• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami.

Bodgan menyatakan bahwa ”analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehimgga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.”45

Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sinetesa, menyusun kedalam pola, memilih yang mana penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami.

45Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2015).h.334

Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif, ada tiga komponen dalam analisis data kualitatif,46yaitu:

1. Reduksi dan Kategorisasi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat dan rinci. Semakin lama peneliti kepalangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data dan kategori data maksudnya adalah proses penyederhanaan dan pengkategorian data yang didapatkan dalam penelitian, merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Display Data (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.

46John Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Penelitian: memilih di antara lima pendekatan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015).h.253

Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “yang paling digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.47

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat ementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini membahas hasil penelitian tentang penggunaan keterampilan dasar konseling oleh Guru BK untuk membantu menyelesaikan masalah minat belajar peserta didik di SMK N 3 Bandar Lampung.

Berdasarkan analisis pemerhatian terhadap guru bimbingan konseling di SMK N 3 Bandar Lampung, peneliti memperoleh beberapa hasil bahwa guru bk masih kurang dalam keterampilan-keterampilan sesi konseling yang harus dimiliki oleh konselor. Hal ini tergambar saat sesi konseling berlangsung. Salah satunya adalah dari berbagai keterampilan dasar konseling guru bk hanya menggunakan lima keterampilan konseling saja. Berikut ini adalah beberapa keterampilan dasar konseling yang digunakan oleh guru bk untuk membantu menyelesaikan masalah minat pbelajar peserta didik:

1. Attending, yakni keterampilan berupa pemberian perhatian, baik verbal maupun nonverbal melalui kontak mata, postur, bahasa tubuh dan mendengarkan.

Penampilan guru BK saat proses sesi konseling;

a. Posisi tubuh: berhadapan dengan peserta didik, jarak duduk Guru BK-peserta didik dekat

c. Ekspresi: cerah, tenang

d. Mata: melihat peserta didik saat berbicara

e. Mendengarkan: terarah hanya kepada peserta dididik

Berikut contoh dialog sesi konseling oleh guru bk pada keterampilan dasar attending:

Contoh dialog 1

Guru BK : Silahkan masuk (berjabat tangan), silahkan duduk nak, siapa namanya?

Peserta didik : Rahim buk

Guru BK : (mencatat biodata) sebelumnya, terimakasih atas kehadirannya pada kesempatan ini.

Contoh dialog 2

Guru BK : Silahkan masuk (berjabat tangan)

Guru BK : Gimana sih? Apa kabarmu hari ini? Pelajaran siapa sekarang? Peserta didik : Alhamdulillah baik, buk Ammi buk

2. Refleksi, yakni keterampilan untuk memantulkan kembali perasaan, pikiran, dan isi sebagai hasil pengamatan konselor terhadap perilaku verbal dan nonverbal. Dalam proses sesi konseling guru bk menggunakan 1 pernyataan keterampilan dasar refleksi pada sesi konseling 1 dan 4 pada sesi konseling 2. Berikut contoh dialog sesi konseling guru bk pada keterampilan dasar refleksi:

Guru Bk : Dari pada kelas X sekarang perkembanganmu sudah cukup terlihat. Nah tapi ingat kehadiran itu harus tetap diperhatikan. Dikelas X kemarin kan praktek kamu masih lama, masih banyak ketinggalan namun dikelas XI ini alhamdulillah sudah banyak perkembangan ya. Dari guru prakteknya juga biasanya kalau kamu bermasalah sudah ada omongan, tapi tidak. Semuanya sudah baik, setidaknya kamu sudah ada perubahan ya.

Contoh dialog2

Guru BK : Jadi gini Asih....sekarang asih pernah gk koreksi kesalahannya. Misalnya: Asih kenapa sih gk bisa? Apa mungkin gk diulang dirumah? Kenapa? Kenapa kawan asih bisa, asihnya gk bisa? Kenapa? Sama kan manusia juga kan? Guru BK : Jadi gini, kamu kan masih tanggung jawab orang tuamu. Kamu praktek ada hambatan, hambatanmu salah satunya kakimu sakit dan akhirnya gk bisa goyang itu kan..goyang apa? Mesin jahit. Itu pake apa? Itu pake goyang apa pake mesin? Perlu pake apa? Perlu pake kaki gk? Pake kaki kan..jadi itu yang menjadi salah satu hambatanmu untuk belajar menjahit. Kalo orang sakit harus ber..ber apa?

