• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tehnik Budidaya Ikan Gurame, Pada Kelompok Tunas Mina Terpadu di Desa Pabuaran

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Desa Pabuaran

5.4 Tehnik Budidaya Ikan Gurame, Pada Kelompok Tunas Mina Terpadu di Desa Pabuaran

5.4.1 Kontruksi Kolam

Kegiatan budidaya ikan gurame seperti pemijahan, pembenihan, pendederan dan pembesaran dilakukan di beberapa kolam antara lain kolam tanah, bak semen, dan kolam terpal. Seluruh responden menggunakan tiga jenis kolam, pemilihan tipe kolam tersebut disesuaikan dengan kegiatan budidayanya dan lahan yang tersedia, antara lain ;

1. Kolam Tanah

Kolam tanah digunakan untuk pendederan benih ikan gurame dan pemijahan induk gurame serta pembesaran ikan gurame. Ukuran kolam disesuaikan dengan ukuran lahan yang dimiliki oleh pembudidaya. Pembudidaya memiliki kolam pendederan berkisar antara 3 sampai 10 buah kolam. Kolam pendederan berbentuk persegi panjang dengan luas kolam antara 20 – 100 m2 , ketinggian air kolam 30 – 40 cm. Sedangkan, kolam pemijahan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 20 – 200 m2 , dimana kedalaman air kolam pemijahan sekitar 75 – 100 cm. Kolam tanah dapat juga digunakan untuk pembesaran ikan gurame hingga ukuran konsumsi minimal 600 g/ekor, dengan ukuran kolam 25 – 60 m2 ,

51 

 

Bak semen

Kolam terpal (bak plastik)

kedalaman kolam 150 cm dan ketinggian air tergantung dari ukuran benih dan padat penebaran antara 40 cm sampai 120 cm.

2.

Bak semen yang digunakan petani ikan untuk pemeliharaan larva gurame berukuran lebar 2 – 3 m, panjang 3 – 5 m dan tinggi 0,5 – 1 m. Tinggi air pada bak pemeliharaan larva gurame dapat diatur mulai dari 20 – 50 cm.

3.

Pemeliharaan benih ikan gurame atau pendederan ikan gurame dapat dilakukan pada bak plastik. Ukuran bak terpal yaitu lebar 3 – 4 m, panjang 6 – 8 m dengan tinggi 1 m. kedalaman atau ketinggian air 50 cm.

5.4.2 Pemilihan Induk dan Pemijahan

Induk gurame betina yang siap dipijahkan ditandai dengan perut tampak membuncit dan terasa lunak jika di raba, serta pada alat kelamin atau disekitar anus terlihat berwarna putih kemerahan, dan pergerakan induk lebih lamban selalu mengikuti pasangannya. Sedangkan, pada induk gurame jantan yang sudah matang gonad ditandai dengan alat kelamin tampak memerah dan bagian perut jika ditekan ke arah alat kelamin atau anus akan mengeluarkan sperma yang berwarna putih jernih.

Pemijahan yang dilakukan pada petani ikan gurame di desa Pabuaran, pemijahan sistem paket dimana kolam pemijahan disekat dengan anyaman bambu menjadi beberapa bagian untuk dijadikan kolam pemijahan. Penebaran induk di kolam pemijahan yaitu 1 ekor induk memerlukan ruang dikolam seluas 4 – 5 m2 . Jadi, untuk satu paket yang terdiri dari 1 jantan dengan 3 induk betina harus disediakan kolam pemijahan 20 m2 .

Perlengkapan kolam pemijahan terdiri dari sosog, anjang-anjang dan bahan sarang. Sosog sebagai tempat sarang terbuat dari bambu yang dipasang di bawah permukaan air. Anjang-anjang adalah tempat meletakkan bahan sarang yang terbuat dari bambu dengan lubang anyaman 10×10 cm di pasang di atas permukaan air. Bahan sarang berupa ijuk halus, serabut kelapa atau serat karung. Induk jantan akan membuat sarang setelah 15 – 30 hari dilepaskan dalam kolam

52 

 

pemijahan, satu ekor jantan dapat membuat 2 buah sarang, pembuatan sarang berlangsung selama 1 minggu.

