BAB III PEMBAHASAN
3.9 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Hery (2018:126) Dalam menganalisis laporan keuangan ada beberapa jenis teknik yang dapat digunakan oleh akuntan untuk mempermudah proses analisis laporan keuangan. Adapun teknik analisis laporan keuangan, seperti :
1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua periode atau lebih untuk menunjukkan perubahan dalam jumlah (absolut) maupun persentase (relatif).
Teknik analisis ini dikenal sebagai analisis horisontal dan analisis dinamis.
Menggunakan analisis horisontal akan terlihat kenaikan ataupun penurunan dalam pos-pos laporan keuangan dari periode yang satu ke periode berikutnya.
Perubahan ini perlu diketahui (khususnya perubahan yang mengarah kepada pelemahan kondisi keuangan dan kinerja operasi perusahaan) untuk dianalisis faktor penyebabnya dan kemudian diputuskan tindakan apa yang perlu dilakukan. Pada saat melakukan teknik horisontal, kenaikan atau pun penurunan yang terjadi pada pos-pos laporan keuangan dari periode yang satu ke periode berikutnya dinyatakan dalam bentuk jumlah moneter dan juga persentase.
Analisis perbandingan laporan keuangan dapat berjalan dengan baik maka perlu dibuatkan kolom-kolom terlebih dahulu untuk memudahkan dalam melihat perubahan-perubahan yang terjadi terhadap pos-pos laporan keuangan dari periode satu ke periode berikutnya.
2. Analisis Trend
Analisis trend merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan. Analisis trend dilakukan dengan menggunakan analisis horisontal (dinamis). Data yang digunakan adalah data tahunan yang biasanya terdiri dari dua atau tiga periode saja. Hal ini disebabkan karena jika data yang digunakan melebihi tiga periode maka akan mengalami kesulitan dalam melakukan analisis secara lebih cepat.
3. Analisis Rasio
Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Meskipun perhitungan rasio hanyalah merupakan operasi aritmatika sederhana, namun hasilnya memerlukan interpretasi yang tidak mudah.
4. Analisis Persentase per Komponen (Common Size) 3.10 Pengertian Analisis Common Size
Analisis persentase per komponen (Common Size) merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing komponen aset terhadap total aset; persentase masing-masing komponen utang dan modal terhadap total passiva (total aset); persentase masing-masing laporan laba rugi terhdap penjualan bersih.
Dalam analisis common size, seluruh akun dinyatakan dalam persentase.
Dalam analisis neraca, total aset atau total kewajiban ditambah total ekuitas dinyatakan sebagai 100 persen. Akun-akun yang dikelompokkan ini selanjutnya akan dinyatakan sebesar persentase tertentu dari total jumlah kelompok yang bersangkutan.
3.11 Tujuan Analisis Common Size
Berdasarkan pengertian dari analisis common size dapat dipahami bahwa tujuan dari analisis common size adalah untuk memperoleh gambaran tentang:
1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan.
2. Struktur modal dan pendanaan sehingga pihak manajemen dapat memantau bagaimana kinerja keuangan dan mengambil langkah memaksimalkan potensi profitabilitas dari perusahaan dengan tepat kedepannya.
3. Dapat melihat pengaliran dana yang dikelola oleh perusahaan selama satu periode yaitu distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.
Informasi hasil analisis Common Size tidak hanya menginformasikan adanya penurunan dan kenaikan dalam kinerja perusahaan tetapi bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi, investasi dan pendanaan) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut Jumingan (2017:57) Menyatakan bahwa tujuan dari analisis
common size adalah mengubah jumlah satuan mata uang masing-masing unsurnya menjadi persen lalu dibandingkan dengan total kategori unsur tersebut.
