Teknik analisis data yaitu alat atau metode yang digunakan dalam rangka memecahkan masalah.teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang diperoleh dari kantor pendapatan daerah enrekang. Adapun langka-langka teknik analisis data yang
a. Setelah mengumpulkan data atau dokumen yang diperlukan maka dilakukan analisa sesuai dengan teori-teori yang ada.
b. Langkah-langkah dalam menganlisa yaitu: Menganlisis sistem informasi akutansi pendapatan daerah
c. Dalam penentuan sistem informasi pendapatan daerah yaitu sistem informasi penerimaan kas pendapatan daerah Menarik kesimpulan dari analisis yang dilakukan
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A,Gambaran umum dan objek penelitian
a. Gambaran umum kantor badan pendapatan daerah
Penyediaan dokumen keuangan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah merupakan kunci keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan pembangunan kabupaten enrekang.
Penerimaan daerah hendaknya mampu menjamin bahwa pembangunan daerah menuju kearah yang tepat sesuai dengan tuntutan internal dan eksternal, ditunjang oleh potensi sumber daya yang tersedia.
Prinsip good governance ini tampaknya telah menjadi nilai-nilai universal dan sejalan dengan cita-cita perjuangan bangsa indonesia.
Dengan demikian, kinerja bapenda kabupaten enrekang dimasa datang dapat pula diukur dari kemampuan kelembagaan dan sumber daya manusia aparatur dalam mewujudkan nilai-nilai good governance yang secaranya tadapat dirasakan masyarakat. Untuk meningkatkan kinerja bapenda kabupaten enrekang, salah satu aspek yang sangat penting adalah penyusunan rencana strategis ,(renstra).
Hal ini penting mengingat keuangan pembangunan menjadi lebih jelas dan diketahui oleh setiap stakeholders seperti dinas, badan, kantor, sekertariat daerah, dprd, pengusaha, perguruan tinggi, lembaga-lembaga konsultan dan stakeholder lainnya. Keuangan pembangunan dimasa datang perlu lebih terpusat kepada bidang- bidang strategis, sehingga dapat memberikan hasil yang berarti dan meningkatkan
(renja) bapenda kabupaten enrekang dapat dilihat rencana strategi
badan pendapatan daerah kabupaten enrekang menjadi pedoman penyusunan rencana kerja (renja) tahunan bapenda.
Landasan hukum penyusunan renja bapenda kabupaten Enrekang. Sejumlah peraturan perundangan telah digunakan sebagai dasar hukum, antara lain:
1. Undang-undang nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah tingkat ii di sulawesi ( lembaran negara republik indonesia tahun 1959 nomor 74, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 1822};
2. Undang – undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah ( lembaran negara republik indonesia tahun 2009 nomor 130, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 5049);
3. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah ( lembaran negara republik indonesia tahun 2014 nomor 224, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 5587) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan undang – undang nomor 9 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas undang – undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah ( lembaran negara republik indonesia tahun 2015 nomor 58, tambahan lembaran negara republik indonesia indonesia nomor 56 79);
cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah ( lembaran negara republik indonesia tahun 2008 nomor 21, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 4817) ;11
b. Visi dan Misi 1) Visi
Visi merupakan pandangan jauh kedepan, ke mana dan Bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar Konsisten dan dapat eksis, antisipatif ,inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah.
dengan mengacu pada batasan tersebut, visi badan pendapatan daerah kabupaten Enrekang dijabarkan sebagai berikut:
2) Misi
Untuk memenuhi visi tersebut, dimencanangkan misi. Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi (instansi pemerintah) agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi yang ditetapkan ini, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang dan mengetahui alasan keberadaan dan perannya lebih dalam. Misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan seluruh pendapatan daerah berdasarkan potensi yang dimiliki.
