• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

H. Teknis Analisis Data

3. Teknik Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2008, hlm. 8) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal, yaitu peluang dan ancaman.

Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.

a. Matriks IFE (Internal Factors Evaluation)

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal Jatiluhur

Water World (JWW) berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dianggap penting. Data dan informasi aspek internal Jatiluhur Water World (JWW dapat digali dari beberapa fungsional Jatiluhur Water World (JWW). Berikut ini tahapan kerja matriks IFE :

1) Buatlah daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha untuk aspek internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan bagi Jatiluhur Water World (JWW).

36

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1. Nilai bobot dinilai dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

3) Beri (rating nilai) 1 sampai 4 masing-masing faktor yang memiliki nilai:

4=jawaban sangat kuat. 3=jawaban kuat. 2=jawaban lemah. 1=jawaban sangat lemah.

4) Kalikan antara bobot dengan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya.

5) Jumlahkan skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal Jatiluhur Water World (JWW) adalah lemah, sedangkan apabila nilainya diatas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0

Tabel 3.10 Matriks IFE

Key Internal Factors Bobot Rating Skor

Kekuatan -

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu -

Kelemahan -

-

Total 1,00

(Sumber :Diktat Kuliah Strategi Pengembangan& Pengelolaan, 2009)

b. Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Matriks EFE dibuat untuk menilai respon Jatiluhur Water World (JWW) terhadap kondisi eksternalnya. Nilai matriks ini kemudian akan dimasukkan ke dalam Matriks Internal-Eksternal (Matriks IE) untuk mengetahui posisi Jatiluhur

Water World (JWW). Terdapat lima langkah dalam mengembangkan matriks

EFE:

1) Buat daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit eksternal yang mencangkup peluang dan ancaman bagi Jatiluhur Water

World (JWW).

2) Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar berhasil dalam industri tersebut. Peluang sering mendapat bobot lebih besar ketimbang ancaman, tetapi ancaman dapat juga menerima bobot tinggi bila berat atau mengancam. Bobot yang wajar dapat ditentukan dengan membandingkan pesaing yang sukses dengan yang gagal atau dengan mendiskusikan faktor tersebut dan mencampai konsensus kelompok. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor di atas harus sama dengan 1,0.

3) Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk menunjukkan seberapa efektif strategi Kawah Kamojang saat ini menjawab faktor ini, dengan catatan :

4=jawaban sangat kuat. 3=jawaban kuat. 2=jawaban lemah.

38

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1=jawaban sangat lemah.

Peringkat/rating didasarkan pada efektivitas strategi Jatiluhur Water

World (JWW). Peringkat didasarkan pada keadaan Jatiluhur Water World

(JWW), sedangkan bobot dalam Langkah 2 didasarkan pada industri. 4) Kalikan setiap bobot dengan peringkat/rating untuk menentukan nilai yang

dibobot.

5) Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai yang dibobot total bagi Jatiluhur Water World (JWW).

Tabel 3.11 Matriks EFE

Key External Factors Bobot Rating Skor

Peluang - - Ancaman - - Total 1,00

(Sumber :Diktat Kuliah Strategi Pengembangan & Pengelolaan, 2009)

Tanpa memperdulikan jumlah peluang dan ancaman kunci yang dimasukkan dalam Matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan yang teredah adalah 1,0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Jumlah nilai yang dibobot sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa Jatiluhur Water

World (JWW) memberi jawaban dengan cara yang luar biasa pada peluang dan

ancaman yang ada dalam industrinya. Jumlah nilai sama dengan 1,0 menunjukkan bahwa strategi Jatiluhur Water World (JWW) memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman eksternal.

c. Positioning Kuadran SWOT

Dari matriks IFE dapat diketahui posisi sumbu X dengan rumus sebagai berikut :

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X = Total Kekuatan – Total Kelemahan

