• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode yang digunakan sebagai pendekatan dalam menganalisis data penelitian ini adalah analisis semiotik John Fiske yang membagi iklan menjadi tiga level utama yaitu :

1. Level realitas, terdiri dari kostum pemain (wardrobe) property, setting, gesture, ekspresi, suara, ucapan.

2. Level representasi dilihat dari camera angel. 3. Level ideologi terdiri dari kelas sosial dan gender.

Sehingga peneliti dapat menginterpretasikan semua unsure yang terdapat pada iklan Gudang Garam Merah versi Sarjana Ojek di televisi dan menyimpulkan berbagai makna atau arti dari tampilan berdurasi 26 detik,10 scene dan 17 shot potongan-potongan visual iklan.

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Penyajian Data

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Iklan Rokok Gudang Garam Merah vesi “Sarjana Ojek” di Televisi

PT. Gudang Garam Tbk. merupakan salah satu produsen rokok kretek terkemuka yang menguasai bangsa pasar terbesar di Indonesia, memproduksi lebih dari 70 miliar batang rokok pada tahun 2001 dan dikenal sebagai produsen rokok kretek yang bermutu tinggi.

Dilihat dari asset yang dimiliki, nilai penjualan, pembayaran pita cukai dan pajak kepada Pemerintah Indonesian serta jumlah karyawan, PT Gudang Garam Tbk merupakan perusahaan terbesar dalam industri rokok kretek di Indonesia. PT Gudang Garam Tbk telah mencatatkan sebagian saham-sahamnya di lantai bursa.

Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti sekarang ini dimulai sejak tahun 1958.

Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek dagang “Gudang Garam” dengan bercirikan industri rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan

Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. pada mulanya pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan Kediri).

Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan usaha. Gudang Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.

Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan status Perseroan Terbatas, PT. perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam semakin berkembang, baik dari segi kualitas produksi, manajemen maupun teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai memproduksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek mesin ini tidak merubah sifat PT. Gudang Garam sebagai perusahaan yang menganut system padat karya, bahkan semakin memperluas kesempatan kerja.

4.1.2 Penyajian Data dan Analisis Data

Iklan rokok Gudang Garam Merah versi “Sarjana Ojek” dengan slogan Nyalakan Merahmu di televisi selalu menyajikan audio visual teks (leksia) dalam dialog yang akan dimaknai melalui semiotik iklan John Fiske. Konotasi

konotasi adalah bagaimana memfotonya (John Fiske,1990:118-119). Penanda konotasi dibangun tanda dari sistem denotasi, konotasi memiliki komunikasi yang sangat dekat dengan budaya, pengetahuan, dan sejarah (Kurniawan, 2001:68).

Iklan terbagi menjadi level realitas, level representasi dan level ideology yang terdiri dari wardrobe, property, setting, gesture, ekspresi, suara, ucapan, camera angel, kelas, gender yang di tampilkan iklan berdurasi 26 detik, 10 scene, 17 shot.

Setting iklan terbagi empat bagian yaitu, di pangkalan ojek. Merupakan scene 1 dalam iklan sebagai tempat kerja pria berambut hitam yang menjadi objek sebagai “Sarjana Ojek”. Di depan rumah makan, dalam scene 2-3, merupakan tempat tujuan dari penumpang ojek perempuan berambut hitam. Di rumah merupakan scene 4-7, merupakan tempat tinggal pria berambut hitam yang menyesali pekerjaannya yang tidak sesuai dengan gelar yang disandangnya sebagai seorang “Sarjana”. Di bengkel motor sebagai ending narasi iklan yang merupakan puncak kesuksesan dari pria berambut hitam yang menjadi objek iklan sebagai “Sarjana Ojek” dan menampilkan merk produk rokok.

Berbagai macam warna wardrobe yang mengandung arti secara visual dan memberikan efek psikologis diantanya adalah merah, biru, hitam, dan warna-warna pendukung lainnya dalam iklan.

dan toko kecil, scene 6.

Gesture dan ekspresi, ejekan, meremehkan, terkejut, penyesalan, percaya diri, , senang, kagum.