daerah sesuai ketentuan yang berlaku
c. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur agar Penata usahaan pengelolaan penerimaan keuangan daerah dapat berjalan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Makna yang terkandung dalam masing-masing misi yang telah kami Tetapkan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Misi pertama:
“mendorong peningkatan pendapatan daerah untuk mewujudkan pelaksanaan pembangunan di kabupaten enrekang. Untuk lebih meningkatkan sumber- sumber pendapatan daerah maka semua potensi yang ada harus dikelola dengan baik melalui sumber daya yang dimiliki oleh badan pendapatan daerah kabupaten enrekang.
b. Misi kedua:
“mendorong terciptanya pengendalian pengelolaan penerimaan keuangan daerah sesuai ketentuan yang berlaku. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang, berkomitmen untuk meningkatkan fungsi koordinasi dan komunikasi badan pendapatan daerah dalam rangka upaya terciptanya pengendalian pengelolaan penerimaan keuangan daerah sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Misi ketiga
“mendorong terciptaya penatausahaan pengelolaan penerimaan keuangan daerah secara efektif,efisien dan akuntabel. Untuk mewujudkan pengelolaan penerimaan keuangan daerah yang baik, maka diperlukan kapasitas pengelola yang memadai dalam rangka
penerimaan keuangan daerah.
c. Struktur Organisasi
Gambar.2.4 Bangan struktur organisasi badan pendapatan kabupaten enrekang.
B. Hasil Penelitian
a. Mekanisme Pemungutan Pajak Daerah, Retribusi dan PAD Lainnya
Sistem pemungutan Pajak Daerah di Kabupaten Enrekang dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu;
1. System Self Assesmen (pembanyaran pajak sendiri)
Sistem pengenaan pajak yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan menggunakan SPTPD.
2. System Official Assesment
Sistem pengenaan pajak yang dibayar oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk melalui surat ketetapan pajak daerah atau dokumentasi lain yang dipersamakan 3. System With Holding
Sistem pengenaan pajak yang dipungut oleh pemungut pajak pada sumbernya,Objek Retribusi Daerah Objek Retribusi Daerah terdiri:
a) Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.Jenis Retribusi Jasa Umum terdiri dari: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan, Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta, Catatan Sipil, Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat, Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi
Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran, Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta, Retribus Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus.
b) Jasa Usaha, yaitu Retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Jenis Retribusi Jasa Usaha terdiri dari: Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Pasar Grosir atau Pertikoan, Retribusi Tempat Pelelangan, Retribusi Terminal, Retribusi Tempat Khusus Parkir, Retribusi Tempat Pengeinapan/Pesanggrahan/Villa, Retribusi Rumah Potong Hewan, Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, Retribusi Penyeberangan di air, Retribusi Penjualan Produk Usaha daerah
c) Perizinan Tertentu, yaitu pelayanan perizinan tertentu oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pengaturan atau pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis Retribusi Perizinan Tertentu terdiri dari: Retribusi Izin Mendirikan bangunan, Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, Retribusi Izin Gangguan, Retribusi Izin Trayek, Retribusi Izin Usaha Perikanan.
d) Petunjuk Teknis Pemungutan Retribusi Daerah
Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. Artinya seluruh proses pemungutan retribusi daerah tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga. Namun, dengan pengertian ini bukan berarti bahwa pemerintah daerah boleh bekerja sama dengan pihak ketiga. Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan retribusi, pemerintah daerah dapat mengajak bekerja sama badan- badan tertentu yang karena profesinalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis retribusi tertentu secara lebi efisien. Kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan besarnya retribusi yang terutang, pengawasan penyetoran retribusi, dengan penagihan retribusi. Sistem dan Tata Cara Pemungutan Retribusi
1. Sistem Pemungutan Retribusi
Sistem pemungutan Rtribusi Daerah adalah system official assessment, yaitu pemungutan retribusi daerah berdasarkan penetapan kepala daerah dengan menggunaka Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lainnya yang dipersamakan.
Wajib retribusi setelah menerima SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan tinggal melakukan pembayaran menggunakan Surat Setor Retribusi Daerah (SSRD) pada kantor pos atau bank persepsi.
