• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh HUSRIANA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh HUSRIANA NIM"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILLS

(HOTS) BERDASARKAN KRITERIA HADAR PADA KELAS VIII SMP SATAP 3 TELLU LIMPOE KABUPATEN BONE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh HUSRIANA NIM 10536 11133 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim…..

“Jangan Mimpikan Hidup Tapi Hidupkan Mimpi”

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, baik berupa nikmat kesehatan maupun kesempatan sehingga karya ini dapat terselesaikan. Dan kepada Kedua orang tuaku, Saudaraku dan Sahabatku yang senantiasa memenjatkan Doa dan mencurahkan kasih dan sayang yang tulus kepada penulis.

(7)

vii ABSTRAK

Husriana. 2021. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) Berdasarkan Kriteria Hadar Pada Kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Usman Mulbar dan Pembimbing II St. Nur Humairah Halim.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone dalam menyelesaikan soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria Hadar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metodologi penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes tertulis soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills dan wawancara. Subjek penelitian ini berjumlah 2 siswa yaitu siswa yang melakukan kesalahan terbanyak berdasarkan indikator kriteria kesalahan Hadar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone dalam menyelesaikan soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria Hadar yaitu: Kesalahan menggunakan data di mana siswa mengabaikan sebagian data yang diberikan dan siswa mengartikan informasi soal tidak sesuai dengan teks sebenarnya. Kesalahan menginterpretasi bahasa di mana siswa tidak memahami makna soal sehingga siswa mengubah soal cerita ke dalam bentuk model matematika dengan arti yang berbeda. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan di mana siswa mengambil kesimpulan kurang tepat dalam menentukan bagaimana langkah awal dalam menyelesaikan masalah pada soal. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema di mana siswa menerapkan rumus pada kondisi yang tidak sesuai, dan tidak teliti atau tidak tepat dalam menerapkan rumus untuk menyelesaikan soal. Dan penyelesaian tidak diperikasa kembali di mana siswa tidak menuliskan kesimpulan langkah penyelesaiaanya, dan jawaban siswa dan langkah penyelesaiannya berbeda karena siswa mengerjakan soal secara terburu-buru.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Alhamdulillah atas izin allah SWT dan dengan doa usaha serta semangat yang penulis miliki akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) Berdasarkan Kriteria Hadar Pada Kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone” dapat diselesaikan dengan baik seebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada ayahanda dan ibunda tercinta atas segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan motivasi dari banyak pihak, maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, M. Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

3. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Prof. Dr. H. Usman Mulbar, M.Pd. selaku Pembimbing 1 yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu St. Nur Humairah Halim, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama penyusunan sehingga skripsi selesai dengan baik. 6. Seluruh bapak dan ibu dosen di program studi pendidikan matematika yang telah memberikan banyak illmu dan berbagi pengalaman selama penulis menimba ilmu di program studi pendidikan matematika..

7. Bapak Drs. H. Jumrang. J. M. Si. Selaku Kepala Sekolah SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone atas kesediaannya memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Adik-adik kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe yang telah membantu penulis untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Sebagai seorang yang masih dalam tahap belajar, tentu saja skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, penulis dengan hati terbuka menerima segala kritik dan saran guna perbaikan dan peningkatan kualitas penulis dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.

Makassar, Oktober 2020 Penulis

(10)

x DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii SURAT PERNYATAAN ... iv SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBA HAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Batasan Istilah ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori... 7

B. Hasil Penelitian Relevan ... 15

C. Kerangka Pikir... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subjek Penelitian ... 19

D. Fokus Penelitian ... 20

E. Prosedur Penelitian ... 21

F. Sumber Data ... 21

G. Instrumen Penelitian ... 22

H. Teknik Pengumpulan Data ... 22

(11)

xi

J. Teknik Pengujian Keabsahan Data ... 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 26 B. Pembahasan ... 53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 65 B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 4.1 Pengelompokkan Jenis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Satap 3

Tellu Limpoe dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis HOTS ... 26 Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Penelitian Subjek yang Melakukan Kesalahan

Terbanyak ... 52 Tabel 4.3 Hasil Analisis Data Subjek yang Melakukan Kesalahan

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 18

Gambar 3.1 Bagan Subjek Penelitian... 20

Gambar 4.1 Lembar Jawaban Subjek S2 Nomor 1 ... 28

Gambar 4.2 Lembar Jawaban Subjek S2 Nomor 2 ... 34

Gambar 4.3 Lembar Jawaban Subjek S2 Nomor 3 ... 40

Gambar 4.4 Lembar Jawaban Subjek S2 Nomor 4 ... 43

Gambar 4.5 Lembar Jawaban Subjek S5 Nomor 2 ... 44

Gambar 4.6 Lembar Jawaban Subjek S5 Nomor 3 ... 49

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Penelitian

1. Kisi-kisi soal matematikan berbasis HOTS 2. Tes soal matematika berbasis HOTS

3. Pedoman wawancara soal matematika berbasis HOTS

Lampiran 2 Lembar Jawaban Subjek

Lampiran 3 Persuratan

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 disebutkan yaitu pendidikan ialah upaya sadar serta terencana yang bertujuan untuk menciptakan suasana belajar ataupun proses pembelajaran sehingga peserta didik dengan aktif meningkatkan potensi dirinya, guna mewujudkan kekuatan spiritual dan keagamaan, pengendalian diri, karakter, kebijaksanaan, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan oleh dirinya, warga, bangsa, dan negeri. Upaya yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan itu adalah meningkatkan mutu pendidikan dalam berbagai bidang, salah satunya matematika.

Matematika ialah ratu ilmu yang merupakan salah satu pelajaran dasar pada semua jenjang pendidikan formal yang berkaitan dengan berbagai ilmu ataupun kehidupan lainnya (Herdiyana, 2019: 2). Sadar akan pentingnya peran matematika, diharapkan semua siswa SMP dapat menguasai matematika sesuai dengan persyaratan kurikulum, namun tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini kemampuan matematika siswa masih sangat rendah.

(16)

Kurikulum 2013 sekarang yang ditetapkan oleh pemerintah mensyaratkan siswa memiliki kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Sebagaimana yang tertuang pada Permendikbud No. 24 tahun 2016 mengenai kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum 2013 pada sekolah dasar serta sekolah menengah di mana kompetensi inti kelas VIII SMP yaitu KI 4: Mengolah, menyajikan, serta penalaran pada ranah konkret (penggunaan, analisis, penataan, modifikasi dan kreasi) serta ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) disesuaikan dengan yang dipelajari di sekolah ataupun sumber lain yang persis sudut pandang atau teorinya (Putri, 2019: 3). Kata “menalar” pada KI 4 membuktikan bahwa pada kurikulum 2013 siswa diharuskan agar mampu bernalar yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru matematika SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone pada tanggal 26 Juni 2020, peneliti mengidentifikasi bahwa masih banyak siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal Matematika yang berhubungan dengan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kesalahan yang biasa dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan yaitu:

1. Kesalahan menggunakan data yaitu kesalahan yang terjadi karena siswa menyalin data dari soal kurang tepat dan siswa biasa mengabaikan data yang diberikan.

2. Kesalahan menginterpretasi bahasa seperti kesalahan siswa mengubah soal cerita menjadi persamaan matematika dengan makna yang beda.

(17)

3

3. Kesalahan menggunakan definisi ataupun rumus seperti dalam menyelesaikan soal siswa menggunakan rumus barisan geometri padahal rumus yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut adalah deret geometri.

