• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

1

KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH IRMAN MASIGA

10533 6976 12

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2016

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Perjuangan dan pengorbanan adalah langkah menuju kesuksesan. Begitu pula kesabaran dan keikhlasan adalah kunci seseorang untuk menjadi lebih kuat menjalani liku-liku kehidupan.”

Kupersembahkan karya ini buat : Kedua orang tuaku, saudara-saudaraku, serta keluarga dan sahabat-

sahabatku atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

vi

(7)

ABSTRAK

Irman Masiga, 2016. Nilai Religius dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing oleh St. Aida Azis dan Haslinda.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai religius yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode kajian pustaka. Data yang diolah dari penelitian ini menghasilkan tiga bagian yang memiliki nilai religi dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, yaitu nilai akidah, nilai ibadah, dan nilai akhlak. Dari ketiga bagian tersebut, penulis memilah-milah untuk memudahkan peneliti mengetahui pembagian ketiga bagian tersebut di atas.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy mengandung nilai religius yang terdiri atas nilai akidah membahas tentang meyakini tanda-tanda kebesaran Allah dan meyakini takdir Allah, nilai ibadah membahas tentang mendirikan shalat, berdoa, bersedekah, taubat, membaca Al-Quran, berbuat baik kepada orang tua, tolong-menolong, menuntut ilmu, dan keinginan menikah. Dan nilai akhlak membahas tentang sabar, tawakal, bersyukur, mengucapkan dan menjawab salam, adab bertamu, dan adab berpakaian. Selain itu, novel ini sangat meyedihkan, penuh tantangan, dan mengandung nilai-nilai spiritual yang memikat dengan tema keyakinan serta pengorbanan yang diolah sedemikian rupa dalam kisah ini.

Kata kunci : Nilai religius, Novel

vii

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah memberi kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih memerlukan perbaikan seperlunya. Salam dan salawat senantiasa tercurah kepada Rasulullah Saw., sebagai teladan terbaik bagi manusia di sepanjang zaman.

Sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan rintangan. Namun, semuanya dapat diatasi dengan baik berkat ketekunan dan kesabaran yang disertai dengan doa kepada Allah Swt.

Dalam penulisan skripsi ini, masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan dan kelengkapan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak. Segala hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua Salamun dan St. Hamsiah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih banyak kepada Dr. St. Aida Azis, M.Pd., dan Haslinda, S.Pd. M.Pd., pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

viii

(9)

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar dan Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan seluruh staf jurusan serta para Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, yang telah membekali penulis segala pengetahuan dan keterampilan selama berkuliah sampai penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2012 khususnya kelas A yang telah banyak memberikan ilmu, inspirasi, dan motivasi kepada penulis selama menempuh kuliah dan menyusun skripsi ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dan saran, yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapatkan imbalan pahala dari Allah Swt., dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin

Makassar, Juli 2016

Penulis

ix

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

B. Kerangka Pikir ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Variabel dan Desain Penelitian ... 19

B. Definisi Istilah ... 20

x

(11)

C. Data dan Sumber Data ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

E. Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 23

A. Hasil Analisis Data ... 23

B. Pembahasan ... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Simpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi

(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra adalah hasil karya manusia yang mengungkapkan pengalaman melalui bahasa yang mengesankan. Karya sastra memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan karena dengan membaca karya sastra pengetahuan yang dimiliki seseorang akan lebih hidup dan berdaya guna, serta rohani akan lebih kaya.

Menurut Djojosantoso (1986:3) karya sastra adalah karya kreatif yang mempermasalahkan manusia dengan kemanusiaan, yang bersandarkan kebenaran akan menggugah nurani dan memberikan kemungkinan pertimbangan baru pada diri pembacanya. Seiring dengan itu, ia juga menyatakan bahwa ada tiga wilayah fundamental yang menjadi sumber penciptaan karya sastra, yaitu wilayah kehidupan agama, sosial, dan nilai individual. Oleh karena itu, karya sastra dapat berfungsi sebagai alat untuk meneguhkan dan mengukuhkan suasana batin pembaca.Menurut Pradopo (2000:21) sastra merupakansistem tandayang berdasarkan konvensi masyarakat.Adapun Esten (1978: 9) mengemukakan bahwa sastra atau kesusatraan adalah pengungkapkan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa sastra lahir dan diharapkan memberikan nilai-nilai hidup kepada masyarakat pembaca.Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam karya sastra dapat dijadikan oleh manusia sebagai

(13)

alat untuk memberikan tuntunan dalam kehidupan dan sebagai pola perubahan kondisi masyarakat ke arah yang lebih baik.

Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang selalu memberikan kesan kepada pembaca untuk berbuat yang lebih baik atau yang sesuai dengan ajaran agama. Sastra sebagai media dakwah akan dapat tercapai jika didalamnya mengandung suatu kebenaran, sehingga sastra itu dapat dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat. Karya sastra yang baik selalu mengajak pembaca untuk menjunjung tinggi norma-norma agama.Dengan demikian sastra dianggap sebagai sarana pendidikan agama (religi).

Sastra dalam melukiskan gambaran yang fiktif biasanya dituangkan dalam bentuk roman atau novel dan cerita pendek.Bentuk sastra inilah yang paling populer dan banyak dibaca oleh orang.Novel salah-satu bentuk cipta prosa yang merupakan pengungkapan pengalaman pengarang yang tersusun dalam bentuk cerita rekaan. Novel hadir dan lahir dari proses kreatif pengarang. Sesuatu yang dituangkan dalam novel adalah rekaan situasi tempat sastrawan menjalani hidupnya sebagai makhluk sosial. Sebagai bentuk cerita rekaan,Sudjiman (1991:

13) mengemukakan bahwa pengarang dengan daya imajinasinya menyusun pengalaman yang dirasakan dan dilihat dalam lingkungan, maka terciptalah sebuah karya sastra. Melalui karya sastra yang diciptakannya itu, pengarang mengungkapkan berbagai macam masalah yang dialami maupun dilihat di lingkungan ia berada, termasuk dalam lingkungan sosial budaya.

Selain itu juga karya sastra memberikan pesan moral yang berwujud nilai religius. Nilai sangat mempengaruhi perilaku dan tindakan manusia baik yang

(14)

dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Nilai religius dalam karya sastra sangat diperlukan karena sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius.

Dengan adanya nilai religius, dapat memberi kesadaran batin untuk melakukan kebaikan, dan perlu ditanamkan kesadaran tentang pemahaman dan penghayatan terhadap nilai religius terutama pada zaman globalisasi sekarang ini, sangat diperlukan sebuah karya fiksi berupa novel atau roman yang memiliki nilai religius sebagai pembangun iman.

