• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : METODE PENELITIAN

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda untuk pengolahan data. Sebelum melakukan analisis linier berganda, metode ini mensyaratkan untuk melalukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil regresi yang baik (Ghozali 2009:125).

1. Pengujian Asumsi Klasik

Tahap analisis awal untuk menguji model yang digunakan dalam penelitian ini, agar dari analisis regresi bisa diperoleh model regresi yang bisa ditanggung jawabkan dan tidak bias maka asumsi-asumsi dasar berikut harus dipenuhi.

a. Uji Normalitas (Normality test)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel kebijakan pembayaran dividen dan variabel free cash flow dan profitabilitas mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali 2009:107). Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik dengan melihat histogram dan residualnya. Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas pada model regresi antara lain dengan analisis grafik (normal P plot) regresi dan uji one sample kolmogorov-smirnov.

1) Metode grafik P-P plot

Uji normalitas dengan metode grafik P-P plot meliputi:

a) Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogtamnya menunjukan pola distribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak

mengikuti arah diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Cara untuk mengetahui apakah regresi memenuhi asumsi normalitas adalah dengan melihat nilai signifikansi residual. Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka residual terdistribusi secara normal.

b. Uji multikolinearitas (Multicolinearity Test)

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel free cash flow dan profitabilitas. Jika variabel free cash flow dan profitabilitas saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika mempunyai nilai tolerance di atas 0.1 dan nilai Variance Inflation Factor di bawah 10 c. Uji autokorelasi

Uji autikorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali 2009:79). Uji D-W hanya digunakan untuk auto korelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada lag antara variabel bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari uji D-W berikut ini:

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif maupun negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 < d < dL dL ≤ d≤ dU 4 - dL < d < 4 4 – dU ≤ d ≤ 4 - dL dU < d < 4 - dU Keterangan :

1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (dU) dan 4-dU), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada tidak ada autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (dL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada auto korelasi positif.

3) Bila DW lebih besar dari pada (4-dL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4) Bila nilai DW terletak antara batas atas (dU) dan batas bawah (dL) atau DW terletak antara (4-dU) dan (4-dL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

d. Uji heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heterskedastisitas. Data yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah data dari variabel free cash flow dan variabel profitabilitas. Ada dua cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu metode grafik dan metode uji statistik.

a. Metode Grafik

Metode ini dilakukan dengan grafik plot antara nilai prediksi variabel kebijakan pembayaran dividen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu X adalah Ŷ (Y yang telah diprediksi ZPRED) dan sumbu Y adalah residual atau SRESID (Ŷ-Y) yang telah distudentized. Dasar analisis yang dilakukan adalah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau model homoskedastisitas.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah dengan memakai teknik analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Variabel yang digunakan adalah kebijakan pembayaran dividen, free cash flow dan profitabilitas. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara free cash flow dan profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen, maka digunakan regresi linier berganda yang dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

DPR = Dividend payout ratio

α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi free cash flow

X1 = Free cash flow

β2 = Koefisien regresi return on asset

X2 = Return on assets

ε = Standar error

3. Pengujian Hipotesis

Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, dilakukan secara parsial dan pengujian secara simultan serta analisis koefisien deteminasi (R2). Pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut:

a. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar prosentase variasi free cash flow dan profitabilitas pada model dapat diterangkan oleh kebijakan pembayaran dividen. Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase yang nilainya berkisar antara 0<R2 <1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel free cash flow dan profitabilitas dalam menjelaskan variasi kebijakan pembayaran dividen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel free cash flow dan profitabilitas memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi kebijakan pembayaran dividen (Ghozali 2009:14).

b. Uji Pengaruh Free Cash Flow dan Profitabilitas Secara Simultan (Uji F)

Pengujian secara simultan menggunakan uji F (pengujian signifikansi secara simultan). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini adalah:

1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA)

H0 : β1, β2 ≤ 0, Free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

HA : β1, β2 > 0, Free cash flow dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen. 2) Menentukan tingkat signifikansi.

Tingkat signifikansi menggunakan 0,05

3) Menganalisis hasil pengujian dengan kriteria sebagai berikut: a) H0 ditolak, jika nilai signifikansi F lebih kecil atau sama

dengan tingkat signifakansi yaitu 0,05 yang berarti free cash flow dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

b) H0 diterima, jika nilai signifikansi F lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 yang berarti free cash flow dan

profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

c. Uji Pengaruh Free Cash Flow (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh free cash flow dan profitabilitas secara parsial terhadap kebijakan pembayaran dividen. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini adalah:

1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA)

H0 : β1 ≤ 0, Free cash flow tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

HA : β1 > 0, Free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

2) Menentukan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi menggunakan 0,05.

3) Menganalisis hasil pengujian dengan kriteria sebagai berikut: a) H0 ditolak, jika nilai signifikan t lebih kecil atau sama dengan

dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 yang berarti free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen. b) H0 diterima, jika nilai signifikansi t lebih besar dari tingkat

signifikansi yaitu 0,05 yang berarti free cash flow tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.

d. Uji Pengaruh Profitabilitas (Uji t)

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini adalah: 1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA)

H0 : β2 ≤0, Profotabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen

HA : β2 > 0, Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan Pembayaran dividen.

2) Menetapkan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi menggunkan 0,05

3) Menganalisis hasil pengujian dengan kriteria sebagai berikut: a) H0 ditolak, jika nilai signifikansi t lebih kecil atau sama dengan

tingkat signifikansi 0,05 yang berarti profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen.

b) H0 diterima, jika nilai signifikansi t lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 yang berarti profitabilitas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen.

Dokumen terkait