• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang akan

meneliti apakah maing–masing variable bebas (Return On Equity dan Net Profit

Margin) tersebut berpengaruh terhadap variable terikat Pertumbuhan laba baik secara parsial maupun simultan. Berikut adalah teknik analisis data yang

menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Uji Asumsi klasik

Pengujian asumsi klasik secara sederhana bertujuan untuk

mengidentifikasi apakah model regresi merupakan model yang baik atau tidak.

Ada beberapa pengujian asumsi klasik yang penulis gunakan dalam penelitian ini,

yaitu :

1. Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui hubungan variabel Return On Equity (ROE) dan Net

Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba digunakan regresi linear berganda dengan rumus :

Y = α + β₁X₁ + β₂X₂

Sumber Sugiyono (2010, hal. 277)

Y = Pertumbuhan Laba α= Konstanta

β = Koefisien Regresi

X₁ = Return On Asset (ROA) X₂ = Net Profit Margin (NPM) a. Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Dalam dasar pengambilan keputusan dalam deteksi

normalitas yaitu jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data

menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan:

Uji Kolmogorov Smirnov

Uji Kolmogorov Smirnov ini bertujuan agar dalam penelitian ini dapat

mengetahui berdistribusi normal atau tidakkah antara variabel independen dengan

variabel dependen ataupun keduanya.

H0: Data residual berdistribusi normal

Ha: Data residual tidak berdistribusi normal

Maka ketentuan untuk uji Kolmogorov Smirnov dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a) Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data

berdistribusi normal.

b) Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas). Model regresi yang

baik seharusnya bebas multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel

independen (bebas). Uji multikolinearitas juga terdapat beberapa ketentuan, yaitu:

jika nilai Tolerance dan Value Inflation Factor (VIF) hasil regresi tidak melebihi

dari 4 atau 5, maka dapat dipastikan tidak terjadi multikolinearitas diantara

variabel independen (bebas) tersebut.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi adanya

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika

varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedas-tisitas dan jika berbeda disebut heteroskedashomoskedas-tisitas. Model regresi yang baik yaitu yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada

atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel dependen (terikat) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas-nya dapat dilakukan dengan melihat

ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED

dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y

prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di standardized. Menurut Ghozali (2005,

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dipastikan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokolerasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode ke-t dengan kesalahan

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi.

Autokorelasi digunakan untuk data time series (runtut waktu) bukan untuk data

cross section (misalnya angket). Salah satu cara dalam melakukan identifikasinya adalah dengan melihat nilai Durbin Watson (D–W). Kriteria pengujiannya adalah

sebagai berikut:

1) Jika nilai D–W di bawah -4, berarti ada autokorelasi positif.

2) Jika nilai D–W diantara –4 sampai +4 berarti tidak ada autokorelasi.

3) Jika nilai D–W di atas +4, berarti ada autokorelasi negatif.

2. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien

regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat

a. Uji t (Uji Persial)

Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian

ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel

bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah

didapat nilai t hitung maka selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan t table.

Untuk menguji signifikansi hubungan, digunakan rumus uji statistik t sebagai

berikut :

= √ − 2 √1 −

Sumber: Sugiyono (2010, hal.184) Keterangan :

t = nilai t hitung r = koefisien korelasi n = banyaknya sampel

Bentuk pengujian:

H0: rs = 0, artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas

(X) dengan variabel terikat (Y).

H0: rs≠ 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika : –ttabel≤ thitung≤ ttabel, pada α = 5 %, df = n–2 H0 ditolak jika : thitung> ttabel atau –thitung>–ttabel

H0 diterima

-ttabel 0 ttabel

Gambar III.1 Kriteria Pengujian Hipotesis Uji t

b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji F digunakan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari setiap

variabel bebas (independen) untuk dapat menjelaskan keragaman variabel terikat,

serta untuk mengetahui apakah semua variabel memiliki regresi sama dengan nol.

Rumus uji F yang digunakan sebagai berikut:

= 1 − − − 1 Sumber: Sugiyono (2010, hal.192) Keterangan:

Fh = Nilai F hitung

R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel

Bentuk pengujian:

H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan Return On Equity (X1) dan Net Profit

Margin (X2) secara bersama-sama terhadap Pertumbuhan laba(Y).

Ha = Ada pengaruh signifikan Return On Equity (X1) dan Net Profit Margin

Kriteria pengambilan keputusan:

a. Tolak H0 apabila Fhitung>Ftabel atau –Fhitung<–Ftabel

b. Terima H0 apabila Fhitung<Ftabel atau –Fhitung>–Ftabel

H0 diterima

-Ftabel 0 Ftabel

Gambar III.2 Kriteria Pengujian Hipotesis Uji F

3. Koefisien Determinasi (R-Square)

Nilai R – Square adalah untuk bagaimana melihat variasi nilai variabel

terikat dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas.

D = R x 100% Keterangan :

D = Determinasi

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait