• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif,sehingga nantinya peneliti dapat menggambarkan informasi data yang diperoleh dalam penelitian. Pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating).

1. Editing, adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini diperlukan karena data yang dihimpun kadangkala belum memenuhi harapan peneliti, diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan dan bahkan terlupakan.

2. Pengkodean, adalah pemberian identitas pada data yang sudah di edit sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.

3. Tabulasi, adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dengan mengatur angka-angka serta menghitungnya (Bungin 2009:164-168).

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Kelurahan Polonia

Kelurahan Polonia merupakan salah satu kelurahan yang ada dikota Medan dan tepatnya ada di Kecamatan Medan Polonia.Kelurahan Polonia berada pada sekitar MDPL 35 m (114 kaki) dan merupakan daerah dataran cukup rendah. Sementara itu curah hujan mencapai rata-rata 2510-3000 MM per tahun dengan temperatur udara sekitar 30ºC-33ºC.Udara di Kelurahan Polonia cukup bersih tidak berdebu karena jauh dari kawasan industri dan langit di Kelurahan Polonia biru dan cerah karena tidak terlalu tercemari oleh polusi.Luas wilayah Kelurahan Polonia 157 ha. dan Kelurahan Polonia memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Anggrung 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Sari rejo 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Alur Babura Medan Baru 4. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Suka dame

Kelurahan Polonia ini terdiri dari 13 Lingkungan yang mana setiap lingkungan ini di pimpin oleh seorang kepala lingkungan

4.2 Keadaan Demografis

Kelurahan Polonia memiliki jumlah penduduk 14.766 jiwa dan keseluruhan nya terdiri dari 2.480 Kepala Keluarga (KK).Jadi terdapat jumlah rata-rata per KK 5,95 perjiwa. Jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan, hal ini disebabkan oleh adanya angka kelahiran dan adanya penduduk perantau yang datang ke daerah ini.Kelurahan ini terdiri dari berbagai suku bangsa namun mayoritas penduduk di Kelurahan Polonia ini adalah suku Jawa.selain itu juga terdapat suku-suku lain seperti batak melayu china madras dan lain-lain.

4.2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-Laki 7425 50,29

2 Perempuan 7341 49,71

Jumlah 14766 100%

Data tahun 2015 dari profil kelurahan

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat adanya perbedaan jumlah penduduk perempuan yang lebih banyak sekitar 50,29 % bila dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki yang hanya sekitar 49,71 %.

4.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Lingkungan

Tabel berikut ini menggambarkan komposisi penduduk kelurahan Polonia berdasarkan lingkungan.

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Lingkungan

NO LINGKUNGAN JUMLAH JIWA

1 I 866 2 II 409 3 III 650 4 IV 769 5 V 1516 6 VI 955 7 VII 896 8 VIII 920 9 IX 1934 10 X 1451 11 XI 1943 12 XII 1290 13 XIII 1167 JUMLAH 14.766

Data tahun 2015 dari profil kelurahan

Dari table 4.2.2 diatas dapat kita lihat bahwa lingkungan II memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit dengan jumlah 409 jiwa,sedangkan lingkungan XII memiliki jumlah penduduk yang terbanyak dengan jumlah 1.943 jiwa dengan total jumlah keseluruhan penduduk 14.766 jiwa.

4.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Lingkungan Untuk melihat komposisi penduduk kelurahan Polonia berdasarkan jenis kelamin di setiap lingkungannya akan digambarkan di tabel berikut ini.

