BAB III METODOLOGI PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data nonstatistik. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif karena peneliti tidak menyajikan data dalam bentuk skor, namun lebih kepada kualitas jawaban siswa berdasarkan alasan yang diungkapkan siswa untuk mengecek kesesuaian terhadap indikator tiap tahap.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kemampuan berpikir siswa, peneliti membuat tabel yang berisi indikator masing-masing
tahap serta nomor soal yang akan diisi dengan keterangan bahwa indikator tersebut sudah terpenuhi atau tidak berdasarkan jawaban dan alasan siswa pada tes tertulis dan wawancara. Tabel tersebut merupakan contoh jawaban hasil ujicoba salah satu siswa kelas VIII.
Tabel 3.2
Tabel Indikator Pencapaian Kemampuan Berpikir Salah Satu Siswa (Sebagai Contoh)
1. Siswa menentukan bentuk bangun datar
2. Siswa mengenali bentuk segitiga dan
menjelaskan bangun
2. Siswa mendefinisikan suatu bangun sesuai pada definisi di dalam buku dan belum
1. Siswa menggunakan sifat yang sudah
T
2. Siswa menggunakan teorema yang ada
3. Siswa mendefinisikan pengertian segitiga
D bukti dengan cara lain serta menggunakan
β : indikator tidak terpenuhi
Persentase indikator yang dipenuhi oleh siswa (sebagai contoh) :
ππ’πππβ πππππππ‘ππ π¦πππ π‘ππππππ’βπ ππππ π‘πβππ π‘πππ‘πππ‘π’
ππ’πππβ πππππππ‘ππ π¦πππ βπππ’π ππππππ’βπ ππππ π‘πβππ π‘πππ‘πππ‘π’ Γ 100%
Persentase indikator yang dipenuhi pada tahap visual : 2
3 Γ 100% = 66,67%
Persentase indikator yang dipenuhi pada tahap analisis : 3
3 Γ 100% = 100%
Persentase indikator yang dipenuhi pada tahap abstraksi : 2
3 Γ 100% = 66,67%
Persentase indikator yang dipenuhi pada tahap deduksi formal : 1
3 Γ 100% = 33,3%
Dari hasil contoh di atas, diketahui bahwa siswa telah melalui tahap visualisasi dan mampu mengenali bentuk-bentuk secara visual. Siswa sudah berada pada tahap analisis. Siswa mampu mengetahui sifat-sifat bangun geometri dengan cara menghitung serta mengukur bangun tersebut. Siswa juga sudah sedikit menguasai pada tahap abstraksi namun belum memasuki tahap deduksi formal.
Kesimpulannya adalah tahap paling dominan yang dimiliki siswa adalah tahap analisis.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN KETERBATASAN
A. Hasil Penelitian
Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian ini ada 6 siswa kelas VIII Kasih SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2015/2016. Para siswa tersebut dipilih oleh guru pengampu pelajaran matematika berdasarkan kemampuan siswa, dimulai dari siswa yang berkemapuan terbaik, menengah, dan kurang dengan kode (a) adalah siswa perempuan seperti siswa I.a, II.a, dan III.a, sedangkan kode (b) adalah siswa laki-laki seperti I.b, II.b, dan III.b. Berikut adalah hasil analisis dari jawaban siswa pada saat melakukan test berdasarkan indikator yang ditetapkan :
1. Menentukan bentuk bangun datar dan mampu membedakan jenis bangun datar berdasarkan wujud visual.
a) Siswa berkemampuan terbaik perempuan (Siswa I.a)
Pada saat mengerjakan soal test ini, siswa dapat menjawab dengan benar sesuai dengan jawaban harapan peneliti. Dari model gambar pada soal nomor 1, siswa dapat menentukan dan menyebutkan bangun-bangun datar yang terdapat pada gambar, yaitu segitiga, persegi, lingkaran, persegi panjang, trapesium, dan belah ketupat.
Secara visual, bangun datar pertama yang dilihat dan ditulis siswa I.a adalah segitiga dan bangun datar terakhir adalah belah ketupat.
