• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah naskah didapat langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah dalam penelitian ini meliputi judul naskah, nomor naskah, tempat penyimpanan naskah, keadaan naskah, bahasa naskah, dan catatan lain.

a. Judul Naskah

Judul naskah ini tidak terdapat di dalam teks, sehingga penulis menuliskan judul hikayat sesuai dengan apa yang tercantum di dalam katalog yaitu Hikayat Hang Tuah.

b. Nomor Naskah

Naskah yang dijadikan dalam penelitian yaitu naskah Hikayat Hang Tuah yang bernomor 899,283 SCH h yang terdaftar dalam Perpustakaan Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Prpinsi Sulawesi selatan (BPAD).

c. Tempat Penyimpanan Naskah

39

Naskah ini merupakan salah satu dari naskah Melayu yang tersimpan di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, jalan Sultan Aluddin.

d. Keadaan Naskah

Keadaan fisik naskah pada umumnya masih utuh,artinya tidak terdapat lembaran-lembaran naskah yang hilang,tulisan masih jelas.Jilidan baik telah diperbaharui,sampul kertas marmer warna merah.

e. Bahasa Naskah

Bahasa yang digunakan dalam naskah Hikyat Hang Tuah adalah bahasa Indonesia yang bercampur bahasa melayu.

f. Jumlah Halaman naskah

Tebal naskah seluruhnya, pada hikayat hang tuah I 285 halaman.

g. Pengarang atau penyalin

Identitas pengarang atau penyalin hikayat ini tidak dapat diketahui secara pasti.Dalam Hikayat Hang Tuah tidak terdapat keterangan yang menjelaskan tentang hal tersebut.

2. Suntingan Teks

Salah satu hasil kerja penelitian filologi adalah menyajikan suntingan teks.

Suntingan teks adalah teks yang telah mengalami pembetulan-pembetulan dan perubahan-perubahan, sehingga bersih dari segala kekeliruan (Darusuprapta, 1984: 5).

Suntingan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah suntingan edisi standar. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat dapat membaca hikayat Hang Tuah dengan mudah.

Penyuntingan naskah tunggal pada penelitian ini menggunakan metode edisi standar. Penggarapan naskah dengan metode naskah tunggal edisi standar adalah suatu usaha perbaikan dan meluruskan teks sehingga terhindar dari berbagai kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan yang timbul ketika proses penulisan.

Adapun kata dalam kutipan hikayat hang tuah, terdapat berbagai kesalahan yang tidak sesuai dengan penulisan yang telah disesuaikan,maka dengan metode edisi standar suatu usaha perbaikan dan meluruskan teks sehingga terhindar dari berbagai kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan yang timbul ketika proses penulisan,ada beberapa data disunting sebagai berikut :

1. Maka kata Hang Mahmud pada istrinya yang bernama Dang Merdu Wati,

“Tuan, baiklah kira pergi ke Bintan, supaya mudah kita mencahari makan lagi negeri besar ; baiklah kita pergi tiga beranak”. Dalam kutipan tersebut terdapat kata mencahari maka kata tersebut disunting menjadi mencari. (Hikayat Hang Tuah : 22)

2. Maka ia berbuat rumah hampir kampung paduka raja.maka Hang Mahmud pun berkedai menjual makan-makanan. Dalam kutipan tersebut kata berbuat disunting menjadi membuat. (Hikayat Hang Tuah : 22)

3. Maka umurnya datanglah sepuluh tahun dalam kutipan tersebut terdapat kata

“datanglah” yang tidak sesuai dengan kalimat maka disunting menjadi

“beranjak” (Hikayat Hang Tuah : 22)

4. Maka kata Hang Tuah seraya tersenyum, kutipan tersebut terdapat kata seraya penggunaan kata seraya tidak dikenal kebanyakan orang oleh karena itu disunting menjadi sambil karena dalam bahasa Indonesia kata seraya berarti sambil.(Hikayat Hang Tuah : 24)

5. “karena ia hendak mendengar khabar orang yang sahaya tangkap sepuluh orang itu.” Penggunaan kata khabar yang salah sehingga disunting menjadi kabar (Hikayat Hang Tuah : 26)

6. “Karena khabar ini terlalu nyata”, Penggunaan kata khabar yang salah sehingga disunting menjadi kabar (Hikayat Hang Tuah : 27)

