• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep diri mahasiswa : studi deskriptif pada mahasiawa angkatan 2015/2016 program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep diri mahasiswa : studi deskriptif pada mahasiawa angkatan 2015/2016 program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KONSEP DIRI MAHASISWA

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Angkatan 2015/2016

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan)

Annisa Devy Anggraini Universitas Sanata Dharma

2016

Tujuan penelitian ini: (1) Mengetahui seberapa tinggi konsep diri positif yang dimiliki oleh mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016, (2) Mengusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 berdasarkan analisis butir-butir item konsep diri yang memiliki skor item terendah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Instrumen penelitian ini adalah angket yang diadopsi dari Tennessee Self Concept Scale (TSCS) yang dikembangkan oleh William H. Fitts pada tahun 1965 dan telah diadaptasi dan dikembangkan oleh Sri Rahayu Partosuwido, dkk di Indonesia pada tahun 1979, dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 dengan jumlah 52 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggolongan konsep diri positif ke dalam lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah berdasarkan distribusi normal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 15 mahasiswa (28,8%) memiliki konsep diri positif yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, dan 30 (57,6%) mahasiswa memiliki konsep diri positif yang termasuk dalam kategori tinggi, dan ada 7 mahasiswa (13,4%) memiliki konsep diri positif yang termasuk dalam kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsep diri positif mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 tinggi. Berdasarkan skor item terendah, diusulkan 2 topik-topik bimbingan untuk meningkatkan konsep diri positif mahasiswa. Topik-topik tersebut adalah: mengelola emosi dan manajemen waktu.

(2)

ABSTRACT

STUDENTS SELF-CONCEPT

(Descriptive Study in 2015-2016 Academic Year Students of Guidance and Counseling Study Program in Sanata Dharma University

and Its Implication to the Guidance Topics Proposed) Annisa Devy Anggraini

Sanata Dharma University 2016

The purposes of this study are: (1) To knowing how high a positive self-concept of the second semester students of Guidance and Counseling Program Sanata Dharma 2015/2016 academic year, (2) To propose appropriate guiding topics for the second semester students of Guidance and Counseling study program in Sanata Dharma in 2015/2016 academic year based on the analysis of the self-concept points item that have lowest scores.

This research is a quantitative research. The research instrument was a questionnaire that was adopted from the Tennessee Self Concept Scale (TSCS) developed by William H. Fitts in 1965 and has been adapted and developed by Sri Rahayu Partosuwido, et al in Indonesia in 1979, from the University of Gajah Mada, Yogyakarta. The subjects were all students of the second semester of the Guidance and Counseling Program in Sanata Dharma in 2015/2016 academic year with the numbers are 52 people. Data analysis techniquest that used in this study was a positive self-concept classification devided into five categories: very high, high, average, low and very low based on the normal distribution.

(3)

KONSEP DIRI MAHASISWA

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Angkatan 2015/2016

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Annisa Devy Anggraini NIM: 121114056

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN MOTTO

“Man Jadda Wa Jadda”

(Barang Siapa Yang Bersungguh-Sungguh Akan Mendapatkannya)

”Pekerjaan Besar Tidak Dihasilkan Dari Kekuatan, Melainkan Oleh

Ketekunan”

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan bagi:

Sang maha pencipta Allah S.W.T karena atas izin dan kasih karunia-Nyalah maka

skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya

Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur

Yang telah membantu dalam hal finansial sehingga saya bisa kuliah hingga selesai

Keluarga besar Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma

Orang tua tercinta

Bapak Suyono dan Ibu Sumarsih yang selalu memberikan doa terbaiknya,

semangat, serta dukungan

Adik-adik tersayang,

Dewi Indriani dan Farid Dzulfiqar yang selalu memberikan doa, perhatian, serta

semangat

Seluruh keluarga,

Ibu Martini, Om Tono, dan segenap keluarga

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

KONSEP DIRI MAHASISWA

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Angkatan 2015/2016

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan)

Annisa Devy Anggraini Universitas Sanata Dharma

2016

Tujuan penelitian ini: (1) Mengetahui seberapa tinggi konsep diri positif yang dimiliki oleh mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016, (2) Mengusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 berdasarkan analisis butir-butir item konsep diri yang memiliki skor item terendah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Instrumen penelitian ini adalah angket yang diadopsi dari Tennessee Self Concept Scale (TSCS) yang dikembangkan oleh William H. Fitts pada tahun 1965 dan telah diadaptasi dan dikembangkan oleh Sri Rahayu Partosuwido, dkk di Indonesia pada tahun 1979, dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 dengan jumlah 52 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggolongan konsep diri positif ke dalam lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah berdasarkan distribusi normal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 15 mahasiswa (28,8%) memiliki konsep diri positif yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, dan 30 (57,6%) mahasiswa memiliki konsep diri positif yang termasuk dalam kategori tinggi, dan ada 7 mahasiswa (13,4%) memiliki konsep diri positif yang termasuk dalam kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsep diri positif mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 tinggi. Berdasarkan skor item terendah, diusulkan 2 topik-topik bimbingan untuk meningkatkan konsep diri positif mahasiswa. Topik-topik tersebut adalah: mengelola emosi dan manajemen waktu.

(11)

ix ABSTRACT

STUDENTS SELF-CONCEPT

(Descriptive Study in 2015-2016 Academic Year Students of Guidance and Counseling Study Program in Sanata Dharma University

and Its Implication to the Guidance Topics Proposed) Annisa Devy Anggraini

Sanata Dharma University 2016

The purposes of this study are: (1) To knowing how high a positive self-concept of the second semester students of Guidance and Counseling Program Sanata Dharma 2015/2016 academic year, (2) To propose appropriate guiding topics for the second semester students of Guidance and Counseling study program in Sanata Dharma in 2015/2016 academic year based on the analysis of the self-concept points item that have lowest scores.

This research is a quantitative research. The research instrument was a questionnaire that was adopted from the Tennessee Self Concept Scale (TSCS) developed by William H. Fitts in 1965 and has been adapted and developed by Sri Rahayu Partosuwido, et al in Indonesia in 1979, from the University of Gajah Mada, Yogyakarta. The subjects were all students of the second semester of the Guidance and Counseling Program in Sanata Dharma in 2015/2016 academic year with the numbers are 52 people. Data analysis techniquest that used in this study was a positive self-concept classification devided into five categories: very high, high, average, low and very low based on the normal distribution.

