BAB 4 METODE PENELITIAN
4.5 Tehnik Pengumpulan Data
Pengambilan d ata d alam p enelitian i ni m elalui p enyebaran k uesioner kepada ka der pos yandu yang di teliti unt uk m engetahui hubun gan t ingkat pengetahuan kader posyandu tentang kanker serviks terhadap perilaku deteksi
dini ka nker s erviks. S ebelum di beri kue sioner, r esponden m enyatakan bersedia diteliti yang dinyatakan dengan Informed Consent.
Hasil kuesioner dikumpulkan dan diolah dengan cara editing, coding dan tabulasi, kemudian data yang telah diubah menjadi angka dan disusun dalam bentuk tabel. Tehnik pemberian skor pada pengetahuan yaitu “Benar” skor 1 dan “Salah” skor 0. S edangkan tingkat pengetahuan responden dijumlahkan dan dihitung prosentasenya. Selanjutnya dibagi dalam 3 kategori yaitu : baik, cukup da n kur ang. P engetahuan “ Baik” de ngan s kor 2 bi la m endapat prosentase 76 % - 100 % , “ Cukup” d engan s kor 1 bi la m endapatkan prosentase 56 % - 75 %, sedangkan pengetahuan “Kurang” dengan skor 0 bila mendapat prosentase ˂ 56 % (Nursalam, 2003). Sedangkan pada perilaku hanya diberi pertanyaan pernah atau tidak, jika pernah mendapat skor 1, j ika tidak pernah skor 0.
4.6 Analisis Data
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif yaitu menggambarkan distribusi dari kejadian yang berkaitan dengan variabel. Setelah data diolah kemudian hasilnya dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan narasi.
Setelah d ata t erkumpul, ke mudian di olah d an unt uk m enentukan kemaknaannya dilakukan uji statistik Chi Square (X) dengan tahap :
1. Editing yaitu me lihat a pakah d ata yang s udah te risi le ngkap a tau kurang lengkap. Editing berguna untuk melakukan pemeriksaan ulang apabila ada data yang isinya meragukan / kurang jelas.
2. Coding yaitu m engklasifikasikan j awaban da ri responden m enurut macamnya d engan m emberi k ode p ada m asing – masing j awaban menurut ite m p ada kue sioner. C oding be rguna untuk m emindahkan data d ari d aftar p ertanyaan k e d aftar yang ak an m emberikan informasi. Data yang ada menjadi bentuk angka untuk mempermudah perhitungan selanjutnya.
3. Tabulasi ad alah p ekerjaan m enyusun t abel – tabel mu lai d ari penyusun tabel utama yang berisi seluruh data informasi yang berhasil dikumpulkan de ngan d aftar p ertanyaan s ampai dengan t abel khus us yang telah benar – benar ditentukan bentuk dan isinya dengan tujuan penelitian.
4. Analisa statistik hasil jawaban kuesioner setelah ditabulasi, kemudian dilakukan perbedaan nilai tingkat pengetahuan dengan menggunakan analisis s tatistik de ngan bantuan kom puter pr ogram S PSS yaitu uj i statistik chi s quare (X) dengan ketentuan tingkat signifikansi p ˂ 0, 0,5. Bila hasil perhitungan p ˂ 0, 05 berarti Ho ditolak dan hipotesis diterima yaitu ada pengaruh hubungan pengetahuan kader posyandu tentang kanker serviks dengan perilaku deteksi dini kanker serviks.
4.7 Kerangka Kerja
Nursalam ( 2003) m engatakan b ahwa k erangka kerja adalah h ubungan abstrak yang di susun be rdasarkan s uatu t ema a tau t opik, g una m enyajikan alur penelitian terutama variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian.
Populasi : s emua k ader p osyandu d i w ilayah Kecamatan P lemahan – Kabupaten Kediri terdiri dari 17 Desa
Sampel : kader posyandu di wilayah Kecamatan Plemahan – Kabupaten Kediri yaitu di 4 Desa yang terpilih secara random
Informed consent Kuesioner Pengolahan data : Editting Coding Tabulating Analisa data Penyajian data Hasil penelitian
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
4.8 Ethical Clearance
Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti mengajukan surat permohonan untuk mendapatkan rekomendasi dari Ketua Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas K edokteran U niversitas A irlangga da n surat pe rmohonan i jin da ri
Kepala D inas K esehatan K abupaten K ediri, K epala Bakesbang Kabupaten Kediri serta Kepala Puskesmas Puhjarak Kecamatan Plemahan – Kabupaten Kediri. Kemudian kuesioner diberikan kepada responden dan observasi mulai dilakukan oleh peneliti pada responden yang akan diteliti dengan menekankan masalah etik yang meliputi :
4.8.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan Menjadi Responden) Merupakan c ara persetujuan pe neliti pa da r esponden pe nelitian dengan m emberikan informed c nsent. I nformed c onsent diberikan penelitian dengan memberikan lembar persetujuan pada responden.
