• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi, uji statistik

F, regresi data panel model OLS dan uji statistik t.

Berikut ini penjelasan terperinci mengenai metode analisis dalam penelitian

ini:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai suatu variabel yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai

minimum (Ghozali, 2009). Standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai

minimum menggambarkan persebaran data. Data yang memiliki standar

deviasi yang semakin besar menggambarkan data tersebut semakin menyebar.

Standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum menggambarkan

persebaran variabel yang bersifat metrik.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah uji statistik yang dilakukan sebelum melakukan

analisis regresi linier berganda. Uji ini berguna untuk memastikan nilai

parameter untuk pengujian valid. Pengujian asumsi klasik yang harus

dipenuhi untuk menguji analisis ini antara lain : uji multikolonieritas,

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas menurut Ghozali (2011:105) bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara

variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut.

1) Nilai R2 yang dihasilkan sangat tinggi, tetapi secara individual

variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya

di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolonieritas.

3) Multikolonieritas dapat dilihat dari toleransi atau nilai Variance

Inflation Factor (VIF). Nilai toleransi di atas 0,10 atau VIF di bawah

10.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Jika

pemindahan residual tetap maka disebut homoskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah model homoskesdatisitas atau tidak bersifat

untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model

regresi. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu antara Y yang diprediksi dan residual. Menurut

Ghozali (2011), dasar analisisnya adalah :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengui apakah dalam model

regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2011). Pada uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti nilai normal namun jika asumsi itu tidak normal maka

statistik yang digunakan menjadi tidak valid. Model regresi yang baik

jika memiliki nilai residual yang persebarannya terlihat normal.

Terdapat dua cara untuk melakukan uji normalitas ini yaitu dengan

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual

dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov. Uji ini diyakini lebih akurat daripada uji normalitas dengan

grafik, karena uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan, jika

tidak hati-hati secara visual akan terlihat normal. Apabila asymptotic

significance dalam Uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 5%, maka

data terdistribusi normal (Ghozali, 2009)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada program

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lainnya (Ghozali, 2009).

Padapenelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan

menggunakan metode Durbin-Watson.

Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi menurut Sunyoto

(2009) yaitu:

a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan kontribusi variabel independen

terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar nol hingga

satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen terbatas. Sedangkan nilai R2 yang mendekati

satu menandakan bahwa variabel dependen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk mempredikasi variasi variabel dependen

4. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji signifikansi simultan menunjukkan pengujian pengaruh variabel

independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Apabila

nilai probabilitas signifikan pada tingkat α = 5%, maka variabel independen

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2009).

Dengan demikian model regresi layak untuk diujikan.

a. Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1)

H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0

H0 : Profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan umur perusahaan

secara simultan tidak berpengaruh terhadap implementasi corporate

Ha : Profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan umur perusahaan

secara simultan berpengaruh terhadap implementasi corporate

governance.

b. Menentukan level of significance(α)

Level of significance atau taraf nyata yang digunakan dalam uji F

ini adalah 5% dan level of confidence 95%.

c. Mengambil Keputusan

1) Jika Sig < α: 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

berarti profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan umur

perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kualitas

implementasi corporate governance.

2) Jika Sig > α: 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

berarti profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan umur

perusahaan secara simultan tidak berpengaruh terhadap kualitas

implementasi corporate governance.

5. Uji Regresi Data Panel model OLS (Ordinary Least Square)

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi dengan

metode penggabungan (pooling data) merupakan model yang diperoleh

dengan mengkombinasikan atau menggabungkan data cross section dan data

Common effect, Fixed Effect dan Random Effect (Wuri, 2014). Pada penelitian

ini hanya menggunakan model common effect yaitu dengan hanya

menggabungkan data cross section dan data time series maka dapat digunakan

metode OLS untuk mengestimasi data panel.

Persamaan regresi data panel tersebut adalah sebagai berikut :

GCG = α + β1 PROit + β2LEVit + β3LnMCAPit + β4AGEit + e Keterangan:

GCG : Kualitas implementasi corporate governance PRO : Profitabilitas

LEV : Leverage

LnMCAP : Logaritma natural dari market capitalization AGE : Umur perusahaan

α : Intersep (konstanta)

βi : Koefisien Regresi e : Error Term

6. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel

independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2009). Tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah sebesar 5%

(0,05). Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada nilai

signifikansi p-value. Jika p-value (signifikansi) > α, maka hipotesis alternatif

penelitian ditolak. Sebaliknya jika p-value < daripada α, maka hipotesis

a. Merumuskan Hipotesis

H01 : Profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kualitas

implementasi corporate governance.

H02 : Leverage tidak berpengaruh positifterhadap kualitas

implementasi corporate governance.

H03 : Ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap

kualitas implementasi corporate governance.

H04 : Umur perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap kualitas

implementasi corporate governance.

Ha1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas

implementasi corporate governance.

Ha2 : Leverage berpengaruh positif terhadap kualitas implementasi

corporate governance.

Ha3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas

implementasi corporate governance.

Ha4 : Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas

implementasi corporate governance.

b. Menentukan level of significance(α)

Level of significance atau taraf nyata yang digunakan dalam uji

c. Mengambil Keputusan

1) Jika Sig < α: 0,05, maka H01, H02, H03, H04 ditolak dan Ha1, Ha2, Ha3, Ha4 diterima.

2) Jika Sig > α: 0,05, maka maka H01, H02, H03, H04 diterima dan Ha1, Ha2, Ha3, Ha4 ditolak.

45

BAB IV

Dokumen terkait