The results of this study showed that there are 15 students (28, 8%) have a positive self-concept belong in the very high category, and 30 (57, 6%) students have a positive self-concept belong in the high category, and there are 7 students (13, 4%) have a positive self-concept belong in the medium category. These results showed that a positive self-concept of the second semester students in Guidance and Counseling Program of Sanata Dharma in 2015/2016 academic year was high. Based on the lowest score item, proposed two topics guidance to increase positive self-concept of students. The topics are: managing emotions and time management.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “KONSEP DIRI MAHASISWA

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Angkatan 2015/2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan)”.

Segala upaya dilakukan untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini untuk memenuhi salah syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan, nasehat dan saran serta kerjasama dari berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari keterbatasan atau kekurangan, semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kemajuan pendidikan di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini, dengan tulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

(13)

xi

2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

4. Ibu Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu mendampingi, memberi arahan, saran, motivasi, serta kesabaran dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai hal selama peneliti kuliah.

6. Orang tua tercinta bapak Suyono dan Ibu Sumarsih yang selalu memberikan doa terbaiknya, semangat, serta dukungan.

7. Adik-adik tercinta, yakni Dewi Indriani dan Farid Dzulfiqar yang selalu memberikan doa, perhatian, serta semangat.

8. Sahabat-sahabat peneliti, yakni Clara Vania, Gesta Cahyaningtyas, Megawati, Laurensia P. Noviani, Christina Nilawati, Regina Caeli Shinta, Mellica P. Oktavia, dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan, semangat, motivasi, serta nasehat selama ini.

(14)
(15)

xiii

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Rumusan Masalah 5

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 6

G. Batasan Istilah Istilah 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9

A. Hakikat Konsep Diri 9

1. Pengertian Konsep Diri 9

2. Terbentuknya Konsep Diri 11

3. Jenis-jenis Konsep Diri 11

4. Kriteria Konsep Diri Positif dan Kriteria Konsep Diri Negatif 12

5. Dimensi-dimensi Konsep Diri 13

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri 16

B. Hakikat Remaja 19

1. Pengertian Remaja 19

2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja 20

3. Mahasiswa 21

C. Hakikat Topik-topik Bimbingan 21

BAB III METODE PENELITIAN 23

A. Jenis atau Desain Penelitian 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian 23

C. Subjek Penelitian 24

D. Variabel Penelitian 24

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 24

(16)

xiv

G. Teknik Analisis Data 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39

A. Hasil Penelitian 39

B. Pembahasan 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 52

A. Kesimpulan 52

B. Keterbatasan Penelitian 56

C. Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 54

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kombinasi Subdimensi-subdimensi dalam Konsep Diri 26 Tabel 2 Norma Skor dalamTennesse Self Concept Scale 27 Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Positif (Tennesse Self Concept

Scale) 29

Tabel 4 Hasil Analisis uji Validitas Item 31 Tabel 5 Hasil Analisis Uji Validitas Item per Aspek 32 Tabel 6 Hasil Perhitungan Reliabilitas 33

Tabel 7 Kriteria Guilford 34

Tabel 8 Norma Kategorisasi Konsep Diri Positif 36 Tabel 9 Norma Kategorisasi Konsep Diri Positif Mahasiswa Semester II

Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Angkatan 2015/2016 37

Tabel 10 Kategorisasi Skor Item Konsep Diri Positif 38 Tabel 11 Penggolongan Konsep Diri Positif Mahasiswa Semester II Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Angkatan 2015/2016 39

Tabel 12 Rekapitulasi hasil penelitian mengenai deskripsi konsep diri positif mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 42 Tabel 13 Penggolongan Butir-butir Item Konsep Diri Positif 43 Tabel 14 Analisis Butir Item Penelitian 44 Tabel 15 Usulan Topik-topik Bimbingan untuk Meningkatkan Konsep diri

Positif Mahasiswa Semester II Program Studi Bimbingan dan

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 11 Diagram Batang Penggolongan Konsep Diri Positif

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Konsep Diri Positif 57

Lampiran 2. Tabulasi Data Angket 62

Lampiran 3. Validitas Angket Konsep Diri Positif 81

Lampiran 4. Uji Reliabilitas 85

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia kerja di Indonesia semakin ketat, apalagi setelah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tanggal 31 Desember 2015 lalu. Meskipun pada dasarnya MEA menguntungkan negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia, pemerintah Indonesia perlu menyiapkan generasi muda yang cerdas dan berkualitas agar mampu bersaing dengan negara-negara lain se Asia Tenggara. Menyiapkan generasi muda yang cerdas dan berkualitas penting karena akan menjadi bekal generasi muda untuk mampu menghadapi persaingan saat ini. Menciptakan generasi muda yang cerdas dan berkualitas serta mengerti dan memahami apa yang menjadi kekurangan serta kelebihannya, dimulai dari bangku sekolah sampai di bangku perkuliahan. Maka dari itu, selain lembaga informal, lembaga formal juga menjadi tempat individu untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Untuk bisa menjadi generasi muda yang cerdas dan berkualitas, konsep diri yang positif perlu untuk dimiliki.

(21)

dari hasil belajar atau pengalaman-pengalaman generasi muda dalam berelasi atau berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Konsep diri merupakan hasil dari proses belajar melalui pengalaman hidup dan perlakuan dari lingkungan sekitarnya yang akhirnya mempengaruhi bagaimana generasi muda dalam memberikan penilaian terhadap dirinya secara positif maupun negatif. Oleh sebab itu, generasi muda perlu terus mengembangkan konsep diri positifnya. Dengan memiliki konsep diri positif, generasi muda memiliki bekal dalam menjalani kehidupannya dan terus mampu mengembangkan diri dalam segala hal.

(22)

memiliki konsep diri negatif memiliki kecenderungan lebih tertutup dan susah untuk mengembangkan diri dalam berinteraksi atau bergaul dengan orang lain.

(23)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti seberapa tinggi konsep diri yang dimiliki oleh mahasiswa semester II Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016. Setelah mengetahui gambaran konsep diri yang dimiliki oleh mahasiswa semester II Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 yang bersangkutan, peneliti akan mengusulkan topik-topik bimbingan berdasarkan analisis butir-butir item yang yang memiliki skor terendah agar bisa memiliki konsep diri yang lebih positif.

B. Identifikasi Masalah

1. Beberapa mahasiswa cenderung memusatkan pada hal-hal yang negatif pada diri sendiri dan meyakini persepsi yang belum tentu obyektif.

