• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif didapat dari hasil pretest dan posttest, sedangkan data kualitatif didapat dari hasil angket dan lembar observasi.

1. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan spatial sense siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem based learning berbantuan 3D

SketchUp lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan

pendekatan konvensional. Sebelum dilakukan pengujian terhadap data kuantitatif, terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap deskripsi data yang meliputi rata-rata, simpangan baku, skor maksimum, dan skor minimum menggunakan bantuan Microsoft Excel. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai data yang akan diuji. Selanjutnya, analisis pengujian data statistika dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 15.0 (Statistical Product and Service Solution).

a. Analisis Data Pretest 1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pretest dari kedua kelas penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

H0: Data pretest berdistribusi normal H1: Data pretest berdistribusi tidak normal

Dengan mengambil taraf nyata α = 5%, maka kriteria pengujian adalah menerima H0 jika nilai signifikansi lebih besar sama dengan α, dan menolak H0jika nilai signifikansi lebih kecil α.

Dari hasil pengujian tersebut, jika kedua kelas penelitian berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Namun jika minimal satu kelas penelitian berdistribusi tidak normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan statistika nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah data

pretest dari kedua kelas penelitian mempunyai varians yang homogen

atau tidak. Dalam uji homogenitas varians ini digunakan uji Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

H0: Data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen

H1: Data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen

Dengan mengambil taraf nyata α = 5%, maka kriteria pengujian adalah menerima H0 jika nilai signifikansi lebih besar sama dengan α, dan menolak H0jika nilai signifikansi lebih kecil α.

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah data pretest dari kedua kelas penelitian memiliki rata-rata kemampuan

spatial sense yang sama atau berbeda. Jika data pretest berdistribusi

normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t. Sedangkan jika data pretest berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t dengan varians yang tidak homogen. Namun jika data

pretest tidak berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan menggunakan uji nonparametrik, yaitu uji Mann Whitney. Perumusan hipotesis uji adalah sebagai berikut:

H0: Rata-rata data pretest kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol H1: Rata-rata data pretest kelas eksperimen tidak sama dengan kelas

kontrol

Dengan mengambil taraf nyata α = 5%, maka kriteria pengujian adalah menerima H0 jika nilai signifikansi lebih besar sama dengan α, dan menolak H0jika nilai signifikansi lebih kecil α.

b. Analisis Data Posttest 1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data posttest dari kedua kelas penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

H0: Data posttest berdistribusi normal H1: Data posttest berdistribusi tidak normal

Dengan mengambil taraf nyata α = 5%, maka kriteria pengujian adalah menerima H0 jika nilai signifikansi lebih besar sama dengan α, dan menolak H0jika nilai signifikansi lebih kecil α.

Dari hasil pengujian tersebut, jika kedua kelas penelitian berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Namun jika minimal satu kelas penelitian berdistribusi tidak normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan statistika nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah data

posttest dari kedua kelas penelitian mempunyai varians yang homogen

atau tidak. Dalam uji homogenitas varians ini digunakan uji Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

H0: Data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen

H1: Data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen

Dengan mengambil taraf nyata α = 5%, maka kriteria pengujian adalah menerima H0 jika nilai signifikansi lebih besar sama dengan α, dan menolak H0jika nilai signifikansi lebih kecil α.

3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan spatial sense pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Jika data posttest berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t. Sedangkan jika data posttest berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t dengan varians yang tidak homogen. Namun jika data

posttest tidak berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan menggunakan uji nonparametrik, yaitu menggunakan uji Mann-Whitney. Perumusan hipotesis uji adalah sebagai berikut:

H0: Rata-rata data posttest kelas eksperimen tidak lebih besar daripada kelas kontrol

H1: Rata-rata data posttest kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol

Dengan mengambil taraf nyata α = 5%, maka kriteria pengujian adalah menerima H0 jika setengah dari nilai signifikansi lebih besar sama dengan α, dan menolak H0 jika setengah dari nilai signifikansi lebih kecil α.

c. Analisis Data Gain Ternormalisasi

Untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan spatial sense, maka dilakukan analisis terhadap indeks gain. Indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data indeks gain dari kedua kelas penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

H0: Data indeks gain berdistribusi normal H1: Data indeks gain berdistribusi tidak normal

Dengan mengambil taraf nyata α = 5%, maka kriteria pengujian adalah menerima H0 jika nilai signifikansi lebih besar sama dengan α, dan menolak H0jika nilai signifikansi lebih kecil α.

