BAB III METODE PENELITIAN
G. Teknik Analisis Data
Gambar 3.5 Activity Diagram
G.
Teknik Analisis DataPada penelitian sistem informasi E-Document ini hanya menggunakan 4 karakter kualitas berdasarkan standar pengujian perangkat lunak ISO 25010 yaitu sebagai berikut:
1. Analisis functionality suibility
Pengujian ditentukan dari hasil pengujian skor persentase untuk masing-masing instrumen. Pada lembar jawaban setiap item pertanyaan menggunakan Guttman. Skala pengukuran tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu
ya-tidak, benar-salah, pernah-tidak pernah dan positif-negatif. Jawaban dapat dibuat dengan bentuk checklist dengan skor tertinggi (ya) bernilai 1 dan skor terendah (tidak) bernilai 0. Untuk mengetahui posisi persentase jawab “ya” yang diperoleh dari data maka dihitung terlebih dahulu dengan konversi (Drs. Iskani, 2013) sebagai berikut:
Nilai jawaban “Ya” = 1 Nilai jawaban “Tidak” = 0 Dikonversi dalam persentase: Jawaban “Ya”: 1 x 100% = 100%
Jawab “Tidak”: 0 x 100% = 0% (sehingga tidak perlu dihitung lain). 2. Analisis performance efficiency
Analisis kualitas dari aspek efficiency dilakukan dengan menghitung rata – rata response time yang diperlukan aplikasi untuk melakukan setiap fungsi. Apabila hasil dari perhitungan rata – rata response time kurang dari 10 detik maka dapat disimpulkan aplikasi yang dikembangkan memenuhi dari aspek efficiency. 3. Analisis Compatibility dan Portability
Pengujian aspek compability dan portability dilakukan dengan melakukan observasi menggunakan skala gutmam, observasi dilakukan dengan cara menjalankan beberapa website secara bersamaan dan menjalankan website pada pc dan laptop yang berbeda. Analisis compatibility dan portability dilakukan untuk mengetahui apakah website sistem informasi E-Document dapat melakukan fungsi yang dibutuhkan ketika dijalankan bersamaan dengan website yang lain pada perangkat yang sama dan pada perangkat yang berbeda. Pada lembar
observasi jawaban setiap item menggunakan skala guttman. Skala guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. skala ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas, contohnya “ya” atau “tidak”, “pernah” atau “tidak pernah”, “positif” atau “negative”, “benar” atau “salah” dan lain-lain. Jawaban dibuat dalam bentuk checklist dengan skor tinggi satu dan rendah nol. Dan user atau pengunjung website dapat melakukan tanggapan terhadap kinerja website sistem informasi E-Document.
4. Analisis Usability
Analisis kualitas aspek usability dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada pengunjung website sebagai proses penelitian dari aspek usability. Kuesioner yang digunakan mengacu pada kuesioner System Usability Scale (SUS) oleh John Brooke. Pada kuesioner tersebut jawaban setiap item pertanyaan menggunakan skala likert yang mempunyai gradasi sangat positif dan gradasi sangat negatif. Tabel 3.1 merupakan konversi skor dari skala likert pada kuesioner :
Tabel 3.1
Konversi Skor Skala Likert
S umb er : (Rah adi 2014 ) Jawaban Skor Sangat Setuju 5 Tidak setuju 4 Ragu-ragu 3 Setuju 2
Untuk menghitung skor pada kuesioner, SUS mempunyai aturan tersendiri. Untuk pernyataan nomor ganjil, nilai skor yang dijawab pada kuesioner dikurangi dengan satu. Sedangkan untuk pernyataan dengan nomor genap, angka lima dikurangi dengan nilai skor yang dijawab. Kemudian semua skor dijumlahkan selanjutnya dikalikan dengan angka 2,5. Skor SUS memiliki range nilai 0 – 100 (Brooke, 1996). Skor SUS yang diperoleh dari seluruh responden kemudian dihitung nilai rata – ratanya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Bangor et al. (2009) membuat suatu range nilai yang dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan apakah skor SUS yang diperoleh menunjukkan suatu aplikasi dapat diterima baik atau tidak dari segi usability. Sehingga pada penelitian ini, setelah diketahui skor rata – rata SUS maka skor tersebut dibandingkan dengan range nilai yang diusulkan oleh Bangor et al (2009). Tabel 3.2 merupakan rentang skor SUS.
Tabel 3.2 Skor SUS
S
elain itu, dilakukan pengujian reliabilitas instrumen usability dengan internal consisten cy, karena instrumen hanya dicobakan sekali saja kepada responden. Dari data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan koefisien reliabilitas Cronbach Alpha, dimana perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut Noreen (2006) :
Perhitungan nilai alpha pada penelitian menggunakan SPSS. Nilai alpha yang diperoleh dari perhitungan dibandingkan dengan Tabel 3.3 mengenai nilai konsistensi internal.
