• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data dilapangan.Proses editing dimulai dengan memberi identitas pada instrumen yang telah dijawab, kemudian memeriksa satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data.Kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia.Apabila terjadi kejanggalan pada instrumen tersebut, berilah identitas tertentu pada instrumen dan poin yang janggal tersebut.

2. Coding

Setelah tahap selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah mengklarifikasi data tersebut melalui tahapan coding. Maksudnya adalah bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.

3. Tabulating

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data.Maksud tabulating adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Sunggal

Kelurahan Sunggal merupakan bagian dari Kecamatan Medan Sunggal.Kelurahan sunggal terdiri dari 14 lingkungan yang tersebar di beberapa wilayah. Kelurahan Sunggal berbatasan dengan:

Sebelah Utara :Kelurahan Lalang Kecamatan Medang Sunggal

Sebelah Selatan :Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Sebelah Timur : Kelurahan Sei Kambing atau Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal

Sebelah Barat :Kelurahan Sei Belawan Kecamatan Sunggal Deli Serdang

Kelurahan Sunggal memiliki luas wilayah 10,6 ha/m² dengan spesifikasi sebagai berikut:

Luas permukiman : 50,6ha/m² Luas persawahan : 30 ha/m² Luas kuburan : 0,50ha/m² Luas perkarangan : 10,11ha/m² Luas taman : 0,23ha/m² Perkantoran : 7 ha/m² Luas prasarana umum lainnya: 8 ha/m²

4.1.1 Komposisi Penduduk 1. Jenis Kelamin

Menurut data kelurahan tahun 2012/2013, Kelurahan Sunggal memiliki 6.431 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 36.321 jiwa dengan komposisi 18.048 jiwa laki-laki dan 18.246 jiwa perempuan. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Data Jumlah Penduduk Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2 Laki-laki Perempuan 18.048 18.264 49,7 50,3 Total 36.312 100%

Sumber: Data Kelurahan, 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk yang terdapat di Kelurahan Sunggal berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 18.264 (50,3%) jiwa dan laki-laki sebanyak 18.048 (49,7%). Keadaan ini menunjukan bahwa perempuan lebih banyak dari pada laki-laki dengan selisih sebesar 216 jiwa.

2. Usia

Komposisi penduduk berdasarkan usia anak dan status bersekolah dapat disajikan pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Data Jumlah Anak di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Berdasarkan Usia

No Usia Laki-laki Perempuan

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) 1 2 3 4

3-6 tahun belum TK atau Play Group 3-6 tahun bersekolah 7-18 tahun tidak bersekolah 7-18 tahun bersekolah 876 934 285 1253 26,16 27,89 8,51 37,42 989 902 315 1137 29,61 27 9,43 34,04 Total 3348 100% 3340 100%

Sumber: Data Kelurahan, 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas anak-anak berada di usia sekolah yaitu usia 7-18 tahun dengan komposisi laki-laki 1253 anak (37,42%) dan perempuan sebanyak 1137 anak (34,04%). Adapun selisih jumlah anak yaitu 3,48% total keseluruhan anak yang berusia sekolah 7-18 tahun. Hal tersebut diikuti dengan usia 3-6 tahun. Dimana ketika umur tersebut anak-anak telah mulai sekolah baik TK atau Play Group.Sebaliknya yang berusia wajib sekolah tidak dapat mengenyam bangku sekolahan.Keadaan ini sebagian besar diakibatkan dari faktor ekonomi yang dialami masyarakat Kelurahan sunggal.

