BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.3 Teknik Analisis Data
Analisis dalam tugas akhir ini dilakukan dengan menggunakan teknik pendekatan statistik, agar kesimpulan dapat diperoleh secara tepat. Teknik statistik yang digunakan adalah analisis pengendalian kualitas dengan menggunakan metode DMAIC six sigma yang secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 3.1. Metode six sigma digunakan karena pada saat ini metode ini belum digunakan oleh PT. Temprina Media Grafika. Tugas akhir ini menggunakan bantuan software yaitu Minitab.
Langkah-langkah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1.
Melakukan pengumpulan data.2.
Melakukan implementasi six sigma pada fase Define melakukan identifikasi permasalahan terhadap data.3.
Pada fase Measure membuat diagram control p-chart dan melakukan penghitungan DPMO maupun DPU4.
Pada fase Analyze membuat diagram pareto dan fishbone untuk mengetahui banyaknya cacat dan penyebabnya.22
5.
Pada fase Improve disusun suatu rekomendasi atau usulan tindakan perbaikan secara umum dalam upaya menekan tingkat kerusakan produk.6.
Pada fase Control melakukan usulan tindakan perbaikan dalam hal ini sepenuhnya menjadi wewenang PT. Temprina Media Grafika.Gambar 3.1 Metodologi Penelitian
23 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Six Sigma
Penerapan pengendalian kualitas yang digunakan adalah dengan metode Six Sigma yang melalui lima tahapan analisis yaitu define, measure, analyze, improve, dan control.
4.2 Define
Dengan berdasarkan pada permasalahan yang ada, tiga penyebab produk cacat tertinggi dapat yaitu:
1. Warna kabur
Kurang tebalnya hasil cetakan pada kertas menjadikan gambar atau foto berwarna yang tercetak dikoran menjadi kabur atau ngeblur seperti samar-samar atau berbayang sehingga tidak terlihar jelas.
2. Tidak register
Posisi layout koran agak menggeser ditandai dengan simbol yang berbentuk lingkaran dan garis silang sebagai simbol acuan yang menjadi lipatan koran tidak berada tepat sejajar.
Kejadian tersebut dianggap oleh perusahaan sebagai produk rusak karena layout koran juga akan ikut menggeser dan menyebabkan gambar akan terlihat kabur.
3. Terpotong
Tahap pemotongan (cutting) oleh mesin dilakukan setelah proses pelipatan, yang disesuaikan dengan ukuran cut-off mesin. Apabila mesin memotong tidak tepat sesuai ukuran, maka akan menghasilkan koran yang terpotong tidak sesuai layout dimana terdapat tulisan maupun gambar yang terpotong tidak rapi.
4.3 Measure
Pada Lampiran 1 dapat dilihat jenis cacat yang sering terjadi adalah warna kabur dengan jumlah cacat sebanyak 26.676 eksemplar. Jumlah jenis cacat tidak register sebanyak 17.023
24
eksemplar. Selanjutnya adalah jenis cacat berupa rusak karena terpotong berjumlah 13.091 eksemplar. Dalam tahap measure, pengukuran dibagi menjadi dua tahap yaitu:
1. Analisis Diagram Kontrol (P-Chart).
Data diambil dari hasil pengawasan kualitas yang diukur dari jumlah produk akhir. Pengukuran dilakukan dengan Statistical Quality Control jenis P-Chart terhadap produk akhir.
Jumlah eksemplar yang dihasilkan sebesar 8931975 eksemplar dan ditemukan produk cacat sebesar 56790 eksemplar. Dari data-data tersebut dapat dibuat peta kendali p-charts adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menghitung GT dengan menggunakan persamaan (2.2)
Dari hasil perhitungan nilai GT, GTA, GTB maka selanjutnya dapat dibuat peta kendali p yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
25
Gambar 4.1 Diagram Kontrol P-Chart
Berdasarkan diagram control p-chart pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik proporsi kecacatan yang diperoleh seluruhnya berada dalam batas kendali. Nilai-nilai titik proporsi kecacatan dapat dilihat pada Lampiran 3. Hal ini menunjukkan bahwa proses produksi menghasilkan produk cacat yang masih dalam batas toleransi. Akan tetapi dengan rata-rata 0,6358%
produk cacat yang dihasilkan dari setiap produksi artinya diperlukan adanya perbaikan untuk menurunkan tingkat kecacatan hingga menyentuh 0%.
2. Tahap Pengukuran DPMO dan DPU
Untuk mengukur tingkat Six Sigma dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menghitung DPU (Defect Per Unit) dengan menggunakan persamaan (2.5).