Jika wajib retribusi tidak atau kurang membayar akan ditagih menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD).
2. Tata Cara Pemungutan Retribusi
Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan Kepala Daerah. Pemungutan retribusi daerah tidak dapat diborongkan. Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.
e) Cara Perhitungan Retribusi Terhutang
Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tarif Retribusi ditinjau kembali secara berkala dengan mempertimbangkan prinsip dan sasaran penetapan tarif. Hasil penerimaan hasil retribusi tertentu Kabupaten, sebagaian diperuntukkan kepala desa. Peraturannya diatur dengan Perda Kabupaten dengan memperhatikan aspek keterlibatan desa dalam penyediaan layanan tersebut. Besarnya retribusi terutang oleh orang pribadi atau badan yang menggunkan jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan tingkat penggunaan jasa. Dengan demikian, besarnya retribusi yang terutang dihitung berdasarkan tarif retribusi dan tingkat penggunaan jasa dengan rumus berikut ini:
Retribusi Terutang = Tarif Retribusi X Tingkat Penggunaan Jasa
f) Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Penerimaan ini antra lain dari BPD, Perusahaan Daerah, Deviden BPR-BKK dan Penyertaan
Modal Daerah kepada pihak ketiga (dalam Rupiah). Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan sebagaimana yang dirincikan menurut objek pendapatan yang mencakup:
1. Bagian laba atas penyertaan modal pada perushaan milik Daerah/BUMD
2. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN,
3. Bagaian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
a. Yang dimaksud dengan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah:
b. Bank Pembangunan Daerah (BPD) c. Perusahaan Daerah air Minum (PDAM)
Bagi daerah yang memiliki BUMD seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Bank Pembangunan Daerah (BPD), Badan Kredit Kecematan, Pasar, Tempat Hiburan/rekreasi, Vila, pesanggahan, dan lain-lain keuntungannya merupakan penghasilan bagi daerah yang bersangkutan
Hasil pembahasan sumber penerimaan pendapatan asli daerah sumber penerimaan pendapatan asli daerah kabupaten enrekang terdapat berbagai sumber penerimaan pendapatan asli daerah di kabupaten enrekang. Sumber ini dari tahun ke tahun terdapat perubahan, ada yang ditambah sumbernya dan ada yang dihilangkan atau tidak lagi dipungut pajaknya karena tidak lagi memenuhi syarat untuk dipunguti atau sudah tidak adalagi objek pajaknya atau alasan lainnya. Berikut daftar sumber penerimaan pad kabupaten enrekang:
TARGET REALISASI PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER 2019
Pendapatan asli daerah Target Rp Realisasi Rp
2 3 4
Pajak daerah
Pajak hotel 36.502.000,00 18.431.500,00
Pajak restoran 103.040.000,00 103.062.740,00
Pajak hiburan 50.000.000,00 4.725.000,00
Pajak reklame 297.681.100,00 264.515.490,00
Pajak penerangan jalan 4.624.569.874,00 5.020.207.815,00 al bukan logan dan batuan
3.000.000.000,00 1.652.254.119,00
7. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan
3.215.380.160,00 2.695.557.831,00
8. Pajak BPHTB 920.000.000,00 764.452.225,00
Jumlah 12.247.173.134,00 10.523.206.720,00
B. Retribusi daerah
1. Retribusi pelayanan kesehatan
36.089.194.000,00 26.781.947.534,00 2. Retribusi pelayan pasar 1.137.330.000,00 1.093.913.000,00 3. Ret pengujian kendaraan
bermotor
25.000.000,00 27.430.000,00 4. Retribusi terminal 25.000.000,00 20.600.000,00 5. Retribusi pelayanan tera/tera
ulang 8. Ret. Pemakaian kekayaan
daerah
979.070.000,00 695.658.546,00 9. Ret. Tempat khusus parkir
perhub
398.000.000,00 406.858.000,00 10. Ret. Tempat rekreasi dan
olahraga