Pada saat wawancara pun, jawaban siswa sama dengan hasil test tertulisnya. Siswa pun juga dapat menemukan bentuk-bentuk bangun datar di sekitarnya, seperti tepian jendela, penggaris berbentuk segitiga, serta bentuk atap rumah.
b) Siswa berkemampuan terbaik laki-laki (Siswa I.b)
Pada saat mengerjakan soal test ini, siswa dapat menjawab dengan benar sesuai dengan jawaban harapan peneliti. Dari model gambar pada soal nomor 1, siswa dapat menentukan dan menyebutkan bangun-bangun datar yang terdapat pada gambar, yaitu persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran, trapesium, dan belah ketupat.
Secara visual, bangun datar pertama yang dilihat dan ditulis siswa I.b adalah persegi dan bangun datar terakhir adalah belah ketupat.
Ketika tes wawancara, siswa menjawab sedikit berbeda dengan hasil test wawancaranya. Saat test tertulis siswa hanya menuliskan bangun
βsegitigaβ saja. Namun saat wawancara siswa menjawab ada segitiga samakaki yang terlihat. Kemudian saat peneliti bertanya kepada siswa tentang macam-macam bangun datar yang pernah dilihat, siswa menjawabnya seperti balok-balok mainan miliknya.
c) Siswa berkemampuan menengah perempuan (Siswa II.a)
Pada saat mengerjakan soal test ini, siswa dapat menjawab dengan benar namun ada bangun yang masih ragu-ragu untuk dijawab. Dari model gambar pada soal nomor 1, siswa dapat menentukan dan menyebutkan bangun-bangun datar yang terdapat pada gambar,
yaitu segitiga, persegi, belah ketupat, lingkaran, persegi panjang, dan trapesium sembarang. Terdapat perbedaan dari siswa sebelumnya, yaitu siswa II.a menyebutkan bangun trapesium sebagai trapesium sembarang. Secara visual, bangun datar pertama yang dilihat dan ditulis siswa II.a adalah segitiga dan bangun datar terakhir adalah trapesium sembarang.
Saat melakukan wawancara peneliti menanyakan kepada siswa tentang trapesium sembarang. Siswa melihatnya sebagai bentuk trapesium. Namun jika diperhatikan lagi, bangun tersebut seperti trapesium samakaki. Hal inilah yang menyebabkan siswa terlihat bimbang. Kemudian ketika peneliti menanyakan bentuk bangun datar yang pernah siswa temukan, siswa hanya menjawab bentuk susunan bambu yang dimiringkan terlihat seperti segitiga.
d) Siswa berkemampuan menengah laki-laki (Siswa II.b)
Pada saat mengerjakan soal test ini, siswa dapat menjawab dengan benar sesuai dengan jawaban harapan peneliti. Dari model gambar pada soal nomor 1, siswa dapat menentukan dan menyebutkan bangun-bangun datar yang terdapat pada gambar, yaitu persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran, trapesium, dan belah ketupat.
Secara visual, bangun datar pertama yang dilihat dan ditulis siswa II.b adalah persegi dan bangun datar terakhir adalah belah ketupat.
Pada saat test wawancara, siswa tidak merasa kesulitan menjawabnya. Jawabannya sama dengan test tertulisnya.
e) Siswa berkemampuan rendah perempuan (Siswa III.a)
Pada saat mengerjakan soal test ini, siswa dapat menjawab dengan benar sesuai dengan jawaban harapan peneliti. Dari model gambar pada soal nomor 1, siswa dapat menentukan dan menyebutkan bangun-bangun datar yang terdapat pada gambar, yaitu segitiga, persegi, persegi panjang, belah ketupat, trapesium, dan lingkaran.