2. Ada mahasiswa yang kurang mampu menghargai diri sendiri dan melihat hal-hal positif dalam diri.

3. Mahasiswa cenderung tertutup dan sulit untuk berinteraksi dengan orang baru atau orang lain.

4. Mahasiswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda membentuk batasan dalam diri sehingga memiliki cara pandang yang berbeda tentang diri sendiri dan orang lain.

C. Pembatasan Masalah

(24)

Angkatan 2015/2016 dan usulan topik-topik bimbingan yang sesuai berdasarkan analisis butir-butir item yang memiliki skor terendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa tinggi konsep diri positif yang dimiliki oleh mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016?

2. Berdasarkan analisis butir-butir item konsep diri yang memiliki skor item terendah, topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai untuk mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Mengetahui seberapa tinggi konsep diri positif yang dimiliki oleh mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016.

(25)

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi terhadap kajian akademis sekaligus sebagai masukan bagi peneliti lainnya, sehingga dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain. Selain itu penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pengetahuan tentang bagaimana sebenarnya konsep diri positif mahasiswa khususnya mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi: a. Mahasiswa

(26)

b. Program Studi Bimbingan dan Konseling USD

Harapannya adalah bisa mengetahui bagaimana gambaran konsep diri positif yang dimiliki oleh mahasiswanya termasuk bisa menjadi bahan evaluasi bagi setiap dosen pengampu akademik (DPA) untuk memperhatikan bagaimana konsep diri yang dimiliki oleh mahasiswanya. Selain itu juga bisa sebagai masukan bagi pihak Prodi BK USD untuk lebih mengembangkan konsep diri positif bagi mahasiswanya supaya kelak menjadi pendidik yang profesional dimanapun mahasiswa berkarya.

c. Para peneliti dengan tema yang sama

Harapannya adalah bisa sebagai bahan kajian untuk penelitian. G. Batasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran dalam judul penelitian ini, perlu dijelaskan penegasan-penegasan batasan operasional variabel dalam judul, antara lain:

1. Konsep Diri

(27)

Partosuwido, dkk di Indonesia pada tahun 1979, dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

2. Mahasiswa

(28)

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini, dipaparkan mengenai hakikat konsep diri yang mencakup: pengertian konsep diri, terbentuknya konsep diri, jenis-jenis konsep diri, kriteria konsep diri positif dan kriteria konsep diri negatif, dimensi-dimensi konsep diri, faktor-faktor yang memengaruhi konsep diri; hakikat remaja yang mencakup; pengertian remaja, Tugas-tugas perkembangan remaja, pengertian mahasiswa; dan hakikat topik-topik bimbingan.

A. Hakikat Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri

Fitts (dalam Agustiani, 2009) mengungkapkan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seorang individu, sebab konsep diri merupakan sebuah kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Ketika seorang individu mampu mempersepsikan, bereaksi, memberikan arti dan penilaian serta membentuk abstraksi tentang dirinya, itu artinya ia menunjukkan suatu kesadaran diri (self awareness) dan kemampuan untuk keluar dari diri untuk melihat dirinya sendiri.

(29)

karakteristik atau ciri-ciri pribadi. Burns (1993) konsep diri merupakan pandangan individu tentang sebuah hubungan antara sikap dan keyakinan terkait diri sendiri.

Konsep diri bukan hanya sekedar pandangan individu tentang dirinya tetapi juga bisa sebagai penilaian individu untuk menilai dirinya sendiri dilihat dari beberapa aspek. Aspek diri tersebut meliputi aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis, yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain, Verdeber & Brook (dalam Sobur, 2003).

Dalam teorinya “diri-kaca-cermin” (looking-glass-self), Cooley (dalam Burns, 1993) mengungkapkan bahwa konsep diri individu dipengaruhi oleh apa yang diyakini individu dan pendapat-pendapat orang lain mengenai dirinya serta yang dibayangkan dalam pikiran individu itu sendiri. Kaca cermin memantulkan evaluasi-evaluasi yang dibayangkan orang-orang lain tentang seseorang Coleey (dalam Burns, 1993).

(30)

2. Terbentuknya Konsep Diri

Sobur (2003) mengatakan konsep diri terbentuk dalam waktu yang relatif lama, dan pembentukan ini tidak bisa diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari seseorang dapat mengubah konsep diri.

Lidgren (dalam Sobur, 2003) mengatakan bahwa konsep diri terbentuk karena adanya interaksi individu dengan orang-orang disekitarnya. Apa yang dipersepsi individu lain mengenai diri individu, tidak lepas dari struktur, peran, dan status sosial yang disandang seorang individu. Struktur, peran, dan status sosial merupakan gejala yang dihasilkan dari adanya interaksi antara individu satu dengan individu lain, antara individu dan kelompok, atau antara kelompok denga kelompok.

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa terbentuknya konsep diri individu dengan ditandai apabila seorang individu memiliki citra diri yang baik dalam dirinya dan mampu menyiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi baik positif maupun negatif pada dirinya dan dalam pembentukannya memerlukan waktu yang cukup lama bahkan selama rentan hidupnya.

3. Jenis-jenis Konsep Diri a. Konsep diri positif

(31)

segala macam fakta yang ada ada dirinya, baik kelebihan maupun kekurangan.

b. Konsep diri negatif

Menurut Burns (1993) konsep diri negatif menjadi sebuah sinonim dari evaluasi yang negatif, membenci diri, perasaan rendah diri, dan tiadanya perasaan yang menghargai pribadi dan penerimaan diri.

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pada individu terdapat dua macam konsep diri yang dimiliki. Namun, masing-masing individu kecenderungan memiliki satu dari dua macam konsep diri, yaitu positif atau negatif.

4. Kriteria Konsep Diri Positif dan Kriteria Konsep Diri Negatif

William (dalam Rakhmat, 1992) menyatakan orang yang mempunyai konsep diri positif memiliki ciri-ciri, yaitu: yakin akan mampu mengatasi masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa merasa malu; menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat, mampu memperbaiki dirinya, karena ia sanggup menggunakan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha untuk mengubahnya.

(32)

yang diterimanya; responsif terhadap pujian; cenderung tidak disukai oleh orang lain; selalu mencela; mengeluh atau meremehkan apapun dan siapapun; bersikap psimis terhadap kompetisi seperti terungkap dalam keengganan untuk bersaing dengan orang lain dalam merebut prestasi.