Penulis tertarik untuk menganalisis salah-satu novel religius yang dihasilkan oleh sastrawan Indonesia.Novel Ketika Cinta Bertasbihkarya Habiburrahman El Shirazy, dengan nilai-nilai agama (religius) yang patut dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.Apalagi di era globalisasi arus informasi begitu dahsyatnya sehingga disadari atau tidak hal tersebut langsung dapat menimbulkan berbagai macam dampak negatif maupun positif.Untuk dapat mengantisipasi dampak tersebut, khususnya dampak negatif yang ditimbulkan maka harus dibentengi dengan jalan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mencoba mengkaji salah-satu unsur ekstrinsik yaitu nilai-nilai religiusdalamnovel Ketika Cinta Bertasbihkarya Habiburrahman El Shirazy.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka untuk memberi arah dan kejelasan tulisan ini perlu dirumuskan suatu permasalahan yang mendapatkan penekanan untuk dikaji dan dibahas.Adapun rumusan masalah yang

(15)

dimaksud dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah gambaran nilai religius yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy ? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan atau menjelaskan nilai-nilai religius yang terkandung dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy yaitu : (1) nilai akidah, (2) nilai ibadah, dan (3) nilai akhlak.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan sumbangan pemikiran akan eksistensi sastra sebagai media dakwah dan bukan hanya bacaan hiburan belaka.

b. Memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran kepada pembaca mengenai nilai-nilaireligiusdalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El-Shirazy.

c. Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya pengembangan pengajaran sastra.

d. Dapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti lainnya.

(16)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca dan penikmat sastra

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian- penelitian lain yang telah ada sebelumnya, khususnya dalam menganalisis nilai religius.

b. Bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk memotivasi ide atau gagasan baru yang kreatif dan inovatif dalam kemajuan diri.

c. Bagi pendidik

Penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh pengajar atau pendidik, khusunya guru Bahasa dan Sastra Indonesia di berbagai sekolah sebagai materi atau bahan ajar.

(17)

6

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang dipaparkan dalam penelitian ini dijadikan sebagaiacuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini. Terkait dengan masalah yang diteliti, tinjauan pustaka yang dianggap relevan dengan penelitian ini dipaparkan sebagai berikut :

1. Penelitian yang Relevan

a. Musriani Nur pada tahun 2010, dengan judul penelitian Analisis Nilai Religius dalam NovelAku Bersujud di kaki-MuKarya Kholid Amrullah. Hasil penelitian ini adalah : (a) makna akidah berisi tentang kepercayaan terhadap takdir dan nasib, Tuhanlah yang menentukan jodoh seorang manusia, (b) makna ibadah berisi tentang shalat dan berdoa,(c) makna akhlak berisi tentang larangan bersifat sombong, rendah hati, santun, memberi nasihat, dan bersyukur.

b. Sukmawati Ismail pada tahun 2009, dengan judul penelitian Analisis Nilai Religius pada NovelPerawan SurgaKarya Laura Khalida. Hasil penelitian ini adalah : (a) makna akidah berisi tentang mengucapkan dua kalimat syahadat, meyakini tanda-tandakebesaran Allah, dan mendekatkan diri kepada Allah, (b) makna ibadah berisi tentang mendirikan shalat, taubat, dan anjuran menikah,(c) makna akhlak berisi tentang mensyukuri karunia Allah, tawakal, ikhtiar, muhasabah, niat yang ikhlas, sabar menjalani kehidupan, dan adab berpakaian.

(18)

c. Abdul Rahman pada tahun 2012, dengan judul penelitian Analisis Nilai Religius dalam Novel Sang Pencerah KaryaAkmal Nasery Basral. Hasil penelitian ini adalah : (a) makna akidah berisi tentang kepercayaan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan menjadi tempat memohon pertolongan, (b)makna ibadah berisi tentang shalat, puasa, haji dan berdoa, (c) makna akhlak berisi tentang larangan bersifat sombong, memberi nasihat, tanggung jawab, dan bersyukur.

2. Pengertian Novel

Novel berasal dari kata lainnovelules yang diturunkan dari kata noviesyang berarti baru, secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yangkecil, kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Menurut Jassin (1991: 64-65) novel adalah suatu karya sastra prosa yang bersifat cerita yang menceritakan kejadian atau pertikaian yang mengalihkan arah nasib mereka.Wujud novel berupa konsekuensi, perumusan dan pemfokusan kehidupan dalam suatu sisi yang menentu.

Novel pada dasarnya adalah sebuah cerita atau dengan kata lain novel adalah cerita yang menggambarkan sebagian dari kehidupan seseorang atau beberapa orang yang sangat penting. Novel itu memiliki keindahan dan kenikmatan serta ada manfaatnya terhadap kehidupan manusia.

Dalam arti luas novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran luas yang memiliki alur yang kompleks, dan suasana cerita yang beragam. Tapi sebuah novel tidak mempunyai persyaratan tentang panjang, pokok persoalan atau cara pengarang menyampaikan ceritanya. Novelis bisa menulis sebuah buku yang panjang atau pendek tulisannya bisa bersifat anggun dan formal atau mungkin

(19)

berada seolah-olah ia seorang pribadi biasa yang sedang berbicara kepada seorang tetangga.

Melaui novel sebagai salah-satu karya fiksi, pengarang dapat mengajak pembaca untuk dapat merasakan dan menghayati berbagai fenomena kehidupan di dalamnya.Dengan kisah-kisah yang dihadirkan dalam novel, pengarang berharap pembaca saat larut dalam rangkaian peristiwa ada dalam novel tersebut.Novel juga terkadang memberikan kritik terhadap suatu masyarakat yang biasanya merupakan pengalaman, yang dialami langsung oleh pengarangnya.

Novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan ideal juga memberikan ide atau wawasan yang lebih luas bukan sekadar fakta yang bersifat pengetahuan.Nilai yang dimaksudkan dalam novel merupakan persepsi dan beberapa pengertian yang diperoleh pembaca lewat sastra seperti nilai pendidikan, moral, agama, budaya dan lain-lain.

Novelterdiri atas beberapa jenis dan beragam, dari keragaman itu membentuk cerita yang berbeda-beda dan menarik untuk dinikmati.Novel menurut Sumardjo (1984:29) dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu novel percintaan, novel petualangan, dan novel fantasi.

1. Novel percintaan melibatkan peranan tokoh wanita dan pria secara berimbang, bahkan kadang-kadang peranan wanita lebih dominan.

