BAB III METODOLOGI PENELITIAN
E. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.43
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sitematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Penulis menggunakan teknik analisis data model Milles and Huberman tahapan teknik analisis adalah, data reduction, data display, dan conclutation/verification. Teknik analisis ini mempunyai tahapan yaitu dimulai dari pengumpulan data, dimana data yang diperoleh banyak maka
perlu untuk dilakukan reduksi data, yaitu meneliti dan memilih data yang akan digunakan.
a. Data Reduction (reduksi data) adalah data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
b. Data Display (penyajian data). Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
c. Conclusion Drawing / verification. Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.44
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
44
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2014), Cet Ke-10, hal 92-99
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum
1. Sejarah Singkat Desa Negara Batin II
Desa Negara Batin II,sebelum tahun 2008 adalah bagian dari Desa Negara Batin,penduduk desa Negara Batin pada waktu itu adalah warga transmigrasi lokal atau translok, dari kabupaten lampung selatan yang di canangkan pemerintah pada tahun 1980.
Dari hanya sebuah dusun 3 dan 2 RT, dalam rentang 1980 sampai dengan 2008.
Setelah hampir 28 tahun menjadi dusun III, dan termasuk wilayah Desa Negara batin kecamatan sungkai Utara, maka pada tahun 2006 sampai dengn tahun 2007 berdasarkan usulan dan kemauan warga dusun III Negara Batin, di bentuklah panitia pemekaran Desa .
Bertepatan dengan Program pemerintah dan kemauan kuat dari pendududk dusun III untuk membentuk Desa sendiri maka dari kegigihan dan usaha dari masyarakat dusun IIII Negara Batin dan kemauan yang kuat untuk berdiri sebagai Desa Devinitif ,tepat tanggal 23 februari 2008 Desa Negara batin II, diresmikan keadaanya serta di akui sebagai desa devinitif oleh pemerintah.
2. Nama-nama kepala desa/kelurahan yang pernah menjabat di Desa Negara Batin II
NO NAMA KEPALA DESA TAHUN MEMERINTAH
1. A.ROZALI 2008-2010
2. ZUBAIRI 2010-2011
3. A.ROZALI 2011-2017
4 ZULHAM ARRAZAK DESSEMBER 2017 –
AGUSTUS 2018
5 SARPUDIN ZOHRI 2018-2023
Tabel. 4.1. Nama-nama kepala desa Negara Batin II
3. Luas dan Keadaan Wilayah Negara Batin II
NEGARA BATIN II memiliki luas wilayah 708,35 Ha dengan lahan produktif 708,35 ha dengan perincian sebagai berikut :
NO TATA GUNA TANAH LUAS
1. Luas pemukiman 38 Ha 2. Luas persawahan 1,2 Ha 3. Luas Perkebunan 539,15 Ha 4. Luas kuburan,Jalan dll 1 Ha 5. Perkantoran Total Luas
Table 4.2. Luas wilayah desa Negara Batin II
Letak dan Luas wilayah Desa negara batin II, merupakan salah satu dari 15 desa di wilayah kecamatan sungkai Utara kabupaten lampung Utara. Yang terletak 4 km ke arah timur dari ibukota kecamatan sungkai Utara.dengan batas batas desa sebagai berikut:
Sebelah Timur : Desa Gedung Batin Kecamatan Sungkai utara Sebelah Selatan : Desa ciamis Kecamatan Sungkai uatar
Sebelah Barat : Desa Baturaja Kecamatan Sungkai uatara
4. Jumlah Penduduk Menurut Agama
Jumlah penduduk Negara Batin II sebanyak 862 jiwa dengan penduduk usia produktif 484 jiwa, sedangkan penduduk yang dikategorikan miskin 377 jiwa. Mata pencaharian sebagian penduduk adalah Petani sedangkan hasil produksi ekonomis Desa yang menonjol adalah Perkebunan Kelapa Sawit.