Guru BK : “itu gk bisa kalo gk kerja sama dengan orang tua, jadi nanti kalau perkembangannya masih seperti ini, orang tua mu

tidak menindak lanjuti, kmi akan panggil orag tuamu. Nah sekarang menurut asih seperti apa?

Guru BK : Ya kan? Itu ya...apalagi kesulitan asih? Oh ternyata pada saat saya praktek kaki saya suka sakit. Akhirnya membuat saya lamban. Bagaimana mengatasinya, karena Asih masih anak-anak masih ada orang tua kendala itu harus konsultasi dengan orang tua. Jadi hambatan-hambatan itu bisa diminimalisir sama Asih gk jadi hambatan yang terus-menerus, kenapa? Karena Asih disini sampai kelas tiga, ya kan? Satu dua tiga 3 tahun, ini masih satu tahun berapa bulan, masih panjang perjalanan Asih.

3. Dorongan minimal

Dorongan minimal adalah suatu balasan spontan dari konselor kepada klien yang bercerita dalam sesi konseling. Maksudnya selama sesi konseling berlangsung perasaan konselor bukan hanya mendengarkan saja, tetapi konselor perlu mendengarkan dan memberi dukungan dan dorongan untuk klien terus bercerita.48 Tujuannya adalah: merangsang klien untuk terus bercerita, menunjukan bahwa konselor mendengarkan klien dan menunjukan konselor faham dan mengikuti apa yang sedang dikatakan klien.49 Dalam

48Abdul Ghani, Kemahiran Asas Kounseling, (Malaysia: University Pendidikan Sultan Idris, 2003),

h.48

proses sesi koneling guru bk menggunakan 2 pernyataan keterampilan dasar dorongan minimum pada sesi konseling 2.

Contoh Dialog 2

Peserta didik : Kesulitan di jurusan ini memulai dari buat pola buk

Guru BK : Teruuusss..?

Peserta didik : Membuat polanya belum bisa

Guru BK : Iya..apa lagi?

4. Pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka adalah untuk memudahkan membuka percakapan seorang guru BK dengan peserta didik sehingga memungkinkan munculnya

pertayaan baru dari peserta didik.50 Penggunaan pertanyaan terbuka memberi

autonomi kepada klien untuk bercerita.51 Dalam proses sesi konseling guru bk

menggunakan 4 keterampilan dasar pertanyaan tertutup pada sesi konseling 1 dan 8 pertanyaan tertutup pada sesi konseling 2. Berikut beberapa contoh dialog sesi konseling dengan keterampilan dasar pertanyaan tertutup:

Contoh dialog 1

Guru BK : Dari semua masalahmu, jadi sekarang menurut kamu apa

solusinya?

Peserta didik : Benerin absen, jangan alfa lagi

50Sofyan Willis. Op.Cit. h. 165

Guru BK : Gimana cara benerin absen, biar gk ada alfa biar masuk terus? Jangan sering sakit, harus jaga kesehatan him. Apa lagi solusinya?

Peserta didik : Jangan leha-leha dirumah buk. Bangun pagi biar gk telat buk

Guru BK : Terus berikutnya biar kamu ikutin ujian praktek lancar.

Nilainya bagus, prakteknya bagus gimana?

Peserta didik : dicoba berulang-ulang, belajar lagi buk, kalau gak ngrti bertanya kepada kawan dan guru buk

Contoh dialog 2

Peserta didik : masih bingung buk

Guru BK : Bingung...pegangan dong kalo bingung..bingungnya itu

dimana?

Guru BK : Tapi kenapa kata wali kelasnya sudah dilakukan

berulang-ulang masih aja salah?