NO KELAMIN JENIS LK I LK II LK III LK IV LK V LK VI LK VII LK VII I LK IX LK X LK XI LK XII LK XIII JUMLA H PRESE NTASE (%) 1 LAKI-LAKI 464 205 313 384 742 466 449 456 980 735 1012 642 577 7425 50,29 % 2 PEREMPUAN 402 204 337 385 774 489 44 7 464 954 716 931 648 590 7341 49,71 % JUMLAH 14.766 100%

Data tahun 2015 dari profil kelurahan

Lingkungan XI memiliki komposisi jumlah penduduk laki-laki terbanyak dengan jumlah 1.012 jiwa dan lingkungan II dengan jumlah laki-laki paling sedikit dengan jumlah 205 jiwa.Sedangkan lingkungan IX yang memiliki jumlah penduduk perempuan terbanyak dengan jumlah 954 jiwa sedangkan dan lingkungan II yang paling sedikit dengan 204 jiwa dan secara jumlah laki-laki dengan jumlah terbanyak 7.425 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 7.341 jiwa.

4.3 Sarana dan Prasarana 4.3.1 Sarana Jalan

Kondisi jalan di Kelurahan Polonia hampir seluruh nya sudah di aspal karena letak nya dekat dengan pusat pemerintahan kota medan dan juga dekat dengan pangkal udara Soewondo sebagai salah satu pangkalan udara di pulau Sumatera.

4.3.2 Sarana Kesehatan

Faktor kesehatan merupakan hal yang penting bagi manusia karena dalam keadaan sehatlah manusia akan dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Namun untuk mencapai kesehatan yang baik harus didukung oleh sarana

kesehatan yang memadai pula. Sarana kesehatan di Kelurahan Polonia belum memenuhi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di kelurahan ini.

Kelurahan ini juga mempunyai masyarakat yang rentan terkena resiko penyakit baik itu penyakit TBC ataupun penyakit lain nya. Adapun sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11 Sarana Kesehatan

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7

Rumah Sakit Umum Klinik Bersalin Puskesmas Posyandu Apotek Poliklinik Dokter praktek 1 3 1 13 3 - 3 Jumlah 24

Data tahun 2015 dari profil kelurahan

4.3.4 Sarana Peribadatan

Untuk melaksanakan ibadah masing-masing agama yang dianut oleh penduduk di Keluraha Polonia terdapat berbagai jenis peribadatan yaitu:

Tabel4.12 Sarana Peribadatan

No Sarana Peribadatan Jumlah

1 2 3 4 Masjid pura Gereja Vihara 6 1 4 4 Jumlah 15

Data tahun 2015 dari profil kelurahan 4.3.5 Sarana Pendidikan

Untuk menampung penduduk yang ingin mengikuti pendidikan formal dan non formal, pemerintah dan pihak swasta membangun sarana pendidikan di Kelurahan Polonia. Sarana pendidikan yang telah tersedia di kelurahan ini adalah

Tabel4.13 Sarana Pendidikan

No Srana Pendidikan Jumlah

1 2 3 SD SMP SMA 6 4 2 Jumlah 12

Data tahun 2015 dari profil kelurahan

Di samping pendidikan formal seperti yang disebutkan di atas terdapat juga tempat-tempat kursus atau latihan yang bersifat non formal.

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Pengantar

Bab ini peneliti menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui penyebaran angket. Kuesioner diisi oleh warga dampingan Lembaga YAKMI yang telah diberikan materi pemicuan/sosialisasi mengenai sanitasi lingkungan, dimana responden pada penelitian ini berjumlah 30 kepala keluarga. Pembahasan data dalam penelitian ini dilakukan peneliti dengan membagi dalam dua sub bab agar penelitian tersusun secara sistematis, yaitu : a. Analisis Identitas Responden meliputi jenis kelamin, usia, agama, suku,

pendidikan terakhir dan pekerjaan.

b. Respon masyarakat dampingan Lembaga YAKMI terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan di Kelurahan Polonia

5.2 Analisis Identitas Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah sebanyak 30 kepala keluarga dengan demikian satu orang responden mewakili satu keluarga (rumah tangga).

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2 Laki-laki Perempuan 4 26 13 87 Jumlah 30 100

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa distribusi responden berjenis kelamin perempuan 26 orang (87%) jauh lebih banyak daripada jumlah responden berjenis kelamin laki-laki yang hanya 4 orang (13%) hal tersebut karena perempuan lebih banyak yang mengikuti kegiatan sosialisasi/pemicuan mengenai sanitasi lingkungan dari Lembaga YAKMI tersebut.