NO PENDUDUK JUMLAH
1. Jumlah Laki-Laki 440 orang
2. Jumlah Perempuan 422 orang
3. Jumlah Total 862 orang
4. Jumlah penduduk non-muslim 10 orang 5. Jumlah penduduk muslim 852 0rang
4. Jumlah Kepala Keluarga 252 KK
5. Jumlah RT 7 RT
6. Jumlah Dusun 3 RW
7. Kepadatan Penduduk 118 per km
5. Gambaran Umum Rumah Ibadah desa Negara Batin II
PETA DESA NEGARA BATIN II, KECAMATAN SUNGKAI UTARA
Keterangan : Sekolah : Masjid :
Mushola :
Balaidesa : 4.1. Gambar peta desa Negara Batin II
Dapat di lihat dari peta desa Negara Batin II bahwa desa ini memiliki satu masjid utama yaitu masjid Sunan Kalijaga dan memiliki 4 surau/musholah. Masjid Sunan Kalijaga merupakan tempat yang dapat digunakan sebagai tempat ibadah sholat dan kegiatan yang menyangkut tentang keagamaan. Di dekat masjid juga memiliki banguna serba guna yang dapat di gunakan untuk menjalankan suatu kegiatan-kegiatan yang bersifat positif seperti bermusyawarah dan berdiskusi.
Dusun III
Dusun II
6. Sarana Prasarana Masjid Sunan Kalijaga desa Negara Batin II
Sarana dan prasarana keagamaan di Negara Batin II. Mempunyai masjid dan mushola di tiap dusun dengan perincian sebagai berikut:
NO SARANA PRASARANA MASJID SUNAN
KALIJAGA KEADAAN
1. Masjid Baik
2. Mihrab dan mimbar tempat adzan Baik
3. Aula masjid Baik
4. Kamar mandi dan perlengkapannya Baik
5. Tempat wudhu Baik
6. Tempat parkir Baik
7. Seperangkat soundsystem Baik
8. Perlengkapan alat kebersihan Baik
9. Peralatan elektronik Baik
10. Alas tikar Baik
11. Alat perlengkapan mengurus jenazah Baik
12. Gudang masjid Baik
13. Ruang khusus di samping Mihrab Baik
7. Struktur Pengurus Masjid Sunan Kalijaga desa Negara Batin II
4.2. Gambar Struktur Pengurus Majelis Taklim desa Negara Batin II KETUA/TAKMIR MASJID DIDIK DARMADI Bendahara Sukinah Bidang Pendamping Bejo Muntofa Bidang Peribadatan Ky. Hadro’i Bidang Pembinaan H. Muslih Ketua Muslimah Hj. Sri Muntamah Sekretaris Septi Nasrihatun Seksi Perlombaan Yusmiati Seksi Pendidikan Sutarmi Seksi Perlengkapan Kiptiyah
8. Jadwal Kegiatan Majelis Taklim di Desa Negara Batin II
Kegiatan Majelis Taklim yang ada di desa Negara Batin II yaitu:
a) Jamaah pengajian Kamis Paing yang di laksanakan setian satu bulan sekali dan tempatnya secara bergilir dari satu rumah kerumah yang lain sesuai kesepakatan bersama.
b) Jamaah pengajian Al-berjanji yang di laksanakan setiap satu minggu sekali yaitu pada hari Rabu dan tempatnya secara bergilir dari rumah satu kerumah yang lain sesuai kesepakatan bersama. c) Jamaah pengajian masjid Sunan Kalijaga yang di laksanakan satu
minggu sekali yaitu pada hari Kamis di dalam masjid sesuai dengan ketentuan.
d) Jamaah Yasinan bapak-bapak yang di laksanakan satu minggu sekali yaitu pada hari Kamis malam Jum’at setelah sholat Isya’ dan tempatnya secara bergilir dari rumah satu kerumah yang lain sesuai kesepakatan bersama.
