• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Metode Analisis Data

2. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

diskriminan. Analisis Diskriminan adalah salah satu tehnik analisa

objek beberapa kelompok. Pengelompokan dengan analisis diskriminan ini

terjadi karena ada pengaruh satu atau lebih variabel lain yang merupakan

variabel independen. Kombinasi linier dari variabel-variabel ini akan

membentuk suatu fungsi diskriminan.

Analisis diskriminan adalah teknik multivariate yang termasuk

dependence method, yakni adanya variabel dependen dan variabel

independen. Dengan demikian ada variabel yang hasilnya tergantung dari

data variable independen. Analisis diskriminan mirip regresi linier

berganda (multivariable regression).

Perbedaannya analisis diskriminan digunakan apabila variabel

dependennya kategoris (maksudnya kalau menggunakan skala ordinal

maupun nominal) dan variabel independennya menggunakan skala metric

(interval danrasio). Sedangkan dalam regresi berganda variabel

dependennya harus metric dan jika variabelnya independen, bisa metric

maupun nonmetrik.

Pendekatan yang dilakukan untuk membuat fungsi diskriminan

pada prinsipnya ada dua metode dasar untuk itu, yakni Simultaneous estimation, di mana semua variabel dimasukkan secara bersama – sama kemudian dilakukan proses diskriminan. Kemudian Stepwise estimation, di mana variabel dimasukkan satu persatu ke dalam model diskriminan. Pada

proses ini, tentu ada variabel. Dalam kesempatan kali ini yang akan

digunakan adalah metode Simultaneous estimation. a. Model Dasar Analisis Diskriminan

Perbedaannya adalah kalau variabel dependen regresi berganda

dilambangkan dengan Y, maka dalam analisis diskriminan

dilambangkan dengan D. Model analisis diskriminan adalah sebuah

persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai

variabel independen, yaitu:

D = b0 +b1x1 + b2x2 + b3x3 + …+ bnxn

Dengan :

D = skor diskriminan

b = koefisien diskriminasi atau bobot

x = predictor atau variabel independent

b. Tujuan Analisis Diskriminan

Menurut (Supranto, 2004: 77), tujuan analisis diskriminan adalah

sebagai berikut:

1) Membuat suatu fungsi diskriminan atau kombinasi linier, dari

prediktor atau variabel bebas yang bisa mendiskriminasi atau

membedakan kategori variabel tak bebas atau criterion atau kelompok, artinya mampu membedakan suatu objek (responden)

masuk kelompok/ kategori yang mana.

2) Menguji apakah ada perbedaan signifikan antara kategori/

kelompok, dikaitkan dengan variabel bebas atau prediktor.

3) Menentukan prediktor/variable bebas yang mana yang

memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya perbedaan

antar kelompok.

kelompok/ kategori didasarkan pada nilai variabel bebas.

5) Mengevaluasi keakuratan klasifikasi (the accuracy of classification).

c. Proses Diskriminan

Menurut Santoso (2002: 144), proses dasar dari analisis

diskriminan adalah sebagai berikut:

1) Memisah variabel-variabel menjadi variabel dependen dan variabel

independen.

2) Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan. Pada

prinsipnya ada dua metode dasar untuk itu, yakni:

a) Simultaneous Estimation, dimana semua variabel dimasukkans ecara bersama-sama kemudian dilakukan proses diskriminan.

b) Step-wise Estimation, dimanavariabel dimasukkan satu per satu kedalam model diskriminan. Pada proses ini, tentu ada variabel

yang tetap ada pada model, dan ada kemungkinan satu atau

lebih variabel independen yang dibuangdari model.

3) Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan yang telah terbentuk,

dengan menggunakan Wilk’s Lambda, Pilai, F test, dan lainnya. 4) Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan, termasuk

mengetahui ketepatan klasifikasi secara individual dengan

Casewise Diagnostic.

5) Melakukan intepretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut

d. Asumsi Analisis Diskriminan

Asumsi penting yang harus dipenuhi agar model analisis

diskriminan dapat digunakan sebagai berikut.

1) Multivariate Normality, atau variable independen seharusnya berdistribusi normal. Jikat idak berdistribusi normal, hal ini akan

menyebabkan masalah pada ketepatan fungsi (model) diskriminan.

Regresi logistik bisa dijadikan alternatif metode jika memang data

tidak berdistribusi normal.

2) Matriks kovarians dari semua variabel independen seharusnya sama.

