• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Analisis Laporan Keuangan

3. Teknik Analisis laporan Keuangan

Ada banyak cara ataupun teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan, antara lain analisis kompaatif, analisis trend, analisis common size, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis rasio keuangan, analisis break even, dan sebagainya. Hingga saat ini, metode analisis laporan keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasikan dan menjelaskan posisi keuangan maupun kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Menurut Brigham dan Ehrhardt (2005:444), financial ratios are designed to evaluate financial statement. Sedangkan menurut Sastradipoera (2004:173),

Analisis rasio adalah pengkajian yang dipergunakan oleh penyelia dan pengguna laporan keuangan (dalam hal ini bisnis perbankan) untuk menilai kekuatan dan kelemahan keuangan dan kecendrungan operasi sebuah perusahaan. Analisis rasio akan menyediakan pengukuran rel;atif terhadap kondisi dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit pada sebuah bisnis perbankan.

Jika ditinjau berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh analisis laporan keuangan debitur (melalui analisis rasio keuangan) terhadap pemberian kredit (melalui kebutuhan modal kerjanya) telah dilakukan oleh Rahmat Hidayat Lubis (2004). Rahmat Hidayat Lubis (2004) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel dependen yaitu jumlah kredit. Sedangkan variabel independennya adalah working capital turn over, current ratio, gross profit margin, total debt to equity ratio, pertumbuhan penjualan, dan total equity/totql assets. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada PT. Bank rakyat Indonesia (persero) cabang Binjai, Ia menemukan bahwa rasio keuangan debitur bersumber dari laporan keuangannya berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit.

Pada tahun 2006 Yuniar Salehaty Br Sebayang juga melakukan penelitian berkaitan dengan pengaruh analisis laporan keuangan debitur (melalui analisis rasio keuangan) terhadap pemberian kredit (melalui kebutuhan modal kerjanya) pada PT.Bank Lippo,Tbk Cabang Pemuda Medan. Yuniar Salehaty Br Sebayang (2006) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel dependen yaitu jumlah kredit yang diberikan. Sedangkan variabel independennya adalah Current ratio,Inventory Turn Over, debt to equity ratio, Profit Margin Ratio, dan Return On Investment. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada PT. Bank Lippo,Tbk cabang Pemuda, Ia menemukan bahwa rasio keuangan debitur (Current ratio,Inventory Turn Over, debt to equity ratio, Profit Margin Ratio, dan Return On Investment) yang bersumber dari laporan keuangannya berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit, sementara

pengujian secara parsial menunjukkan hasil bahwa hanya Inventory Turn Over dan Profit Margin Ratio yang berpengaruh terhadap pemberian kredit.

White, Sondhi, and Fried (2003:111) juga menjelaskan bahwa, financial ratios are used to compare the risk and return of different firms in order to help equity investors and creditors make intelligent investment and credit decisions. Dapat diartikan dari uraian white, Sondhi, and fried bahwa rasio keuangan digunakan untuk membandingkan antara resiko dan imbalan dari perusahaan yang berbeda-beda dalam rangkan membantu investor dan kreditor untuk melakukan investasi dan keputusan-keputusan kredit yang tepat.

Sedangkan Robinson, Munter, dan Grant (2004:231), mengklasifikasikan rasio keuangan menjadi enam kategori, yaitu :

Ratio Categories

Category Issues Examined

Activity Indicates efficiency and effectiveness of operations and assets managements

Liquidity indicates ability of firm to meet short-term obligations

Sovency indicates the ability to retain earnings (create growth) after covering cost

Cash flows Cash-flow ratios composed of many of the ratios from the above categories. However, they consider cash flow rather than earnings. These ratios are particularly important if there is some doubt about the quality of a compamy’s earnings.

Price Multiples Focus on stock price, instead of book value. Allows an assessment of how the market currently values a company’s stock relative to peers, the industry and the market.