B. Temuan Khusus
1. Upaya yang dilakukan oleh Takmir Masjid Sunan Kalijaga dalam Meningkatkan kegiatan Majelis Taklim di Desa Negara Batin II
Upaya seseorang yang dalam mencapai suatu tujuan dengan pemikiran, ikhtiar dan tenaga untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai. Dan dalam hal ini takmir masjid sebagai pengurus majelis taklim merupakan penggerak organisasi dalam beraktivitas untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Takmir masjid bahwa, “Upaya agar kegiatan majelis taklim yang sudah ada dapat berjalan dengan baik salah satunya yaitu mengawali dan menjalaninya kemudian mengajak jamaahnya agar mau mengikuti kegiatan majelis taklim yang sudah ada seperti pengajian ibu-ibu jamaah masjid Sunan Kalijaga.” (DD/W.01/F/TM.1)
Dalam argumen yang di ucapkan tersebut kemudian di perkuat oleh masyarakat desa menurutnya: “Sudah, karena upaya yang dilakukan dalam setiap kegiatan majelis taklim yang ada di desa masih dapat berjalan hingga saat ini.” (K/W.01/F/M.5)
Dan menurut pendapat lain: “Bahwa dalam melaksanakan setiap kegiatan beliau sebagai takmir masjid sangatlah berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan dengan tujuan agar menjadi lebih baik.” (LN/W.01/F/M.2)
Dilanjutkan oleh masyarakat lain bahwa: “Dalam meningkatkan suatu kegiatan positif seperti majelis taklim merupakan tugas dan tanggung jawab takmir masjid sebagai pengurus untuk membangun suatu kegiatan agar menjadi lebih baik bagi masyarakat desa.” (SM/W.01/F/M.6)
Kemudian telah dijelaskan oleh aparat desa yaitu: “Bahwa majelis taklim ini merupakan suatu organisasi atau pendidikan yang bersifat non-formal yang akan menambah ilmu pengetahuan bagi setiap orang yang mengikutinya. Dan selama ini takmir masjid sudah cukup baik dalam menjalankan kegiatan majelis taklim sehingga dapat berjalan hingga saat ini.”(Z/W.01/F/AD.1)
Dari observasi dalam beberapa argument yang telah di sebutkan bahwa takmir masjid merupakan salah seorang pengurus yang berperan sangat penting di setiap kegiatan yang akan di adakan dan setiap hal yang dilakukannya merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan untuk kegiatan masyarakat yang lebih baik dengan meningkatkan suatu organisasi seperti kegiatan majelis taklim yang sudah ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan takmir masjid Sunan Kalijaga: “Upaya yang di lakukan tentunya dengan mengajak masyarakat untuk bermusyawarah tentang suatu permasalahan yang ada sehingga dapat terselesaikan secara bersama-sama. Karena dalam hal apapun musyawarah sangatlah penting agar tidak terjadi kesalahan yang akan di hadapi nantinya.”(DD/W.01/F/TM.1)
Menurut pendapat dari salah seorang bahwa: “Jika di lihat dati hal-hal yang dilakukan takmir masjid ini sangatlah membantu bagi setiap jamaah dalam suatu kegiatan pengajian ibu-ibu.” (Y/W.01/F2/M.3)
Dan dilanjutkan oleh pendapat lain bahwa: “Dari hal-hal yang di lakukan oleh takmir masjid dalam suatu kegiatan bersama masyarakat sudah lebih baik.” (LN/W.01/F2/M.2)
Kemudian dari beberapa argument tersebut telah di perkuat bahwa: “Benar, karena takmir masjid saat ini sudah cukup baik dalam memberikan arahan secara bersama-sama.” (K/W.01/F2/M.5)
Kemudian telah dijelaskan oleh aparat desa menurutnya yaitu: “Iya, saya sebagai aparat desa melihat upaya yang di lakukan oleh takmir masjid ini sangatlah membantu dalan mengatur dan memberikan arahan kepada masyarakan untuk menjadi lebih baik lagi.” (Z/W.01/F/AD.1)
Dalam hal ini upaya yang dilakukan oleh takmir masjid agar masyarakat mau mengikuti kegiatan majelis taklim yaitu: “Upaya yang saya lakukan ialah memberikan beberapa pengertian, arahan dan ikut serta dalam suatu kegiatan yang akan di adakan maka masyarakatpun akan melihat dan menilai tentang baiknya mengikuti suatu kegiatan-kegiatan seperti majelis taklim untuk menambah ilmu pengetahuan dan agama.” (DD/W.01/F/TM.1)
