• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kompetensi guru Ekonomi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kompetensi guru Ekonomi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI GURU EKONOMI TERHADAP

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

OLEH:

ANDREYANTI DALMA DEVI

NIM: 121334021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus.

Kedua orang tuaku Bapak Andreas Abang dan Ibu Dewi, yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta doanya.

Adikku Andreyanto Aldy Wahyudi, yang memberikan dukungan dan semangat serta doanya.

Teman- teman dekatku: Desy, Mitayani, Dita, Celent, Jabut, Tina, Ciska, Astry, tio, Angel.

Teman seperjuanganku: Neneng, Tomy, Natal, Poppy, Sari, Epi, Destry, dan Rilo.

Teman- teman seangkatan PAK’ 12 A+B

(5)

v

Motto

Jangan menunggu bahagia baru bersyukur, tapi bersyukurlah maka kamu akan bahagia.

“Ucapkan syukur dalam segala hal” (1 Tesalonika 5:18)

“Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya” (Yesaya 40:49)

“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI GURU EKONOMI TERHADAP

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Andreyanti Dalma Devi Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta; (2) ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2016. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan jumlah 103 siswa. Jumlah sampel sebanyak 82 siswa diambil dengan teknik Purposive Sampling. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner dan dokumentasi serta dianalisis dengan teknik Chi – Square.

(9)

ix

ABSTRACT

EFFECT ON THE COMPETENCE OF ECONOMICS TEACHER TOWARDS MOTIVATION AND STUDENTS ACHIEVEMENT

Andreyanti Dalma Devi Sanata Dharma

2017

This study aims to find out whether: (1) there is a positive and significant effect of the competence of economics teachers towards students motivation of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta; (2) there is a positive and significant effect of the competence of economic teachers towards student achievement of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta.

This research is a descriptive correlational research. This research was conducted from October to December 2016. The population were 103 of High School Students of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta. The sample were 82 students taken by purposive sampling technique. Data were collected by using questionnaires and documentation and analyzed by Chi - Square.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh

Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas

XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta” dengan lancar. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,

Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd selaku Dosen

Pembimbing, terima kasih untuk bimbingan serta bantuannya selama ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan selama

(11)
(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Halaman Motto... v

Pernyataan Keaslian Karya ... vi

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis ... vii

(13)

xiii

5. Prestasi Belajar ... 21

B. Penelitian Yang Relevan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 28

D. Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 31

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 32

E. Variabel dan Pengukurannya ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Operasionalisasi Variabel ... 36

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 41

I. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 55

A. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 55

B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 58

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 59

D. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 63

E. Siswa - Siswi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 63

F. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 65

G. Fasilitas Yang dimiliki SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 65

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Deskripsi Data ... 69

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 75

C. Pengujian Hipotesis ... 77

(14)

xiv

BAB V PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Keterbatasan Masalah ... 92

C. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Pengukuran ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Variabel Motivasi Belajar ... 41

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Butir Variabel Kompetensi Guru ... 43

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Butir Variabel Motivasi Belajar Ekonomi 45 Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 47

Tabel 3.7 Nilai Persentil PAP Tipe II ... 48

Tabel 3.8 Rentang Kompetensi Guru Ekonomi ... 49

Tabel 3.9 Rentang Motivasi Belajar Ekonomi ... 50

Tabel 3.10 Kriteria Rasio C/ Cmax ... 54

Tabel 4.1 Jumlah Sekolah di Bawah Yayasan Pangudi Luhur ... 55

Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2016/2017 ... 62

Tabel 4.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas Paralel Tahun Ajaran 2015/2016 . 63

Tabel 4.4 Fasilitas Sekolah ... 66

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Interpretasi Data Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 69

Tabel 5.2 Nilai-nilai Statistik Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 70

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Interpretasi Data Variabel Motivasi Belajar Ekonomi ... 71

(16)

xvi

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Data Variabel Prestasi Belajar ... 72

Tabel 5.6 Nilai-nilai Statistik Variabel Prestasi Belajar ... 73

Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Kompetensi Guru Ekonomi ... 74

Tabel 5.8 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar Ekonomi ... 75

Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 76

Tabel 5.10 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 77

Tabel 5.11 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar Ekonomi Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 79

Tabel 5.12 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar Ekonomi Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 79

Tabel 5.13 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 82

Tabel 5.14 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 83

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner dan Lembar Jawaban ... 98

Lampiran 2. Data Induk Penelitian ... 105

Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 111

Lampiran 4. Deskripsi Data ... 125

Lampiran 5. Pengujian Normalitas ... 127

Lampiran 6. Pengujian Hipotesis ... 129

Lampiran 7. Tabel r ... 134

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, guru memiliki peran penting. Karena guru

merupakan tenaga pendidik untuk generasi bangsa. Guru adalah tenaga

pendidik yang kegiatan sehari-harinya berhubungan dengan siswa dan

pelaksanaan pendidikan di sekolah, dan guru merupakan pihak yang berperan

besar dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

pendidikan.

Dalam upaya meningkatkan tujuan pendidikan, pemerintah khususnya

Departemen Pendidikan harus terus-menerus melakukan perubahan dan

pembaharuan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu upaya

yang harus dilakukan adalah meningkatan kualitas guru yaitu kompetensi

guru. Banyak ahli pendidikan memandang bahwa kompetensi guru akan

berpengaruh terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Profesi guru

dianggap sama dengan profesi lainnya, sehingga guru harus profesional

dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang profesional adalah guru yang

mempunyai sejumlah kompetensi yaitu kompetensi profesional, kompetensi

pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan

dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya

(19)

dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran.

