• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data

Dari data yang telah dikumpulkan langkah selanjutnya mencari nilai-nilai religius dari keseluruhan novel tersebut. Adapun prosedur dalam menganalisis data penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menelaah seluruh data yang telah diperoleh berupa nilai religius dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan data tersebut berdasarkan butir-butir masalah dan tujuan penelitian.

3. Menentukan nilai-nilai religi yang terkandung dalam novel tersebut.

23

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penyajian yang telah diuraikan sebelumnya bahwa religius adalah sesuatu yang diyakini termasuk ketaatan kepada agama yang dianut yang berhubungan dengan Tuhan seperti perasaan takut terhadap kebesaran Allah Swt. Pada bab ini penulis menguraikan secara rinci hasil penelitian dalam novel Ketika Cinta Bertasbihkarya Habiburrahman El Shirazy dan menjelaskan pula hasil penelitian

kemudian terakhir sebagai penutup dari bab ini, diuraikan pembahasan yang menjadi gambaran secara garis besar tentang nilai religius pada novel tersebut dan merupakan sebuah pelajaran penting bagi penikmat sastra terkhusus dalam novel Ketika Cinta Bertasbihkarya Habiburrahman El Shirazy.

A. Hasil Analisis Data

Agar memudahkan dalam menggapai setiap masalah di dalam penelitian ini, ada baiknya bahan penelitian dicermati dan dipahami secara konsekuen pada permasalahan yang menjadi fokus penelitian tersebut.

Berdasarkan pengamatan di dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, hampir semua cerita dalam novel tersebut mengandung nilai-nilai agama atau religi yang dapat dideskripsikan untuk lebih terbukanya rahasia yang ada di dalam novel tersebut.

Adapun nilai-nilai agama atau religi yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbihkarya Habiburrahman El Shirazy adalah sebagai berikut :

1. Akidah

Salah-satu unsur atau faktor yang terdapat pada nilai religi dalam penelitian ini adalah nilai akidah yang merupakan permasalahan vital yang menentukan keimanan dan ketakwaan seseorang karena akidah adalah kepercayaan yang meresap ke dalam hati dengan penuh keyakinan, tidak bercampur sedikit pun dengan keraguan, serta memberi pengaruh terhadap pandangan hidup, tingkah laku, dan perbuatan sehari-hari yang berfungsi sebagai fondasi dan perisai untuk menghadapi tantangan demi tantangan.

Adapun nilai akidah yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy adalah sebagai berikut :

a. Meyakini Tanda-tanda Kebesaran Allah Swt

“Matahari terus berjalan mendekati peraduannya.Sinarnya yang kuning keemasan kini bersulam kemerahan. Ombak datang silih berganti seolah menyapa dan menciumi pasir-pasir pantai yang putih nan bersih. Terasa damai dan indah.Menyaksikanfenomena alam yang dahsyat itu Azzam bertasbih, “Subhanallah.Maha Suci Allah yang telah menciptakan alam seindah ini.”(Ketika Cinta Bertasbih2007: 40)

Kutipan di atas menggambarkan tentang kebesaran Allah dan tanda-tanda kebesaran itu memang ada dan harus diyakini kebenarannya dan manusia harus meyakini bahwa Allah yang menciptakan alam ini beserta isinya. Fenomena alam yang begitu indah dan mengagumkan merupakan wujud atau bukti kebesaran Allah Yang Maha Kuasa dan kita sebagai hamba-Nya harus memuji kebesaran-Nya karena hanya Dialah yang pantas dipuji.

Hal senada tentang keyakinan terhadap tanda-tanda kebesaran Allah Swt.

“Dari jendela kamarnya ia bisa melihat Benteng Qaitbai itu dikejauhan.

Kedua matanya kembali mengamati tiga kapal yang letaknya berjauhan satu sama lain. Ia edarkan pandangan ke kiri dan ke kanan. Laut itu terlihat begitu luas dan kapal itu begitu kecil.Padahal di dalam kapal itu mungkin ada ratusan manusia.Ia jadi berpikir, alangkah kecilnya manusia. Dan alangkah Maha Penyayangnya Tuhan yang menjinakkan lautan sedemikian luas supaya tenang dilalui kapal-kapal berisi manusia.” (Ketika Cinta Bertasbih 2007: 39)

“Pemuda bernama Khairul Azzam itu masih menatap ke arah laut.Matahari masih satu jengkal di atas laut. Sebentar lagi matahari itu akan tenggelam.