Secara Umum, kita dapat membagi rasio menjadi lima golongan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Rasio-rasio tersebut menurut Jusuf (2005:50), sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Rasio-rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah : a. Current Ratio s Liabilitie Current Assets Current Ratio Current =

Current ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang current rationya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur dalam perusahaan sehingga pada akhirnya dapat mengurangi kemampu-labaan perusahaan.

b. Cash Ratio s Liabilitie Current Securities Marketable Cash Ratio Cash = +

rasio ini mengukur jaminan yang diberikan oleh pos “tunai” dan “surat-surat berharga” terhadap kewajiban lancar. Semakin besar komposisi pos tersebut ini berarti semakin likuid suatu perusahaan. c. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

s Liabilitie Current Inventory Assets Current Ratio Quick =

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga, dan juga sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi.oleh karena itu rasio cepat tidak menyertakan persediaan dalam perhitungannya. Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya. Aktiva cepat dalam hal ini adalah aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas.

2. Rasio Leverage

Yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (dana dari pihak luar). Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditor), dalam hal ini adalah perusahaan yang kita wakili. Dengan kata lain, rasio leverage ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua utang jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio yang paling banyak digunakan untuk menghitung leverage perusahaan adalah Debt to Equity Ratio.

Equity Total Debt Total Equity to Debt =

Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio ini maka resiko kreditor (termasuk bank) semakin besar karena debt to equity ratio yang tinggi berarti semakin rendah tingkat keamanan dana yang ditempatkan oleh kreditor dalam bisnis tersebut. Namun untuk memperoleh analisis yang lebih tajam, dalam menginterpretasikan rasio ini perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :

a. Sifat (Karakteristik) dari industri yang bersangkutan b. Sifat dari utang perusahaan

c. Komposisi utang jangka panjang (Long Term Debt) dengan utang jangka pendek (Short Term Debt). Untuk mengetahui perbandingan Leverage antara utang jangka panjang dengan utang jangka pendek dapat dipergunakan rasio Long Term Leverage, yaitu :

Equity Total debt Term Long Leverage Term Long =

ShortTermLeverage=DERLongTermLeverage

Bila Long Term Leverage lebih kecil daripada Short Term Leverage, sebagian besar kewajiban (utang) adalah kewajiban jangka pendek. Bila sebaliknya makasebagian besar utang adalah utang jangka panjang.

3. Rasio Coverage

Yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari bisnis. Dalam memberi kredit, bank sangat memperhatikan kelancaran pembayaran kewajiban dalam kondisi normal, yaitu dalam kondisi perusahaan yang dibiayai berjalan terus (going concern). Rasio ini mencoba memberi indikasi mengenai haltersebut. Rasio yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat keamanan bank dalam pemberian kredit adalah :

a. Times Interest Earned Ratio / EBIT Coverage ratio

% 100 x Expense Interest Taxes and Interest Before Earning Earned Interest Times =

Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman. Kemampuan membayar beban bunga pada saat jatuh tempo dihitung dari laba bersih sebelum pajak (Net Income/Profit Before Tax) karena beban bunga merupakan salah satu komponen pengurang pajak penghasilan.

b. Dividend Pay Out Ratio

% 100 x pajak Setelah Bersih Laba Dibayar yang Tunai Dividen Out Pay Dividend − =

Rasio ini menunjukkan berapa besar bagian dari laba bersih yang dibagi dalam bentuk dividen tunai. Semakin besar rasio ini, semakin kecil pula laba yang masuk ke retained earning sampai

tingkat tertentu. Rasio ini menunjukkan komitmen pemegang saham akan bisnisnya. Apakah mereka mementingkan pertumbuhan bisnis dengan modal sendiri atau mengandalkan pinjaman bank.