Kompetensi sosial merupakan kompetensi yang berkenaan dengan

kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama

guru, masyarakat sekitar. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan

penyesuaian diri (adaptasi) seseorang yang bersifat unik (khas). Dengan ke

empat kompetensi yang dimiliki, guru diharapkan mampu menghasilkan

manusia yang kompetitif sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai. Untuk

mencapai tujuan pendidikan tersebut, selain dibutuhkan guru yang

berkompeten, dari dalam diri siswa juga harus memiliki motivasi untuk terus

berprestasi.

Motivasi belajar menjadi peran penting dalam proses belajar

mengajar, hal ini karena motivasi belajar akan menjadikan siswa memperoleh

prestasi yang baik. Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh kompetensi

guru itu sendiri, karena kompetensi yang dimiliki guru akan sangat

berpengaruh terhadap siswa untuk memotivasi dirinya agar lebih giat dalam

belajar.

Jika sekolah menerapkan pendidikan yang bagus melalui kompetensi

yang dimiliki guru maka sekolah tersebut akan menghasilkan prestasi yang

baik pula, begitu juga sebaliknya. Karena prestasi belajar yang baik

merupakan bukti keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu,

kompetensi guru dan motivasi memiliki pengaruh yang besar dalam

(20)

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar”.

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi

terhadap motivasi belajar ekonomi kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta?

2. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi

terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan kompentensi guru

ekonomi terhadap motivasi belajar siswa ?

2. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan kompentensi guru

(21)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada

pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini menjadi bekal bagi peneliti dalam mempersiapkan diri

ketika akan memasuki dunia kerja khususnya di bidang pendidikan.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru mata pelajaran

ekonomi secara khusus dan pihak- pihak terkait dalam dunia pendidikan

pada umumnya sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam

meningkatkan kompetensi guru, meningkatkan hasil belajar siswa, dan

memotivasi siswa dalam belajar.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan tentang

pentingnya kompetensi guru untuk meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar siswa serta dapat meningkatkan kualitas lulusan.

4. Bagi Prodi Pendidikan Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

bagi penelitian selanjutnya serta menambah kepustakaan yang berguna

(22)

5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Kompetensi

a. Pengertian Kompetensi

Pengertian kompetensi menurut para ahli sebagai berikut:

1) Menurut Nana Sudjana ( Janawi, 2012: 30), “kompetensi sebagai

suatu kemampuan yang diisyaratkan untuk memangku profesi”.

2) Menurut Sardiman (Janawi, 2012: 30), “kompetesi adalah

kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang berkenaan dengan

tugasnya”.

3) Menurut Majid (Janawi, 2012: 33) “kompetensi adalah seperangkat

tindakan intelijen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki

seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan

tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu”.

b. Komponen Kompetensi

Menurut Nana Sudjana (Janawi, 2012: 41), pembagian

kompetensi yang harus dimiliki guru sebenarnya meliputi tiga aspek,

yaitu:

1) Kompetensi bidang kognitif

Kompetensi ini berhubungan dengan kompetensi intelektual seperti

(23)

pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu,

pengetahuan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang

administrasi kelas, dan cara mengevaluasi hasil belajar anak.

2) Kompetensi bidang sikap

Kompetensi ini berhubungan dengan kesiapan dan kesediaan guru

terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya,

seperti sikap mencintai pekerjaannya dan lainnya.

3) Kompetensi perilaku/performance

Kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan/perilaku guru,

seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai,

menggunakan alat bantu (teknologi pendidikan), dan

berkomunikasi dengan anak.

c. Standar Kompetensi

1) Kualifikasi Akademik

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pasal 8

diperoleh melalui pendidikan tinggi dan program Pascasarjana dan

atau program Diploma Empat (D4). Kompetensi akademik yang

dimaksud dalam pasal 8 ini meliputi kompetensi pedagogik,

keperibadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui

pendidikan profesi (Janawi, 2012: 58).

2) Standar Kualifikasi

Standar kualifikasi adalah standar minimal tingkat

(24)

kualifikasi minimal guru adalah sarjana (strata satu) sesuai dengan

bidang studi atau mata pelajaran tertentu.Sedangkan standar

minimal tingkat perguruan tinggi adalah strata dua.Program ini

mulai dilaksanakan pemerintah yang disebut sebagai program

sertifikasi guru (Janawi, 2012: 59).

Program peningkatan kompetensi tenaga kependidikan bagi

guru-guru yang belum berijazah strata satu sesuai dengan

bidangnya menjadi kewajiban mutlak. Bahkan sejak tahun 2006,

pemerintah mulai mengalokasikan anggaran bantuan biaya

pendidikan bagi guru yang belum memenuhi standar minimal

kualifikasi. Program peningkatan kualifikasi guru ini telah menjadi

program nasional (Janawi, 2012, 60).

Standar kualifikasi akademik minimum guru adalah S1/D4

yang dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan jenis, jenjang dan

satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Dalam ketentuan

peralihan Pasal 66 Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008, guru

dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik S1 atau

D4 dapat mengikuti ujian kompetensi untuk memperoleh sertifikat

pendidik apabila sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai

pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru atau mempunyai golongan

IV-a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan

(25)

3) Standar Kompetensi

Dalam UU No.14 tahun 2005, kompetensi dibagi menjadi

kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial

(Janawi, 2012: 62).

4) Standar Kinerja

Standar kinerja adalah berkenaan dengan kinerja guru

dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Kinerja

guru dapat dirumuskan diantaranya adalah:

a) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik.

b) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu

secara terus menerus.

c) Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atas

dasar keikhlasan sebagai wujud pengamalan ilmu dan teknologi

yang telah dikuasai.

d) Beradaptasi dan berkomunikasi dengan komunitas profesi untuk

meningkatkan sinergi dalam pengembangan ilmu dan kinerja

profesional.

e) Bersikap inklusif, bertindak objektif dan berkomunikasi secara

empatik dan santun dengan masyarakat luas (Janawi, 2012: 63).