Tabel 3.3
Nilai konsistensi internal
Skor SUS Interpretasi
< 50 Not Acceptable
50 – 70 Marginal
> 70 Acceptable
Cronbach’s Alpha Internal Consistency
H. Teknik Pengujian
Metode pengujian digunakan dalam penelitian ini adalah Black Box yaitu pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Jadi dianalogikan seperti kita melihat suatu koatak hitam, kita hanya bisa melihat penampilan luarnya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungkus hitam nya. Sama seperti pengujian black box, mengevaluasi hanya dari tampilan luarnya (interface), fungsionalitasnya tanpa mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam proses detailnya (hanya mengetahui input dan output).
Black Box pengujian adalah metode pengujian perangkat lunak yang menguji fungsionalitas aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja (lihat pengujian white box). Pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan. Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional.
.9 > α ≥ .8 Good
.8 > α ≥ .7 Acceptable .7 > α ≥ .6 Questionable .6 > α ≥ .5 Poor
Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu.
Metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat lunak: unit, integrasi, fungsional, sistem dan penerimaan. Ini biasanya terdiri dari kebanyakan jika tidak semua pengujian pada tingkat yang lebih tinggi, tetapi juga bisa mendominasi unit testing juga. Pengujian pada Black Box berusaha menemukan kesalahan seperti :
a) Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. b) Kesalahan interface.
c) Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. d) Kesalahan kinerja.
e) Inisialisasi dan kesalahan terminasi 1. Decision Table.
Decision Table adalah cara yang tepat belum kompak untuk model logika rumit, seperti diagram alur dan jika-then-else dan switch-laporan kasus, kondisi mengaitkan dengan tindakan untuk melakukan, tetapi dalam banyak kasus melakukannya dengan cara yang lebih elegan.
2. All-Pairs Testing.
All-pairs testing atau pairwise testing adalah metode pengujian perangkat lunak kombinatorial bahwa, untuk setiap pasangan parameter masukan ke sistem (biasanya, sebuah algoritma perangkat lunak), tes semua kombinasi yang mungkin diskrit parameter tersebut. Menggunakan vektor uji dipilih dengan cermat, hal ini dapat dilakukan jauh lebih cepat daripada pencarian lengkap semua kombinasi
dari semua parameter, dengan “parallelizing“ pengujian pasangan parameter. Jumlah tes biasanya O (nm), dimana n dan m adalah jumlah kemungkinan untuk masing-masing dua parameter dengan pilihan yang paling.
Alasan di balik semua-All-pairs testing ini: yang sederhana dalam sebuah program umumnya dipicu oleh parameter masukan tunggal. Kategori paling sederhana berikutnya bug terdiri dari mereka bergantung pada interaksi antara pasangan parameter, yang bisa ditangkap dengan menguji semua-pasangan. yang melibatkan interaksi antara tiga atau lebih parameter secara progresif kurang umum, sementara pada saat yang sama waktu semakin lebih mahal untuk mencari oleh pengujian mendalam, yang sebagai batas pengujian lengkap semua input yang mungkin.
Banyak metode pengujian menganggap semua-pasang pengujian sistem atau subsistem sebagai kompromi biaya-manfaat yang wajar antara sering komputasi tidak layak tingkat tinggi metode pengujian kombinatorial, dan metode yang kurang lengkap yang gagal untuk menjalankan semua pasangan yang mungkin dari parameter. Karena tidak ada teknik pengujian dapat menemukan semua bug, semua-pasangan pengujian biasanya digunakan bersama dengan berbagai teknik jaminan mutu seperti unit testing, eksekusi simbolik, pengujian bulu halus, dan memeriksa kode.
3. Equivalence Partitioning.
Equivalence Partitioning adalah pengujian perangkat lunak teknik yang membagi data masukan dari unit perangkat lunak menjadi beberapa partisi data
dari mana test case dapat diturunkan. Pada prinsipnya, uji kasus dirancang untuk menutupi setiap partisi minimal sekali. Teknik ini mencoba untuk mendefinisikan kasus uji yang mengungkap kelas kesalahan, sehingga mengurangi jumlah kasus uji yang harus dikembangkan.
I. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian digunakan untuk membantu dalam melakukan analisis kualitas dari perangkat lunak yang dikembangkan yaitu menggunakan ISO 25010 yang merupakan pengembangan dari model sebelumnya yaitu ISO 9126. Pada model ISO 25010 ini terdapat delapan domain (kriteria) di mana terdiri dari sejumlah sub domain tambahan dan beberapa sub domain yang dipindahkan ke domain lainnya.