4.8.2 Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk m enjaga k erahasiaan p eneliti t idak ak an m encantumkan nama r esponden, ha nya m enuliskan kode pa da l embar pe ngumpulan data.
4.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Semua i nformasi yang d ikumpulkan di jamin ke rahasiaannya ol eh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Pada ba b i ni a kan di uraikan t entang ha sil pe nelitian yang di laksanakan pada bul an M aret 2016 - Mei 2 016 d i w ilayah K ecamatan P lemahan K abupaten Kediri. P enulisan h asilpenelitian in i b ertujuan u ntuk me nganalisis “ Hubungan Antara P engetahuan K ader P osyandu T entang Kanker Se viks Dengan Perilaku Deteksi D ini Kanker S erviks di Wilayah K ecamatan P lemahan” de ngan t ujuan khususnya adalah untuk menyatakan data tentang: 1) Tingkat pengetahuan kader posyandu tentang kanker serviks, 2) Perilaku deteksi dini kanker serviks, dan 3) Hasil a nalisis hubunga n pe ngetahuan ka der po syandu t entang ka nker serviks dengan perilaku deteksi dini kanker serviks.
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Kecamatan Plemahan K abupaten K ediri merupakan K ecamatan yang t erdri d ari 1 7 d esa. D i K ecamatan i ni t erdapat 1 P uskesmas yang menaungi 17 desa yaitu Puskesmas Puhjarak. Di Puskesmas tersebut telah dilaksanakan program deteksi dini kanker serviks, tetapi sayangnya masih sangat sedikit masyarakat yang mau melakukan deteksi dini kanker serviks di Puskesmas tersebut.
Dari 17 desa yang berada di Kecamatan Plemahan, hanya 4 desa yang d i j adikan s ebagai tempat p enelitian d iantaranya ad alah d esa Bogo Kidul, desa Kayen Lor, desa Wonokerto dan desa Ngino. Masing- masing desa tersebut memiliki jumlah kader yang berbeda- beda tergantung d ari luas desa dan banyaknya masyarakat yang di naungi. Tiap desa memiliki 1
bidan d esa yang b ertanggung j awab at as s eluruh m asyarakat d i w ilayah desa yang di naungi. Jumlah kader yang menjadi responden penelitian ini ada 56 orang.
5.2 Deskripsi Data Umum Responden
Data umum merupakan data karakteristik responden yang disajikan meliputi us ia, t ingkat pe ndidikan, c ara m emperoleh i nformasi t entang kanker serviks, tingkat pengetahuan tentang kanker serviks dan presentase responden yang sudah dan belum melakukan deteksi dini kanker serviks.
1) Usia
Responden yang t erpilih s ebagai s ampel pe nelitian i ni a dalah 56 responden d ari 4 de sa di w ilayah K ecamatan Plemahan, di stribusi frekuensi responden be rdasarkan us ia di t unjukkan pa da gambar berikut :
Gambar 5.1. Distribusi Frekuensi Responden menurut Usia Gambar 5.1 m enunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu-ibu kader posyandu dengan usia paling banyak antara 31-40 tahun
13%
52% 30%
5%
Distribusi Usia Responden
21-30 31-40 41-50 51-60
yaitu 52 % (29 orang) dan yang paling sedikit usia 51-60 tahun yaitu sebesar 5% (3 orang).
2) Tingkat pendidikan
Gambar 5.2 D istribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambar 5.2 m enunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu-ibu ka der pos yandu dengan t ingkat p endidikan t erbanyak adalah tamatan SMA sebesar 61% (34 orang)
3) Cara memperoleh informasi tentang kanker serviks
Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Cara Memperoleh Informasi Tentang Kanker Serviks
3%
27%
61% 9%
Distribusi Pendidikan Responden
tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA tamat PT 4% 12% 7% 73% 4%
Cara Memperoleh Informasi Tentang Kanker Serviks internet elektronik buku petugas kesehatan lain-lain
Gambar 5.3 m enunjukkan ba hwa s ebagian be sar i bu- ibu ka der posyandu m emperoleh i nformasi t entang ka nker s erviks da ri pe tugas kesehatan sebanyak 73% (41 orang)
4) Pengetahuan kader posyandu tentang kanker serviks
Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Kanker Serviks
Gambar 5.4 m enunjukkan ba hwa s ebagian b esar pe ngetahuan responden i bu- ibu k ader pos yandu t entang ka nker s erviks adalah cukup 46% (26 orang)
5) Presentase responden yang sudah dan belum melakukan deteksi dini
Gambar 5.5 D istribusi F rekuensi R esponden B erdasarkan Y ang Sudah Dan Belum Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks
20%
46% 34%
Pengetahuan Kader Posyandu tentang Kanker Serviks
baik cukup kurang
54% 46%
Presentase Kader Yang Sudah Dan Belum Melakukan Deteksi Dini
pernah tidak pernah
Gambar 5.5 m enunjukkan ba hwa s ebagian be sar i bu-ibu ka der posyandu s udah pe rnah m elakukan de teksi di ni ka nker s erviks yaitu sebesar 54% (30 orang).
6) Jenis Pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
Gambar 5.6 Distribusi frekuensi jenis pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yang dilakukan responden
Gambar 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu- ibu kader posyandu melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan IVA yaitu sebesar 83 % (25 orang)
7) Alasan tidak mengikuti deteksi dini kanker serviks
Gambar 5.7 Distribusi f rekuensi a lasan r esponden t idak m elakukan d eteksi dini kanker serviks
83% (25 orang) 17%
(5 orang)
Jenis Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks IVA PAP SMEAR 77% (20 orang) 23% (6 0rang)
Alasan Tidak Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks
takut/ tidak berani alasan lain
Gambar 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu- ibu kader posyandu tidak m elakukan de teksi di ni ka nker s erviks di karenakan t akut/ t idak be rani yaitu sebesar 77% (20 orang)
8) Berapa kali mengikuti deteksi dini kanker serviks
Menurut da ta yang di peroleh m enunjukkan bahwa i bu- ibu ka der posyandu yang pernah melakukan deteksi dini kanker serviks mereka semua baru satu kali melakukan deteksi dini kanker serviks, yaitu sebersar 100% (30 orang)
9) Atas dasar apa mau melakukan deteksi dini kanker serviks
Gambar 5.8 Distribusi frekuensi dasar responden mau melakukan deteksi dini kanker serviks
Gambar 5.8 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu- ibu kader posyandu melakukan de teksi di ni ka nker s erviks a tas da sar ke inginan s endiri y aitu sebesar 83% (25 orang)
83% (25 orang) 17%
(5 orang)
Atas Dasar Apa Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks
keinginan sendiri
disuruh/di wajibkan
5.3 Hubungan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Kanker Serviks Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks di wilayah Kecamatan Plemahan
Tabel 5.1 H ubungan P engetahuan K ader P osyandu t entang Kanker s erviks Denganp Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks
Tingkat Pengetahuan
Deteksi dini kanker serviks Tidak pernah Pernah Total Kurang 15 (78,9%) 4 (21,1%) 19 (100%)
Cukup 6 (23,1%) 20 (76,9%) 26 (100%)
Baik 5 (45,5%) 6 (54,5%) 11 (100%)
Total 26 (46%) 30 (54%) 56 (100%)
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa Kader posyandu yang mempunyai tingkat pe ngetahuan kur ang (78,9%) tidak pe rnah m elakukan de teksi d ini kanker serviks. Kader posyandu yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup (76,9%) pernah melakukan deteksi dini kanker serviks. Kader posyandu yang mempunyai t ingkat p engetahuannya b aik l ebih d ari separuhnya ( 54,5%) pernah melakukan deteksi dini kanker serviks
Berdasarkan pe rhitungan yang di lakukan de ngan m enggunakan statistik program SPSS 16,00 untuk uji Chi Square diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,05 ) artinya t erdapat h ubungan yang s ignifikan an tara pengetahuan kader posyandu tentang kanker serviks terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks.