5. Dimensi-dimensi Konsep Diri

Fitts (dalam Agustiani, 2009) membagi konsep diri menjadi dua dimensi pokok, yaitu sebagai berikut:

a. Dimensi internal

Dimensi internal atau yang disebut juga kerangka acuan internal (internal frame of reference) adalah penilaian yang dilakukan oleh individu yakni penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia di dalam dirinya. Dimensi ini terdiri dari 3 bentuk, yaitu:

1) Diri identitas (identity self)

Bagian diri ini merupakan aspek yang paling mendasar pada konsep diri dan mengacu pada pertanyan “siapa saya?”. Dari pertanyaan itulah individu akan menggambarkan dirinya sendiri dan membangun identitas diri. Pengetahuan indidvidu tentang dirinya akan bertambah dan semakin kompleks seiring dengan interaksinya dengan lingkungan dan bertambahnya usia.

2) Diri perilaku (behavioral self)

(33)

Diri perilaku ini muncul berdasarkan umpan balik yang bersifat eksternal maupun internal terhadap perilaku yang ditampilkan individu. Umpan balik yang positif dari oranglah otomatis akan membuat seorang individu mempertahankan perilakunya tersebut. Sebaliknya, jika mendapat umpan balik negatif, perilaku individu tersebut akan dihilangkan. Tingkah laku yang dipertahankan oleh individu, akan mempengaruhi pembentukan konsep diri individu itu sendiri. Bagian ini berkaitan erat dengan diri identitas.

3) Diri penerimaan/Penilai (judging self)

Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, dan evaluator. Kedudukannya adalah sebagai perantara antara diri identitas dan diri pelaku. Penilaian ini nantinya akan berperan dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan individu dan menentukan kepuasan individu akan diri sendiri.

b. Dimensi Eksternal

(34)

Bagian ini merupakan persepsi dan penilaian individu mengenai interaksi dirinya dengan orang lain maupun dengan lingkungan sekitarnya yang lebih luas terkait dengan pergaulannya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Diri fisik

Bagian ini berkaitan dengan persepsi individu terhadap keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang menegnai kesehatan dirinya, penampilan dirinya (cantik, jelek, menarik, tidak menarik), keadaan tubuhnya (tinggi pendek, gemuk, kurus) dan terkait seksualitas.

3) Diri pribadi

Diri pribadi merupakan perasaan serta persepsi individu tentang keadaan pribadinya. Diri pribadi tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain, tetapi lebih pada sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana individu merasa dirinya sebagai individu yang tepat.

4) Diri keluarga

Bagian ini persepsi individu tentang dirinya serta menunjukkan perasaan harga diri individu dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga atau orang-orang terdekat.

(35)

Diri etik-moral berkaitan dengan bagaimana individu menilai dirinya yang dilihat dari pertimbangan nilai, moral, dan etika. Hal ini berhubungan antara individu dan tuhan, kepuasan kehidupan keagamaan, dan nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk serta kepuasan dalam kehidupannya.

6) Kritik Diri

Menurut Fitts (dalam Marcelline, 1997) bagian ini menunjukkan bagaimana seseorang individu menggambarkan pribadinya atau dirinya, apakah individu memiliki sifat defensif (menutupi) atau memiliki sifat terbuka terhadap kelebihan dan kelemahan diri. Aspek ini juga untuk menggambarkan bagaimana seorang individu bersikap dalam menerima kritik atau umpan balik dari orang lain, apakah mau menerima dan mengevaluasi lebih lanjut atau langsung menutupi diri dan menolak dengan tegas.

Berdasarkan pemaran dari ahli tentang dimensi-dimensi konsep diri, peneliti dapat menyimpulkan bahwa konsep diri yang dimiliki oleh individu dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal dari diri individu tersebut.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

(36)

orang lain, dan hal-hal disekitarnya, apa yang diinginkan serta bisa melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri (Calhoun dan Acocella, 1990).

Menurut Sobur (2003:518-521) ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu:

a. Memandang Diri Sendiri sebagai Objek

Seorang individu bisa membuat kesan-kesan tersendiri tentang dirinya. Mulai dari kesan dirinya terhadap fisiknya sendiri (lahiriah) sampai ke hal-hal lainnya yang menyangkut individu tersebut. Kesan-kesan yang dibuat seorang individu tersebut sangat berpengaruh terhadap cara individu memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri. Ketika seorang individu merasakan adanya ketidakcocokan atau ada yang tidak disukai tentang dirinya, maka seorang individu ini akan berusaha untuk mengubahnya dan jika tidak mau mengubahnya, maka inilah awal dari konsep diri yang negatif terhadap dirinya.

b. Reaksi dan Respon Orang Lain

(37)

lain terhadapnya. Evaluasi orang lain tersebut terhadap seorang individu ini akan mempengaruhi konsep diri yang dimilikinya.

c. Bermain Peran

Bermain peran pada anak-anak merupakan proses belajar melalui meniru (imitasi). Manfaat yang dimiliki dari bermain peran ini sangat besar. Bermain peran merupakan cara belajar melalui pengamatan seseorang dapat mengikuti dan mengambil suatu norma dan cara-cara orang lain bertingkah laku. Bermain peran mampu mempengaruhi konsep diri seseorang. Lebih banyak peran yang kita mainkan dan dianggap positif oleh orang lain, maka semakin positif konsep diri yang dimiliki.

d. Kelompok Rujukan

Reference groupatau kelompok rujukan adalah kelompok yang menjadi anggota didalamnya. Kekuatan yang menentukan konsep diri seseorang itu apabila sebuah kelompok menganggap penting seorang individu. Komunikasi merupakan suatu bahan yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap suatu perilaku seseorang dalam kelompok, apabila dirasa ada sikap yang menunjukkan ketidaksukaan atau ketidaksetujuan terhadap kehadiran seseorang.

(38)

kelompok rujukan yang menganggap diri seseorang positif, maka semakin positif pula konsep diri yang dimiliki oleh seseorang tersebut.

Berdasarkan pemaparan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, peneliti dapat menyimpulkan bahwa konsep diri pada individu itu tidak terjadi begitu saja, namun ada beberapa yang mempengaruhi seperti individu memandang diri sendiri sebagai objek, reaksi dan respon individu terhadap orang lain, bermain peran, dan kelompok rujukan atau sosialnya menyikapi individu.

B. Hakikat Remaja 1. Pengertian remaja

Hurlock (2004), mengatakan bahwa remaja suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Masa remaja menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.