Ucapan dari bahasa Jawa Barat tepatnya di kota Jakarta. Musik dalam iklan adalah petikan gitar.

Camera angel yang terbagi menjadi close up, medium shot dan long shot untuk menampilakan secara jelas ekspresi aktor maupun keseluruhan tayangan iklan rokok Gudang Garam Merah versi “Sarjana Ojek”.

Kelas sosial yang terlihat dari iklan adalah ditujukan pada masyarakat menengah sampai menengah ke bawah, masyarakat yang aktif, dinamis, memiliki semangat, keberanian dan percaya diri.

Gender yang tampak dalam iklan adalah dominan pada pria meski terlihat ada wanita sebagai background.

4.2 Hasil dan Pembahasan Semiotik John Fiske dalam Iklan Rokok Gudang Garam Merah versi “Sarjana Ojek” di Televisi

4.2.1 Analisis Tampilan Visual dalam Scene Iklan Rokok Gudang Garam Merah versi “Sarjana ojek” di Televisi dengan Pendekatan Semiotik John Fiske

Tampilan visual dalam scene Iklan Rokok Gudang Garam Merah versi “Sarjana Ojek” di Televisi ini serta penentuan penggalan-penggalan dari satu

John Fiske yang membaginya dalam tiga level yaitu level realitas, pada level ini realitas dapat dilihat dari wardrobe, setting, gesture, ekspresi, suara dan ucapan. Level representasi, meliputi camera angel dan level ideology, meliputi suatu kesatuan dan penerimaan sosial seperti kelas dan gender.

4.2.1.1Tampilan Visual dalam Scene 1

Gambar 4.1. Pria gendut berambut hitam sedang mengejek si “Sarjana Ojek”

Narasi :

Dalam scene 1 tampak pria gendut berambut hitam mengenakan kaos abu-abu serta jaket cokelat sedang mengejek-ejek pria berambut hitam si “sarjana ojek” di pangkalan ojek.

Analisis :

Dalam scene 1 terlihat jelas dua orang pria, beberapa orang pria yang tidak begitu jelas dan seorang wanita. Dua orang pria yang terlihat sangat jelas adalah

mengendarai sepeda motor terlihat memakai helm sebagai alat yang umum digunakan oleh pengendara bermotor serta kaos putih dilapisi jaket cokelat yang sedang membonceng seorang wanita yang sedang memakai helm dan memakai kaos berwarna kuning dilapisi sweater (semacam jaket yang tipis). Terlihat pada scene 1 atau gambar 1 seorang pria gendut berambut hitam sedang mengejek seorang pria kurus pria kurus sedang mengendarai sepeda motor yang terlihat memakai helm sebagai alat yang umum digunakan oleh pengendara bermotor serta kaos putih dilapisi jaket cokelat dengan ekspresi ejekan yang disertai tawa walaupun si pria kurus tersebut hanya diam mananggapi ejekan dari pri gendut berambut hitam tersebut. Adegan ini sangat jelas terlihat dilakukan dipangkalan ojek atau dipingir jalan. Terlihat begitu banyak tukang ojek yang sedang mangkal yangterlihat kurang jelas terdapat dibelakang pria gendut berambut hitam tersebut. Deskripsi visual yang ditampilkan adalah :

Penanda / level denotasi

Level Realitas

1) Setting

mengejek pria berambut hitam yang sedang mengendarai motor sebagai “sarjana ojek”

3) Property

Property yang tampak adalah alat perlengkapan bermotor seperti, helm dan jaket. 4) Gesture atau ekspresi pria gendut berambut hitam (shot 1).

5) Ucapan pada shot 1 yang digunakan adalah : Hey sarjana ojek!! (Shot 1)

Ha..ha..ha..

(Ekspresi ejekan) (Shot 1)

6) Suara musik yang terdengar adalah suara petikan gitar.

Level Representasi

1) Sudut pengambilan gambar

Scene ini mengambil gambar medium shot yang menunjukkan objek (manusia) dari bawah pinggang sampai sedikit diatas kepala yang dapat menimbulkan kesan terhadap penonton.

