PENGARUH KOMPETENSI GURU EKONOMI TERHADAP
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
OLEH:
ANDREYANTI DALMA DEVI
NIM: 121334021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus.
Kedua orang tuaku Bapak Andreas Abang dan Ibu Dewi, yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta doanya.
Adikku Andreyanto Aldy Wahyudi, yang memberikan dukungan dan semangat serta doanya.
Teman- teman dekatku: Desy, Mitayani, Dita, Celent, Jabut, Tina, Ciska, Astry, tio, Angel.
Teman seperjuanganku: Neneng, Tomy, Natal, Poppy, Sari, Epi, Destry, dan Rilo.
Teman- teman seangkatan PAK’ 12 A+B
v
Motto
Jangan menunggu bahagia baru bersyukur, tapi bersyukurlah maka kamu akan bahagia.
“Ucapkan syukur dalam segala hal” (1 Tesalonika 5:18)
“Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya” (Yesaya 40:49)
“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya
viii
ABSTRAK
PENGARUH KOMPETENSI GURU EKONOMI TERHADAP
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Andreyanti Dalma Devi Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta; (2) ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2016. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan jumlah 103 siswa. Jumlah sampel sebanyak 82 siswa diambil dengan teknik Purposive Sampling. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner dan dokumentasi serta dianalisis dengan teknik Chi – Square.
ix
ABSTRACT
EFFECT ON THE COMPETENCE OF ECONOMICS TEACHER TOWARDS MOTIVATION AND STUDENTS ACHIEVEMENT
Andreyanti Dalma Devi Sanata Dharma
2017
This study aims to find out whether: (1) there is a positive and significant effect of the competence of economics teachers towards students motivation of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta; (2) there is a positive and significant effect of the competence of economic teachers towards student achievement of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta.
This research is a descriptive correlational research. This research was conducted from October to December 2016. The population were 103 of High School Students of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta. The sample were 82 students taken by purposive sampling technique. Data were collected by using questionnaires and documentation and analyzed by Chi - Square.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh
Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas
XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta” dengan lancar. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,
Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd selaku Dosen
Pembimbing, terima kasih untuk bimbingan serta bantuannya selama ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan selama
xii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Persembahan ... iv
Halaman Motto... v
Pernyataan Keaslian Karya ... vi
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis ... vii
xiii
5. Prestasi Belajar ... 21
B. Penelitian Yang Relevan ... 25
C. Kerangka Berpikir ... 28
D. Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31
C. Subyek dan Obyek Penelitian... 31
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 32
E. Variabel dan Pengukurannya ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Operasionalisasi Variabel ... 36
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 41
I. Teknik Analisis Data ... 46
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 55
A. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 55
B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 58
C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 59
D. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 63
E. Siswa - Siswi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 63
F. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 65
G. Fasilitas Yang dimiliki SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 65
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 69
A. Deskripsi Data ... 69
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 75
C. Pengujian Hipotesis ... 77
xiv
BAB V PENUTUP ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Keterbatasan Masalah ... 92
C. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Pengukuran ... 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Variabel Motivasi Belajar ... 41
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Butir Variabel Kompetensi Guru ... 43
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Butir Variabel Motivasi Belajar Ekonomi 45 Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 47
Tabel 3.7 Nilai Persentil PAP Tipe II ... 48
Tabel 3.8 Rentang Kompetensi Guru Ekonomi ... 49
Tabel 3.9 Rentang Motivasi Belajar Ekonomi ... 50
Tabel 3.10 Kriteria Rasio C/ Cmax ... 54
Tabel 4.1 Jumlah Sekolah di Bawah Yayasan Pangudi Luhur ... 55
Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2016/2017 ... 62
Tabel 4.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas Paralel Tahun Ajaran 2015/2016 . 63
Tabel 4.4 Fasilitas Sekolah ... 66
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Interpretasi Data Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 69
Tabel 5.2 Nilai-nilai Statistik Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 70
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Interpretasi Data Variabel Motivasi Belajar Ekonomi ... 71
xvi
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Data Variabel Prestasi Belajar ... 72
Tabel 5.6 Nilai-nilai Statistik Variabel Prestasi Belajar ... 73
Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Kompetensi Guru Ekonomi ... 74
Tabel 5.8 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar Ekonomi ... 75
Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 76
Tabel 5.10 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 77
Tabel 5.11 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar Ekonomi Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 79
Tabel 5.12 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar Ekonomi Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 79
Tabel 5.13 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 82
Tabel 5.14 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 83
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner dan Lembar Jawaban ... 98
Lampiran 2. Data Induk Penelitian ... 105
Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 111
Lampiran 4. Deskripsi Data ... 125
Lampiran 5. Pengujian Normalitas ... 127
Lampiran 6. Pengujian Hipotesis ... 129
Lampiran 7. Tabel r ... 134
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, guru memiliki peran penting. Karena guru
merupakan tenaga pendidik untuk generasi bangsa. Guru adalah tenaga
pendidik yang kegiatan sehari-harinya berhubungan dengan siswa dan
pelaksanaan pendidikan di sekolah, dan guru merupakan pihak yang berperan
besar dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Dalam upaya meningkatkan tujuan pendidikan, pemerintah khususnya
Departemen Pendidikan harus terus-menerus melakukan perubahan dan
pembaharuan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu upaya
yang harus dilakukan adalah meningkatan kualitas guru yaitu kompetensi
guru. Banyak ahli pendidikan memandang bahwa kompetensi guru akan
berpengaruh terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Profesi guru
dianggap sama dengan profesi lainnya, sehingga guru harus profesional
dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang profesional adalah guru yang
mempunyai sejumlah kompetensi yaitu kompetensi profesional, kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan
dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya
dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran.