Agenda sosialisasi biasanya dilakukan setelah kegiatan cek kesehatan anak diposyandu yang diadakan puskemas kelurahan polonia dan juga setelah acara perwiritan ibu-ibu yang mana kegiatan ini dilakukan oleh perempuan. Sedangkan bagi peserta laki-laki ada yang tidak sengaja mengikuti sosialisasi pemicuan tersebut disaat mengantar istri mereka dan sebagian lagi memang diajak untuk ikut hadir.

Berdasarkan pengamatan peneliti didalam kegiatan sosialisasi/pemicuan mengenai sanitasi lingkungan oleh lembaga YAKMI tersebut biasanya adalah orang yang sudah berumah tangga sehingga sudah memiliki rumah/tempat tinggal sendiri maka biasanya dari mereka sudah berusia diatas 25 tahun, dimana usia tersebut sudah menjadi usia yang ideal untuk menikah.

Hal tersebut memang karena sasaran program tersebut adalah mereka yang sudah berumah tangga dan sudah memiliki tempat tinggal sehingga nantinya bisa membangun septictank ramah lingkungan tersebut pada masing-masing rumahnya.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 20-30 31-40 41-50 51 Keatas 2 11 9 8 7 36,5 30 26,5 Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.2 jumlah responden berusia 31-40 adalah yang paling banyak yakni 11 orang (36,5%). Usia 31-40 masih dalam kategori usia yang produktif sehingga mereka masih sangat mampu dan antusias untuk mengikuti sosialisasi/pemicuan tersebut dan juga kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Sedangkan paling sedikit berusia antar 20-30 yakni hanya 2 orang (7%), hal tersebut karena para responden adalah mereka yang sudah berumah tangga

sehingga mereka yang berada pada golongan usia tersebut sangat sedikit karena masih banyak yang belum menikah/berumah tangga pada golongan usia

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Persentase (%)

1 2 Islam Kristen 29 1 97 3 Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data distribusi responden berdasarkan agama bahwa mayoritas responden adalah beragama islam sebanyak 29 0rang (97%), hal ini dikarenakan kegiatan sosialisasi /pemicuan diadakan setelah ibu-ibu selesai melakukan perwiritan atau pengajian sehingga mereka yang ikut melakukan kegiatan tersebut adalah warga dampingan yang beragama islam dan masyarakat kelurahan polonia adalah mayoritas beragama islam.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Suku

No Suku Frekuensi Persentase (%)

1 2 Jawa Batak 27 3 90 10 Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada table 5.4 bahwasanya responden yang terbanyak adalah suku jawa 27 orang (90%) dan yang paling sedikit adalah suku

batak 3 orang (10%) karena mayoritas penduduk Kelurahan Polonia adalah suku Jawa. Suku Jawa bukanlah merupakan suku asli dari Kelurahan Polonia namun suku Jawa merupakan yang terbanyak dikelurahan Polonia, dikelurahan Polonia terdapat juga suku-suku lain, seperti etnis tionghoa etnis madras melayu dan nias. Walaupun dikelurahan Polonia terdapat banyak etnis dan suku namun mereka tetap saling menghargai dan hidup dengan nyaman.

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 SD SMP SMA 12 8 11 40 25 35 Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden sangat rendah, hamper setengah dari responden hanya mampu menyelesaikan sekolahnya pada tingkat Sekolah Dasar yakni 12 orang (40%), kemudian untuk tingkat pendidikan SMP berjumlah 8 orang (25%) dan SMA berjumlah 11 orang (35%). Rendahnya tingkat pendidikan tersebut terjadi karena kondisi ekonomi dan keadaan keluarga responden yang tidak mampu sehingga memaksa responden untuk putus sekolah serta adanya pernikahan dini, membina rumah tangga diusianya yang masih sangat muda.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Buruh 19 9 2 63 30 7 Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa responden sebagian besar adalah ibu rumah tangga yakni berjumlah 19 orang (63%), mereka tidak berkerja karena tingkat pendidikan yang rendah sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan dan juga suami yang bekerja sehingga mereka lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah saja.