(39)

Berdasarkan pemaran terkait masa remaja, peneliti dapat menyimpulkan bahwa masa remaja merupakan sebuah masa yang akan dilalui oleh setiap individu. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja menjadi masa yang penuh dengan gejolak karena akan banyak sekali perubuhan yang terjadi pada diri remaja baik fisik, sosial, kognitif, dan psikologis.

2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja

Tugas-tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kenak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan untuk bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan menurut Hurlock (2004) adalah sebagai berikut: a) Mampu menerima keadaan fisiknya

b) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa

c) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis

d) Mencapai kemandirian emosional e) Mencapai kemandirian ekonomi

f) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat

(40)

h) Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa

i) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

j) Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

Berdasarkan urain di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam masa remaja terjadi banyak perubahan, baik fisik, sosial dan kognitif. Tugas-tugas perkembangan masa remaja berkaitan dengan perkembangan kognitifnya. Pencapaian kematangan fase kognitif akan sangat membantu remaja dalam menjalankan tugas-tugas perkembangannya.

3. Mahasiswa

Mahasiswa merupakan pelajar atau seseorang yang sedang menempuh pendidikan di lembaga pendidikan atau institusi tertentu yang setara dengan S1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2011), mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Sedangkan menurut Sarwono (1978), mahasiswa adalah individu yang terdaftar secara resmi untuk mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.

C. Hakikat Topik-topik Bimbingan

(41)

diberikan kepada seseorang kepada orang lain guna menetapkan pilihan dalam hidupnya, memecahkan masalah-masalah, penyesuaian diri, dan juga sebagai proses dalam membantu seorang individu memahami dirinya dan dunianya (Sukardi, 1988).

(42)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, dipaparkan jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis atau Desain Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menangkap fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang dan menyajikan apa adanya. Azwar (2001) mengatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu.

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif karena penulis hanya ingin memperoleh gambaran mengenai deskripsi konsep diri positif Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling semester II Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2015/2016.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(43)

C. Subjek Penelitian

Subjek atau populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif semester II Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015 kelas A dan kelas B. Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena semua anggota populasi menjadi subjek penelitian. Jumlah populasi penelitian adalah 78 mahasiswa, yang tersebar dalam 2 kelas, yaitu 38 orang kelas A dan 40 orang kelas B. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya 55 subjek yang diperoleh peneliti karena terdapat 23 mahasiswa yang sudah tidak aktif dan ada mahasiswa yang tidak mengambil mata kuliah di hari bersangkutan. Alasan peneliti menggunakan subjek penelitian yaitu mahasiswa semester II Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 karena sebagai calon konselor atau guru BK, perlu memiliki konsep diri yang positif agar bisa menjadi konselor atau guru BK yang profesional dalam bidangnya.

D. Variabel Penelitian

Chistensen (dalam Seniati, Yulianto & Setiadi, 2005) menyatakan bahwa variabel merupakan karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda di antara organisme, situasi, atau lingkungan. Dalam penelitian ini, hanya ada satu variabel independen atau variabel bebas yaitu konsep diri positif mahasiswa.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data

(44)

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden dengan beberapa alternatif jawaban yang sudah disediakan. Penggunaan angket dalam penelitian ini dimaksudkan karena dengan menggunakan angket, dapat mengungkap data yang bersifat faktual atau yang dianggap fakta dan kebenarannya hanya diketahui oleh subjek penelitian.

2. Instrumen pengumpulan data

(45)

menerima kritik terhadap dirinya (kritik diri) yang diperoleh berdasarkan skala L dariMinnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI). Item-item yang berjumlah 90 pernyataan dalam alat ini digunakan untuk mengukur tingkat konsep diri positif seseorang yang merupakan kombinasi dari dua dimensional meliputi satu subself dari dimensi (identity, judging, dan behavioral) serta satu subself dari dimensieksternal (physical, moral-ethical, personal, family, dan social). Dengan demikian pernyataan dari TCSC berjumlah 100 buah. Dari gabungan kedua dimensi tersebut didapatkan 15 kombinasi yang masing-masing diwakili oleh 6 butir item. Kombinasi-kombinasi tersebut adalah sebagau berikut:

Tabel 1

Kombinasi Subdimensi-subdimensi dalam Konsep Diri

(46)

adanya tingkat defensive yang tinggi. Berdasarkan perhitungan persentil, maka skor kritik diri yang optimal adalah antara persentil 50% dan persentil 99%.

Setiap item memiliki alternatif jawaban yang menunjukkan derajat kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan diri subjek. Alternatif jawaban terdiri atas 5 pilihan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Pasti (TP), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Penilaian pada masing-masing jawaban responden dilakukan sebagai berikut:

Tabel 2

Norma Skor dalamTennesse Self Concept Scale Item Positif (+) Item Negatif (-)

Jawaban Skor Jawaban Skor

SS 5 SS 1

S 4 S 2

TP 3 TP 3

TS 2 TS 4

STS 1 STS 5

Keterangan:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TP : Tidak Pasti TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

(47)

dimiliki oleh subjek yang berarti semakin tinggi skornya, maka semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh subjek. Skor konsep diri ini juga harus diimbangi dengan perolehan skor untuk kritik diri. Subjek yang memperoleh skor kritik diri di bawah nilai persentil 50% atau dibawah skor 25 maka tidak akan dilihat atau digunakan dalam penelitian, sebab jika skor kritik diri di bawah persentil 50% atau di bawah skor 25, maka sudah dipastikan subjek yang bersangkutan memiliki tingkat devensiveness yang tinggi atau dengan kata lain subjek berusaha untuk memunculkan kesan baik mengenai dirinya.

(48)

Tabel 3

Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Positif (Tennesse Self Concept Scale)

Variabel Dimensi Internal

Konsep

Diri Positif Identitas Penerimaan TingkahLaku Dimensi

(49)

Meskipun alat yang digunakan dalam penelitian ini telah di uji validitasnya oleh Sri Rahayu Partosuwido, dkk dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Momentdan menunjukkan bahwa semua item pada alat ukur TSCS valid, peneliti tetap melakukan validitas ulang dengan pertimbingan perbedaan responden. Uji validitas alat yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan validitas konstruk. Validitas konstruk merupakan validitas yang menunjukkan seberapa jauh suatu tes mengukur sifat atau bangun pengertian (construct) tertentu (Furchan, 2004:301).