Kompetensi sosial merupakan kompetensi yang berkenaan dengan
kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama
guru, masyarakat sekitar. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan
penyesuaian diri (adaptasi) seseorang yang bersifat unik (khas). Dengan ke
empat kompetensi yang dimiliki, guru diharapkan mampu menghasilkan
manusia yang kompetitif sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai. Untuk
mencapai tujuan pendidikan tersebut, selain dibutuhkan guru yang
berkompeten, dari dalam diri siswa juga harus memiliki motivasi untuk terus
berprestasi.
Motivasi belajar menjadi peran penting dalam proses belajar
mengajar, hal ini karena motivasi belajar akan menjadikan siswa memperoleh
prestasi yang baik. Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh kompetensi
guru itu sendiri, karena kompetensi yang dimiliki guru akan sangat
berpengaruh terhadap siswa untuk memotivasi dirinya agar lebih giat dalam
belajar.
Jika sekolah menerapkan pendidikan yang bagus melalui kompetensi
yang dimiliki guru maka sekolah tersebut akan menghasilkan prestasi yang
baik pula, begitu juga sebaliknya. Karena prestasi belajar yang baik
merupakan bukti keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu,
kompetensi guru dan motivasi memiliki pengaruh yang besar dalam
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar”.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi
terhadap motivasi belajar ekonomi kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta?
2. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi
terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan kompentensi guru
ekonomi terhadap motivasi belajar siswa ?
2. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan kompentensi guru
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada
pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini menjadi bekal bagi peneliti dalam mempersiapkan diri
ketika akan memasuki dunia kerja khususnya di bidang pendidikan.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru mata pelajaran
ekonomi secara khusus dan pihak- pihak terkait dalam dunia pendidikan
pada umumnya sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam
meningkatkan kompetensi guru, meningkatkan hasil belajar siswa, dan
memotivasi siswa dalam belajar.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan tentang
pentingnya kompetensi guru untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa serta dapat meningkatkan kualitas lulusan.
4. Bagi Prodi Pendidikan Akuntansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
bagi penelitian selanjutnya serta menambah kepustakaan yang berguna
5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Kompetensi
a. Pengertian Kompetensi
Pengertian kompetensi menurut para ahli sebagai berikut:
1) Menurut Nana Sudjana ( Janawi, 2012: 30), “kompetensi sebagai
suatu kemampuan yang diisyaratkan untuk memangku profesi”.
2) Menurut Sardiman (Janawi, 2012: 30), “kompetesi adalah
kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang berkenaan dengan
tugasnya”.
3) Menurut Majid (Janawi, 2012: 33) “kompetensi adalah seperangkat
tindakan intelijen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan
tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu”.
b. Komponen Kompetensi
Menurut Nana Sudjana (Janawi, 2012: 41), pembagian
kompetensi yang harus dimiliki guru sebenarnya meliputi tiga aspek,
yaitu:
1) Kompetensi bidang kognitif
Kompetensi ini berhubungan dengan kompetensi intelektual seperti
pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu,
pengetahuan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang
administrasi kelas, dan cara mengevaluasi hasil belajar anak.
2) Kompetensi bidang sikap
Kompetensi ini berhubungan dengan kesiapan dan kesediaan guru
terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya,
seperti sikap mencintai pekerjaannya dan lainnya.
3) Kompetensi perilaku/performance
Kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan/perilaku guru,
seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai,
menggunakan alat bantu (teknologi pendidikan), dan
berkomunikasi dengan anak.
c. Standar Kompetensi
1) Kualifikasi Akademik
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pasal 8
diperoleh melalui pendidikan tinggi dan program Pascasarjana dan
atau program Diploma Empat (D4). Kompetensi akademik yang
dimaksud dalam pasal 8 ini meliputi kompetensi pedagogik,
keperibadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi (Janawi, 2012: 58).
2) Standar Kualifikasi
Standar kualifikasi adalah standar minimal tingkat
kualifikasi minimal guru adalah sarjana (strata satu) sesuai dengan
bidang studi atau mata pelajaran tertentu.Sedangkan standar
minimal tingkat perguruan tinggi adalah strata dua.Program ini
mulai dilaksanakan pemerintah yang disebut sebagai program
sertifikasi guru (Janawi, 2012: 59).
Program peningkatan kompetensi tenaga kependidikan bagi
guru-guru yang belum berijazah strata satu sesuai dengan
bidangnya menjadi kewajiban mutlak. Bahkan sejak tahun 2006,
pemerintah mulai mengalokasikan anggaran bantuan biaya
pendidikan bagi guru yang belum memenuhi standar minimal
kualifikasi. Program peningkatan kualifikasi guru ini telah menjadi
program nasional (Janawi, 2012, 60).
Standar kualifikasi akademik minimum guru adalah S1/D4
yang dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan jenis, jenjang dan
satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Dalam ketentuan
peralihan Pasal 66 Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008, guru
dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik S1 atau
D4 dapat mengikuti ujian kompetensi untuk memperoleh sertifikat
pendidik apabila sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai
pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru atau mempunyai golongan
IV-a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan
3) Standar Kompetensi
Dalam UU No.14 tahun 2005, kompetensi dibagi menjadi
kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial
(Janawi, 2012: 62).