400.000.000,00 280.000.000,00 11. Ret. Penggantian benih
ikan
200.000.000,00 184.160.000,00 12. ndirikan bangunan (IMB)
270.350.000,00 268.808.103,00 13. Retribusi izin trayek 3.000.000,00 2.160.000,00
Jumlah 39,754,091,000.00 29,922,973,183.00
C. G.KEK.DAERAH YANG DI
PISAHKAN
1. Perusahaan daerah air minum
100.000.000,00 100.000.000,00 2. Bank pembangunan daerah
(BPD)
16.641.119.760,00 16.641.119.760,00 Jumlah 16.741.119.760,00 16.741.119.760,00
D. LAIN-LAIN PAD YANG SAH
1. alan barang milik daerah
1.638.000.000,00 136.000.000,00 2. Jasa giro kas daerah 3.000.000.000,00 1.496.004.933,00 3. Bunga deposito 9.000.000.000,00 885.169.632,00
4. end. Denda keterlambatan
pekerjaan (bidang hukum 9.416.372.411,00 1.430.240.521,00 5. Pendapatan dari 7. atan dari pengembalian
lainnya yang sah 31.109.761.527,00 3.532.927.909,55 Jumlah 203,715,874,034.00 3,947,415,086.00
Jumlah 13,163,500,000.00 12,588,404,716.00
B. Retribusi daerah
1. Retribusi pelayanan kesehatan 32.602.651.736,00 32.811.795.382,00 2. Retribusi pelayan pasar 1.360.000.000,00 907.307.500,00
3. Ret pengujian kendaraan bermotor 30.000.000,00 27.040.000,00 4. Retribusi terminal 27.500.000,00 17.956.000,00 5. Retribusi pelayanan tera/tera ulang 28.000.000,00 18.345.000,00 6. Ret. pengendalian telekomunikasi 145.031.700,00 142.989.000,00 7. Ret. Jasa usaha (kebun raya) 60.500.000,00 41.660.000,00 8. Ret. Pemakaian kekayaan daerah 1.197.300.000,00 491.335.000,00 9. Ret. Tempat khusus parkir perhub 332.900.000,00 352.874.000,00 10. Ret. Tempat rekreasi dan olahraga 417.000.000,00 161.500.000,00 11. Ret. Penggantian benih ikan 170.000.000,00 230.930.000,00 12. ndirikan bangunan (IMB)
278.000.000,00 186.649.716,00 13. Retribusi izin trayek 2.000.000,00 2.015.000,00
Jumlah 36,650,883,436.00 35,392,396,598.00 C. G.KEK.DAERAH YANG DI
PISAHKAN
1. Perusahaan daerah air minum 100.000.000,00 100.000.000,00 2. Bank pembangunan daerah (BPD) 15.312.302.384,00 15.312.302.384,00
Jumlah 15.412.302.384,00 15.412.302.384,00 D. LAIN-LAIN PAD YANG SAH
1. Hasil penjualan barang milik daerah 2.200.000.000,00 2.200.000.000,00 2. Jasa giro kas daerah 3.000.000.000,00 859.548.577,00
3. Bunga deposito 4.500.000.000,00 1.245.623.294,00 4. end. Denda keterlambatan pekerjaan
(bidang hukum 12.421.171.296,00 486.634.041,57
5. Pendapatan dari pengembalian dana perkuatan modal /revolping
(jasa)
10.000.000,00 0,00
6. Dana kapitasi JKN pada FKTP 12.109.706.069,00 11..069.558.072,00 7. atan dari pengembalian lainnya yang
sah 17.942.186.660,00 3.100.711.505,39
Jumlah 52,183,064,025.00 15,374,729,943.00
Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan
TARGET REALISASI PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER 2020
No. Pendapatan asli daerah Target Rp Realisasi Rp
1 2 3 4
A. Pajak daerah
1. Pajak hotel 15.000.000,00 11.606.000,00
2. Pajak restoran 150.000.000,00 473.923.065,00
3. Pajak hiburan 10.000.000,00 5.375.000,00
4. Pajak reklame 340.000.000,00 431.121.412,00
5. Pajak penerangan jalan 5.000.000.000,00 4.952.554.757,00 6. al bukan logan dan batuan 2.318.500.000,00 1.471.667.661,00 7. Pajak bumi dan bangunan pedesaan
dan perkotaan 4.230.000.000,00 4.067.882.946,00 8. Pajak BPHTB 1.100.000.000,00 1.174.273.875,00
d. Hasil Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari kas pendapatan daerah dikabupaten Enrekang Fungsi yang terkait Fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari kas pendapatan daerah di kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut :
1) Bagian perencanaan dan pendaftaran pendapatan yaitu bagian yang tugasnya mendata dan penetapan besarnya pendapatan yang harus di setorkan.