3.12 Manfaat Analisis Common Size
Manfaat Analisis Common Size Menurut Hani (2015:100) menyatakan bahwa: manfaat dari analisis Common Size adalah untuk memahami pembentuk internal laporan keuangan seperti sumber pendanaan dan komposisi aktiva pada neraca, pengaruh penjualan terhadap beban dan memudahkan untuk membaca data keuangan dalam periode tertentu. Analisis ini dapat melihat kekuatan pada setiap akun yang dianalisis, bagaimana kemampuannya mempengaruhi akun utama yang menjadi dasar perbandingan seperti angka penjualan pada laba rugi dan pembentukan aktiva pada laporan neraca.
3.13 Hubungan Analisis Common Size dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Tingkat kesehatan perusahaan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan dalam mengukur dan membandingkan kinerja suatu perusahaan. Performa suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui finansial dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.
Analisis common size memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk membandingkan laporan keuangan perusahaannya dengan perusahaan lainnya agar memastikan bahwa perusahaanya dapat memperbaiki maupun meningkatkan kinerja perusahaanya.
Tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan evaluasi atau analisis terhadap laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Interprestasi atau analisis laporan keuangan perusahaan adalah sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan meskipun kepentingan mereka masing-masing berbeda.
3.14 Rumus Menghitung Analisis Common Size
Menurut Jumingan (2017:57) analisis per komponen sebenarnya juga merupakan analisis rasio (perbandingan) atau semacam proporsi, karena jumlah masing-masing unsur laporan keuangan dinyatakan angka persen dari total.
Metode mengubah jumlah rupiah dari masing-masing unsur laporan keuangan menjadi angka persen dari total, dilakukan sebagai berikut :
1. Nyatakan total aktiva, total pasiva (total utang plus modal sendiri) dan jumlah penjualan neto dengan 100%
2. Hitunglah rasio dari masing-masing unsur laporan keuangan dengan totalnya, dengan cara membagi jumlah rupiah masing-masing rupiah unsur laporan keuangan itu dengan totalnya.
Dapat disimpulkan rumus analisis common size adalah sebagai berikut:
Komponen Aktiva Total Aktiva
Komponen Liabilitas Total Pasiva
3.15 Laporan Keuangan PT. Adhi Karya, Tbk
Berikut ini laporan keuangan PT. Adhi Karya, Tbk tahun 2018 – 2020 : Tabel 3.1
PT. Adhi Karya, Tbk Laporan Posisi Keuangan Tahun Berakhir Per 31 Desember 2018 – 2020
(Dalam Jutaan Rupiah)
Komponen 2018 2019 2020
Aset
Aset lancar
Kas dan setara kas 3.263.036 3.255.009 2.363.649
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga 2.303.101 2.867.435 1.818.934 Piutang usaha pihak berelasi 1.051.426 1.036.746 1.167.579
Piutang lainnya
Piutang lainnya pihak ketiga 9.143.266 10.321.131 7.203.604 Piutang lainnya pihak berelasi 2.853.663 5.294.788 6.888.523
Piutang Lain-lain 12.397 0 0
Persediaan lancar
Persediaan 4.360.890 4.778.581 6.321.043
Uang muka 586.690 542.744 437.639
Biaya dibayar dimuka lancar 251.283 209.640 168.134 Pajak dibayar dimuka lancar 1.371.857 1.840.880 1.949.721 Aset non-keuangan lancar lainnya 231.929 168.196 1.771.671 Jumlah aset lancar 25.429.544 30.090.503 30.315.155
Aset tidak lancar
Piutang lain-lain jangka panjang 7.155 16.260 31.178
Aset real estate