4) Standar Kinerja
Standar kinerja adalah berkenaan dengan kinerja guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Kinerja
guru dapat dirumuskan diantaranya adalah:
a) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik.
b) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu
secara terus menerus.
c) Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atas
dasar keikhlasan sebagai wujud pengamalan ilmu dan teknologi
yang telah dikuasai.
d) Beradaptasi dan berkomunikasi dengan komunitas profesi untuk
meningkatkan sinergi dalam pengembangan ilmu dan kinerja
profesional.
e) Bersikap inklusif, bertindak objektif dan berkomunikasi secara
empatik dan santun dengan masyarakat luas (Janawi, 2012: 63).
2. Guru
Dalam UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal (1)
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai
dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar
dan pendidikan menengah” (Suyanto, 2013: 23).
Guru bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik
dengan tetap berusaha mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi
afektif, kognitif maupun psikomotorik demi kelangsungan sebuah proses
pendidikan. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab
memberikan bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohani, agar mencapai tingkat kedewasaan serta mampu berdiri sendiri
dalam memenuhi segala tugas dan kewajibannya sebagai mahkluk hidup
(Rimang, 2011: 2).
Guru sebagai pendidik profesional memiliki tugas utama yaitu
mendidik, Proses pembelajaran yang diselenggarakan hendaknya dapat
mendorong semangat untuk belajar dan timbulnya inspirasi pada peserta
didik untuk memunculkan ide baru, mengembangkan inisiatif dan
kreatifitas. Guru harus dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam
proses pembelajaran (Asmani, 2009).
Kualitas seorang guru harus menjadi prioritas dalam upaya
mengembangkan sebuah pola pendidikan yang efektif. Kualitas seorang
guru ditandai dengan tingkat kecerdasan, ketangkasan, dedikasi, dan
loyalitas yang tinggi serta ikhlas dalam memajukan dan mencerdaskan
a. Kepribadian Guru
Untuk menjadi guru, seseorang harus memiliki keperibadian
yang kuat dan terpuji. Kepribadian yang harus ada pada diri guru
adalah keperibadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif dan
berwibawa (Suyanto, 2013: 15).
b. Profesionalisme Guru
1) Memaknai Profesionalisme Guru
Makna profesional mengacu pada orang yang menyandang suatu
profesi atau sebutan untuk penampilan seseorang dalam
mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Sebutan guru
“profesional” mengacu pada guru yang telah mendapat pengakuan
secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam
kaitan dengan jabatan maupun latar belakang pendidikan
formalnya. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada
sikap mental dalam bentuk komitmen anggota suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
2) Kedudukan Guru
Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses yang
dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan anak didik
(Rimang, 2011: 7). Secara terperinci tugas guru berpusat pada:
a) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi
b) Menurut Ahmad Tafsir (Rimang, 2011: 7), tugas guru adalah
tanggung jawab dalam perkembangan anak didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi afektif, kogitif,
maupun psikomotorik. Memberi fasilitas pencapaian tujuan
melalui pengalaman belajar yang memadai.
c) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap,
nilai-nilai dan penyesuaian diri (Rimang, 2011: 7).
3) Profesi Guru
Suyanto (Suyanto, 2013: 28), mengemukakan empat prasyarat
agar seorang guru dapat dikatakan profesional, yaitu:
a) Kemampuan guru mengolah atau menyiasati kurikulum.
b) Kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan
lingkungan.
c) Kemampuan guru memotivasi siswa untuk belajar sendiri.
d) Kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang
studi atau mata pelajaran menjadi kesatuan konsep yang utuh.
4) Tugas Profesi Guru
Menurut Gerstener (Suyanto, 2013: 30-31), tugas guru tidak
hanya sebagai pengajar, melainkan harus berperan sebagai:
a) Pelatih, guru profesional ibarat pelatih olah raga yang lebih
banyak membantu siswanya dalam permainan. Guru
mendorong siswa untuk menguasai alat belajar dan memotivasi
b) Konselor, guru akan menjadi sahabat siswa, teladan dalam
pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari
siswa, menciptakan suasana dimana siswa belajar di dalam
kelompok kecil di bawah bimbingan guru.
c) Manajer belajar, dia membimbing siswanya belajar, mengambil
prakarsa, mengeluarkan ide terbaik yang dimilikinya.
3. Kompetensi Guru
a. Kompetensi Guru dalam Konteks Kebijakan 1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru berkenaan
dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam
pembelajaran. Kompetensi itu paling tidak berhubungan dengan:
a) Menguasai karakteristik peserta didik
b) Menguasai teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
c) Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
untuk kepentingan pembelajaran
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
h) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses hasil belajar
i) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan
pembelajaran
j) Melakukan tindakan refektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
2) Kompetensi Kepribadian
Janawi (2012:125) menjelaskan bahwa kepribadian adalah
kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikofisis
individu yang unik sifatnya terhadap lingkungan.Pengertian di atas
menjelaskan bahwa kepribadian merupakan kemampuan
penyesuaian diri (adaptasi) seseorang yang bersifat unik (khas).
Janawi (2012: 126) menjabarkan kepribadian ke dalam
beberapa indikator, yaitu :
a) Berjiwa pendidikan dan bertindak sesuai dengan norma yang
berlaku
b) Jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan
c) Dewasa, stabil dan berwibawa
d) Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan percaya diri.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki
guru, adapun subkompetensi sosial guru yaitu:
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik
c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
orangtua/wali siswa dan masyarakat.
