• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Pengujian Instrumen

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Menurut Purwanto & Sulistyastuti (2007:94), analisis deskripstif

adalah teknik analisis yang memberikan informasi hanya mengenai data

yang diamati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta menarik

kesimpulan yang digeneralisasikan terhadap populasi, sedangkan menurut

Kountur (2003:104), penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang

memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin

tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif atau pemaparan. Data hasil kuesioner

dideskripsikan dengan penilaian Acuan Patokan tipe II (PAP II), karena

lebih rendah yaitu pada persentil 56. Tuntutan pada persentil 56 sering

disebut sebagai presentil minimal, karena passing score pada persentil 56

dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang paling

rendah. Perlu kiranya diperhatikan bahwa passing score pada persentil

kurang dari 56 dan lebih dari 65 biasanya tidak disarankan, mengingat

kedua passing score tersebut telah keluar dari persentil minimal dan

maksimal. Namun terbuka kesempatan untuk menentukan passing score

pada daerah persentil 56 dan 65, asalkan penentuan passing score tertentu

itu masih tetap memperhitungkan keadaan.

Nilai persentil PAP tipe II adalah sebagai berikut (Masidjo,

1995:157):

Tabel 3.7

Nilai Persentil PAP Tipe II

Nilai Persentil Kategori Kecendrungan Variabel 81%-100% Sanggat Tinggi 66%-80% Tinggi 56%-65% Cukup 46%-55% Rendah < 46% Sangat rendah

PAP tipe II pada umumnya merupakan cara untuk menghitung

prestasi siswa di kelas dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100.

Dalam hal ini data penelitian yang ditetapkan sebelumnya memiliki skor

tertinggi 5 dan skor terendah 1, oleh karena itu untuk mendeskripsikan

kategori kecenderungan variabel yang harus dilakukan adalah menentukan

Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai persentil x (skor tertinggi

yang mungkin dicapai item – skor rendah yang mungkin dicapai)] Perhitungan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:

a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Jumlah pertanyaan/pernyataan = 36; jumlah opsi = 5

Skor tertinggi = 5; skor terendah = 1

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 36 = 180

Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 36 = 36

Skor: 36 + 81% (180-36) = 152,64 dibulatkan 153 36 + 66%(180-36) = 131,04 dibulatkan 131 36 + 56% (180-36) = 116,64 dibulatkan 117 36+ 46% (180-36) = 102,24 dibulatkan 102 36 + 0% (180-36)= 36

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan

variabel berikut:

Tabel 3.8

Rentang Kompetensi Guru Ekonomi

No. Interval Skor Kategori

1. 153 - 180 Sangat Tinggi

2. 131 - 152 Tinggi

3. 117 - 130 Cukup

4. 102-116 Rendah

b. Variabel Motivasi Belajar Ekonomi

Jumlah pertanyaan/pernyataan = 15; jumlah opsi = 5

Skor tertinggi = 5; skor terendah = 1

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 15 = 75

Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 15 = 15

Skor: 15 + 81% (75-15) = 63,6 dibulatkan 64 15 + 66% (75-15) = 54,6 dibulatkan 55 15 + 56% (75-15) = 48,6 dibulatkann 49 15+ 46% (75-15) = 42,6 dibulatkan 43 15 + 0% (75-15) = 15

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan

variabel berikut:

Tabel 3.9

Rentang Motivasi Belajar Ekonomi

No Interval Skor Kategori

1 64-75 Sangat Tinggi

2 55-63 Tinggi

3 49-54 Cukup

4 43-48 Rendah

5 15-42 Sangat Rendah

2. Pengujian Prasyarat Analisis

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah

distribusi data normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan

Kolmogorov Smirnov Test dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for

Windows. Kriteria pengujian data adalah jika nilai Asymptotic Sig. (2-

3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan

a. Hipotesis

Hipotesis I

H01 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi

guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas

XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Ha1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru

ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas XII

IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Hipotesis II

H02 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi

guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS

di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Ha2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru

ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

b. Taraf Nyata (Significant Level)

Taraf nyata (Significant Level) adalah besarnya batas toleransi

dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter

populasinya (Basilius, 2015: 37). Taraf nyata dilambangkan dengan alpa

(α), semakin tinggi taraf nyata yang digunakan , semakin tinggi pula

penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji. Besarnya taraf nyata

c. Daerah Kritis Pengujian

Daerah kritis pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam

hal menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara

membandingkan hasil uji statistik dengan nilai kritis (nilai alpa tabel dan

distribusinya), (Basilius, 2015: 37). Hipotesis nol (Ho) diterima apabila

hasil uji statistiknya berada di luar nilai kritisnya. Sebaliknya, apabila hasil

uji statistiknya berada dalam nilai-nilai kritisnya maka hipotesis nol (Ho)

ditolak.

d. Rumus Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan analisis Chi-square (x2), langkah-langkah yang digunakan untuk uji hipotesis adalah sebagai

berikut:

1) Mencari Nilai Chi-Square (x2)

Uji Chi- Square (x2) digunakan untuk menguji perbandingan

variabel. Rumus yang digunakan untuk menguji Chi-squre (x2)

adalah sebagai berikut (Siregar, 2010: 231):

=

Keterangan:

fo: Frekuensi Observasi

fe : Frekuensi yang diharapkan

jika frekuensi harapan (fe) tidak diketahui maka dapat dicari

dengan persamaan sebagai berikut:

fe =

keterangan:

fo: Frekuensi Observasi

fe : Frekuensi yang diharapkan

n : jumlah data

2) Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika nilai Asymp. Sig > 0,05 maka Ho diterima. Hal tersebut

menunjukkan tidak ada pengaruh kompetensi guru ekonomi

terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta, maka tidak perlu dilakukan penentuan

derajat asosiasi. Jika Ha, diterima artinya menunjukkan pengaruh

koefisien kontingensi (C) maka langkah selanjutnya adalah mencari

derajat asosiasi.

3) Menentukan Besarnya Derajat Asosiasi

Apabila Ha diterima, selanjutnya untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka

koefisien kontingensi (C) dibandingkan dengan koefisien

kontingensi maksimum (Cmax) dapat dicari dengan persamaan

Cmax =

rasio = C/Cmax

Keterangan:

C : koefisien kontingensi

Cmax : koefisien kontingensi maksimum

: koefisien Chi-Square

m : jumlah minimum antara baris dan kolom

n : banyaknya sampel

secara umum kriteria rasio C/ Cmax adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Rasio C/ Cmax

C/ Cmax Interpretasi 0,80 – 1,000 Sangat Tinggi 0,60 – 0,799 Tinggi 0,40 – 0,599 Sedang 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Untuk mencari Chi-Square hitung dan koefisien kontingensi

dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi

17.0 for windows.

e. Perhitungan Chi-Square

Persyaratan perhitungan Chi – Square yang harus dipenuhi pada tabel kontingensi menurut Siregar (2004:296) adalah frekuensi yang

diharapkan dibawah Ho, setiap sel tidak boleh kurang dari 1, tidak boleh

Apabila terjadi hal yang demikian dianjurkan agar baris atau kolom

(kategori) yang berdekatan digabungkan, sehingga frekuensi harapan pada

sel-sel gabungan lebih besar dari 5.

f. Penarikan Kesimpulan Hipotesis

Jika nilai Sig < α = 0,05, maka Ha diterima. Artinya ada pengaruh kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa

kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Sebaliknya jika nilai

Sig > α = 0,05 maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XII IPS

55

Dokumen terkait