Guru BK : Sekarang kira-kira kurangnya Asih dimana?

Peserta didik : Kalau menjahit buk..kakinya sering sakit

Guru BK : Heeh, jadi kalau seperti itu gimana caranya supaya Asih bisa

gk sakit lagi..bisa lancar..tidak menghalangi praktekmu? Peserta didik : saya belajarnya berhenti dulu, jahitnya buk.

5. Pertanyaan Tertutup

Pertanyaan konselor tidak selalu terbuka, akan tetapi juga ada yang tertutup yaitu bentuk-bentuk pertanyaan yang sering dimulai dengan kata-kata apakah, adakah, dan harus dijawab dengan ya atau tidak atau dengan kata-kata singkat. Dalam proses sesi koneling guru bk menggunakan 9 keterampilan dasar pertanyaan tertutup pada sesi konseling 1 dan 25 pertanyaan tertutup pada sesi konseling 2. Berikut beberapa contoh dialog sesi konseling dengan keterampilan dasar pertanyaan tertutup:

Contoh dialog 1

1) Guru BK : Kamu sudah alfa berapa kali dikelas XI ini?

Peserta didik : 3 Buk

2) Guru BK : Nah sudah 3, kemana?

Peserta didik : dirumah Buk Contoh dialog 2

Guru BK : Jadi ini sudah yang keberapa kali dipanggil?

Peserta didik : dua kali buk (mengangkat jari)

Guru Bk : untuk tahun ini, untuk semester ini dua kan?

Peserta didik : iya Buk (menganggukan kepala)

Guru Bk : kelas satu udah berapa kali?

Peserta didik : hmmmm....gk tau buk lupa (tersenyum)

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka guru bk sudah menggunakan keterampilan dasar konseling pada proses konselingnya. Adapun keterampilan dasar

yang dipakai oleh Guru BK pada saat proses konseling yaitu: attending, refleksi, dorongan minimum, pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup. Dalam proses konseling guru bk menggunakan ketrampilan attending pada awalan sesi konseling. Dalam proses sesi koneling guru bk menggunakan 1 pernyataan keterampilan dasar refleksi pada sesi konseling 1 dan 4 pada sesi konseling 2, 2 pernyataan keterampilan dasar dorongan minimum pada sesi konseling 2 sesi konseling 1 guru bk tidak menggunakan dorongan minimum, 4 keterampilan dasar pertanyaan tertutup pada sesi konseling 1 dan 8 pertanyaan tertutup pada sesi konseling 2, dan menggunakan 9 keterampilan dasar pertanyaan tertutup pada sesi konseling 1 dan 25 pertanyaan tertutup pada sesi konseling 2. Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses konseling oleh guru bk di SMK N 3 Bandar Lampung keterampilan yang sering digunakan yaitu keterampilan dasar konseling pertanyaan terbuka dan tertutup dilihat dari banyaknya pernyataan tentang keterampilan tersebut di proses konseling guru bk.

C. Pembahasan

Konselor dalam memberikan layanan konseling perlu mengetahui dan mempunyai keterampilan konseling yang merupakan sangat penting untuk membantu

klien.52 Selain itu, pada penelitian Capuzzi dan Gross mendapati bahwa kepahaman

mengenai fungsi BK serta peranan konselor masih lemah dan tidak tepat.53

Selanjutnya, pada penelitian Bultsma mendapati bahwa masih banyak konselor

52Mohamed Sharif, Roslee dan Sulaiman Shakib Kemahiran Asas Seorang Kaunselor.

SeminarAntara bangsa Guru-Guru Agama Singapura (PERGAS, 2010),) pada 14-15 Jun 2003.