Hari ke-1:
DPU = 0.006616034
26 seperti pada Lampiran 2.
b. Menghitung DPMO (Defect Per Million Oportunities) dengan menggunakan persamaan (2.4). Million Oportunities) seperti pada Lampiran 2.
Dari data pada Lampiran 2, dapat diketahui memiliki rata-rata nilai DPU sebesar 0.006332732 dan nilai DPMO sebesar 6332.731782. Hal ini menunjukkan bahwa akan ada sebanyak 6.333 produk yang rusak untuk setiap satu juta produksi Koran
27
Jawa Pos. Hal ini tentunya menjadi sebuah kerugian yang sangat besar apabila tidak ditangani sebab semakin banyak produk yang gagal dalam proses produksi tentunya akan mengakibatkan pembengkakan biaya produksi.
4.4 Analyze
Fase ini akan dibagi dalam dua tahapan yaitu:
1. Diagram Pareto
Data yang diolah untuk mengetahui persentase jenis produk yang ditolak. Dihitung menggunakan persamaan (2.6) sebagai berikut :
Persentase Jenis Produk yang ditolak : a. Warna kabur sebanyak 26676 eksemplar
Perhitungan :
% Kerusakan =
x 100%
= 46.97%
b. Tidak register sebanyak 17023 eksemplar Perhitungan :
% Kerusakan =
x 100%
= 29.97%
c. Warna kabur sebanyak 13091 eksemplar Perhitungan :
% Kerusakan =
x 100%
= 23.05%
Hasil perhitungan dapat digambarkan dalam diagram pareto yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Dari diagram pareto pada Gambar 4.2 dapat dilihat jenis kecacatan yang sering terjadi yaitu warna yang kabur dengan persentase 47%. Penyebab lainnya yaitu tidak register dan terpotong dengan persentase masing-masing 30% dan 23.1%.
Perbaikan dapat dilakukan dengan memfokuskan pada 3 jenis kecacatan yang terjadi yaitu warna kabur, tidak register, dan terpotong.
28
Gambar 4.2 Diagram Pareto
Perbaikan dapat dilakukan dengan memfokuskan pada 3 jenis kecacatan yang terjadi yaitu warna kabur, tidak register dan terpotong.
2. Diagram Sebab Akibat (Fishbone)
Setelah diketahui jenis-jenis kecacatan yang terjadi, maka perlu diambil langkah-langkah perbaikan untuk mencegah timbulnya kecacatan yang serupa. Hal penting yang harus dilakukan dan ditelusuri adalah mencari penyebab timbulnya kecacatan tersebut. Sebagai alat bantu untuk mencari penyebab terjadinya kecacatan tersebut, digunakan diagram sebab akibat atau yang disebut fishbone chart. Adapun penggunaan diagram sebab akibat untuk menelusuri jenis masing-masing kecacatan yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Warna Kabur
Kurang tebalnya hasil cetakan pada kertas menjadikan gambar atau foto berwarna yang tercetak dikoran menjadi kabur atau ngeblur sehingga tidak terlihat jelas. Hal ini seperti yang
29
ditunjukkan pada Gambar 4.3 disebabkan dari faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor Mesin
Merupakan sebab utama yang mengakibatkan kerusakan jenis ini. Hal ini disebabkan oleh pompa tinta rusak dan lapisan roll blanket yang lecet atau rusak.
2. Faktor Manusia
Salah dalam melakukan penyetelan mesin, hal ini mungkin disebabkan kurang terampilnya karyawan bagian operator mesin atau bisa juga diakibatkan oleh keteledoran yang dilakukan oleh karyawan.
3. Faktor Material
Kualitas tinta sangat berpengaruh besar dalam menghasilkan produk yang sempurna. Kualitas tinta yang baik tentu saja memiliki kepekatan tinta yang bagus.
4. Faktor Metode
Tidak adanya standar/ prosedur yang jelas mengenai takaran tinta yang sesuai akan menyulitkan pekerja ketika akan mengisi tinta kedalam mesin secara tepat.
Gambar 4.3 Diagram sebab akibat untuk cacat warna kabur
30
b. Tidak Register
Posisi layout koran agak menggeser atau tidak fokus, ditandai dengan simbol yang berbentuk lingkaran dan garis silang.
Kejadian tersebut dianggap oleh perusahaan sebagai produk rusak karena layout koran juga akan ikut menggeser. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4 disebabkan dari faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor Mesin
Salah satu penyebabnya adalah settingan mesin yang tidak benar. Selain itu letak plate yang bergeser juga akan mengakibatkan layout koran ikut bergeser sehingga akan dihasilkan cetakan koran yang tidak presisi.