BAB 6 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan kader posyandu di wilayah Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri s ecara um um t erhadap ka nker s erviks t ergolong c ukup, ka rena setelah dilakukan perhitungan ternyata memiliki presentase sebesar 61%, dimana nilai ini terletak p ada r entang n ilai k riteria p engamatan t erhadap t ingkat p engetahuan kader pos yandu t entang k anker s erviks d engan kr iteria c ukup ( 56%-75%). Sehingga da pat di katakan ba hwa s ebagian be sar k ader pos yandu di wilayah Kecamatan P lemahan K ab. K ediri cu kup m engetahui t entang ad anya b ahaya kanker s erviks. S ebagaimana yang t elah k ita ketahui b ahwa k anker serviks merupakan tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks. Kanker serviks t erjadi pa da s erviks ut erus, s uatu da erah or gan r eproduksi pa da w anita yang m erupakan pi ntu masuk ke r ahim da n t erletak antara r ahim da n l iang senggama at au antara ut erus da n va gina ( Poondag, 2013) . S elain i tu m enurut Amalia ( 2009) kanker serviks m erupakan t umor ga nas yang t umbuh didalam rahim / serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Melihat b egitu b erbahayanya p enyakit i ni m aka s etiap or ang khus usnya ka der posyandu di w ilayah K ec. P lemahan m engetahuui da n m emahami ba haya yang ditimbulkan dari penyakit ini sehingga diharapkan mereka dapat menghindari hal-hal yang dapt merugikan dirinya sendiri.
Berdasarkan t ingkat p erilaku deteksi di ni s ecara um um t erhadap k anker serviks m aka s ebagian be sar ka der pos yandu diwilayah K ec. P lemahan K ab
Kediri sudah pernah melakukan deteksi dini kanker serviks yaitu sebesar 54% (30 orang) dari total 56 orang kader posyandu .
Dilihat d ari h ubungan t ingkat pe ngetahuan kader pos yandu t entang kanker s erviks t erhadap pe rilaku de teksi di ni ka nker s erviks s etelah di lakukan perhitungan de ngan m enggunakan s tatistik pr ogram S PSS 16,00 unt uk uji C hi Square di peroleh ni lai signifikansi s ebesar 0,0 01 ( p < 0,05) artinya t erdapat hubungan yang s ignifikan a ntara pe ngetahuan kader pos yandu t entang ka nker serviks terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori penelitan Rogers 1974 yang dikutip oleh N otoatmodjo ( 2007) yang m enyatakan b ahwa pe rilaku yang di dasari ol eh pengetahuan akan l ebih langgeng da ripada yang tidak di dasari pe ngetahuan. Ini artinya perubahan perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang didapat, s ehingga s eseorang t ersebut m au m engaplikasikan p engetahuan yang diperoleh m elalui pe rubahan p erilaku. Selain i tu j uga s esuai d engan t eori
PRECED-PROCEED yang dikembangkan o leh L awrence Green, y ang menyimpulkan b ahwa perilaku s eseorang atau m asyarakat t entang k esehatan ditentukan o leh p engetahuan d ari o rang atau masyarakat yang b ersangkutan, selanjutnya d engan p engetahuan-pengetahuan yang di miliki a kan m enimbulkan kesadaran o rang yang b ersangkutan dan akhirnya m enyebabkan or ang t ersebut berperilaku s esuai d engan pe ngetahuan yang d imilkinya i tu, s erta p erubahan perilaku yang d icapai a kan b ersifat l anggeng k arena d idasari o leh k esadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan ). (Notoatmodjo, 2010)
Pada penelitian ini dapat dikaitkan antara usia, tingkat pendidikan dan cara mendapatkan i nformasi m engenai k anker s erviks. H asil yang di peroleh
menyatakan bahwa sebagian besar responden adalah ibu-ibu kader posyandu yang mempunyai usia reproduktif (31-40 tahun) dan tingkat pendidikan sebagian besar adalah l ulusan S MA da n s ebagian be sar i bu-ibu ka der pos yandu m endapatkan informasi tentang kanker serviks melalui petugas kesehatan. Berarti dengan usia yang reproduktif dan tingkat pendidikan yang tinggi serta mendapatkan informasi kesehatan yang benar akan mendorong seseorang untuk mau melakukan perilaku deteksi dini kanker serviks.