Warna kuning keemasan bersepuh kemerahan yang terpancar dari bola matahari menampilkan pemandangan luar biasa indah.Ia jadi ingat sabda Nabi, “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan.

“Subhanallah !”Kembali ia bertasbih dalam hati. (Ketika Cinta Bertasbih2007:44 )

Kutipan novel di atas menggambarkan tokoh yang begitu yakin terhadap tanda-tanda kebesaran Allah dan sesungguhnya Allah mencintai keindahan dengan membuktikannya lewat fenomena-fenomena alam yang begitu indah dan menakjubkan. Sebagai hamba-Nya yang beriman kita harus selalu memuji-Nya lewat tasbih dan zikir yang dipanjatkan sebagai wujud manusia yakin atas kebesaran Allah.

Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah, 2 : 164







164.Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi

manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

b. Meyakini Takdir Allah

“Ia merasa begitu kecil dan kerdil.Begitu tidak ada artinya.Ia baru merasa bahwa manusia sesungguhnya tidak bisa menentukan takdirnya. Manusia sama sekali tidak bisa sombong bisa menentukan takdirnya. Kewenangan yang diberikan Tuhan untuk manusia hanyalah berikhtiar dan berusaha.Adapun takdir sepenuhnya adalah hak dan keputusan Tuhan Yang Maha Kuasa.Tuhanlah yang berhak memutuskan segala-galanya.”(Ketika Cinta Bertasbih2007: 378)

“...Kami sudah janjian mau bertemu di Masjid Nuri Khithab. Namun manusia hanya bisa berencana sedangkan yang menentukan adalah Tuhan. Belum sempat bertemu Kak Fadhil sudah sakit duluan. (Ketika Cinta Bertasbih2007:

301)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa manusia itu kecil di hadapan Allah dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.Di dunia ini, kita hanya bisa berusaha dan berikhtiar dan hanya Allah yang bisa menentukan hasil dari usaha kita.Semua yang terjadi dalam kehidupan ini, sudah ditakdirkan oleh Allah dan harus diyakini bahwa segala kebaikan datangnya dari Allah.Selain itu, kita tidak boleh bersikap sombong karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

Firman Allah dalam surah Saba’, 34 : 26



26. Katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar dan Dialah Maha PemberiKeputusan lagi Maha Mengetahui.”

2. Ibadah

Secara umum ibadah merupakan bakti manusia kepada Allah karena didorong dan dibangkitkan oleh kaidah tauhid. Sedangkan secara khusus ibadah merupakan sarana untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Ibadah umum adalah segala amalan yang dibolehkan atau diizinkan akan rincian-rincian, tingkat, dan ciri-ciri tertentu.

Sedangkan ibadah khusus adalan amalan atau perbuatan yang telah ditetapkan oleh Allah akan rincian-rincian, tingkat, dan ciri-ciri tertentu.

Dalam novel Ketika Cinta Bertasbihbanyak nilai-nilai ibadah yang dimiliki oleh tokoh yang dapat menjadi contoh atau teladan bagi umat manusia di muka bumi ini.Berikut beberapa contoh kutipan dalam novel Ketika Cinta Bertasbihyang mengandung nilai ibadah.

a. Berdoa kepada Allah

“Ya Allah jangan Engkau uji hamba dengan penyakit itu.Ya Allah rahmati hamba-Mu yang lemah ini,” rintihnya berulang kali dalam hati. (Ketika Cinta Bertasbih2007: 380)

“Hatinya tiba-tiba riang dan bahagianya membuncah-buncah. Dengan penuh penghayatan ia berdoa, “Ya Allah kabulkan harapanku untuk lulus dan pulang tahun ini.”(Ketika Cinta Bertasbih2007: 332)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa dalam kehidupan, manusia tidak pernah lepas dari cobaan. Olehnya itu, kita harus senantiasa mengingat Allah baik

di kala senang mapun susah, baik di saat sehat maupun sakit, baik di waktu lapang maupun sempit. Apabila kita mendapat cobaan mintalah petunjuk Allah karena Dialah yang telah menciptakan kita ke dunia ini dan berserah dirilah kepada Sang Khalik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.