Secara visual, bangun datar pertama yang dilihat dan ditulis siswa III.a adalah segitiga dan bangun datar terakhir adalah lingkaran. Saat test wawancara, penliti menanyakan bentuk bangun datar yang ada di kehidupan sehari-hari. Siswa pun menjawab dengan baik, seperti toples, jam dinding dengan bermacam bentuk.
f) Siswa berkemampuan rendah laki-laki (Siswa III.b)
Pada saat mengerjakan soal test ini, siswa dapat menjawab soal namun siswa menjawab semua jenis bangun datar. Dari model gambar pada soal nomor 1, siswa dapat menentukan dan menyebutkan bangun-bangun datar yang terdapat pada gambar, yaitu segitiga samasisi, segitiga samakaki, persegi panjang, persegi, trapesium, layang-layang, segiempat, dan lingkaran. Jawaban siswa III.b pun berbeda dengan jawaban siswa lain. Tidak hanya nama bangun datar secara umum namun disebutkan pula nama bangun datar berdasarkan sifat, tidak hanya secara visual.
Saat dilakukan test wawancara, peneliti bertanya hasil tertulis kepada siswa. Siswa menuliskan bentuk layang-layang, peneliti
meminta siswa menunjukkan pada gambar manakah bentuk layang-layang tersebut. Ternyata yang dimaksud siswa adalah bentuk belahketupat. Siswa mengalami kekeliruan untuk membedakan bentuk layang-layang dengan belahketupat.
2. Mengenali bentuk segitiga dan membedakan bentuk segitiga berdasarkan wujud visual
a) Siswa berkemampuan terbaik perempuan (Siswa I.a)
Siswa dengan hanya melihat bentuk visual dapat menjawab bahwa gambar tersebut tersusun dari kumpulan segitiga sama sisi. Siswa menjawab terdapat 18 buah segitiga samasisi. Siswa menghitung banyaknya segitiga tersebut dengan cara menjumlahkan segitiga di setiap barisnya, sehingga siswa hanya mendapatkan ada 18 buah segitiga samasisi pada gambar tersebut. Pada saat wawancara, siswa mengatakan bahwa ia ragu atas jawabannya. Sebab siswa menyadari bahwa sebenarnya terdapat segitiga lain yang lebih besar daripada 18 segitiga kecil tersebut.
b) Siswa berkemampuan terbaik laki-laki (Siswa I.b)
Siswa menjawab jenis segitiga yang digunakan adalah segitiga samasisi. Banyak segitiga yang tersusun ada 18 buah. Cara yang digunakan siswa juga sama seperti siswa lainnya yaitu hanya dengan menghitung segitiga-segitiga penyusun gambar. Siswa tidak memperluas visualisasinya untuk menemukan segitiga lain pada gambar tersebut.
c) Siswa berkemampuan menengah perempuan (Siswa II.a)
Pada soal ini jawaban siswa sedikit berbeda. Siswa menjawab bahwa gambar tersebut tersusun oleh beberapa bangun datar segitiga, yaitu segitiga samakaki, segitiga samasisi, segitiga lancip, dan segitiga tumpul. Siwa beralasan bahwa bentuk gambar berbeda sehingga segitiga yang membentuk gambar tersebut pun juga berbeda-beda.
Siswa menentukan banyak segitiga dengan menghitung banyak segitiga dalam satu baris kemudian karena ada tiga baris maka banyak segitiga dalam satu baris dikalikan tiga. Sehingga siswa mendapatkan banyak segitiga yang terdapat pada soal ada 18 buah segitiga.
d) Siswa berkemampuan menengah laki-laki (Siswa II.b)
Hasil siswa II.b pada soal ini juga 18 buah segitiga. Siswa mejawab susunan segitiga tersebut disusun dari segitiga samasisi. Pada saat wawancara, peneliti menanyakan kepada siswa bagaimana siswa mendapat jawaban segitiga ada 18 buah. Siswa menghitung dalam satu baris terdapat 6 buah susunan segitiga, kemudian karena ada 3 baris susunan maka dikalikan tiga. Siswa pun tidak mengtahui bahwa terdapat segitiga lain yang ukurannya lebih besar daripada 18 segitiga itu.
