• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Deskriptif.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Menurut Muhadi, (2011:77) pengertian analisis data deskriptif yaitu analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah fase statistika dimana hanya berusaha melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok yang lebih besar ( Sudjana, 1996:7)(Muhadi, 2011a:77). Statistik deskriptif juga dapat

dikatakan sebagai statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2005:21) (Muhadi, 2011b:77). Teknik analisis data dapat dilakukan dengan penyajian data dalam bentuk tabel dan nilai-nilai statistikanya, yang akan diinterpretasikan secara kualitatif yang berdasarkan pada Penilaian Acuan Patokan tipe II (PAP II), dengan nilai presentil sebagai berikut (Masidjo, 1995:157) :

80% ke atas : Sangat Baik 66% - 80% : Baik

56% - 65% : Cukup 46% - 55% : Tidak Baik

Di bawah 46% : Sangat Tidak Baik

PAP II umumnya merupakan cara untuk menghitung variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100, karena data penelitian yang telah ditetapkan memiliki skor terendah 1 dan skor tertinggi 4, maka untuk mendeskripsikan kategori variabel langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan skor interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II dengan rumus: Skor minimal yang mungkin dicapai + nilai

persentase x (skor maksimal yang mungkin dicapai – skor minimal yang mungkin dicapai).

Perhitungan kategori kecenderungan untuk setiap variabel pada responden siswa dan guru adalah sebagai berikut:

a. Variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

Skor maksimal yang mungkin dicapai: 19 x 4 = 76 Skor minimal yang mungkin dicapai :19 x 1 = 19

Skor kategori kecenderungan untuk variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, adalah sebagai berikut:

19 + 81% (76 - 19) = 65 19 + 66% (76 - 19) = 57 19 + 56% (76 - 19) = 51 19 + 46% (76 - 19) = 45 19 + 0% (76-19) = 19

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9

Rentang Variabel Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar

Penilaian

No. Interval Skor Kategori

1. 65 - 76 Sangat Baik

2. 57 – 64 Baik

3. 51 – 56 Cukup

4. 45 – 50 Tidak Baik 5. 19 – 44 Sangat Tidak Baik

b. Variabel ketersediaan sumber belajar

Skor maksimal yang mungkin dicapai: 7 x 4 = 28 Skor minimal yang mungkin dicapai: 7 x 1 =7

Skor kategori kecenderungan untuk variabel ketersediaan sumber belajar, adalah sebagai berikut:

7 + 81% (28-7) = 24 7+ 66% (28-7) = 21 7 + 56% (28-7) = 19 7 + 46% (28-7) = 17 7 + 0% (28-7) = 7

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel ketersediaan sumber belajar adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Rentang Variabel Ketersediaan Sumber Belajar

No. Interval Skor Kategori

1. 24 - 28 Sangat Memadai 2. 21 – 23 Memadai

3. 19 – 20 Cukup

4. 17 – 18 Tidak Memadai 5. 7 – 16 Sangat Memadai

c. Variabel frekuensi mengakses internet.

Skor maksimal yang mungkin dicapai: 1 x 50 = 50 Skor minimal yang mungkin dicapai: 1 x 1 = 1

Skor kategori kecenderungan untuk variabel proses pembelajaran, adalah sebagai berikut:

1 + 81% (50-1) = 41 1 + 66% (50-1) = 33 1 + 56% (50-1) = 28 1 + 46% (50-1) = 24 1 + 0% (50-1)= 1

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel ketersediaan sumber belajar adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Rentang Variabel Frekuensi Mengakses Internet

No. Interval Skor Kategori

1. 41 - 50 Sangat Sering 2. 33 - 40 Sering 3. 28 – 32 Cukup

4. 24 – 27 Jarang

d. Pengalaman mengajar guru

Interval skor pengalaman mengajar guru menggunakan interval skor yang diambil dari Muslich (2007:44) yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.12

Interval Skor Pengalaman Mengajar Guru

Interval Skor >25 23-25 20-22 17-9 14-16 11-13 8-10 5-7 2-4

Sehingga interval skor pengalaman mengajar guru dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Tabel 3.13

Rentang Variabel Frekuensi Pengalaman Mengajar Guru

Interval Skor Kategori >20 Banyak 11-20 Sedang

2-10 Sedikit

2. Pengujian Hipotesis.

Hipotesis dapat diartikan sebagai pendapat yang masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis adalah kebenaran sementara, maka hipotesis harus diuji secara empiris untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut

diterima atau ditolak (Muhadi, 2011:17). Rumusan dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Rumusan Hipotesis 1) Hipotesis I :

� = Tidak ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

�� = Ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

2) Hipotesis II :

� = Tidak ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

�� = Ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar

terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

3) Hipotesis III :

� = Tidak ada pengaruh positif frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

�� = Ada pengaruh positif frekuensi mengakses internet

terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

Untuk pengujian hipotesis digunakan alat bantu komputer program SPSS Versi 22.

b. Langkah-langkah pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui pengujian hipotesis menggunakan analisis

Chi-square (x2), langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut: 1) Mencari Nilai Chi-Square (x2)

Uji Chi- Square (x2) dihadapkan pada suatu pengujian apakah perbedaan antara frekuensi hasil observasi ( dengan frekuensi yang diharapkan ( ) oleh peneliti dari sampel yang terbatas merupakan perbedaan yang signifikan atau tidak (Siregar, 2010:231). Rumus tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

=∑ − Keterangan:

fo: Frekuensi observasi

fe : Frekuensi yang diharapkan

x2 : Chi kuadrat

2) Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika nilai Asymp. Sig> 0,05 maka Ho diterima. Hal tersebut

guru, ketersediaan sumber belajar, dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, maka tidak perlu dilakukan penentuan derajat asosiasi. Jika Ha,

diterima artinya menunjukkan pengaruh positif pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar, dan frekuensi mengakses internet maka langkah selanjutnya adalah mencari derajat asosiasi.

3) Menentukan Besarnya Derajat Asosiasi

Apabila Ha diterima, selanjutnya untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka koefisien kontingensi (C) dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum (Cmax) dengan rumus sebagai berikut

(Sudjana, 2002: 282): � = √� + n� Cmax = √ − rasio = C/Cmax Keterangan: C : koefisien kontingensi

Cmax : koefisien kontingensi maksimum

m : jumlah minimum antara baris dan kolom n : banyaknya sampel

secara umum kriteria rasio C/ Cmax (Siregar, 2005:187) adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.14 Kriteria Rasio C/ Cmax

C/ Cmax Intepretasi > 0,80 Sangat Tinggi 0,60 – <80 Tinggi 0,40 – 0,60 Sedang 0,20 – <0,40 Rendah <0,20 Sangat Rendah

Untuk mencari Chi-Square hitung dan koefisien kontingensi dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0 for windows.

4) Penarikan Kesimpulan Hipotesis

Jika nilai Sig <� = 0,05, maka Ha diterima. Artinya ada

pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar, dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Sebaliknya jika nilai Sig >� = 0,05 maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh pengalaman

mengajar guru, ketersediaan sumber belajar, dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

87

Dokumen terkait