Pemijahan berlangsung sekitar 2 hari setelah pembuatan sarang. Induk gurame betina melepaskan telurnya ke sarang dan induk jantan menyemprotkan spermanya sehingga terjadi pembuahan. Pemijahan berlangsung 2-3 hari dan sementara pemijahan berlangsung induk betina menjaga sarang. Sarang yang berisi telur kemudian ditutup dan di jaga oleh induk jantan. Untuk menjaga sirkulasi dan pasokan oksigen ke dalam sarang, induk betina menggerak-gerakkan sirip ekor ke arah sarang. Jumlah telur yang dihasilkan tergantung oleh jenis gurame dan tingkat kematangan gonad, pada umunya satu ekor betina dapat menghasilkan 3.000-4.000 butir. Tanda telah terjadi pemijahan adalah terciumnya bau amis dan permukaan air di atas sarang terlihat berminyak.

5.4.3 Penetasan telur dan Perawatan Larva

Proses pengambilan telur dilakukan apabila sarang telah tertutup penuh oleh ijuk, sabut kelapa, tertutupnya sarang menandakan proses pemijahan telah selesai. Sarang yang berisi telur ikan gurame diangkat dan dimasukkan ke dalam bak ember untuk dipisahkan dengan sarangnya. Telur dapat menetas dalam waktu 30-35 jam setelah dilepaskan induknya. Penetasan telur dilakukan di bak ember berdiameter 60 cm, bervolume 20 liter, serta ketinggian air untuk penetasan sekitar 15 – 20 cm. Bak ember dapat diisi sampai 1.000 – 1.250 butir. Benih yang baru menetas mendapat makanan dari sisa-sisa kuning telur yang ada pada tubuhnya. Setelah cadangan makanan tersebut habis (± 10 hari), larva baru diberi pakan berupa cacing sutera, kutu air secukupnya dan dipelihara hingga menjadi larva dengan berat 0,5 gram selama ± 30 hari.

Pemeliharaan larva gurame yang umum digunakan pada bak semen berukuran lebar 2 – 3 m, panjang 3 – 5 m dan tinggi 0,5 – 1 m. Tinggi air pada bak pemeliharaan larva gurame dapat diatur mulai dari 20 – 50 cm. Pemeliharaan larva gurame di bak semen dilakukan dari telur menetas umur 9 – 12 hari sampai dengan benih ukuran gabah atau biji oyong. Bak pemeliharaan dilengkapi dengan saluran pemasukan atau pengeluaran yang terbuat dari pipa pralon. Setelah benih mencapai ukuran biji oyong atau gabah, benih dipindahkan ke tempat pendederan yang lebih luas.

53 

 

5.4.4 Pendederan dan Pembesaran

Pendederan adalah suatu kegiatan pemeliharaan benih gurame setelah periode larva sampai dihasilkan ukuran benih tertentu yang siap didederkan kembali atau siap ditebarkan di kolam pembesaran. Persiapan kolam untuk pendederan meliputi pengeringan kolam selama 3-7 hari, pengolahan dasar kolam (untuk kolam tanah),perbaikan pematang dan saluran air, pengapuran bertujuan untuk menaikan ph tanah dengan menggunakan kapur pertanian, Pemupukan untuk menimbulkan pakan alami, dan menyuburkan tanah dengan menggunakan pupuk kandang sebanyak 250 – 500 g/m2 , serta melakukan pengisian air kolam mencapai 30 – 40 cm, dibiarkan selama 5 – 7 hari, lalu dimasukkan benih ikan. Pada masa pendederan pakan ikan gurame berupa cacing sutera, pupuk kandang unggas, dan pellet, pemberian pakan disesuaikan dengan ukuran tubuhnya. Pendederan benih ikan gurame dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Ukuran Benih dan Nama Dagang Ikan Gurame Pada Kegiatan Usaha di Kelompok Tunas Mina Terpadu, Bulan April – Juni 2011