4) Kompetensi Profesional
Oemar Hamalik (Janawi, 2012: 99), menjelaskan bahwa
masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang
pendidikan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan,
keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai
dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.
a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk
mengajar
b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran
yang tertera dalam peraturan menteri serta bahan ajar yang ada
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
c) Memahami struktur konsep dan metode keilmuan yang
menaungi materi ajar
d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait
dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
4. Motivasi Belajar
Motivasi (motivation) melibatkan proses yang memberikan energi,
mengarahkan, dan mempertahankan prilaku. Dengan demikian, perilaku
yang termotivasi adalah prilaku yang mengandung energi, memiliki arah,
dan dapat dipertahankan (Santrock, 2009: 199).
Motivasi juga menyebabkan suatu perubahan energi yang ada pada
diri manusia, sehingga akan bergelut dengan persoalan gejala kejiwaan,
perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan
sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan
keinginan (Sardiman, 2008: 74).
Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi ini
tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar dapat tercapai (Sardiman, 2008: 75).
a. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal maka
diperlukan motivasi. Dari pembahasan awal sudah tertulis dengan jelas
bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
b. Macam-macam Motivasi
1) Motivasi Intrinsik (intrinsic motivation)
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan
sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah hal itu sendiri) (Santrock,
2009: 204). Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi
atas kemauan sendiri (Daryanto, 2012: 10).
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif
berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar, karena dari dalam
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari
segi tujuan kegiatan yang dilakukan, maka yang dimaksud dengan
motivasi intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang ada dalam
proses belajar. Oleh karena itu, motivasi intrinsik disebut juga
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya (Sardiman,
1986).
2) Motivasi Ekstrinsik (extrinsic motivation)
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai suatu
tujuan). Motivasi ekstrinsik seringkali dipengaruhi oleh insentif
eksternal seperti penghargaan dan hukuman (Santrock, 2009: 199).
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau
melakukan sesuatu (Daryanto, 2012: 10). Motivasi ekstrinsik
adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan dari
luar. Motivasi ekstrinsik lebih pada ingin mendapatkan nilai yang
baik atau bahkan mendapatkan pujian.
c. Belajar
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar
sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak
dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan
ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat
mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak
didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika
mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya (Suprijono,
suatu proses yang berlangsung sepajang hayat. Belajar merupakan
proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Belajar
merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam
kandungan) hingga liang lahat. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses mendapatkan pengetahuan yang dilakukan oleh
seseorang yang berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan
sampai tua.
1) Bentuk-bentuk Belajar
Menurut Muhibbin Syah (Khodijah, 2014: 53-55),
bentuk-bentuk belajar yang umum dijumpai dalam proses pembelajaran
antara lain adalah:
a) Belajar abstrak, ialah belajar dengan menggunakan cara-cara
berpikir abstrak.
b) Belajar keterampilan, adalah belajar dengan menggunakan
gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan
urat-urat syaraf.
c) Belajar sosial, pada dasarnya adalah belajar memahami
masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan
masalah tersebut.
d) Belajar pemecahan masalah, adalah belajar menggunakan
metode ilmiah atau bepikir secara sistematis, logis, teratur dan
e) Belajar rasional, ialah belajar dengan menggunakan
kemampuan berpikir secara logis dan sistematis.
f) Belajar kebiasaan, adalah proses pembentukan
kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang telah
ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri
teladan, pengalaman khusus juga menggunakan hukuman dan
ganjaran.
g) Belajar apresiasi, adalah belajar mempertimbangkan arti
penting atau nilai suatu objek.
h) Belajar pengetahuan, ialah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap
yang terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 2001: 34).
Belajar juga dapat diartikan sebagai:
a) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja
b) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu
yang baru, baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi
juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang
pernah dipelajari
c) Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan
jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir,
sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa
2) Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Mustaqim (2001: 69), prinsp-prinsip belajar antara
lain sebagai berikut:
a) Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu
b) Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan
ulangan
c) belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan
d) belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan
aktifitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya
e) belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari,
dipahami, bukan sekedar menghafal kata
f) dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan
orang lain
g) hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si
pelajar
h) ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh
pemahaman.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Croncobath
Bapemsi (Mustaqim, 2001: 69-70), faktor-faktor serta
kondisi-kondisi yang mendorong perbuatan belajar dapat diringkas sebagai
a) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman
dasar)
b) Penguasaan alat-alat intelektual
c) Latihan-latihan yang terpencar
d) Penggunaan unit-unit yang berarti
e) Latihan yang efektif
f) Kebaikan bentuk dan sistem
g) Efek penghargaan (reward) dan hukuman
h) Tindakan-tindakan pedagogis
i) Kapasitas dasar.
5. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Susana (2006: 10), menyatakan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang ingin dicapai, bagaimana cara pencapaiannya, metode
belajar mengajarnya, apa kriteria keberhasilannya dan bagaimana cara
pengukurannya. Prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai penguasaan
pengetahuan atau keterampilan dalam menguasai pelajaran yang
diterimanya melalui mata pelajaran dari guru, dilakukan secara sengaja
dan dikaitkan dengan tes hasil belajar siswa berupa nilai.
