• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Teknik Aseptik – Antiseptik Di Kamar Bedah

Teknik aseptik kamar bedah adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan atau bahan-bahan dengan cara menghambat atau menghancurkan tumbuhnya organisme dalam jaringan. Tujuan penerapan teknik aseptik di kamar bedah yaitu:33

1. Mencegah penyebaran bakteri dalam kamar bedah. 2. Membunuh kuman-kuman/mikroorganisme.

3. Mencegah timbulnya infeksi luka operasi.

2.9.1 Prinsip Aseptik Dan Antiseptik

Prinsip aseptik dan antiseptik harus selalu dilaksanakan secara terus menerus oleh anggota tim kamar bedah dan segera bertindak jika ada indikasi terjadinya kontaminasi. Dalam upaya menerapkan teknik aseptik dan antiseptik di kamar bedah, harus ditaati beberapa ketentuan sebagai berikut:33

1. Daerah steril harus tegas batasnya. 2. Daerah operasi harus dijaga sterilitasnya.

3. Semua kasus pembedahan harus dijaga dicegah terjadinya kontaminasi. 4. Lingkungan kamar bedah harus selalu dalam keadaan bersih.

5. Tim bedah dan pasien yang ada di kamar bedah tidak menjadi sumber kontaminasi.

Untuk mempertahankan sterilitas kamar bedah harus diperhatikan tiga aspek yang meliputi:33

a) Lingkungan33

Lingkungan kamar bedah harus dalam keadaan bersih dan siap pakai:

1. Alas kaki petugas harus dibedakan untuk kamar bedah, kamar kecil, serta kegiatan di luar kamar bedah.

2. Pintu kamar bedah harus selalu dalam keadaan tertutup serta batasi lalu lintas/keluar masuk petugas.

3. Membuat jadwal pembersihan rutin kamar bedah dan dilaksanakan dengan disiplin dan cermat.

4. Lakukan uji mikrobiologi secara rutin, minimal dua bulan sekali terhadap kamar bedah (apabila melebihi lima koloni maka diadakan pembongkaran dan pembersihan ruangan), alat-alat, air, debu. Sedangkan untuk pegawai dilakukan uji kesehatan secara periodik minimal enam bulan sekali.

5. Air yang dipakai harus memenuhi syarat, yaitu bebas kuman dan partikel.

6. Pengontrolan debu.

Untuk mencegah debu berterbangan dan udara luar tidak masuk ke dalam kamar bedah maka:33

a. Tidak boleh meletakkan alat operasi tepat di depan lubang pembuangan udara (return grille).

b. Memasang filter pada sistem ventilasi untuk membatasi masuknya debu.

c. Membersihkan alat dan ruangan secara teratur setiap hari.

b) Petugas33

Semua petugas yang masuk kamar bedah harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam penerapan teknik aseptik hanya tim bedah steril yang boleh berada di daerah steril di kamar bedah,

2. Mentaati batasan tegas tiga area di kamar bedah, 3. Harus memakai baju khusus, topi, dan masker,

4. Ahli anestesi dan perawat sirkuler tidak diperbolehkan melintas di depan tim bedah yang sudah memakai baju steril,

5. Tim bedah steril harus melakukan prosedur pemakaian topi, masker, cuci tangan, pemakaian jas steril dan drapping.

c) Pasien33

Pasien yang akan mengalami tindakan pembedahan, pada daerah pembedahannya wajib terbebas dari debu, mikroorganisme dan minyak yang menempel di kulit, guna menekan seminimal mungkin bahaya infeksi akibat sayatan kulit.

2.9.2 Aseptik - Septik Di Kamar Bedah

Istilah asepsis digunakan untuk menunjukkan suatu usaha atau tindakan yang membuat instrumen-instrumen, semua peralatan dan linen yang berhubungan dengan tindakan operasi bebas dari bakteri, virus, spora, dan fungi. Keadaan inilah yang disebut dengan steril.33