2. Faktor Manusia
Pekerja yang kurang terampil dalam melakukan setting mesin dan register menjadi salah satu penyebab terjadinya cacat ini.
Selain itu kesalahan operator dalam memasang layout karena kurang teliti dan tidak fokus juga menjadi salah satu penyebab terjadinya cacat tidak register.
3. Faktor Material
Kualitas plate sangat berperan dalam kecacatan tidak register.
Plate dengan bahan yang baik tentu saja tidak akan mudah bergeser atau pecah sewaktu proses produksi.
Gambar 4.4 Diagram sebab akibat untuk cacat tidak register
31
c. Terpotong
Tahap pemotongan (cutting) oleh mesin dilakukan setelah proses folding atau pelipatan, yang disesuaikan dengan ukuran cut-off mesin. Apabila mesin memotong tidak tepat sesuai ukuran, maka akan menghasilkan koran yang terpotong tidak sesuai layout dimana terdapat tulisan maupun gambar yang terpotong tidak rapi. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.5 disebabkan dari faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor Mesin
Tingkat ketajaman pisau pemotong pada mesin sangat mempengaruhi terjadinya cacat karena terpotong selain itu conveyor mesin yang tiba-tiba macet atau mati akan menyebabkan aliran distribusi koran dari tahap pelipatan ke pemotongan menjadi terhambat sehingga dapat menyebabkan koran yang terpotong tidak sesuai ukuran.
2. Faktor Manusia
Operator tidak teliti dalam mengecek kembali settingan mesin setelah sebelumnya digunakan.
3. Faktor Lingkungan
Suhu udara yang panas bisa mengganggu mood karyawan dalam bekerja sehingga banyak melakukan keteledoran.
Gambar 4.5 Diagram sebab akibat untuk cacat terpotong
32
4.5 Improve
Merupakan rencana tindakan untuk melaksanakan peningkatan kualitas Six sigma. Setelah mengetahui penyebab kecacatan atas suatu produk, maka disusun suatu rekomendasi atau usulan tindakan perbaikan secara umum dalam upaya menekan tingkat kerusakan produk sebagai berikut:
1. Faktor Manusia
Perbaikan untuk faktor manusia dapat dilakukan dengan cara, a. Membuat suatu bagian kerja baru yang bertugas melakukan
pengawasan dan pengecekan ulang terhadap kinerja karyawan sehingga dapat mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh human error.
b. Meningkatkan pelatihan agar karyawan lebih terampil dalam menjalankan tugas.
2. Faktor Metode
Perbaikan untuk faktor metode dapat dilakukan dengan cara, a. Membuat daftar pembentukan warna abu-abu atau yang
lebih sering disebut Grey Balance untuk menentukan standard ketebalan takaran tinta sehingga didapat hasil cetakan yang sesuai dengan warna yang dikehendaki.
3. Faktor Material
Perbaikan untuk faktor material dapat dilakukan dengan cara, a. Memeriksa kembali bahan baku yang diterima dari
pemasok dengan lebih teliti dan memeriksa apakah sudah memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak.
b. Memisahkan bahan baku yang rusak dengan bahan baku yang berkualitas baik.
4. Faktor Mesin
Perbaikan untuk faktor manusia dapat dilakukan dengan cara, a. Melakukan pengecekan kesiapan mesin dengan teliti
sebelum digunakan dan juga ketika selesai digunakan.
33
b. Melakukan perawatan mesin secara rutin, tidak hanya dilakukan ketika mesin mengalami kerusakan (preventive maintenance).
c. Menyediakan suku cadang mesin yang sering rusak agar tidak menghambat proses produksi.
5. Faktor Lingkungan
Menambah fasilitas di ruang produksi agar memberikan kenyamanan dalam bekerja.
4.6 Control
Merupakan tahap analisis terakhir dari proyek six sigma yang menekankan pada pendokumentasian dan penyebarluasan dari tindakan yang telah dilakukan meliputi:
1. Melakukan perawatan dan perbaikan mesin secara berkala.
2. Melakukan pengawasan terhadap bahan baku dan karyawan bagian produksi agar mutu barang yang dihasilkan lebih baik.
3. Melakukan pencatatan dan penimbangan seluruh produk cacat setiap hari dari masing-masing jenis dan mesin, yang dilakukan oleh karyawan dalam proses produksi.