Sedangkan dari matriks EFE dapat diketahui posisi sumbu Y dengan rumus sebagai berikut

Y = Total Peluang – Total Ancaman

Berdasarkan matriks IFE dan EFE tersebut dapat diketahui posisi sumbu X dan posisi sumbu Y yang menentukan posisi di kuadran SWOT dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut

Peluang (Opportunity) O

Kelemahan (Weakness) Kekuatan (Strength) Kuadran II Kuadran I

(-,+)Ubah Strategi (+,+)Progresif

W S

Kuadran IV Kuadran III

(-,-)Strategi Bertahan (+,-)Diversifikasi Strategi T

Ancaman (Threath)

Sumber: Pearce dan Robinson, (1997, hlm. 20)

Gambar 3.2 Posisi dalam Kuadran SWOT 1) Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

2) Kuadran II (positif , negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi artinya organisasi dalam kondisi mantap namun

40

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

3) Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

4) Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

d. Matriks SWOT / TOWS

Matriks SWOT/TOWS adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini memiliki 4 buah strategi, yaitu :

1) Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan internal untuk dapat menarik keuntungan dari peluang eksternal. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Tatkala sebuah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi WO adalah strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut 3) Strategi ST (Strength-Treath)

Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan sebuah perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkaran eksternal.

4) Strategi WT (Weakness-Treath)

Strategi WT adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Untuk lebih jelas, berikut ini adalah delapan tahap bagaimana penentuan strategi dibangun melalui matriks TOWS/SWOT. Tahapan yang dimaksud adalah :

1) Buat daftar peluang dan ancaman eksternal perusahaan, masukkan ke dalam tabel EFE (External Factors Evaluation)

2) Buat daftar kekuatan dan kelemahan kunci internal perusahaan, masukkan ke dalam tabel IFE (Internal Factors Evaluation)

3) Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi SO.

4) Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.

5) Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.

6) Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.

42

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.12

Matriks Analisis SWOT EFE IFE Strength ( Kekuatan ) Weakness ( Kelemahan ) Opportunity

( Peluang ) S-O Startegy W-O Strategy

Threat

( Ancaman ) S-T Strategy W-T Strategy

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik simpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Jatiluhur Water World (JWW) serta data-data dari narasumber yang membantu penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Jatiluhur Water World (JWW) dapat menjadi atraksi wisata unggulan yang dimiliki Perum Jasa Tirta II, serta menjadi pilihan para calon wisatawan untuk berwisata memanfaatkan waktu liburan yang singkat seperti libur akhir pekan. Grama tirta ataupun Jatiluhur Water

World (JWW) lokasinya sangat strategis berada diantara dua kota besar di

Indonesia yaitu DKI Jakarta dan Kota Bandung serta akses menuju lokasinya sangat mudah karena adanya tol Cipularang. Water Park pada saat ini di Indonesia sedang menjadi trend, fasilitas yang dimiliki oleh Jatiluhur Water

World (JWW) secara umum sudah baik akan tetapi diperlukan pengembangan

fasilitas agar wisatawan tidak merasa jenuh dengan fasilitas yang ada.

2. Berdasarkan pada hasil dari data dari observasi dan wawancara peneliti kepada pengelola maka dapat disimpulkan Faktor Internal yang terdapat di Jatiluhur Water World (JWW) yaitu :

a. Kekuatan (Strenght)

1) Pengelola profesional (SDM) 2) Harga tiket murah

3) Sumber daya alam menunjang b. Kelemahan (Weakness)

1) Pengembangan dan pengelolaan fasilitas 2) Promosi

Sedangkan Faktor Eksternal yang terdapat di Jatiluhur Water World (JWW) yaitu :

111

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Penambahan jumlah kunjungan

2) Mencari investor baru

3) Bekerjasama dengan pihak luar b. Ancaman (Threats)