e) Siswa berkemampuan rendah perempuan (Siswa III.a)
Jawaban siswa III.a ini pun tidak jauh berbeda dengan siswa lain dengan jawaban yang sama. Siswa menjawab jenis segitiga pada soal ini adalah segitiga samakaki dan banyaknya segitiga pada gambar ada 18 buah. Cara siswa menjawab banyak segitiga tersebut dengan menghitung satu per satu bentuk segitiga yang terlihat. Siswa tidak memperluas visualisasinya untuk melihat bahwa ada segitiga lain yang ukurannya lebih besar dari susunan segitiga kecil tersebut.
f) Siswa berkemampuan rendah laki-laki (Siswa III.b)
Pada soal ini, siswa menjawab banyaknya segitiga yang terdapat pada gambar tersebut juga 18 buah. Namun, siswa menjawab jenis segitiga yang digunakan pada gambar tersebut adalah segitiga samakaki. Secara visual, alasan siswa menjawab bahwa segitiga tersebut adalah samakaki karena memiliki dua sisi yang sama panjang dan satu sisi lain berbeda panjangnya. Dalam soal ini, siswa menghitung banyak segitiga pada gambar dengan cara memberi nomor pada setiap segitiga. Caranya sudah baik hanya saja siswa belum mencoba melihat lebih detail bahwa masih ada segitiga lain yang terdapat pada gambar.
3. Mengikutsertakan sifat-sifat yang tidak relevan dalam mengidentifikasi dan menjelaskan bangun datar
a) Siswa berkemampuan terbaik perempuan (Siswa I.a)
Pada soal ini, siswa menjawab ada 17 buah segitiga yang terdapat pada gambar. Siswa lebih mencermati gambar dan menghitung satu demi satu bangun yang berbentuk segitiga yang terlihat. Cara pandang siswa pada gambar tersebut sudah lebih baik dan meluas.
Saat wawancara pun jawaban siswa sama dengan soal tertulisnya.
b) Siswa berkemampuan terbaik laki-laki (Siswa I.b)
Siswa menjawab banyak segitiga yang terlihat pada gambar ada 10 buah. Siswa pun juga menemukan jawaban tersebut dengan cara menghitung satu per satu bentuk segitiga yang terlihat. Siswa tidak menggunakan cara lainnya untuk mendapatkan segitiga sebanyak-banyaknya. Saat wawancara, siswa baru menyadari bahwa ada segitiga lain yang ukurannya lebih besar setelah ditunjukkan oleh peneliti. Siswa terlihat mulai mengerti dalam memahami soal yang dimaksud.
c) Siswa berkemampuan menengah perempuan (Siswa II.a)
Pada soal ini siswa menjawab banyak segitiga ada 10 buah. Tidak berbeda dengan siswa I.b. siswa pun menemukan 10 buah segitiga itu dengan cara menghitung satu per satu bentuk segitiga itu. Saat wawancara pun jawaban siswa tidak berbeda dari jawaban soal tertulisnya. Saat ditanya adakah cara lain untuk menemukan segitiga lain, siswa menjawab tidak ada cara lain.
d) Siswa berkemampuan menengah laki-laki (Siswa II.b)
Tidak jauh berbeda dengan siswa I.b dan II.a. Siswa II.b pun juga menjawab ada 10 buah segitiga pada soal gambar tersebut. Cara siswa menemukannya pun sama dengan siswa I.b dan II.a. Hasil siswa saat wawancara juga tidak berbeda jauh dengan soal test tertulis yang dikerjakan siswa.
e) Siswa berkemampuan rendah perempuan (Siswa III.a)
Pada soal ini, siswa menjawab jumlah segitiga yang terdapat pada gambar ada 11 buah. Peneliti bertanya cara siswa menemukan segitiga tersebut. Sama dengan siswa lain, yaitu dengan cara menghitung satu per satu. Ketika wawancara, peneliti bertanya lebih lanjut kepada siswa. Ternyata siswa hanya menghitung banyak bangun datar yang terdapat pada gambar, bukan nmnghitung bangun datar segitiga. Peneliti menunjukkan bagian tengah gambar dan siswa menyadari bahwa itu bukanlah bangun datar segitiga, tetapi segilima.