884.457 1.863.456 2.947.323 Aset keuangan pada kontrak Investasi pada ventura bersama 636.887 832.293 931.887
Properti Investasi 902.387 1.018.362 912.441
Aset tetap 1.573.323 1.836.864 2.204.377
Aset hak guna 0 0 26.072
Investasi jangka panjang 315.653 292.245 304.179
Aset pajak Tangguhan 0 2.529 3.308
Aset tidak lancar lainnya 369.205 316.954 428.654 Jumlah aset tidak lancar 4.689.070 6.200.677 8.003.385 Jumlah aset 30.118.614 36.515.833 38.093.888
Komponen 2018 2019 2020
Liabilitas dan ekuitas Liabilitas jangka pendek Utang usaha
Utang usaha pihak Ketiga 6.254.339 1.744.228 2.689.292 Utang usaha pihak Berelasi 529.586 6.549.803 9.395.112 Utang lainnya
Utang bank dan lembaga keuangan lainnya
3.663.960 5.058.499 4.343.899 Utang lainnya pihak Ketiga 5.376.468 6.762.621 5.057.962 Utang lainnya pihak Berelasi 387.330 1.122.378 912.555
Uang muka pemberi kerja 841.916 670.262 705.379
Pendapatan diterima dimuka 0 71,364 571,657 Beban akrual jangka Pendek 748.102 1.129.454 1.624.817 Utang obligasi jangka pendek 249.917 499.998
0 Utang retensi jangka pendek 401.830 452.768 576.664 Utang bank jangka panjang jatuh tempo
dalam setahun
0 69.550 342.908
Liabilitas sewa 0 0 22.248
Utang pajak 386,348 346,903 683,364
Utang jangka pendek lainnya 76.265
84.892 143.335 Jumlah liabilitas jangka pendek 18.964.304 24,562,726 27,069,198 Liabilitas jangka panjang
Pajak tangguhan
16.462 20.605 27.446 Utang retensi jangka panjang
12.249 9.058 3.334
Uang muka pemberi kerja 24.168 491.569 41.729
Utang bank dan lembaga keuangan lain 1.147.398 872,787 749.467 Utang obligasi jangka panjang 3.492.178 4.021.031 4.309.020
Utang lain-lain
34,8 53,6 34,7
Liabilitas imbalan kerja
176.546 194.779 314.970
Liabilitas sewa 0 0 3.875
Jumlah liabilitas jangka panjang 4.869.038 5.118.808 5.449.879 Jumlah liabilitas 23.833.342 29.681.535 32.519.078
Komponen 2018 2019 2020
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Saham biasa 356.084 356.084 356.084
Tambahan modal disetor 2.588.833 2.588.833 2.588.833 Selisi transaksi dengan pihak pengendali 3.117 3.117 3.117
Saldo laba yang telah ditentukan
Penggunaannya 2.348.678 2.864.005 3.461.431
Saldo laba yang belum ditentukan
Penggunaannya 644.158 533.424 (1.471.606)
Kerugian aktuarial atas program imbal pasti
(130.940) 0 0
Surplus re evaluasi tanah 464.551 464.551 610.405 Ekuitas yang dapat didistribukan kepada
pemilik entitas induk
6.274.484 6.810.018 5.548.266
Kepentingan non-pengendali 10.786 24.279 26.543
Jumlah ekuitas 6.285.271 6.834.297 5.574.810 Jumlah liabilitas dan ekuitas 30.118.614 36.515.833 38.093.888
Tabel 3.2
PT. Adhi Karya, Tbk Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian
Per 31 Desember 2018 – 2020 (Dalam Jutaan Rupiah)
Komponen 2018 2019 2020
Penjualan dan pendapatan usaha 15.655.499 15.307.860 10.827.682 Beban pokok penjualan dan
Pendapatan
13.148.896 12.971.806 9.091.968 Jumlah laba bruto 2.506.603 2.336.053 1.735.713
Beban penjualan (33.801) (34.491) (18.620)
Beban umum dan administrasi (673.871) (859.576) (709.060) Jumlah beban usaha (707.672) (894.067) (727.680)
Laba usaha 1.798.931 1.441.986 1.008.032
Pendapatan lainnya – beban lainnya (bersih)
(241.897) (33.087) (13.101)
Beban keuangan (523.743) (563.790) (794.518)
Bagian laba ventura bersama 134.487 340.163 156.794
Bagian rugi entitas asosiasi (1.697) (866)
Beban pajak penghasilan final (518.272) (497.083) (316.605)
Laba sebelum pajak 649.504 686.491 39.735