Firman Allah Swt. dalam Surah Al-A’raf, 7 : 55



55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

b. Bersedekah

“Maka paginya setelah shalat Subuh dan itikaf sampai Dhuha tiba, ia keluar masjid dan berjalan sepanjang jalan untuk membagi sedekah pada orang Mesir yang memerlukannya...” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 392)

Kutipan di atas menggambarkan tokoh yang bernama Furqan yang begitu memperhatikan orang-orang yang tidak mampu dan membagi-bagikan sebagian hartanya untuk orang miskin. Sedekah termasuk amal jariah dan sebagai hamba Allah yang beriman kita wajib memperhatikan orang-orang yang tidak mampu di sekitar kita dan memberikan bantuan kepadanya karena di dalam harta yang kita miliki ada hak orang lain, dan sebagai orang yang mampu kita berkewajiban untuk mengeluarkan sebagian harta kita kepada orang-orang yang lebih membutuhkannya.

Firman Allah dalam Surah Al-Munafiqun, 63 : 10





10. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:

“Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”

c. Taubat

“Ia merasa keindahan tempat itu masih kurang tanpa adanya Anna.Ia geleng-geleng kepala sendiri.

“Ini sudah dosa.Astaghfirullah.Saya tidak boleh membayangkan yang tidak-tidak, gumamnya dalam hati.” (Ketika Cinta Bertasbih2007:237-238)

“Ya Allah, ampuni dosa hamba-Mu ini. Ya Allah, jika yang kurasakan ini adalah sebuah dosa, maka ampunilah dosa hamba-Mu yang lemah ini.”(Ketika Cinta Bertasbih2007: 130)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa sebesar dan sekecil apa pun kesalahan manusia yang telah diperbuatnya harus segera mengingat Allah dan memohon ampun kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa hambanya karena Allah Maha Pengampun lagi Maha Penerima Taubat. Kita pun perlu menyadari bahwa sebesar dan sekecil apa pun kebaikan atau keburukan yang pernah kita lakukan akan mendapat balasan dari Allah.

Firman Allah dalam surah Al- Imran, 3 : 135





135.dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap

dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

“Hati Furqan gerimis.Air matanya meleleh.Ia benar-benar menginsyafi cara hidupnya yang selama ini sudah tidak wajar sebagai seorang penuntut ilmu. Ia benar-benar merasakan bahwa ini semua adalah teguran dari Dzat Yang Maha Bijaksana.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 295)

Kutipan novel di atas menggambarkan bahwa manusia tidak pernah luput dari kesalahan, terkadang manusia tidak menyadari bahwa menuntut ilmu itu tidak mesti diikuti dengan segala kemewahan yang ada dan justru dalam menuntut ilmu manusia harus akrab dengan kemiskinan sebab kemiskinan mengajarkan manusia arti perjuangan di dalam mengarungi liku-liku kehidupan untuk mencapai kesuksesan.Olehnya itu, sebagai manusia yang menyadari semua kesalahan dan kekeliruannya yang telah diperbuat harus segera bertaubat dan mengintrospeksi diri untuk menjadi orang yang lebih baik.

Firman Allah dalam Surah An-Nisa, 4:146





146. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.

d. Mendirikan Shalat

“Saat tangannya menyentuh gagang pintu hendak keluar, telpon di kamarnya berdering. Ia terdiam sesaat. Ia menatap telpon yang sedang berdering itu sesaat dan terus membuka pintu lalu melangkah keluar. “Kalau dia benar-benar perlu, nanti pasti nelpon lagi setelah shalat.Apa tidak tau ini saatnya shalat,” lirihnya menuju lift.Ia membenarkan tindakannya itu dengan berpikir bahwa datangnya azan yang memanggilnya itu lebih dulu dari datangnya dering telpon itu. Dan ia harus mendahulukan yang datang lebih dulu. Ia harus mengutamakan undangan yang datang lebih dulu. Apalagi undangan yang datang lebih dulu itu adalah undangan untuk meraih kebahagiaan akhirat.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 45)

Kutipan novel di atas menggambarkan seorang tokoh yang begitu taat menjalani kewajibannya dan lebih mementingkan panggilan Allah untuk mendirikan shalat dibanding untuk kepentingan urusan dunia dan bisnisnya.Sebagai umat Islam memang sudah kewajiban kita mendirikan shalat dan segera meninggalkan segala urusan dunia ketika azan telah dikumandangkan karena shalat adalah tiang agama dan amal yang paling utama ditanyakan ketika manusia sudah meninggal.