Prestasi belajar menurut Tu’u (2004: 75), adalah penguasaan,
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
diberikan oleh guru. Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran
yang mampu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dengan
prestasi belajar siswa yang memuaskan. Mulyasa (2002: 49)
menyatakan bahwa prestasi belajar yang memuaskan merupakan hal
yang didambakan oleh setiap siswa dalam pembelajaran. Menurut Tu’u
(2004: 75), prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di
sekolah.
2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya
karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.
3) Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap
tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Purwanto (2007: 102), bahwa faktor yang
mempengaruhi kegiatan belajar dan prestasi belajar yaitu:
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut
faktor individual.
2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial.
Faktor individual di atas antara lain termasuk faktor
pribadi. Faktor sosial di atas antara lain faktor keluarga/keadaan rumah
tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam
belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yag tersedia dan
motivasi sosial.
Menurut Tu’u (2004: 78), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
1) Faktor kecerdasan
Kecerdasan atas intelegensi adalah kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep
yang abstrak secara efektif, dan mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.
2) Faktor bakat
Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang
dibawa sejak lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua.
Kemampuan itu berpotensi akan terealisasikan menjadi kecakapan
yang nyata.
3) Faktor minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Perhatian
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun setuju pada
suatu objek atau sekumpulan objek.
Motif adalah dorongan yang ada dalam individu untuk
melakukan sesuatu. Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan
dicapai siswa.
5) Faktor cara berpikir
Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi
belajar yang lebih disbanding cara-cara belajar yang tidak efektif.
6) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan keluarga meliputi cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga da
keadaan ekonomi keluarga.
7) Faktor sekolah
Selain keluarga, sekolah adalah lingkaran khusus yang
berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa.
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur,
memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman modal,
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Andaru Werdayanti (2008) dalam
skripsinya yang berjudul Pengaruh Kompetensi guru dalam proses belajar
mengajar di kelas dan fasilitas belajar terhadap motivasi belajar kelas X
SMAN 1 Sukorejo Kendal. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif. Teknik pengambilan sampel mengunakan angket tertutup dan
angket terbuka dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
proportional random sampling. Teknik analisis data yang digunakan
adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil
analisis deskriptif persentase menunjukkan kompetensi guru dalam
kategori baik dengan persentase 41,20%, sedangkan fasilitas belajar
memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMAN 1
Sukorejo Kendal sebesar 10,96%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rondi (2015) dalam skripsinya
yang berjudul Pengaruh Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap
Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di
MAN Tempel Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto.
Sampel penelitian ini adalah siswa MAN yang berjumlah 163 siswa.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified
proportional random sampling. Data dikumpulkan menggunakan
kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis jalur
(path analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) terdapat
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di MAN Tempel
Sleman, yang dibuktikan dengan nilai probability 0,000 < 0,05 dan nilai
standardized regression weights sebesar 0,248, (2) terdapat pengaruh
langsung positif antara kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi di MAN Tempel Sleman, yang dibuktikan
dengan nilai probability 0,000 < 0,05 dan nilai standardized regression
weights sebesar 0,268, (3) terdapat pengaruh langsung positif antara
fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi di MAN Tempel Sleman, yang dibuktikan dengan nilai
probability 0,000 < 0,05 dan nilai standardized regression weights sebesar
0,327, (4) terdapat pengaruh tidak langsung positif antara fasilitas belajar
terhadap prestasi belajar siswa pada matapelajaran ekonomi di MAN
Tempel Sleman, dibuktikan dengan nilai probability 0,001< 0,05 dan nilai
standardized Regression weights sebesar 0,228, (5) terdapat pengaruh
tidak langsung positif antara fasilitas belajar terhadap motivasi belajar
siswa pada matapelajaran ekonomi di MAN Tempel Sleman, yang
dibuktikan dengan nilai probability 0,001 < 0,05 dan nilai standardized
Regression weights sebesar 0,284.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Ariyanto (2012) dalam skripsinya
yang berjudul persepsi siswa mengenai Kompetensi Guru dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Metode
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 190 siswa dan sampel sebanyak
48 siswa yang diambil dengan teknik simple random sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Metode
angket sudah di uji cobakan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil
analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi: Y= 54,847 +
0,647X1 +0,564X2. Persamaan regresi menunjukkan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh kompetensi guru dan motivasi belajar.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Ada pengaruh yang positif kompetensi
guru terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 2
Surakarta. Hal ini berdasarkan analisis regresi linear ganda (uji t) diketahui
bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,304 > 2,021 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu
0,000 dengan sumbangan efektif sebesar 25,9%; (2) Ada pengaruh yang
positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI IPS
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Hal ini berdasarkan analisis regresi
linear ganda (uji t) diketahui bahwa t hitung > t tabel, yaitu 2,281 > 2,021 dan
nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,001, dengan sumbangan efektif sebesar
22,3 %; (3) Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi guru dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Hal ini berdasarkan analisis
variansi regresi linear ganda (uji f) diketahui bahwa fhitung > ftabel, yaitu
10,114 > 3,23 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,483 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh
sedangkan 51,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan tersebut di atas,
dalam dunia pendidikan guru memiliki peran penting. Karena guru
merupakan tenaga pendidik untuk generasi bangsa. Guru adalah tenaga
pendidik yang kegiatan sehari-harinya berhubungan dengan siswa dan
pelaksanaan pendidikan di sekolah, dan guru merupakan pihak yang berperan
besar dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah meningkatan kualitas
guru atau kompetensi guru. Profesi guru dianggap sama dengan profesi
lainnya, sehingga guru harus profesional dalam melaksanakan tugasnya. Guru
yang profesional adalah guru yang mempunyai sejumlah kompetensi yaitu
kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan
kompetensi kepribadian. Guru dituntut menguasai keempat kompetensi
tersebut dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat melaksanakan
perannya dengan baik. Banyak sekali masalah yang terjadi di Indonesia
mengenai pendidikan salah satunya ketidakmerataan tingkat pendidikan
masyarakat dan rendahnya kualitas lulusan sekolah menengah.