Kemudian beliau lanjutkan lagi dalam argumen menurutnya bahwa: “Dalam membina suatu kelompok atau masyarakat untuk membentuk suatu kebiasaan yang baik keteladanan, pembiasaan serta nasihat serta memberikan contoh prilaku yang baik kepada masyarakat dan mengajak mereka untuk terbiasa melakukan hal-hal baik.” (DD/W.01/F/TM.1)
Kemudian dijelaskan oleh aparat desa menurutnya: “Iya, sebagai panutan dalam membina masyarakat takmir masjid harus bisa memberikan
arahan untuk dapat membina masyarakat supaya terbiasa mengikuti kegiatan majelis taklim yang ada dengan baik.” (Z/W.01/F/AD.1)
Dari hasil observasi dalam beberapa argument yang ada dapat di pahami bahwa upaya yang dilakukan oleh takmir masjid untuk meningkatkan kegiatan majelis taklim di desa adalah dengan suatu tindakan atau perbuatan baik yang di mulai dari pribadinya yang baik dan kemudian memberikan contoh dan arahan serta mengajak masyarakat agar dapat memahami hal-hal positif yang dapat di ambil dan di pelajari sebagai ilmu pengetahuan terutama tentang agama di dalam setiap kegiatan-kegiatan majelis taklim tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya Takmir Masjid Sunan Kalijaga dalam meningkatkan kegiatan Majelis Taklim Desa Negara Batin II
Seorang takmir masjid atau pengurus masjid memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengelolah dan mengatur segala kegiatan yang diadakan di masjid maupun di luar masjid. Sebelum mencapai suatu tujuan untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan yang ada menjadi lebih baik maka sebagai pengurus masjid harus memiliki suatu perencanaan pada setiap kegiatan, dimana rencana tersebut harus dilakukan secara baik untuk mecapai suatu tujuan yang lebih baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan takmir masjid Sunan Kalijaga yaitu: “Upaya yang saya lakukan ialah memberikan beberapa pengertian, arahan dan ikut serta dalam suatu kegiatan yang akan di adakan maka masyarakatpun akan melihat dan menilai tentang baiknya mengikuti suatu
kegiatan-kegiatan seperti majelis taklim untuk menambah ilmu pengetahuan dan agama.” (DD/W.01/F/TM.1)
Kemudian dilanjutnya dalam hal lain bahwa: “Sebenarnya kegiatan majelis taklim yang ada di desa ini sudah berjalan cukup baik, namun dalam kondisi dan kesibukan tertentu menjadi terkendala karena masyarakat yang belum memahami pentingnya kegiatan majelis taklim untuk menambah ilmu pengetahuan.” (DD/W.01/F/TM.1)
Dari hal tersebut dalam beberapa argument lain menurut masyarakat desa: “Dalam membimbing masyarakat takmir masjid mengajak, memberi arahan dan nasihat serta dukungan terhadap setiap kegiatan positif yang ada dengan baik.” (LN/W.01/F/M.2)
Kemudian di perkuat oleh pendapat lain bahwa: “Takmir masjid membimbing jamaahnya dengan cara memberi arahan dan nasihat serta memberikan contoh yang baik diikuti oleh masyarakatnya.” (SM/W.01/F/M.6) Dari beberapa argumen tersebut kemudian di jelaskan oleh aparat desa “Sebagai Takmir masjid berusaha membimbing dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat merupakan tanggung jawabnya, selalu berprilaku baik serta mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan positif merupakan panutan bagi masyarakat desa.” (Z/W.01/F/AD.1)
Dilanjunya dalam hal lain bahwa: “Dari semua kegiatan yang sudah diterapkan berjalan cukup baik selama ini, tapi mungkin juga ada kegiatan yang terhambat karena suatu keadaan seperti ketidak adanya kesadaran bagi
masyarakat untuk mengikuti kegiatan majelis taklim yang di adakan.”(Z/W.01/F/AD.1)
Dari hasil observasi dalam beberapa wawancara dengan berbagai informen bahwa dalam memberikan bimbingan dan arahan yang baik dilakukan adalah dengan memberikan contoh arahan dan nasihat serta mengajak masyaraknya untuk dapat memahami setiap kegiatan yang ada.
