• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Teknik Analisis Data

Analisis data di sini berarti mengatur secara sistematis bahan hasil wawancara dan observasi, menafsirkannya dan menghasilkan suatu pemikiran, pendapat, teori atau gagasan yang baru. lnilah yang disebut hasil temuan atau findings. Dari realita dan fakta yang khusus ini kemudian peneliti membangun pola-pola umum. lnduktif berarti bertitik tolak dari yang khusus ke umum.62

Bedasarkan keterangan di atas maka dalam menganalisa data dan mengarahkan data, penelitian ini menggunakan cara berfikir induktif yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus dan kongkrit kemudian dari fakta atau peristiwa yang khusus dan kongkrit tersebut di tarik secara generalisasi yang mempunyai sifat umum tentang penggunaan label harga yang tidak sesuai dengan real harga dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah di Multi Mart Desa Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Multi Mart Desa Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

Kawasan perdagangan yang ada di Jalan Simbarwaringin yaitu Indomaret, Alfamart, Multi Mart, pasar Trimurjo, Pasar Simbarwaringin, dan pasar Welit. Fasilitas umum yaitu kantor Pos Kantor (kode pos 34172), Polsek Trimurjo, BRI Simbarwaringin, dan Puskesmas yang beroperasi 24 jam. Multi Mart beralamatkan.63

Awal berdirinya Multi Mart dimulai dengan toko kecil yang didirikan oleh Bapak Sujono. Toko ini berdiri pada tahun 2012 dan terletak di di Jl. Raya Simbarwaringin No.65 Desa Simbar Waringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, Lampung 34172. Multi Mart menjual berbagai macam pakaian, sandal, sepatu, perlengkapan rumah, perlengkapan dapur, tas, mainan anak-anak, buku, dan sebagainya. Multi Mart memiliki karyawan sebanyak 27 orang.64

Multi Mart memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan dan mengembangkan sistem manajemen dengan program perbaikan berkesinambungan yang menitik-beratkan kepada ketersediaan dan

63

Data Multi Mart Simbarwaringin (pengambilan data pada tanggal 11 Januari 2020)

64

kelengkapan barang yang berkualitas dengan harga bersaing sesuai kebutuhan konsumen. Peningkatan pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia. Atmosfir toko yang bersih, aman dan nyaman. Kemudahan dan ketepatan informasi.65

2. Penggunaan Label Harga yang tidak sesuai dengan Real Harga di Multi Mart Desa Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

Salah satu unsur penting dalam transaksi jual beli adalah harga barang yang akan dijual. Harga barang merupakan suatu hal yang turut menentukan ketertarikan konsumen untuk membeli dan selanjutnya bertransaksi dengan penjual. Penentuan harga barang ditentukan oleh berbagai faktor. Turun naiknya harga barang dipengaruhi pula oleh berbagai faktor baik secara internal penjual maupun faktor eksternal, termasuk situasi dan kondisi perekonomian dan keamanan negara.

Seringnya harga berubah-ubah, membuat pelaku usaha dalam hal ini pengelola swalayan sering pula mengubah label harganya. Hal ini menyebabkan tidak efisiennya waktu kerja, karena harus rutin mengecek dan mengubah label harga yang ada. Atas kondisi ini tentunya juga biaya opersional swalayan tersebut bertambah, karena ada label-label yang dibuang dan harus diganti dengan yang baru.

Sebagaimana hasil wawancara dapat diketahui bahwa proses penggunaan label harga di Multi Mart Desa Simbarwaringin adalah

65

informasi harga barang dapat dilakukan melalui proses pelabelan harga termasuk label harga yang ditempel pada barang. Penggunaan label harga di Multi Mart Desa Simbarwaringin dengan cara menempelkan label harganya di produk itu langsung. Melalui label yang ditempel langsung pada barang, pembeli dapat mengecek harganya secara langsung.66