4. Penyelesaian tidak diperiksa kembali yaitu kesalahan yang terjadi karena siswa menyelesaikan soal dengan buru-buru sehingga jawabannya tidak diperiksa kembali sehingga hasil akhir dan langkah penyelesaiannya tidak sama.

5. Kesalahan teknis seperti kesalahan yang terjadi karena kesalahan perhitungan.

Sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Laman E.W. (2019) dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Higher Order Thinking Skills (HOTS) Berdasarkan Kriteria Hadar Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas XII SMAN 5 Makassar” memperoleh hasil penelitian yaitu bahwa subjek yang menyelesaikan soal HOTS pada materi aljabar melakukan kesalahan menginterpretasi bahasa, melakukan kesalahan saat penggunaan logika untuk membuat kesimpulan, serta kesalahan penggunaan definisi ataupun rumus sedangkan kesalahan ketika memecahkan masalah matematika HOTS materi geometri kebanyakan terjadi kesalahan dalam penggunaan logika ketika membuat kesimpulan, kesalahan dalam penggunaan definisi ataupun rumus, serta kesalahan teknis.

Pada penelitian tersebut kesalahan siswa yang digunakan ialah jenis-jenis kesalahan menurut Hadar, dkk (1987: 9) yaitu kesalahan penggunaan data, kesalahan menginterpretasi bahasa, kesalahan penggunaan logika dalam

(18)

membuat kesimpulan, kesalahan penggunaan definisi ataupun teorema, penyelesaiannya tidak diperiksa ulang, dan kesalahan teknis.

Kesalahan siswa ketika menjawab suatu soal dapat dianalisis dengan melihat jawaban siswa saat menjawab soal, sehingga dapat diketahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa saat mengerjakan soal matematika. Menganalisis jawaban siswa menggunakan kriteria kesalahan menurut Hadar merupakan salah satu cara untuk menganalisis jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada saat menyelesaikan soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Berdasarkan pemaparan diatas sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) Berdasarkan Kriteria Hadar Pada Kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini ialah bagaimanakah jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone dalam menyelesaikan soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria Hadar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone dalam menyelesaikan soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria Hadar.

(19)

5

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan matematika dan bermanfaat bagi siswa dan pendidikan matematika. Diharapkan dalam penelitian ini:

1. Untuk Pendidikan Matematika

Diharapkan dapat membantu menambah pengetahuan akan pentingnya pembiasaan menyelesaikan soal berbasis HOTS. Dan sebagai referensi di perpustakaan untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama.

2. Untuk Siswa

Diharapkan siswa bisa menyadari di mana letak kesalahan yang dilakukannya sehingga siswa dapat meningkatkan pengetahuannya saat menyelesaikan soal matematika yang berkaitan dengan analisis, evaluasi dan kreasi sehingga tidak terjadi kesulitan dan kesalahan lagi dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan. Serta dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS.

3. Untuk Guru

Sebagai bahan informasi untuk guru matematika mengenai jenis-jenis kesalahan yang terjadi pada saat siswa menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada pola bilangan sehingga guru bisa menggunakan strategi yang tepat dalam proses mengajar.

(20)

4. Untuk Peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam pembelajaran.

E. Batasan Istilah 1. Analisis

Dalam KBBI (2008: 60) analisis diartikan sebagai pemeriksaan atas suatu kejadian (artikel, tindakan, dll.) untuk diketahui keadaan yang sesungguhnya (penyebab, masalah, penanganan kasus, dll.).

2. Kesalahan menurut Hadar

kesalahan yang diberikan oleh Hadar, dkk (1987: 9) adalah kesalahan menggunakan data, kesalahan menginterpretasi bahasa, kesalahan penggunaan logika dalam membuat kesimpulan, kesalahan penggunaan definisi ataupun teorema, penyelesaiannya tidak diperiksa ulang serta kesalahan teknis.

3. Soal matematika berbasis HOTS

Soal matematika berbasis HOTS merupakan soal yang menuntut kemampuan untuk menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) semua aspek dan masalah.

(21)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian analisis kesalahan

Dalam KBBI (2008: 60) analisis diartikan sebagai pengkajian atas suatu kejadian (artikel, perbuatan, dll.) untuk diketahui kondisi yang sebetulnya (penyebab, alasan, fakta, dll.). Satori & Komariah (Herdiyana, 2019: 12) juga mengatakan bahwa analisis merupakan upaya untuk menguraikan suatu masalah atau fokus penelitian menjadi beberapa bagian (penguraian) agar dapat memahami secara jelas bentuk tatanan sesuatu sesuai dengan situasi yang sebenarnya. Sedangkan menurut Laman (2019: 20) analisis merupakan proses penyelidikan mendalam yang berkaitan dengan sesuatu dengan menyelidiki, menganalisis, membedakan dan mengklasifikasikan berdasarkan standar tertentu untuk memahami situasi yang sebenarnya. Dari beberapa pendapat diatas maka bisa disimpulkan bahwa analisis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyelidiki masalah, atau fokus kajian secara sistematis agar kebenarannya diketahui guna memperoleh kesimpulan yang sesuai. Pada penelitian ini masalah yang ingin dianalisis ialah kesalahan siswa saat selesaikan soal matematika berbasis HOTS. Melalui analisis kesalahan siswa, bisa membantu guru mengevaluasi kemampuan belajar siswa.

(22)

Dalam KBBI (2008: 1248) kesalahan merupakan penyimpangan, kekeliruan dan kelalaian. Eva (2011: 10) mengatakan saat mendalami konsep matematika, kesalahan matematika yaitu penangkapan yang salah ataupun tidak sinkron dengan kaidah matematika. Sehingga dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan adalah hasil tindakan yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. yang tidak benar dan menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan. Tindakan yang tidak tepat bisa membuat tujuan tidak tercapai dengan baik sehingga kalau kesalahan tersebut dikaitkan dengan matematika, kesalahan yaitu pemahaman yang salah atau kurang tepat saat mempelajari tentang masalah matematika yang mengakibatkan terjadinya kesulitan dan oleh karena itu tidak bisa selesai.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan adalah penyelidikan terhadap letak kesalahan yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan.

(23)

9

2. Kriteria kesalahan menurut Hadar dalam menyelesaikan soal matematika

Menurut Hadar, dkk (1987: 9) jenis-jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:

a. Kesalahan menggunakan data (Misused data)

Kesalahan yang biasanya terjadi pada bagian ini adalah ketidaksesuaian ketika siswa gunakan data yang diketahui dengan data yang dipahami siswa. Yang termasuk pada kesalahan data adalah:

1) Siswa yang salah menyalin data dari soal. 2) Siswa menambah data yang tak diperlukan. 3) Mengabaikan data yang ada.

4) Menggunakan suatu syarat yang tidak diperlukan.

5) Informasi diartikan tidak sesuai dengan kalimat sebetulnya. 6) Mengganti syarat yang ditetapkan dengan informasi lain yang

tidak sesuai.

7) Penggunaan nilai suatu variabel pada variabel lainnya. b. Kesalahan menginterpretasi bahasa (Misinterpreted language)

Ciri-ciri yang termasuk kesalahan ini adalah:

1) Kesalahan siswa mengubah bentuk cerita menjadi persamaan matematika dengan makna yang beda.

2) Menggunakan simbol lain dengan arti berbeda untuk menulis simbol suatu konsep.

(24)

misalnya siswa kurang mengerti kalimat ataupun istilah pada soal. c. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

(Logically invalid inference)

Kesalahan semacam ini merupakan kesalahan yang biasanya dilakukan siswa ketika membuat kesimpulan pada suatu permasalahan, misalnya:

1) Dari pernyataan implikasi p→q, siswa menarik kesimpulan yaitu: (a) bila q diketahui benar, maka p pasti benar, (b) bila p salah maka q juga harus salah.

