hukum). Dalam menghadapi konflik antar norma hukum, maka berlakulah asas-asas penyelesaian konflik (asas preferensi), yaitu:

1. Lex superiori derogat legi inferiori, yaitu peraturan undangan yang lebih tinggi akan melumpuhkan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah;

2. Lex specialis derogat legi generali, yaitu peraturan yang khusus akan melumpuhkan peraturan yang umum sifatnya atau peraturan yang khususlah yang harus didahulukan;

3. Lex posteriori derogat legi priori, yaitu peraturan yang baru mengalahkan atau melumpuhkan peraturan yang lama.23

Di samping itu ada langkah praktis untuk menyelesaikan konflik tersebut antara lain pengingkaran (disavowal), reinterpretasi, pembatalan (invalidation), dan pemulihan (remedy).

Teknik evaluasi adalah penilaian berupa tepat atau tidak tepat, setuju atau tidak setuju, benar atau salah, sah atau tidak sah, oleh peneliti terhadap suatu pandangan, proposisi, pernyataan rumusan norma, keputusan baik yang tertera dalam bahan primer maupun dalam bahan sekunder.

Isu perdagangan orang atau trafficking khususnya perempuan dan anak beberapa bulan terakhir cukup mendapat soroton diberbagai media masa. Media masa tidak hanya sekedar menyoroti kasus-kasus tersebut saja, akan tetapi juga lika-liku tindakan penyelamatan yang dilakukan aparat penegak hukum terhadap korban serta bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut. Kasus-kasus perdagangan orang yang cukup mendapat sorotan media

22

I Dewa Gede Atmadja, 2009, Pengantar Penalaran dan Argumentasi Hukum (Legal Reasoning And Legal Argumentation) An Introdutcion, Penerbit Bali Aga, hal.42-43

23

Philipus M. Hadjon & Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi Hukum, Cetakan Keempat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2009, halaman 31.

18

beberapa waktu yang lalu misalnya kasus yang terjadi di Malaysia kasus lima gadis Bali terlantar di Malaysia yang diduga merupakan sindikat perdagangan orang. 24 Upaya lainnya adalah upaya penyelamatan terhadap dua orang perempuan korban perdagangan perempuan yang dibebaskan oleh reporter SCTV dari Tekongnya di Malaysia.

Trafficking in person atau perdangan orang mungkin bagi banyak kalangan merupakan hal yang sudah sering atau biasa untuk di dengar oleh karena itu tingkat terjadinya kasus trafficking yang tidak dipungkiri sering terjadi baik Indonesia maupun negara-negara yang sedang berkembang lainya. Sebagaimana yang ketahui bahwa Traficking terhadap orang adalah suatu bentuk praktek kejahatan kejam yang melanggar martabat manusia, serta merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia paling konkrit yang sering memangsa mereka yang lemah secara:

a. Ekonomi yaitu memiliki kemampuan ekonomi yang lemah atau kurang mampu, sehingga mudah diiming – imingi dengan janji tuk mendapatkan pekerjaan.

b. Sosial yaitu yang memiliki kedudukan sosial atau status yang rendah di masyarakat, sehingga ada keinginan dari masyarakat tersebut untuk menaikan status sosial mereka dengan cara menerima tawaran bekerja di luar negeri akan tetapi malah dimanfaatkan, sehingga menjadi korban dari sindikat perdagangan orang.

c. Politik yaitu lemahnya perlindungan yang diberikan oleh Indonesia terhadap warga negaranya yang menjadi korban perdagangan orang, sehingga mereka tidak bisa dilindungi secara maksimal.

d. Kultural yaitu secara kebiasaan yang berkembang di masyarakat bahwa tidak mau teliti atau bertanya secara detail mengenai jenis pekerjaan yang ditawarkan sehingga mereka menerima saja jika di suruh tanda tangan perjanjian kerja.

e. Biologis yaitu secara naluri seseorang tentu ingin mempunyai keturunan, dengan cara kawin, sebelum kawin tentunya memerlukan biaya, untuk

24

memenuhi biaya tersebut akhirnya mereka menerima resiko untuk bekerja di luar negeri.25

Banyak kalangan menyebut trafficking terhadap manusia, yang saat ini digunakan secara resmi didalam Undang-undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang jo (juncto) Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan sebutan Perdagangan Orang sebagai " the form of modern day slavery". Sebutan tersebut sangat tepat karena sesungguhnya ia adalah bentuk dari perbudakan manusia di zaman modern ini. Dia juga merupakan salah satu bentuk perlakuan kejam terburuk yang melanggar harkat dan martabat manusia.

Masalah lain yang sering timbul dari perdagangan orang khususnya bayi adalah akibat dari pergaulan bebas antar remaja yang semakin marak di Indonesia tidak berkeprimanusiaan. Dari hal ini dapat diketahui pula bahwa traffickingadalah merupakan industri yang sangat menguntungkan. Dari industri seks saja menghasilkan US $ 1,2 -3,3 Milyar per tahun untuk di Indonesia saja.

Pada konteks nasional, persoalan trafficking manusia di Indonesia sudah sampai pada taraf sangat memprihatinkan. Fenomena trafficking manusia dapat diasumsikan bagaikan "fenomena gunung es di samudera yang luas yaitu jumlah korban yang terdeteksi atau terungkap dan tertangani baru merupakan puncak gunung es yang tampak dipermukaan samudera luas.