Firman Allah dalam surah Jum’ah, 62 : 9





9. Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

e. Membaca Al-Quran

“Kecuali Al-Quran, dalam sesibuk apapun tetap merasa harus menyentuhnya, membacanya meskipun cuma setengah halaman lalu menciumnya dengan penuh takzim dan kecintaan. Ia merasa, dalam perjuangan beratnya di negeri orang, Al-Quran adalah pelipur dan penguat jiwa. (Ketika Cinta Bertasbih2007:165)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa sesibuk apapun, kita perlu menyempatkan diri untuk membaca Al-Quran, meskipun hanya setengah atau satu halaman saja karena Al-Quran merupakan bacaan yang sangat mulia dan luar biasa. Setiap huruf yang dibaca di dalam Al-Quran dibalas dengan sepuluh kebaikan. Al-Quran bisa menjadi pelita di alam kubur dan Al-Quran akan memberikan syafaat di hari kemudian bagi orang-orang yang sering membacanya serta Al-Quran bisa menjadi obat atau pelipur lara bagi manusia.

Firman Allah dalam Surah Al-Isra, 17 : 82



82. Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

f. Berbuat Baik kepada Orang Tua

“Kang Azzam itu sama seperti kita, seorang anak yatim. Dia anak sulung.

Adik perempuannya ada tiga. Dialah selama ini bekerja keras menghidupi adik-adiknya. Terutama membiayai sekolah adik-adiknya... Sementara ibunya sering sakit-sakitan. Ia akhirnya mengalihkan konsentrasinya. Dari belajar ke bekerja. Ia di Cairo ini untuk bekerja sambil belajar.”(Ketika Cinta Bertasbih2007:313)

Kutipan di atas menggambarkan seorang tokoh yang berbakti kepada orang tuanya. Ia rela bekerja keras sambil belajar untuk membantu dan menghidupi orang tua dan ketiga adiknya. Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi seorang anak karena orang tualah yang telah susah payah melahirkan, membesarkan, dan mendidik kita dengan penuh perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. Rasulullah pun mengatakan bahwa ridhanya Allah bergantung pada ridhanya orang tua dan murkanya Allah bergantung pada murkanya orang tua. Allah berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Isra, 17 : 23





23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

g. Tolong-Menolong

“Azzam turun dan mendekati mereka berdua. Ia mendengar suara sesenggukan dari gadis berjilbab cokelat muda.”

“Mm, maaf Ukhti. Ada apa ya? Ada yang bisa saya bantu?” sapa Azzam sesopan mungkin. Beberapa orang Mesir melihat mereka. Gadis yang berjilbab biru menjawab, “Kami kena Musibah.” (Ketika Cinta Bertasbih2007:195)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa di dalam hidup kita tidak sendiri, kita saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain. Olehnya itu, kita sebagai manusia diwajibkan untuk saling tolong menolong pada orang yang membutuhkan.Apalagi dalam hal kebaikan.

Firman Allah dalam surat Al-Maidah, 5 : 2



2. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah.Sesungguhnya Allahamat berat siksa-Nya.

h. Menuntut Ilmu

“Setelah S.1 rencana kakak bagaimana ? Mau pulang ke Indonesia atau bagaimana ?”

“Fadhil mengambil nafas panjang.”

“Abah dulu berpesan agar kakak dan kamu menuntut ilmu setinggi mungkin.

Ilmulah yang membuat derajat seseorang dan derajat suatu bangsa terangkat...” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 312)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu di dunia ini setinggi-tingginya. Karena menuntut ilmu bertujuan untuk memperluas pengetahuan kita, mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.