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2015), pa da p enelitian tersebut di peroleh h asil ba hwa t erdapat hubun gan yang signifikan a ntara t ingkat pe ngetahuan t entang k anker s erviks de ngan m inat i bu dalam melakukan pap smear. Akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian l ain yang s erupa di lakukan ol eh W idayani ( 2010), p ada p enelitian tersebut di peroleh ha sil bahwa t idak t erdapat hu bungan yang s ignifikan a ntara tingkat pe ngetahuan r emaja put ri t entang ka nker s erviks de ngan perilaku pencegahan kanker serviks di SMK 1 Surabaya. Pertentangan hasil penelitian ini mungkin dikarenakan adanya beberapa faktor perbedaan. Antara lain sampel yang digunakan,pada pe nelitian W idayani be lia m enggunakan s ampel a nak S MK sedangkan p ada p enelitian i ni m enggunakan s ampel i bu-ibu ka der pos yandu. Dilihat d ari s ini p erbedaan s ampel s angat me mpengaruhi h asil yaitu tingkat pengetahuannya, usianya, bahkan pengalaman mereka. Selain itu lokasi penelitian juga s angat b erbeda antara di kota dan di d esa. Variabel yang di t eliti pun juga berbeda, Widayani mencari hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan perilaku pencegahannya, sedangkan pada penelitian ini mencari hubungan
pengetahuan tentang kanker serviks terhadap perilaku deteksi dini, sehingga hasil penelitiannya pun berbeda.
Pada ha sil pe rhitungan uj i s tatistik d engan melihat ta bel 5 .1 terdapat penyimpangan dimana ada 5 or ang yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak pernah m elakukan de teksi di ni ka nker s erviks dan t erdapat 4 or ang yang pengetahuannya kur ang t etapi m elakukan de teksi di ni ka nker s erviks. B anyak faktor yang m empengaruhi s eseorang unt uk dapat m elakukan s uatu pe rubahan perilaku. P engetahuan s eseorang pun j uga di pengaruhi ba nyak h al s eperti yang diungkapkan oleh Soekanto (2007), ia menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, s osial ekonomi da n um ur. S eseorang yang t ingkat pe ndidikannya tinggi s emisal l ulusan S MA/perguruan t inggi a kan be rbeda de ngan o rang yang hanya l ulusan S D/SMP da lam ha l pe rubahan perilaku. Begitu pul a m engenai informasi yang di peroleh, j ika s eseorang m emperoleh i nformasi yang l engkap mengenai kanker serviks dan deteksi dininya maka orang tersebut akan mengikuti informasi t ersebut unt uk m elakukan de teksi di ni. B udaya s eseorang j uga berpengaruh, seperti halnya izin terhadap suami, seorang istri jika tidak mendapat izin dari suaminya maka tidak akan melakukan deteksi dini. Selain itu umur juga berpengaruh, s eseorang yang s udah m egalami masa m enopause m aka dia t idak mungkin untuk mengikuti deteksi dini kanker serviks karena idealnya deteksi dini dilakukan s etelah s eseorang i tu m enikah yaitu u sia r eproduksi s ampai s ebelum menopause. F aktor-faktor t ersebut m ungkin yang berpengaruh pada kader-kader yang be lum m elakukan deteksi di ni ka nker s erviks m eski pe ngetahuan mereka tentang kanker serviks cukup baik. Setelah dilihat dari data awal ternyata 5 orang
ini 4 di antaranya m empunyai a lasan t akut/ t idak be rani m elakukan de teksi di ni meskipun m ereka m empunyai pe ngetahuan yang ba ik da n 1 di antaranya sudah mencapai usia m enopause s ehingga m erasa t idak perlu melakukan de teksi di ni kanker serviks.
Sebaliknya t erdapat 4 o rang yang p engetahuannya k urang t etapi mau melakukan de teksi di ni ka nker s erviks karena m ereka s adar a kan pe ntingnya deteksi dini kanker serviks, hal ini sangat berkebalikan dengan pernyataan yang sebelumnya. Terdapat suatu kondi si di mana pengetahuan yang b aik t idak menjamin s eseorang in dividu u ntuk me miliki p erilaku yang b aik, s ebaliknya seseorang dengan pengetahuan yang kurang j ustru m emiliki perilaku yang baik. Hal ini didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa meskipun perilaku adalah bentuk respon atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat bergantung pada karakteristik atau f aktor l ain dari orang yang bersangkutan. H al i ni berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang , namun respon tiap-tiap orang berbeda.