Trafficking manusia juga dikenal diseluruh dunia sebagai satu-satunya tindakan atau perbuatan pidana yang telah secara signifikan menjerumuskan jutaan korban ke dalam perbudakan dan memungkinkan jaringan kejahatan terorganisir untuk mengalihkan dana yang besar ke berbagai upaya mengoperasikan kejahatan terkait lainnya, seperti perdagangan narkotika, pencucian uang dan lain sebagainya yang dapat berpotensi melumpuhkan sendi-sendi perekonomian negara dan sistem penegak hukum. Hal ini juga yang menyebabkan tindak pidana perdagangan orang ini masuk ke dalam kejahatan lintas negara.

25

Ida Bagus Ketut Weda, 2013, “Trafiking Dalam Perspektif Hukum Internasional Dan Pencegahannya”, Majalah Kertha Patrika, h.36.

20

Trafficking merupakan kejahatan yang terorganisir yang dilakukan dengan berbagai prosedur oleh beberapa orang yang mempunyai tugas masing-masing seperti perekrutan, penyekapan, pengiriman serta penerimaan seperti yang dikatakan oleh Donald Cressey.26Semua prosedur ini banyak terjadi melewati batas nasional negara yang menyangkut kepentingan banyak negara yang menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu pula maka banyak pula dilakukan konvensi-konvensi internasional guna membahas bagaimana cara pencegahan dan penanggulan terjadinya kasus trafficking ini karena juga disadari trafficking sebagai tindak pidana sumber dana kejahatan lainnya yang juga berimbas pada kepentingan negara-negara pula.

Trafficking berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti "illegal trade" atau perdagangan illegal.27 Kita memang sudah sering mendengar kata trafficking yang dimana masyarakat secara luas mengetahui yang dimaksud disini ialah perdagangan manusia. Dan oleh karena itu maka perlulah diketahui lebih lagi apa yang dimaksud dengan perdagangan manusia atau trafficking tersebut.

Dalam kamus Webster's College Dictionary dikatakan sebagai berikut yaitu: Trafficking, to carry on traffic, especially illegal (in a commodity). Jadi, mengangkut dalam suatu lain lintas dengan kata lain memindahkan sesuatu dengan cara illegal. Oleh karena itu, beberapa penulis menyebut trafficking sebagai perdagangan illegal manusia. Penelitian Convention Watch yang dilaksanakan di UI Jakarta tanggal 30 Juni 2006 oleh karena menurut mereka perdagangan manusia tidak ada yang legal karena itu tetaplah sebuah kejahatan.

Berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 49/166 mendefinisikan trafficking dengan:

"Trafficking is the illicit and clandestine movement of persons across national and international borders, largely from developing countries and some countries with economies in transition, with the goal of forcing women and girl children into sexually or economically oppressive and exploitative

26Anonim2009, “Pelatihan Bersama Bagi Penegak Hukum Untuk Penanganan Kejahatan Lintas Negara”, dilaksanakan oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia Di Pusdiklat Kejaksaan Agung RI, Jakarta, h. 11.

27

Apakah Kejahatan Perdagangan (Trafiking) Anak Itu URL: http//www.jemiesimatupang word-press.com, Diakses tanggal 19 Februari2015.

situations for the profit of recruiters, traffickers, and crime syndicates, as well as other illegal activities related to trafficking, such as forced domestic labour, false marriages, clandestine employment and false adoption ".

"Perekrutan, pengiriman ke suatau tempat, pemindahan, penampungan atau penerimaan melalui ancaman, atau pemaksaan dengan kekerasan atau dengan cara-cara kekerasan lain, penculikan, penipuan, pengaiayaan, penjualan, atau tindakan penyewaan untuk mendapat-kan keuntungan atau pembayaran tertentu untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi setidaknya, mencakup eksploitasi meialui pelacuran, melalui bentuk lain eksploitasi seksual, melalui kerja paksa atau memberikan layanan paksa, melalui perbudakan, melalui praktik-praktik serupa perbudakan, melalui penghambaan atau melalui pemindahan organ tubuhnya".

Indonesia adalah salah satu negara yang rawan kejahatan trafficking anak.28 Menurut perkiraan UNICEF, dari 1,2 juta korban trafficking di dunia sekitar 100 ribu anak berasal dari Indonesia. Artinya tiap minggu ada sekitar 273 anak menjadi korban trafficking di Indonesia.29Trafficking adalah salah satu kejahatan terbesar kedua dari peredaran narkoba yang mempengaruhi dan berdampak pada kerusakan tatanan sosial bangsa Indonesia.30 Ada banyak tipe kasus trafficking yang terjadi di wilayah pedesaan maupun perkotaan yang mempunyai jaringan Internasional.

28

http//www.unicef.org diakses tanggal 2 Maret 2015.

29

Ibid.

30

Syarif Hidayat, “Dakwah Perlindungan Korban Trafficking”, URL: http//www. yahoo.com.files.wordpress.com, Diakses tanggal 19 februari 2015

BAB II

Dokumen terkait