• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat beberapa langkah. Untuk menentukan tingkat faktor yang berhubungan dengan sikap masyarakat yang meliputi pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, pendidikan non formal, pengaruh media massa serta pengaruh kebudayaan dan program pengembangan kawasan agropolitan dilakukan dengan menjumlahkan skor-skor antar sub variabel.

Kemudian hasil dari penjumlahan antar sub tersebut diketahui dengan menggunakan skala Likert. Menurut Mueller (1986), Mengukur sikap seseorang adalah mencoba untuk menempatkan posisinya pada suatu kontinum afektif berkisar dari sangat positif hingga sangat negatif terhadap suatu obyek sikap. Dalam penskalaan Likert kuantifikasi dilakukan dengan mencatat penguatan respon dan untuk pernyataan kepercayaan positif dan negatif tentang obyek sikap.

Dalam analisis faktor yang berhubungan dengan sikap, dikategorikan dalam tiga kelompok atau tingkatan yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan untuk menganalisis sikap masyarakat terhadap program pengembangan agropolitan dikategorikan dalam lima kelompok atau tingkatan yaitu: sangat baik, baik, cukup, buruk, dan sangat buruk. Untuk mengukur kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:

commit to user

Lebar Interval = Kelas Terendah Skor Tertinggi Skor ∑ ∑ − ∑

Untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan antara faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat yang meliputi pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, pendidikan non formal, pengaruh media massa serta pengaruh kebudayaan dengan program pengembangan kawasan

agropolitan digunakan uji korelasi jenjang spearman (rank spearman) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

N N di rs N i − − =

= 3 1 2 6 1

dimana: rs = koefisien korelasi rank spearman di = beda rangking

N = jumlah sampel

Sedangkan untuk menguji tingkat signifikansi rs digunakan uji t karena sample yang diambil lebih dari 10 (N>10) dengan taraf signifikansi 95% dengan rumus : 2 1 2 rs N rs t − − = (Siegel, 1994)

Kriteria pengambilan keputusan:

1. jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak berarti terdapat hubungan

yang signifikan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap dengan sikap masyarakat sekitar Candi Sukuh terhadap program pengembangan kawasan agropolitan.

2. jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima berarti tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap dengan sikap masyarakat sekitar Candi Sukuh terhadap program pengembangan kawasan agropolitan.

commit to user

40

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Lokasi Daerah Penelitian

Secara administratif, Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kotamadya di Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan secara geografis, Kabupaten Karanganyar terletak diantara 70 28’ sampai dengan 70 46’ Lintang selatan, dan 1100 40’ sampai 1100 70’ Bujur Timur dengan ketinggihan berkisar antara 80-2.000 meter di atas permukaan air laut serta

beriklim tropis dengan temperatur 220-310C. Wilayah Kabupaten

Karanganyar dibatasi oleh :

Sebelah Utara : Kabupaten Sragen

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta

Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur

Wilayah Kabupaten Karanganyar membentang dari barat ke timur.

Secara administratif luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah

77.378,6374 Ha, terdiri dari 17 Kecamatan dengan 162 Desa dan 15 Kelurahan. Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Karanganyar adalah Ngargoyoso, Karanganyar, Tasikmadu, Jaten, Colomadu, Gondangrejo, Kebakkramat, Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, Jumantono, Mojogedang, Matesih, Tawangmangu, Karangpandan, Kerjo dan Jenawi. Kecamatan Paling luas adalah Tawangmangu, kecamatan terluas setelah Tawangmangu adalah Kecamatan Jatiyoso kemudian disusul kecamatan Ngargoyoso. Sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Colomadu (Monografi Kabupaten Karanganyar).