2) Fungsi perantara yaitu bagian yang di beri tugas menghitung dan menyetorkan kas pendaptan daerah
3) Fungsi pemegang kas yaitu bagian yang bertugas menerima pembayaran pendapatan daerah yang menyetorkan pendapatan daerah dan atau menerima setoran dari setiap petugas perantara (mantri pajak) dari masing-masing pendapatan retrebusi, pajak, dan pendapatan lainnya 4) Fungsi pembukuan pendapatan daerah yaitu bagian yang bertugas
mencatat transaksi penerimaan kas dari sektor pajak ke dalam catatan akuntansi pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang. Fungsi ini dipegang oleh bagian arsip.
5) Fungsi penyimpan kas daerah yaitu bagian yang bertugas menyimpan seluruh kas daerah yang berasal dari pendapatan daerah. Fungsi ini di pegang oleh bagian kas daerah.
Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari sektor pajak daerah di Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut.
1) Buku jurnal transaksi adalah catatan akuntansi yang berupa rekap jurnal transaksi yang digunakan bagian pembukuan untuk mencatat semua transaksi pendapatan daerah.
2) Buku kas umum adalah catatan akuntansi yang berupa buku besar yang digunakan bagian penerima setoran atau pemegang kas untuk mencatat penerimaan kas dari pembayaran pendapatan daerah.
Prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari sektor pajak daerah di Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut : 1) Prosedur Pendataan dan Penetapan Pendapatan Prosedur pendataan
dan penetapan pajak dilaksanakan oleh bagian pendataan dan penetapan pendapatan dibawah kepala seksi pendataan dan pendapatan pajak retrebusi , da pendapatan lainnya. yang bertanggung jawab:
(a) Mendata objek pendapatan.
(b) Mencatat hasil perekaman data pendapatan daerah dalam Surat Pemberitahuan Pendapatan Derah (SPTPD).
(c) Menghitung besarnya pendapatan daerah berdasarkan tarif masing- masing pajak, retrebusi daerah dan pendapatan lainnya.
Menetapkan pajak daerah dalam bentuk Surat Ketetapan Pendapatan Daerah (SKPD).
Bagi wajib pajak yang membayarkan paendapatan daetah melalui petugas penagihan atau mantri masing-masing pendatan daerah , SKPD nya rangkap 6, masing-masing diserahkan:
Lembar 1 : Diserahkan kepada masing-masing pendapatan daerah.
Lembar 2 : Diserahkan kepada mantra pendapatan daerah Lembar 3 : Diserahkan kepada bagian pembukuan.
Lembar 4, 5 dan 6 : Diserahkan kepada bagian bendahara pemegang Kas ‘ Untuk pendapatan daerah SKPD nya rangkap 3, masin masing diserahkan:
Lembar 1 : Diserahkan kepada pendapatan masing-masing pendapatan daerah.
Lembar 2 : Diserahkan kepada bagian bendahara pemegang kas.
Lembar 3 : Diserahkan kepada bagian pembukuan.