Penggunaan label harga di Multi Mart Desa Simbarwaringin dilakukan dengan ketentuan yaitu ditulis menggunakan pena maupun diketik menggunakan komputer. Penulisan harga pada label menggunakan kertas label ukuran kecil. Harga yang dicantumkan sesuai dengan harga jual yang diberikan oleh pihak pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin. Selain harga barang, pihak Multi Mart Desa Simbarwaringin juga melengkapi label harga dengan nomor dan jenis barang yang berupa kode angka dan huruf.67

Label harga yang digunakan harus sesuai dengan harga yang tertera di kasir, penyesuaian tersebut agar pihak Multi Mart Desa Simbarwaringin dan para konsumen tidak dirugikan dalam transaksi jual beli di Multi Mart Desa Simbarwaringin. Pihak owner maupun pengelola menentukan sendiri harga yang dicantumkan pada label dan ditempelkan pada barang. Penentuan harga barang disesuaikan dengan harga pada kasir.68

66

Rudi Ardiyanto selaku pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

67

Rudi Ardiyanto selaku pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

68

Devi selaku karyawan Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

Ketika ada label harga yang tidak sesuai dengan harga yang tertera di kasir, pengelola maupun karyawan akan mengecek kembali harga yang sebenarnya, karena harga yang tertera pada label terkadang belum dilakukan pergantian. Seperti harga karpet pada awal pemberian harga sebesar Rp. 78.000,- ternyata harga karpet mengalami kenaikan menjadi Rp. 85.000,-. Kelalaian maupun keterbatasan waktu pengecekan label harga oleh karyawan menyebabkan harga pada label belum diganti dengan label harga yang baru. Adanya harga yang tidak sesuai pada label dan harga dikasir dapat merugikan konsumen. Oleh karena itu pihak pengelola selalu mengecek harga pada label untuk meminimalisir karugian yang dialami oleh konsumen maupun pihak Multi Mart Desa Simbarwaringin.69

Penyelesaian masalah ketika ada konsumen yang tidak terima dengan harga yang tidak sesuai pada label di Multi Mart Desa Simbarwaringin adalah pihak pengelola menemui konsumen yang mengalami masalah tersebut. Kemudian pihak pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin mengecek kembali harga yang tertera pada label maupun pada nota yang diberikan oleh kasir. Setelah dilakukan pengecekan dan adanya ketidaksesuaian harga, maka pihak pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin mengecek kembali harga yang sebenarnya. Setelah dicek harga yang sebenarnya, maka pihak pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin akan mengembalikan uang pembelian barang pada

69

Devi selaku karyawan Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

konsumen atau konsumen dapat membeli barang tersebut dengan harga sebenarnya.70

Sebagaimana hasil wawancara dengan konsumen, dapat diketahui bahwa label harga merupakan harga yang tertera pada label yang ditempelkan pada barang secara langsung atau label harga yang ditempatkan pada rak-rak tempat diletakkannya barang-barang yang diperjualbelikan. Pada label tertera harga, nama barang, maupun kode barang yang bersangkutan.71

Proses jual beli yang dilakukan di Multi Mart Desa Simbarwaringin adalah konsumen datang langsung ke lokasi Multi Mart Desa Simbarwaringin, kemudian melihat-lihat barang yang akan dibeli. Selain melihat-lihat barang, konsumen juga melihat harga yang tertera pada label harga, sehingga konsumen dapat memilah milih barang yang akan dibeli yang disesuaikan dengan dana yang dimiliki oleh konsumen.72

Pembayaran yang tidak sesuai dengan label harga yang tertera pada barang pernah dialami oleh konsumen Sri Lestari dan Tanti. Ketidaksesuaian yang dialami oleh konsumen bernama Tanti adalah ketika membeli celana, harga yang tertera pada label adalah Rp. 70.000,- namun, ketika konsumen membayar di kasir, pihak kasir menulis di nota dengan

70

Rudi Ardiyanto selaku pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

71

Tanti selaku konsumen Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

72

Sri Lestari selaku konsumen Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

harga Rp. 110.000,-. Hal tersebut merugikan konsumen karena konsumen harus membayar lebih mahal dibandingkan harga yang tertera pada label.73