Selanjutnya langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menguji keabsahan item dengan cara menganalisis setiap butir item dengan mengkorelasikan skor item X dengan skor total seluruh item Y yang diperoleh dari setiap responden dengan syarat r = 0,3, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid atau gugur. Perhitungan validitas ini menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson(Masidjo, 1995) sebagai berikut:

=

∑ (∑ )(∑ )

[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]

Ketertangan:

(50)

Tabel 4

Hasil Analisis uji Validitas Item

Variabel Aspek-aspek Item Item yang

Gugur Konsep

Diri Positif

Dimensi

Internal 1. Identitas (-) : 4,5,6,22,23,24,40,41,42,58, 59,60,76,77,78

4

2. Penerimaan (-) : 10,11,12,28, 29,30,46,47,48,64,

Laku (-) :16,17,18,34,35,36, 52,53,54, 70,71,72, 88,89,90

17,18,88,89

Dimensi

Eksternal 1. Fisik (+) : 1,2,3,7,8,9,13,14,15 7,8,9 2. Moral-Etik (+) : 19,20,21,25,

26,27,31,32,33 31,33 3. Personal (+) : 37,38,39,43,

44,45,49,50,51 37,38,44,45,50,51 4. Keluarga (+) : 55,56,57,61,

62,63,67,68,69 67 5. Sosial (+) : 73,74,75,79,

80, 81,85,86,87 74,85,86,87 6. Kritik Diri (-) : 91,92,93,94,

95,96,97,98,99,100 91,96,97,99

(51)

Tabel 5

Hasil Analisis Uji Validitas Item per Aspek Variabel Aspek-aspek Jumlah Item

yang Valid Jumlah Itemyang Gugur Konsep

Diri Positif DimensiInternal 1. Identitas2. Penerimaan 148 17

3. Tingkah Laku 11 4

Dimensi

Eksternal 1. Fisik2. Moral-Etik 67 32

3. Personal 3 6 pernyataan terdapat 68 item yang memiliki nilai minimal di atas 0,3 dan dapat dikatakan valid. Terdapat 32 item yang memiliki nilai minimal dibawah 0,3 yang berarti item-item tersebut dinyatakan cacat/gugur itu artinya item tersebut tidak digunakan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya yang artinya sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama (Azwar, 2001). Taraf reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien reliabilitas atau rtt.

(52)

koefisien reliabilitas yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknikalpa crombach untuk menguji reliabilitas dari alat ukur TSCS dengan rumus sebagai berikut:

σ =

2

[1 −

₁ ₂ ² ²

]

Keterangan:

₁ dan

₂ ²

= Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

²

= Varians skor skala

Selanjutnya proses perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20, for windowsagar lebih efektif dan efisien.

Tabel 6

Hasil Perhitungan Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 52 100.0

Excludeda 0 .0

Total 52 100.0

(53)

Untuk mempertegas keterandalan instrumen, hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford (Masidjo, 1995) sebagai berikut:

Tabel 7 Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,9 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat rendah

Berdasarkan kriteria tersebut, hasil reliabilitas angket konsep diri positif diperoleh Reliability Statistik 0,934 dan dapat disimpulkan sangat tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan penskoran dari setiap alternatif jawaban yang diberikan masing-masing subjek

b. Membuat tabulasi data dengan memberikan skor pada masing-masing item. Untuk pernyataan yang positif, skor untuk jawaban sangat sesuai (SS) adalah

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

(54)

5, sesuai (S) adalah 4, tidak pasti (TP) adalah 3, tidak sesuai (TS) adalah 2, dan sangat tidak sesuai adalah 1. Untuk pernyataan negatif, skor jawaban sangat sesuai (SS) adalah 1, sesuai (S) adalah 2, tidak pastii (TP) adalah 3, tidak sesuai (TS) adalah 4, dan sangat tidak sesuai adalah

c. Memilah responden yang memiliki skor kritik diri dibawah 50% atau dibawah angka 25, dan hasil yang diperoleh terdapat 3 responden yang memiliki skor kritik diri dibawah standar yang sudah ditetapkan lalu dibuang atau responden tersebut tidak diikutsertakan dalam penelitian.

d. Mengkategorisasikan subjek dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Kategori konsep diri positif

(55)

Tabel 8

Norma Kategorisasi Konsep Diri Positif

Perhitungan Kategori

µ+1,5σ<X Sangat Tinggi µ+0,5σ<X≤µ+1,5σ Tinggi

µ-0,5σ<X≤µ+0,5σ Sedang µ-1,5σ<X≤µ-0,5σ Rendah

X≤µ-1,5σ Sangat Rendah

Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang mungkin dicapai subjek dalam skala.

Skor minimum teoritik : Skor terendah yang mungkin dicapai subjek dalam skala.

µ : Rata-rata teoritik dari skor item maksimum dan minimum

σ (standar deviasi) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6 satuan deviasi standar

Kategorisasi di atas dijadikan patokan/norma dalam pengelompokan tinggi rendahnya konsep diri positif mahasiswa. Selanjutnya kategorisasi tinggi rendahnya konsep diri positif mahasiswa secara keseluruhan melalui perhitungan sebagai berikut: Skor maksimum teoritik : 5 x 68 = 340

(56)

Luas jarak : 340 – 68 = 272 Standar deviasi (σ/sd) : 272 : 6 = 45 μ (mean teoritik) : (340+68) : 2 = 204

Penentuan kategorisasi tinggi rendahnya konsep diri positif mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015 secara umum dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 9

Norma Kategorisasi Konsep Diri Positif Mahasiswa Semester II Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016

Perhitungan Rentang skor Kategori µ+1,5σ<X 271 – 340 Sangat Tinggi µ+0,5σ<X≤µ+1,5σ 226 – 270 Tinggi

µ-0,5σ<X≤µ+0,5σ 182 – 225 Sedang µ-1,5σ<X≤µ-0,5σ 137 – 181 Rendah

X≤µ-1,5σ ≤ 136 Sangat Rendah

2) Kategori skor item

(57)

dasar dalam mengelompokkan skor item. Kategorisasi skor item secara keseluruhan diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Jumlah subjek : 52

Skor maksimum : 5 x 52 = 260

Skor minimum : 1 x 52 = 52

Luas jarak : 260 – 52 = 208

Standar deviasi (σ/sd) : 208 : 6 = 34

μ (mean teoritik) : (260+52) : 2 = 156

Tabel 10

Kategorisasi Skor Item Konsep Diri Positif

Perhitungan Rentang skor Kategori µ+1,5σ<X ≥ 207 Sangat Tinggi µ+0,5σ<X≤µ+1,5σ 173 – 206 Tinggi

µ-0,5σ<X≤µ+0,5σ 139 – 172 Sedang µ-1,5σ<X≤µ-0,5σ 105 – 138 Rendah

X≤µ-1,5σ ≤ 104 Sangat Rendah

(58)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan.