Menurut Ben David (2011), ada 4 aspek pengujian perangkat lunak meliputi functional testing, compatibility testing, usability testing dan performance testing. Jika dari 4 aspek menurut Ben David dibandingkan dengan pengujian ISO 25010 maka pengujian sebuah aplikasi perlu dilakukan pada karakteristik functionality suitability, performance efficiency, usability, compatibility dan portability. Oleh karena itu, tahap pengujian dalam penelitian ini menggunakan 5 dari 8 karakteristik ISO 25010 didasarkan dari teori Ben David. Berikut penjelasan dari 5 aspek pengujian pengujian tersebut :
a. Functionality Suitability
Karakteristik ini menunjukan sejauh mana suatu produk atau sistem menyediakan fungsi yang memenuhi kebutuhan ketika digunakan dalam kondisi tertentu.
b. Performance Efficiency
Karakteristik ini memungkinkan perangkat lunak memenuhi derajat penggunaan yang optimal dari sumber daya sistem dan memuat atribut-atribut time behavior yang merujuk pada seberapa cepat respon sistem berjalan dan resource utilization yang merujuk pada kemampuan perangkat lunak untuk dapat menggunakan resource dengan efisien.
c. Compatibility
Aspek ini merupakan kemampuan dari dua atau lebih komponen perangkat lunak untuk dapat melakukan pertukaran informasi dan melakukan fungsi yang dibutuhkan ketika digunakan pada hardware atau lingkungan perangkat lunak yang sama.
d. Portability
Pengujian aspek portability dari website ini menggunakan komputer dan laptop dengan spesifikasi yang berbeda.
e. Usability
Pengujian untuk karakteristik operability dilakukan dengan menggunakan Angket. Angket yang digunakan adalah USE Questionnaire oleh Lund A.M (2001). USE Questionnaire sudah mencakup sub karakteristik usability ISO 25010 dan pendapat Ben David pada aspek usability testing. Menurut Ben David pada pengujian usability testing yaitu efisien, efektif dan memuaskan untuk pengguna website. Untuk memudahkan pengguna dalam mengisi kuesioner.
41
DAFTAR PUSTAKA
Andry, J. F. (2020). Testing Aplikasi Business Activity Monitoring Pada Internet
Service Provider Menggunakan Iso 25010. Jurnal Teknoinfo, 14 (1),
35-40.
Ayu, F., & Permatasari, N. (2018). Perancangan Sistem Informasi Pengolahan
Data Pkl (Praktek Kerja Lapangan) Di Devisi Humas Pada Pt Pegadaian. Jurnal Intra Tech, 2(2), 12-26.
Berthos, basir. 2003 manajemen kearsipan surat. Jakarta : bumi aksara
Destiningrum, M., & Adrian, Q. J. (2017). Sistem Informasi Penjadwalan Dokter
Berbassis Web Dengan Menggunakan Framework Codeigniter (Studi Kasus: Rumah Sakit Yukum Medical Centre). Jurnal Teknoinfo, 11(2),
30-37.
Febriadi, J. (2012). Survei Kebugaran Jasmani Siswa Ekstrakurikuler Futsal di
SMAN 7 Pontianak Tahun 2011 (Skripsi). Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Fitriyan, M. R., & Heru Supriyono, S. T. (2017). Sistem Informasi Pengelolaan
Perpustakaan Berbasis QRCode (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Gelinas, U. J., Dull, R. B., & Wheeler, P. (2011). Accounting information systems. Cengage learning.
Gie, the liang. 2000 admisitrasi perkantoran. Yokyakarta : Mordern Liberty. Gofur, A. (2010). Disiplin Kerja Dan Penerapan Sanksi Terhadap Karyawan
Pada Pt. Pekanbaru Distribusindo Raya (Pdr), Pekanbaru (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
Jawi, I., & Heru Supriyono, S. T. (2018). Pemindaian QR Code Untuk Aplikasi
Penampil Informasi Data Koleksi Di Museum Sangiran Sragen Berbasis Android (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Junardi. 2012. Perancangan system informasi arsip surat menyurat di universitas U’budiyah Indonesia menggunakan php dan MySql. Skripsi tidak dipublikasikan. Stmik U’budiyah Indonesia Banda Aceh.
Krismiaji, D. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN: Yogyakarta.
Marakas, G. M., & O’Brien, J. A. (2017). Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Salemba Empat. Mobile Berbasis Android.
Mustari (2017). Pengembangan Bahan Ajar Ipa Materi Rantai Makanan Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. TESIS. University of Muhammadiyah Malang. Musthofa, N. A., Mutrofin, S., & Murtadho, M. A. (2016). Implementasi Quick
Response (Qr) Code Pada Aplikasi Validasi Dokumen Menggunakan Perancangan Unified Modelling Language (Uml). ANTIVIRUS: Jurnal Ilmiah Teknik Informatika, 10(1).