Sri Lestari selaku konsumen mengalami hal yang sama yakni ketika membeli satu buah daster dengan harga yang tertera pada label adalah Rp. 37.500,- namun ketika konsumen membayar di kasir, konsumen harus membayar dengan harga Rp. 75.000,-. Harga Rp. 75.000,- tersebut sama dengan dua harga daster yang dibeli oleh konsumen. Sedangkan pada kenyataannya, konsumen hanya membeli satu daster.74

Ketika mengalami pembayaran yang tidak sesuai dengan label harga yang tertera pada barang, kedua konsumen langsung membawa barang yang masih lengkap beserta nota pembelian barang. Hal tersebut karena pada nota/struk pembelian bertuliskan nota harap dibawa, batas penukaran 1 hari. Apabila konsumen tidak langsung mengembalikan atau merespon barang yang sudah dibeli maka pihak pengelola tidak akan menanggapi aduan dari para konsumen.75

Cara menyelesaikan masalah ketika mengalami pembayaran yang tidak sesuai dengan label harga yang tertera pada barang di Multi Mart Desa Simbarwaringin adalah konsumen menemui pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin kemudian mengadukan masalah yang dialami oleh konsumen yang bersangkutan. Setelah menemui pihak pengelola Multi

73

Tanti selaku konsumen Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

74

Sri Lestari selaku konsumen Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

75

Sri Lestari dan Tanti selaku konsumen Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

Mart Desa Simbarwaringin, maka pengelola mengecek harga barang yang sebenarnya. Setelah pengelola mengecek harga sebenarnya, maka pengelola mengembalikan uang konsumen yang merasa dirugikan. Oleh karena itu, pihak pengelola mengembalikan uang sisa kembalian milik konsumen dan konsumen membayar dengan harga yang tertera pada label harga.76

D. Penggunaan Label Harga Yang Tidak Sesuai Dengan Real Harga

Perspektif Hukum Ekonomi Syariah di Multi Mart Desa Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat peneliti analisis bahwa Penggunaan label harga di Multi Mart Desa Simbarwaringin adalah dengan menempelkan label harga pada barang secara langsung. Penggunaan label harga di Multi Mart Desa Simbarwaringin sudah ada yang sesuai dengan ketentuannya, namun ada pula kesalahan atau kelalaian pihak pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin dalam menggunakan label harga pada barang. Kelalaian tersebut terjadi karena kurangnya pengecekan harga barang oleh karyawan maupun pengelola. Sehingga menyebabkan kerugian pada pihak konsumen.

Kelalaian pihak pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin adalah ketika konsumen membeli barang yang dipajang di dalam toko, harga yang diberikan oleh pihak kasir yakni harga baru yang lebih tinggi. Setelah pihak

76

Sri Lestari dan Tanti selaku konsumen Multi Mart Desa Simbarwaringin (Wawancara pada tanggal 11 Januari 2020)

pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin melakukan pengecekan harga yang tertera pada label, ternyata barang yang dipajang adalah barang stok lama, namun harga yang diberikan oleh pihak kasir adalah harga barang yang baru.

Kelalaian pihak kasir Multi Mart Desa Simbarwaringin adalah ketika kasir memberikan harga dua kali lipat kepada konsumen dimana kasir menulis harga pada nota atau kuitansi pembelian dengan harga yang lebih tinggi dari harga barang yang tertera pada label harga. Harga yang tertera pada label harga adalah Rp. 37.500,- namun pada nota pembelian, kasir memberikan harga Rp. 70.000,-.

Kelalaian yang dilakukan oleh pihak Multi Mart Desa Simbarwaringin sangat merugikan konsumen. Dimana, konsumen harus membayar dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang tertera pada label harga. Walaupun pihak Multi Mart Desa Simbarwaringin telah melakukan kelalaian, namun pengelola bertanggungjawab atas kelalaian yang dilakukan oleh pihak Multi Mart Desa Simbarwaringin. Tanggungjawab tersebut berupa pengembalian uang sisa pembelian kepada konsumen dan konsumen hanya membayar barang dengan harga yang tertera pada label harga.