2) Prosedur Pembayaran pajak Prosedur penagihan dilaksanakan oleh bagian penagihan yaitu mantri pendapatan daerah dan bagian bendahara pemegang kas di bawah kepala bidang pendapatan daerah, yang bertanggung jawab:
(a) Menarik pendapatan daerah yang membayarkan pajaknya melalui mantri pendapatan daerah.
(b) Menerima dan mengarsip SKPD lembar 2.
(c) Bagian bendahara pemegang kas menerima pembayaran dari wajib. 6. Mengeluarkan Surat Setoran Pendapatan Daerah (SSPD) rangkap 3, yang masing-masing diserahkan:
Lembar 1 : Diarsip di bagian bendahara pemegang kas.
Lembar 2 : Diserahkan kepada wajib pendapatan Daerah.
Lembar 3 : Diserahkan kepada bagian pembukuan.
(f) Memeriksa kelengkapan dan menvalidasi dokumen SKPD lembar 4, 5 dan 6 beserta SSPD lembar 1.
(g) Menyetorkan dan membuat Surat Setoran pendapatan (STS)serta membuat laporan dalam buku kas umum.
(h) Mengarsip SSPD validasi lembar 1 dan SKPD validasi lembar 4, 5 dan 6. 3)
Prosedur Pembukuan Prosedur pembukuan dilakukan oleh bagian pembukuan di bawah kepala seksi pemungutan dan pembukuan pendapatan daerah, yang bertanggung jawab:
(a) Menerima SSPD lembar 3 dan buku kas umum dari bagian bendahara pemegang kas dan SKPD lembar 3 dari bagian pendapatan.
(b) Menerima bukti setor kas daerah.
(c) Membukukan transaksi dalam buku jurnal.Membuat laporan dengan komputer.
(d) Terakhir, mengarsip SSPD lembar 3 dan SKPD lembar 3.
Prosedur Penerimaan pada Kas Daerah Prosedur kas daerah dilakukan oleh bagian kas daerah, yang bertanggung jawab:
(a) Menerima Surat Setoran (STS) beserta sejumlah uang hasil penerimaan pendapatan daerah.
(b) Mengitung jumlah setoran penerimaan pendapatan.
(c) Mencatatnya dan kemudian mengeluarkan bukti setor berupa slip Ben 26.
(d) Membuat laporan pendapatan kas daerah.
Mulai
Mencatat hasil perekaman
SPTPD
Penetapan dalam bentuk
3 2
SKPD 1
5
2 Flowchart Penerimaan Kas
a. Bagian perencannan dan pendaftaran pendapatan
2
SKPD 1
Menerima penyetoran pendapatan
SKPD SKPD
SKPD 1
3 2
Menerima penyetoran pendapatan
SKPD SKPD 1 Validas i
2
2
b. Bagian Keuangan (Pemengang Kas)
2
STS 1
Mengitung jumlah setoran
Mencatat dalam bukti
Bukti setor
Mencatat laporan
Laporan Penerimaan kas
c. Bagian Penetapan dan Penerimaan
Bukti setor
SKPD
SSPD
Buku Kas Umum
Membukuka n transaksi
Buku Jurnal
d.
Bagian Pembukuan
SKPD
SSPD
Selesai
Membuat laporan keuanga dengan
komputer
Hasil analisis sistem dan prosedur penerimaan kas badan pengelola pajak dan retribusi daerah berwenang melaksanakan otonomi daerah kota untuk melaksanakan tugas desentralisasi, yaitu dalam tugas penerimaan kas: memungut dan/atau menerima pendapatan daerah wajib melakukan pemungutan dan/atau penerimaan sesuai peraturan perundang undangan. Prosedur sistem penerimaan kas:
1) Fungsi pihak terkait: ppk-skpd, pengguna anggaran, bendahara penerimaan dan bud (bank).
2) Dokumen: sts, bukti transfer, nota kredit bank.