f) Siswa berkemampuan rendah laki-laki (Siswa III.b)
Siswa menjawab soal ini sama seperti tiga siswa yang lain. Siswa menjawab ada 10 buah segitiga pada gambar tersebut. Siswa menghitung segitiga tersebut dengan cara memberikan nomor di setiap bentuk segitiga yang terlihat. Hasil wawancara siswa pun sama dengan hasil jawaban pada soal tertulis.
4. Mendeskripsikan jenis segitiga serta menyatakan sifat masing-masing segitiga
a) Siswa berkemampuan terbaik perempuan (Siswa I.a)
Hasil jawaban siswa tidak sesuai dengan harapan peneliti. Dari enam gambar bentuk segitiga yang diberikan tidak ada hasil yang tepat. Ketika dilakukan tes wawancara siswa mengatakan bahwa ia bingung dengan ukuran sudut segitiganya, sehingga siswa memberi nama segitiga hanya sesuai dengan bentuk yang terlihat tanpa mengukur sisi dan sudut segitiga.
b) Siswa berkemampuan terbaik laki-laki (Siswa I.b)
Dari enam gambar yang tertera pada soal, siswa dapat menjawab dua gambar, namun kurang tepat. Dari hasil tertulis, siswa hanya menjawab jenis segitiga berdasarkan visualnya. Ketika dilakukan test wawancara, peneliti mengetahui bahwa siswa tidak menggunakan alat bantu ukur yang diberikan oleh peneliti. Siswa hanya menjawab sesuai bentuk segitiga yang terlihat. Pada soal ini siswa tidak sungguh-sungguh mengerjakan soal yang diberikan.
c) Siswa berkemampuan menengah perempuan (Siswa II.a)
Hasil jawaban siswa cukup sesuai dengan harapan peneliti. Siswa dapat menjawab enam gambar dengan benar. Siswa hanya merasa ragu ketika melihat bentuk segitiga siku-siku. Siswa pun sulit menentukan nama segitiga ketika yang diketahui adalah ukuran sudutnya.
d) Siswa berkemampuan menengah laki-laki (Siswa II.b)
Hasil yang didapat peneliti berdasarkan tes tertulis dan wawancara terhadap siswa II.b belum sesuai harapan peneliti. Pada soal ini siswa memberikan alasan jawabannya hanya berdasarkan hasil visual. Siswa merasa kesulitan jika menggunakan alat bantu ukur berupa penggaris dan busur.
e) Siswa berkemampuan rendah perempuan (Siswa III.a)
Dari enam gambar yang tertera pada soal, semua jawabannya kurang tepat. Peneliti pun mencaritahu hasil lebih jauh dengan melakukan wawancara. Ternyata siswa hanya menjawab jenis segitiga berdasarkan ukuran panjang sisinya. Siswa mengatakan bahwa ukuran panjang sisi tiap segitiga berbeda-beda. Oleh karena itu, siswa menjawab semua jenis segitiga adalah segitiga sembarang. Peneliti pun mengetahui bahwa siswa tidak menggunakan alat bantu busur yang diberikan karena siswa tidak dapat menggunakan busur dengan benar.
f) Siswa berkemampuan rendah laki-laki (Siswa III.b)
Pada soal ini, siswa tidak menjawab dengan benar. Hanya dua segitiga yang dapat diterima. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa siswa tidak menggunakan alat bantu ukur yang diberikan.
Siswa mengatakan terlalu rumit jika menggunakan penggaris dan busur. Oleh karena itu, siswa mnjawab soal no. 4 ini hanya berdasarkan bentuk visualnya.