2. Novel petualangan sedikit sekali memasukkan peranan wanita. Jenis novel ini adalah bacaan kaum pria dan dengan sendirinya melibatkan masalah laki-laki yang tidak ada hubungannya dengan wanita. Meskipun dalam jenis novel ini ada unsur percintaan, namun hanya bersifat sampingan saja. Artinya novel ini tidak semata-mata berbicara soal cinta.

(20)

3. Novel fantasi bercerita tentang hal-hal yang tidak realistis dan serba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-hari. Jenis novel ini mementingkan ide, konsep, dan gagasan sastrawan yang hanya jelas kalau diutarakan dalam bentuk cerita fantastik. Artinya menyalahi hukum empiris atau hukumpengalaman sehari-hari.

3. Unsur-Unsur Pembangun Novel

Pada dasarnya sebuah novel sama dengan karya sastra lainnya yang di dalamnya terkandung berbagai unsur sastra. Unsur-unsur yang membentuk novel terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

a. Unsur intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.Yang termasuk dalam unsur intrinsik adalah tema, alur (plot), tokoh, penokohan, latar/setting, sudut pandang, dan amanat.

1) Tema

Tema merupakan pokok persoalan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui karyanya, dalam hal ini karya sastra berbentuk novel.Setiap cerita mempunyai dasar.Penulis melukiskan tokoh dengan dasar atau tema yang telah ditentukan.Menurut Semi (1989: 42) tema ialah masalah yang menjadi pokok pembicaraan atau yang menjadi inti topik dalam suatu pembahasan.

2) Alur

Alur disebut juga dengan istilah plot atau jalan cerita. Alur/plot adalah jalinan beberapa peristiwa yang disusun sehingga membentuk suatu cerita.Menurut Aminuddin (2002:83) alur adalah rangkaian cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.Pada prinsipnya setiap cerita merupakan

(21)

rangkaian peristiwa dan peristiwa tersebut disusun secara rapi dan berkesinambungan sehingga membentuk suatu cerita.Unsur yang menonjol dalam karya sastra adalah jalan ceritanya.Fiksi dimulai dengan menceritakan suatu keadaan, keadaan mengalami perkembangan yang akhirnya ditutup dengan penyelesaian.

3) Tokoh

Menurut Santoso (1995: 106) tokoh adalah pelaku yang memainkanperan dalam cerita rekaan.Tokoh dalam sebuah cerita fiksi dapat dibedakan atas beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan yakni tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan.Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.Tokoh protagonis merupakan tokoh yang mewakili yang baik atau terpuji sehingga biasanya menarik simpati pembaca, sebaliknya tokoh antagonis adalah tokoh yang mengimbangi atau membayang-bayangi bahkan menjadi musuh (pelaku) dan merupakan tokoh yang memiliki sifat yang jahat sehingga dibenci oleh pembaca.

4) Penokohan

Penokohan adalah sifat atau ciri khas pelaku yang diceritakan.Cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku disebut penokohan.Masalah penokohan atau perwatakan merupakan salah-satu di antara beberapa unsur dalam karya fiksi yang kehadirannya sangat memegang peranan penting, dikatakan demikian karena tidak akan mungkin ada cerita tanpa adanya tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak dan akhirnya membentuk alur cerita.

(22)

5) Latar/setting

Latar adalah keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya suatu kejadian.Menurut Suroto (1989: 94) latar adalah penggambaran situasi, tempat, dan waktu serta suasana terjadinya suatu peristiwa.

6) Sudut pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan pelaku dalam cerita termasuk diri pengarang itu sendiri. Sudut pandang itu menyatakan bagaimana fungsi pengisah atau pengarang dalam sebuah cerita, apakah ia mengambil seluruh bagian langsung dalam seluruh peristiwa atau sebagai pengamat terhadap objek dari seluruh tindakan-tindakan dalam cerita itu. Pengarang dapat bertindak sebagai tokoh utama yaitu mengisahkan adegan dengan menggunakan kata ganti orang pertama (Aku, Kami).Pengarang juga dapat bertindak sebagai pengamat dengan menggunakan kata ganti orang kedua (Kau, Kamu).

7) Amanat

Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.Menurut Sudjiman (1992: 57) amanat adalah suatu ajaran moral atau pesan yang disampaikan kepada pembaca yang diangkat dari sebuah karya sastra.

b. Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.Yang termasuk dalam unsur ekstrinsik adalah unsur sosial, budaya, psikologi, religi, moral, dan sebagainya.

(23)

Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan lebih jauh tentang nilai- nilai religius yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

4. Nilai

Nilai merupakan apa pun yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu.Nilai adalah suatu karya sastra yang tinggi nilainya, sifat-sifat atau hal-hal yang penting dan berguna bagi kemanusiaan(Alwidkk.1990:169).Sementara itu, menurut Fahruddin (dalam Syamsuri1994:5) nilai adalah sesuatu yang sangat dihargai serta diyakini kebenarannya.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia nilai-nilai diartikan sebagai sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.(Depdikbud 1998: 615).

Adanya nilai-nilai yang merupakan rangsangan (stimulus) diterima oleh pancaindra, menimbulkan suatu proses dalam diri individu yang dapat berupa suatu kebutuhan, motif, perasaan, perhatian, dan pengambilan keputusan.

Perbuatan susila merupakan wujud dari norma moral dan norma moral merupakan ungkapan dari nilai etis. Karena itulah nilai etis menjadi pedoman tingkah laku dan perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari.Nilai etis bersifat normatif dan tingkah laku perbuatan manusia mengarah kepadanya.

Dari uraian di atas, penulis berpendapat bahwa nilai adalah ukuran dalam memandang sesuatu yang berhubungan dengan hasrat untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan.

(24)

5. Religius

Kata religius berasal dari religio atau relego (bahasa Latin) yang berarti memeriksa lagi, menimbang, menurunkan keberatan hati nurani. Menurut Gunawan (1999: 446) religi berarti kepercayaan akan adanya kekuatan adikudrati, di atas manusia kepercayaan (animisme, dinamisme) agama. Dari pengertian ini menunjukkan bahwa dalam diri manusia terdapat aspek yang sangat dominan berupa ikatan antara roh manusia dengan Tuhan. Keterikatan ini karena manusia menyadari akan keterbatasannya sebagai makhluk yang lemah yang membutuhkan pertolongan, bimbingan, dan perlindungan dari yang dianggap berkuasa. Kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap oleh pancaindra. Sedangkan menurut Junaedie (1998: 2) religi atau agama adalah suatu sistem yang terdiri atas konsep yang dipercaya menjadi keyakinan secara mutlak oleh suatu umat.