2) Menarik kesimpulan yang salah, seperti memberikan p sebagai akibat dari q tetapi tidak dapat menuliskan urutan pembuktian yang benar.

d. Kesalahan menggunakan definisi ataupun teorema (Distorted theorem or definition)

Siswa biasanya melakukan kesalahan ini saat menggunakan rumus matematika, teorema, prinsip, atau definisi untuk menyelesaikan suatu masalah, misalnya:

1) Menerapkan teorema pada kondisi yang tidak tepat, misalnya kekeliruan siswa saat menggunakan teorema Phytagoras ke segitiga sebarang.

2) Menerapkan sifat distributif ke operasi non distributif.

3) Definisi, rumus, ataupun teorema dikutip secara salah atau tidak tepat.

(25)

11

e. Penyelesaian tidak diperiksa kembali (Unverified solution)

Jenis kesalahan ini terjadi ketika tiap langkah yang diselesaikan siswa tidak cocok dengan hasil akhirnya. Jenis kesalahan ini dilakukan karena siswa menyelesaikan soal dengan buru-buru menyebabkan jawabannya tidak diperiksa ulang.

f. Kesalahan teknis (Technical error)

Kesalahan terjadi karena salah dalam menghitung seperti 7 × 8 = 64, serta kesalahan menuliskan simbol-simbol seperti menulis a – 2 × b – 2 padahal simbol sebenarnya adalah (a – 2)(b – 2).

3. Soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) Anderson dan Krathwohl (Putri, 2019: 22) membagi tingkat kemampuan berpikir menjadi kemampuan berpikir tingkat rendah atau Lower Order Thinking Skills (LOTS) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). LOTS mencakup kemampuan untuk mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3). Sedangkan HOTS meliputi kemampuan menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).

Keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) adalah pola berpikir siswa yang mengandalkan kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi dan mencipta semua aspek dan masalah.

(26)

Menurut Anderson & Krathwohl (Trisnawati, 2019: 17) ada beberapa indikator yang dikembangkan dari beberapa kata operasional untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu:

a. Menganalisis

1) Analisis informasi yang masuk dan bagi atau susun informasi menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana untuk mengidentifikasi pola atau hubungan.

2) Mampu mengidentifikasi serta membedakan sebab dan akibat dari suatu masalah yang rumit.

3) Identifikasi atau membuat pertanyaan. b. Mengevaluasi

1) Gunakan standar yang sesuai atau standar yang ada untuk mengevaluasi solusi, ide, dan metode untuk menentukan keefektifan atau kegunaannya.

2) Buat hipotesis, kritik, dan uji.

3) Terima atau tolak pernyataan tersebut sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Kreasi

1) Membuat cara berpikir atau cara memandang sesuatu. 2) Rancang solusi untuk masalah.

3) Atur unsur-unsur ataupun bagian ke dalam struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.

(27)

13

Menurut Uno (Laman, 2019: 24), soal berbasis HOTS mempunyai 4 indikator, yaitu:

a. Proses pemecahan masalah atau menemukan masalah dari informasi yang nyata, sehingga bisa dibuat kesimpulan. Misalnya siswa berusaha memahami apa yang diketahui dan ditanyakan soal.

b. kemampuan mengambil keputusan, yaitu keterampilan siswa saat memecahkan masalah dengan mengumpulkan informasi dan selanjutnya mengambil keputusan yang baik ketika memecahkan masalahnya. Misalnya siswa merencanakan penyelesaian dari soal. c. Keterampilan berpikir kritis merupakan upaya untuk mencari

informasi yang akurat yang digunakan sebagaimana mestinya pada suatu masalah. Misalnya siswa mampu mengaplikasikan informasi yang didapatkan ke dalam rumus yang sudah pernah dipelajari. d. Keterampilan berpikir kreatif, artinya menghasilkan banyak ide

sehingga menghasilkan inovasi baru untuk memecahkan masalah. Misalnya seorang siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan beberapa jawaban berbeda tetapi bernilai benar.

4. Materi Pola Bilangan a. Pengertian pola bilangan

Pola dapat diartikan sebagai suatu susunan yang mempunyai bentuk teratur dari bentuk yang satu ke bentuk berikutnya. Sedangkan bilangan adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk kuantitas (banyak, sedikit) dan ukuran (berat, ringan, panjang, pendek, luas) suatu objek. Sehingga pola bilangan dapat diartikan

(28)

sebagai susunan bilangan yang mempunyai bentuk yang teratur dari bentuk yang satu ke bentuk berikutnya (Putri, 2019: 23).

b. Barisan dan deret

Barisan aritmatika ialah baris di mana nilai tiap sukunya didapatkan dengan menjumlahkan ataupun mengurangkan suatu angka dengan suku sebelumnya. Beda antar nilai suku-suku yang berdekatan selalu sama yaitu b (Putri, 2019: 24). Adapun rumus sebagai berikut:

𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

Deret aritmatika ialah penjumlahan suku-suku pada barisan aritmatika (Putri, 2019: 24). Adapun rumus sebagai berikut:

𝑆𝑛 = 𝑛

2(2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)

Barisan geometri ialah baris di mana nilai tiap sukunya diperoleh dari suku sebelumnya dengan cara mengalikan dengan suatu bilangan. Perbandingan ataupun rasio antar nilai suku dengan nilai suku sebelumnya yang berdekatan selalu sama yaitu r (Putri, 2019: 25). Adapun rumus sebagai berikut:

𝑈𝑛 = 𝑎𝑟𝑛−1

Deret geometri ialah penjumlahan suku-suku pada barisan geometri (Putri, 2019: 25). Adapun rumus sebagai berikut:

𝑆𝑛 = 𝑎 (𝑟𝑛−1)

𝑟−1 atau 𝑆𝑛 =

𝑎 (1−𝑟𝑛) 1−𝑟 .

(29)

15

B. Hasil Penelitian Relevan

1. Penelitian oleh Laman E.W. (2019) dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Higher Order Thinking Skills (HOTS) Berdasarkan Kriteria Hadar Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas XII SMAN 5 Makassar” memperoleh hasil penelitian yaitu bahwa subjek yang menyelesaikan soal HOTS pada materi aljabar melakukan kesalahan dalam mengartikan bahasa, melakukan kesalahan saat menggunakan logika untuk membuat kesimpulan, serta kesalahan penggunaan definisi ataupun rumus sedangkan kesalahan dalam memecahkan masalah matematika HOTS materi geometri cenderung melakukan kesalahan menggunakan logika ketika membuat kesimpulan, kesalahan dalam penggunaan definisi ataupun rumus, serta kesalahan teknis.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Adil Y.H. (2016) dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Soal Materi Faktorisasi Suku Aljabar Siswa Kelas VIII A SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017” memperoleh hasil penelitian bahwa tipe kesalahan yang terjadi pada siswa materi faktorisasi suku aljabar yaitu kesalahan menerjemahkan, data salah, salah perhitungan, kesalahan penggunaan definisi ataupun teorema, tanda salah, penyelesaiannya tak diperiksa lagi, konsep salah dan kesalahan tanpa pola.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Juliant A. & Kurnia N. (2016) dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Pola Bilangan Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Siswa”