3. Agama

Komposisi penduduk berdasarkan agama dapat disajikan pada tabel 4.3 berikut ini, yaitu:

Tabel 4.3

Komposisi Penduduk Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Berdasarkan Agama

No Agama Laki-laki Perempuan

1 2 3 4 5 Islam Kristen Katolik Hindu Budha 6.942 2.431 2.670 3.452 2.553 5.590 4.315 2.670 3.344 2.345 Total 18.048 18.264

Sumber: Data Kelurahan, 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kelurahan Sunggal menganut Agama Islam yaitu sebanyak 12.532 jiwa dengan komposisi perempuan 5.590 jiwa dan laki-laki 6.942 jiwa. Selain itu penyebaran agama di Kelurahan Sunggal terbilang merata.Hampir semua agama ada disini dengan jumlah penganut yang hanya berselisih sedikit.

Bagan 4.1

Struktur Perangkat Lurah Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal etaris

4.

2 Gambaran Umum Lingkungan IX

Lingkungan IX merupakan bagian dari Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal.Lingkungan IX terdiri dari 3 (tiga) wilayah yaitu sebagian Pasar 2, keseluruhan Pasar 3 dan sebagian Pasar 4.Desa Tapian Nauli merupakan bagian dari Pasar 4.Wlayah Desa Tapian Nauli diawali dari belakang Perumahan Taman Setia Budi II dan berakhir di SMA Negeri 15 Medan.

Desa Tapian Nauli memiliki luas wilayah 8.000 m².Desa Tapian Nauli memiliki 114 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 587 jiwa. Data mengenai jumlah penduduk dapat disajikan pada tabel 4.4 berikut ini yaitu:

KASI Ketentraman dan Ketertiban Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Sekretaris Lurah Lurah KASI Pemerintaha n Staff KASI Pembangunan Staff Kepala Lingkungan I - XIV

Tabel 4.4

Data Jumlah Penduduk Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2 Laki-laki Perempuan 283 304 48,2 51,8 Total 587 100%

Sumber: Data Kepala Lingkungan IX, 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 304 jiwa (51,8%) sedangkan jumlah penduduk berjenis kelami laki-laki sebanyak 283 jiwa (48,2%).

Tabel 4.5

Data Pekerjaan Penduduk Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1 2 3 Pemulung Swasta Pegawai 411 117 59 70,01 19,93 10,06 Total 587 100%

Sumber: Data Kepala Lingkungan IX, 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal bekerja sebagai pemulung yaitu sebanyak 411 jiwa (70,01%). Selain itu penduduk

lainnya berprofesi sebagai swasta yaitu 117 jiwa (19,93%) seperti berdagang, narik becak, supir angkot dan lainnya sedangkan sebagian lagi sebagai pegawai yaitu sebanyak 59 jiwa (10,06%). Perempuan di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX khususnya Ibu juga memiliki tugas untuk membantu perekonomian keluarga.Hampir sebagian besar ibu rumah tangga memiliki pekerjaan sampingan sebagai pemulung.Tidak jarang pekerjaan ini melibatkan anak-anak.

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini penulis akan menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menyebarkan angket (kuesioner) wawancara maupun observasi di lapangan yang disusun dalam bentuk table untuk melihat keberadaan dan sosial ekonomi pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX sebanyak 49 responden. Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran angket diperoleh data tentang latar belakang responden yang meliputi dari usia, agama, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan terakhir, status perkawinan dan jumlah anak.

5.2 Identitas Responden

5.2.1 Identitas Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 30-40 tahun 41-50 tahun 50 tahun keatas 15 24 10 30,61 48,98 20,41 Total 49 100%

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berada pada usia antara 41-50 tahun sebanyak 24 responden (48,98%), selain itu

penduduk usia antara 30-40 tahun sebanyak 15 responden (30,61%). Usia responden ini tergolong ke dalam usia produktif kerja, dimana dengan usia seperti ini responden masih mampu bekerja dengan baik untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

5.2.2 Identitas Responden Berdasarkan Agama Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No. Agama Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. Islam Katholik Protestan 30 7 12 61,22 14,28 24,50 Total 49 100%

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memeluk Agama Islam yaitu sebanyak 30 responden (61,22). Selain itu 12 responden (24,50) memeluk agama Kristen Protestan dan 7 responden (14,28%) memeluk agama Kristen Khatolik. Perbedaan agama tidak membuat penduduk menjadi tidak bisa menjalin kebersamaan dalam melakukan kegiatan secara bersama. Perbedaan agama di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal ini membuat mereka menjaga tali silaturahmi dan tolong menolong ketika teman yang lain kesusahan.