2. Guru

Dalam UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal (1)

(26)

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai

dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar

dan pendidikan menengah” (Suyanto, 2013: 23).

Guru bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik

dengan tetap berusaha mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi

afektif, kognitif maupun psikomotorik demi kelangsungan sebuah proses

pendidikan. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab

memberikan bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan

rohani, agar mencapai tingkat kedewasaan serta mampu berdiri sendiri

dalam memenuhi segala tugas dan kewajibannya sebagai mahkluk hidup

(Rimang, 2011: 2).

Guru sebagai pendidik profesional memiliki tugas utama yaitu

mendidik, Proses pembelajaran yang diselenggarakan hendaknya dapat

mendorong semangat untuk belajar dan timbulnya inspirasi pada peserta

didik untuk memunculkan ide baru, mengembangkan inisiatif dan

kreatifitas. Guru harus dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

proses pembelajaran (Asmani, 2009).

Kualitas seorang guru harus menjadi prioritas dalam upaya

mengembangkan sebuah pola pendidikan yang efektif. Kualitas seorang

guru ditandai dengan tingkat kecerdasan, ketangkasan, dedikasi, dan

loyalitas yang tinggi serta ikhlas dalam memajukan dan mencerdaskan

(27)

a. Kepribadian Guru

Untuk menjadi guru, seseorang harus memiliki keperibadian

yang kuat dan terpuji. Kepribadian yang harus ada pada diri guru

adalah keperibadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif dan

berwibawa (Suyanto, 2013: 15).

b. Profesionalisme Guru

1) Memaknai Profesionalisme Guru

Makna profesional mengacu pada orang yang menyandang suatu

profesi atau sebutan untuk penampilan seseorang dalam

mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Sebutan guru

“profesional” mengacu pada guru yang telah mendapat pengakuan

secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam

kaitan dengan jabatan maupun latar belakang pendidikan

formalnya. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada

sikap mental dalam bentuk komitmen anggota suatu profesi untuk

senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.

2) Kedudukan Guru

Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala

sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses yang

dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan anak didik

(Rimang, 2011: 7). Secara terperinci tugas guru berpusat pada:

a) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi

(28)

b) Menurut Ahmad Tafsir (Rimang, 2011: 7), tugas guru adalah

tanggung jawab dalam perkembangan anak didik dengan

mengupayakan perkembangan seluruh potensi afektif, kogitif,

maupun psikomotorik. Memberi fasilitas pencapaian tujuan

melalui pengalaman belajar yang memadai.

c) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap,

nilai-nilai dan penyesuaian diri (Rimang, 2011: 7).

3) Profesi Guru

Suyanto (Suyanto, 2013: 28), mengemukakan empat prasyarat

agar seorang guru dapat dikatakan profesional, yaitu:

a) Kemampuan guru mengolah atau menyiasati kurikulum.

b) Kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan

lingkungan.

c) Kemampuan guru memotivasi siswa untuk belajar sendiri.

d) Kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang

studi atau mata pelajaran menjadi kesatuan konsep yang utuh.

4) Tugas Profesi Guru

Menurut Gerstener (Suyanto, 2013: 30-31), tugas guru tidak

hanya sebagai pengajar, melainkan harus berperan sebagai:

a) Pelatih, guru profesional ibarat pelatih olah raga yang lebih

banyak membantu siswanya dalam permainan. Guru

mendorong siswa untuk menguasai alat belajar dan memotivasi

(29)

b) Konselor, guru akan menjadi sahabat siswa, teladan dalam

pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari

siswa, menciptakan suasana dimana siswa belajar di dalam

kelompok kecil di bawah bimbingan guru.

c) Manajer belajar, dia membimbing siswanya belajar, mengambil

prakarsa, mengeluarkan ide terbaik yang dimilikinya.

3. Kompetensi Guru

a. Kompetensi Guru dalam Konteks Kebijakan 1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru berkenaan

dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam

pembelajaran. Kompetensi itu paling tidak berhubungan dengan:

a) Menguasai karakteristik peserta didik

b) Menguasai teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik

c) Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

untuk kepentingan pembelajaran

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

(30)

h) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses hasil belajar

i) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan

pembelajaran

j) Melakukan tindakan refektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran.

2) Kompetensi Kepribadian

Janawi (2012:125) menjelaskan bahwa kepribadian adalah

kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikofisis

individu yang unik sifatnya terhadap lingkungan.Pengertian di atas

menjelaskan bahwa kepribadian merupakan kemampuan

penyesuaian diri (adaptasi) seseorang yang bersifat unik (khas).

Janawi (2012: 126) menjabarkan kepribadian ke dalam

beberapa indikator, yaitu :

a) Berjiwa pendidikan dan bertindak sesuai dengan norma yang

berlaku

b) Jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan

c) Dewasa, stabil dan berwibawa

d) Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan percaya diri.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki

guru, adapun subkompetensi sosial guru yaitu:

(31)

b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

sesama pendidik

c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

orangtua/wali siswa dan masyarakat.

4) Kompetensi Profesional

Oemar Hamalik (Janawi, 2012: 99), menjelaskan bahwa

masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu

kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang

pendidikan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan,

keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai

dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk

mengajar

b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran

yang tertera dalam peraturan menteri serta bahan ajar yang ada

dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

c) Memahami struktur konsep dan metode keilmuan yang

menaungi materi ajar

d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait

dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan

(32)

4. Motivasi Belajar

Motivasi (motivation) melibatkan proses yang memberikan energi,

mengarahkan, dan mempertahankan prilaku. Dengan demikian, perilaku

yang termotivasi adalah prilaku yang mengandung energi, memiliki arah,

dan dapat dipertahankan (Santrock, 2009: 199).