(30)

memperoleh hasil penelitian yaitu dalam menyelesaikan soal pola materi pola bilangan menunjukkan bahwa: kesalahan mengorganisasikan data sebesar 16,67%, kesalahan dalam memanipulasi data sebesar 30,56%, kesalahan dalam membuat kalimat sebesar sebesar 5,56%, dan kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar 2,78%.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nuragni W.T. (2018) dengan judul “Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe High Order Thinking Pada Pokok Bahasan Pola Bilangan Di Kalangan Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019” memperoleh hasil penelitian yaitu menunjukkan bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas VIII E adalah 27,59%. Persentase tersebut diperoleh karena dari 29 siswa yang mengikuti tes, hanya 8 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM (KKM=80). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa tersebut tergolong masih rendah. Dari hasil tersebut juga diperoleh kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTS masih rendah untuk tingkat evaluasi (C5) dan kreasi (C6). Di sisi lain, tingkat kualitas respons siswa dalam menyelesaikan soal tipe HOTS berdasarkan taksonomi SOLO, dilihat dari uraian jawaban seluruh siswa menunjukkan bahwa siswa kelas VIII E terdiri dari tingkat unistructural (13,79%), multistructural (44,83%), dan relational (41,38%). Sedangkan tingkat kualitas respon siswa berdasarkan hasil wawancara beberapa siswa menunjukkan bahwa siswa kelas VIII E terdiri dari tingkat multistructural, relational dan extended relational. Secara keseluruhan baik berdasarkan uraian siswa

(31)

17

maupun hasil wawancara, tingkat pemahaman siswa kelas VIII E cenderung pada tingkat multistructural. Tingkatan ini memiliki arti bahwa siswa sudah memahami dan dapat merencanakan penyelesaian soal tetapi belum mampu menyelesaikannya dengan baik.

C. Kerangka Pikir

Pada kurikulum 2013 pembelajaran matematika bertujuan untuk mendorong siswa meningkatkan kemampuan berpikirnya (Higher Order Thinking Skills). Kemampuan itu sangat penting untuk siswa sebagai persiapan diri menghadapi tantangan abad ke 21 (Kemendikbud, 2017: 18). Salah satu caranya yaitu memberikan siswa soal matematika berbasis HOTS karena soal tersebut biasanya digunakan dalam menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

Kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika merupakan hal yang serius dan tentunya berkaitan dengan mental siswa, terutama soal matematika berbasis HOTS dalam pola bilangan. Agar mencapai keberhasilan siswa saat mengerjakan soal matematika berbasis HOTS dalam materi pola bilangan sangat diperlukan upaya ataupun strategi pembelajaran yang dapat menekan tingkat kesalahan yang mungkin terjadi pada saat menyelesaikan soal. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap kesalahan siswa sehingga tingkat kesalahan yang dilakukan siswa ke depannya semakin berkurang.

Adapun kesalahan menurut Hadar, dkk (1987: 9) yaitu kesalahan penggunaan data, kesalahan menginterpretasi bahasa, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, kesalahan dalam menggunakan definisi ataupun teorema, penyelesaian tidak diperiksa kembali

(32)

serta kesalahan teknis. Berikut gambar 2.1 bagan kerangka pikir dari penelitian ini.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Pembelajaran Matematika

Soal Matematika Berbasis HOTS

Analisis Kesalahan Menggunakan Kriteria Hadar: 1. Kesalahan menggunakan data

2. Kesalahan menginterpretasi bahasa

3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan 4. Kesalahan menggunakan definisi ataupun teorema

5. Penyelesaian tidak diperiksa kembali 6. Kesalahan teknis

Melalui analisis terhadap kesalahan siswa diperoleh upaya atau strategi pembelajaran yang dapat menekan tingkat kesalahan yang mungkin terjadi pada saat menyelesaikan soal

(33)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Dengan pendekatan kualitatif, peneliti bertindak sebagai instrumen utama sehingga dapat berinteraksi langsung dengan subjek untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kesalahan subjek. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metodologi penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone dalam menyelesaikan soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria hadar.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone. Waktu penelitian yaitu tanggal 20 September – 15 Oktober 2020. C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone berjumlah 14 siswa. Sedangkan subjek penelitian ini ditetapkan sebanyak 2 orang siswa untuk diwawancarai yaitu siswa yang melakukan kesalahan terbanyak berdasarkan indikator kriteria kesalahan Hadar. Adapun jika jumlah kesalahan antar subjek sama maka dipilih subjek yang bersedia mengikuti semua proses dalam penelitian ini serta peneliti

(34)

membandingkan semua jenis kesalahan yang dilakukan subjek. Berikut gambar 3.1 bagan subjek penelitian ini.

Tidak

Ya

Gambar 3.1 Bagan Subjek Penelitian

D. Fokus Penelitian

Pada penelitian ini, masalah-masalah yang akan diteliti dibatasi pada: 1. Kesalahan siswa saat menyelesaikan soal matematika berbasis Higher

Order Thinking Skills (HOTS) menurut kriteria Hadar.

2. Kesalahan yang diberikan oleh Hadar terdiri dari kesalahan penggunaan data, kesalahan menginterpretasi bahasa, kesalahan menggunakan logika saat mengambil kesimpulan, kesalahan dalam menggunakan definisi

Dilanjutkan pengumpulan data dan

analisis data Observasi

Tes soal HOTS

Diambil 2 subjek yang melakukan kesalahan terbanyak berdasarkan kriteria kesalahan Hadar

Apakah terdapat subjek yang melakukan kesalahan berdasarkan kriteria kesalahan

(35)

21

ataupun teorema, penyelesaiannya tidak diperiksa kembali, serta kesalahan teknis.

3. Kesalahan yang dimaksud pada penelitian ini sebatas kesalahan yang dilihat langsung dari cara siswa mengerjakan soal matematika berbasis HOTS.

4. Materi difokuskan pada barisan dan deret bilangan dalam bab pola bilangan tingkat SMP.

E. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan

a. Observasi di SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone. b. Merancang instrumen penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

a. Memberi soal matematika berbasis HOTS

b. Menganalisis kesalahan siswa saat menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS menggunakan kriteria Hadar.

c. Memilih 2 subjek yang melakukan kesalahan terbanyak berdasarkan indikator kriteria kesalahan Hadar untuk diwawancarai.

d. Melakukan wawancara.

e. Menyimpulkan jenis kesalahan siswa dari hasil tes serta wawancara. F. Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data dari hasil tes, yaitu berupa jawaban siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan dan data hasil wawancara dengan beberapa siswa. Sumber data berasal dari peristiwa.

(36)

G. Instrumen Penelitian 1. Peneliti

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri (humant instrument), yang berperan untuk menentukan fokus penelitian, memilih penyedia informasi sebagai sumber informasi, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Pada penelitian ini, ketika masalah belum pasti dan jelas, peneliti akan menjadi instrumen utama. Namun, begitu masalah terpecahkan instrumen dapat dikembangkan. Karena pada penelitian ini sudah jelas fokus penelitiannya maka akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana berupa tes.

2. Tes soal matematika berbasis HOTS

Tes ini sebanyak 4 soal materi pola bilangan dengan alokasi waktu 80 menit. Setelah siswa menyelesaikan soal itu, jawaban siswa lalu dianalisis kesalahannya menggunakan kriteria Hadar.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu : 1. Tes soal matematika berbasis HOTS

Tes dikerjakan oleh siswa untuk memperoleh data tentang kesalahan siswa ketika menyelesaikan soal. Dari hasil tes tersebut didapat kesalahan siswa saat mengerjakan suatu soal, dan dianalisis menggunakan kriteria Hadar untuk mendapatkan kesalahan apa yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skilss (HOTS) pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria Hadar.

(37)

23

2. Wawancara

Setelah memeriksa jawaban siswa saat menyelesaikan soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills pada materi pola bilangan dilakukan wawancara. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur yaitu peneliti mengajukan pertanyaan kepada subjek terkait dengan poin penting yang mau diketahui dari lembar jawaban subjek tanpa menggunakan pedoman wawancara yang biasanya berisikan pertanyaan. Tujuan untuk wawancara adalah digunakan sebagai cara mendapatkan data secara lengkap serta rinci mengenai jenis kesalahan yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria Hadar.