7. “Maka sabda bendahara”, kalimat tersebut menggunakan bahasa yang kurang dipahami sehingga disunting menjadi maka kata bendahara (Hikayat Hang Tuah : 22)

8. “Telalu sangat” orang merompak dan melanggar ke tanah Pelembang;Palembang itu sudah takluk ke bukit seguntang, dan kerajaan di bukit seguntang itu kerajaan tuan kita” penggunaan kata terlalu sangat yang kurang tepat sebaiknya disunting sangat terlalu ( Hikayat Hang Tuah : 28) 9. “Maka sabda bendahara,” Apa khabar itu” Penggunaan kata khabar yang

salah sehingga disunting menjadi kabar ( Hikayat Hang Tuah : 28)

10. Maka kata penghulu dengan tersenyum, “Sahaya kenal budak-budak itu, kemarin ia duduk di rumah ibu-bapanya itu. Penggunaan kata budak-budak dalam kutipan ini maksudnya orang-orang. ( Hikayat Hang Tuah : 28)

11. Hatta maka Hang Tuah pun duduk berkata-kata dengan Hang Kesturi dan segala sahabatnya, “Hai saudara keempat, marilah kita pergi berguru.

Penggunaan kata hatta pada kutipan ini dapat diartikan sebagai suatu hari. ( Hikayat Hang Tuah : 28)

12. Telah sudah Adi putera berkata-kata demikian itu,maka katanya “ marilah cucuku kita kembali ke tempatku” dalam kutipan ini terdapat kata telah sudah yang kurang tepat dan disunting menjadi setelah. ( Hikayat Hang Tuah : 30) 13. Setelah baginda melihat bendahara datang, maka titah baginda, marilah

mamanda bendahara.Adapun beroleh khabar yang kita kehendaki itu? dalam kutipan tersebut terdapat kata beroleh khabar yang tidak sesuai sebaiknya disunting dengan memperoleh kabar.(Hikayat Hang Tuah :31)

14. “maka sahut hang tuah,”disninilah tempat sahaya”, dalam kutipan tersebut terdapat kata sahaya yang kurang dimengerti yang artinya hamba. ( Hikayat Hang Tuah : 29)

15. Maka titah baginda, penggunaan kata titah yang kurang dipahami yang artinya titah adalah kata atau ucapan ( Hikayat Hang Tuah : 37)

16. “Maka sabda bendahara,jika ia datang, jangan tiada bawa kemari, kita hendak mendengar khabar,” dalam kutipan tersebut terdapat kalimat yang kurang tepat sehingga diubah menjadi Maka sabda bendahara”jika ia datang, jangan sampai tidak dibawa kemari, kita hendak mendengar kabar. ( Hikayat Hang Tuah : 32)

17. “Maka sembah hang mahmud”baiklah tuanku, ke manatah saya bertahankan diri hamba,jika tiada ke bawah kadam datuk?. Dalam kutipan tersebut menggunakan kata bahasa melayu “manatah” yang sebaiknya disunting manakah. ( Hikayat Hang Tuah : 32)

18. “Maka kata bininya,”apa pekerjaan maka di panggil oleh datuk bendahara tadi?, Dalam kutipan tersebut menggunakan kata bini yang sebaiknya disunting menggunakan kata istri. ( Hikayat Hang Tuah : 32)

19. “Maka hang mahmud dua laki istri pun terlalu sukacita hatinya akan anaknya itu,maka duduklah ia menantikan anaknya datang.” Dalam kutipan tersebut terdapat kata laki istri yang sebaiknya menggunakan suami istri. ( Hikayat Hang Tuah : 32)

20. “Apatah dikatakan orang mengamuk sekian ini,bukan negeri tiada berhulubalang dan penggawa akan mengembari,di sana juga ia mati di bunuh orang. Dalam kutipan tersebut terdapat kata Apatah menggunakan bahasa melayu yang kurang dimengerti kalimatnya sebaiknya disunting menggunakan kata Apakah. ( Hikayat Hang Tuah : 32)

21. “Hatta maka orang mengamuk empat orang itu pun datanglah dengan keris bertelanjang berlari-lari. Dalam kutipan tersebut terdapat penggunaan bahasa melayu yang kurang dipahami kata Hatta diartiakan dengan Suatu hari datanglah empat orang mengamuk berlari-lari dengan keris bertelanjang.(Hikayat Hang Tuah : 34)

22. “Maka kata bendahara, “Manatah bapak budak-budak empat orang ini?