BAB 7 PENUTUP 7.1Simpulan
1. Secara umum pengetahuan kader posyandu tentang kanker serviks di w ilayah K ec. P lemahan K ab. Kediri tergolong c ukup yaitu sebesar 61%
2. Secara umum perilaku deteksi dini kanker serviks kader posyandu di w ilayah K ec. P lemahan K ab. K ediri s ebagian be sar s udah pernah melakukan deteksi dini kanker serviks yaitu sebesar 54% (30 orang) dari total 56 orang kader posyandu
3. Terdapat hubunga n yang s ignifikan a ntara t ingkat pe ngetahuan kader pos yandu t entang ka nker s erviks t erhadap pe rlaku de teksi dini kanker serviks
7.2 Saran
7.2.1 Bagi petugas kesehatan
Diharapkan p etugas k esehatan l ebih gencar l agi d alam mempromosikan ke sehatan t entang ka nker s erviks t idak h anya meminta m asyarakat unt uk m elakukan de teksi di ni ka ker s erviks tetapi j uga m emberikan p endidikan k esehatan bagi m asyarakat tentang kanker serviks
7.2.2 Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan p eneliti s elanjutnya da pat m enggunakan s tudi penelitian yang l ebih m endalam unt uk m enggali i nformasi yang lebih mendalam terkait kanker serviks
7.2.3 Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat lebih memilki kesadaran untuk mau melakukan de teksi di ni ka nker s erviks yang t idak s ebatas ha nya pada k ader k esehatan t etapi j uga m asyarakat s ecara u mum a gar derajat kesehatan masyarakat lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Lena. 2009. Mengobati K anker Se rviks dan 32 jenis K anker Lainnya. Yogjakarta : Landscape
Nita N orma da n M ustika D wi. 2013. Asuhan kebidanan pat ologi. Yogyakarta : Nuha Medika
Notoatmodjo, S. 2003a. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2003b. Promosi Kesehatan. Jakarta : Pt Asdi Mahasatya
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatann Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Notoatmodjo, S . 2007. Metodologi P enelitian K esehatan E disi R evisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Rasjidi, Imam. 2009. “Epidemiologi Kanker Serviks”, Science, vol III, pp 103 – 108
Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi dini & Pencegahan Kanker pada W anita. Jakarta : Sagung Seto
Rasjidi, Imam. 2009. Edisi Pertama Manual Prakanker Serviks. Jakarta : Sagung seto
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Prawirohardjo, S arwono. 2006. Buku A cuan Nasional O nkologi G inekologi. Jakarta : YBPSP
Widayani, A nti. 2010 . “Hubungan A ntara T ingkat P engetahuan R emaja P utri Tentang K anker Se rviks D engan P erilaku P encegahan K anker
Serviks D i SM K 1 Sur abaya”.Skripsi S arjana p ada F K U NAIR Surabaya: tidak diterbitkan
Wulandari, D ian D . 20 15. “ Hubungan T ingkat P engetahuan K anker Serviks Dengan Minat Ibu Dalam Melakukan Pap Smear Di Mangkudranan Margorejo T empel Sl eman Y ogyakarta”. Skripsi D iploma I V STIKES ‘Aisyiyah Surabaya : tidak diterbitkan
Vanslyke, J an G ayloard, 2008, “ HPV and Cervical C ancer T asting and Prevention : K nowledge, B elief and A ttitude A mong H ispanic Women”, Science, vol 18, pp 584 - 596
Jadwal kegiatan Kegiatan Sept 15 Okt 15 Nop 15 Des 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 April 16 Mei 16 Juni 16 Juli 16 1. PERSIAPAN a. Merumuskan Masalah b. Menyusun proposal c. Proses pembimbingan d. Persetujuan dari pembimbing, usulan proposal dapat diseminarkan e. Seminar proposal f. Revisi proposal 2. PELAKSANAAN a. Pengumpulan data b. Pengolahan data c. Analisa data d. Penyusunan laporan e. Seminar hasil (Ujian) 3. TAHAP AKHIR a. Revisi b. Penyerahan laporan c. Penyelesaian administrasi
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
Jl . Mayjen prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60131 Telp. 031-5020251, 5030252-3 psw 161 Fax : 031-5022472