Manusia religius secara sederhana dapat diartikan sebagai manusia yang berhati nurani, serius, taat, saleh, dan teliti dalam pertimbangan batin. Dalam religi manusia tak lagi memandang diri sendiri, akan tetapi manusia berhadapan dengan Tuhannya. Manusia sebagai pribadi, berhadapan dengan Tuhan sebagai Maha Pribadi. Sebagaimana Djojosantoso (1986: 3) mengatakan bahwa nilai religius itu adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan manusia dengan Tuhan.

Telaah aspek religi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia. Hubungan manusia dengan Allah akan dilambangkan oleh sifat dan ketaatan seseorang dalam mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan hubungan sesama manusia akan ditandai oleh adanya sikap dan tingkah laku terpuji yang mendapat ridha dari Allah.

(25)

Menurut Nirwana (1997: 15) nilai religi merupakan komponen yang terdiri atas :

a. Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia menjadi religius.

b. Sistem kepercayaan yang mendukung keyakinan dan bayang-bayang manusia tentang sifat-sifat Tuhan serta wujud dari alam gaib.

c. Sistem upacara religius yang bertujuan mencari hubungan manusia dengan Tuhan, dewa-dewa atau makhluk-makhluk yang mendiami alam gaib.

d. Kelompok-kelompok religius atau kesatuan-kesatuan sosial yang menganut sistem kepercayaan tersebut dan yang melakukan sistem upacara-upacara religius.

Bertolak dari beberapa definisi religius di atas, dalam ajaran agama Islam religius sangat berkaitan dengan masalah akidah, ibadah, dan akhlak yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

a. Akidah

Menurut bahasa akidah berasal dari kata al-aqduh artinya ikatan yang kuat. Akidah dalam bentuk jamaknya aqaid yang artinya ikatan, pautan atau sangkutan. Menurut istilah akidah adalah mengikat atau mempertalikan antara jiwa makhluk yang diciptakan-Nya dengan Sang Khalik yang menciptakannya.

Dengan kata lain, akidah adalah ushul (pokok asas agama Islam) yang sehubungan dengan bentuk ahkom atau syariah (peraturan-peraturan sebagai cabang dari agama). Menurut Al Banna (1979: 9)akidah adalah sesuatu yang mengharuskan hati Anda membenarkannya, yang membuat jiwa Anda tenang,

(26)

tenteram kepada-Nya dan yang menjadi kepercayaan Anda yang bersih dari kebimbangan atau keraguan.

Akidah adalah masalah fundamental yang menjadi titik tolak dari permulaan keislaman.Selanjutnya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang menunjukkan bahwa orang itu memiliki akidah sekaligus menunjukkan kualitas iman yang dimiliki.Unsur yang paling penting adalah keyakinan yang bulat dan mutlak bahwa Allah itu Esa.Allah tempat meminta, tidak beranak, dan tidak diperanakkan, tidak seorang pun yang setara dengan-Nya. (Q.S. Al-Ikhlas:

1-4). Keyakinan yang bulat dan mutlak itu yang menjadi inti sari akidah Islam dan tercermin dalam kalimat yang baik atau kalimat syahadat.Hidayat(1998: 224) mengatakan bahwa ilmu yang mempelajari akidah disebut ilmu akidah, ilmu kalam, ilmu ma’rifat, dan ilmu hakikat.

b. Ibadah

Secara umum ibadah merupakan bakti manusia kepada Allah Swt., karena didorong dan dibangkitkan oleh kaidah tauhid, sedangkan secara khusus ibadah artinya bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Ibadah umum adalah segala amalan yang dibolehkan atau diizinkan akan rincian-rincian, tingkat dan ciri-ciri tertentu.Sedangkan ibadah khusus adalah perbuatan atau amalan yang telah ditetapkan Allah akan rincian-rincian, tingkat dan ciri-ciri tertentu.

Ibadah mencakup semua perilaku dalam aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah Swt., yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan

(27)

ridha Allah Swt. Secara khusus, ibadah adalah perilaku yang dilakukan atas perintah Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah Saw., seperti shalat, puasa, zakat, dan sebagainya. Semua perbuatan itu secara psikologis merupakan kondisi yang bersifat kejiwaan maupun lahir yang dapat memberikan corak kepada semua perilaku lainnya. Bahkan akan dapat menghindari perbuatan yang tidak terpuji baik terhadap diri sendiri, masyarakat, maupun lingkungan.

c. Akhlak

Secara etimologiakhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari katakhuluk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya.Akhlak dapat mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut berdasarkan kehendak Sang Khalik atau Tuhan.

Dari pengertian etimologi seperti ini, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia tetapi juga norma yang mengaturhubungan manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.

Menurut Imam Al-Ghazali (dalamYunahar 1999: 2)akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan denganmudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Selain itu, menurut Abdullah Dirroz (dalam Mustofa 1995: 14) akhlak adalah suatu kekuatan dalam berkehendakyang mantap kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan yang benar (dalam hal akhlak yang jahat).

Kedua definisi di atas sepakat menyatakan bahwa akhlak atau khuluk adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara

(28)

spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

Oleh karena itu, maksud perbuatan manusia dilahirkan dengan mudah tanpa dipikirkan lagi bukan berartibahwa perbuatan manusia tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau tidak dikehendaki.Jadi, perbuatan manusia yang dilakukan itu benar-benar sudah merupakan azimah yaitu kemauan yang kuat tentang perbuatan. Jelas sekali bahwa perbuatan manusia itu memang sengaja dikehendaki apa adanya. Simpulan bahwa akhlak itu muncul melalui getaran jiwa seseorang untuk melakukan sesuatu dalam kehidupan sehari-harinya.Orang yang mempunyai akhlak yang baik senantiasa takut kepada Allah Swt., sehingga dalam melakukan sesuatu selalu berdasarkan kepada Al-Quran dan hadis-hadis yang mulia. Ahmad Syauky (dalamHambali 2006: 116) mengatakan sesungguhnya umat bergantung kepada adanya akhlak, apabila akhlaknya hilang maka hilanglah umat itu.

Hubungan antara akidah, ibadah, dan akhlak memiliki hubungan fungsional yang saling mengisi dan dalam praktik ketiga bidang itu tidak mungkin dipisahkan. Dari uraian di atas, terlihat bahwa ada hubungan yang erat antara akidah, ibadah, dan akhlak dalam Islam, antara satu dengan yang lain saling mendasari dan mengarahkan ibadah agar tertuju kepada Allah Swt.