Dalam kutipan tersebut terdapat kata tanya Manatah yang menggunakan bahasa melayu yang kurang dimengerti sebaiknya manakah yang lebih tepat menunjukkan kata tanya.( Hikayat Hang Tuah : 37)

23. “Maka tiada diberi masuk, Dalam kutipan tersebut kurang tepat sebaiknya disunting tidak diberi masuk.

24. “Maka bendahara pun memberi persalinan akan bapa budak-budak kelima orang itu. Dalam kutipan tersebut terdapat kata bapa penulisan kata bapa yang kurang tepat dalam kaida bahasa indonesia seharusnya disunting menjadi bapak yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. (Hikayat Hang Tuah :

36)

25. “Maka kata hang tuah kelimanya pun sujud pada kaki istri bendahara itu, seraya berkata,akan sahaya datuk ini hamba yang hina. Dalam kutipan tersebut terdapat kata yang menggunakan bahasa melayu seperti seraya dan sahaya yang dalam artinya seraya adalah sambil dan sahaya adalah hamba atau saya.( Hikayat Hang Tuah : 36)

26. Karena sahaya anak beranak sudah menjadi hamba pada kebawah tuanku laki istri. Dalam kutipan tersebut terdapat kata yang menggunakan bahasa melayu seperti sahaya yang dalam artinya sahaya adalah hamba atau saya, terdapat pula kata laki istri yang lebih tepatnya suami istri.( Hikayat Hang Tuah : 36) 27. Karena patik-patik itu pun ada dahsat sedikit daripada melihat orang

mengamuk itu,bukan seorang dua” Dalam kutipan tersebut terdapat kata dahsat yang lebih tepatnya dahsyat. (Hikayat Hang Tuah : 37)

28. Maka titah baginda,”makatah budak yang lama itu dan siapa budak-budak itu? Dalam kutipan tersebut terdapat kata yang menggunakan bahasa melayu seperti kata titah yang dalam artinya adalah kata , terdapat pula kata manatah yang lebih tepatnya manakah yang menunjukkan kalimat tanya.(Hikayat Hang Tuah : 37)

29. Maka kesemuanya undur duduk di balai gentang. Dalam kutipan tersebut terdapat kata undur dalam penulisan yang tepat yang sesuai dengan kalimatnya adalam mundur.(Hikayat Hang Tuah : 38)

30. “hai anakku,dua tiga kali yang dipertuan bertanyakan khabar orang mengamuk itu. Dalam kutipan tersebut Penggunaan kata khabar yang salah sehingga seharusnya menjadi kabar (Hikayat Hang Tuah : 38)

31. Maka segala mereka itu pun kemalu-maluan. Dalam kutipan tersebut terdapat kata kemalua-maluan yang kurang tepat seharusnya malu-malu. (Hikayat Hang Tuah: 39)

32. Mereka itupun kesipu-sipuan malu. Dalam kutipan tersebut terdapat kata kesipu-sipuan malu yang lebih tepatnya tersipu mau. (Hikayat Hang Tuah:

39)

33. Setelah sampai ke rumahnya,maka kata bendahara,”banyaklah anakku peroleh perburuan?” Dalam kutipan tersebut terdapat kata kata tanya banyakah yang kurang tepat yang seharusnya banyakkah yang lebih tepat menunjukkan kata tanya. (Hikayat Hang Tuah: 39)

34. Apatah lagi daya kita,hendaklah peliharakan nama itu dan nama orang

tua-tua kita. Dalam kutipan tersebut terdapat kata Apatah yang kurang tepat dengan isi kalimatnya sebaiknya Apalah.( Hikayat Hang Tuah : 42)

35. Apatah gunanya kita kerjaan di bintan ini.( Hikayat Hang Tuah : 43)

36. Pulanglah tuan-tuan sekaliannya,berhadirlah tujuh hari lagi. Dalam kutipan tersebut terdapat kata berhadirlah yang penggunaannya kurang tepat,sebaiknya hadirlah. ( Hikayat Hang Tuah : 43)

37. “Telah sudah Adi putera berkata-kata demikian itu, Dalam Kutipan tersebut terdapat kata telah sudah yang seharusnya kata sudah dihilangkan saja. ( Hikayat Hang Tuah : 31)

38. “Maka Hang Tuah, Hang jebat, Hang Kesturi, Hang lekir dan lekiu pun diajarkan berbagai-bagai ilmu” Dalam kutipat tersebut kata berbagai-bagai pemborosan kata sebaiknya berbagi saja.( Hikayat Hang Tuah : 30)