5.2.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. 2. Laki-Laki Perempuan 7 42 14,28 85,72 Total 49 100%

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 42 responden (85,72%). Selain itu minoritas penduduk berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 7 responden (14,28%). Penelitian ini tidak memberikan kriteria tertentu dalam penentuan jenis kelamin yang akan dijadikan sumber data, namun pada penelitian yang dilakukan jenis kelamin responden yang paling banyak adalah perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan lebih banyak bekerja mencari nafkah seperti salah satunya sebagai pemulung.Berdasarkan observasi yang dilakukan ibu-ibu mengais sampah Pukul 08.00 WIB setelah menyelesaikan tugas rumah dan pulang ke rumah seusai adzan dzuhur dan kembali lagi mengais sampah Pukul 14.30 WIB.

5.2.4 Identitas Responden Berdasarkan Suku Bangsa Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

No. Suku Bangsa Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Karo Toba Jawa 9 15 25 18,37 30,61 51,02 Total 49 100%

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berasal dari Suku Jawa yaitu sebanyak 25mengenai suku bangsa dapat diketahui sebanyak 25 responden (51,02%), 15 responden (30,61%) berasal dari Suku Toba dan 9 responden lainnya berasal dari Suku Karo (18,37%). Perbedaan suku bangsa yang dimiliki tiap responden tidak membuat mereka saling merendahkan melainkan dengan suku bangsa yang berbeda-beda membuat mereka saling menghargai satu sama lain. Misalnya ketika ada acara adat dari suku tertentu, mereka yang memilki hajatan mengundang masyarakat beda suku untuk menghadiri hajatan. Hal ini bertujuan menjaga toleransi antara umat manusia.

5.2.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 Tidak Tamat SD SD SMP SMA 2 10 25 12 4,08 20,40 51,02 24,50 Total 49 100%

Sumber: Data Primer, 2014

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar individu untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, bagaimana tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang juga turut menentukan. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa mayoritas responden merupakan tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu sebanyak 25 responden (51,02%). Selain itu penduduk Desa Tapian Nauli Lingkungan IX hanya tamatan Sekolah Dasar yaitu sebanyak 10 responden (20,40%).

Rendahnya kualitas pendidikan penduduk di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX disebabkan oleh dua hal, yaitu keterbatasan ekonomi keluarga dan akses mendapatkan pelayanan pendidikan sangat sulit sehingga jarak tempuh antara rumah dan sekolah jauh membuat banyak dari responden yang putus sekolah bahkan tidak dapat mengenyam bangku pendidikan.

5.2.6 Berdasarkan Satus Perkawinan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti di lapangan, dapat diketahui bahwa keseluruhan responden berstatus telah menikah.Angka pernikahan muda di Desa Tapian Nauli khususnya Lingkungan IX sangat tinggi.Kehidupan para pemulung yang bebas dan memiliki intensitas pertemuan antara penduduk sangat tinggi membuat pasangan-pasangan muda cepat menikah.

5.2.7 Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Anak Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

No. Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 1-2 3-4 Diatas 4 15 24 10 30,61 48,98 20,41 Total 49 100%

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.6 dapat deiketahui bahwa mayoritas responden memiliki 3-4 anak dalam sebuah keluarga yaitu sebanyak 24 responden (48,98%). Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama ibu Siti dapat dikatahui bahwa “saya dek memiliki anak lebih dari 3, saya tidak mengikuti program KB yang terpenting saya masih bisa memberikan nafkah pada anak saya.