Beban pajak penghasilan tidak final (4,474) (19,828) (17.764)
Manfaat (beban pajak) (1.614) 1.731
Jumlah beban pajak penghasilan – bersih
(4.474) (21.443) (16.032) Sumber : Final_ LKA Adhi Karya, 2020
Laba tahun berjalan 645.030 665.048 23.702
Surplus re evaluasi tanah-bersih 0 0 145.915
Laba komprehensif lain 559,1 41.206
Laba komprehensif tahun berjalan 513.257 665.607 64.908 Laba yang dapat didistribusikan
Jumlah laba yang dapat distribusikan 645.029 665.048 23,7 Laba komprehensif yang dapat
Jumlah laba komprehensif yang dapat distribusikan
513.257 665.607 64.908 Laba (rugi) per saham dasar dari
operasi yang dilanjutkan
181 186 7
3.16 Analisis pada Laporan Neraca (Aktiva) Tabel 3.3
Analisis Common Size Laporan Neraca pada PT. Adhi Karya, Tbk periode 2018 – 2020
Piutang usaha pihak berelasi 3,5 2,83 3,06
Sumber : Final_ LKA Adhi Karya, 2020
Piutang lainnya
Piutang lainnya pihak ketiga 33,35 28,26 18,91
Piutang lainnya pihak berelasi 9,4 14,5 18,08
Piutang Lain-lain 0,04 0 0
Persediaan lancar
Persediaan 14,5 13,08 16,59
Uang muka 0,42 1,48 1,14
Biaya dibayar dimuka lancar 0,08 0,05 0,04
Pajak dibayar dimuka lancar 4,5 5,04 5,11
Aset non-keuangan lancar lainnya 0,07 0,04 4,65
Jumlah aset lancar 84,43 82,40 79
Aset tidak lancar
Piutang lain-lain jangka panjang 0.002 0,004 0,008
Aset real estate
Investasi pada ventura bersama 2,11 2,27 2,44
Properti Investasi 3 2,7 2,39
Aset tetap 5,22 5,03 5,78
Aset hak guna 0 0 0,06
Investasi jangka panjang 1,04 0,8 0,07
Aset pajak Tangguhan 0 0,006 0,008
Utang usaha pihak Berelasi 1,75 17,93 24,66
Utang lainnya
Utang bank dan lembaga keuangan lainnya
12,16 13,85 11,40
Utang lainnya pihak Ketiga 17,85 18,51 13,27
Utang lainnya pihak Berelasi 1,28 3,07 2,39
Uang muka pemberi kerja 2,79 1,83 1,85
Pendapatan diterima dimuka 0 0,01 1,5
Beban akrual jangka Pendek 2,48 3,09 4,26
Utang obligasi jangka pendek 0,08 1,36
0
Utang retensi jangka pendek 1,33 1,23 1,51
Utang bank jangka panjang jatuh tempo dalam setahun
Jumlah liabilitas jangka pendek 62.98 67,27 71,06 Liabilitas jangka panjang
Utang bank dan lembaga keuangan lain 3,8 2,39 1,96
Utang obligasi jangka panjang 11,59 11,01 11,31
Utang lain-lain
0,00001 0,00001 0,00009 Liabilitas imbalan kerja
0,05 0,05 0,08
Liabilitas sewa 0 0 0,001
Jumlah liabilitas jangka panjang 16,16 14,01 14,30
Jumlah liabilitas 79,14 81,28 85,36
Komponen 2018 2019 2020
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Saham biasa 1,18 0,97 0,9
Tambahan modal disetor 8,59 7,08 6,79 Selisi transaksi dengan pihak pengendali 0,001 0,008 0,008 Saldo laba yang telah ditentukan
Penggunaannya 7,79 7,84 9,08
Saldo laba yang belum ditentukan
Penggunaannya 2,13 1,46 3,86
Kerugian aktuarial atas program imbal pasti
0,04 0 0
Surplus re evaluasi tanah 1,54 1,27 1,6
Ekuitas yang dapat didistribukan kepada pemilik entitas induk
20,83 18,65 14,56
Kepentingan non-pengendali 0,03 0,07 0,08
Jumlah ekuitas 20,86 18,72 14.64
Jumlah liabilitas dan ekuitas 100 100 100
Berdasarkan tabel 3.3, analisis pada laporan neraca (aktiva) PT. Adhi Karya, Tbk. Periode 2018-2020 menggunakan analisis common size dapat dilihat bahwa:
1. Terlihat bahwa persentase kas mengalami penurunan terus-menerus pada tahun 2019 sebesar 1,92% dan pada tahun 2020 sebesar 2,71%. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan kas yang digunakan untuk aktivitas investasi dan menurunnya kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan.