39. Anginpun sengat bertiup terlalau keras. Penggunaan kata keras sebaiknya diganti dengan kata kencang yang lebih tepat dengan kalimat tersebut(

Hikayat Hang Tuah: 45)

3. Nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Hikayat Hang Tuah

Pedoman hidup Islam manusia adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber pada Al-Quran dan sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku manusia dalam menjalani kehidupan, tercermin kehidupan Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

1. Komposisi Nilai-nilai Islam a. Taat Perinatah Allah

Nilai Islam merupakan sudut pandang yang mengikat manusia dengan Tuhan pencipta alam dan seisinya. Berbicara tentang hubungan manusia dan Tuhan tidak lepas dari pembahasan Agama. Agama merupakan pegangan hidup bagi manusia,agama dapat pula bertindak

sebagai pemacu faktor kreatif,kedinamisan hidup dan perangsang atau pemberi makna kehidupan. Melalui agama manusiapun dapat mempertahankan keutuhan masyarakat agar hidup dalam pola kemasyarakatan yang telah tetap sekaigus menuntun untuk meraih masa depan yang lebih baik. Seperti dalam kutipan di bawah ini :

(1) “maka pada malam itu Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit.maka cahayanya penuh di atas kepalanya. Hang Mahmudpun tekejut,lalu bangun daripada tidurnya lalu diriba anaknya hang tuah,maka diangkatnya,diciumnya seluruh tubuh anaknya itu.maka haripun sianglah.maka segala mimpinya itu semuanya dikatakan pada anaknya dan istrinya.setelah didengar oleh ibu hang tuah kata suaminya itu,maka segera dilangirnya dan dimandikan anaknya itu.maka diberi berkain dan baju serba putih,maka diberinya makan nasi kunyit dan telur ayam dan memberi arwah akan orang tua dan disuruh membaca doa selamat.Maka kata Hang Mahmud pada istrinya itu‟ adapun anak kita ini, peliharaah baik-baik, jangan beri bermain jauh-jauh, karena ia sangat nakal: hendak disuruh mengaji” (Hikayat Hang Tuah : 22 )

Dilihat dari kutipan tersebut, Hang Mahmud dalam Hikayat Hang Tuah mencerminkan seorang ayah yang muslim ,taat perintah agama hal itu terbukti dengan memerintahkan anaknya Hang Tuah untuk sering mengaji walaupun Hang Mahmud dan istrinya masih mempercayai sebuah mimpi.

b. Yakin Adanya Pertolongan Allah

Keyakinan terhadap adanya pertolongan Allah merupakan salah satu pesan yang disampaikan dalam Hikayat Hang Tuah,Allah akan memberikan pertolongan kepada siapa saja yang dikehendakinya seperti

yang tampak ketika hang tuah dan teman-temanya berhadapan dengan musuh,Hang Tuah tidak khawatir karena ia percaya perolongan Allah.

(2) “Maka kata hang Tuah,“janganlah Penghulu bersusah hati,sekadar dengan sebuah perahu hambapun padalah dengan pertolongan Allah serta berkat penghulu-penghulu, dapat hamba lima bersaudara ini mengalahkan perahu musuh ketiga buah itu.”(Hikayat Hang Tuah: 27)

Adapun Nilai Islam yang terdapat dalam Hikayat Hang Tuah ini mengajarkan kepada kita semua untuk teguh dalam pendirian selagi masih berada dalam kebenaran meskipun nyawa adalah taruhannya dan jangan pernah merasa takut karena pertolongan Allah Swt pasti datang ketika kita yakin bahwa Allah itu ada. Seperti kutipan di bawah ini :

(3) “Maka kata hang mahmud, Dengan apalah gerangan kasih datuk penghulu akan sahaya itu sahaya balas; tiada terbalas oleh sahaya melainkan Allah Taala juga akan membalas”( Hikayat Hang Tuah: 29)

Kutipan di atas mencerminkan bahwa Hang Mahmud percaya bahwa sebuah kebaikan akan dibalas oleh Allah, jangan pernah merasa takut karena pertolongan Allah Swt pasti datang ketika kita yakin bahwa Allah itu ada. Ketipan ini mengandung pesan agar manusia senantiasa mengingat Allah dalam keadaan apapun,hanya Allahlah yang dapat memberikan pertolongan kepada makhluk yang dikehendakinya.

c. Bertawakkal

Sebagai seorang mukmin dan muslim dianjurkan untuk memiliki akhlak yang baik. Salah satunya tawakkal. Guna terciptanya sosialisasi yang tentram,tenang,dan damai. Tawakkal bukan hanya sekedar

merasakan segala perkara kepada Allah, tetapi diawali dengan usaha-usaha ataupun jalan-jalannya yang kuat. Setelah itu serahkan hasilnya kepada Allah SWT.