Sementara 9 orang responden (30%) berprofesi sebagai wiraswasta dimana sebagian besar dari mereka memiliki usaha sendiri baik usaha rumahan maupun mejadi pedagang dipasar. Selanjutnya 2 orang (7%) mereka bekerja sebagai Buruh, baik sebagai buruh bangunan maupun buruh pabrik.

5.3 Respon Masyarakat Dampingan Lembaga YAKMI Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan Di Kelurahan Polonia

Data yang dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dapat diketahui respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Kota Medan, analisis terhadap respon ini dapat dilihat melalui persepsi, sikap, dan partisipasi.

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan

Persepsi responden terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dapat dilihat melalui hasil data pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Sanitasi Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Mengetahui Kurang mengetahui Tidak mengetahui 23 7 - 76 24 - Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Sanitasi lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan merupakan salah satu cara dalam memperoleh kesehatan lingkungan manusia,terutama lingkungan fisik yaitu Air Tanah dan Udara Yang menjadi indikator dari sanitasi lingkungan ini adalah pengelolaan limbah rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, saluran air parit yang baik dan lancar dan pengelolaan aliran pembuangan air hujan.

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.6 dapat dilihat sebagian besar responden mengetahui apa yang dimaksud dengan sanitasi lingkungan yakni berjumlah 23 orang (76%) dan yang kurang mengetahui sebanyak 7 orang responden (24%), banyaknya responden yang mengetahui tentang sanitasi lingkungan karena pengetahuan yang mereka dapatkan dari sosialisasi/pemicuan mengenai sanitasi lingkungan yang rutin dilakukan setiap minggunya.

Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa mereka dapat memiliki pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan karena mereka aktif berkegiatan dalam sosialisasi/pemicuan dan cukup antusias mengikutinya.

Sanitasi lingkungan hal sangat penting bagi kehidupan manusia, banyak manfaat yang didapatkan jika kita mampu menjaga sanitasi lingkungan dengan baik. Untuk melihat jawaban responden mengenai pentingnya sanitasi lingkungan bagi kesehatan dapat diketahui melalui hasil data pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Pentingnya Sanitasi Lingungan Bagi Kehidupan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Mengetahui Kurang mengetahui Tidak mengetahui 27 3 - 90 10 - Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.7dapat dilihat bahwa 27 orang responden (90%) mengetahui pentingnya sanitasi lingkungan bagi kehidupan, banyak responden yang mengetahui karena mereka aktif pada kegitan sosialisasi dan pemicuan mengenai sanitasi lingkungan, responden dapat menjawab pertanyaan dan memiliki pengetahuan tentang sanitasi dengan baik. Responden yang kurang mengetahui berjumlah 3 orang (10%) mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut seperti jawaban salah satu responden berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu vina (34thn) mengatakan “Agar kita dapat terhindar dari

berbagai jenis penyakit dan bakteri jahat”. Tidak ada satupun dari responden yang tidak mengetahui manfaat dari sanitasi lingkungan bagi kesehatan. Seperti kita ketahui sanitasi lingkungan sangat berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.