Kabupaten Karanganyar merupakan wilayah timur dari Propinsi Jawa Tengah, tidak memiliki area pantai. Menarik untuk dikemukakan bahwa hampir tiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar memiliki berbagai objek lokasi tujuan wisata dan agrowisata. Seperti pada Kecamatan Ngargoyoso terdapat wisata budaya Candi Sukuh, wisata alam

commit to user

berupa Air Terjun Parang Ijo, Air Terjun Jumog, Wisata Kebun Teh. Kecamatan Jenawi memiliki Candi Cetho. Kecamatan Tawangmangu memiliki air terjun Grojogan Sewu. Kecamatan Tasikmadu memiliki Pabrik Gula yang juga dijadikan tempat wisata yaitu agrowisata Sondokoro. Begitu juga di Kecamatan Colomadu yang juga memiliki Pabrik Gula. Kecamatan Matesih memiliki wisata ziarah astana Giri Bangun dan mata air Sapta Tirta. Segala bentuk wisata tersebut menjadi penunjang kegiatan ekonomi masyarakat Kabupaten Karanganyar.

2. Kondisi Kawasan Agropolitan

Kawasan Agropolitan Suthomadansih telah disosialisasikan dan disepakati dengan nama Suthomadansih. Nama tersebut merupakan akronim dari nama obyek wisata dan Kecamatan di bagian timur Kabupaten Karanganyar dan merupakan Kawasan yang berada di lereng sebelah barat Gunung Lawu. Adapun akronim tersebut terdiri dari Su

berasal dari suku kata Sukuh (Obyek wisata budaya berupa candi hindu

yang berada di wilayah Kecamatan Ngargoyoso); Tho (Obyek wisata

budaya berupa candi hindu yang berada di wilayah Kecamatan Jenawi);

Ma (Kecamatan Tawangmangu dengan potensi produksi pertanian dan

obyek wisata alam); Dan (Kecamatan karangpandan yang terletak pada

simpul akses); Sih ( Kecamatan Matesih dengan potensi produksi

pertanian holtikultura buah-buahan). Dengan demikian Kawasan Agropolitan Kabupaten Karanganyar meliputi 5 Kecamatan yakni kecamatan Ngargoyoso, Jenawi, Tawangmangu, Karangpandan dan Matesih. Batas administratif wilayah Kawasan Suthomadansih sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Sragen

Sebelah Selatan : Kecamatan Karanganyar

Sebelah Barat : Kecamatan Jumantono dan Jatiyoso

Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur

Luas wilayah Kawasan agropolitan adalah 25.1840,941 Ha terdiri dari 5 Kecamatan dengan 48 Desa/Kelurahan. Kecamatan Paling luas

commit to user

42

adalah Tawangmangu, kecamatan terluas setelah Tawangmangu adalah Kecamatan Ngargoyoso. Sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Matesih (Monografi Kabupaten Karanganyar).

Kecamatan Ngargoyoso merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Jarak dari ibukota kabupaten 20,5 km arah Timur Laut. Luas wilayah Kecamatan Ngargoyoso adalah 65,34 km2 dengan ketinggihan rata-rata 880 m diatas permukaan laut. Batas wilayah Kecamatan Ngargoyoso :

Sebelah Utara : Kecamatan Jenawi

Sebelah Selatan : Kecamatan Karangpandan

Sebelah Barat : Kecamatan Mojogedang

Sebelah Timur : Kecamatan Tawangmangu

Luas wilayah Kecamatan Ngargoyoso adalah 6.553,942 Ha, yang terdiri dari luas tanah sawah 689,952 Ha dan luas tanah kering 5.843,990 Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 17,740 Ha, 1/2 teknis 199,951 Ha, sederhana 473,261 Ha dan tadah hujan 0,00 Ha. Sementara itu luas tanah untuk pekarangan/bangunan 836,037 Ha, luas untuk tegalan/kebun 1.272,248 Ha. Di Kecamatan Ngargoyoso terdapat hutan negara seluas 2.775,980 Ha dan perkebunan seluas 784,680 Ha (Monografi Kecamatan Ngargoyoso).

Dokumen terkait