I. Teknik Analisis Data

Data penelitian dianalisis untuk membatasi temuan dan menjadikannya data yang terstruktur, teratur, dan lebih bermakna. Teknik analisis data merupakan penjabaran lebih lanjut dari langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data yang dijelaskan dalam teknik pengumpulan data.

Teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles and Huberman (Sugiyono, 2016: 246) mengemukakan bahwa yang dilakukan saat menganalisis data kualitatif yaitu data harus dianalisis secara terus menerus sampai diperoleh hasil yang tuntas sehingga diperoleh data yang akurat.

(38)

Adapun kegiatan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Reduksi data

Jumlah data yang diperoleh selama penelitian sangat besar, sehingga diperlukan proses reduksi data. Reduksi data merupakan metode menganalisis data dengan meringkas dan memilih data yang dapat digunakan untuk membantu peneliti mengumpulkan data. Dalam mereduksi data penelitian, langkah-langkah yang dilakukan antara lain:

a. Menganalisis hasil jawaban siswa untuk mengetahui jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan.

b. Mengelompokkan kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada tahap pertama yang disesuaikan dengan kriteria kesalahan yang diberikan oleh Hadar.

c. Mengambil 2 siswa yang melakukan kesalahan terbanyak berdasarkan indikator kriteria kesalahan Hadar.

d. Wawancara subjek yang telah ditentukan. 2. Menyajikan data

Sesudah mereduksi data, cara berikutnya yaitu menampilkan data tersebut. Data disajikan berbentuk teks naratif. Data yang disajikan adalah jenis-jenis kesalahan siswa saat menyelesaikan soal matematika berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria hadar.

(39)

25

3. Membuat kesimpulan

Setelah data disajikan, tahap terakhir adalah membuat kesimpulan yaitu meringkas data yang didapatkan melalui proses reduksi dan penyajian data.

J. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat diperoleh melalui triangulasi. Triangulasi teknik adalah triangulasi yang digunakan pada penelitian ini. Triangulasi teknik bertujuan dalam uji kredibilitas data dengan menggunakan teknik yang beda yaitu tes dan wawancara untuk memeriksa data ke sumber yang sama. Analisis data dari hasil tes, dilakukan pengecekan dengan wawancara sehingga dapat dijadikan sebagai pembanding dan pelengkap untuk memperkuat data hasil penelitian. Apabila uji kredibilitas dengan menggunakan kedua teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti selanjutnya akan berdiskusi dengan sumber data untuk menentukan mana yang dianggap benar (Sugiyono, 2016: 274).

(40)

26 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian didapatkan dari subjek dalam hal ini adalah siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone. Pelaksanaan tes diikuti sebanyak 14 siswa. Sedangkan pelaksanaan wawancara dipilih 2 siswa yang melakukan kesalahan terbanyak berdasarkan indikator kriteria kesalahan Hadar.

Untuk memudahkan dalam menganalisis data penelitian, maka dibuat kode P, S1A1 dan S1T1 dengan maksud sebagai berikut:

P : Pewawancara

S1 : Subjek penelitian ke-

A1 : Petikan wawancara untuk jenis kesalahan ke- T1 : Petikan tes tertulis ke-

Berikut data siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone yang mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan.

Tabel 4.1 Pengelompokan Jenis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis HOTS

No. Subjek Nomor Soal

A1 A2 A3 A4 A5 A6 1 S1 - - 2,4 2 - - 2 S2 1,2 1,2,3 1,2,3 1,2 2,4 - 3 S3 1,2,4 1,2 1,2 1,2 - - 4 S4 3 3 3 3 - - 5 S5 2 2 2 2 3,4 - 6 S6 1,2 1,2 1,2 1,2,3 - -

(41)

27 7 S7 2 2 2 2 - - 8 S8 3,4 3,4 3,4 3,4 - - 9 S9 1,2,4 1,2,4 1,2,4 1,2,4 - - 10 S10 1,2 1,2 1,2 1,2 - - 11 S11 - - - - 1 2 12 S12 1,2 1,2 1,2 1,2 - - 13 S13 4 4 4 4 - - 14 S14 1 1 1 1 - - Jumlah 12 12 13 13 3 1 Keterangan:

A1 : Kesalahan menggunakan data A2 : Kesalahan menginterpretasi bahasa

A3 : Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan A4 : Kesalahan menggunakan definisi atau teorema

A5 : Penyelesaian tidak diperiksa kembali A6 : Kesalahan teknis

: Subjek yang melakukan kesalahan terbanyak

1, 2, 3, 4 : Nomor soal yang salah pada setiap indikator kesalahan

Pada tabel 4.1 dapat dilihat 12 siswa yang melakukan kesalahan menggunakan data, 12 siswa yang melakukan kesalahan menginterpretasi bahasa, 13 siswa yang melakukan kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, 13 siswa yang melakukan kesalahan menggunakan definisi atau teorema, 3 siswa yang tidak memeriksa kembali jawabannya dari 14 siswa dan 1 siswa yang melakukan kesalahan teknis dari 14 siswa. Dan subjek yang terpilih yaitu 2 subjek yang melakukan kesalahan terbanyak berdasarkan indikator kriteria kesalahan Hadar diantara semua subjek, di mana subjek yang terpilih adalah subjek S2 dan S5. Adapun jika jumlah kesalahan antar subjek sama maka dipilih subjek yang bersedia mengikuti

(42)

semua proses dalam penelitian ini serta peneliti membandingkan semua jenis kesalahan yang dilakukan subjek.

Berikut analisis deskriptif mengenai jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Satap 3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS pada materi pola bilangan berdasarkan kriteria Hadar:

1. Subjek S2

Kesalahan yang dilakukan subjek S2 dalam menyelesaikan soal matematika berbasis HOTS materi pola bilangan pada tiap soal adalah sebagai berikut:

Soal nomor 1

Gambar 4.1 Lembar Jawaban Subjek S2 Nomor 1

S2T1

(43)

29

Gambaran data untuk setiap kesalahan yang dilakukan subjek S2 pada soal nomor 1 dijelaskan sebagai berikut:

a. Kesalahan menggunakan data

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.1 terlihat bahwa subjek mengabaikan sebagian data yang diberikan yaitu subjek hanya menggunakan data bakteri mula-mula dan jika bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit (S2T1, S2T2, S2T3).

Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan data pada soal nomor 1:

P : Pada soal nomor 1 saat dibaca apa yang diketahui dek?

S2A1 : Yang diketahui kak itu bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit jumlahnya 14.580 dan bakteri mula-mula itu kak 20.

P : Selain itu masih ada yang di ketahui pada soal dek? S2A1 : Menurut saya itu saja kak.

P : Ok, Terus apa yang ditanyakan pada soal dek?

S2A1 : Berapakah jumlah bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit kak.

P : Apakah semua informasi yang terdapat pada soal diperlukan dalam menyelesaikan soal nomor 1 dek?

S2A1 : Tidak ji kak. P : Kenapa bisa dek?

S2A1 : Karena di soal itu kak yang natanyakan cuma berapa jumlah bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit kak, jadi saya tidak pakai ji jumlahnya bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit yang saya pakai dalam menyelesaikan soal nomor 1 cuma jumlah bakteri mula-mula kak.