Motivasi juga menyebabkan suatu perubahan energi yang ada pada

diri manusia, sehingga akan bergelut dengan persoalan gejala kejiwaan,

perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan

sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan

keinginan (Sardiman, 2008: 74).

Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi ini

tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

subjek belajar dapat tercapai (Sardiman, 2008: 75).

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal maka

diperlukan motivasi. Dari pembahasan awal sudah tertulis dengan jelas

bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

(33)

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut.

b. Macam-macam Motivasi

1) Motivasi Intrinsik (intrinsic motivation)

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan

sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah hal itu sendiri) (Santrock,

2009: 204). Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri

individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi

atas kemauan sendiri (Daryanto, 2012: 10).

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif

berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar, karena dari dalam

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari

segi tujuan kegiatan yang dilakukan, maka yang dimaksud dengan

motivasi intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang ada dalam

proses belajar. Oleh karena itu, motivasi intrinsik disebut juga

sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai

(34)

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya (Sardiman,

1986).

2) Motivasi Ekstrinsik (extrinsic motivation)

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk

mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai suatu

tujuan). Motivasi ekstrinsik seringkali dipengaruhi oleh insentif

eksternal seperti penghargaan dan hukuman (Santrock, 2009: 199).

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari

orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau

melakukan sesuatu (Daryanto, 2012: 10). Motivasi ekstrinsik

adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan dari

luar. Motivasi ekstrinsik lebih pada ingin mendapatkan nilai yang

baik atau bahkan mendapatkan pujian.

c. Belajar

Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar

sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak

dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan

ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat

mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak

didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika

mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya (Suprijono,

(35)

suatu proses yang berlangsung sepajang hayat. Belajar merupakan

proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Belajar

merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua

orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam

kandungan) hingga liang lahat. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses mendapatkan pengetahuan yang dilakukan oleh

seseorang yang berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan

sampai tua.

1) Bentuk-bentuk Belajar

Menurut Muhibbin Syah (Khodijah, 2014: 53-55),

bentuk-bentuk belajar yang umum dijumpai dalam proses pembelajaran

antara lain adalah:

a) Belajar abstrak, ialah belajar dengan menggunakan cara-cara

berpikir abstrak.

b) Belajar keterampilan, adalah belajar dengan menggunakan

gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan

urat-urat syaraf.

c) Belajar sosial, pada dasarnya adalah belajar memahami

masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan

masalah tersebut.

d) Belajar pemecahan masalah, adalah belajar menggunakan

metode ilmiah atau bepikir secara sistematis, logis, teratur dan

(36)

e) Belajar rasional, ialah belajar dengan menggunakan

kemampuan berpikir secara logis dan sistematis.

f) Belajar kebiasaan, adalah proses pembentukan

kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang telah

ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri

teladan, pengalaman khusus juga menggunakan hukuman dan

ganjaran.

g) Belajar apresiasi, adalah belajar mempertimbangkan arti

penting atau nilai suatu objek.

h) Belajar pengetahuan, ialah belajar dengan cara melakukan

penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap

yang terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 2001: 34).

Belajar juga dapat diartikan sebagai:

a) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja

b) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu

yang baru, baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi

juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang

pernah dipelajari

c) Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan

jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir,

sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa

(37)

2) Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Mustaqim (2001: 69), prinsp-prinsip belajar antara

lain sebagai berikut:

a) Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu

b) Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan

ulangan

c) belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan

d) belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan

aktifitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan

hidupnya

e) belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari,

dipahami, bukan sekedar menghafal kata

f) dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan

orang lain

g) hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si

pelajar

h) ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh

pemahaman.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Croncobath

Bapemsi (Mustaqim, 2001: 69-70), faktor-faktor serta

kondisi-kondisi yang mendorong perbuatan belajar dapat diringkas sebagai

(38)

a) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman

dasar)

b) Penguasaan alat-alat intelektual

c) Latihan-latihan yang terpencar

d) Penggunaan unit-unit yang berarti

e) Latihan yang efektif

f) Kebaikan bentuk dan sistem

g) Efek penghargaan (reward) dan hukuman

h) Tindakan-tindakan pedagogis

i) Kapasitas dasar.

5. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Susana (2006: 10), menyatakan bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang ingin dicapai, bagaimana cara pencapaiannya, metode

belajar mengajarnya, apa kriteria keberhasilannya dan bagaimana cara

pengukurannya. Prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai penguasaan

pengetahuan atau keterampilan dalam menguasai pelajaran yang

diterimanya melalui mata pelajaran dari guru, dilakukan secara sengaja

dan dikaitkan dengan tes hasil belajar siswa berupa nilai.

Prestasi belajar menurut Tu’u (2004: 75), adalah penguasaan,

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

(39)

diberikan oleh guru. Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran

yang mampu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dengan

prestasi belajar siswa yang memuaskan. Mulyasa (2002: 49)

menyatakan bahwa prestasi belajar yang memuaskan merupakan hal

yang didambakan oleh setiap siswa dalam pembelajaran. Menurut Tu’u

(2004: 75), prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di

sekolah.

2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya

karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan

atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.

3) Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau

angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap

tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Purwanto (2007: 102), bahwa faktor yang

mempengaruhi kegiatan belajar dan prestasi belajar yaitu:

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut

faktor individual.