Banyak manfaat yang didapatkan apabila sanitasi lingkungan dapat dijaga dengan baik, diantaranya adalah mengurangi resiko terkena penyakit, terhindar dari penyakit diare/mencret, terciptanya hidup yang sehat dan berkualitas, meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan produktivitas masyarakat. Kelima hal tersebut juga menjadi komponen indikator bagi penulis untuk mengklasifikasikan jawaban dari responden mengenai pentingnya sanitasi lingkungan bagi kehidupan.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Limbah BAB Sembarangan dapat Mencemari Air dan Lingkungan Sekitar

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Mengetahui Kurang mengetahui Tidak mengetahui 28 2 - 93 7 - Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.8 sebagian besar responden sudah mengetahui bahwa limbah buang air besar sembarangan (BAB) dapat mencemari air dan lingkungan sekitar yakni berjumlah 28 orang (93%) pengetahuan ini mereka dapatkan dari penyuluhan yang pernah diadakan pihak Puskesmas mengenai STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dimana poin dari STBM tersebut adalah cuci tangan pakai sabun, tidak buang air besar sembarangan, pengelolaan sampah rumah tangga dan pengelolaan limbah rumah tangga.

Sementara responden dengan jumlah 2 orang (7%) masih kurang mengetahui karena kurangnya informasi yang didapat serta kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan mengenai sanitasi lingkungan. Limbah BAB sembarangan dapat mencemari lingkungan dimana ketika meresap ketanah maka tanah akan tercemar, dengan tercemarnya tanah secara terus menerus maka ini akan menyebabkan tercemarnya sumur sebagai sumber air bersih dimana masyarakat Kelurahan Polonia masih banyak menggunakan sumur bor sebagai sumber air bersihnya.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Limbah BAB Sembarangan dapat Menyebabkan Penyakit Diare/Mencret karena Limbah Meresap Ketanah, Air Bersih dan Mengandung Bakteri E-Coli

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Setuju Kurang setuju Tidak setuju 30 - - 100 - - Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.9 semua responden setuju bahwa limbah buang air besar sembarangan (BAB) dapat mencemari lingkungan kemudian akan menyebabkan penyakit diare/mencret karena limbah meresap ketanah, serta air yang bersih akan mengandung bakteri penyebab diare yakni bakteri E-coli. Sebanyak 30 responden (100%) setuju dengan hal tersebut, mereka setuju karena memang limbah BAB sangat mencemari lingkungan merusak tanah dan air bersih disekitarnya juga mengandung bakteri E-coli penyebab penyakit diare,sebagian dari mereka mengetahui hal tersebut dari buku

atau media informasi lainnya tentang kesehatan yang mereka baca dan juga dari kegiatan pemicuan dari lembaga YAKMI.

Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan pengetahuan responden terhadap septictank, maka keseluruhan responden yakni 30 orang (100%) seluruhnya mampu menjelaskan dengan baik apa yang dimaksud dengan septictank karena semua responden memiliki septictank dirumah mereka sebagai wadah penampungan kotoran/limbah tinja. juga melalui media massa yang pernah mereka baca dan melalui sosialisasi dari pihak Puskesmas mengenai sanitasi yang baik. Septictank merupakan bangunan penampung kotoran tinja yang biasanya berukuran diatas 1x1 meter dan terbuat dari batu bata yang biasanya tidak kedap air sehingga limbah kotoran tinja dibiarkan meresap ketanah.

Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan pengetahuan responden terhadap fungsi dan manfaat septictank, maka keseluruhan responden yakni 30 orang (100%) seluruhnya mampu menjelaskan dengan baik fungsi dan manfaat septictank. Fungsi septictank adalah menampung kotoran tinja/limbah rumah tangga dan manfaatnya yakni agar limbah BAB tidak menyebabkan pencemaran dan menghindarkan bau yang tidak sedap karena berada didalam sebuah wadah yang tertutup sehingga tidak mencemari udara, akan tetapi manfaat septictank biasa tidak maksimal karena mencemari lingkungan yang meresap dengan tanah sehingga dapat merusak tanah dan sumber air bersih.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Septictank Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Mengetahui Kurang mengetahui Tidak mengetahui 28 2 - 93 7 - Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.10 bahwa responden sebagian besar sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan septictank ramah lingkungan yakni sebanyak 28 orang (93%), pengetahuan ini mereka dapatkan melalui sosialiasi/pemicuan mengenai septictank ramah lingkungan dari lembaga YAKMI dengan intensitas kehadiran yang aktif dan partisipasi yang juga aktif maka septictank ramah lingkungan ini sering mereka dengar dan mereka lihat sehingga dapat menyampaikan dengan baik pengertian dari septictank ramah lingkungan tersebut.