Beberapa hak konsumen yang diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Hak untuk memilih serta mendapatkan barang dan/atau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi

serta jaminan yang dijanjikan. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya.77

Konsumen mendapatkan hak yang berupa advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. Dan hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.78

Selain haknya yang sebagaimana disebutkan di atas, konsumen juga memiliki beberapa kewajiban yang diatur dalam Pasal 5, dalam hal ini supaya konsumen tidak mendapatkan kerugian karena ketidak hati-hatiannya sendiri. Kewajiban tersebut di antaranya adalah membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.79

Undang-Undang Perlindungan Konsumen dalam pasal 7 mengatur mengenai berbagai kewajiban yang harus di penuhi pelaku usaha, ketika menawarkan dan menjual suatu produk, yakni memiliki itikad baik saat

77

Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

78

Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

79

menjalankan usahanya. Memberikan informasi yang sebenarnya, jelas, serta jujur mengenai kondisi dan jaminan barang/jasa serta memberikan kejelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan atas produk yang di jualnya. Tidak diskriminatif, sehingga dapat memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur.

Memberikan jaminan berupa mutu barang dan jasa yang diproduksinya berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan jasa yang berlaku. Memperbolehkan konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang serta memberikan garansi atas barang yang dibuat atau diperdagangkan. Memberikan kompensasi berupa ganti rugi atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan atau jasa yang diperdagangkan. Dan memberikan kompensasi atau ganti rugi berupa penggantian barang apabila barang atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan yang ditawarkan.

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah tidak ada pembahasan khusus mengenai perlindungan konsumen. Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah hanya dijelaskan mengenai hak khiyar. Bagi konsumen, hak khiyar merupakan hak pilihan bagi konsumen untuk melanjutkan akad atau membatalkan akad. Inilah salah satu bentuk perlindungan apabila konsumen merasa barang yang dipesan tidak sesuai dengan keinginan. Walaupun pada faktanya hak khiyar ini memiliki resiko yang cukup besar.

Khiyar dalam pasal 20 poin 8 KHES diartikan hak pilih bagi penjual

dilakukannya. Khiyar disyariatkan bertujuan untuk memelihara keadaan

saling rela dan menjaga maslahat kedua pihak yang berakad, atau mencegah bahaya kerugian yang bisa jadi menimpa salah satu pihak yang berakad.

Penetapan harga disebut dengan tas’ir, nilai syari’at mengajak seorang muslim untuk menerapkan konsep tas’ir (penetapan harga) dalam kehidupan ekonomi, menetapkan harga sesuai dengan nilai yang terkandung dalam komoditas yang dijadikan objek transaksi, serta dapat dijangkau oleh masyarakat. Dengan adanya tas’ir, maka akan menghilangkan beban ekonomi yang mungkin tidak dapat dijangkau oleh masyarakat, menghilangkan praktek penipuan, serta memungkinkan ekonomi dapat berjalan dengan mudah dan penuh dengan kerelaan hati.

Menurut para ulama Fiqh dalam kondisi apapun penetapan atau pematokan harga yang dilakukan oleh pihak pemerintah merupakan suatu kezaliman. Karena melonjaknya harga di pengaruhi oleh tingginya permintaan maupun faktor alam dan segala bentuk campur tangan pemerintah mengenai penetapan harga tidak di perbolehkan. Jika pemerintah ikut campur tangan dalam penetapan harga ini berarti pemerintah telah berbuat zalim kepada para pihak yang melakukan jual beli yang mengakibatkan rusaknya mekanisme pasar yang sehat.

Dalam penetapan harga yang harus diperhatikan adalah faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, peraturan pemerintah, dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung namun

erat dengan penetapan harga adalah antara lain yaitu harga produk sejenis yang djual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subtitusi dan produk komplementer, serta potongan untuk para penyalur dan konsumen. Faktor-faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan pada penentuan harga seperti mempertimbangkan politik pada pemasaran dengan melihat pada barang, sistem distribusi dan program promosinya.