Pada hasil wawancara, subjek mengartikan informasi pada soal tidak sesuai dengan teks sebenarnya sehingga subjek mengabaikan sebagian data dalam menyelesaikan soal yaitu subjek mengabaikan data jika jumlah bakteri membelah diri menjadi tiga setiap 13 menit, dan subjek

(44)

tidak mencari waktu t yang dibutuhkan sehingga jumlah bakteri menjadi 14.580 ketika membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit sebelum menentukan jumlah bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit setelah waktu t. Data yang digunakan dalam menyelesaikan soal nomor 1 hanya jumlah bakteri mula-mula dan ketika bakteri membelah diri menjadi tiga setiap 26 menit. Jadi, berdasarkan hasil wawancara dan tes subjek melakukan kesalahan menggunakan data.

b. Kesalahan menginterpretasi bahasa

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.1 terlihat bahwa subjek keliru dalam menafsirkan diperlukan waktu t agar jumlah bakteri menjadi 14.580, subjek manganggap bahwa waktunya itu adalah ketika bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit. Sehingga subjek menganggap yang ditanyakan pada soal yaitu banyak bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit padahal yang ditanyakan adalah banyak bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit setelah waktu t (S2T1, S2T2).

Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menginterpretasi bahasa pada soal nomor 1:

P : Apa makna kalimat pada soal nomor 1 dek?

S2A2 : Menurut saya kak itu bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 16 menit jumlahnya menjadi 14.580 kemudian yang ditanyakan itu kak jika seandainya bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit dan di mana jumlah bakteri mula-mula cuma 20 kak.

P : Untuk soal nomor 1 apakah adek susah mengubahnya ke bentuk matematika karena soalnya berbentuk cerita?

(45)

31

S2A2 : Tidak kak, karna dilihat yang diketahui pada soal kuperolehmi a nya 20 kak kan bakteri mula-mula 20. Dan ketika bakteri membelah diri menjadi tiga setiap 13 menit di dapat mi jumlah bakteri 14.580 berarti r nya 3, t nya 13 dan Un nya 14.580. P : Terus dek?

S2A2 : Kemudian yang ditanyakan itu kak jika seandainya bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit barapa jumlah bakteri, berarti r nya 3 dan t nya 26 kak.

Dari petikan wawancara, terlihat subjek awalnya mampu mengetahui informasi dalam soal tetapi subjek keliru dalam menentukan bahwa ketika jumlah bakteri 14.580 waktunya itu adalah ketika bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit. Kemudian, karena subjek tidak memahami kalimat soal dengan baik maka subjek tidak mencari waktu yang diperlukan agar jumlah bakteri menjadi 14.580 sebelum menentukan jumlah bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit. Jadi, hasil tes dan wawancara menunjukkan bahwa subjek melakukan kesalahan menginterpretasi bahasa.

c. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.1 terlihat bahwa subjek keliru dalam mengambil kesimpulan dengan menentukan bahwa ketika jumlah bakteri menjadi 14.580 waktunya hanya 13 menit, dan subjek keliru menentukan jumlah bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit, sebaiknya subjek menentukan berapa waktu yang di butuhkan sehingga jumlah bakteri menjadi 14.580 ketika bakteri membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit sebelum menentukan jumlah bakteri setelah waktu t ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit (S2T1, S2T2, S2T3).

(46)

Berikut merupakan petikan wawancara mengenai hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan pada soal nomor 1:

P : Bagaimana langkah awal ta untuk selesaikan soal nomor 1 dek?

S2A3 : Menurut saya kak karena yang natanyakan kak berapa banyak bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit kak jadi saya pake mi rumus barisan geometri kak.

P : Kenapa rumus barisan geometri di pake dek?

S2A3 : karena dari yang diketahui di soal kak bakteri mula-mula itu 20 kak jadi ku ambilmi a nya 20 dan ketika membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit jumlahnya itu 14.580 berarti t nya 13 menit sehingga 𝑈𝑛 nya 14.580. dan ditanyakan jumlah bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit bararti a nya juga pasti 20 kak dan t nya 26 menit jadi saya pakemi rumus barisan geometri karena yang diketahui a, r dan t nya kak.

P Oh iya dek.

Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek keliru dalam mengambil kesimpulan dengan menentukan bahwa ketika jumlah bakteri menjadi 14.580 waktunya hanya 13 menit, dan keliru menentukan bahwa yang ditanyakan adalah jumlah bakteri ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit setelah waktu t karena subjek menganggap yang ditanyakan adalah jumlah bakteri ketika membelah diri menjadi 3 dalam waktu 26 menit, sebaiknya subjek harus menentukan berapa waktu yang di butuhkan sehingga jumlah bakteri menjadi 14.580 ketika membelah diri menjadi 3 setiap 13 menit sebelum menentukan jumlah bakteri setelah waktu t ketika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit. Jadi, hasil tes dan wawancara meununjukkan bahwa subjek melakukan kesalahan mmenggunakan logika untuk menarik kesimpulan.

(47)

33

d. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.1 terlihat bahwa subjek terlihat telah menuliskan rumus yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal yaitu 𝑈𝑛 = 𝑎 × 𝑟𝑡 tetapi subjek tidak menerapkan

rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal (S2T3).

Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada soal nomor 1:

P : Pas dibaca soal nomor 1 dek mauki selesaikan soalnya pake konsep apa dek?

S2A4 : Menurut saya kak setelah saya baca soalnya, soal itu di selesaikan dengan rumus barisan geometri kak karna yang natanyakan jumlah bakteri jika membelah diri menjadi 3 setiap 26 menit.

P : Yakin ki begitu rumusnya barisan geometri dek?

S2A4 : Tidak sih kak, tapi cuma ku lihat ji dari soal kak itu yang diketahui r nya 3, a nya 20 kak dan yang ditanyakan itu jika bakteri membelah diri setiap 26 menit jadi t nya 26.

P : Jadi menurut ta rumus ini digunakan untuk mengerjakan soal nomor 1 dek?

S2A4 : Iye kak.

Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek mampu menyebutkan konsep yang digunakan pada soal yaitu konsep barisan geometri tetapi subjek keliru menuliskan rumus barisan geometri yaitu 𝑈𝑛 = 𝑎 × 𝑟𝑡,

rumus barisan geometri yang tepat adalah 𝑈𝑛 = 𝑎𝑟𝑛−1. Sehingga dari hasil

tes dan wawancara subjek melakukan kesalahan dalam menggunakan definisi atau teorema.

(48)

Jadi, pada soal nomor 1 subjek melakukan kesalahan menggunakan data, kesalahan menginterpretasi bahasa, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan dan kesalahan dalam menggunakan definisi atau teorema.

Soal nomor 2

Gambar 4.2 Lembar Jawaban S2 Nomor 2

Gambaran data untuk setiap kesalahan yang dilakukan subjek S2 pada soal nomor 2 dijelaskan sebagai berikut:

a. Kesalahan menggunakan data

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.2 terlihat bahwa subjek mengartikan infomasi pada soal tidak sesuai dengan teks sebenarnya yaitu subjek menganggap bahwa pada gaji yang diberikan pada pilihan kedua andre yaitu Rp10.000 pada hari pertama dan hanya akan bertambah 2 setiap harinya padahal informasi pada soal gaji andre

S2T5

S2T3 S2T1

S2T4 S2T2

(49)

35

akan bertambah 2 kali lipat tiap harinya selama seminggu (S2T3). Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan data pada soal nomor 2:

P : Setelah dibaca soal nomor 2 dek informasi apa yang didapatkan?

S2A1 : Yang diketahui itu kak andre mau dikontak kerja selama 1 minggu kak, terus dia di suruh memilih gaji antara 75.000/hari atau 10.000 pada hari pertama dan bertambah 2 kali lipat tiap harinya kak.