1) Munculnya saingan serupa

2) Meningkatnya kecelakaan pengunjung 3) Timbulnya penyakit

4) Penurunan jumlah wisatawan

3. Hasil pembobotan IFE dan EFE berdasarkan faktor internal dan eksternal yang ada menjadi diagram SWOT yang mempunyai nilai X: 0,65 dan Y: -0,3. Dari hasil diagram SWOT tersebut menunjukan bahwa strategi yang pas adalah diversifikasi atau membagi kekuatan yang ada untuk dapat menghadapi ancaman atau tantangan yang akan timbul. Strategi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengembangan fasilitas yang ada di Jatiluhur Water World (JWW), berupa perbaikan fasilitas atau penambahan fasilitas yang belum ada.

b. Menambahkan atraksi wisata yang ada di Kawasan Jatiluhur Water World (JWW), dengan memanfaatkan potensi yang ada.

c. Pengelola dapat bekerja sama dengan para investor yang berminat untuk mengembangkan Jatiluhur Water World (JWW) kearah yang lebih baik lagi.

d. Pengelola harus meningkatkan maintenance fasilitas.

e. Kebersihan dan kerapihan area Jatiluhur Water World (JWW) lebih diperhatikan.

f. Kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Purwakarta harus lebih ditingkatkan.

g. Mempersilahkan bagi akademisi atau mahasiswa yang ingin melakukan penelitian di Jatiluhur Water World (JWW).

h. Promosi lebih gencar lagi di lakukan oleh pengelola Jatiluhur Water World (JWW) dengan memanfaatkan berbagai media yang ada.

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Rekomendasi

Berdasarkan simpulan diatas dapat diketahui bahwa kebutuhan dan ketersedian fasilitas Jatiluhur Water World (JWW) belum sepenuhnya sesuai dengan standar kesesuaian fasilitas yang ada. akan tetapi kesesuaian bangunan dan lahan oleh manajemen lebih yang diutamakan. Adapun rekomendasinya sebagai berikut :

1. Konsistensi jadwal kunjungan, pada saat ini Jatiluhur Water World (JWW) dibuka untuk umum hanya dari hari jumat sampai hari minggu yang dibuka untuk umum. Harusnya Jatiluhur Water World (JWW) buka setiap hari, dikhawatirkan pengunjung umum yang ingin berkunjung ke Jatiluhur Water

World (JWW) pada hari senin sampai dengan kamis tidak bisa masuk ke

Jatiluhur Water World (JWW).

2. Fasilitas umum yang harus pengelola diperbaiki yaitu:

a. Perbaikan terhadap toilet umum dengan renovasi ulang agar terlihat lebih modern dengan cara penggantian pintu, keramik untuk lantai dan bak mandi, dan menyediakan tempat sampah. Selain melakukan perbaikan, juga diperlukan adanya pemeliharaan dengan cara menjadwalkan secara rutin untuk menjaga kebersihan toilet umum dengan cara membersihkan air dalam bak mandi secara rutin agar tidak muncul jentik, membersihkan area lantai, closet, dan mengecek tempat sampah yang terdapat didalam toilet.

b. Kebersihan kolam taman dan taman harus lebih diperhatikan karena pada saat peneliti datang kolam taman dan taman terlihat tidak bersih dan rapi. Banyaknya sisa pembangunan besi-besi disimpan di taman kurang enak jika dipandang seharusnya dapat ditempatkan ditempat yang khusus. c. Perbaikan loket tiket dan harusnya dibangunnya ruang khusus petugas

keamanan yang layak menurut peneliti harus segera diperbaiki pada saat terjadi lonjakan pengunjung loket tiket sekarang mungkin akan membuat antrian menuju loket tiket akan mengalami masalah. Serta ruang petugas keamanan kurang diperhatikan petugas keamanan tidak mempunyai

113

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ruangan khusus akan tetapi hanya meja dan kursi saja yang disediakan manajemen.

d. Perbankan dan ATM tidak ada di sekitar Jatiluhur Water World (JWW). Akan lebih baik jika Perbankan dan ATM disediakan untuk memudahkan pengunjung jika memerlukan perbankan dan ATM.