53Capuzzi, D. & Gross, D. (2013).Introduction to the Counseling Profession. (6th ed). NY:Routledge.

sekolah di Indonesia belum memberikan fokus pada keterampilan dasar pada saat

membantu klien.54 Selain itu, sebahagian besar konselor tidak fokus dan menguasai

penggunaan kemahiran asas konseling.55

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari macam-macam keterampilan dasar konseling guru bk di smk negeri 3 bandar lampung dalam dua proses sesi

konselingnya menggunakan lima keterampilan dasar konseling yaitu: attending,

refleksi, dorongan minimum, pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Bagaimanapun dengan lima keterampilan dasar tersebut hasil penelitian menunjukan bahwa guru bk sudah dapat membantu menyelesaikan masalah peserta didik. Sekiranya guru bk disekolah menguasai keterampilan dasar konseling yang komplite seperti yang dikemukakan oleh Carkhuff dalam Abimanyu dan Manrihu di dalam komunikasi dengan konseli, konselor harus menggunakan respon-respon yang diklasifikasikan ke dalam berbagai teknik keterampilan dasar komunikasi, seperti (1) tahap pembukaan yaitu membangun repo, attending, acceptance (penerimaan), mendengarkan, empati, refleksi; (2) tahap eksplorasi masalah yaitu mengajak terbuka, mengikuti pokok pembicaraan, pertanyaan terbuka, konfrontasi, dorongan minimal, menjernihkan (clarifying), memimpin (leading), fokus, diam, mengambil inisiatif, memberi nasehat; dan kemudian (3) tahap terminasi (pengakhiran) seperti menyatakan waktu telah habis, menyimpulkan, menanyakan perasaan, memberi tugas

54Bultsma, S. A. Supervision experiences of new professional school counselors. Michigan Journal of Counseling: Research, Theory, and Practice (2012).h.3

dan tindak lanjut, merencanakan pertemuan selanjutnya serta berpisah secara formal.56 Sehingga dalam proses konseling akan memberikan dampak konseling yang lebih bermakna dan akan tiba pada suatu keadaan proses konseling yang berjalan secara efektif.

Dengan menggunakan sedikit saja keterampilan dasar konseling guru bk di SMK Negeri 3 Bandar Lampung sudah dapat membantu menyelesaikan masalah peserta didik, apalagi jika guru bk menggunakan keterampilan dasar yang maksimal atau guru bk menguasai semua keterampilan dasar konseling. Karena mungkin dalam proses konseling tidak semua keterampilan dasar itu digunakan, hanya sebagian saja yang digunakan dilihat dari permasalahan yang ada pada peserta didik. Memang menurut Willis walaupun setiap tahapan konseling mempunyai keterampilan-keterampilan dasar konseling yang bermacam-macam dalam setiap proses konselingnya, tidak berarti aturannya kaku seperti itu. Artinya konselor dengan kemampuan dan seni akan melakukan konseling dengan teknik-teknik yang bervariasi dan berganda (multi technique).

Beberapa hal yang terjadi di lapangan juga ada beberapa masalah mengapa keterampilan dasar yang digunakan oleh guru bk tidak maksimum misalnya seperti penstrukturan konseling tidak jelas, konselor larut dalam konseling, konseling hanya ngobrol biasa dan hanya bersifat nasihat biasa, konseli tidak siap konseling, konselor

56Ramdana, Pengaruh Latihan Keterampilan Dasar Komunikasi konseling terhadap Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Pembimbing di SMA/SMK se Kota Makassar, (Makasaar:Program Pascasarjana UNM, 2011).h.8