Level Ideologi

1) Kelas yang digambarkan pada penokohan adalah orang Jakarta dilihat dari bahasa yang digunakan.

pangkalan ojek. Wardrobe yang dikenakan merupakan pakaian yang formal untuk dikenakan sebagai tukang ojek yakni kaos dan jaket.Property alat-alat kendaraan bermotor sangat umum digunakan di ruangan terbuka atau di jalanan seperti jaket dan helm.

4.2.1.2Tampilan Visual dalam scene 2

Gambar 4.2 laki-laki si “sarjana ojek” yang sedang mengantar penumpang

Narasi :

Dalam scene 2 tampak seorang tukang ojek pria memakai jaket cokelat dan menggunakan helm yang sedang mengantar penumpang wanita berambut panjang memakai baju putih.

Analisis :

Dalam scene 2 terlihat seorang pria kurus memakai jaket cokelat beserta helm berwarna merah yang merupakan perlengkapan yang biasa digunakan oleh para pengendara bermotor sebagai tukang ojek sedang menurunkan seorang

memakai sweater berwarna kuning sedang mengeluarkan uang untuk membayar jasa tukang ojek yang dinaikinya.

Penanda / level denotasi

Level Realitas

1) Setting

Setting yang ditampilkan adalah di jalanan terbuka atau didepan rumah makan. Komposisi visual terlihat di belakang aktor ada seorang perempuan yang berdiri disamping aktor.

2) Wardrobe

Laki-laki mengenakan jaket cokelat serta celana jeans biru dan memakai helm. 3) Property

Laki-laki yang menggunakan helm.

4) Gesture atau ekpresi gerakan tangan dan kaki saat menurunkan penumpang. 5) Ucapan : Tidak ada.

Scene ini mengambil gambar medium shot yang menunjukkan objek (manusia) dari bawah pinggang sampai sedikit diatas kepala yang dapat menimbulkan kesan terhadap penonton.

Level Ideologi

1) Gender selain aktor pria juga ditampilkan wanita pada background.

Petanda / level konotasi

Setting di jalanan terbuka menunjukkan tempat tujuan dari penumpang ojek yakni rumah makan. Property yang digunakan adalah helm sebagai peralatan yang umum digunakan oleh pengendara bermotor. Bahasa tubuh atau tanda non verbal yang memperlihatkan ia sedang memarkirkan kendaraanya.

4.2.1.3Tampilan Visual dalam Scene 3

Gambar 4.3 Ekspresi laki-laki berambut hitam atau si “sarjana ojek” saat melihat kendaraannya hilang.

kekecewaan dari si “sarjana ojek” ketika melihat kendaraanya hilang. Dibelakang aktor terlihat empat orang yang laki-laki yang sedang melihat kejadian hilangnya sepeda motor milik si “sarjana ojek” tersebut.

Analisis :

Dalam scene 3 terlihat seorang pria kurus dan beberapa pria yang tampak dibelakangnya sedang melihat kearah tempat parkir kendaraan bermotor. Terlihat ekpresi dari para pria terutama pada pria kurus yang memakai kaos putih dilapisi jaket berwarna cokelat sedang kaget, panik, marah yang berarti kekecewaan ketika melihat kendaran atau sepeda motor miliknya hilang diparkiran motor yang terletak didepan rumah makan “Nikmat” setelah ia mengantar penumpangnya tersebut.

Penanda / denotasi Level Realitas 1) Setting

Setting yang ditampilkan adalah di jalanan terbuka atau di depan rumah makan.

2) Wardrobe

Laki-laki mengenakan jaket cokelat serta celana jeans biru dan laki-laki yang tampak di belakangnya yang berjumlah empat orang.

4) Gesture atau ekspresi sangat kaget, panik, marah yang berarti kekecewaan melihat sepeda motornya yang hilang.

5) Ucapan : Tidak ada.

Level Representasi

1) Sudut pengambilan gambar

Scene ini mengambil gambar long shot yang menunjukkan suatu objek yang memperlihatkan keadaan sekitarnya dengan ekspresi laki-laki berambut hitam atau si “sarjana ojek” dan empat laki-laki dibelakangnya yang menunjukkan ekspresi kaget dan panik.