2. Apabila dilihat dari sisi piutang usaha dari pihak ketiga dan pihak berelasi, pada 2019 piutang usaha pihak ketiga mengalami kenaikan sebesar 0,2%
sementara piutang usaha pihak berelasi menurun 0,67%. Pada 2020 piutang usaha pihak ketiga mengalami penurunan 3,03% dan piutang usaha pihak berelasi mengalami kenaikan 0,23%. Hal ini disebabkan PT. Adhi Karya, Sumber : Peneliti, 2021
Tbk frekuensi pelunasan piutang usaha dengan pihak ketiga lebih rutin dibanding dengan pihak berelasi namun besar nominal piutang usaha tertinggi masih dipegang oleh pihak ketiga.
3. Persentasi piutang lainnya dari pihak ketiga dan pihak berelasi mengalami kenaikan tiap tahunnya diakibatkan oleh adanya kemudahan yang diberikan oleh PT. Adhi Karya dalam transaksi secara kredit.
4. Persediaan menurun 1,42% pada tahun 2019 namun mengalami kenaikan pada tahun 2020 sebesar 3,51%. Adanya penambahan persediaan pada tahun 2020 sebagai bentuk penyelenggaraan proyek namun berlebih dari yang dibutuhkan.
5. Uang muka yang diberikan oleh agen pemberi proyek mengalami kenaikan di tahun 2019 sebesar 1,06 % dan menurun pada tahun 2020 sebesar 0,34%
sebagai akibat berkurangnya proyek yang diberikan oleh agen pemberi proyek.
6. Pajak dibayar dimuka lancar naik tiap tahunnya sebesar 0,54% dan 0,07%
sebagai bentuk kepedulian PT. Adhi Karya, Tbk dalam tertib membayar pajak.
7. Aset non keuangan lancar lainnya meningkat pada tahun 2020 sebesar 4,61% diakibatkan adanya pengadaan perlengkapan pada kantor PT. Adhi Karya, Tbk .
8. Aset lancar mengalami penurunan tiap tahunnya diakibatkan oleh penurunan piutang, kas serta akun lainnya yang telah disebutkan
sebelumnya.
9. Piutang lain-lain jangka panjang mengalami kenaikan sebesar 0,002% pada 2019 dan 0,004% pada 2020 adanya pemberian utang pada karyawan dan pegawai.
10. Aset tidak lancar mengalami kenaikan sebesar 2,03% dan 3,40% sebagai akibat dari aktivitas investasi penambahan aset berupa real estate dan investasi pada ventura bersama.
11. Properti investasi menurun pada tahun 2019-2020 sebesar 0,3% dan 0,31%
diakibatkan menyusutnya nilai guna aset tersebut tiap tahun sebesar 0,3%
12. Aset pajak tangguhan meningkat sebesar 0,04% per tahunnya diakibatkan pihak PT. Adhi Karya, Tbk menilai bahwa pajak tangguhan akan lebih baik apabila adanya peningkatan yang stabil.
