• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah memberikan angket kepada subjek penelitian. Menurut Sugiono (2012) angket merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden dengan beberapa alternatif jawaban yang sudah disediakan. Penggunaan angket dalam penelitian ini dimaksudkan karena dengan menggunakan angket, dapat mengungkap data yang bersifat faktual atau yang dianggap fakta dan kebenarannya hanya diketahui oleh subjek penelitian.

2. Instrumen pengumpulan data

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat konsep diri positif yang dimiliki oleh subjek adalah dengan menggunakanTennessee Self concept Scale (TSCS) yang dikembangkan oleh William H. Fitts pada tahun 1965 dan telah diadaptasi dan dikembangkan oleh Sri Rahayu Partosuwido, dkk di Indonesia pada tahun 1979, dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.Tennessee Self concept Scale(TSCS) adalah sebuah alat untuk mengukur konsep diri secara umum yang berada dalam rentang usia 12 tahun ke atas. Alat ukur Tennessee Self Concept Scale (TSCS) ini dapat diberikan secara individual maupun kelompok. Peneliti juga telah memodifikasi alat ini dengan alasan ada beberapa pernyataan yang menggunakan kata “tidak”, namun tidak mengubah arti dari setiap pernyataan. Alat ukur Tennessee Self Concept Scale (TSCS) terdiri dari 100 item pernyataan, dengan 90 item pernyataan digunakan untuk mengukur tingkat konsep diri positif yang dimiliki oleh seseorang, dan 10 item pernyataan digunakan untuk mengukur tingkat derajat keterbukaan untuk mengakui dan

menerima kritik terhadap dirinya (kritik diri) yang diperoleh berdasarkan skala L dariMinnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI). Item-item yang berjumlah 90 pernyataan dalam alat ini digunakan untuk mengukur tingkat konsep diri positif seseorang yang merupakan kombinasi dari dua dimensional meliputi satu subself dari dimensi (identity, judging, dan behavioral) serta satu subself dari dimensieksternal (physical, moral-ethical, personal, family, dan social). Dengan demikian pernyataan dari TCSC berjumlah 100 buah. Dari gabungan kedua dimensi tersebut didapatkan 15 kombinasi yang masing-masing diwakili oleh 6 butir item. Kombinasi- kombinasi tersebut adalah sebagau berikut:

Tabel 1

Kombinasi Subdimensi-subdimensi dalam Konsep Diri

Eksternal Internal Eksternal Internal Eksternal Internal Physical - Identity Moral- - Identity ethical Personal - Identity Family - Identity Social - Identity Physical - Identity Moral- - Identity ethical Personal - Identity Family - Identity Social - Identity Physical - Identity Moral- - Identity ethical Personal - Identity Family - Identity Social - Identity Skor kritik diri yang diperoleh dari 10 item pernyataan kritik diri menunjukan tingkat defensiveness seseorang atau bagaimana ia berusaha untuk memunculkan kesan yang baik tentang dirinya. 10 item kritik diri ini berupa pernyataan-pernyataan yang pada kebanyakan orang akan diterima sebagai suatu kebenaran. Apabila skor kritik diri rendah, maka sejalan dengan

adanya tingkat defensive yang tinggi. Berdasarkan perhitungan persentil, maka skor kritik diri yang optimal adalah antara persentil 50% dan persentil 99%.

Setiap item memiliki alternatif jawaban yang menunjukkan derajat kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan diri subjek. Alternatif jawaban terdiri atas 5 pilihan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Pasti (TP), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Penilaian pada masing-masing jawaban responden dilakukan sebagai berikut:

Tabel 2

Norma Skor dalamTennesse Self Concept Scale Item Positif (+) Item Negatif (-)

Jawaban Skor Jawaban Skor

SS 5 SS 1 S 4 S 2 TP 3 TP 3 TS 2 TS 4 STS 1 STS 5 Keterangan: SS : Sangat Sesuai S : Sesuai TP : Tidak Pasti TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Skor total yang diperoleh subjek dari 90 item merupakan nilai konsep diri dari subjek tersebut. Skor total menunjukkan tingkat konsep diri yang

dimiliki oleh subjek yang berarti semakin tinggi skornya, maka semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh subjek. Skor konsep diri ini juga harus diimbangi dengan perolehan skor untuk kritik diri. Subjek yang memperoleh skor kritik diri di bawah nilai persentil 50% atau dibawah skor 25 maka tidak akan dilihat atau digunakan dalam penelitian, sebab jika skor kritik diri di bawah persentil 50% atau di bawah skor 25, maka sudah dipastikan subjek yang bersangkutan memiliki tingkat devensiveness yang tinggi atau dengan kata lain subjek berusaha untuk memunculkan kesan baik mengenai dirinya.

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan tidak melakukan uji coba terlebih dahulu dan langsung menggunakan item-item yang valid sebagai data penelitian, dengan alasan instrumen yang digunakan telah diuji validitas dan reliabilitasnya oleh tim dari Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada pada Tahun 1979. Selanjutnya instrumen ini sudah layak untuk mengungkap konsep diri seseorang dan sudah dilakukan untuk beberapa penelitian skripsi, diantaranya oleh Amaliah pada tahun 2012 (Universitas Indonesia), Beta Adistiana Pradnya pada tahun 2008 (Unika Atma Jaya), dan beberapa penelitian lainnya.