A. Hasil Penelitian

1. Hasil penelitian konsep diri positif mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat konsep diri positif mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 11

Penggolongan Konsep Diri Positif

Mahasiswa Semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016

Perhitungan Rentang

skor Jumlahsubjek Persentase(%) Kategori µ+1,5σ<X 271 – 340 15 28,8% Sangat Tinggi µ+0,5σ<X≤µ+1,5σ 226 – 270 30 57,6% Tinggi

µ-0,5σ<X≤µ+0,5σ 182 – 225 7 13,4% Sedang µ-1,5σ<X≤µ-0,5σ 137 – 181 0 0% Rendah

X≤µ-1,5σ ≤ 136 0 0% Sangat Rendah

(59)

Gambar 11

Diagram Batang Penggolongan Konsep Diri Positif Mahasiswa Semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016

(60)

c. 7 (13,4%) mahasiswa memiliki konsep diri positif yang termasuk kedalam kategori sedang.

d. Tidak ada (0%) mahasiswa memiliki konsep diri positif yang termasuk kedalam kategori rendah.

e. Tidak ada (0%) mahasiswa yang memiliki konsep diri positif yang termasuk kedalam kategori sangat rendah.

(61)

Tebel 12

Rekapitulasi hasil penelitian mengenai deskripsi konsep diri positif mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

(62)

Perolehan skor maksimal yang seharusnya dicapai oleh mahasiswa adalah 340 dan perolehan skor terendah adalah 85. Hasil penelitian ini, pencapaian skor tertinggi mahasiswa adalah 315 dan skor terendah adalah 198.

2. Hasil butir-butir skor terendah berdasarkan analisis butir-butir skor item yang mengungkap konsep positif mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016

Berdasarkan perhitungan skor total yang diperoleh pada butir instrumen konsep diri positif, hasil yang diperoleh butir item yang masuk dalam kategori sangat rendah tidak ada. Umumnya, butir item masuk dalam kategori rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Berikut ini adalah penggolongan butir-butir aitem tersebut:

Tabel 13

Penggolongan Butir-butir Item Konsep Diri Positif No Perhitungan Rentang

skor Jumlahitem Persentase(%) Kategori 1 µ+1,5σ<X ≥ 207 23 75% Sangat Tinggi 2 µ+0,5σ<X≤µ+1,5σ 173 – 206 36 48% Tinggi 3 µ-0,5σ<X≤µ+0,5σ 139 – 172 7 7,6% Sedang 4 µ-1,5σ<X≤µ-0,5σ 105 – 138 2 0% Rendah

5 X≤µ-1,5σ ≤ 104 0 0% Sangat Rendah

(63)

No Aitem Pernyataan Skor 1 68 Kadang-kadang saya menunda pekerjaan yang

harus saya lakukan 136

2 64 Saya kadang-kadang marah 134

Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, menunjukkan bahwa perolehan skor terdapat 2 item yang masuk dalam kategori rendah yaitu item nomor 68 dan 64. Nomor item 68 dan 64 termasuk dalam aspek kritik diri. Nomor item 68 dan 64 akan dijadikan dasar untuk mengusulkan topik-topik bimbingan bagi Semester II Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angakatan 2015/2016. Berikut ini merupakan hasil analisis butir-butir item penelitian:

Tabel 14

Analisis Butir Item Penelitian No

item Jumlah skor Jumlah skor daritertinggi hingga terendah

Kualifikasi No item

1 215 230 Sangat Tinggi 41

2 212 225 Sangat Tinggi 8

3 198 225 Sangat Tinggi 46

4 194 224 Sangat Tinggi 15

5 210 222 Sangat Tinggi 44

6 177 219 Sangat Tinggi 39

7 209 219 Sangat Tinggi 45

8 217 218 Sangat Tinggi 28

9 186 218 Sangat Tinggi 38

10 181 217 Sangat Tinggi 40

11 209 217 Sangat Tinggi 48

12 192 216 Sangat Tinggi 7

13 200 216 Sangat Tinggi 32

14 204 216 Sangat Tinggi 43

15 224 215 Sangat Tinggi 1

16 192 215 Sangat Tinggi 5

(64)

18 178 210 Sangat Tinggi 26

19 203 210 Sangat Tinggi 54

20 199 210 Sangat Tinggi 59

21 181 209 Sangat Tinggi 11

22 198 208 Sangat Tinggi 52

23 187 208 Sangat Tinggi 66

24 158 205 Tinggi 30

25 174 204 Tinggi 14

26 210 203 Tinggi 19

27 203 203 Tinggi 27

28 218 203 Tinggi 34

29 195 203 Tinggi 57

30 205 201 Tinggi 3

31 195 201 Tinggi 22

32 212 200 Tinggi 13

33 198 199 Tinggi 20

34 203 198 Tinggi 4

35 142 198 Tinggi 33

36 155 195 Tinggi 29

37 187 195 Tinggi 31

38 218 194 Tinggi 16

39 219 194 Tinggi 17

40 217 194 Tinggi 47

41 230 192 Tinggi 9

42 186 192 Tinggi 12

43 216 192 Tinggi 60

44 218 191 Tinggi 58

45 219 189 Tinggi 51

46 225 189 Tinggi 56

47 194 187 Tinggi 21

48 217 187 Tinggi 23

49 182 187 Tinggi 37

50 180 186 Tinggi 42

51 189 183 Tinggi 6

52 208 183 Tinggi 50

53 160 182 Tinggi 49

54 210 181 Tinggi 10

55 181 181 Tinggi 18

56 189 181 Tinggi 55

57 203 179 Tinggi 61

(65)

59 210 176 Sedang 67

60 192 168 Sedang 63

61 179 160 Sedang 53

62 157 160 Sedang 62

63 168 158 Sedang 24

64 134 155 Sedang 36

65 149 155 Sedang 65

66 205 142 Sedang 35

67 176 136 Rendah 68

68 136 134 Rendah 64

B. Pembahasan

Hasil penelitian konsep diri positif mahasiswa Semester II Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015 menunjukkan:

1. Konsep diri positif mahasiswa Semester II Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angakatan 2015 termasuk dalam kategori tinggi.

2. Terdapat 2 butir item konsep diri positif yang memiliki skor rendah dan termasuk dalam kategori rendah yang merupakan aspek dari kritik diri.

