BAB III METODE PENELITIAN
H. Teknik Pengumpulan Data
I. Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis untuk membatasi temuan dan menjadikannya data yang terstruktur, teratur, dan lebih bermakna. Teknik analisis data merupakan penjabaran lebih lanjut dari langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data yang dijelaskan dalam teknik pengumpulan data.
Teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles and Huberman (Sugiyono, 2016: 246) mengemukakan bahwa yang dilakukan saat menganalisis data kualitatif yaitu data harus dianalisis secara terus menerus sampai diperoleh hasil yang tuntas sehingga diperoleh data yang akurat.
Adapun kegiatan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Reduksi data
Jumlah data yang diperoleh selama penelitian sangat besar, sehingga diperlukan proses reduksi data. Reduksi data merupakan metode menganalisis data dengan meringkas dan memilih data yang dapat digunakan untuk membantu peneliti mengumpulkan data. Dalam mereduksi data penelitian, langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
a. Menganalisis hasil jawaban siswa untuk mengetahui jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan.
b. Mengelompokkan kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada tahap pertama yang disesuaikan dengan kriteria kesalahan yang diberikan oleh Hadar.
c. Mengambil 2 siswa yang melakukan kesalahan terbanyak berdasarkan indikator kriteria kesalahan Hadar.
d. Wawancara subjek yang telah ditentukan. 2. Menyajikan data
Sesudah mereduksi data, cara berikutnya yaitu menampilkan data tersebut. Data disajikan berbentuk teks naratif. Data yang disajikan adalah jenis-jenis kesalahan siswa saat menyelesaikan soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria hadar.
25
3. Membuat kesimpulan
Setelah data disajikan, tahap terakhir adalah membuat kesimpulan yaitu meringkas data yang didapatkan melalui proses reduksi dan penyajian data.
J. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat diperoleh melalui triangulasi. Triangulasi teknik adalah triangulasi yang digunakan pada penelitian ini. Triangulasi teknik bertujuan dalam uji kredibilitas data dengan menggunakan teknik yang beda yaitu tes dan wawancara untuk memeriksa data ke sumber yang sama. Analisis data dari hasil tes, dilakukan pengecekan dengan wawancara sehingga dapat dijadikan sebagai pembanding dan pelengkap untuk memperkuat data hasil penelitian. Apabila uji kredibilitas dengan menggunakan kedua teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti selanjutnya akan berdiskusi dengan sumber data untuk menentukan mana yang dianggap benar (Sugiyono, 2016: 274).
26 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian didapatkan dari subjek dalam hal ini adalah siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone. Pelaksanaan tes diikuti sebanyak 14 siswa. Sedangkan pelaksanaan wawancara dipilih 2 siswa yang melakukan kesalahan terbanyak berdasarkan indikator kriteria kesalahan Hadar.
Untuk memudahkan dalam menganalisis data penelitian, maka dibuat kode P, S1A1 dan S1T1 dengan maksud sebagai berikut:
P : Pewawancara
S1 : Subjek penelitian ke-
A1 : Petikan wawancara untuk jenis kesalahan ke- T1 : Petikan tes tertulis ke-
Berikut data siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone yang mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan.