kurang mampu mendifinisikan masalah siswa (pada tahap awal. 57 Dalam hal ini ada beberapa alasan mengapa guru bk hanya menggunakan keterampilan sebatas itu saja: dikarenakan pemahaman guru pembimbing mengenai keterampilan konseling masih belum optimal, konselor kurang terampil dalam mengaplikasikan tehnik-tehnik konseling. Hal tersebut juga ditunjukkan dengan rata-rata skor pencapaian 19,36 atau sekitar 52,18%. Skor ini juga menunjukkan bahwa keterampilan konseling belum dipahami secara konseptual, makna dan contoh-contoh penggunaan masing-masing keterampilan belum betul-betul dikuasai dengan baik. Kedua, hasil identifikasi penguasaan guru pembimbing tentang keterampilan konseling, berupa 10 keterampilan yang diurutkan mulai dari yang kadang-kadang digunakan sampai yang belum digunakan adalah; Keterampilan attending, bertanya, memberi dukungan dan pengukuhan, mendengarkan, menutup, empati, klarifikasi, pemecahan masalah, pemfokusan, memberi dorongan, paraphrase.58 Hal ini terjadi karena setiap klien berbeda kepribadian (kemampuan, sikap, motivasi kehadiran, temperamen), respon lisan dan bahasa badan dan sebagainya.59 Hal serupa pula dengan hasil penelitian Rosita Endang Kusmaryani bahwasanya terdapat beberapa keterampilan yang sebenarnya sering digunakan, namun ternyata belum dikuasai. Beberapa keterampilan konseling tersebut adalah keterampilan attending, bertanya, memberi dukungan,

57Ramdana, Pengaruh Latihan Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Terhadap Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Pembimbing Di Sma/Smk Se Kota Makassar, (Makasar: Program Pasca Sarjana UNM 2011).h.2

58Rosita Endang Kusmaryani, dkk, Pengembangan Modul Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing. (Universitas Negeri Yogyakarta, 2010).h.2

klarifikasi, pemecahan masalah, pemokusan, dan memberi dorongan. Hal ini tentu saja mengakibatkan kinerja guru pembimbing dalam melakukan layanan konseling menjadi tidak maksimal. Data penelitian juga menunjukkan bahwa dalam pelaksanaaan konseling selama ini hanya sebagian guru pembimbing (47%) yang menggunakan keterampilan konseling secara optimal. Sebagian guru pembimbing yang lain (53%) belum dapat menggunakan keterampilan konseling secara optimal.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa keterampilan seperti diatas sebenarnya merupakan pengalaman umum atau keterampilan alamiah yang setiap orang mempunyai pengalaman tersebut. Secara profesional sebagai seorang konselor. Keterampilan dasar awal konseling sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan pekerjaannya. Jika keterampilan ini secara terus menerus dilakukan dan dipraktekkan akan menjadi bagian dari kebiasaan yang tidak terpisahkan dari pengalaman, yang seharusnya semakin baik dan sempurna. Hal senada juga disampaikan oleh Barbara okun agar pertolongan konselor efektif, maka mereka harus sering berlatih menggunakan keterampilan komunikasi konseling yang mencakup , aspek pesan verbal dan non verbal (konten kognitif dan afektif), memahami pesan nonverbal (konten afektif dan perilaku), dan merespon secara verbal dan nonverbal. Dari beberapa temuan yang ungkapan permasalahannya karena tidak ada waktu khusus untuk melakukan konseling secara individual dikarenakan tuntutan aspek kerja yang lain.

Sehingga kepakaran seseorang konselor merupakan elemen yang penting dalam menentukan keberkesanan proses konseling. Namun, kecakapan kemahiran

adalah lebih penting kerena telah dipersetujui oleh pakar-pakar terapi sebagai faktor yang paling utama dalam pemilihan calon konselor. Oleh yang demikian, setiap konselor bertanggung jawab untuk memastikan dirinya menguasai keterampilan dasar konseling sebagai syarat utama untuk memberi perkhidmatan konseling yang lebih berkesan dan cemerlang.60

60Zainatul Azura, Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kecekapan Kemahiran Dan Perkembangan Personal Dalam Kalangan Guru-Guru Kaunseling Daerah Kulaijaya Johor ,(Malaysia: UTM, 2011).h.3