5.3 Tinjauan Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal 5.3.1 Identitas Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai Pemulung

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai Pemulung

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 6 bulan – 1 tahun 1,5 tahun – 3 tahun Diatas 3 tahun 8 13 28 16,33 26,53 57,14 Total 49 100%

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.7 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 28 responden telah bekerja sebagai pemulung mengenai lamanya bekerja sebagai pemulung diatas 3 tahun. Hal ini dikarenakan mudahnya menjalani pekerjaan ini membuat responden telah lama bekerja sebagai pemulung.Selain itu penduduk Desa Tapian Nauli tidak memikirkan untuk pekerjaan lainnya karena mereka senang dengan pekerjaan saat ini. Selain itu Sebanyak 13 responden (26,53%) bekerja sebagai pemulung berkisar 6 bulan – 1 tahun, hal ini dikarenakan responden mendapatkan profesi baru yang sifatnya agak lebih baik dari pemulung seperti penjual roti ataupun buruh pabrik.

5.3.2 Pekerjaan Utama

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama Sebagai Pemulung

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 Ya Tidak 40 9 81,64 18,36 Total 49 100%

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 dapat diketahui bahwa mayoritas responden pekerjaan utamanya adalah sebagai pemulung yaitu sebanyak 40 responden (81,64%). Hal ini dikarenakan tidak adanya pekerjaan yang lain dantidak adanya keterampilan membuat responden bertahan sebagai pemulung. Sebanyak 9 (18,36%) responden menyatakan bahwa pemulung bukan merupakan pekerjaan utama mereka. Ini dikarenakan responden memiliki pekerjaan sebagai buruh di salah satu pabrik dan juga ada yang membuka usaha klontong.Mereka bekerja sebagai pemulung siang hingga sore hari, sedangkan pagi hingga siang hari mereka berprofesi sebagai pemulung.

5.3.3 Jumlah Penghasilan Per Bulan

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan Per Bulan

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Rp. 500.000 – 800.000 Rp. 850.000 – 1.500.000 Diatas Rp 1.500.000 10 30 9 20,41 61,22 18,36 Total 49 100%

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki penghasilan antara Rp 850.000 – Rp 1.500.000 Per bulannya yaitu sebanyak 30 responden (61,22%).. Selain itu sebanyak 9 responden (18,36%)menyatakan bahwa penghasilan perbulan mereka bekerja sebagai pemulung adalah diatas Rp.1500.000. Penghasilan tersebut merupakan gabungan dari penghasilan ayah, ibu dan anak atau diluar anak. Penghasilan untuk sebuah pekerjaan memulung dinilai cukup besar.Penghasilan tersebut dimanfaatkan pemulung untuk memenhui kebutuhan ekonomi keluarga dan pendidikan anak.Meskipun berstatus pemulung, namun tidak melupakan pendidikan anak.Para orang tua bekerja keras untuk memulung untuk membiayai anak-anak mereka untuk bersekolah tingkat tinggiIni dikarenakan kegiatan memulung hanya dilakukan oleh suaminya saja dan waktu yang dilakukan hanya dari pagi sampai siang hari saja.Sebanyak 10 (20,41%) responden menyatakan bahwa penghasilan mereka perbulan bekerja sebagai pemulung berkisar antara Rp. 500.000 – Rp. 850.000.

5.3.4 Mampu Tidaknya Memenuhi Kebutuhan Hidup Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan bahwa keseluruahn responden (100%) mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini dikarenakan

responden memanfaatkan penghasilan yang didapatkan untuk membuat perencanaan yang matang agar mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Seperti membeli kebutuhan makan, perlengkapan dapur dan juga kebutuhan sekolah anaknya.

5.3.5 Jumlah Anak Yang Ditanggung

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Ditanggung

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 1 – 2 3 – 4 15 34 30,61 69,39 Total 49 100%

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 dapat diketahui mayoritas responden yaitu sebanyak 34 responden (69,39%)menanggung 3-4 anak dalam keluarga. Hal ini dikarenakan belum adanya anak responden yang sudah berkeluarga membuat responden harus menanggung semua keperluan anaknya. Sebanyak 15 responden (30,61%) menyatakan bahwa anak yang masih mereka tanggung adalah 1 – 2 orang, ini dikarenakan sudah adanya anak responden yang sudah berkeluarga membuat responden masih memiliki tanggungan untuk memenuhi kebutuhan anaknya walaupun hanya sedikit.