Level Ideologi

1) Gender terlihat pria dalam narasi iklan.

Petanda / level konotasi

Ekspresi laki berambut hitam atau si “sarjana ojek” dan empat laki-laki dibelakangnya yang menunjukkan ekspresi kaget dan panic akan kehilangan sepeda motor milik tukang ojek tersebut.

Gambar 4.4. Foto seorang lulusan sarjana yang menjadi tukang ojek.

Narasi :

Scene 4 terlihat gambaran atau foto yang dengan bangganya menjadi sosok seorang lulusan sarjana. Tampak sang sarjana didampingi kedua orang tuanya yang turut bangga akan kesuksesan putranya yang menjadi seorang sarjanawan.

Analisis :

Scene 4 terlihat gambar atau foto seorang sarjana yang memakai toga berwarna hitam dan jubah berwarna hitam dipadu dengan rompi pada jubah berwarna kuning serta mengenakan piagam yang tergantung dileher serta membawa segulung lembar ijazah yang pada umumnya dikenakan dan dibawa oleh seorang sarjana sehabis dilaksanakannya proses wisuda atau suatu proses yang berlangsung setelah seorang mahasiswa lulus ujuain skripsi atau ujian akhir masa perkuliahan. Disamping seorang sarjana tersebut terlihat pria kurus paruh baya berkulit sawo matang dan berambut hitam yang mengenakan baju bermotif batik berwarna cokelat tua sedang berdiri disebelah kanan seorang sarjanawan.

cokelat muda yang terlihat pada gambar foto berukuran kurang lebih 10R berbingkai cokelat tua yang menempel pada dinding yang berwarna biru yang terletak pada suatu ruangan didalam rumah.

Penanda / level denotasi Level Realitas

1) Setting

Setting yang ditampilkan adalah didalam ruangan atau didalam rumah. 2) Wardrobe

Laki-laki yang sedang menggunakan toga di kepala dan jubah berwarna hitam dan kuning yang sedang membawa hasil kelulusannya sebagai seorang sarjana. Terlihat disebelahnya terdapat dua orang tuanya yang setia mendampinginya dalam kelulusannya sebagai seorang mahasiswa.

3) Property

Seorang laki-laki yang memakai toga di kepala.

4) Gesture atau ekspresi sangat bangga, tegas, dan berwibawa. 5) Ucapan : Tidak ada.

Scene ini mengambil gambar medium shot yang menunjukkan objek (manusia) dari bawah pinggang sampai sedikit diatas kepala yang dapat menimbulkan kesan terhadap penonton.

Level Ideologi

1) Gender dalam scene ini didominasi pada pria. Petanda / level konotasi

Suatu ekspresi dari seorang laki-laki yang tegas dan berwibawa yang sedang memakai toga dikepala dan memakai jubah berwarna hitam dan kuning yang menunjukkan bahwa sudah menjadi seorang sarjanawan. Terlihat disebelahnya terdapat dua orang tuanya yang setia mendampinginya dalam kelulusannya sebagai seorang mahasiswa.

4.2.1.5Tampilan Visual dalam Scene 5

kehilangan sepeda motor miliknya yang digunakan untuk mencari nafkah sebagai tukang ojek.

Analisis

Scene 5 terlihat seorang pria kurus berambut hitam berkulit sawo matang yang memakai kaos putih yang dilapisi hem atau baju kerah berwarna cokelat muda sedang merenung maratapi nasib sehabis musibah yang menimpanya yaitu kehilangan sepeda motor sebagai sarana untuk mencari nafkah sebagai tukang ojek. Terlihat pria tersebut sedang merenung didalam sebuah ruangan atau kamar.

Penanda / level denotasi

Level Realitas

1) Setting

Setting yang ditampilkan adalah di dalam ruangan atau di dalam rumah. 2) Wardrobe

Laki-laki berambut hitam yang menggunakan kaos dalaman putih dan dilapisi kaos kerah berwarna cokelat.

3) Property

mata sangat tajam. 5) Ucapan : Tidak ada. 6) Suara musik petikan gitar.