3) Catatan: buku jurnal penerimaan kas, buku besar dan buku besar pembantu 4) Prosedur: pengguna anggaran memberikan skr yang sudah diterbitkan kepada
Bendahara penerimaan dalam melaksanakan verifikasi penerimaan pendapatan. Sistem dan prosedur pajak dan retribusi
a) Prosedur penerimaan pajak daerah : pendaftaran wp daerah; penetapan;
dan penyetoran
. b) Prosedur penerimaan retribusi daerah: pendaftaran wr daerah; penetapan;
dengan penyetoran
C. PEMBAHASAN
Sistim akuntansi penerimaan kas merupakan sistim-sistim yang di gunakan untuk mencatat seluruh transaksaki-transaksi penerimaan kas. Maka dari itu berdasarkan Pemendgari No 21 Tahun 2011, dalam pelaksanaan penerimaan kas dengan dilakukan melalui prosedur menerima surat setoran (STS) yang di keluarkan dari BANK oleh bagian penetapan dan penerimaan dan di lanjutkan oleh bagian pembukuan Karena itu peraturan daerah yang berkaitan dengan sistem dan prosedur harus dirancang sedemikian rupa dan secara hati-hati supaya ketentuan satu denganyang lainnya dapatsaling berkesesuaian secara efektif dan efesien.
Bagian ini penulis akan mencoba menganalisis sistem penerimaan kas pada Dinas Pendapatan. Daerah Kabupaten Enrekang khususnya bagian keuangan Bendahara Penerimaan apakah penerimaan sudah sesuai dengan sistem dan prosedur yang tertuang dalam Permendagri No. 21 Tahun 2011, ataukah belum. Analisis tersebut ialah analisis terhadap sistem akuntansi penerimaan kas.
Menurut penelitian yang didapatkan di lapangan, melalui wawancara dengan sekretaris Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara, penyetoran pajak terutang oleh wajib pajak dilakukan dengan cara mendatangi langsung kantor DISPENDA Kabupaten Minahasa Tenggara yang selanjutnya di setor ke rekening kas umum daerah. Dengan mekanisme pembayaran untuk PBB-P2 dikumpulkan oleh masing-masing langsung ke Bendahara Penerimaan.
Jika disesuaikan dengan dengan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan Pasal 308 dan pasal 309 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, maka hasil temuan yang didapatkan dari peneliti. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang menggunakan sistem dan prosedur penerimaan melalui Bendahara Penerimaan dengan sistem dan prosedur penerimaan daerah melalui Bendahara Penerimaan adalah sebagai berikut:
1. Pengguna anggaran menyerahkan SKP Daerah kepada wajib pajak dan bendahara penerimaan.
2. Wajib pajak membayarkan uang kepada Bendahara Penerimaan sejumlah yang tertera di SKP Daerah.
3. Bendahara Penerimaan memverifikasi uang yang diterimanya dengan SKP Daerah dari pengguna anggaran.
4. Jika sesuai maka Bendahara Penerimaan membuat dokumen STS dan Surat tanda bukti pembayaran / bukti lain yang sah.
5. Bendahara Penerimaan menyerahkan surat tanda bukti bukti pembayaran/
bukti lain yang sah kepada wajib pajak dan STS beserta uang kepada bank.
6. Bank mengotorisasi STS dan menerbitkan nota kredit. Bank mengembalikan STS bendahara Penerima. Nota kredit disampaikan ke BUD.
Dengan demikian sistem penerimaan kas pada kantor badan pendapatan daerah kabupaten Enrekang sudah cukup baik.hal ini dapat di lihat dari sistem prosedur penerimaan kas,dokumen yang digunakan sudah sesuai dengan standar peraturan pemerintah. Hal ini dapat di lihat dari prosedur penerimaan kas yang sistematis dan sesuai SOP yang di terapkan dalam peraturan pemerintah,namun ada yang mesti harus di tingkatkan regulasi di bapenda yang penting harus di terapkan yaitu peningkatan sistem informasi
akuntansi dari segi sistem penerimaan kasnya harus lebih d tingkatkan secara
akuntansi dari segi sistem penerimaan kasnya harus lebih d tingkatkan secara