Ketidakmerataannya tingkat pendidikan di masyarakat, rendahnya kualitas
kualitas guru yang satu dengan lainnya, sehingga berpengaruh terhadap
motivasi belajar dan prestasi siswa.
Motivasi belajar menjadi peran penting dalam proses belajar
mengajar, hal ini karena motivasi belajar akan menjadikan siswa memperoleh
prestasi yang baik. Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh kompetensi
guru itu sendiri, karena kompetensi yang dimiliki guru akan sangat
berpengaruh terhadap siswa untuk memotivasi dirinya agar lebih giat dalam
belajar.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Suharsimi dalam Zuriah (2007: 162) “hipotesis dapat
diartikan sebagai alternatif suatu jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi
problematika yang diajukan dalam penelitian”. Berdasarkan pendapat di atas
maka peneliti merumuskan hipotesis:
Hipotesis I
H01 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru
ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS di
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Ha1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi
terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas dan XII IPS di SMA
Hipotesis II
H02 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru
ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta.
Ha2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi
terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian
yang diarahkan untuk menjelaskan pengaruh antara dua variabel yaitu
variabel bebas dengan variabel terikat, variabel bebas adalah kompetensi guru
dan sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi dan prestasi belajar siswa
(Notoatmodjo, 2002).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember
2016.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. Penelitian ini dilihat dari sudut pandang siswa, sehingga
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah pengaruh kompetensi guru ekonomi terhadap
motivasi dan prestasi belajar siswa.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Sundayana (2015: 15), populasi didefinisikan sebagai
keseluruhan subjek dan objek yang menjadi sasaran penelitian yang
mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut
Arikunto (2010:173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X, XI IPS, XII
IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 426 siswa.
2. Sampel Penelitian
Menurut Sundayana (2015: 15), sampel adalah sejumlah hal yang
diobservasi/diteliti yang relevan dengan masalah penelitian, subjek dan
objek yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS
di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 82 siswa.
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling karena dalam penelitian ini
pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti. Arikunto
cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini digunakan karena
beberapa pertimbangan, yaitu:
a. Siswa-siswi kelas XII IPS di anggap sudah dewasa dalam menilai
kepribadian guru dan cara mengajar guru.
b. Siswa-siswi kelas XI IPS tidak bisa menjadi responden penelitian
karena sudah menjadi subjek uji coba instrumen penelitian.
c. Siswa- siswi kelas X tidak bisa menjadi subjek penelitian karena
siswa-siswi kelas X belum terlalu mengenal guru dengan baik, baik
dari segi kepribadian dan cara mengajar guru.
Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti memilih untuk
mengambil sampel penelitian pada kelas XII IPS.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (independent variable)
Menurut Sugiyono (2013:61), variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi
guru ekonomi.
b. Variabel Terikat (dependent variable)
Menurut Sugiyono (2013:61), variabel terikat merupakan variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar
ekonomi dan prestasi belajar siswa.
2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian
a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi dan Motivasi Belajar Ekonomi
Variabel kompetensi guru ekonomi dan variabel motivasi belajar
diukur dengan menggunakan skala sikap dari Likert yang
menggunakan lima kategori terdiri dari: sangat setuju, setuju,
ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Adapun skala pengukuran
dijabarkan dalam bentuk tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Variabel prestasi belajar diukur berdasarkan nilai rapot kelas X1I IPS
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengumpulan data kuesioner atau angket dan dokumentasi.
1. Kuesioner
Menurut Suprapto (2013: 75), kuesioner adalah alat pengumpul
data yang berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
Terdapat dua bentuk kuesioner, yaitu :
a. Kuesioner bentuk tertutup
Kuesioner bentuk tertutup adalah kuesioner dengan jawaban pendek
atau tanggapan yang cukup memberi tanda centang (√) pada kotak yang
telah disediakan atau dengan cara melingkari nomor atau huruf di depan
pilihan jawaban yang tersedia.
b. Kuesioner bentuk terbuka
Kuesioner bentuk terbuka adalah kuesioner yang memberikan
kebebasan kepada responden untuk memberi tanggapan atau jawaban
secara bebas dengan kata-katanya sendiri.
Penelitian ini menggunakan kuesioner bentuk tertutup, dengan
pertimbangan kuesioner mudah diisi, waktu pengisian lebih singkat,
jawaban relevan dengan pertanyaan yang diajukan dan mudah dianalisis.
Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kompetensi
2. Dokumentasi
Menurut Suprapto (2013: 42) dokumentasi merupakan data
pelengkap, dapat berbentuk dokumen tertulis atau tidak tertulis, misalnya
notula rapat, daftar hadir, laporan keuangan, kebijakan kepala sekolah,
memorandum, dan foto-foto. Menurut Margono (2007: 181), dokumentasi
adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip,
teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan
untuk mengumpulkan data nilai rapot siswa kelas XII IPS SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta dan mengetahui jumlah siswa yang menjadi responden
dalam penelitian ini.
