• Tidak ada hasil yang ditemukan

C.Kerangka Berpikir

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan untuk mendapatkan media pembelajaran interaktif berbasis komputer berkualitas yang memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Langkah-langkah dalam menganalisis kriteria kualitas media yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

1. Analisis Kevalidan Media

Berdasarkan data lembar penilaian media oleh ahli media dan ahli materi dapat diketahui kevalidan media dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Data kuantitatif diperoleh dari ahli media dan ahli materi yang disusun dengan skala Likert (interval 1 sampai 4), akan dihitung skor rata-ratanya untuk tiap butir pernyataan dalam lembar evaluasi ahli media dan ahli materi. Skor rata-rata penilaian terhadap media pembelajaran matematika diperoleh dengan rumus:

Skor rata-rata = skor total banyak butir

Skor rata-rata keseluruhan =jumlah skor ratarata banyak aspek

b) Mengkonversikan skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif sesuai dengan Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Konversi skor ke dalam nilai pada skala 5

Interval skor Kriteria

�> � �+ 1,8 � Sangat baik

+ 0,6 < � ≤ + 1,8 Baik 0,6 < � ≤ + 0,6 Cukup baik − 1,8 � < � ≤ �−0,6 � Kurang baik

� ≤ � −1,8 � Tidak baik (Eko Putro Widoyoko, 2010: 238) Keterangan:

: rerata = 12 (skor maksimal + skor minimal)

: simpangan baku = 16 (skor maksimal - skor minimal) � : skor rata-rata hasil implementasi

skor maksimal = 4 skor minimal = 1

c) Berdasarkan rumus konversi tersebut diperolah gambaran yang jelas dalam mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif. Tabel 4 merupakan pengembangan dari Tabel 3 dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4.

Tabel 4. Kriteria kevalidan media pembelajaran Interval skor Kriteria

x > 3,4 Sangat valid 2,8 < x ≤ 3,4 Valid

2,2 < x ≤ 2,8 Cukup valid 1,6 < x ≤ 2,2 Kurang valid

x ≤1,6 Tidak valid

Nilai rata-rata dari para ahli dicocokkan dengan kriteria kevalidan media pembelajaran pada Tabel 4.

Data dari lembar penilaian media oleh ahli media dan ahli materi yang berupa saran digunakan sebagai landasan untuk merevisi setiap komponen terhadap

media yang telah dibuat. Teknik kualitatif juga digunakan untuk mengetahui kevalidan media pembelajaran dengan kriteria penilaian sebagai berikut.

1 = layak diproduksi tanpa revisi 2 = layak diproduksi dengan revisi 3 = tidak dapat diproduksi

Media yang dikembangkan dikatakan memiliki nilai kevalidan yang baik, jika minimal kriteria kevalidan yang dicapai adalah valid dan minimal validator menyatakan bahwa media pembelajaran layak diproduksi dengan revisi.

2. Analisis Kepraktisan Media

Untuk mengetahui kepraktisan media pembelajaran yang dikembangkan, dilakukan analisis data sebagai berikut.

a. Analisis Hasil Wawancara dengan Guru Matematika dan Siswa

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dianalisis dengan teknik kualitatif, yaitu dengan cara mendeskripsikan tentang kualitas tampilan media pembelajaran interaktif berbasis komputer, mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tersebut, dan saran-saran dari guru digunakan sebagai landasan untuk merevisi setiap komponen media yang telah dibuat.

b. Analisis Lembar Penilaian Kepraktisan Media

Data kuantitatif yang diperoleh dari lembar penilaian kepraktisan media disusun dengan skala Likert (interval 1 sampai 4), kemudian dihitung skor rata-ratanya untuk tiap butir pernyataan dalam lembar penilaian kepraktisan oleh guru

dan siswa. Skor rata-rata penilaian terhadap media pembelajaran matematika diperoleh dengan rumus:

Skor rata-rata = skor total banyak butir

Skor rata-rata keseluruhan =skor ratarata banyak aspek

Selanjutnya mengkonversikan skor ke dalam nilai pada skala 5 dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan rumus konversi pada Tabel 3, diperoleh gambaran yang jelas dalam mengkonversi data kuantitatif menjadi data kualitatif. Pedoman pengkonversian data kuantitatif menjadi data kualitatif dipaparkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kriteria kepraktisan media pembelajaran Interval skor Kriteria

x > 3,4 Sangat praktis 2,8 < x ≤ 3,4 Praktis

2,2 < x ≤ 2,8 Cukup praktis 1,6 < x ≤ 2,2 Kurang praktis

x ≤1,6 Tidak praktis

Nilai rata-rata penilaian guru dan siswa dicocokkan dengan Tabel 5. Media yang dikembangkan memiliki nilai kepraktisan yang baik, jika minimal kriteria kepraktisan yang dicapai adalah praktis.

Data dari lembar penilaian kepraktisan media oleh guru yang berupa saran digunakan sebagai landasan untuk merevisi setiap komponen terhadap media yang telah dibuat. Teknik kualitatif juga digunakan untuk mengetahui kepraktisan media pembelajaran dengan kriteria penilaian sebagai berikut.

1 = layak diproduksi tanpa revisi 2 = layak diproduksi dengan revisi 3 = tidak dapat diproduksi

Guru minimal menyatakan bahwa media pembelajaran layak diproduksi dengan revisi.

c. Lembar Observasi Pembelajaran

Data hasil observasi yang dilakukan peneliti akan dianalisis sebagai berikut. 1) Tabulasi data yang diperoleh observer.

Hasil penilaian observer dihitung dari banyaknya pilihan “Ya” atau “Tidak”. Masing-masing butir diberikan skor “1” apabila observer menilai positif dan diberi skor “0” apabila menilai negatif.

2) Mengkoversi rata-rata skor yang diperoleh menjadi nilai kualitatif sesuai kriteria kepraktisan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Kriteria kepraktisan berdasarkan observasi pembelajaran Persentase Ketuntasan (%) Kriteria

� > 80 Sangat praktis

60 <� ≤80 Praktis

40 <� ≤60 Cukup praktis

20 <� ≤40 Kurang praktis

� ≤20 Tidak praktis

(Eko Putro Widoyoko, 2010: 242)

Keterangan: � = nilai hasil penghitungan persentase observasi

�=

× 100

��= skor yang diperoleh �= skor maksimal

3) Menganalisis kepraktisan produk media pembelajaran

Nilai rata-rata dari observasi kegiatan pembelajaran kemudian dicocokan dengan Tabel 6. Produk yang dikembangkan dikatakan praktis, jika minimal kriteria kepraktisan yang dicapai adalah Praktis.

3. Analisis Keefektifan Media

Berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa dapat diketahui keefektifan media. Langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Memberikan skor jawaban setiap butir soal yang diperoleh masing-masing siswa.

b. Menghitung jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa. c. Menghitung nilai yang diperoleh masing-masing siswa.

d. Mengkategorikan nilai siswa berdasarkan nilai KKM di sekolah yaitu 70. e. Menghitung banyaknya siswa yang telah mencapai ketuntasan hasil belajar

kemudian menghitung persentasenya dengan rumus:

K =banyak siswa yang tuntas

banyak siswa di kelas × 100%

f. Mengkategorikan persentase ketuntasan siswa berdasarkan tabel kriteria penilaian kecakapan akademik menurut Eko Putro Widoyoko (2010: 242)

Tabel 7. Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik Persentase Ketuntasan (%) Kriteria

�> 80 Sangat tinggi

60 <� ≤80 Tinggi

40 <� ≤60 Cukup

20 <� ≤40 Rendah

� ≤20 Sangat rendah

Keterangan: � = nilai hasil penghitungan persentase siswa

Persentase ketuntasan belajar siswa menunjukkan prestasi belajar matematika setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran matematika menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis komputer dengan pendekatan kontekstual. Media pembelajaran interaktif berbasis komputer dikatakan efektif jika kriteria persentase ketuntasan minimal adalah Tinggi.

70 BAB IV