Tabel 3

Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Positif (Tennesse Self Concept Scale)

Variabel Dimensi Internal

Konsep

Diri Positif Identitas Penerimaan TingkahLaku Dimensi Eksternal Fisik (+) : 1,2,3(-) : 4,5,6 (+) : 7,8,9(-) : 10,11,12 (+) : 13,14,15(-) : 16,17,18 Moral- Etik (+) : 19,20,21(-) : 22,23,24, (+) : 25,26,27(-) : 28,29,30 (+) : 31,32,33(-) : 34,35,36 Personal (+) : 37,38,39 (-) : 40,41,42 (+) : 43,44,45(-) : 46,47,48 (+) : 49,50,51(-) : 52,53,54 Keluarga (+) : 55,56,57 (-) : 58,59,60 (+) : 61,62,63(-) : 64,65,66 (+) : 67,68,69(-) : 70,71,72 Sosial (+) : 73,74,75 (-) : 76, 77,78 (+) : 79,80,81(-) : 82,83,84 (+) : 85.86,87(-) : 88,89,90 Kritik Diri (-) 91,92,93,94,95,96,97,98,99,100 F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Sebuah alat ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika bisa memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan dilakukannya pengukuran tersebut sebaliknya bila menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai alat yang memiliki validitas rendah. Alat ukur yang valid tidak hanya sekedar bisa mengungkapkan data yang tepat, tetapi juga harus memberikan sebuah gambaran yang baik dan cermat mengenai data yang bersangkutan (Azwar, 2009).

Meskipun alat yang digunakan dalam penelitian ini telah di uji validitasnya oleh Sri Rahayu Partosuwido, dkk dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Momentdan menunjukkan bahwa semua item pada alat ukur TSCS valid, peneliti tetap melakukan validitas ulang dengan pertimbingan perbedaan responden. Uji validitas alat yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan validitas konstruk. Validitas konstruk merupakan validitas yang menunjukkan seberapa jauh suatu tes mengukur sifat atau bangun pengertian (construct) tertentu (Furchan, 2004:301).

Selanjutnya langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menguji keabsahan item dengan cara menganalisis setiap butir item dengan mengkorelasikan skor item X dengan skor total seluruh item Y yang diperoleh dari setiap responden dengan syarat r = 0,3, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid atau gugur. Perhitungan validitas ini menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson(Masidjo, 1995) sebagai berikut:

=

∑ (∑ )(∑ )

[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]

Ketertangan:

n = Jumlah responden X = Skor Variabel Y = Skor total variabel

Tabel 4

Hasil Analisis uji Validitas Item

Variabel Aspek-aspek Item Item yang

Gugur Konsep Diri Positif Dimensi Internal 1. Identitas (-) : 4,5,6,22,23,24,40,41,42,58, 59,60,76,77,78 4 2. Penerimaan (-) : 10,11,12,28, 29,30,46,47,48,64, 65,66,82,83,84 11,12,29,64, 65, 66,82 3. Tingkah Laku (-) :16,17,18,34,35,36, 52,53,54, 70,71,72, 88,89,90 17,18,88,89 Dimensi Eksternal 1. Fisik (+) : 1,2,3,7,8,9,13,14,15 7,8,9 2. Moral-Etik (+) : 19,20,21,25, 26,27,31,32,33 31,33 3. Personal (+) : 37,38,39,43, 44,45,49,50,51 37,38,44,45,50,51 4. Keluarga (+) : 55,56,57,61, 62,63,67,68,69 67 5. Sosial (+) : 73,74,75,79, 80, 81,85,86,87 74,85,86,87 6. Kritik Diri (-) : 91,92,93,94, 95,96,97,98,99,100 91,96,97,99 Jumlah 100

Tabel 5

Hasil Analisis Uji Validitas Item per Aspek Variabel Aspek-aspek Jumlah Item

yang Valid Jumlah Itemyang Gugur Konsep

Diri Positif DimensiInternal 1. Identitas2. Penerimaan 148 17

3. Tingkah Laku 11 4

Dimensi

Eksternal 1. Fisik2. Moral-Etik 67 32

3. Personal 3 6

4. Keluarga 8 1

5. Sosial 5 4

6. Kritik Diri 6 4

Jumlah 68 32

Berdasarkan hasil analisis uji validitas item di atas, dari 100 item pernyataan terdapat 68 item yang memiliki nilai minimal di atas 0,3 dan dapat dikatakan valid. Terdapat 32 item yang memiliki nilai minimal dibawah 0,3 yang berarti item-item tersebut dinyatakan cacat/gugur itu artinya item tersebut tidak digunakan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya yang artinya sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama (Azwar, 2001). Taraf reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien reliabilitas atau rtt.

Koefisien reliabilitas suatu alat ukur berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 menandakan semakin reliabelnya instrumen yang digunakan, sebaliknya

koefisien reliabilitas yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknikalpa crombach untuk menguji reliabilitas dari alat ukur TSCS dengan rumus sebagai berikut:

σ =

2[1 −

₁ ₂ ² ²

]

Keterangan:

₁ dan

₂ ²

= Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

Dokumen terkait