2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial.

Faktor individual di atas antara lain termasuk faktor

(40)

pribadi. Faktor sosial di atas antara lain faktor keluarga/keadaan rumah

tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam

belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yag tersedia dan

motivasi sosial.

Menurut Tu’u (2004: 78), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

1) Faktor kecerdasan

Kecerdasan atas intelegensi adalah kecakapan untuk

menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan

cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep

yang abstrak secara efektif, dan mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.

2) Faktor bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang

dibawa sejak lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua.

Kemampuan itu berpotensi akan terealisasikan menjadi kecakapan

yang nyata.

3) Faktor minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Perhatian

adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun setuju pada

suatu objek atau sekumpulan objek.

(41)

Motif adalah dorongan yang ada dalam individu untuk

melakukan sesuatu. Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan

dicapai siswa.

5) Faktor cara berpikir

Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi

belajar yang lebih disbanding cara-cara belajar yang tidak efektif.

6) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga meliputi cara orang tua

mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga da

keadaan ekonomi keluarga.

7) Faktor sekolah

Selain keluarga, sekolah adalah lingkaran khusus yang

berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa.

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur,

memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman modal,

(42)

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Andaru Werdayanti (2008) dalam

skripsinya yang berjudul Pengaruh Kompetensi guru dalam proses belajar

mengajar di kelas dan fasilitas belajar terhadap motivasi belajar kelas X

SMAN 1 Sukorejo Kendal. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif. Teknik pengambilan sampel mengunakan angket tertutup dan

angket terbuka dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

proportional random sampling. Teknik analisis data yang digunakan

adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil

analisis deskriptif persentase menunjukkan kompetensi guru dalam

kategori baik dengan persentase 41,20%, sedangkan fasilitas belajar

memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMAN 1

Sukorejo Kendal sebesar 10,96%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rondi (2015) dalam skripsinya

yang berjudul Pengaruh Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap

Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di

MAN Tempel Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto.

Sampel penelitian ini adalah siswa MAN yang berjumlah 163 siswa.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified

proportional random sampling. Data dikumpulkan menggunakan

kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis jalur

(path analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) terdapat

(43)

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di MAN Tempel

Sleman, yang dibuktikan dengan nilai probability 0,000 < 0,05 dan nilai

standardized regression weights sebesar 0,248, (2) terdapat pengaruh

langsung positif antara kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran ekonomi di MAN Tempel Sleman, yang dibuktikan

dengan nilai probability 0,000 < 0,05 dan nilai standardized regression

weights sebesar 0,268, (3) terdapat pengaruh langsung positif antara

fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

ekonomi di MAN Tempel Sleman, yang dibuktikan dengan nilai

probability 0,000 < 0,05 dan nilai standardized regression weights sebesar

0,327, (4) terdapat pengaruh tidak langsung positif antara fasilitas belajar

terhadap prestasi belajar siswa pada matapelajaran ekonomi di MAN

Tempel Sleman, dibuktikan dengan nilai probability 0,001< 0,05 dan nilai

standardized Regression weights sebesar 0,228, (5) terdapat pengaruh

tidak langsung positif antara fasilitas belajar terhadap motivasi belajar

siswa pada matapelajaran ekonomi di MAN Tempel Sleman, yang

dibuktikan dengan nilai probability 0,001 < 0,05 dan nilai standardized

Regression weights sebesar 0,284.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Ariyanto (2012) dalam skripsinya

yang berjudul persepsi siswa mengenai Kompetensi Guru dan Motivasi

Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS

SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Metode

(44)

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 190 siswa dan sampel sebanyak

48 siswa yang diambil dengan teknik simple random sampling. Teknik

pengumpulan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Metode

angket sudah di uji cobakan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil

analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi: Y= 54,847 +

0,647X1 +0,564X2. Persamaan regresi menunjukkan bahwa prestasi belajar

dipengaruhi oleh kompetensi guru dan motivasi belajar.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Ada pengaruh yang positif kompetensi

guru terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 2

Surakarta. Hal ini berdasarkan analisis regresi linear ganda (uji t) diketahui

bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,304 > 2,021 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu

0,000 dengan sumbangan efektif sebesar 25,9%; (2) Ada pengaruh yang

positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI IPS

SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Hal ini berdasarkan analisis regresi

linear ganda (uji t) diketahui bahwa t hitung > t tabel, yaitu 2,281 > 2,021 dan

nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,001, dengan sumbangan efektif sebesar

22,3 %; (3) Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi guru dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Hal ini berdasarkan analisis

variansi regresi linear ganda (uji f) diketahui bahwa fhitung > ftabel, yaitu

10,114 > 3,23 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,483 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh

(45)

sedangkan 51,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan tersebut di atas,

dalam dunia pendidikan guru memiliki peran penting. Karena guru

merupakan tenaga pendidik untuk generasi bangsa. Guru adalah tenaga

pendidik yang kegiatan sehari-harinya berhubungan dengan siswa dan

pelaksanaan pendidikan di sekolah, dan guru merupakan pihak yang berperan

besar dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

pendidikan.

Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah meningkatan kualitas

guru atau kompetensi guru. Profesi guru dianggap sama dengan profesi

lainnya, sehingga guru harus profesional dalam melaksanakan tugasnya. Guru

yang profesional adalah guru yang mempunyai sejumlah kompetensi yaitu

kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan

kompetensi kepribadian. Guru dituntut menguasai keempat kompetensi

tersebut dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat melaksanakan

perannya dengan baik. Banyak sekali masalah yang terjadi di Indonesia

mengenai pendidikan salah satunya ketidakmerataan tingkat pendidikan

masyarakat dan rendahnya kualitas lulusan sekolah menengah.