Mutia, C. (2020). Perencanaan Arsitektur Sistem Informasi Dengan
Menggunakan Togaf Adm (Studi Kasus: Dinas Kehutanan Provinsi Jambi) (Doctoral Dissertation, STIKOM DInamika Bangsa Jambi).
Noor, H. (2016). Pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Statis Untuk
Menunjang Arsip Politeknik Negeri Samarinda. Jurnal Eksis, 12(1).
Novan, A. (2016). Manajemen Kelas; Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan
Kelas yang Kondusif.
Pramono, T. (2013). Rancang Bangun Aplikasi Sandi Smartphone pada perangka. Pulungan, A. (2019). Pemanfaatan QR Code Dalam Memudahkan Proses Absensi
Siswa Berbasis Aplikasi Mobile. Masyarakat Telematika Dan Informasi: Jurnal Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi, 10(1), 1-12.
Ramdhani, M. A., Maylawati, D. S. A., Amin, A. S., & Aulawi, H. (2018).
Requirements elicitation in software engineering. International Journal of Engineering & Technology (UEA), 7(2.19), 772-775.
Rifauddin, M. (2016). Pengelolaan arsip elektronik berbasis teknologi. Khizanah
al-Hikmah: Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan, 4(2),
168-178.
Rini Asmara, S.Kom, M.Ko. 2016. Sistem Informasi Pengolahan Data Penanggulangan Bencana Pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal J-Click, Vol, 3, No 2, Desember 2016 ISSN: 2355-7958
Rita Irviani, Anggraeni Yunaeti Elisabet. (2017). Pengantar Sistem Informasi. Edisi. I. Yogyakarta.
Romney, M. B. & . Dan Steinbart.(2015). Sistem Informasi Akuntansi ED. XIII. Alihbahasa: Kikin Sakinah Nur Safira dan Novita Puspasari, Salemba IV, Jakarta.
Rosadi, M. E., & Wathani, M. R. (2019). Perancangan Electronic Document
Management System Berbasis Web Untuk Perguruan Tinggi (Studi Pada Universitas Islam Kalimantan). Technologia: Jurnal Ilmiah, 10(4),
Sagala, J. R. (2018). Model Rapid Application Development (Rad) Dalam
Pengembangan Sistem Informasi Penjadwalan Belajar Mengajar. Jurnal Mantik Penusa, 2(1).
Setiawan, H. (2017). Analisis Kualitas Sistem Informasi Pantauan Pembentukan
Karakter Siswa di SMK N 2 Depok Sleman. Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), 2(1), 102-109.
Simangunsong, A. (2018). Sistem Informasi Pengarsipan Dokumen Berbasis
Web. Jurnal Mantik Penusa, 2(1).
Sugiantoro, B. (2015). Pengembangan QR Code Scanner Berbasis Android Untuk
Sistem Informasi Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi, 12(2), 134-145.
Sugiarto, A.,& Mastikasari, K. (2018). Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah, Lingkungan Kerja, dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA Kota Wates Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0. In Prosiding Seminar Nasional FKIP. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Diambil dari http://usd. ac. id/snfkip2018.
Susanto, A. (2018). Sistem Informasi Akuntansi.
Sutabri, T. (2012). Konsep sistem informasi. Penerbit Andi.
Sutabri, T. (2012). Konsep sistem informasi. Penerbit Andi.
Sutabri, T., & Fajriana, Z. (2016). Perancangan Dan Implementasi Aplikasi
Ensiklopedia Resep Masakan Khas Kuningan Jawa Barat Berbasis Android. Jurnal Teknologi Informasi, 2(2), 12.
Tuloli, R., & Mohidin, I. (2018). Aplikasi Absen Kuliah Menggunakan Kode QR
(Quick Response). JTII (Jurnal Teknologi Informasi Indonesia), 3(2),
61-61.
Urva, G., & Siregar, H. F. (2015). Pemodelan UML E-Marketing Minyak Goreng. Jurteksi Royal Edisi2.
Wicaksono, R. (2015). Mapping applied linguistics: A guide for students and
practitioners. Routledge.
Widiyanto, W. W. (2018). Analisa Metodologi Pengembangan Sistem Dengan
Perbandingan Model Perangkat Lunak Sistem Informasi Kepegawaian Menggunakan Waterfall Development Model, Model Prototype, Dan
Model Rapid Application Development (Rad). Jurnal Informa, 4(1),
34-40.
Wulandari. (2014). Pengantar Konsep Informasi, Data, dan
Pengetahuan. Universitas Terbuka.