B. Kerangka Pikir

Berikut ini akan diuraikan kerangka pikir yang melandasi penelitian ini berdasarkan pembahasan teoretis pada bagian tinjauan pustaka di atas. Landasan berpikir yang dimaksud akan mengarahkan penulis untuk menemukan data informasi dalam penelitian ini guna memecahkan masalah yang telah

(29)

dipaparkan.Novel merupakan karya sastra yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa karena dari kejadian itu lahir konflik, suatu pertikaian yang mengubah arahnasib mereka.

Melalui novel dapat diketahui banyak nilai, di antaranya nilai pendidikan, sosial,budaya, agama, dan sebagainya.Demikian pula halnya dengan novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, didalamnya terdapat nilai yang

diperoleh.Salah-satunya nilai religius.Akan tetapi, tidak semua orang dapat merasakan adanya nilai tersebut.Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengkaji nilai-nilai religius yang terdapat dalam novel tersebut.Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan kerangka pikir berikut ini.

Bagan Kerangka Pikir

Novel Ketika Cinta

BertasbihKarya Habiburrahman El Shirazy

Nilai Religius

Akidah Ibadah Akhlak

Analisis Temuan

(30)

19

METODE PENELITIAN

Metode dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Sebagai upaya ilmiah suatu penelitian, maka metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan cara kerja, cara memperoleh data,sampai mendapatkansimpulan.

Penelitian ini menggunakan penelitian pustaka yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan religius. Hal yang akan dianalisis adalah nilai-nilai religius dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.Pemilihan jenis penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penelitian ini sesuai dengan sifat dan tujuan serta wujud data yang dikumpulkan.

Metode dalam penelitian ini meliputi : variabel dan desain penelitian, definisi istilah, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Variabel danDesain Penelitian 1. Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah nilai religius dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

(31)

b. Desain penelitian

Desain Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.Maksudnyapenelitian ini menjelaskan atau mendeskripsikan mengenai nilai-nilai religius dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.Langkah awal yang

ditempuh adalah mengumpulkan data, kemudian diolah, dianalisis, dan disajikan data secara objektif.Kegiatan yang terakhir yaitu melaporkan hasil penelitian dan menarik simpulan.

B. Definisi Istilah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang variabel dan untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka dikemukakan definisi istilah.

1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna, yang indah, yang dapat memperkaya batin, yang dapat menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya.

2. Religi atau agama adalah suatu sistem yang terdiri atas konsep yang dipercaya menjadi keyakinan secara mutlak oleh suatu umat.

3. Akidah adalah keyakinan dan ketetapan yang bersifat pasti tanpa ada keraguan sedikit pun bagi pelakunya.

4. Ibadah merupakan bakti manusia kepada Allah Swt., karena didorong dan dibangkitkan oleh kaidah tauhid, serta ibadah adalah sarana untukbertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Swt.

(32)

5. Akhlak merupakan tata aturan yang mengatur tata pergaulan hidup manusia, tidak hanya yang berkaitan dengan Allah, sesama manusia, dan alam semesta, tetapi juga akhlak manusia terhadap dirinya sendiri.

C. Data dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini adalah nilai-nilai religius yang digunakan Habiburrahman El Shirazy dalam novel Ketika Cinta Bertasbih.

2. Sumber data

Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah novel Ketika CintaBertasbihkarya Habiburrahman El Shirazy episode 1, terbit tahun 2007,

tebal halaman 447, diterbitkan oleh Republika-Basmalah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data melalui penelitian pustaka.

2. Membaca berulang-ulang novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

3. Menelaah secara keseluruhan data yang telah diperoleh berupa nilai religius dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

(33)

E. Teknik Analisis Data

Dari data yang telah dikumpulkan langkah selanjutnya mencari nilai-nilai religius dari keseluruhan novel tersebut. Adapun prosedur dalam menganalisis data penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menelaah seluruh data yang telah diperoleh berupa nilai religius dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan data tersebut berdasarkan butir- butir masalah dan tujuan penelitian.

3. Menentukan nilai-nilai religi yang terkandung dalam novel tersebut.

(34)

23

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penyajian yang telah diuraikan sebelumnya bahwa religius adalah sesuatu yang diyakini termasuk ketaatan kepada agama yang dianut yang berhubungan dengan Tuhan seperti perasaan takut terhadap kebesaran Allah Swt. Pada bab ini penulis menguraikan secara rinci hasil penelitian dalam novel Ketika Cinta Bertasbihkarya Habiburrahman El Shirazy dan menjelaskan pula hasil penelitian

kemudian terakhir sebagai penutup dari bab ini, diuraikan pembahasan yang menjadi gambaran secara garis besar tentang nilai religius pada novel tersebut dan merupakan sebuah pelajaran penting bagi penikmat sastra terkhusus dalam novel Ketika Cinta Bertasbihkarya Habiburrahman El Shirazy.

A. Hasil Analisis Data

Agar memudahkan dalam menggapai setiap masalah di dalam penelitian ini, ada baiknya bahan penelitian dicermati dan dipahami secara konsekuen pada permasalahan yang menjadi fokus penelitian tersebut.

Berdasarkan pengamatan di dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, hampir semua cerita dalam novel tersebut mengandung nilai-nilai agama atau religi yang dapat dideskripsikan untuk lebih terbukanya rahasia yang ada di dalam novel tersebut.

Adapun nilai-nilai agama atau religi yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbihkarya Habiburrahman El Shirazy adalah sebagai berikut :

(35)

1. Akidah

Salah-satu unsur atau faktor yang terdapat pada nilai religi dalam penelitian ini adalah nilai akidah yang merupakan permasalahan vital yang menentukan keimanan dan ketakwaan seseorang karena akidah adalah kepercayaan yang meresap ke dalam hati dengan penuh keyakinan, tidak bercampur sedikit pun dengan keraguan, serta memberi pengaruh terhadap pandangan hidup, tingkah laku, dan perbuatan sehari-hari yang berfungsi sebagai fondasi dan perisai untuk menghadapi tantangan demi tantangan.

Adapun nilai akidah yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy adalah sebagai berikut :

a. Meyakini Tanda-tanda Kebesaran Allah Swt

“Matahari terus berjalan mendekati peraduannya.Sinarnya yang kuning keemasan kini bersulam kemerahan. Ombak datang silih berganti seolah menyapa dan menciumi pasir-pasir pantai yang putih nan bersih. Terasa damai dan indah.Menyaksikanfenomena alam yang dahsyat itu Azzam bertasbih, “Subhanallah.Maha Suci Allah yang telah menciptakan alam seindah ini.”(Ketika Cinta Bertasbih2007: 40)

Kutipan di atas menggambarkan tentang kebesaran Allah dan tanda-tanda kebesaran itu memang ada dan harus diyakini kebenarannya dan manusia harus meyakini bahwa Allah yang menciptakan alam ini beserta isinya. Fenomena alam yang begitu indah dan mengagumkan merupakan wujud atau bukti kebesaran Allah Yang Maha Kuasa dan kita sebagai hamba-Nya harus memuji kebesaran- Nya karena hanya Dialah yang pantas dipuji.