P : Ok, informasi apa lagi yang ada pada soal dek? S2A1 : Tidak ada mi kak.

P : Ok, Terus informasi yang ditanyakan dalam soal dek? S2A1 : Pilihan terbaik yang harus dipilih andre kak.

P : Simbol apa yang digunakan untuk menuliskan informasi yang diperoleh dalam soal?

S2A1 : Dipilihan pertama itu kak a nya 75.000 dan n nya 7, terus pilihan kedua a nya 10.000 n nya juga 7 dan b nya 2 kak. P : Oh iya dek.

Pada hasil wawancara, subjek sebenarnya dapat menyebutkan informasi apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal tetapi subjek mengartikan infomasi pada soal tidak sesuai dengan teks sebenarnya yaitu subjek menganggap bahwa pada gaji yang diberikan pada pilihan kedua andre yaitu Rp10.000 pada hari pertama dan hanya akan bertambah 2 setiap harinya padahal informasi pada soal gaji andre akan bertambah 2 kali lipat tiap harinya selama seminggu. Sehingga dari data tes dan wawancara terjadi kesalahan dalam menggunakan data.

b. Kesalahan menginterpretasi bahasa

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.2 terlihat bahwa subjek keliru dalam menafsirkan gaji sebesar Rp10.000 pada hari pertama dan bertambah 2 kali lipat tiap harinya, subjek menganggap

(50)

bahwa gaji andre hanya bertambah 2 setiap harinya sehingga subjek salah dalam membuat model matematikanya yaitu b = 2 padahal yang diketahui pada soal adalah r = 2 (S2T3). Berikut merupakan petikan wawancara mengenai hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menginterpretasi bahasa pada soal nomor 2:

P : Untuk soal nomor 2 dek susahki ubah kebentuk matematika kan soalnya soal cerita ?

S2A2 : Mudah kak, karna informasi dalam soal itu lamanya mau dikontrak 7 hari jadi kudapat mi n nya 7 kak.

P : Terus dek?

S2A2 : Pilihan pertamanya itu kak gaji sebesar 75.000 otomatis a nya 75.000 kak terus pilihan keduanya gaji sebesar 10.000 pada hari pertama dan bertambah 2 kali lipat tiap harinya berarti a nya 10.000 dan b nya 2 kak.

P : Oh iya dek.

Dari hasil wawancara terlihat di pilihan kedua gaji andre sebesar Rp10.000 pada hari pertama dan bertambah 2 kali lipat tiap harinya subjek menganggap bahwa gajinya hanya bertambah 2 setiap harinya yaitu 10.000 + 2 dan seterusnya, padahal sebenarnya gaji andre bertambah 2 kali lipat tiap harinya yaitu 10.000 × 2 dan seterusnya sehingga subjek salah dalam membuat model matematikanya yaitu b = 2 padahal yang diketahui pada soal adalah r = 2. Jadi data tes dan wawancara menunjukkan subjek melakukan kesalahan menginterpretasi bahasa.

c. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.2 terlihat bahwa subjek keliru dalam mengambil kesimpulan dengan menentukan bahwa ketika andre di beri gaji Rp 10.000 pada hari pertama dan bertambah dua kali lipat tiap harinya selama seminggu subjek langsung

(51)

37

menarik kesimpulan bahwa gaji andre hanya akan bertambah 2 tiap harinya selama seminggu sehingga subjek menarik kesimpulan bahwa soal tersebut merupakan deret aritmatika padahal soal tersebut adalah deret geometri (S2T3, S2T4).

Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan pada soal nomor 2:

P : Bagaimana langkah awal ta untuk selesaikan soal nomor 2 dek?

S2A3 : Dari soal itu kak terdapat 2 pilihan pertama itu gaji 75.000/hari selama 1 minggu berarti langsung saya kali mi 75.000 × 7 kak.

P : Kenapa bisa langsung dikalikan saja dek?

S2A3 : Karena dari soal gajinya 75.000 perhari dan itu selama 1 minggu kak berarti itu gaji yg 75.000 di kali mi 7 kak.

P : Ok. Terus pilihan keduanya bagaimana dek?

S2A3 : Pilihan keduanya itu kak gaji sebesar 10.000 pada hari pertama bertambah 2 kali lipat tiap harinya selama 1 minggu berarti saya pake mi rumus deret aritmatika kak.

P : Kenapa pake ki rumus itu dek?

S2A3 : Hmmm karna itu gajinya kak 10.000 pada hari pertama dan bertambah 2 setiap harinya jadi menurut saya kak itu deret aritmatika karna bertambah 2 kak.

Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek keliru dalam mengambil kesimpulan dengan menentukan bahwa ketika andre di beri gaji Rp 10.000 pada hari pertama dan bertambah dua kali lipat tiap harinya selama seminggu subjek langsung menarik kesimpulan bahwa gaji andre hanya akan bertambah 2 tiap harinya selama seminggu sehingga subjek menarik kesimpulan bahwa soal tersebut merupakan deret aritmatika padahal soal tersebut adalah deret geometri. Jadi berdasarkan tes dan

(52)

wawancara subjek melakukan kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan.

d. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.2 terlihat bahwa subjek telah menuliskan rumus yang dibutuhkan dalam menyelesaikan soal yaitu pilihan pertama Sn = a × n dan pilihan kedua 𝑆𝑛 =

𝑛

2(2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏). Tetapi subjek keliru dalam menentukan rumus

yang digunakan untuk pilihan kedua. Rumus yang dituliskan yaitu rumus deret aritmatika padahal rumus yang dibutuhkan untuk penyelesaian soal tersebut adalah deret geometri yaitu 𝑆𝑛 =

𝑎(𝑟𝑛−1)

𝑟−1 (S2T4).

Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan definisi atau teorema pada soal nomor 2:

P : Pas dibaca soal nomor 2 dek mauki selesaikan soalnya pake konsep apa dek?

S2A4 : Menurut saya kak, pilihan pertama itu kak langsung saya kalikan ji kak yaitu a × n terus pilihan keduanya kak pakeka rumus deret aritmatika kak.

P : Yakin ki rumusnya menggunakan deret aritmatika dek?

S2A4 : Iya kak, karna di situ diketahui a nya 10.000 b nya 2 dan yang natanyakan itu kak manakah pilihan terbaik yang harus di pilih andre berarti itu pilihan 1 dan 2 kak mau dihitung jumlahnya baru dibandingkan. Jadi menurut saya kak yang natanyakan itu pilihan kedua jumlahnya kak jadi saya pake mi rumus deret aritmatika.

P : Oh iya dek.

Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek menyebutkan konsep yang digunakan pada pilihan pertama yaitu a × n pilihan kedua yaitu rumus deret aritmatika 𝑆𝑛 =

𝑛

(53)

39

menetukan rumus yang harus digunakan pilihan kedua seharusnya subjek

menggunakan rumus deret geometri 𝑆𝑛 =𝑎(𝑟𝑛−1)

𝑟−1 . Subjek keliru dalam

menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal nomor 2 karena subjek menganggap gaji andre hanya bertambah 2 setiap harinya sehingga subjek menggunakan rumus deret aritmatika. Jadi berdasarkan hasil wawancara dan tes subjek melakukan kesalahan menggunakan definisi atau teorema.

e. Penyelesaian tidak diperiksa kembali

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.2 terlihat bahwa subjek terlihat tidak menuliskan kesimpulan dari langkah penyelesaiannya (S2T5). Berikut merupakan wawancara terkait dengan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 terkait dengan penyelesaian tidak diperiksa kembali pada soal nomor 2.

P : Apakah adek memeriksa kembali jawabannya? S2A5 : Tidak kak.