Sebaliknya, istilah septik adalah keadaan dimana bakteri, virus, spora, dan fungi masuk kamar bedah, baik melalui personal, penderita atau alat-alat yang tidak memenuhi syarat seperti alat yang kotor.33

a. Sebelum operasi

Pintu asepsis adalah pintu kebersihan, karena kebersihan termasuk dasar asepsis dan kotor merupakan pintu untuk sepsis. Menurut Sugeng Suryanto, prinsip kamar bedah adalah kebersihan 60%, desinfeksi 20%, dan sterilisasi 20%. Di kamar bedah yang kotor tidak akan mungkin dilakukan operasi yang aseptik, walaupun telah menggunakan obat desinfektan. Kebersihan mulai pada individu sendiri dan kerapian pribadi. Untuk itu perlu diperhatikan pada:33

1. Ruang ganti untuk wanita dan pria, 2. Kamar mandi,

3. Ruang istirahat,

4. Sandal, pakaian, topi dan masker, 5. Instrumen, alat-alat operasi dan linen.

Di ruang ganti wanita dan pria semua harus diatur rapi:33

1. Terdapatnya rak untuk sepatu dari luar yang terpisah dari sandal kamar bedah 2. Terdapatnya rak di mana baju untuk kamar operasi diatur menurut ukuran masing-masing dalam satu set yang terdiri dari hem, celana, kap, dan masker. 3. Baju pribadi dipisahkan dengan baju kamar bedah. Perlu diperhatikan bahwa

tidak boleh ada kontak antara baju pribadi dengan baju kamar bedah. Apabila tidak konsekuen maka membuka pintu pertama untuk sepsis.

4. Perlu diperhatikan kebersihan kamar mandi. Lantai kamar mandi harus kering dan tidak ada bau. Apabila lantai basah maka membuka pintu kedua untuk bakteri yang akan masuk di kamar mandi.

5. Makanan harus disupply oleh dapur rumah sakit bukan oleh orang yang datang dari luar karena apabila hal tersebut dilakukan maka akan membuka pintu ketiga bakteri yang masuk ke kamar bedah.

6. Apabila sudah masuk kamar bedah maka tidak diperbolehkan berhubungan dengan orang-orang di luar kamar bedah. Kecuali terpaksa harus keluar, maka prosedur mulai pertama ganti baju harus diulang kembali. Apabila lalai, maka pintu keempat terbuka lebar untuk bakteri yang akan masuk ke kamar bedah.

7. Di kamar bedah semua mabel dan peralatan harus serba bersih, bebas dari debu, dan dalam keadaan siap pakai. Hindari meletakkan aksesoris dari meja operasi, tromol steril, dan apa saja di lantai kamar bedah. Semua harus diletakkan di atas trolley, apabila tidak dilakukan makan pintu ke lima untuk bakteri sudah dibuka lebar.

8. Para dokter dan perawat sering duduk di lantai. Meskipun terlihat bersih, lantai adalah tempat paling kotor. Seseorang melepaskan kotoran bila bangun dan akan membuka pintu sepsis yang keenam.

9. Pada waktu operasi hindari gerakan-gerakan yang tidak diperlukan. Menjaga jarak antara steril dengan para ahli bedah. Berbicara seperlunya dan jaga agar pintu-pintu selalu ditutup dengan benar.

10. Semua instrumen, linen operasi, dan alat-alat harus dalam keadaan bersih, utuh, steril, dan siap pakai. Baju operasi harus lengkap dengan tali atau kancing yang ditutup rapi, steril dari depan dan belakang. Kain untuk operasi harus lengkap, bersih dan tanpa noda. Instrumen-instrumen diatur rapi per set dalam keadaan bersih dan steril.

b. Setelah operasi

1. Kamar bedah dibersihkan setelah operasi, 2. Kamar bedah dibersihkan sehari setelah operasi, 3. Membersihkan kamar bedah sekali dalam seminggu,

4. Secara teratur melakukan uji mikrobiologi di setiap kamar bedah. Mulai dari meja operasi, meja mayo, meja isntrumen dan pesawat anestesi,

5. Setelah operasi, setiap perawat harus membersihkan bagiannya masing-masing, yaitu:

1. Scrub nurse membersihkan alat-alat operasi.

2. Perawat anestesi membersihkan pesawat anestesi dengan perlengkapannya seperti tube, suction, dan kateter.

3. Perawat sirkulasi membersihkan benang, trolley, dan meja instrumen serta menjaga agar ruang dibersihkan kembali dengan baik.

Dokumen terkait