Diantara ciri orang yang bertawakkal ialah memiliki semangat yang kuat. Mempunyai semangat yang kuat merupakan salah satu akhlak orang mukmin yang dianjurkan oleh Islam. Orang mukmin yang menempuh cara semacam ini adalah orang yang lebih bagus dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada orang yang lemah semangatnya, tidak mau bekerja keras dan mengerjakan atau mencari pekerjaan yang berfaedah. Sepantasnyalah setiap orang untuk meningkatkan ilmu,budi pekerti, serta kemasyarakatan dan perekonomiannya.Seperti dalam kutipan di bawah ini :

(4) “Maka pada suatu hari Hang Tuah duduk bersama-sama dengan sahabatnya keempat.Maka kata Hang Tuah,” Hai saudaraku keempat,kita ini berlima bersaudara:dapatlah kita melayarkan sebuah perahu lading,boleh kita pergi merantau barang ke mana pun mencari makan”? (Hikayat Hang Tuah: 23 )

Kutipan di atas mencerminkan sikap yang mempunyai semangat yang kuat,Karena meskipun meninggalkan kedua orang tuanya demi mendapatkan pekerjaan Hang Tuah dan keempat sahabatnya tidak putus semanagat, memiliki semangat yang kuat merupakan salah satu akhlak orang mukmin yang dianjurkan oleh Islam. Orang mukmin yang menempuh cara semacam ini adalah orang yang lebih bagus dan lebih dicintai Allah daripada orang yang lemah semangatnya, tidak mau bekerja keras dan mengerjakan atau mencari pekerjaan yang berfaedah.

d. Berdoa kepada Allah SWT

Bagi orang mu'min yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam kehidupan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja keras dan berdoa. Kedua cara tersebut harus ditempuh, karena di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran manusia. Oleh karena itu, di dalam memecahkan masalah ini kehidupan kedua cara ini harus ditempuh secara bersama-sama.Tidak hanya memiliki semangat tinggi dan perkerja keras tetapi hurus juga diiringi dengan doa.

Sebaik-baiknya lisan adalah lisan yang selalu basah dengan mengingat Allah. Lisan yang mengingat Allah itu diwujudkan dengan berdoa kepada Allah karena berdoa merupakan ibadah. Seperti kutipan Hikayat Hang Tuah di bawah ini :

(5) “Maka khatib pun membaca doa maka sekalian menadahkan tangan,mengatakan ; Amin, Amin ya Rabbul Alamin. Setelah sudah maka sekalianpun menyapukan tangannya ke muka serta mengangkat tangan mengatakan daulat tuanku bertambah-tambah kekayaan dan derajat dan kemuliaan dan menaklukkan segala negeri(Hikayat Hang Tuah: 73).

Kutipan di atas mencerminkan bahwa setiap manusia selalu berdoa memohon pertolongan Allah SWT, seperti yang dilakuakan raja muda dan segala pegawai-pegawinya, mereka berdoa memohon kepada Allah. Pada pengertiannya doa adalah memohon sesuatu atau memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Doa merupakan bagian dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap tempat, karena Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya.

"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu." (QS. Al-Mu'min : 60).

e. Berbakti kepada orang Tua

Akhlak yang dianjurkan oleh ajaran Islam tidak hanya memiliki semangat yang kuat dan bekerja keras tetapi sebagai muslim yang baik tentunya memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua baik ibu maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu-bapak. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji, Seperti dalam kutipan di bawah ini :

(6) “Maka ibu-bapak pun berlengkaplah akan bekal anaknya. Maka Hng Tuah pun diberi oleh bapaknya sebilah keris dan sebilah pedang. Dan Hang Jebat dan Hang Kesturi. Hang Lekir, Hang Lekiu pun demikian juga. Setelah sudah lengkap, maka kelima bersahabat bermohonlah kepada ibu bapaknya, lalu naik keperahu, berlayar kepulau Tinggi.(Hikayat Hang Tuah:29 )

Kutipan tersebut mencerminkan bahwa setiap anak wajib berbakti kepada orang tua seperti yang dilakukan Hang Tuah dan ke empat sahabatnya setiap mereka hendak pergi mereka selalu meminta izin kepada orang tuanya agar diberi restu dan bekal.