Ketidakmerataannya tingkat pendidikan di masyarakat, rendahnya kualitas

(46)

kualitas guru yang satu dengan lainnya, sehingga berpengaruh terhadap

motivasi belajar dan prestasi siswa.

Motivasi belajar menjadi peran penting dalam proses belajar

mengajar, hal ini karena motivasi belajar akan menjadikan siswa memperoleh

prestasi yang baik. Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh kompetensi

guru itu sendiri, karena kompetensi yang dimiliki guru akan sangat

berpengaruh terhadap siswa untuk memotivasi dirinya agar lebih giat dalam

belajar.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi dalam Zuriah (2007: 162) “hipotesis dapat

diartikan sebagai alternatif suatu jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi

problematika yang diajukan dalam penelitian”. Berdasarkan pendapat di atas

maka peneliti merumuskan hipotesis:

Hipotesis I

H01 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru

ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS di

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Ha1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi

terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas dan XII IPS di SMA

(47)

Hipotesis II

H02 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru

ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta.

Ha2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi

terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur

(48)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian

yang diarahkan untuk menjelaskan pengaruh antara dua variabel yaitu

variabel bebas dengan variabel terikat, variabel bebas adalah kompetensi guru

dan sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi dan prestasi belajar siswa

(Notoatmodjo, 2002).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember

2016.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta. Penelitian ini dilihat dari sudut pandang siswa, sehingga

(49)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah pengaruh kompetensi guru ekonomi terhadap

motivasi dan prestasi belajar siswa.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Sundayana (2015: 15), populasi didefinisikan sebagai

keseluruhan subjek dan objek yang menjadi sasaran penelitian yang

mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut

Arikunto (2010:173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X, XI IPS, XII

IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 426 siswa.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sundayana (2015: 15), sampel adalah sejumlah hal yang

diobservasi/diteliti yang relevan dengan masalah penelitian, subjek dan

objek yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS

di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 82 siswa.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling karena dalam penelitian ini

pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti. Arikunto

(50)

cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah

tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini digunakan karena

beberapa pertimbangan, yaitu:

a. Siswa-siswi kelas XII IPS di anggap sudah dewasa dalam menilai

kepribadian guru dan cara mengajar guru.

b. Siswa-siswi kelas XI IPS tidak bisa menjadi responden penelitian

karena sudah menjadi subjek uji coba instrumen penelitian.

c. Siswa- siswi kelas X tidak bisa menjadi subjek penelitian karena

siswa-siswi kelas X belum terlalu mengenal guru dengan baik, baik

dari segi kepribadian dan cara mengajar guru.

Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti memilih untuk

mengambil sampel penelitian pada kelas XII IPS.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (independent variable)

Menurut Sugiyono (2013:61), variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi

guru ekonomi.

b. Variabel Terikat (dependent variable)

Menurut Sugiyono (2013:61), variabel terikat merupakan variabel

(51)

bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar

ekonomi dan prestasi belajar siswa.

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi dan Motivasi Belajar Ekonomi

Variabel kompetensi guru ekonomi dan variabel motivasi belajar

diukur dengan menggunakan skala sikap dari Likert yang

menggunakan lima kategori terdiri dari: sangat setuju, setuju,

ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Adapun skala pengukuran

dijabarkan dalam bentuk tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Variabel prestasi belajar diukur berdasarkan nilai rapot kelas X1I IPS

(52)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pengumpulan data kuesioner atau angket dan dokumentasi.

1. Kuesioner

Menurut Suprapto (2013: 75), kuesioner adalah alat pengumpul

data yang berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

Terdapat dua bentuk kuesioner, yaitu :

a. Kuesioner bentuk tertutup

Kuesioner bentuk tertutup adalah kuesioner dengan jawaban pendek

atau tanggapan yang cukup memberi tanda centang (√) pada kotak yang

telah disediakan atau dengan cara melingkari nomor atau huruf di depan

pilihan jawaban yang tersedia.

b. Kuesioner bentuk terbuka

Kuesioner bentuk terbuka adalah kuesioner yang memberikan

kebebasan kepada responden untuk memberi tanggapan atau jawaban

secara bebas dengan kata-katanya sendiri.

Penelitian ini menggunakan kuesioner bentuk tertutup, dengan

pertimbangan kuesioner mudah diisi, waktu pengisian lebih singkat,

jawaban relevan dengan pertanyaan yang diajukan dan mudah dianalisis.

Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kompetensi

(53)

2. Dokumentasi

Menurut Suprapto (2013: 42) dokumentasi merupakan data

pelengkap, dapat berbentuk dokumen tertulis atau tidak tertulis, misalnya

notula rapat, daftar hadir, laporan keuangan, kebijakan kepala sekolah,

memorandum, dan foto-foto. Menurut Margono (2007: 181), dokumentasi

adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip,

teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan

masalah penelitian. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan

untuk mengumpulkan data nilai rapot siswa kelas XII IPS SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta dan mengetahui jumlah siswa yang menjadi responden

dalam penelitian ini.

G. Operasionalisasi Variabel

a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Variabel dalam penelitian ini adalah kompetesi guru ekonomi. Kisi-kisi

kuesioner variabel kompetensi guru indikatornya disesuaikan dari peneliti

sebelumnya, adopsi dari skripsi Pradani Valleria (2015). Berikut ini

(54)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Variabel Dimensi Indikator

(55)

Memanfaatkan hasil

dan menjadi teladan 25,26

(56)

untuk mengajar

b. Variabel Motivasi Belajar Ekonomi

Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar ekonomi. Kisi-kisi

kuesioner motivasi belajar ekonomi di adopsi dari skripsi Yuliana Kartika

(2016). Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel Motivasi

(57)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar

Variabel Dimensi Indikator

No Butir

c. Variabel Prestasi Belajar

Variabel dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Variabel

prestasi belajar diukur berdasarkan nilai rapot kelas X11 tahun ajaran

(58)

H. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Menurut Sundayana (2015: 59), validitas adalah ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau sahnya suatu instrumen. Instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti.