Jelas bahwa tidak dibenarkan adanya intervensi atau kontrol manusia dalam penentuan harga itu. Sehingga akan menghambat sistem alami pasar yang dikenal dengan istilah supply and demand. Ibnu Taimiyah memiliki konsepsi dalam masalah penetapan harga ia membedakan pada dua keadaan yakni penetapan harga yang adil dan penetapan harga yang tidak adil atau haram menurut hukum. penetapan harga yang tidak adil jika penetapan harga itu mengandung kezaliman terhadap masyarakat dengan cara memaksa mereka tanpa hak untuk menjual barang dagangannya dengan harga yang tidak disukai atau melarang mereka terhadap apa yang dibolehkan Allah terhadap mereka semua itu adalah haram.

Menurut hasil penelitian yang telah peneliti lakukan didapatkan hasil bahwa terjadi kelalaian dari pihak pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin yang tidak mengganti harga lama menjadi harga baru menurut hukum Islam merupakan suatu kezhaliman. Sedangkan perbedaan harga antara harga yang terletak pada label harga dengan harga yang diberikan oleh kasir pada struk pembelian adalah kecurangan dan merupakan ketidakadilan dalam jual beli. Ketidakadilan tersebut disebabkan oleh tidak adanya kesesuain harga yang

tertera pada label harga dengan harga yang dibayarkan pada kasir atau pada struk pembayaran. Hal tersebut dapat merugikan konsumen sehingga konsumen tidak mendapatkan keadilan dalam bertransaksi.

Jual beli yang menggunakan label harga hendaknya dilakukan dengan jujur dan adil. Keadilan tersebut harus dilakukan oleh para pihak agar kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan. Apabila konsumen mengalami kerugian yang disebabkan oleh kelalaian pihak pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin maka pihak pengelola harus bertanggungjawab dalam memberikan harga yang tertera pada label harga yang diletakkan langsung pada barang bukan harga yang diberikan oleh kasir. Hal tersebut dilakukan agar konsumen tidak dirugikan dalam transaksi jual beli yang dilakukan.

Adanya suatu harga yang adil telah menjadi pegangan yang mendasar pada transaksi yang tercermin dalam prinsip Hukum Ekonomi Syariah terhadap keadilan yang menyeluruh. Konsep dasar pada harga yang adil adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan sehingga merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain.

Oleh karenanya harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualnya, penjual mendapatkan keuntungan dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dikeluarkan. Pihak yang ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam penetapan harga hendaknya memperhatikan dan memahami dengan baik sifat suatu pasar dan permintaan pasar yang dihadapi atas produk yang dihasilkan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti paparkan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan label harga yang tidak sesuai dengan real harga dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah di Multi Mart Desa Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah adalah penggunaan label harga sudah ada yang sesuai dengan ketentuan, namun ada pula kesalahan atau kelalaian pihak pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin dalam menggunakan label harga pada barang yang tidak sesuai ketika konsumen membayar di kasir. Kelalaian tersebut terjadi karena kurangnya pengecekan harga barang oleh karyawan maupun pengelola. Sehingga menyebabkan kerugian pada pihak konsumen. Label sebagai alat penyampai informasi, sudah selayaknya informasi yang termuat pada label adalah sebenar-benarnya dan tidak menyesatkan. Penetapan harga dalam Hukum Ekonomi Syariah harus memenuhi unsur keadilan. Adanya suatu harga yang adil telah menjadi pegangan yang mendasar pada transaksi yang tercermin dalam prinsip Hukum Ekonomi Syariah terhadap keadilan yang menyeluruh. Konsep dasar pada harga yang adil adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan sehingga merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain. Penetapan harga yang tidak adil, yang mengandung unsur kedzaliman adalah haram.

B. Saran

Setelah peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pihak pengelola Multi Mart Desa Simbarwaringin hendaknya lebih profesional dalam mengelola usahanya agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.

2. Bagi para konsumen hendaknya lebih teliti lagi dalam melakukan transaksi jual beli agar tidak mengalami kerugian dikemudian hari.

PENGGUNAAN LABEL HARGA YANG TIDAK SESUAI DENGAN REAL HARGA DALAM PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Kasus di Multi Mart Desa Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo

Kabupaten Lampung Tengah) OUTLINE

HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN NOTA DINAS ABSTRAK

HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Pertanyaan Penelitian

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Penelitian Relevan

Dokumen terkait