13. perusahaan lebih mengupayakan pinjaman untuk kegiatan operasional kepada perusahaan yang dipercaya sebagai partner PT. Adhi Karya, Tbk seiring dengan adanya strategi perseroan yang lebih selektif dalam melakukan pinjaman tersebut maka terjadi penurunan persentase utang bank jangka panjang secara perlahan tiap tahunnya didukung dengan pembayaran utang bank yang jatuh tempo pada tahun 2018 yang tercantum pada bagian catatan atas laporan keuangan PT. Adhi Karya, Tbk tahun 2019. Penambahan nilai aset tetap atau tidak lancar sesuai dengan suatu teori yang menyatakan bahwa jika suatu perusahaan berinvestasi pada aset tetap maka kasnya akan turun. PT. Adhi karya menjalin kerjasama yang
baik dan sangat mempercayai perusahaan-perusahaan property dan precast sehingga piutang pihak berelasi mengalami peningkatan tiap tahunnya seiring pertumbuhan bisnis Perseroan yang semakin berkembang di tahun 2020.
Dari tabel 3.3 analisis common size laporan posisi keuangan pada bagian passiva dan ekuitas maka dapat ditarik penjelasan sebagai berikut :
1. Utang usaha pihak ketiga pada 2018 naik menjadi 20,76% . Pada 2019 utang tersebut dibayar oleh PT. Adhi Karya, Tbk sehingga menurun sebesar 15,99% lalu naik kembali pada tahun 2020 2,28% diakibatkan pinjaman singkat yang dilakukan oleh PT. Adhi Karya, Tbk.
2. Utang usaha pihak berelasi bertambah signifikan setiap tahunnya dapat dilihat kenaikan pada 2019 sebesar 16,18% dan pada tahun 2020 sebesar 6,73% diakibatkan oleh pinjaman jangka pendek pada perusahaan yang memiliki kerja sama dengan PT. Adhi Karya, Tbk. Pinjaman ini dimaksud untuk mendorong pembangunan serta kelancaran kegiatan operasional PT.
Adhi Karya, Tbk.
3. Utang bank dan lembaga keuangan lainnya mengalami kenaikan pada 2019 sebesar 0,66% namun menurun pada tahun 2020 menjadi 11,40%
diakibatkan pembayaran utang bank sebesar 2,45%
4. Utang lainnya pada pihak ketiga mengalami kenaikan sebesar 0,66%
sebagai akibat transaksi kredit namun menurun pada tahun 2020 sebesar 5,24%.
5. Utang lainnya pihak berelasi mengalami kenaikan pada 2019 sebesar 1,79% namun terjadi penurunan pada tahun 2020 sebesar 0,68%. Nilai persentil akun lainnya pihak berelasi cukup stabil setiap tahunnya.
6. Persentase uang muka pemberi kerja paling tinggi ada pada tahun 2018 menunjukkan bahwa proyek yang diberikan pada PT. Adhi Karya, Tbk pada tahun 2019 dan 2020 semakin menurun.
7. Pendapatan diterima dimuka terjadi pada tahun 2019 dan 2020 sebagai akibat diterimanya uang muka atas proyek yang diambil oleh PT. Adhi Karya, Tbk.
8. Beban akrual jangka pendek meningkat pada tahun 2019 dan 2020 sebesar 0,61% dan 1.17% sebagai akibat pengeluaran biaya namun belum dibayar tunai dalam periode tersebut.
9. Utang obligasi jangka pendek pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 1,28% namun dilunasi oleh PT. Adhi Karya, Tbk pada tahun 2020.
10. Utang retensi jangka pendek mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya namun tidak melebihi 2% nilai tersebut termasuk dalam kestabilan perusahaan dalam mengambil serta membayar utangnya.
11. Utang bank jangka panjang jatuh tempo dalam setahun mengalami kenaikan pada tahun 2019 dan 2020 akibat perusahaan terlalu lama melunasinya.