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan mengenai hasil penelitian tentang penggunaan keterampilan dasar konseling oleh Guru BK untuk membantu menyelesaikan masalah minat belajar peserta didik. Guru bk menggunakan beberapa keterampilan dasar konseling dalam proses konselingnya, diantaranya: attending, refleksi, dorongan minimum, pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup. Bagaimanapun dengan lima keterampilan dasar tersebut hasil penelitian menunjukan bahwa guru bk sudah dapat membantu menyelesaikan masalah peserta didik. Sekiranya guru bk disekolah menguasai keterampilan dasar konseling yang komplite atau semua keterampilan dasar konseling guru bk kusai maka dalam proses konseling akan tiba pada suatu keadaan proses konseling yang berjalan secara efektif dan berkesan. Dalam hal ini ada beberapa alasan mengapa guru bk hanya menggunakan keterampilan sebatas itu saja: dikarenakan pemahaman guru pembimbing mengenai keterampilan konseling masih belum optimal, konselor kurang terampil dalam mengaplikasikan tehnik-tehnik konseling.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah: 1. Guru BK di Sekolah

Agar sedini mungkin untuk memperhatikan keterampilan-keterampilan yang mestinya dimiliki, sehingga peserta didik merasa puas dan merasa lebih baik setelah mendapatkan pelayanan Guru BK.

2. Bagi peserta didik

Dengan adanya kemampuan Guru BK yang profesional dalam melaksanakan konseling individual, maka diharapkan peserta didik bersama sama dapat membangun hubungan yang terapeutik dengan guru bk sehingga akan terbina susana yang nyaman dan berkesan.

3. Peneliti

Saran bagi peneliti selanjutnya adalah agar dilakukan penelitian yang lebih luas dan subjek yang lebih global agar keterampilan-keterampilan konselor yang terdapat di Indonesia dapat diketahui, dan nantinya menjadi bahan intropeksi diri konselor terkait keterampilan yang ada pada diri konselor masing-masing.

4. Pembaca

Penelitian ini diharapkan bukan hanya untuk dibaca namun juga dipahami sebaik mungkin, karena sedikit banyak dalam penelitian ini akan berguna bagi konselor dan calon-calon konselor untuk menjadi seorang konselor yang lebih terampil dan professional.

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Aladaga, Mine “Counseling Skills Pre-Practicum Training at Guidance and Counseling Undergraduate Programs: A Qualitative Investigation”, Ege University, 2013.

Asrowi, “Model Pengembangan Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Untuk Meningkatkan Efektivitas Konseling Individual Guru-Guru Bk Smp”,

Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2013.

Zainatul Azura,Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kecekapan Kemahiran Dan Perkembangan Personal Dalam Kalangan Guru-Guru Kaunseling Daerah Kulaijaya Johor,Malaysia: UTM, 2011.

Bultsma, S. A. Supervision experiences of new professional school counselors.

Michigan Journal of Counseling: Research, Theory, and Practice 2012. Capuzzi, D. & Gross, D.Introduction to the Counseling Profession. (6th ed).

NY:Routledge 2013.

Creswell, John, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset , Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Engkamat, Eshantee, Persepsi Pembimbing Rakan Siswa Terhadap Kemahiran Menolong dalam Menangani Tekanan Akademik di Kalangan Pelajar: Satu Tinjauan di Universiti Malaysia Sarawak, University Malaysia Sarawak, 2005.

Erlina, Nova,dkk, Keterampilan Menjalankan Sesi Konseling oleh Guru-guru Konseling di kota Bandar Lampung, Bandar Lampung: Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M, 2016.

---Kemahiran Asas Konseling Dalam Kalangan Guru Konseling Sekolah Menengah, Book 3, Asean Comparative Education Research Network Conference, Malaysia: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2016.

Erman, Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Geldard, Kathryn & David Geldard, Keterampilan Praktik Konseling, Yogyakarta:

Ghani, Abdul, Kemahiran Asas Kounseling, malaysia: University Pendidikan Sultan Idris, 2003.

Gladding, Samuel, Konseling Profesi yang Menyeluruh, Jakarta: PT Indeks, 2012. Hackney, Harold L. Development of a Pre-practicum Counseling Skills Model,

Volume 11, Issue 2, 2011.

Halimatun, Mizan, Kaunseling Individu, Malaysia: Fajar Bakti, 2006.

Hafina, AnneProceedings of The 4th International Conference on Teacher Education ; Join Conference UPI& UPSI Bandung, Indonesia Teknik Latihan

Dokumen terkait