4. Melaporkan hasil penimbangan produk cacat berdasarkan type produk cacat kepada supervisor.
5. Total produk cacat dalam periode satu bulan dicantumkan dalam monthly manager. Scorecard atas pertanggungjawaban manajer produksi untuk dilaporkan kepada presiden direktur.
34
“halaman ini sengaja dikosongkan”
35 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dari jumlah produksi sebesar 8.931.975 eksemplar terjadi produk cacat sebesar 56.790 eksemplar. Hal ini menunjukkan bahwa akan ada sebanyak 6.333 produk yang cacat untuk setiap satu juta produksi Koran Jawa Pos.
Jenis-jenis kecacatan yang sering terjadi selama 90 hari yaitu disebabkan karena warna kabur sebanyak 26.676 eksemplar, tidak register sebanyak 17.023 eksemplar, dan karena terpotong berjumlah 13.091 eksemplar atau warna kabur (47 %), tidak register (30 %) dan terpotong (23 %).
5.2 Saran
Saran yang bisa diberikan sebaiknya PT. Temprina Media Grafika perlu menggunakan alat bantu statistik untuk dapat mengetahui kecacatan yang sering terjadi dan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satu alat yang dapat digunakan yaitu metode six sigma.
Untuk mengurangi terjadinya kecacatan, sebaiknya perusahaan perlu melakukan berbagai tindakan perbaikan, diantaranya adalah mengecek kinerja mesin, melakukan perawatan pada mesin secara berkala, melakukan pengawasan kepada operator mesin, pelatihan terhadap karyawan terkait proses produksi, dan mengecek kualitas bahan baku yang digunakan.
36
“halaman ini sengaja dikosongkan”
37
DAFTAR PUSTAKA
[1] Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta : Bumi Aksara.
[2] Gasperz, Vincent. 2007. Lean Six Sigma. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
[3] Fakhri, Faiz (2010). “Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Masscom Graphy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk Menggunakan Alat Bantu Statistik”. Tugas Akhir Semarang Universitas Diponegoro.
[4] Ariani, DW., (2004). “Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas)”.
Yogyakarta: Andi.
[5] Pande, Neumann, Roland R.Cavanagh.2002. The Six sigma Way “Bagaimana GE, Motorola & Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka”. Yogyakarta: Andi.
[6] Montgomery, DC., (1990). “Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik”. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
[7] Assauri, S., (2008). “Manajemen Produksi dan Operasi”.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
[8] Bain, LJ., dan Engelhardt, M., (1992). “Introduction to Probability and Mathematical Statistic”. California:
Duxbury Press.
[9] Pete & Holpp. 2002. What Is Six Sigma. Yogjakarta : Andi.
[10] Montgomery, DC., (2009). “Introduction to Statistical Quality Control 6th Edition”. New York: John Wiley &
Sons,Inc.
“halaman ini sengaja dikosongkan”
39 LAMPIRAN 1
Data Kecacatan PT. Temprina Media Grafika Hari
40
41
42
LAMPIRAN 2 Nilai DPU dan DPMO
Hari Ke- Jumlah Produksi
Banyak Cacat
DPU DPMO
1. 118.500
784
0.006616034 6616.033755 2. 107.568592
0.005503495 5503.495463 3. 111.900544
0.004861483 4861.4834674. 99.056
856
0.008641576 8641.5764825. 106.048
840
0.007920941 7920.941466. 96.244
552
0.005735422 5735.4224687. 97.807
612
0.006257221 6257.2208538. 98.723
534
0.005409074 5409.0738739. 103.632
896
0.008645978 8645.978076 10. 100.200740
0.00738523 7385.229541 11. 98.712984
0.009968393 9968.39290112. 97.200
512
0.00526749 5267.48971213. 98.040
624
0.006364749 6364.749082 14. 102.373344
0.003360261 3360.261006 15. 110.655872
0.007880349 7880.348832 16. 107.100504
0.004705882 4705.882353 17. 98.450384
0.003900457 3900.45708518. 98.530
736
0.007469806 7469.8061519. 97.676
640
0.006552275 6552.274868 20. 98.381728
0.007399803 7399.802807 21. 103.200640
0.00620155 6201.550388 22. 98.079600