(7) “Hatta maka Hang Tuah pun duduk berkata-kata dengan Hang Kesturi dan segala sahabatnya, “Hai saudara keempat, marilah kita pergi berguru. Ada seorang di bukit ini duduk bertapa. Adi Putera namanya.

Adapun kita ini pada perasat orang tua akan menjadi hulubalang juga di tanah Melayu ini.”

“Maka kata Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekiu dan Hang Lekir,

“Baiklah kelimanya berlengkap akan berjalan serta bermohon kepada ibu bapaknya.” (Hikayat Hang Tuah:29 )

Kutipan tersebut mencerminkan saat Hang Tuah dan sahabatnya ingin pergi berguru di bukit untuk bertapa, mereka tetap meminta izin kepada orang tuanyaitu menandakan anak yang patuh pada orang tua.Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak dalam Islam,jelas tercermin perilaku hang tuah yang menghormati orang tuanya karena dalam kutipan di atas Hang Tuah selalu memberi tahu dan meminta izin ibu dan bapaknya jika ingin berpergian. Sikap dan perbuatan ini sangat terpuji yang terpuji.

(8) “Apatah daya kita dan hendaklah peliharakan nama kita dan nama orang tua-tua kita”(Hikayat Hang Tuah : 42)

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak dalam Islam,jelas tercermin perilaku hang tuah yang menghormati orang tuanya karena dalam kutipan tersebut hang tuah berusaha menjaga nama baik kedua orang tuanya.

f. Tolong Menolong

Perbuatan yang mengandung nilai Islam dan periaku terpuji juga dijelaskan dalam perbuatan tolong-menolong. Tolong-menolong memang telah menjadi satu bagian yang tidak dapat dihilangkan dari ajaran Islam.

Islam mewajibkan umatnya untuk saling menolong satu dengan yang lain.

Segala bentuk perbedaan yang mewarnai keidupan manusia merupakan salah satu isyarat kepada umat manusia agar saling membantu satu sama lain sesuai dengan ketetapan Islam. Kutipan hikayat hang tuah yang mengandung Nilai Islam tolong-menolong :

(9) “Maka kelimanya pun dipersalin dan diperjamu oleh istri bendahara paduka raja,seraya berkata” Hai anakku Hang Tuah adapun anakku keima ini, barang yang kurang mintalah kepadaku!” (Hikayat Hang Tuah: 37)

Kutipan Tersebut, istri raja menawarkan bantuan pada hang tuah dan sahabatnya agar apa yang mereka butuhkan, istri raja akan bantu.

g. Rendah Hati

Pengertian rendah hati atau tidak sombong adalah tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang rendah hati adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan kelebihan yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah.Seperti dalam kutipan di bawah ini :

(10) “Hai cucuku kelima ini, “makanlah barang yang hadir karena aku orang miskin”.Maka Hang Tuah pun menyembah serta dibukanya hidangan itu. Maka dilihat di dalam hidangan itu lengkap pelbagai nikmat. (Hikayat Hang Tuah: 30)

Kutipan cerita di atas mencerminkan sikap yang rendah hati dan tidak sombong meskipun mengetahui hidangannya lengkap berbagai nikmat tetapi ia tidak sombong. rendah hati merupakan sifat terpuji yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Karenanya barang siapa yang tidak

sombong niscaya Allah akan mengangkat kedudukannya di mata manusia di dunia dan di akhirat dalam surga. Kutipan yang mencerminkan kerendahan hati seorang raja :

(11) “Maka tatkala itu Hang Tuah kelima bersahabat itu pun bermain-main di kedai. Maka dilihat oleh Hang Tuah akan penghulu itu, lalu ia memberi hormat serta mengajak singgah ke rumahnya. Maka apabila Batin itu melihat Hang Tuah kelima bersahabat itu berdiri di muka pintunya, maka ia pun berhenti serta memegang tangan Hang Tuah dan Hang Jebat katanya, “Di sini rumah kelima saudaraku ini?”(Hikayat Hang Tuah: 28)