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

teknik korelasi product moment dari pearson (Sugiyono, 2013:286)

sebagai berikut:

Keterangan:

R = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total dari seluruh item

X = skor total dari setiap item

N = jumlah responden

XY = hasil kali X dan Y

Jika nilai koefisien rhitung lebih besar dari rtabel, maka butir soal

tersebut dikatakan valid. Jika rhitung lebih kecil dari rtabel, maka butir

tersebut dapat dikatakan tidak valid.

Nilai rtabel dapat dihitung dengan menggunakan sampel sebanyak

30 responden dengan taraf signifikansi 5%, dari responden sebanyak 30

siswa tersebut dapat dilihat di tabel dengan cara menghitung:

Keterangan:

Df = degree of freedom (derajat bebas)

n = jumlah responden

(59)

Perhitungan rtabel adalah sebagai berikut:

Df = 30 – 2 = 28

Jika nilai-nilai corrected item-total correlation setiap item lebih

besar dari nilai rtabel = 0,361, maka item pertanyaan-pernyataan dapat

dikatakan valid. Sebaliknya, jika nilai-nilai corrected item-total

correlation setiap item lebih kecil dari rtabel = 0,361, maka item

pertanyaan-pernyataan dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas dilakukan secara serentak dengan jumlah

responden sebanyak 30 siswa. Pengujian validitas dilakukan di kelas XI

IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Berikut ini disajikan hasil validitas

item kuesioner untuk penelitian ini:

a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Pengujian validitas instrumen kompetensi guru ekonomi

dilakukan di kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan

responden sebanyak 30 siswa. Hasil pengujian validitas menunjukkan

bahwa ada butir yang tidak valid. Butir yang tidak valid adalah butir 1,

2, 9, 17, 18, 21, 27, 33, 35, 38, 44, dan 48. Karena ada beberapa butir

pernyataan/pertanyaan yang tidak valid maka dilakukan pengujian

validitas ulang. Pengujian ulang validitas instrumen kompetensi guru

(60)

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Ulang Validitas Butir Variabel Kompetensi Guru

(61)

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa setelah di hapus butir

pertanyaan/pernyataan yang tidak valid dan dilakukan pengujian ulang

validitas, maka semua butir pertanyaan/pernyataan tentang kompetensi

guru adalah valid karena nilai corrected item-total correlation untuk

semua butir > rtabel = 0,361.

b. Variabel Motivasi Belajar Ekonomi

Pengujian validitas instrumen motivasi belajar ekonomi

dilakukan di kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan

responden sebanyak 30 siswa. Hasil pengujian validitas menunjukkan

bahwa ada butir yang tidak valid. Butir yang tidak valid adalah butir 56,

59, 60, 63, 64, 65, 66, 69 dan 70. Karena ada beberapa butir

pernyataan/pertanyaan yang tidak valid maka dilakukan pengujian

validitas ulang. Pengujian validitas instrumen motivasi belajar ekonomi

disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.5

(62)

No Item rhitung rtabel keterangan

Butir 67 0,502 0,361 Valid

Butir 68 0,482 0,361 Valid

Butir 71 0,466 0,361 Valid

Butir 72 0,466 0,361 Valid

Tabel 3.5 menunjukan bahwa setelah menghapus beberapa butir

pertanyaan/pernyataan yang tidak valid dan dilakukan pengujian ulang

validitas, maka semua butir pertanyaan/pernyataan tentang motivasi

belajar ekonomi adalah valid karena nilai corrected item-total

correlation untuk semua butir> rtabel = 0,361.

2. Pengujian Reliabilitas

Menurut Kountur (2003:156), reliabilitas berhubungan dengan

konsistensi. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila

instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang di

ukur.

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dianalisis

dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha (Kountur, 2003:158):

α =

Keterangan:

a = cronbach’s alpha

N = banyaknya pertanyaan

= variance dari pertanyaan = variance dari skor

Jika Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 maka kuesioner tersebut

(63)

Hasil pengujian reliabilitas instrumen variabel kompetensi guru

ekonomi dan motivasi belajar ekonomi tampak dalam tabel berikut:

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r hitung Parameter Status

Kompetensi guru ekonomi 0, 949 0,6 Reliabel

Motivasi belajar ekonomi 0, 878 0,6 Reliabel

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk variabel

kompetensi guru adalah reliabel (keseluruhan nilai rhitung atau cronbach’s

Alpha > 0,6).

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Menurut Purwanto & Sulistyastuti (2007:94), analisis deskripstif

adalah teknik analisis yang memberikan informasi hanya mengenai data

yang diamati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta menarik

kesimpulan yang digeneralisasikan terhadap populasi, sedangkan menurut

Kountur (2003:104), penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang

memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin

tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif atau pemaparan. Data hasil kuesioner

dideskripsikan dengan penilaian Acuan Patokan tipe II (PAP II), karena

(64)

lebih rendah yaitu pada persentil 56. Tuntutan pada persentil 56 sering

disebut sebagai presentil minimal, karena passing score pada persentil 56

dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang paling

rendah. Perlu kiranya diperhatikan bahwa passing score pada persentil

kurang dari 56 dan lebih dari 65 biasanya tidak disarankan, mengingat

kedua passing score tersebut telah keluar dari persentil minimal dan

maksimal. Namun terbuka kesempatan untuk menentukan passing score

pada daerah persentil 56 dan 65, asalkan penentuan passing score tertentu

itu masih tetap memperhitungkan keadaan.