5.3.6 Mampu Tidaknya Menabung

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan mengenai mampu tidaknya menabung dari jumlah penghasilan dan jumlah pengeluaran dapat diketahui keseluruhan responden yang berjumlah 49 responden (100%)menyatakan bahwa mereka dapat menabung dari jumlah penghasilan dan jumlah pengeluaran. Hal ini dikarenakan responden ingin ketika memerlukan uang untuk biaya tidak terduga dan biaya keperluan sekolah anaknya responden

memiliki dana untuk membiayainya. Mereka menyimpan ke bank-bank yang nantinya akan digunakan untuk membeli rumah atau modal usaha.

Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden bernama ibu Lisda menyatakan bahwa : saya mampu dek untuk menabung, walaupun dengan penghasilan dari memulung yang sedikit saya ingin tetap bisa menabung supaya uangnya nanti bisa diperlukan untuk biaya sekolah anak saya.

5.3.7 Mengikuti Tidaknya Kegiatan Program Pemberdayaan dari Pemerintah

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan mengenai mengikuti tidaknya kegiatan program pemberdayaan dari pemerintah dapat diketahui bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 49 (100%) mengikuti kegiatan pemberdayaan dari pemerintah.Program pemberdayaan yang diikuti responden adalah program raskin (beras untuk rakyat miskin).

5.3.8 Ada Tidaknya Anak Yang Masih Bersekolah Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Anak Yang Masih Bersekolah

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 Ada Tidak ada 44 5 89,80 10,20 Total 49 100%

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.11 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 44 responden (89,80%) masih memiliki anak usia sekolah dalam keluarga.

Hal ini dikarenakan belum adanya anak responden yang sudah tamat sekolah membuat responden masih memiliki tanggungan untuk menyekolahkan anak mereka. Sebanyak 5 responden (10,20%) menyatakan bahwa mereka tidak memiliki anak yang masih bersekolah. Hal ini dikarenakan anak responden telah tamat sekolah dan juga adanya anak responden yang tidak mau melanjutkan pendidikannya membuat responden tidak bertanggung jawab lagi untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya.

5.3.9 Tempat Anak Responden Bersekolah

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Anak Bersekolah

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 Negeri Swasta 40 9 81,63 18,37 Total 49 100%

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 dapat diketahui mayoritas responden yaitu sebanyak 40 responden (81,63%) mengenyam pendidikan di sekolah negeri atau milik pemerintah. Hal ini dikarenakan biaya pendidikan yang gratis dan juga biaya keperluan pendidikan lainnya yang murah membuat responden lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah Negeri. Sebanyak 9 responden (18,36%) menyatakan bahwa anak mereka bersekolah di Swasta. Hal ini dikarenakan anak-anak tidak lulus tes ketika masuk ke sekolah negeri sehingga memasukkan anak mereka ke sekolah swasta. Hal ini bertujuan agar anak tetap bersekolah.

5.3.10 Ada Tidaknya Anak Responden Yang Mendapatkan Beasiswa

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan mengenai ada tidaknya anak responden yang mendapatkan beasiswa, dapat diketahui keseluruhan responden yang berjumlah 49 responden (100%) menyatakan bahwa anak mereka tidak ada yang menerima beasiswa. Hal ini dikarenakan tidak adanya anak responden yang masuk juara kelas membuat anak responden tidak mendapatkan beasiswa. Adanya beasiswa yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat miskin yang memiliki anak masih bersekolah, namun cara mendapatkanya yang sulit membuat responden tidak mendapatkannya.