Kutipan di atas mencerminkan sikap raja yang kaya dan mempunyai kekuasaan tidak sombong dan rendah hati,karena meskipun mengetahui hang tuah dan teman-temannya berasal dari rakyat miskin penghulu itu berhenti sejenak dan menyalami hang tuah jika bertemu hang tuah dan menganggap hang tuah adalah saudaranya.Seperti pada kutipan di bawah ini :

(12) “Kata Penghulu “Adapun Hang Tuah kelima bersaudara ini sudah menjadi saudara pada hamba”(Hikayat Hang Tuah :29)

Kutipan di atas mencerminkan sikap kerendahan hati seorang penghulu yang sangat dihormati oleh rakyatnya,karena meskipun derajatnya lebih tinggi dari pada hang tuah ia tetap menganggapnya saudara. Hendaknya memang manusia mempergauli orang lain dengan sikap yang lembut dan kerendahan hati di manapun kita berada; dengan majikan ataupun pembantu, dengan orang terhormat ataupun orang hina, dengan orang kaya ataupun orang miskin.

h. Nilai Islam iman kepada takdir Allah

Beriman kepada takdir membawa manfaat yang besar bagi kehidupan kita. Allah menciptakan manusia dengan dilengkapi kelebihan dan kekurangan. Manusia sangat terobsesi dengan kehidupan dunia, selalu berusaha untuk mencapai kenikmatan dunia sehingga membuat manusia lupa terhadap Allah, tetapi dilain sisi manusia akan sangat berkeluh kesah apabila mereka terkena bencana, itulah salah satu kekurangan manusia.

Orang yang ditimpa bencana dengan beranggapan bahwa semata-mata karena kesalahanya sendiri, mungkin akan terlalu menyesali dirinya atau mungkin akan menjadi dendam kepada orang lain disekitarnya. Dia tidak dapat menemukan sesuatu yang dapat membuat tentram hatinya.

Maka jalan yang paling baik untuk memelihara hati manusia dari hal tersebut adalah dengan beriman kepada takdir, yaitu meyakini bahwa apa yang telah terjadi adalah karena kehendak Allah. Seperti dalam kutipan di bawah ini :

(13) “Maka dengan takdir Allah ta‟ala, orang mengamuk pun datang ditengah pasar terlalu banyak orang mati maupun luka.maka segala orang dikedai itupun meninggalkan kedainya lari masuk ke dalam kampung.maka gemparlah negeri bintan itu. (Hikayat Hang Tuah : 33 )

Kutipan cerita di atas mencerminkan segala hal baik dan buruk terjadi atas kehendak Allah dan sebagai umat muslim mengimani bahwa segala sesuatu tidak akan ada kecuali dengan kehendak Allh ta’ala, baik yang berkaitan dengan perbuatan Allah ta’ala maupun perbuatan makhluk-makhluknya. Seperti kutipan di bawah ini :

(14) “Maka dengan takdir Allah taala, maka batin singapura pun keluar tujuh buah perahu menanjang hendak pergi ke bintan. Maka dilihatlah leh Hang tuah dandang tujuh buah ke luar dari singapura.Maka ditujulah oleh Hang Tuah.Maka dilihalah oleh orang yang di dalam dandang itu ada sebuah lading,orangnya lima orang,diusir oleh perahu musuh tiga buah itu,hampirlah akan dapat”. (Hikayat Hang Tuah: 25)

Beriman kepada takdir Allah ta’ala dapat membuahkan ketenangan dan kepuasan batin seseorang terhadap ketentuan-ketentuan Allah ta’ala yang ditetapkan untuk dirinya, sehingga ia tidak akan merasa gelisah ketika tidak berhasil mendapatkan sesuatu yang disukai atau yang tidak disukai, sebab ia mengetahui bahwa hal itu terjadi karena takdir Allah ta’ala, Tuhan yang menguasai kerajaan langit dan bumi. Mengenai hal itu, Allah ta’ala telah berfirman :

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kita (Lauh Mahfuudz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikan itu adalah mudah bagi Alloh. (kami jelaskan yang demikan itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

(QS. al-Hadid [57]:22-23)

(15) “Di dalam berkata-kata dengan kebiri itu, dengan takdir Allah Taala anginpun sengat bertiup terlalau keras.maka tirai pedati sumirahpun tersingkap”(Hikayat Hang Tuah: 45)

Kutipat tersebut dengan takdir Allah anginpun menjadi kencang,sehingga tirai sumira terbuka.

Dokumen terkait