Dengan ilmu yang bermanfaat seseorang akan mendapatkan amal jariah dari Allah, selama ilmu yang diwariskan kepada seseorang masih dimanfaatkan dengan baik dan berguna bagi masyarakat luas. Orang yang berilmu juga akan dinaikkan derajatnya oleh Allah beberapa derajat. Menuntut ilmu juga

berlangsung seumur hidup yaitu sejak lahir sampai ke liang lahat. Pepatah mengatakan tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.

Firman Allah dalam surah Al-Mujadilah, 58 :11





11. Hai orang-orang beriman, apabiladikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis,”maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

i. Keinginan Menikah

“Saya sebenarnya malu Ustadz.Saya tidak tahu dari mana saya harus memulai.” Jawab Azzam.

“Tidak usah malu.Jika kebaikan yang dicari tidak usah malu.”

“Baiklah ustadz.Saya ingin minta bantuan ustadz untuk melamar seseorang untuk saya.”Kata Azzam dengan suara bergetar. (Ketika Cinta Bertasbih2007: 117)

Hal senada dengan kutipan di atas

“Dalam hati ia berkata, “Insya Allah, Dik, kakak akan segera pulang. Begitu pulang kakak akan menikah secepatnya. Umur kakak toh hampir kepala tiga.”

(Ketika Cinta Bertasbih2007: 410)

Kutipan di atas menggambarkan keinginan Azzam untuk menikah dengan seseorang dan meminta bantuan Ustadz Mujab untuk melamarnya dan kutipan keduaAzzam seolah berjanji kepada dirinya bahwa setelah pulang ke Indonesia ia

akan menikah secepatnya karena umurnya sudah cukup untuk menikah. Setiap orang diciptakan untuk berpasang-pasangan dan mencari jodohnya masing-masing.Menikah adalah salah-satu Sunnah Rasulullah Saw., yang harus diikuti karena menikah termasuk ibadah.

Firman Allah dalam surahAn-Nur,24 :32





32. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendiriandiantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

3. Akhlak

Akhlak secara bahasa berasal dari kata khalaqa (khuluqun) berarti perangai, tabiat, adat, atau dapat juga disebut khalqun yang berarti kejadian, buatan, atau ciptaan. Jadi secara etimologi, akhlak itu searti dengan budi pekerti, watak, tabiat, atau sistem perilaku.

Akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk bergantung pada nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologi di Indonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik. Jadi, orang yang berakhlak berarti orang yang berperilaku positif.

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

Pengamatan terhadap akhlak yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbihdapat ditempuh dengan memberikan gambaran akhlak yang dimiliki

oleh para tokoh sebagai citra yang terpatri pada diri manusia.Berikut beberapa nilai akhlak yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih.

a. Sabar

“Aku percaya kau sedih… Bersabarlah.Apa yang tertulis dalam kertas itu belum akhir dari hidupmu.Masih banyak yang bisa kaulakukan dalam hidupmu.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 394)

“Dalam kondisi seletih apapun, ia harus tetap sabar dan tegar melakukan itu semua. Jika tidak, ia takkan hidup layak, juga adik-adiknya di Indonesia.

Namun karena sudah biasa, itu semua sudah tak lagi menjadi sesuatu yang berat baginya.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 211)

Kutipan di atas menjelaskan tentang kesabaran dalam menghadapi segala ujian. Allahmemberi ujian kepada hambanya bukan karena ia tidak sayang kepada hambanya, namun Allah ingin mengukur sejauh mana ia menjalani ujian itu dengan keimanan, dan kesabaranlah yang akan membawanyakeluar dari persoalan tersebut. Jadi kita sebagai manusia harus senantiasa bersabar dalam menghadapi setiap ujian sambil berdoa kepada Allah sebab hanya Dialah yang mampu menolong kita dari segala kesulitan .

Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah, 2 : 153



153. Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

b. Tawakal

“Setiap kali shalat dia selalu menangis. Ia merasa tidak ada lagi tempat berlabuh dan mengungsi mencari keamanan kecuali kepada Allah Yang Maha Mengatur nasib hamba-hamba-Nya.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 380)

“Kini tak ada yang bisa dilakukannya kecuali menangis memohon belas

“Kini tak ada yang bisa dilakukannya kecuali menangis memohon belas

Dokumen terkait