No

Ukuran Benih ( cm )

Istilah dagang desa pabuaran Jumlah penebaran (ekor/m2 ) Masa pemeliharaan (hari)

1 1 – 2 Biji oyong atau gabah 80 30

2 2 – 4 Kuku 60 63

3 4 – 6 Silet 40 85

4 6 – 8 Wadah korek 30 120

5 8 – 11 Bungkus rokok 15 – 20 150

Sumber: Data primer (diolah) 2011

Hasil pendederan belum cukup dijadikan ikan konsumsi, karena ukurannya masih kecil, yakni baru mencapai 8 – 11 cm/ekor atau 75 – 100 gram/ekor. Ikan pedaging yang dinilai layak untuk dikonsumsi memiliki ukuran 500 – 800 gram/ekor. Karenanya, hasil pendederan perlu dipelihara lagi dikolam pembesaran. Jadi, kegiatan pembesaran merupakan pemeliharaan ikan gurame hasil pendederan sampai mencapai ukuran konsumsi.

Kegiatan pembesaran gurame dapat dilakukan dalam beberapa tempat tergantung dari situasi dan kondisi, seperti dikolam tanah, dan bak semen. Cara persiapan kolam juga sama dengan persiapan kolam untuk pendederan benih gurame, hanya saja dalam pengisian air berbeda untuk kolam pembesaran

54 

 

ketinggian air 40 cm sampai 120 cm tergantung dari ukuran benih dan jumlah penebaran. Padat penebaran benih gurame 5 – 20 ekor/m2 dengan ukuran benih 100 g/ekor, waktu pemeliharaan yang diperlukan untuk mencapai gurame ukuran konsumsi 500 g/ekor yaitu 4 – 6 bulan. Pakan untuk benih gurame berupa pelet.

5.4.5 Pemanenan dan Pengangkutan

Panen merupakan tahap akhir dari kegiatan produksi dalam budidaya ikan, dalam ikan gurame ada tiga produk hasil panen gurame yang diperoleh, yakni telur dari hasil pembenihan, benih dari hasil pendederan dan gurame konsumsi dari hasil pembesaran.

Pada gurame ukuran konsumsi dinilai layak dipanen jika telah mencapai ukuran 500 – 800 gram/ekor. Sebelum, dipasarkan gurame dilakukan pemberokan atau dipuasakan, hentikan pemberian pakan 1 – 2 hari sebelum dilakukan pemanenan. Tujuannya, agar gurame tidak mengeluarkan kotoran selama proses pengangkutan berlangsung dan juga untuk mengurangi stres pada benih akibat penangkapan atau selama dalam pengangkutan. Pemanenan ditahap pendederan dilakukan setelah benih mencapai berat 20-25 gram . Dalam pelaksanaan pemanenan sebaiknya pagi atau sore hari, untuk memudahkan penangkapan, sebelum dilakukan penangkapan air kolam disurutkan, benih yang sudah terkumpul ditangkap dengan seser, untuk konsumsi menggunakan jaring, masukkan gurame kedalam ember atau drum. Proses penangkapan dilakukan secara hati-hati sehingga tidak sampai menyebabkan lepasnya sisik terutama pada bagian punggung.

Pengangkutan benih maupun konsumsi sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pengangkutan ikan gurame ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu cara tertutup dan cara terbuka. Cara tertutup diterapkan untuk pengangkutan benih dan telur ikan gurame, berupa kantung plastik berisi air sebanyak 1/3 bagian, wadah ini diikat dengan karet. Cara terbuka diterapkan untuk ikan konsumsi berupa drum memiliki volume 200 liter atau jerigen. Drum diisi air setengah dari volume, posisi drum ditidurkan. Jumlah ikan konsumsi dalam setiap drum dapat memuat 30 kg.

55 

 

Dokumen terkait