Level Representasi

1) Sudut pengambilan gambar

Scene ini mengambil gambar medium shot yang menunjukkan objek (manusia) dari bawah pinggang sampai sedikit diatas kepala yang dapat menimbulkan kesan terhadap penonton.

Level Ideologi

1) Gender dalam scene ini adalah sosok pria.

Petanda / level konotasi

Pada scene 5 ini ekspresi sangat menyesal dengan apa yang sudah terjadi pada dirinya, berfikir untuk bisa mencari solusi yang terbaik dengan pandangan mata sangat tajam. Hal tersebut mengartikan bahwa pria tersebut berfikir untuk merubah hidupnya lebih baik lagi dari yang sebelumnya dengan adanya semangat yang ia punya.

Gambar 4.6. Ekspresi wajah si “sarjana ojek” dalam menemukan ide atau gagasan baru.

Narasi :

Scene 6 ini menggambarkan semangat dan motivasi untuk menemukan suatu peluang atau gagasan usaha yang coba ia tempuh. Terlihat dari tatapan matanya yang tajam menunjukkan semangat dan keinginannya untuk membuka suatu usaha baru yang dapat merubah nasibnya untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Analisis :

Scene 6 terlihat seorang pria berambut hitam berkulit sawo matang sedang meluapkan ambisinya untuk menemukan suatu peluang yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi untuk gagasan usaha yang coba ia tempuh. Terlihat pria tersebut tampak penuh semangat dan ambisi yang terlihat dari raut muka dan gerakan tatapan mata yang tajam dari pria tersebut yang sedang memegang seutas kabel atau alat-alat listril lainnya yang merupakan penemuan suatu peluang atau ide gagasan yang akan ia ciptakan nanti.

Level Realitas 1) Setting

Setting yang ditampilkan adalah di dalam ruangan atau di dalam rumah. 2) Wardrobe

Laki-laki berambut hitam memakai kaos cokelat. 3) Property

Tidak ada.

4) Gesture atau ekspresi terlihat sangat bersemangat dan memiliki motifasi yang tinggi terlihat dari tatapan matanya yang tajam.

5) Ucapam : Tidak ada. 6) Suara lead pada gitar.

Level Representasi

1) Sudut pengambilan gambar

Scene ini mengambil gambar dengan close up, menunjukkan sedikit dari scene 6 dari karakter wajah dalam detail sehingga memenuhi layer. Hal ini menunjukkan pengambilan fokus dari perasaan atau reaksi laki-laki berambut hitam tersebut yang bersemangat untuk menemukan suatu gagasan atau peluang baru untuk menemukan usaha barunya.

Petanda / level konotasi

Shot 13 gerakan dan tatapan matanya yang tajam menunjukkan semangat dan keinginannya untuk membuka suatu usaha baru yang dapat merubah nasibnya untuk menjadi yang lebih baik lagi. Terlihat dari ia memegang kabel yang akan dijadikan peluang usaha baru untuk membuat alarm pada motor agar tercipta keamanan dalam bermotor.

4.2.1.7Tampilan Visual dalam Scene 7

Gambar 4.7. Merakit peluang atau gagasan baru.

Narasi :

Scene 7 terlihat sedang merakit suatu peluang atau gagasan baru untuk menciptakan suatu usaha atau penemuan yang baru yaitu membuat alarm untuk sepeda motor agar keamanan terjaga.

sedang dirangkai untuk menjadi sebuah alat yang tentunya dapat berguna dan dapat menciptakan suatu peluang usaha yang cukup besar.

Penanda / level denotasi

Level Realitas

1) Setting

Setting yang ditampilkan adalah di dalam ruangan atau dirumah. 2) Wardrobe

Tidak ada. 3) Property

Tidak ada.

4) Gesture atau ekspresi gerakan tangan saat membuat suatu peluang atau usaha baru yaitu pembuatan alarm pada kendaraan bermotor.

5) Ucapan : Tidak ada. 6) Suara lead pada gitar.