P : Yakin ki kalau jawabanta tidak adami yang salah dek? S2A5 : Tidak yakin kak karena kulupa tulis kesimpulannya kak. P : Oh iya dek.

Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek tidak memeriksa ulang kembali jawabannya sehingga subjek lupa menuliskan kesimpulan dari jawabannya sehingga subjek tidak menjawab apa yang ditanyakan dari soal. Sehingga berdasarkan data tes dan wawancara subjek tidak memeriksa kembali jawabannya.

(54)

Jadi, pada soal nomor 2 subjek melakukan kesalahan menggunakan data, kesalahan menginterpretasi bahasa, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, kesalahan dalam menggunakan definisi atau teorema dan penyelesaian tidak diperiksa kembali.

Soal nomor 3

Gambar 4.3 Lembar Jawaban Subjek S2 Nomor 3

Gambaran data untuk setiap kesalahan yang dilakukan subjek S2 pada soal nomor 3 dijelaskan sebagai berikut:

a. Kesalahan menginterpretasi bahasa

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.3 terlihat bahwa subjek keliru dalam menafsirkan informasi pada soal yaitu subjek menganggap bahwa pendaftaran murid baru di mulai dari bulan 4 sehingga subjek menetukan suku pertamanya yaitu bulan ke 4 (S2T1, S2T2).

S2T1

S2T2

(55)

41

Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menginterpretasi bahasa pada soal nomor 3:

P : Untuk soal nomor 3 dek susah ki buat model matematikanya kan soal cerita?

S2A2 : Tidak kak karena berdasarka n informasi pada soal kudapatmi suku pertamanya 20 kak.

P : Dari mana dapat suku pertmanya 20 dek?

S2A2 : Kan di soal kak yang mendaftar pada bulan 4 ada 20 murid. P : Terus apa lagi dek?

S2A2 : Kemudian Sn nya 360 kak karena jumlah siswa yang mendaftar dalam 1 tahun adalah 360 murid.

Dari hasil wawancara terlihat subjek keliru dalam menafsirkan informasi pada soal yaitu jumlah murid yang mendaftar pada bulan ke 4 ada 20 murid di mana subjek menganggap pendaftaran dimulai bulan 4 sehingga subjek menentukan bahwa suku pertamanya adalah 20 padahal bulan ke empat merupakan U4. Jadi, berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek melakukan kesalahan menginterpretasi bahasa.

b. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.3 terlihat bahwa subjek keliru dalam mengambil kesimpulan dengan menentukan bahwa suku pertama pola tersebut adalah pada bulan ke 4 yaitu 20 seharusnya subjek mencari jumlah murid yang mendaftar pada bulan 1, 2 dan 3 yaitu 𝑈1, 𝑈2, 𝑈3 sebelum menentukan jumlah murid yang mendaftar

bulan 10 karena jumlah murid baru yang mendaftar selama 1 tahun pertama adalah 360 orang berarti pendaftaran murid baru mulai dari bulan 1 sampai bulan 12 (S2T2).

(56)

Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 mengenai kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan pada soal nomor 3:

P : Bagaimana langkah awal ta untuk selesaikan soal nomor 3 dek?

S2A3 : Kan di soal itu kak pertama siswa yang mendaftar pada bulan 4 adalah 20 orang kak, terus dalam 1 tahun itu kak ada 360 orang yang mendaftar dan setiap bulan itu kak bertambah dengan jumlah yang sama. jadi saya tambah mi 5 mulai dari 20 sampai bulan 12 dan saya dapat mi jumlahnya 360 kak. P : Jadi kita jumlahkan mulai dari bulan 4 saja dek?

S2A3 : Iye mulai dari bulan 4 kak. P : Oh iya dek.

Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek keliru dalam mengambil kesimpulan bahwa pendaftaran murid baru di mulai bulan 4 sehingga subjek menentukan suku pertamanya yaitu 20 seharusnya subjek mencari jumlah murid yang mendaftar pada bulan 1, 2 dan 3 yaitu 𝑈1, 𝑈2, 𝑈3 sebelum menentukan jumlah murid yang mendaftar bulan 10

karena jumlah murid baru yang mendaftar selama 1 tahun pertama adalah 360 orang berarti pendaftaran murid baru mulai dari bulan 1 sampai bulan 12. Sehingga dari data tes dan wawancara subjek melakukan kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan.

Jadi, pada soal nomor 3 subjek melakukan kesalahan menginterpretasi hahasa dan kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan.

(57)

43

Soal nomor 4

Gambar 4.4 Lembar Jawaban Subjek S2 Nomor 4

Berdasarkan lembar jawaban subjek pada gambar 4.4 terlihat bahwa subjek jawaban akhir subjek tidak sesuai dengan langkah penyelesaiannya. Subjek menuliskan jawaban akhirnya yaitu banyak kursi yang terbentuk adalah 6 baris padahal subjek telah mendapatkan hasilnya yaitu 5 baris (S2T2, S2T3). Berikut merupakan petikan wawancara terkait dengan penggalan hasil tes soal matematika berbasis HOTS subjek S2 saat mengerjakan soal nomor 4 terkait dengan penyelesaian tidak diperiksa kembali pada soal nomor 4.

P : Apakah adek memeriksa kembali jawabannya? S2A5 : Tidak kak.

P : Yakin ki kalau jawabanta tidak adami yang salah dek?

S2A5 : Tdak yakin kak karena hasil akhir nya salah tulis ka kak padahal saya dapat mi jumlah barisan kursinya 5 tapi mungkin pas kutulis kesimpulannya ku tulis 5 baris kak.

P : Oh iya dek.

Dari hasil wawancara terlihat bahwa subjek tidak memeriksa ulang kembali jawabannya sehingga hasil akhir dan langkah penyelesaian subjek berbeda yaitu subjek menuliskan jumlah baris kursi adalah 6 baris padahal

S2T1

S2T2 S2T3

Gambar

Tabel                                                                                                      Halaman  Tabel 4.1 Pengelompokkan Jenis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Satap 3
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Bagan Subjek Penelitian
Tabel 4.1 Pengelompokan Jenis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Satap  3 Tellu Limpoe Kabupaten Bone dalam Menyelesaikan Soal Matematika  Berbasis HOTS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal High Order Thinking Skills (HOTS) dengan Menggunakan Instrumen Two-tier Multiple Choice

Berdasarkan hasil analisis yang telah peneliti lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen pengukur higher order thinking skills (HOTS) matematika siswa kelas

Permasalahan dialami mitra adalah kompetensi guru matematika di kota Pangkalpinang dalam merancang instrumen untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Kemampuan Siswa dalam Mengerjakan Soal HOTS Higher Order Thinking Skills pada Pembelajaran Matematika di Kelas V Sekolah Dasar.. Jurnal Pendidikan Dasar

Higher-Order Thinking Skills.. Contoh Item HOTS.. Contoh Soal Matematika.. Contoh Soal Matematika.. Pengujian sifat larutan asam atau basa dapat digunakan bahan alam sekitar sebagai

ANALISIS HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILLS) PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SEKOLAH DASAR.. (Penelitian Deskriptif Kualitatif di SDN Limo 3 Tahun

Soal kategori Higher Order Thinking Skills HOTS merupakan soal yang dibutuhkan siswa dengan tujuan agar siswa dapat memecahkan masalah sehingga akan siap dalam menghadapi tantangan

Hasil analisis data kualitas pertanyaan calon guru Biologi menunjukkan bahwa 76,92% pertanyaaan tergolong Lower Order Thinking Skills LOTS dan 23,08% Higher Order Thinking Skills HOTS..