Dari hasil pengujian tersebut, jika kedua kelas penelitian berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Namun jika minimal satu kelas penelitian berdistribusi tidak normal,

maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan statistika nonparametrik, yaitu uji Mann Whitney.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah data indeks gain dari kedua kelas penelitian mempunyai varians yang homogen atau tidak. Dalam uji homogenitas varians ini digunakan uji

Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

H0: Data indeks gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen

H1: Data indeks gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen

Dengan mengambil taraf nyata α = 5%, maka kriteria pengujian adalah menerima H0 jika nilai signifikansi lebih besar sama dengan α, dan menolak H0jika nilai signifikansi lebih kecil α.

3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan spatial sense pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Jika data indeks gain berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t. Sedangkan jika data indeks gain berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t dengan varians yang tidak homogen. Namun jika data indeks gain tidak berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan menggunakan uji nonparametrik yaitu menggunakan uji Mann-Whitney. Perumusan hipotesis uji adalah sebagai berikut:

H0: Peningkatan rata-rata kemampuan spatial sense siswa SMA yang mendapat pembelajaran PBL berbantuan 3D SketchUp tidak lebih besar daripada siswa SMA yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konvensional

H1: Peningkatan rata-rata kemampuan spatial sense siswa SMA yang mendapat pembelajaran PBL berbantuan 3D SketchUp lebih besar daripada siswa SMA yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konvensional

Dengan mengambil taraf nyata α = 5%, maka kriteria pengujian adalah menerima H0 jika setengah dari nilai signifikansi lebih besar sama dengan α, dan menolak H0 jika setengah dari nilai signifikansi lebih kecil α.

d. Analisis Peningkatan Kemampuan Spatial Sense

Kualitas peningkatan kemampuan spatial sense dapat dilihat seperti pada tabel berikut (Meltzer, 2002):

Tabel 3.11 Kriteria Indeks Gain Indeks Gain Kriteria

g > 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Selain melihat peningkatan kemampuan spatial sense pada kedua kelas, dilakukan pula perbandingan peningkatan kemampuan spatial sense pada kelompok siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah pada kelas eksperimen dan kontrol. Pengelompokan siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah didasarkan pada tabel distribusi data hasil nilai Ujian Tengah Semester (UTS) matematika masing- masing kelas.

2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik analisis data ini digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan problem based learning berbantuan 3D SketchUp.

a. Angket

Angket diberikan kepada kelas eksperimen setelah pembelajaran selesai. Model skala sikap yang akan digunakan adalah model skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

Dalam Suherman (2003: 191), dijelaskan bahwa untuk pernyataan yang bersifat positif, jawaban SS diberi skor 5, S diberi skor 4, N diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat negatif, jawaban SS diberi skor 1, S diberi skor 2, N diberi skor 3, TS diberi skor 4, dan STS diberi skor 5. Namun dalam penelitian ini, pilihan jawaban N (Netral) tidak digunakan karena siswa yang ragu-ragu dalam mengisi pilihan jawaban mempunyai kecendrungan yang sangat besar untuk memilih jawaban N (Netral).

Untuk mengetahui sikap siswa, subjek dapat digolongkan menjadi kelompok yang memiliki sikap positif dan sikap negatif. Penggolongan dapat dilakukan dengan menghitung rata-rata skor subjek. Jika nilainya lebih besar dari 3, maka subjek memiliki sikap positif. Sedangkan jika nilainya lebih kecil dari 3, maka subjek memiliki sikap negatif. Namun jika nilainya sama dengan 3, maka subjek memiliki sikap netral.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan aktivitas pembelajaran pada kelas eksperimen. Aktivitas pembelajaran tersebut terdiri atas aktivitas guru, aktivitas siswa, dan kondisi kelas. Penilaian terhadap aktivitas pembelajaran diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

Dokumen terkait