Nilai persentil PAP tipe II adalah sebagai berikut (Masidjo,

1995:157):

Tabel 3.7

Nilai Persentil PAP Tipe II

Nilai Persentil Kategori Kecendrungan Variabel

Dalam hal ini data penelitian yang ditetapkan sebelumnya memiliki skor

tertinggi 5 dan skor terendah 1, oleh karena itu untuk mendeskripsikan

kategori kecenderungan variabel yang harus dilakukan adalah menentukan

(65)

Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai persentil x (skor tertinggi

yang mungkin dicapai item – skor rendah yang mungkin dicapai)]

Perhitungan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:

a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Jumlah pertanyaan/pernyataan = 36; jumlah opsi = 5

Skor tertinggi = 5; skor terendah = 1

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 36 = 180

Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 36 = 36

Skor:

36 + 81% (180-36) = 152,64 dibulatkan 153

36 + 66%(180-36) = 131,04 dibulatkan 131

36 + 56% (180-36) = 116,64 dibulatkan 117

36+ 46% (180-36) = 102,24 dibulatkan 102

36 + 0% (180-36)= 36

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan

variabel berikut:

Tabel 3.8

Rentang Kompetensi Guru Ekonomi

No. Interval Skor Kategori

1. 153 - 180 Sangat Tinggi

2. 131 - 152 Tinggi

3. 117 - 130 Cukup

4. 102-116 Rendah

(66)

b. Variabel Motivasi Belajar Ekonomi

Jumlah pertanyaan/pernyataan = 15; jumlah opsi = 5

Skor tertinggi = 5; skor terendah = 1

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 15 = 75

Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 15 = 15

Skor:

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan

variabel berikut:

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah

distribusi data normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan

Kolmogorov Smirnov Test dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for

Windows. Kriteria pengujian data adalah jika nilai Asymptotic Sig.

(67)

3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan

a. Hipotesis

Hipotesis I

H01 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi

guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas

XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Ha1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru

ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas XII

IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Hipotesis II

H02 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi

guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS

di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Ha2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru

ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

b. Taraf Nyata (Significant Level)

Taraf nyata (Significant Level) adalah besarnya batas toleransi

dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter

populasinya (Basilius, 2015: 37). Taraf nyata dilambangkan dengan alpa

(α), semakin tinggi taraf nyata yang digunakan , semakin tinggi pula

penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji. Besarnya taraf nyata

(68)

c. Daerah Kritis Pengujian

Daerah kritis pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam

hal menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara

membandingkan hasil uji statistik dengan nilai kritis (nilai alpa tabel dan

distribusinya), (Basilius, 2015: 37). Hipotesis nol (Ho) diterima apabila

hasil uji statistiknya berada di luar nilai kritisnya. Sebaliknya, apabila hasil

uji statistiknya berada dalam nilai-nilai kritisnya maka hipotesis nol (Ho)

ditolak.

d. Rumus Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan analisis Chi-square (x2), langkah-langkah yang digunakan untuk uji hipotesis adalah sebagai

berikut:

1) Mencari Nilai Chi-Square (x2)

Uji Chi- Square (x2) digunakan untuk menguji perbandingan

variabel. Rumus yang digunakan untuk menguji Chi-squre (x2)

adalah sebagai berikut (Siregar, 2010: 231):

=

Keterangan:

fo: Frekuensi Observasi

fe : Frekuensi yang diharapkan

(69)

jika frekuensi harapan (fe) tidak diketahui maka dapat dicari

dengan persamaan sebagai berikut:

fe =

keterangan:

fo: Frekuensi Observasi

fe : Frekuensi yang diharapkan

n : jumlah data

2) Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika nilai Asymp. Sig > 0,05 maka Ho diterima. Hal tersebut

menunjukkan tidak ada pengaruh kompetensi guru ekonomi

terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta, maka tidak perlu dilakukan penentuan

derajat asosiasi. Jika Ha, diterima artinya menunjukkan pengaruh

koefisien kontingensi (C) maka langkah selanjutnya adalah mencari

derajat asosiasi.

3) Menentukan Besarnya Derajat Asosiasi

Apabila Ha diterima, selanjutnya untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka

koefisien kontingensi (C) dibandingkan dengan koefisien

kontingensi maksimum (Cmax) dapat dicari dengan persamaan

Gambar

Tabel 3.1 Skala Pengukuran
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kompetensi Guru Ekonomi
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Ulang Validitas Butir Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Dia kemudian digantikan oleh putranya, Nuruddin Mahmud yang berhasil menyatukan total negeri-negeri yang ada di Syam, selain juga sukses meruntuhkan negara

statistik, suatu aktifitas yang tidak normal akan bisa dilihat, sehingga. IDS bisa mencocokan dengan data dan pola yang sudah

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

And than conclutions methode by applying the element of inductive and analytical approach by showing Islamic laws which have related by “ adharurah tubihul

Suatu lingkungan yang buangan asap kendaraan bermotornya banyak maka kandungan logam Pb dalam udara juga tinggi misalnya di SPBU, maka pekerja SPBU akan menghirup udara kotor

Secara umum, tugas pokok KPP Pratama Klaten adalah melaksanakan kegiatan operasional dalam bidang perpajakan kepada masyarakat atau wajib pajak di wilayah kerja

lanjut meggunakan uji Scheff'e dibuktikan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi jika diajar menggunakan metodwe pembelajaran kontekstual akan memperoleh basil belajar PKLH