Level representasi

1) Sudut pengambilan gambar

Scene ini mengambil gambar dengan close up, menunjukkan sedikit dari scene 7 dari karakter gerakan tangan yang sedang merakit untuk pembuatan alarm pada motor dalam detail sehingga memenuhi layer.

1) Gender didominasi aktor pria.

Petanda / level konotasi

Pada shot 13 ekspresi terlihat dari gerakan tangan yang sedang merakit pembuatan alarm motor untuk peluang dan usaha barunya.

4.2.1.8Tampilan Visial dalam Scene 8

Gambar 4.8. Gambar slogan Rokok Gudang Garam Merah “Nyalakan Merahmu”

Narasi :

Scene 8 ini tampak tulisan Nyalakan Merahmu yang dikonotasikan untuk mewakili promosi produk rokok. Slogan dan background warna merah pada gambar diartikan sebagai symbol keberanian yang menjadi cirri khas iklan Gudang Garam Merah.

yang dipadukan dengan warna hitam yang dikonotasikan untuk mewakili promosi produk rokok. Pemaknaan dari slogan dan background warna dari tulisan gambar “nyalakan Merahmu” tersebut yang berarti melambangkan keberanian untuk bersemangat menciptakan suatu peluang atau karya baru dan menjadi cirri khas iklan Gudang Garam Merah.

Penanda / level denotasi 1) Setting

Setting yang ditampilkan diluar ruangan. 2) wardrobe

Tidak ada. 3) Property

Tidak ada.

4) Gesture atau ekspresi Tidak ada.

5) Tanda non verbal terlihat tulisan Nyalakan Merahmu. 6) Suara laki-laki : “Nyalakan Merahmu”.

Scene ini mengambil gambar dengan medium shot untuk menampilkan dan mempertegas tulisan Nyalakan Merahmu dengan dominant warna merah dan warna pendukung lainnya.

Level Ideologi

1) Gender tetap didominasi pada kaum pria.

Petanda / level konotasi

Shot 14 ini tampak tulisan Nyalakan Merahmu yang dikonotasikan untuk mewakili promosi produk rokok. Slogan dan background warna merah pada gambar diartikan sebagai symbol keberanian yang menjadi cirri khas iklan Gudang Garam Merah. Tulisan Nyalakan Merahmu dengan warna merah yang berarti melambangkan keberanian untuk bersemangat menciptakan suatu peluang atau karya baru.

4.2.1.9Tampilan Visual dalam Scene 9

Scene 9 terlihat ekspresi wajah yang ceria dan gerakan tangan yang sedang mencoba usaha atau karya barunya yaitu pembuatan alarm pada sepeda motor dan ekpresi empat orangnya yang bangga akan keberhasilan usaha baru dari laki-laki si “sarjana ojek” tersebut.

Analisis :

Scene 9 terlihat enam orang pria yang berada disebuah bengkel alarm motor yang terletak dipinggir jalan. Pertama, tampak pria kurus berambut hitam berkulit sawo matang memakai hem atau baju kerah berwarna biru tua dan celana hitam yang memakai ikat pinggang hitam sedang mencoba alat penemuannya yaitu alarm untuk kendaraan bermotor. Kedua, tampak pria gendut berambut hitam memakai jaket abu-abu yang berada didepan pria kurus tersebut, sedang melihat uji coba alarm motor yang sedang dicoba oleh pria kurus berambut hitam tersebut yang sedang mencoba peluang usaha barunya. Ketiga, tampak pria kurus berambut hitam berkulit putih memakai baju seragam kerja berwarna putih yang didominasi dengan warna merah sedang duduk jongkok berada didepan pria kurus berambut hitam sedang melihat uji coba alarm motor yang sedang dicoba oleh pria kurus berambut hitam tersebut. Keempat, tampak pria berambut hitam berkulit sawo matang memakai baju seragam kerja berwarna putih yang didominasi dengan warna merah sedang bekerja atau beraktivitas yang berada dibelakang pria kurus berambut hitam yang sedang mencoba peluang usaha

sedang melihat uji coba alarm motor yang sedang dicoba oleh pria kurus berambut hitam yang ada disebelah kirinya yang sedang mencoba peluang usaha

Dokumen terkait