Tabel 4.1 Pengelompokan Jenis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis HOTS
No. Subjek Nomor Soal
A1 A2 A3 A4 A5 A6 1 S1 - - 2,4 2 - - 2 S2 1,2 1,2,3 1,2,3 1,2 2,4 - 3 S3 1,2,4 1,2 1,2 1,2 - - 4 S4 3 3 3 3 - - 5 S5 2 2 2 2 3,4 - 6 S6 1,2 1,2 1,2 1,2,3 - -
27 7 S7 2 2 2 2 - - 8 S8 3,4 3,4 3,4 3,4 - - 9 S9 1,2,4 1,2,4 1,2,4 1,2,4 - - 10 S10 1,2 1,2 1,2 1,2 - - 11 S11 - - - - 1 2 12 S12 1,2 1,2 1,2 1,2 - - 13 S13 4 4 4 4 - - 14 S14 1 1 1 1 - - Jumlah 12 12 13 13 3 1 Keterangan:
A1 : Kesalahan menggunakan data A2 : Kesalahan menginterpretasi bahasa
A3 : Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan A4 : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
A5 : Penyelesaian tidak diperiksa kembali A6 : Kesalahan teknis
: Subjek yang melakukan kesalahan terbanyak
1, 2, 3, 4 : Nomor soal yang salah pada setiap indikator kesalahan
Pada tabel 4.1 dapat dilihat 12 siswa yang melakukan kesalahan menggunakan data, 12 siswa yang melakukan kesalahan menginterpretasi bahasa, 13 siswa yang melakukan kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, 13 siswa yang melakukan kesalahan menggunakan definisi atau teorema, 3 siswa yang tidak memeriksa kembali jawabannya dari 14 siswa dan 1 siswa yang melakukan kesalahan teknis dari 14 siswa. Dan subjek yang terpilih yaitu 2 subjek yang melakukan kesalahan terbanyak berdasarkan indikator kriteria kesalahan Hadar diantara semua subjek, di mana subjek yang terpilih adalah subjek S2 dan S5. Adapun jika jumlah kesalahan antar subjek sama maka dipilih subjek yang bersedia mengikuti
semua proses dalam penelitian ini serta peneliti membandingkan semua jenis kesalahan yang dilakukan subjek.
Berikut analisis deskriptif mengenai jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria Hadar:
1. Subjek S2
Kesalahan yang dilakukan subjek S2 dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS materi pola bilangan pada tiap soal adalah sebagai berikut:
Soal nomor 1
Gambar 4.1 Lembar Jawaban Subjek S2 Nomor 1
S2T1
29
Gambaran data untuk setiap kesalahan yang dilakukan subjek S2 pada soal nomor 1 dijelaskan sebagai berikut:
a. Kesalahan menggunakan data
Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.1 terlihat bahwa subjek mengabaikan sebagian data yang diberikan yaitu subjek hanya menggunakan data bakteri mula-mula dan jika bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit (S2T1, S2T2, S2T3).
Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan data pada soal nomor 1:
P : Pada soal nomor 1 saat dibaca apa yang diketahui dek?
S2A1 : Yang diketahui kak itu bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit jumlahnya 14.580 dan bakteri mula-mula itu kak 20.
P : Selain itu masih ada yang di ketahui pada soal dek? S2A1 : Menurut saya itu saja kak.
P : Ok, Terus apa yang ditanyakan pada soal dek?
S2A1 : Berapakah jumlah bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit kak.
P : Apakah semua informasi yang terdapat pada soal diperlukan dalam menyelesaikan soal nomor 1 dek?
S2A1 : Tidak ji kak. P : Kenapa bisa dek?
S2A1 : Karena di soal itu kak yang natanyakan cuma berapa jumlah bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit kak, jadi saya tidak pakai ji jumlahnya bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit yang saya pakai dalam menyelesaikan soal nomor 1 cuma jumlah bakteri mula-mula kak.
Pada hasil wawancara, subjek mengartikan informasi pada soal tidak sesuai dengan teks sebenarnya sehingga subjek mengabaikan sebagian data dalam menyelesaikan soal yaitu subjek mengabaikan data jika jumlah bakteri membelah diri menjadi tiga setiap 13 menit, dan subjek
tidak mencari waktu t yang dibutuhkan sehingga jumlah bakteri menjadi 14.580 ketika membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit sebelum menentukan jumlah bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit setelah waktu t. Data yang digunakan dalam menyelesaikan soal nomor 1 hanya jumlah bakteri mula-mula dan ketika bakteri membelah diri menjadi tiga setiap 26 menit. Jadi, berdasarkan hasil wawancara dan tes subjek melakukan kesalahan menggunakan data.
b. Kesalahan menginterpretasi bahasa
Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.1 terlihat bahwa subjek keliru dalam menafsirkan diperlukan waktu t agar jumlah bakteri menjadi 14.580, subjek manganggap bahwa waktunya itu adalah ketika bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit. Sehingga subjek menganggap yang ditanyakan pada soal yaitu banyak bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit padahal yang ditanyakan adalah banyak bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit setelah waktu t (S2T1, S2T2).
Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menginterpretasi bahasa pada soal nomor 1:
P : Apa makna kalimat pada soal nomor 1 dek?
S2A2 : Menurut saya kak itu bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 16 menit jumlahnya menjadi 14.580 kemudian yang ditanyakan itu kak jika seandainya bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit dan di mana jumlah bakteri mula-mula cuma 20 kak.
P : Untuk soal nomor 1 apakah adek susah mengubahnya ke bentuk matematika karena soalnya berbentuk cerita?
31
S2A2 : Tidak kak, karna dilihat yang diketahui pada soal kuperolehmi a nya 20 kak kan bakteri mula-mula 20. Dan ketika bakteri membelah diri menjadi tiga setiap 13 menit di dapat mi jumlah bakteri 14.580 berarti r nya 3, t nya 13 dan Un nya 14.580. P : Terus dek?
S2A2 : Kemudian yang ditanyakan itu kak jika seandainya bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit barapa jumlah bakteri, berarti r nya 3 dan t nya 26 kak.
Dari petikan wawancara, terlihat subjek awalnya mampu mengetahui informasi dalam soal tetapi subjek keliru dalam menentukan bahwa ketika jumlah bakteri 14.580 waktunya itu adalah ketika bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit. Kemudian, karena subjek tidak memahami kalimat soal dengan baik maka subjek tidak mencari waktu yang diperlukan agar jumlah bakteri menjadi 14.580 sebelum menentukan jumlah bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit. Jadi, hasil tes dan wawancara menunjukkan bahwa subjek melakukan kesalahan menginterpretasi bahasa.
c. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan
Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.1 terlihat bahwa subjek keliru dalam mengambil kesimpulan dengan menentukan bahwa ketika jumlah bakteri menjadi 14.580 waktunya hanya 13 menit, dan subjek keliru menentukan jumlah bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit, sebaiknya subjek menentukan berapa waktu yang di butuhkan sehingga jumlah bakteri menjadi 14.580 ketika bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit sebelum menentukan jumlah bakteri setelah waktu t ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit (S2T1, S2T2, S2T3).
Berikut merupakan petikan wawancara mengenai hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan pada soal nomor 1:
P : Bagaimana langkah awal ta untuk selesaikan soal nomor 1 dek?
S2A3 : Menurut saya kak karena yang natanyakan kak berapa banyak bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit kak jadi saya pake mi rumus barisan geometri kak.
P : Kenapa rumus barisan geometri di pake dek?
S2A3 : karena dari yang diketahui di soal kak bakteri mula-mula itu 20 kak jadi ku ambilmi a nya 20 dan ketika membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit jumlahnya itu 14.580 berarti t nya 13 menit sehingga 𝑈𝑛 nya 14.580. dan ditanyakan jumlah bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit bararti a nya juga pasti 20 kak dan t nya 26 menit jadi saya pakemi rumus barisan geometri karena yang diketahui a, r dan t nya kak.
P Oh iya dek.
Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek keliru dalam mengambil kesimpulan dengan menentukan bahwa ketika jumlah bakteri menjadi 14.580 waktunya hanya 13 menit, dan keliru menentukan bahwa yang ditanyakan adalah jumlah bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit setelah waktu t karena subjek menganggap yang ditanyakan adalah jumlah bakteri ketika membelah diri menjadi 3 dalam waktu 26 menit, sebaiknya subjek harus menentukan berapa waktu yang di butuhkan sehingga jumlah bakteri menjadi 14.580 ketika membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit sebelum menentukan jumlah bakteri setelah waktu t ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit. Jadi, hasil tes dan wawancara meununjukkan bahwa subjek melakukan kesalahan mmenggunakan logika untuk menarik kesimpulan.
33
d. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.1 terlihat bahwa subjek terlihat telah menuliskan rumus yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal yaitu 𝑈𝑛 = 𝑎 × 𝑟𝑡 tetapi subjek tidak menerapkan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal (S2T3).
Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada soal nomor 1:
P : Pas dibaca soal nomor 1 dek mauki selesaikan soalnya pake konsep apa dek?