5. Mendefinisikan suatu bangun sesuai pada definisi di dalam buku dan belum menggunakan bahasa sendiri
a) Siswa berkemampuan terbaik perempuan (Siswa I.a)
Dari hasil tes tertulis, terlihat siswa belum memahami definisi yang ada pada buku. Pemakaian definisi belum dapat dimengerti. Alasan yang diberikan siswa dalam menjawab pun tidak dapat dibenarkan peneliti. Siswa kesulitan melakukan perhitungan jumlah sisi-sisi segitiganya.
b) Siswa berkemampuan terbaik laki-laki (Siswa I.b)
Siswa sudah dapat memberikan alasannya meskipun kurang tepat.
Maksud yang ingin disampaikan siswa adalah menghitung kuadrat panjang setiap sisi-sisi segitiga. Namun terdapat kesalahan dalam menghitung hasil kuadrat bilangan-bilangan tersebut.
c) Siswa berkemampuan menengah perempuan (Siswa II.a)
Jawaban siswa II.a pada soal no. 5 ini sangat tidak sesuai harapan peneliti. Siswa jelas belum memahami definisi pada buku dan penjelasan yang telah diberikan peneliti. Dari jawaban tertulis siswa II.a , terlihat bahwa siswa tidak menghitung berdasarkan panjang sisinya, namun berdasarkan besar sudutnya. Sebab hasil dari ketiganya sama,yaitu segitiga tumpul karena melebihi sudut 900. Dari hasil wawancara, siswa belum paham menentukan jenis segitiga berdasarkan perhitungan panjang sisinya.
d) Siswa berkemampuan menengah laki-laki (Siswa II.b)
Jawaban siswa II.b juga serupa dengan siswa I.a dan I.b. Mereka masih belum paham dengan definisi yang ada pada buku serta penjelasan dari guru dan peneliti. Hanya satu dari tiga soal yang diberikan yang dijawab benar. Setelah peneliti bertanya, hasil hitungan siswa tepat tapi tidak untuk dua soal lainnya.
e) Siswa berkemampuan rendah perempuan (Siswa III.a)
Hasil dari test tertulis siswa ini cukup membingungkan peneliti, sebab jawaban dengan alasan yang diberikan siswa tidak sesuai.
Siswa menuliskan ketiga jenis segitiga itu adalah segitiga tumpul.
Ketika wawancara siswa mengatakan bingung bagaimana menuliskan alasannya. Selain itu siswa juga tebalik pemahamannya dalam membedakan segitiga jika diketahui panjang sisinya. Namun ketika siswa diminta untuk menyebutkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya, siswa dapat menjawab dengan benar.
f) Siswa berkemampuan rendah laki-laki (Siswa III.b)
Berdasarkan soal no.5, ada jawaban siswa yang benar. Siswa menjawab segitiga tersebut masing-masing adalah segitiga tumpul, lancip, dan tumpul. Jawaban siswa untuk no.5c benar dan alasan yang diberikan juga benar. Jawaban untuk no.5b kurang tepat, sebab alasan yang diberikan siswa tidak benar. Seharusnya βKLM adalah segitiga lancip karena panjang sisi πΎπΏ2 kurang dari jumlah panjang sisi πΎπ2 + πΏπ2. Ketika wawancara, siswa meralat
jawaban untuk no.5b. Siswa mengatakan salah tulis simbol kurang dari menjadi lebih dari.
6. Membandingkan bentuk segitiga berdasarkan sifat-sifatnya a) Siswa berkemampuan terbaik perempuan (Siswa I.a)
Berdasarkan tabel ciri-ciri segitiga yang diberikan, siswa dapat menjawab dengan benar. Dari hasil tertulis, siswa menentukan jenis segitiga hanya berdasarkan salah satu ciri yang diberikan baik dari segi banyak sudutnya maupun dari segi banyak sisinya. Siswa belum dapat menggabungkan kedua ciri tersebut untuk menentukan jenis segitiga.