3. Fasilias wisata yang pengelola harus diperbaiki yaitu :

a. Kebersihan air kolam renang harusnya sering dibersihkan dan sirkulasi air kolam berfungsi dengan baik, jika jarangnya air dibersihkan maka sumber penyakit dari air kolam akan berdampak kepada pengunjung.

b. Perlengkapan Renang dan perlengkapan atraksi wisata air harus ditambahkan seperti penyewaan atau penjualan alat-alat renang harusnya ditambahkan dan diperbanyak.

c. Maintenance fasilitas wisata air seperti ember tumpah, water slides dan

lainya harus sesering mungkin diadakan maintenance ini dapat menurunkan resiko rusaknya fasilitas wisata air dan kecelakaan yang dialami pengunjung yang datang.

4. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan di Jatiluhur Water World (JWW) yang saat ini mengalami penurunan jumlah kunjungan setiap tahunnya dari mulai tahun 2012 – 2014, maka perlu di adakan event rutin. Adapun jenis

event yang dapat diselenggarakan seperti acara berenang dengan live musik,

perlombaan renang untuk berbagai kategori dan event-event lainnya.

5. Aspek lain yang belum diteliti dalam penelitian ini adalah kajian kepuasan pengunjung. Untuk dapat meningkatkan kepuasan berkunjung ke Jatiluhur

Water World (JWW) maka aspek tersebut dapat menjadi kajian dalam

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alma, Buchari. (2005). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi, Bandung : CV Alfabeta

Ahyari, Agus. (2002). Manajemen Produksi dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta : BPFE.

Ashari dan Purbayu Budi Santoso. (2005). Analisis Statistic Dengan Microsoft

Excel Dan SPSS. Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Edisi Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.

Blanchard, Benjamin S. (1980). “Maintainability: A kay to effective service ability and maintenance management”. Wiley Series

Ernst Neufert. (1994). Architect’S Data : Candra ria.

Ghozali, Imam. ( 2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Inskeep, Edward. (1991). Tourism Planning: An Integrated and sustainable

Approach. Van Nostrand Reinhold. New York, Inc.

International Association of Amusement Parks and Attractions (IAAPA). Lancaster, Roger. (1983). Recreation, Park and Open Space Standards, and

Guidelines, New York : A National Recreatin and Park Association

Publication.

Marpaung, Happy. (2002). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta Musanef. (1996). Manajemaen Kepegawaian di Indonesia. Jilid I. Jakarta :

PT.Toko Gunung Agung

Pitana, I Gde (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : CV Andi Offset. Pratt, Henry. (1994). Dictionary of Sociology, Philosophical library. New York. Rangkuti, Freddy. (2008). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.

115

Rhandi Rhiswandi, 2015

STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sofyan, Assauri. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : Lembaga Fakultas Ekonomi UI.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinas Cet. 1. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suwantoro, Gamal. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : ANDI.

Umar, Husein (2010). Desain penelitian manajemen strategik : Cara mudah

meneliti masalah-masalah manajemen strategik untuk skripsi, tesis dan praktik bisnis. Jakarta : Rajawali Pers.

Undang – Undang Nomor. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. Yoeti, Oka A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.

Sumber dari Internet :

http://www.wikipedia.com [Online] diakses pada 12 Maret 2015. http://www.jatiluhur.info [Online] diakses pada 11 Maret 2015.

Titin Wulan. (2013), Jalan-Jalan Main Air di Jatiluhur Water World [Online]. Tersedia di https://titinwulan.wordpress.com/2013/09/26/main-air-di-jatiluhur-water-world diakses pada 3 Maret 2015

http://konsultan-waterpark.blogspot.com [Online] diakses pada 12 November 2015.

Dokumen terkait