3) Tidak ada korelasi antar variable independen. Jika dua variable

independen mempunyai korelasi yang kuat, maka dikatakan terjadi

multikolinieritas.

4) Tidak adanya data yang sangat ekstrim (outlier) pada variable independen. Jika ada outlier yang tetap diproses, hal ini bisa

berakibat berkurangnya ketepatan klarifikasi dari fungsi

diskriminan. (Santosa, 2002:145).

Analisis diskriminan tidak terlalu sensitive dengan pelanggaran

asumsi ini, kecuali pelanggarannya bersifat ekstrim (Hair et al., 1987: 76). Meski demikian lebih baik semua asumsi tersebut terpenuhi.

Dalam tahap asumsi ananalisis diskriminan dilakukan uji-uji sebagai

1) Uji Asumsi Klasik

a) Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi

tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Dalam melakukan uji normalitas dapat diketahui

dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Dalam uji normalitas ini, diperoleh hipotesis:

Ho : Variable bebas tidak terdistribusi secara normal

Hi : Variable bebas terdistribusi secara normal

Apabila rasio Kolmogorov-Smirnov berada lebih dari nilai signifikasni 0,05 maka Ho ditolak, apabila kurang dari nilai

signifikansi maka Ho diterima dan Hi ditolak.

b) Uji Multikoleaniearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independent). Model yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independent. Jika variabel

independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independent

sama dengan nol.

nilai VIF (Variance Inflation Factor) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Semakin tinggi VIF maka

tolerance semakin rendah. Sehingga model dapat dikatakan terbebas dari multikolinerietas.

Dalam uji multikolinearitas ini diperoleh hipotesis

sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan/pengaruh antar variable bebas

Hi : Terdapat hubungan/pengaruh antar variable bebas

Apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1 maka Ho diterima. Namun apabila VIF (Variance Inflation Factor) lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1tersebut maka Ho ditolak. c) Uji Heterokesditas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas.

Model yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection

mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini

menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,

Salah satu cara untuk melihat apakah terjadi

ketidaksamaan variance adalah dengan melihat grafik scatter plot.

Dalam uji ini, diperoleh hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak Terjadi kesamaan variance dari data yang diamati atau terjadi heterokedastisitas.

Hi : Terjadi kesamaan variance dari data yang diamati atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Apabila tidak terdapat pola tertentu pada scatter plot, maka

dapat dikatakan bahwa Ho ditolak yang berarti Hi diterima.

Apabila terdapat pola tertentu pada grafik scatter plot, maka dapat

dikatakan bahwa Ho diterima, yang artinya dalam model terdapat

heterokedasitas.

2) Mengidentifikasi Variabel Diskriminan

Identifikasi variable bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel-variabel penelitian dapat digunakan untuk menguji

perbedaan antar kelompok. Hipotesis dalam identifikasi ini adalah

sebagai berikut:

Ho : Variabel tersebut tidak dapat digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan antar kategori

Hi : Variabel tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi

perbedaan antar kategori.

Kriteria dalam identifikasi ini adalah apabila jika nilai Sig.

signifikansi 0,05 maka Ho ditolak. Apabila lebih besar dari taraf

signifikansi maka Ho diterima.

3) Menentukan Fungsi Diskriminan

Menurut (Santoso, 2002:164), kegunaan fungsi diskriminan

adalah untuk mengetahui sebuah case (dalam hal ini seorang pelanggan) masuk pada grup yang satu ataukah tergolong pada

grup yang lainnya. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Ho: Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara dua kategori.

Hi: Terdapat perbedaan rata-rata antara dua kategori.

Kriteria dalam menentukan fungsi diskriminan ini adalah

apabila jika nilai nilai Sig. F test tabelWilk’s Lambda kurang dari taraf signifikansi 0,05 maka Ho ditolak. Apabila lebih besar dari

taraf signifikansi maka Ho diterima. Hi diterima artinya fungsi

diskriminan yang dibentuk memang benar-benar bisa membedakan

e. Kerangka Berfikir Variable X - Reliability - Responsiveness - Assurance - Empaty - Tangible Uji kusioner - Validitas - Realibilitas

Uji asumsi klasik - Uji Normalitas - Uji multikulinearitas - Uji heterokedastisitas

Analisis diskriminan

- Identifikasi variable diskriminan - Uji asumsi analisis diskriminan - Menentukan fungsi diskriminan - Interpretasi fungsi diskriminan - Validasi Analisis diskriminan

Analisis dan pembahasan

Kesimpulan

Variable Y

54

Dokumen terkait