b) Siswa berkemampuan terbaik laki-laki (Siswa I.b)
Dari tabel yang tertera pada soal, hasil jawaban siswa hanya berdasarkan banyak sisi yang diberikan. Siswa tidak menjawab dari bagian banyak sudutnya. Seperti segitiga ke-V. Siswa hanya menjawab jenis segitiga itu siku-siku, bukan segitiga siku-siku samakaki. Dan pada segitiga ke-II, siswa hanya menjawab jenis segitiga itu sembarang, bukan segitiga siku-siku sembarang. Ketika wawancara, pemikiran peneliti benar. Siswa hanya melihat keseluruhan pada bagian banyak sisinya saja. Pendapat siswa jika segitiga itu memiliki dua sisi yang sama maka segitiga itu pasti segitiga samakaki, dan jika ketiga sisinya berbeda pasti segitiga sembarang. Siswa tidak memperhatikan pada bagian banyak sudut.
c) Siswa berkemampuan menengah perempuan (Siswa II.a)
Berdasarkan tabel yang diberikan pada siswa, hasil jawaban siswa tidak sesuai dengan harapan peneliti. Dari hasil yang dikerjakan, siswa menentukan jenis segitiga dilihat dari segi banyak sisi yang sama maupun berbeda. Karena siswa beralasan lebih mudah menentukan jenis segitiga berdasarkan sisinya daripada sudutnya.
Siswa beralasan lagi jika segitiga mempunyai dua sisi yang sama artinya itu adalah segitiga samakaki. Jika ketiga sisi sama berarti segitiga samasisi dan jika ketiga sisinya berbeda itu adalah segitiga sembarang. Yang siswa mengerti adalah jika berdasarkan sudutnya maka akan diperlihatkan besar sudutnya bukan banyak sudutnya.
d) Siswa berkemampuan menengah laki-laki (Siswa II.b)
Pada hasil jawaban siswa, terdapat perbedaan jawaban dengan ketiga siswa sebelumnya. Siswa II.b menentukan jenis segitiga dilihat dari jenis sudutnya. Siswa berpendapat lebih mudah melihat dari jenis sudutnya. Sehingga mudah diketahui jenis segitiga tersebut.
e) Siswa berkemampuan rendah perempuan (Siswa III.a)
Dari hasil jawaban siswa, keenam jenis segitiga tersebut hampir terjawab dengan benar. Siswa sudah melihat dari dua bagian, yaitu bagian banyak sudut dan bagian banyak sisi. Ketika wawancara, peneliti menanyakan jawaban siswa untuk segitiga ke-III dan segitiga ke-IV. Seharusnya masing-masing segitiga itu adalah
segitiga tumpul samakaki dan segitiga tumpul sembarang. Siswa tidak tahu segitiga dengan ciri-ciri tersebut merupakan jenis segitiga seperti apa.
f) Siswa berkemampuan rendah laki-laki (Siswa III.b)
Hasil jawaban siswa pada test tertulis tidak seperti yang diharapkan peneliti. Berdasarkan test tertulis, peneliti menganggap siswa tidak memahami cara membaca tabel tersebut. Saat wawancara, ternyata siswa salah membaca bagian tabel. Bagian banyak sudut, siswa menganggap sebagai bagian banyak sisi, sedangkan bagian banyak sisi, siswa menganggap sebagai bagian banyak sudut.
7. Menggunakan sifat yang sudah diketahui untuk menyelesaikan permasalahan segitiga
a) Siswa berkemampuan terbaik perempuan (Siswa I.a)
Pada soal ini, siswa diminta untuk menentukan kelompok tripel Pythagoras dari empat kelompok yang diberikan. Hasil jawaban siswa sesuai harapan peneliti. Siswa dapat menggunakan rumus yang diketahui, meskipun pada soal sebelumnya yang hampir serupa, siswa mengalami sedikit kesulitan untuk menyelesaikan.
Siswa mengatakan bahwa kelompok (i) dan (ii) merupakan kelipatan dari tripel 3, 4, dan 5. Sedangkan kelompok ke (iv) bukan
Siswa mengatakan bahwa kelompok (i) dan (ii) merupakan kelipatan dari tripel 3, 4, dan 5. Sedangkan kelompok ke (iv) bukan