5.3.11 Stasus Kepemilikan Tempat Tinggal Responden Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Tempat Tinggal

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Milik Sendiri Menumpang Menyewa 5 14 30 10,20 28,58 61,22 Total 49 100%

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyewa tempat tinggal yaitu sebanyak 30 responden (61,22%). Ini dikarenakan keterbatasan biaya yang dimiliki responden membuat mereka hanya bisa menyewa rumah untuk berlindung dan tempat istirahat. Sebanyak 14 responden (28,58%) menyatakan bahwa status kepemilikan rumah adalah menumpang. Hal ini terjadi karena keterbatasan biaya untuk menyewa dan membeli rumah membuat responden lebih memilih untuk menumpang bersama orangtua mereka ataupun saudaranya. Sebanyak 5 responden (10,20%) menyatakan bahwa

status kepemilikan rumah mereka adalah milik sendiri. Hal ini dikarenakan dulu orangtua responden memiliki warisan dan memberikan masing-masing warisannya kepada anak-anaknya.

5.3.12Bentuk Bangunan Tempat Tinggal

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan mengenai bentuk bangunan tempat tinggal dapat diketahui keseluruhan responden yang berjumlah 49 (100%) menyatakan bahwa bentuk bangunan tempat tinggal mereka adalah semi permanen yang berupa campuran dari beton dan kayu.

5.3.13Jika Menyewa, Sistem Pembayaran Yang Dilakukan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan mengenai sistem pembayaran yang dilakukan jika menyewa rumah dapat diketahui keseluruhan responden yang berjumlah 49 (100%) menyatakan bahwa sistem pembayaran yang dilakukan jika menyewa adalah dengan membayaran sewa setahun sekali. Ini dilakukan agar responden bisa lebih ringan membayara segala keperluan lainnya selain harus membayar sewa rumah.

5.3.14 Bentuk Atap Rumah

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan mengenai bentuk atap rumah dapat diketahui keseluruhan responden yang berjumlah 49 (100%) menyatakan bahwa bentuk atap rumah mereka adalah terbuat dari seng. Ini dikarenakan keterbatasan biaya untuk merenovasi atap rumah membuat mereka tidak memperdulikan bentuk atap rumah mereka yang terpenting bagi mereka adalah atap rumah masih bisa melindungi mereka dari sinar matahari dan juga hujan jika datang.

5.3.15 Bentuk Lantai Rumah

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Lantai Rumah

No Bentuk Lantai Frekuensi Persentase (%)

1 2 Keramik Semen 9 40 18,37 81,63 Total 49 100%

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.14 dbuat dapat diketahui mayoritas responden yaitu 40 responden (81,63%) memiliki bentuk lantai rumah terbuat dari semen. Hal ini dikarenakan biaya yang tidak ada untuk membuat lantai mereka dari keramik, juga karena mereka menyewa rumah membuat mereka tidak bisa mengganti lantai rumah mereka dari semen menjadi keramik. Sebanyak 9 responden (18,37%) menyatakan bahwa lantai rumah mereka terbuat dari keramik. Hal ini dikarenakan responden memiliki rumah sendiri dan juga menumpang dengan keluarga lainnya yang membuat lantai rumah mereka memang sudah terbuat dari keramik.

5.3.16 Jumlah Kamar Tidur Yang di Tempati

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan mengenai jumlah kamr tidur yang ditempati responden dapat diketahui keseluruhan responden yang berjumlah 49 (100%) menyatakan bahwa jumlah kamar tempat tidur mereka adalah 2 buah kamar. Hal ini dikarenakan rumah yang mereka tempati sederhana dan juga tidak terlalu besar sehingga jumlah kamar mereka hanya 2 kamar saja.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan mengenai sumber air minum sehari-hari dapat diketahui keseluruhan responden yang berjumlah 49 (100%) menyatakan sumber air minum mereka buat keperluan sehari-hari berasal dari PDAM.

Dokumen terkait