Sementara 2 orang responden (7%) lainnya masih kurang mengetahui karena belum bisa menjelaskan secara baik mengenai septictank ramah lingkungan , karena intensitas kehadiran mereka yang kurang dalam mengikuti sosialisasi tersebut sehingga informasi yang mereka dapatkan tidak maksimal.

Septictank ramah lingkungan merupakan bangunan berdiameter 1,2 meter dan tinggi 1,6 meter memiliki dua tabung, tabung pertama sebagai wadah untuk menampung kotoran tinja dan tabung kedua untuk menampung limbah rumah tangga seperti air cucian mandi dan cuci piring. Kemudian pada tabung kedua di biakkan bakteri untuk mengolah air buangan menjadi air yang steril dan tidak berbahaya ketika dilepaskan ke parit-parit di sekitar rumah

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Fungsi dan Manfaat Septictank Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Mengetahui Kurang mengetahui Tidak mengetahui 28 2 - 93 7 - Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.11 bahwa responden sebagian besar sudah mengetahui fungsi dan manfaat septictank ramah lingkungan yakni sebanyak 28 orang (93%), pengetahuan ini juga mereka dapatkan melalui sosialiasi/pemicuan mengenai septictank ramah lingkungan dari lembaga YAKMI dengan partisipasi yang aktif didalam kegiatan tersebut sehingga pengetahuan dan informasi yang didapatkan maksimal. Selanjutnya 2 orang (7%) dari responden masih kurang mengetahui karena belum bisa menjelaskan secara baik mengenai septictank ramah lingkungan, hal ini juga karena intensitas kehadiran mereka yang kurang dalam sosialisasi tersebut sehingga tidak maksimal informasi yang mereka peroleh. Fungsi dari septictank ramah lingkungan ini adalah menampung dan mengolah kotoran tinja dan limbah rumah tangga menjadi limbah yang tidak mencemari lingkungan, kemudian manfaatnya adalah tidak mencemari tanah dan sumber air bersih dan menghindarkan/meminimalisir resiko untuk terkontaminasi bakteri penyebab penyakit diare.

Berdasarkan dari hasil data semua responden 30 orang (100%) mereka memahami perbedaan antara septic tank biasa (resapan) dengan septic tank ramah

lingkungan.Perbedaan antara septic tank biasa dengan septic tank ramah lingkungan dapat dilihat dari struktur dan bentuk bangunan. Kalau septic tank resapan biasa nya berbentuk petak dan terbuat dari batu bata dan dapat meresap ketanah yang menyebabkan pencemaran air, dan kalau septic tank ramah lingkungan dibuat dengan percampuran 1 pasir berbanding 2 semen tanpa batu bata sehingga bangunan kokoh dan kedap air, kemudian bentuknya juga berbeda memiliki 2 tabung dan fungsinya yang tidak hanya menampung tapi juga mengolah air buangan limbah rumah tangga menjadi steril dan tidak mencemari lingkungan.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Tujuan Program Pembangunan Septictank Ramah Lingkungan oleh Lembaga

YAKMI

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Paham Kurang paham Tidak paham 25 5 - 83 17 - Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.13 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yakni 25 orang (83%) memahami tujuan program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan dari Lembaga YAKMI mereka memahami tujuan program tersebut karena pernah disampaikan dalam kegiatan sosialisasi dan pemicuan tersebut. Sementara 5 orang responden (17%) dari

responden masih kurang memahami tujuan program tersebut karena partisipasi yang kurang aktif dalam sosialisasi dan pemicuan tersebut sehingga pemahaman mengenai septictank ramah lingkungan dan sanitasi lingkungan tidak maksimal

Dokumen terkait