12. Liabilitas sewa pada tahun 2020 timbul sebesar 0,005% sebagai akibat sewa peralatan.
13. Utang pajak dan utang jangka pendek lainnya juga mengalami kenaikan dan penurunan yang stabil pada perusahaan.
14. Total liabilitas jangka pendek mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada 2019 sebesar 4,29% dan pada 2020 sebesar 3,79% hal ini dikarenakan lebih banyak kenaikan daripada penurunan dalam setiap akun liabilitas jangka pendek ini membuktikan bahwa perusahaan masih banyak bergantung pada utang jangka pendek dalam memenuhi biaya yang timbul oleh kegiatan operasionalnya.
15. Pajak tangguhan dan utang retensi jangka panjang mengalami kenaikan pada tahun 2020 sebesar 0,002% dan 0,007% nilai dan kenaikan yang minimum menunjukkan bahwa perusahaan tidak berlebihan dalam mengambil utang tersebut.
16. Uang muka pemberi kerja menurun drastis pada tahun 2020 sebesar 1,29%
sehingga menjadi 0,01% sebagai akibat atas penurunan penawaran proyek dan pembayaran oleh PT. Adhi Karya, Tbk.
17. Utang bank dan lembaga keuangan lainnya menurun pada tahun 2019 dan 2020 sebesar 1,41% dan 0,43% hal ini disebabkan oleh pembayarn rutin dan pengambilan utang bank yang sangat jarang dilakukan oleh PT. Adhi Karya, Tbk.
18. Utang lain-lain, liabilitas imbalan kerja serta liabilitas sewa mengalami kenaikan pada tahun 2020 namun sangat minimun karena kurang dari 1%
total liabilitas jangka panjang.
19. Total Liabilitas jangka panjang mengalami penurunan pada tahun 2019 sebesar 2,15% dan kenaikan pada tahun 2020 sebesar 0,29% penurunan serta kenaikan ini dipengaruhi oleh utang obligasi jangka panjang dan pajak tangguhan pada tahun tersebut.
20. Total hutang PT. Adhi Karya, Tbk periode 2018-2020 megalami kenaikan setiap tahunnya. Ini membuktikan bahwa PT. Adhi Karya belum sepenuhnya mampu mengembangkan perusahaannya lebih lanjut namun karena mengikuti persaingan industri yang semakin ketat maka peningkatan perusahaan harus tetap dilakukan walau terkesan seperti terburu buru dalam mengambil keputusan.
Dari tabel 3.3 analisis common size laporan posisi keuangan pada bagian passiva dan ekuitas maka dapat ditarik penjelasan sebagai berikut :
1. Persentase saham biasa mengalami penurunan pada tahun 2019 dan 2020 sebesar 0,21% dan 0,07% diakibatkan oleh penjualan kembali saham tersebut sehingga nilai saham biasa menyusut.
2. Tambahan modal disetor oleh pemilik mengalami penurunan pada tahun 2019 dan 2020 sebesar 1,51% dan 0,29% sebagai akibat penurunan dividen oleh perusahaan sehingga pemilik enggan menyetor modal tambahan yang lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.
3. Saldo laba yang telah ditentukan penggunaanya setiap tahun meningkat sementara saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya menurun hal ini dikarenakan perusahaan membutuhkan laba tersebut untuk
meningkatkan pembangunan perusahaannya sehingga langsung dapat ditempatkan pada biaya-biaya yang akan timbul dari perencanaan tersebut.
4. Kerugian aktuarial atas program timbal balik timbul pada tahun 2018 sebagai akibat ADHI gelar site visit ke Precast Plant LRT Jabodebek yang berada di Pancoran bersama media dalam rangka Concrete Show-Construction Indonesia 2018.