G. Operasionalisasi Variabel
a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi
Variabel dalam penelitian ini adalah kompetesi guru ekonomi. Kisi-kisi
kuesioner variabel kompetensi guru indikatornya disesuaikan dari peneliti
sebelumnya, adopsi dari skripsi Pradani Valleria (2015). Berikut ini
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kompetensi Guru Ekonomi
Variabel Dimensi Indikator
Memanfaatkan hasil
dan menjadi teladan 25,26
untuk mengajar
b. Variabel Motivasi Belajar Ekonomi
Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar ekonomi. Kisi-kisi
kuesioner motivasi belajar ekonomi di adopsi dari skripsi Yuliana Kartika
(2016). Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel Motivasi
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar
Variabel Dimensi Indikator
No Butir
c. Variabel Prestasi Belajar
Variabel dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Variabel
prestasi belajar diukur berdasarkan nilai rapot kelas X11 tahun ajaran
H. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Menurut Sundayana (2015: 59), validitas adalah ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau sahnya suatu instrumen. Instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti.
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
teknik korelasi product moment dari pearson (Sugiyono, 2013:286)
sebagai berikut:
Keterangan:
R = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total dari seluruh item
X = skor total dari setiap item
N = jumlah responden
∑XY = hasil kali X dan Y
Jika nilai koefisien rhitung lebih besar dari rtabel, maka butir soal
tersebut dikatakan valid. Jika rhitung lebih kecil dari rtabel, maka butir
tersebut dapat dikatakan tidak valid.
Nilai rtabel dapat dihitung dengan menggunakan sampel sebanyak
30 responden dengan taraf signifikansi 5%, dari responden sebanyak 30
siswa tersebut dapat dilihat di tabel dengan cara menghitung:
Keterangan:
Df = degree of freedom (derajat bebas)
n = jumlah responden
Perhitungan rtabel adalah sebagai berikut:
Df = 30 – 2 = 28
Jika nilai-nilai corrected item-total correlation setiap item lebih
besar dari nilai rtabel = 0,361, maka item pertanyaan-pernyataan dapat
dikatakan valid. Sebaliknya, jika nilai-nilai corrected item-total
correlation setiap item lebih kecil dari rtabel = 0,361, maka item
pertanyaan-pernyataan dikatakan tidak valid.
Pengujian validitas dilakukan secara serentak dengan jumlah
responden sebanyak 30 siswa. Pengujian validitas dilakukan di kelas XI
IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Berikut ini disajikan hasil validitas
item kuesioner untuk penelitian ini:
a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi
Pengujian validitas instrumen kompetensi guru ekonomi
dilakukan di kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan
responden sebanyak 30 siswa. Hasil pengujian validitas menunjukkan
bahwa ada butir yang tidak valid. Butir yang tidak valid adalah butir 1,
2, 9, 17, 18, 21, 27, 33, 35, 38, 44, dan 48. Karena ada beberapa butir
pernyataan/pertanyaan yang tidak valid maka dilakukan pengujian
validitas ulang. Pengujian ulang validitas instrumen kompetensi guru
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Ulang Validitas Butir Variabel Kompetensi Guru
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa setelah di hapus butir
pertanyaan/pernyataan yang tidak valid dan dilakukan pengujian ulang
validitas, maka semua butir pertanyaan/pernyataan tentang kompetensi
guru adalah valid karena nilai corrected item-total correlation untuk
semua butir > rtabel = 0,361.
b. Variabel Motivasi Belajar Ekonomi
Pengujian validitas instrumen motivasi belajar ekonomi
dilakukan di kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan
responden sebanyak 30 siswa. Hasil pengujian validitas menunjukkan
bahwa ada butir yang tidak valid. Butir yang tidak valid adalah butir 56,
59, 60, 63, 64, 65, 66, 69 dan 70. Karena ada beberapa butir
pernyataan/pertanyaan yang tidak valid maka dilakukan pengujian
validitas ulang. Pengujian validitas instrumen motivasi belajar ekonomi
disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.5
No Item rhitung rtabel keterangan
Butir 67 0,502 0,361 Valid
Butir 68 0,482 0,361 Valid
Butir 71 0,466 0,361 Valid
Butir 72 0,466 0,361 Valid
Tabel 3.5 menunjukan bahwa setelah menghapus beberapa butir
pertanyaan/pernyataan yang tidak valid dan dilakukan pengujian ulang
validitas, maka semua butir pertanyaan/pernyataan tentang motivasi
belajar ekonomi adalah valid karena nilai corrected item-total
correlation untuk semua butir> rtabel = 0,361.
2. Pengujian Reliabilitas
Menurut Kountur (2003:156), reliabilitas berhubungan dengan
konsistensi. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila
instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang di
ukur.
Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha (Kountur, 2003:158):
α =
Keterangan:
a = cronbach’s alpha
N = banyaknya pertanyaan
= variance dari pertanyaan = variance dari skor
Jika Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 maka kuesioner tersebut
Hasil pengujian reliabilitas instrumen variabel kompetensi guru
ekonomi dan motivasi belajar ekonomi tampak dalam tabel berikut:
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai r hitung Parameter Status
Kompetensi guru ekonomi 0, 949 0,6 Reliabel
Motivasi belajar ekonomi 0, 878 0,6 Reliabel
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk variabel
kompetensi guru adalah reliabel (keseluruhan nilai rhitung atau cronbach’s
Alpha > 0,6).