(36)

Hal senada tentang keyakinan terhadap tanda-tanda kebesaran Allah Swt.

“Dari jendela kamarnya ia bisa melihat Benteng Qaitbai itu dikejauhan.

Kedua matanya kembali mengamati tiga kapal yang letaknya berjauhan satu sama lain. Ia edarkan pandangan ke kiri dan ke kanan. Laut itu terlihat begitu luas dan kapal itu begitu kecil.Padahal di dalam kapal itu mungkin ada ratusan manusia.Ia jadi berpikir, alangkah kecilnya manusia. Dan alangkah Maha Penyayangnya Tuhan yang menjinakkan lautan sedemikian luas supaya tenang dilalui kapal-kapal berisi manusia.” (Ketika Cinta Bertasbih 2007: 39)

“Pemuda bernama Khairul Azzam itu masih menatap ke arah laut.Matahari masih satu jengkal di atas laut. Sebentar lagi matahari itu akan tenggelam.

Warna kuning keemasan bersepuh kemerahan yang terpancar dari bola matahari menampilkan pemandangan luar biasa indah.Ia jadi ingat sabda Nabi, “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan.

“Subhanallah !”Kembali ia bertasbih dalam hati. (Ketika Cinta Bertasbih2007:44 )

Kutipan novel di atas menggambarkan tokoh yang begitu yakin terhadap tanda-tanda kebesaran Allah dan sesungguhnya Allah mencintai keindahan dengan membuktikannya lewat fenomena-fenomena alam yang begitu indah dan menakjubkan. Sebagai hamba-Nya yang beriman kita harus selalu memuji-Nya lewat tasbih dan zikir yang dipanjatkan sebagai wujud manusia yakin atas kebesaran Allah.

Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah, 2 : 164







164.Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi

(37)

manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

b. Meyakini Takdir Allah

“Ia merasa begitu kecil dan kerdil.Begitu tidak ada artinya.Ia baru merasa bahwa manusia sesungguhnya tidak bisa menentukan takdirnya. Manusia sama sekali tidak bisa sombong bisa menentukan takdirnya. Kewenangan yang diberikan Tuhan untuk manusia hanyalah berikhtiar dan berusaha.Adapun takdir sepenuhnya adalah hak dan keputusan Tuhan Yang Maha Kuasa.Tuhanlah yang berhak memutuskan segala-galanya.”(Ketika Cinta Bertasbih2007: 378)

“...Kami sudah janjian mau bertemu di Masjid Nuri Khithab. Namun manusia hanya bisa berencana sedangkan yang menentukan adalah Tuhan. Belum sempat bertemu Kak Fadhil sudah sakit duluan. (Ketika Cinta Bertasbih2007:

301)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa manusia itu kecil di hadapan Allah dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.Di dunia ini, kita hanya bisa berusaha dan berikhtiar dan hanya Allah yang bisa menentukan hasil dari usaha kita.Semua yang terjadi dalam kehidupan ini, sudah ditakdirkan oleh Allah dan harus diyakini bahwa segala kebaikan datangnya dari Allah.Selain itu, kita tidak boleh bersikap sombong karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

Firman Allah dalam surah Saba’, 34 : 26



(38)

26. Katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar dan Dialah Maha PemberiKeputusan lagi Maha Mengetahui.”

2. Ibadah

Secara umum ibadah merupakan bakti manusia kepada Allah karena didorong dan dibangkitkan oleh kaidah tauhid. Sedangkan secara khusus ibadah merupakan sarana untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Ibadah umum adalah segala amalan yang dibolehkan atau diizinkan akan rincian-rincian, tingkat, dan ciri-ciri tertentu.

Sedangkan ibadah khusus adalan amalan atau perbuatan yang telah ditetapkan oleh Allah akan rincian-rincian, tingkat, dan ciri-ciri tertentu.

Dalam novel Ketika Cinta Bertasbihbanyak nilai-nilai ibadah yang dimiliki oleh tokoh yang dapat menjadi contoh atau teladan bagi umat manusia di muka bumi ini.Berikut beberapa contoh kutipan dalam novel Ketika Cinta Bertasbihyang mengandung nilai ibadah.

a. Berdoa kepada Allah

“Ya Allah jangan Engkau uji hamba dengan penyakit itu.Ya Allah rahmati hamba-Mu yang lemah ini,” rintihnya berulang kali dalam hati. (Ketika Cinta Bertasbih2007: 380)

“Hatinya tiba-tiba riang dan bahagianya membuncah-buncah. Dengan penuh penghayatan ia berdoa, “Ya Allah kabulkan harapanku untuk lulus dan pulang tahun ini.”(Ketika Cinta Bertasbih2007: 332)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa dalam kehidupan, manusia tidak pernah lepas dari cobaan. Olehnya itu, kita harus senantiasa mengingat Allah baik

(39)

di kala senang mapun susah, baik di saat sehat maupun sakit, baik di waktu lapang maupun sempit. Apabila kita mendapat cobaan mintalah petunjuk Allah karena Dialah yang telah menciptakan kita ke dunia ini dan berserah dirilah kepada Sang Khalik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.

Firman Allah Swt. dalam Surah Al-A’raf, 7 : 55



55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

b. Bersedekah

“Maka paginya setelah shalat Subuh dan itikaf sampai Dhuha tiba, ia keluar masjid dan berjalan sepanjang jalan untuk membagi sedekah pada orang Mesir yang memerlukannya...” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 392)

Kutipan di atas menggambarkan tokoh yang bernama Furqan yang begitu memperhatikan orang-orang yang tidak mampu dan membagi-bagikan sebagian hartanya untuk orang miskin. Sedekah termasuk amal jariah dan sebagai hamba Allah yang beriman kita wajib memperhatikan orang-orang yang tidak mampu di sekitar kita dan memberikan bantuan kepadanya karena di dalam harta yang kita miliki ada hak orang lain, dan sebagai orang yang mampu kita berkewajiban untuk mengeluarkan sebagian harta kita kepada orang-orang yang lebih membutuhkannya.

Firman Allah dalam Surah Al-Munafiqun, 63 : 10





(40)

10. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:

“Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang- orang yang saleh?”

c. Taubat

“Ia merasa keindahan tempat itu masih kurang tanpa adanya Anna.Ia geleng- geleng kepala sendiri.

“Ini sudah dosa.Astaghfirullah.Saya tidak boleh membayangkan yang tidak- tidak, gumamnya dalam hati.” (Ketika Cinta Bertasbih2007:237-238)

“Ya Allah, ampuni dosa hamba-Mu ini. Ya Allah, jika yang kurasakan ini adalah sebuah dosa, maka ampunilah dosa hamba-Mu yang lemah ini.”(Ketika Cinta Bertasbih2007: 130)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa sebesar dan sekecil apa pun kesalahan manusia yang telah diperbuatnya harus segera mengingat Allah dan memohon ampun kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa hambanya karena Allah Maha Pengampun lagi Maha Penerima Taubat. Kita pun perlu menyadari bahwa sebesar dan sekecil apa pun kebaikan atau keburukan yang pernah kita lakukan akan mendapat balasan dari Allah.

Firman Allah dalam surah Al- Imran, 3 : 135





135.dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap

(41)

dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

“Hati Furqan gerimis.Air matanya meleleh.Ia benar-benar menginsyafi cara hidupnya yang selama ini sudah tidak wajar sebagai seorang penuntut ilmu. Ia benar-benar merasakan bahwa ini semua adalah teguran dari Dzat Yang Maha Bijaksana.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 295)

Kutipan novel di atas menggambarkan bahwa manusia tidak pernah luput dari kesalahan, terkadang manusia tidak menyadari bahwa menuntut ilmu itu tidak mesti diikuti dengan segala kemewahan yang ada dan justru dalam menuntut ilmu manusia harus akrab dengan kemiskinan sebab kemiskinan mengajarkan manusia arti perjuangan di dalam mengarungi liku-liku kehidupan untuk mencapai kesuksesan.Olehnya itu, sebagai manusia yang menyadari semua kesalahan dan kekeliruannya yang telah diperbuat harus segera bertaubat dan mengintrospeksi diri untuk menjadi orang yang lebih baik.

Firman Allah dalam Surah An-Nisa, 4:146





146. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.

(42)

d. Mendirikan Shalat

“Saat tangannya menyentuh gagang pintu hendak keluar, telpon di kamarnya berdering. Ia terdiam sesaat. Ia menatap telpon yang sedang berdering itu sesaat dan terus membuka pintu lalu melangkah keluar. “Kalau dia benar- benar perlu, nanti pasti nelpon lagi setelah shalat.Apa tidak tau ini saatnya shalat,” lirihnya menuju lift.Ia membenarkan tindakannya itu dengan berpikir bahwa datangnya azan yang memanggilnya itu lebih dulu dari datangnya dering telpon itu. Dan ia harus mendahulukan yang datang lebih dulu. Ia harus mengutamakan undangan yang datang lebih dulu. Apalagi undangan yang datang lebih dulu itu adalah undangan untuk meraih kebahagiaan akhirat.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 45)

Kutipan novel di atas menggambarkan seorang tokoh yang begitu taat menjalani kewajibannya dan lebih mementingkan panggilan Allah untuk mendirikan shalat dibanding untuk kepentingan urusan dunia dan bisnisnya.Sebagai umat Islam memang sudah kewajiban kita mendirikan shalat dan segera meninggalkan segala urusan dunia ketika azan telah dikumandangkan karena shalat adalah tiang agama dan amal yang paling utama ditanyakan ketika manusia sudah meninggal.

Firman Allah dalam surah Jum’ah, 62 : 9





9. Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

(43)

e. Membaca Al-Quran

“Kecuali Al-Quran, dalam sesibuk apapun tetap merasa harus menyentuhnya, membacanya meskipun cuma setengah halaman lalu menciumnya dengan penuh takzim dan kecintaan. Ia merasa, dalam perjuangan beratnya di negeri orang, Al-Quran adalah pelipur dan penguat jiwa. (Ketika Cinta Bertasbih2007:165)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa sesibuk apapun, kita perlu menyempatkan diri untuk membaca Al-Quran, meskipun hanya setengah atau satu halaman saja karena Al-Quran merupakan bacaan yang sangat mulia dan luar biasa. Setiap huruf yang dibaca di dalam Al-Quran dibalas dengan sepuluh kebaikan. Al-Quran bisa menjadi pelita di alam kubur dan Al-Quran akan memberikan syafaat di hari kemudian bagi orang-orang yang sering membacanya serta Al-Quran bisa menjadi obat atau pelipur lara bagi manusia.

Firman Allah dalam Surah Al-Isra, 17 : 82



82. Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

f. Berbuat Baik kepada Orang Tua

“Kang Azzam itu sama seperti kita, seorang anak yatim. Dia anak sulung.

Adik perempuannya ada tiga. Dialah selama ini bekerja keras menghidupi adik-adiknya. Terutama membiayai sekolah adik-adiknya... Sementara ibunya sering sakit-sakitan. Ia akhirnya mengalihkan konsentrasinya. Dari belajar ke bekerja. Ia di Cairo ini untuk bekerja sambil belajar.”(Ketika Cinta Bertasbih2007:313)

(44)

Kutipan di atas menggambarkan seorang tokoh yang berbakti kepada orang tuanya. Ia rela bekerja keras sambil belajar untuk membantu dan menghidupi orang tua dan ketiga adiknya. Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi seorang anak karena orang tualah yang telah susah payah melahirkan, membesarkan, dan mendidik kita dengan penuh perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. Rasulullah pun mengatakan bahwa ridhanya Allah bergantung pada ridhanya orang tua dan murkanya Allah bergantung pada murkanya orang tua. Allah berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Isra, 17 : 23





23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik- baiknya.Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

g. Tolong-Menolong

“Azzam turun dan mendekati mereka berdua. Ia mendengar suara sesenggukan dari gadis berjilbab cokelat muda.”

“Mm, maaf Ukhti. Ada apa ya? Ada yang bisa saya bantu?” sapa Azzam sesopan mungkin. Beberapa orang Mesir melihat mereka. Gadis yang berjilbab biru menjawab, “Kami kena Musibah.” (Ketika Cinta Bertasbih2007:195)

(45)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa di dalam hidup kita tidak sendiri, kita saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain. Olehnya itu, kita sebagai manusia diwajibkan untuk saling tolong menolong pada orang yang membutuhkan.Apalagi dalam hal kebaikan.

Firman Allah dalam surat Al-Maidah, 5 : 2



2. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah.Sesungguhnya Allahamat berat siksa-Nya.

h. Menuntut Ilmu

“Setelah S.1 rencana kakak bagaimana ? Mau pulang ke Indonesia atau bagaimana ?”