0.006117518 6117.517511 23. 102.000424
0.004156863 4156.86274543
25. 97.230
512
0.005265864 5265.864445 26. 97.654744
0.007618736 7618.735536 27. 109.583980
0.008942993 8942.992982 28. 116.100880
0.007579673 7579.67269629. 97.559
624
0.00639613 6396.12952230. 97.654
744
0.007618736 7618.735536 31. 98.396808
0.008211716 8211.715923 32. 98.500732
0.007431472 7431.472081 33. 97.421832
0.008540253 8540.253128 34. 96.209672
0.006984794 6984.793522 35. 96.686680
0.007033076 7033.076143 36. 96.342640
0.006643001 6643.000976 37. 97.216542
0.005575214 5575.213957 38. 98.761728
0.007371331 7371.330788 39. 96.050720
0.007496096 7496.095783 40. 99.501860
0.008643129 8643.129215 41. 98.853568
0.005745906 5745.90553742. 95.447
416
0.00435844 4358.43976243. 95.910
476
0.004962986 4962.986133 44. 98.032796
0.008119798 8119.797617 45. 96.250528
0.005485714 5485.714286 46. 98.700516
0.005227964 5227.963526 47. 94.750508
0.005361478 5361.477573 48. 95.812384
0.004007849 4007.84870444
50. 94.550
588
0.006218932 6218.93178251. 97.584
624
0.006394491 6394.490952. 99.878
796
0.007969723 7969.723062 53. 98.874744
0.007524728 7524.728442 54. 95.180520
0.005463333 5463.332633 55. 95.133760
0.007988816 7988.815658 56. 107.902880
0.008155549 8155.548553 57. 108.476896
0.008259892 8259.891589 58. 100.552792
0.007876522 7876.521601 59. 97.659772
0.007905057 7905.057394 60. 95.000540
0.005684211 5684.210526 61. 100.250632
0.006304239 6304.239401 62. 97.750528
0.005401535 5401.534527 63. 98.250408
0.004152672 4152.671756 64. 96.250480
0.004987013 4987.01298765. 97.080
528
0.005438813 5438.8133566. 97.246
616
0.006334451 6334.450774 67. 95.250492
0.005165354 5165.354331 68. 96.300342
0.003551402 3551.401869 69. 94.000460
0.004893617 4893.617021 70. 98.950408
0.004123295 4123.294593 71. 98.083424
0.004322869 4322.869407 72. 119.6471152
0.009628323 9628.32331845
Lampiran 2 Lanjutan Hari Ke- Jumlah Produksi
Banyak Cacat
DPU DPMO
73. 96.072
532
0.005537514 5537.513532 74. 98.579512
0.005193804 5193.803954 75. 97.150768
0.007905301 7905.301081 76. 97.250752
0.007732648 7732.647815 77. 97.250552
0.005676093 5676.092545 78. 97.100624
0.006426365 6426.364573 79. 98.750636
0.006440506 6440.506329 80. 99.748728
0.007298392 7298.391948 81. 97.000448
0.004618557 4618.556701 82. 96.600552
0.005714286 5714.285714 83. 94.000324
0.003446809 3446.808511 84. 95.583440
0.004603329 4603.32904485. 95.750
312
0.003258486 3258.4856486. 94.614
456
0.004819583 4819.582726 87. 98.437768
0.007801944 7801.944391 88. 95.526584
0.006113519 6113.518833 89. 96.498720
0.007461295 7461.294535 90. 97.862768
0.007847786 7847.78565746
47
48
49
Lampiran 3 Lanjutan Hari Ke- Jumlah Produksi
Banyak Cacat
Proporsi Cacat
73. 96.072
532
0.00553751474. 98.579
512
0.00519380475. 97.150
768
0.00790530176. 97.250
752
0.00773264877. 97.250
552
0.00567609378. 97.100
624
0.00642636579. 98.750
636
0.00644050680. 99.748
728
0.00729839281. 97.000
448
0.00461855782. 96.600
552
0.00571428683. 94.000
324
0.00344680984. 95.583
440
0.00460332985. 95.750
312
0.00325848686. 94.614
456
0.00481958387. 98.437
768
0.00780194488. 95.526
584
0.00611351989. 96.498
720
0.00746129590. 97.862
768
0.00784778650
“halaman ini sengaja dikosongkan”
51
BIODATA PENULIS
Fendy Fitroh Aprianto atau biasa dipanggil Fendy terlahir di Surabaya, 27 April 1990. Penulis telah menempuh pendidikan di SD Negeri Ploso V Surabaya, SMP Negeri 9 Surabaya dan SMA Negeri 4 Surabaya.
Penulis yang mempunyai saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Bidang minat yang sedang ditekuni adalah bidang minat Terapan yang terdiri atas Riset Operasi dan Pengolahan Data (ROPD) dan Permodelan Matematika.
Jika ingin memberikan saran, kritik, dan diskusi mengenai Laporan Tugas Akhir ini, bisa melalui email [email protected].
Semoga bermanfaat.