4. Rasio Aktivitas

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Pada prinsipnya, semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dayanya. Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah : a. Assets Turnover Sales Total Sales Net Turnover Assets =

Perputaran aktiva menunjukkan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi (aktiva) guna menghasilkan penjualan. Semakin besar rasio ini semakin bagus karena merupakan pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva untuk menghasilkan penjualan.

b. Fixed Assets Turnover

Assets Fixed Sales Net Turnover Assets Fixed =

Rasio ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan aktiva tetap untuk industri manufaktur yang merupakan aktiva produktif.

c. Account Receivable turnover

ceivables Accounts Sales Credit Turnover ceivable Accounts Re Re =

Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piuteng dagang perusahaan berputar dalam satu tahun. Bila dalam analisis tidak diperoleh rincian penjualan kredit yang dilakukan, pendekatan atas rumus tersebut dapat dipergunakan total penjualan sebagai penggantinya. Ekspresi perputaran piutang dagang dalam bentuk jumlah hari dikenal dengan istilah Account Receivable Collection Period (Periode Pengumpulan Piutang dagang)

Turnover ceivables Accounts Period Collection Re 360 =

Perputaran piutang dagang menunjukkan beberapa indikasi :

- Jumlah dana yang tertanam dalam bentuk piutang dagang sebelum akhirnya berubah menjadi bentuk tunai. Ini berhubungan dengan penyediaan dana yang diperlukan untuk membiayai piutang tersebut karena setiap aktiva harus dibiayai. Semakin cepat perputaran piutang dagang, akan semakin sedikit pula dana yang “terikat” di dalamnya.

- Sampai tingkat tertentu, rasio ini merupakan indikator kualitas kolektor (penagih piutang) dari perusahaan.

- Rasio ini juga merupakan indikator kualitas piutang dagang yang dimiliki perusahaan, dimana perlu diingat setiap piutang yang velum tertagih memiliki resiko tidak tertagih dan ini harus dipikul oleh perusahaan.

d. Inventory Turnover Inventory Sold Good of Cost Turnover Inventory =

Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang perusahaan berputar dalam setahun. Perputaran persediaan merupakan indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola persediaan barang. Perputaran persediaan juga dapat ditulis dalam bentuk hari:

Turnover Inventory

Inventory

Days = 360

Perputaran persediaan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut :

- Sifat persediaan barang dagangan, pakh merupakan slow moving item (seperti mesin-mesin berat) atau fast moving item (seperti consumer goods)

- Bila perputaran persediaan berjalan lambat sedangkan barang yang dijual merupakan golongan fast moving item, mungkin terdapat item yang tidak laku, misalnya out of date, penumpukan barang, dan lain-lain.

e. Accounts Payable Turnover

Payable Accounts Purchase Net Turnover Payable Accounts =

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur berapa kali utang dagang diputar per tahun dan menunjukkan berapa kali perusahaan membayar utangnya kepada pemasok dalam setahun. Rasio ini juga dapat dinyatakan dalam jumlah hari, yaitu :

Days Payables Outstanding

Turnover payable Accounts 360 = 5. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan), rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan dalam investasi. Rasio-rasio rentabilitas antara lain : a. Gross Profit Margin

% 100 Pr arg Pr x Sales ofit Gross in M ofit Gross =

Rasio ini menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk. Rasio ini mengindikasikan tiga hal yaitu : efisiensi, harga jual, dan pengendalian persediaan. Dalam kondisi normal, gross profit margin seharusnya positip karena menunjukkan apakah perusahaan dapat menjual barangnya di atas harga pokoknya. Bila gross profit margin negatif, ada pertanda bahwa perusahaan tersebut rugi dari bisnis utamanya.

b. Profit Margin Ratio

Profit Margin Ratio = x100%

Sales Income Net

Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis (setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya). Profit Margin ratio menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya, dan mengindikasikan dua hal, yaitu pengendalian biaya dan volume bisnis.

c. Return on Investments Return on Investments = x100% Assets Total Income Net

Biasa dikenal dengan istilah Return on Assets (ROA). Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan, atau menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp. 1,- investasi yang dilakukan.

d. Return on Equity Return to Equity = x100% Equity Total Income Net

Rasio ini mengukur besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut. Return on Equity merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya.

C. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Kredit

Dokumen terkait