5. Persentase ekuitas mengalami penurunan selama tahun 2018 - 2019 sebesar 2,14 % . Penurunan jumlah persentase ekuitas diakibatkan oleh penurunan saldo laba yang berasal dari laba tahun berjalan tahun 2019. Dan pada tahun 2020 persentase ekuitas kembali mengalami penurunan sebesar 4,08 % penurunan terjadi akibat adanya penurunan saldo laba dari laba tahun berjalan tahun 2020. Nilai ekuitas suatu perusahaan mencerminkan nilai buku perusahaan tersebut. Jika persentase ekuitas PT. Adhi Karya, Tbk periode 2018-2020 terus mengalami penurunan berarti ada yang salah dalam pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan yang seharusnya juga memikirkan kestabilan perkembangan perusahaan dengan keinginan para pemegang saham perusahaan dan efisiensi kepengurusan (stewardship) manajemen harus selalu disesuaikan dengan situasi terkini negara yang perusahaan tempati mengingat hal ini juga terjadi sebagian karena pandemi Covid-19.
3.17 Analisis pada Laporan Laba Rugi Tabel 3.4
Analisis Common Size Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain Konsolidasian PT. Adhi Karya, Tbk
Periode 2018 – 2020 (Disajikan dalam persen)
Komponen 2018 2019 2020
Penjualan dan pendapatan usaha 100 100 100 Beban pokok penjualan dan
Pendapatan lainnya – beban lainnya (bersih)
1,54 0,21 0,12
Beban keuangan 3,34 3,68 7,33
Bagian laba ventura bersama 0,85 2,22 1,44
Bagian rugi entitas asosiasi 0,01 0,007
Beban pajak penghasilan final 3,31 3,24 2,92
Laba sebelum pajak 4,14 4,48 0,36
Beban pajak penghasilan tidak final 0,02 0,12 0,16
Manfaat (beban pajak) 0,01 0,015
Jumlah beban pajak penghasilan – bersih
Surplus re evaluasi tanah-bersih 0 0 1,34
Laba komprehensif lain 0,003 0,38
Laba komprehensif tahun berjalan 3,27 4,34 0,6
Laba yang dapat didistribusikan
Jumlah laba yang dapat distribusikan 4,12 4,34 0,0002
Jumlah laba komprehensif yang dapat distribusikan
3,27 4,34 0,6
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan
0,001 0,001 0,0001
Berdasarkan tabel 3.4 analisis pada laporan laba rugi PT. Adhi Karya, Tbk.
Periode 2018-2020 menggunakan analisis common size dapat dilihat bahwa : 1. Beban pokok penjualan mengalami kenaikan pada tahun 2019 sebesar
0,75% dan pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 0,77%. Nilai dari beban pokok penjualan mempengaruhi laba bruto yang diterima PT.
Adhi Karya, Tbk semakin tinggi beban pokok penjualan semakin rendah laba bruto yang diperoleh.
2. Beban penjualan mengalami kenaikan pada tahun 2019 sebesar 0,01%
tetapi mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar 0,05%. Adanya keterkaitan antara beban penjualan dengan jumlah penjualan pada tahun 2019 yang lebih besar dibandingkan pada tahun 2020 membuat persentase beban penjualan tahun 2019 lebih tinggi daripada tahun 2020.
3. Beban umum dan administrasi mengalami kenaikan tiap tahunnya sebesar 1,31% dan 0,93% pada tahun 2019 dan 2020 dikarenakan volume biaya gabungan dalam operasi perusahaan menglami peningkatan.
Sumber : Peneliti, 2021
4. Laba usaha mengalami penurunan sebesar 2,08% pada tahun 2019 dan 0,11% 2020 diakibatkan oleh adanya kenaikan pada jumlah beban usaha tiap tahunnya.
5. Persentase laba tahun berjalan pada tahun 2018-2019 mengalami peningkatan sebesar 0,22 % pertumbuhan laba tersebut dikontribusikan oleh pertumbuhan bagian laba ventura bersama namun, pada tahun 2020 menurun drastis sebesar 4,13% sehingga menjadi 0,21% dari pendapatan.
6. Bagian rugi entitas asosiasi timbul pada tahun 2019 dan 2020 sebesar
6. Bagian rugi entitas asosiasi timbul pada tahun 2019 dan 2020 sebesar