“Fadhil mengambil nafas panjang.”

“Abah dulu berpesan agar kakak dan kamu menuntut ilmu setinggi mungkin.

Ilmulah yang membuat derajat seseorang dan derajat suatu bangsa terangkat...” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 312)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu di dunia ini setinggi-tingginya. Karena menuntut ilmu bertujuan untuk memperluas pengetahuan kita, mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.

Dengan ilmu yang bermanfaat seseorang akan mendapatkan amal jariah dari Allah, selama ilmu yang diwariskan kepada seseorang masih dimanfaatkan dengan baik dan berguna bagi masyarakat luas. Orang yang berilmu juga akan dinaikkan derajatnya oleh Allah beberapa derajat. Menuntut ilmu juga

(46)

berlangsung seumur hidup yaitu sejak lahir sampai ke liang lahat. Pepatah mengatakan tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.

Firman Allah dalam surah Al-Mujadilah, 58 :11





11. Hai orang-orang beriman, apabiladikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis,”maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

i. Keinginan Menikah

“Saya sebenarnya malu Ustadz.Saya tidak tahu dari mana saya harus memulai.” Jawab Azzam.

“Tidak usah malu.Jika kebaikan yang dicari tidak usah malu.”

“Baiklah ustadz.Saya ingin minta bantuan ustadz untuk melamar seseorang untuk saya.”Kata Azzam dengan suara bergetar. (Ketika Cinta Bertasbih2007: 117)

Hal senada dengan kutipan di atas

“Dalam hati ia berkata, “Insya Allah, Dik, kakak akan segera pulang. Begitu pulang kakak akan menikah secepatnya. Umur kakak toh hampir kepala tiga.”

(Ketika Cinta Bertasbih2007: 410)

Kutipan di atas menggambarkan keinginan Azzam untuk menikah dengan seseorang dan meminta bantuan Ustadz Mujab untuk melamarnya dan kutipan keduaAzzam seolah berjanji kepada dirinya bahwa setelah pulang ke Indonesia ia

(47)

akan menikah secepatnya karena umurnya sudah cukup untuk menikah. Setiap orang diciptakan untuk berpasang-pasangan dan mencari jodohnya masing- masing.Menikah adalah salah-satu Sunnah Rasulullah Saw., yang harus diikuti karena menikah termasuk ibadah.

Firman Allah dalam surahAn-Nur,24 :32





32. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendiriandiantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba- hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

3. Akhlak

Akhlak secara bahasa berasal dari kata khalaqa (khuluqun) berarti perangai, tabiat, adat, atau dapat juga disebut khalqun yang berarti kejadian, buatan, atau ciptaan. Jadi secara etimologi, akhlak itu searti dengan budi pekerti, watak, tabiat, atau sistem perilaku.

Akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk bergantung pada nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologi di Indonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik. Jadi, orang yang berakhlak berarti orang yang berperilaku positif.

(48)

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

Pengamatan terhadap akhlak yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbihdapat ditempuh dengan memberikan gambaran akhlak yang dimiliki

oleh para tokoh sebagai citra yang terpatri pada diri manusia.Berikut beberapa nilai akhlak yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih.

a. Sabar

“Aku percaya kau sedih… Bersabarlah.Apa yang tertulis dalam kertas itu belum akhir dari hidupmu.Masih banyak yang bisa kaulakukan dalam hidupmu.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 394)

“Dalam kondisi seletih apapun, ia harus tetap sabar dan tegar melakukan itu semua. Jika tidak, ia takkan hidup layak, juga adik-adiknya di Indonesia.

Namun karena sudah biasa, itu semua sudah tak lagi menjadi sesuatu yang berat baginya.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 211)

Kutipan di atas menjelaskan tentang kesabaran dalam menghadapi segala ujian. Allahmemberi ujian kepada hambanya bukan karena ia tidak sayang kepada hambanya, namun Allah ingin mengukur sejauh mana ia menjalani ujian itu dengan keimanan, dan kesabaranlah yang akan membawanyakeluar dari persoalan tersebut. Jadi kita sebagai manusia harus senantiasa bersabar dalam menghadapi setiap ujian sambil berdoa kepada Allah sebab hanya Dialah yang mampu menolong kita dari segala kesulitan .

Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah, 2 : 153



(49)

153. Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

b. Tawakal

“Setiap kali shalat dia selalu menangis. Ia merasa tidak ada lagi tempat berlabuh dan mengungsi mencari keamanan kecuali kepada Allah Yang Maha Mengatur nasib hamba-hamba-Nya.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 380)

“Kini tak ada yang bisa dilakukannya kecuali menangis memohon belas kasih-Nya, dan dengan segenap jiwa, ia pasrah dalam genggaman kekuasaan- Nya.” (Ketika Cinta Bertasbih2007: 386)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa semua persoalan yang dialami adalah ujian yang harus dijalani oleh setiap orang yang mendapatkannya, dan tidak ada tempat lain untuk memohon pertolongan kecuali kepada Allah. Hanya kepada Allah kita bertawakal atau menyerahkan segalanya. Dalam shalat pun kita senantiasa mengucapkan iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, Hanya kepada Engkaulahkami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Firman Allah dalam surah Hud, 11 :123





123. dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada- Nyalah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya.Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.

Gambar

Tabel  Klasifikasi  dalam  Novel  Ketika  Cinta  BertasbihKarya  Habiburrahman  El  Shirazy

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan berbagai teori sosiologi sastra yang telah dikemukakan tersebut, pokok-pokok ajaran Islam karya Habiburrahman El shirazy dalam novel Ketika Cinta Bertasbih

Berdasarkan berbagai teori semiotika yang telah dikemukakan tersebut, analisis aspek religius dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan tinjauan

Nilai-nilai agama yang terdapat dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy di antaranya: nilai akidah, yang meliputi: iman kepada Allah, iman kepada

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman el- Shirazy meliputi :

Dalam penelitian ini menggambarkan tentang nilai religius yang ada dalam novel “Merindu Baginda Nabi karya Habiburrahman El Shirazy”. Penelitian ini menggunakan

Fokus Penelitian tesis ini adalah mendiskrifsikan nilai- nilai religius dalam novel “ Api Tauhid” karya Habiburrahman El Shirazy, dari sisi pengamalan, kegigihan tokoh

Metode yang digunakan pada penelitian “Klasifikasi Emosi Tokoh Utama Novel Ketika Cinta Bertasbih Jilid I Karya Habiburrahman El Shirazy” adalah metode deskriptif

Nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy meliputi 1 Nilai agama yang terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah taat dalam