S2A4 : Menurut saya kak setelah saya baca soalnya, soal itu di selesaikan dengan rumus barisan geometri kak karna yang natanyakan jumlah bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit.
P : Yakin ki begitu rumusnya barisan geometri dek?
S2A4 : Tidak sih kak, tapi cuma ku lihat ji dari soal kak itu yang diketahui r nya 3, a nya 20 kak dan yang ditanyakan itu jika bakteri membelah diri setiap 26 menit jadi t nya 26.
P : Jadi menurut ta rumus ini digunakan untuk mengerjakan soal nomor 1 dek?
S2A4 : Iye kak.
Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek mampu menyebutkan konsep yang digunakan pada soal yaitu konsep barisan geometri tetapi subjek keliru menuliskan rumus barisan geometri yaitu 𝑈𝑛 = 𝑎 × 𝑟𝑡, rumus barisan geometri yang tepat adalah 𝑈𝑛 = 𝑎𝑟𝑛−1. Sehingga dari hasil tes dan wawancara subjek melakukan kesalahan dalam menggunakan definisi atau teorema.
Jadi, pada soal nomor 1 subjek melakukan kesalahan menggunakan data, kesalahan menginterpretasi bahasa, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan dan kesalahan dalam menggunakan definisi atau teorema.
Soal nomor 2
Gambar 4.2 Lembar Jawaban S2 Nomor 2
Gambaran data untuk setiap kesalahan yang dilakukan subjek S2 pada soal nomor 2 dijelaskan sebagai berikut:
a. Kesalahan menggunakan data
Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.2 terlihat bahwa subjek mengartikan infomasi pada soal tidak sesuai dengan teks sebenarnya yaitu subjek menganggap bahwa pada gaji yang diberikan pada pilihan kedua andre yaitu Rp10.000 pada hari pertama dan hanya akan bertambah 2 setiap harinya padahal informasi pada soal gaji andre
S2T5
S2T3 S2T1
S2T4 S2T2
35
akan bertambah 2 kali lipat tiap harinya selama seminggu (S2T3). Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan data pada soal nomor 2:
P : Setelah dibaca soal nomor 2 dek informasi apa yang didapatkan?
S2A1 : Yang diketahui itu kak andre mau dikontak kerja selama 1 minggu kak, terus dia di suruh memilih gaji antara 75.000/hari atau 10.000 pada hari pertama dan bertambah 2 kali lipat tiap harinya kak.
P : Ok, informasi apa lagi yang ada pada soal dek? S2A1 : Tidak ada mi kak.
P : Ok, Terus informasi yang ditanyakan dalam soal dek? S2A1 : Pilihan terbaik yang harus dipilih andre kak.
P : Simbol apa yang digunakan untuk menuliskan informasi yang diperoleh dalam soal?
S2A1 : Dipilihan pertama itu kak a nya 75.000 dan n nya 7, terus pilihan kedua a nya 10.000 n nya juga 7 dan b nya 2 kak. P : Oh iya dek.
Pada hasil wawancara, subjek sebenarnya dapat menyebutkan informasi apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal tetapi subjek mengartikan infomasi pada soal tidak sesuai dengan teks sebenarnya yaitu subjek menganggap bahwa pada gaji yang diberikan pada pilihan kedua andre yaitu Rp10.000 pada hari pertama dan hanya akan bertambah 2 setiap harinya padahal informasi pada soal gaji andre akan bertambah 2 kali lipat tiap harinya selama seminggu. Sehingga dari data tes dan wawancara terjadi kesalahan dalam menggunakan data.
b. Kesalahan menginterpretasi bahasa
Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.2 terlihat bahwa subjek keliru dalam menafsirkan gaji sebesar Rp10.000 pada hari pertama dan bertambah 2 kali lipat tiap harinya, subjek menganggap
bahwa gaji andre hanya bertambah 2 setiap harinya sehingga subjek salah dalam membuat model matematikanya yaitu b = 2 padahal yang diketahui pada soal adalah r = 2 (S2T3). Berikut merupakan petikan wawancara mengenai hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menginterpretasi bahasa pada soal nomor 2:
P : Untuk soal nomor 2 dek susahki ubah kebentuk matematika kan soalnya soal cerita ?