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Menurut Purwanto & Sulistyastuti (2007:94), analisis deskripstif
adalah teknik analisis yang memberikan informasi hanya mengenai data
yang diamati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta menarik
kesimpulan yang digeneralisasikan terhadap populasi, sedangkan menurut
Kountur (2003:104), penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin
tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif atau pemaparan. Data hasil kuesioner
dideskripsikan dengan penilaian Acuan Patokan tipe II (PAP II), karena
lebih rendah yaitu pada persentil 56. Tuntutan pada persentil 56 sering
disebut sebagai presentil minimal, karena passing score pada persentil 56
dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang paling
rendah. Perlu kiranya diperhatikan bahwa passing score pada persentil
kurang dari 56 dan lebih dari 65 biasanya tidak disarankan, mengingat
kedua passing score tersebut telah keluar dari persentil minimal dan
maksimal. Namun terbuka kesempatan untuk menentukan passing score
pada daerah persentil 56 dan 65, asalkan penentuan passing score tertentu
itu masih tetap memperhitungkan keadaan.
Nilai persentil PAP tipe II adalah sebagai berikut (Masidjo,
1995:157):
Tabel 3.7
Nilai Persentil PAP Tipe II
Nilai Persentil Kategori Kecendrungan Variabel
Dalam hal ini data penelitian yang ditetapkan sebelumnya memiliki skor
tertinggi 5 dan skor terendah 1, oleh karena itu untuk mendeskripsikan
kategori kecenderungan variabel yang harus dilakukan adalah menentukan
Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai persentil x (skor tertinggi
yang mungkin dicapai item – skor rendah yang mungkin dicapai)]
Perhitungan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi
Jumlah pertanyaan/pernyataan = 36; jumlah opsi = 5
Skor tertinggi = 5; skor terendah = 1
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 36 = 180
Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 36 = 36
Skor:
36 + 81% (180-36) = 152,64 dibulatkan 153
36 + 66%(180-36) = 131,04 dibulatkan 131
36 + 56% (180-36) = 116,64 dibulatkan 117
36+ 46% (180-36) = 102,24 dibulatkan 102
36 + 0% (180-36)= 36
Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan
variabel berikut:
Tabel 3.8
Rentang Kompetensi Guru Ekonomi
No. Interval Skor Kategori
1. 153 - 180 Sangat Tinggi
2. 131 - 152 Tinggi
3. 117 - 130 Cukup
4. 102-116 Rendah
b. Variabel Motivasi Belajar Ekonomi
Jumlah pertanyaan/pernyataan = 15; jumlah opsi = 5
Skor tertinggi = 5; skor terendah = 1
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 15 = 75
Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 15 = 15
Skor:
Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan
variabel berikut:
Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
distribusi data normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan
Kolmogorov Smirnov Test dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for
Windows. Kriteria pengujian data adalah jika nilai Asymptotic Sig.
3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan
a. Hipotesis
Hipotesis I
H01 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi
guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas
XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Ha1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru
ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas XII
IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Hipotesis II
H02 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi
guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS
di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Ha2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru
ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
b. Taraf Nyata (Significant Level)
Taraf nyata (Significant Level) adalah besarnya batas toleransi
dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter
populasinya (Basilius, 2015: 37). Taraf nyata dilambangkan dengan alpa
(α), semakin tinggi taraf nyata yang digunakan , semakin tinggi pula
penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji. Besarnya taraf nyata
c. Daerah Kritis Pengujian
Daerah kritis pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam
hal menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara
membandingkan hasil uji statistik dengan nilai kritis (nilai alpa tabel dan
distribusinya), (Basilius, 2015: 37). Hipotesis nol (Ho) diterima apabila
hasil uji statistiknya berada di luar nilai kritisnya. Sebaliknya, apabila hasil
uji statistiknya berada dalam nilai-nilai kritisnya maka hipotesis nol (Ho)
ditolak.
d. Rumus Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan analisis Chi-square (x2), langkah-langkah yang digunakan untuk uji hipotesis adalah sebagai
berikut:
1) Mencari Nilai Chi-Square (x2)
Uji Chi- Square (x2) digunakan untuk menguji perbandingan
variabel. Rumus yang digunakan untuk menguji Chi-squre (x2)
adalah sebagai berikut (Siregar, 2010: 231):
=
Keterangan:
fo: Frekuensi Observasi
fe : Frekuensi yang diharapkan
jika frekuensi harapan (fe) tidak diketahui maka dapat dicari
dengan persamaan sebagai berikut:
fe =
keterangan:
fo: Frekuensi Observasi
fe : Frekuensi yang diharapkan
n : jumlah data
2) Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika nilai Asymp. Sig > 0,05 maka Ho diterima. Hal tersebut
menunjukkan tidak ada pengaruh kompetensi guru ekonomi
terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta, maka tidak perlu dilakukan penentuan
derajat asosiasi. Jika Ha, diterima artinya menunjukkan pengaruh
koefisien kontingensi (C) maka langkah selanjutnya adalah mencari
derajat asosiasi.
3) Menentukan Besarnya Derajat Asosiasi
Apabila Ha diterima, selanjutnya untuk mengetahui derajat
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka
koefisien kontingensi (C) dibandingkan dengan koefisien
kontingensi maksimum (Cmax) dapat dicari dengan persamaan