Dari hal lain tentang cara memberikan contoh yang kegiatan yang baik diikuti telah di sampaikan oleh takmir masjid: “Sama halnya memberikan teladan yang baik bagi masyarakat, saya sebagai Takmir Masjid tentunya harus bisa memberikan contoh yang baik bagi jamaahnya. Dan yang saya lakukan adalah berusaha menjaga perkataan, perbuatan serta tingkah laku agar dapat menjadi panutan yang baik bagi masyarakat desa.” (DD/W.01/F/TM.1)
Dan dijelaskan kepada Aparat desa: “Sebagai aparat desa Negara Batin II ini telah bermusyawarah dan berusaha memberikan contoh tentang kegiatan-kegiatan yang positif agar dapat di laksanakan dan dijalankan dengan sebaik-baiknya kemudian diikuti dan dijalankan oleh masyarakar agar dapat menambah ilmu pengetahuan dan agama yang lebih baik.” (Z/W.01/F/AD.1)
Dari hal-hal yang telah di sampaikan di atas kemudian di perkuat oleh masyarakat desa bahwa: “Sudah dengan baik beliau memberikan contoh kegiatan positif yang dimulai dari diri sendiri dan kemudian dengan sabar mengajak masyarakat untuk ikut serta kegiatan tersebut.” (SM/W.01/F/M.6)
Dan menurut dari argumen yang lain: “Contoh yang takmir masjid lakukan sudah sangat membantu masyarakat untuk bisa memahami kegiatan
yang ada dan baik sebagai ilmu pengetahuan bagi setiap individu.”(S/W.01/F/M.4)
Dalam persoalan hal lain tentang bagaimanakah sikap yang harus dilakukan oleh seorang takmir atau pengurus dalam mengingatkan masyarakatnya mau untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dengan baik. Dan dari hasil wawancara yang didapatkan dari takmir masjid ialah: “Sebagai takmir masjid yang saya lakukan adalah dengan sabar memberikan arahan dan nasehat secara perlahan baik secara individu maupun terhadap semua jamaah mungkin akan lebih mudah memahami hal-hal positif yang bisa ia lakukan.” (DD/W.01/F/TM.1)
Takmir masjid sebagai pengurus telah diperjelas oleh Aparat desa bahwa: “Iya, tentunya sebagai takmir masjid memberikan arahan dan nasehat kepada masyarakat yang belum mengikuti kegiatan majelis taklim merupakan tugas dan tanggung jawab bagi takmir masjid untuk bisa memberikan pengertian yang baik bagi mereka.” (Z/W.01/F/AD.1)
Menurut informen yang di dapat dari beberapa masyarakat yaitu: “Dalam memberi arahan dan nasihat kepada masyarakat yang dilakukan olehnya adalah mendatangi secara individu agar bisa saling memahami hal-hal tersebut.” (Y/W.01/F/M.3)
Menurut informen lain: “Iya, takmir masjid desa dalam memberi arahan dan nasihat yaitu dengan hadir di setiap kegiatan yang ada agar dapat memahami kegiatan majelis taklim apakah sudah berjalan dengan baik atau belum.” (SM/W.01/F/M.6)
Kemudian ditambahkan sebagai penguat dari informen yang di dapat sebelumnya bahwa: “Arahan dan nasehat yang dilakukan takmir sudah cukup baik, hanya saja beliau kurang teliti dalam memahami masyarakat.” (K/W.01/F/M.5)
Dari hasil observasi dalam beberapa argument hasil wawancara yang telah didapatkan dapat di pahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi upaya dari seorang takmir masjid sebagai pengurus dalam meningkatkan kegiatan majelis taklim yang ada adalah suatu tugas penting yang harus dipenuhi dengan penuh tanggung jawab dan yang dilakukan oleh takmir masjid adalah memberikan arahan dan nasihat kepada setian individu yang belum memahami dan menyadari tentang kebutuhan dalam menambah ilmu pengetahuan yang berguna sebagai contoh kegiatan sehari-hari.
C. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian maka upaya takmir masjid dalam meningkatkan kegiatan majelis taklim di desa Negara Batin II bahwa yang dilakukan oleh takmir masjid Sunan Kalijaga dalam meningkatkan kegiatan majelis taklim yang ada ialah dengan berusaha memulainya dari pribadinya sendiri untuk mengajarkan hal-hal yang baik, memberikan contoh, arahan serta bimbingan dan sikap teladan yang baik terlebih dahulu baru kemudian ucapan maupun perbuatannya akan di dengar dan diikuti oleh masyarakat. Sebagai seorang pengurus harus bisa dipercaya dan bertanggung jawab atas hal-hal yang harus dilakukannya untuk mencapai suatu tujuan yang hendak di capai.
Dalam hal ini takmir masjid dan masyarakat desa mengadakan kegiatan majelis taklim di dalam masjid dan juga di luar masjid yang bukan hanya mengarah pada keagamaan saja, namun juga sebagai ilmu pengetahuan yang dapat di pelajari bersama-sama sesuai dengan ketentuan yang ada. Kegiatan yang sudah ada akan berjalan dengan baik bila yang menjalankannya merupakan seseorang yang dengan sabar memberi arahan dan amanah dalam mengelola sehingga dapat meningkatkan kegiatan tersebut menjadi lebih baik dan semakin berkembang.
Keterlibatan takmir masjid dan aparat desa serta masyarakat dalam membentuk kegiatan-kegiatan majelis taklim yang sudah ada menjadi lebih baik lagi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai kegiatan majelis taklim sudah cukup baik sehingga dapat menjadikan pribadi yang baik bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dari jawaban-jawaban yang di dapat dari informen yang ada bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi upaya takmir masjid dalam meningkatkan kegiatan majelis taklim di desa tersebut adalah dengan memberikan beberapa pengertian, arahan dan ikut serta mendatangi secara individu maupun secara terbuka agar dapat saling memahami dalam suatu kegiatan maupun permasalahan yang akan di adakan maka masyarakatpun akan melihat dan menilai tentang baiknya mengikuti suatu kegiatan-kegiatan seperti majelis taklim untuk menambah ilmu pengetahuan dan agama.
Kurangnya pemahaman dan kesadaran dari setiap individu dalam mengikuti kegiatan yang diadakan karena suatu keadaan dan kesibukan dari
setiap individu di desa membuat masyarakat merasa belum memiliki tanggung jawab dalam mencari ilmu pengetahuan sebagai pengajaran dalam kehidupan sehari-hari agar dapat dijalani lebih baik lagi dan sebagai pengurus dalm bertanggung jawab iapun ikut dan hadir disetiap kegiatan yang diadakan untuk bisa melihat dan memahami apa dan bagaimana berjalannya dari suatu kegiatan yang sedang diadakan dengan sebaik-baiknya.
Dalam hal ini upaya yang dilakukannya sangat membantu dalam