S2A2 : Mudah kak, karna informasi dalam soal itu lamanya mau dikontrak 7 hari jadi kudapat mi n nya 7 kak.
P : Terus dek?
S2A2 : Pilihan pertamanya itu kak gaji sebesar 75.000 otomatis a nya 75.000 kak terus pilihan keduanya gaji sebesar 10.000 pada hari pertama dan bertambah 2 kali lipat tiap harinya berarti a nya 10.000 dan b nya 2 kak.
P : Oh iya dek.
Dari hasil wawancara terlihat di pilihan kedua gaji andre sebesar Rp10.000 pada hari pertama dan bertambah 2 kali lipat tiap harinya subjek menganggap bahwa gajinya hanya bertambah 2 setiap harinya yaitu 10.000 + 2 dan seterusnya, padahal sebenarnya gaji andre bertambah 2 kali lipat tiap harinya yaitu 10.000 × 2 dan seterusnya sehingga subjek salah dalam membuat model matematikanya yaitu b = 2 padahal yang diketahui pada soal adalah r = 2. Jadi data tes dan wawancara menunjukkan subjek melakukan kesalahan menginterpretasi bahasa.
c. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan
Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.2 terlihat bahwa subjek keliru dalam mengambil kesimpulan dengan menentukan bahwa ketika andre di beri gaji Rp 10.000 pada hari pertama dan bertambah dua kali lipat tiap harinya selama seminggu subjek langsung
37
menarik kesimpulan bahwa gaji andre hanya akan bertambah 2 tiap harinya selama seminggu sehingga subjek menarik kesimpulan bahwa soal tersebut merupakan deret aritmatika padahal soal tersebut adalah deret geometri (S2T3, S2T4).
Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan pada soal nomor 2:
P : Bagaimana langkah awal ta untuk selesaikan soal nomor 2 dek?
S2A3 : Dari soal itu kak terdapat 2 pilihan pertama itu gaji 75.000/hari selama 1 minggu berarti langsung saya kali mi 75.000 × 7 kak.
P : Kenapa bisa langsung dikalikan saja dek?
S2A3 : Karena dari soal gajinya 75.000 perhari dan itu selama 1 minggu kak berarti itu gaji yg 75.000 di kali mi 7 kak.
P : Ok. Terus pilihan keduanya bagaimana dek?
S2A3 : Pilihan keduanya itu kak gaji sebesar 10.000 pada hari pertama bertambah 2 kali lipat tiap harinya selama 1 minggu berarti saya pake mi rumus deret aritmatika kak.
P : Kenapa pake ki rumus itu dek?
S2A3 : Hmmm karna itu gajinya kak 10.000 pada hari pertama dan bertambah 2 setiap harinya jadi menurut saya kak itu deret aritmatika karna bertambah 2 kak.
Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek keliru dalam mengambil kesimpulan dengan menentukan bahwa ketika andre di beri gaji Rp 10.000 pada hari pertama dan bertambah dua kali lipat tiap harinya selama seminggu subjek langsung menarik kesimpulan bahwa gaji andre hanya akan bertambah 2 tiap harinya selama seminggu sehingga subjek menarik kesimpulan bahwa soal tersebut merupakan deret aritmatika padahal soal tersebut adalah deret geometri. Jadi berdasarkan tes dan
wawancara subjek melakukan kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan.
d. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.2 terlihat bahwa subjek telah menuliskan rumus yang dibutuhkan dalam menyelesaikan soal yaitu pilihan pertama Sn = a × n dan pilihan kedua 𝑆𝑛 = 𝑛
2(2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏). Tetapi subjek keliru dalam menentukan rumus yang digunakan untuk pilihan kedua. Rumus yang dituliskan yaitu rumus deret aritmatika padahal rumus yang dibutuhkan untuk penyelesaian soal tersebut adalah deret geometri yaitu 𝑆𝑛 =𝑎(𝑟𝑛−1)
𝑟−1 (S2T4).
Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada soal nomor 2:
P : Pas dibaca soal nomor 2 dek mauki selesaikan soalnya pake konsep apa dek?
S2A4 : Menurut saya kak, pilihan pertama itu kak langsung saya kalikan ji kak yaitu a × n terus pilihan keduanya kak pakeka rumus deret aritmatika kak.
P : Yakin ki rumusnya menggunakan deret aritmatika dek?
S2A4 : Iya kak, karna di situ diketahui a nya 10.000 b nya 2 dan yang natanyakan itu kak manakah pilihan terbaik yang harus di pilih andre berarti itu pilihan 1 dan 2 kak mau dihitung jumlahnya baru dibandingkan. Jadi menurut saya kak yang natanyakan itu pilihan kedua jumlahnya kak jadi saya pake mi rumus deret aritmatika.
P : Oh iya dek.
Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek menyebutkan konsep yang digunakan pada pilihan pertama yaitu a × n pilihan kedua yaitu rumus deret aritmatika 𝑆𝑛 =𝑛
39
menetukan rumus yang harus digunakan pilihan kedua seharusnya subjek
menggunakan rumus deret geometri 𝑆𝑛 =𝑎(𝑟𝑛−1)
𝑟−1 . Subjek keliru dalam menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal nomor 2 karena subjek menganggap gaji andre hanya bertambah 2 setiap harinya sehingga subjek menggunakan rumus deret aritmatika. Jadi berdasarkan hasil wawancara dan tes subjek melakukan kesalahan menggunakan definisi atau teorema.
e. Penyelesaian tidak diperiksa kembali
Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.2 terlihat bahwa subjek terlihat tidak menuliskan kesimpulan dari langkah penyelesaiannya (S2T5). Berikut merupakan wawancara terkait dengan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 terkait dengan penyelesaian tidak diperiksa kembali pada soal nomor 2.
P : Apakah adek memeriksa kembali jawabannya? S2A5 : Tidak kak.
P : Yakin ki kalau jawabanta tidak adami yang salah dek? S2A5 : Tidak yakin kak karena kulupa tulis kesimpulannya kak. P : Oh iya dek.
Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek tidak memeriksa ulang kembali jawabannya sehingga subjek lupa menuliskan kesimpulan dari jawabannya sehingga subjek tidak menjawab apa yang ditanyakan dari soal. Sehingga berdasarkan data tes dan wawancara subjek tidak memeriksa kembali jawabannya.
Jadi, pada soal nomor 2 subjek melakukan kesalahan menggunakan data, kesalahan menginterpretasi bahasa, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, kesalahan dalam menggunakan definisi atau teorema dan penyelesaian tidak diperiksa kembali.
Soal nomor 3
Gambar 4.3 Lembar Jawaban Subjek S2 Nomor 3
Gambaran data untuk setiap kesalahan yang dilakukan subjek S2 pada soal nomor 3 dijelaskan sebagai berikut:
a. Kesalahan menginterpretasi bahasa
Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.3 terlihat bahwa subjek keliru dalam menafsirkan informasi pada soal yaitu subjek menganggap bahwa pendaftaran murid baru di mulai dari bulan 4 sehingga subjek menetukan suku pertamanya yaitu bulan ke 4 (S2T1, S2T2).
S2T1
S2T2
41
Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menginterpretasi bahasa pada soal nomor 3:
P : Untuk soal nomor 3 dek susah ki buat model matematikanya kan soal cerita?
S2A2 : Tidak kak karena berdasarka n informasi pada soal kudapatmi suku pertamanya 20 kak.
P : Dari mana dapat suku pertmanya 20 dek?
S2A2 : Kan di soal kak yang mendaftar pada bulan 4 ada 20 murid. P : Terus apa lagi dek?
S2A2 : Kemudian Sn nya 360 kak karena jumlah siswa yang mendaftar dalam 1 tahun adalah 360 murid.
Dari hasil wawancara terlihat subjek keliru dalam menafsirkan informasi pada soal yaitu jumlah murid yang mendaftar pada bulan ke 4 ada 20 murid di mana subjek menganggap pendaftaran dimulai bulan 4