(66)

atau dalam persentase 13,4% yang masuk dalam kategori sedang dari jumlah responden 52 orang.

Mahasiswa yang masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi hampir mendekati skor maksimal bisa dikatakan sudah memiliki konsep diri positif dimana mahasiswa tersebut sudah bisa menerima apa yang ada pada dirinya, yang dimulai dari:

1. Mampu membangun identitas dirinya. 2. Tingkah laku positif yang dipertahankan. 3. Menerimaan/penilaian terhadap diri yang baik.

4. Mampu mengkritik dirinya dan terbuka terhadap hal-hal yang menjadi kekurangan maupun kelebihannya.

5. Mampu mengaktualisasikan dirinya dalam berinteraksi dengan orang lain ataupun lingkungannya.

6. Mampu menerima keadaan dirinya seperti dari segi fisik. 7. Merasa puas dengan diri pribadinya.

8. Memahami dan mengerti kedudukannya dalam keluarga dan mampu menjalankan perannya dalam keluarga.

9. Mampu menjalankan dan memahami batasan nilai-nilai moral dan agama (etik-moral).

(67)

seseorang tersebut menunjukkan suatu kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari diri untuk melihat dirinya sendiri. Diperkuat dengan pendapat Calhound & Acocella (1990), yang mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang memahami dan mengerti tentang dirinya dan dapat menerima segala macam fakta yang ada pada dirinya, baik kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki.

William (dalam Rakhmat, 1992) menyatakan orang yang memiliki konsep diri positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Yakin akan mampu mengatasi masalah. 2. Merasa setara dengan orang lain. 3. Menerima pujian tanpa rasa malu.

4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai macam perasaan, keinginan, dan perilaku yang seluruhnya tidak disetujui oleh masyarakat. 5. Mampu memperbaiki dirinya karena mampu menggunakan aspek-aspek

(68)

sudah baik. Sehingga menghasilkan konsep diri positif dalam diri mahasiswa. Meskipun demikian, mahasiswa yang sudah memiliki konsep diri positif masih harus mendapat bimbingan dan pendampingan supaya konsep diri positif yang dimilikinya terus terpelihara dan berkembang menjadi lebih baik lagi. Pengaktualisasian diri menjadi peran penting dalam mengembangkan konsep diri positif pada mahasiswa yang bisa diperoleh di lingkungan kampus maupun lingkungan tempat tinggalnya, agar bisa terus mengembangkan bakat dan minatnya serta menjalin bergaulan sebanyak-banyaknya dengan semua orang.

(69)

dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015/2016 No Tujuan

Bimbingan Topik Sub Topik Waktu BimbingaBidang n

Sosial 1.2. CeramahIce breaking Singkat

Sosial 1.2. CeramahIce breaking singkat

(70)
(71)

52 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Konsep diri positif mahasiswa Semester II Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angakatan 2015 pada umumnya tinggi, yaitu 30 mahasiswa atau dalam persentase 57,6% memiliki konsep diri positif yang termasuk dalam kategori tinggi.

2. Diharapkan supaya topik-topik bimbingan yang diusulkan bisa membantu mahasiswa dalam meningkatkan konsep diri positifnya.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, masih terdapat keterbatasan yang dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi bagi peneliti selanjutnya, berikut adalah keterbatasan dalam penelitian:

1. Dalam angket yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat satu aspek yang belum cukup mewakilkan untuk mengungkap konsep diri positif karena separuh lebih dari jumlah item gugur atau tidak bisa digunakan.

(72)

C. Saran

1. Bagi program studi bimbingan dan konseling Universitas sanata Dharma a. Kepada para dosen terkhusus dosen pengampu akademik (DPA) agar

dapat bekerja sama untuk memperhatikan dan memahami apa yang menjadi kebutuhan mahasiswanya.

b. Meningkatkan konsep diri positif harus dilakukan karena mahasiswa sebagai calon guru BK atau konselor, perlu memiliki bekal yang baik yang dimulai dari dalam diri dengan cara memberikan kegiatan atau pendampingan khusus guna untuk meningkan konsep diri positif.

2. Peneliti lain

(73)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Furchan. (2004). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Alwin, Hasan. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Agustiani. (2009). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan

Konsep Diri dan penyesuaian Diri Para Remaja. Bandung: PT Refika Aditama

Azwar, Saifuddin. (2001). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, Saifuddin. (2009). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, Saifuddin. (2011). Sikap dan Perilaku. Dalam:Sikap Manusia, Teori, dan

Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar

Burns, R. B. (1993). Konsep Diri (Teori Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku).

Jakarta. Arcan.

Calhoun, F. & Acocella, Joan Ross. (1990). Psikologi Tentang Penyesuaian

Hubungan Kemanusiaan. (Edisiketiga). Semarang: Ikip Semarang Press.

Dayakisni, Tri & Hudaniah. (2009).Psikologi Umum. Malang: UMM Press

Hurlock, E. B. (2004). Psikologi Perkembangan: suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan (terjemahan Instiwidayanti dan Soedjarwo). Edisi Kelima.

Jakarta: Erlangga

Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Marcelline, E. (1997). Perbedaan Konsep Diri Antara Siswa Berinteligensi Tinggi

dengan Siswa yang Berinteligensi Rendah. Jakarta: Fakultas Psikologi UNIKA

Atmajaya

Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

(74)

Seniati, Yulianto, &Setiadi. (2005).Psikologi Eksperimen. Jakarta: Gramedia Sobur, A. (2003).Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukardi, D.K. (1988).Bimbingan dan Konseling.Jakarta: Bina Aksara

(75)

56

(76)

Lampiran 1 Angket Konsep Diri Positif

A. Identitas

NIM :

JenisKelamin :

TanggalPengisian :

B. Kata Pengantar

Teman-teman yang terkasih,

Pada kesempatan ini, saya meminta kerelaan dan kesediaan teman-teman untuk mengisi Angket ini. Tujuan pengisian angket ini untuk mengetahui gambaran tentang konsep diri positif.

Kerahasiaan dari jawaban teman-teman saya jamin sesuai dengan kode etik. Maka, isilah angket ini secara jujur dan terbuka sesuai dengan apa yang ada dan dirasakan dalam diri teman-teman.

C. PetunjukPengisian

Di bawah ada sejumlah pernyataan. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan ini, kemudian tuliskan jawaban teman-teman pada bagian lembar pilihan jawaban yang telah tersedia dengan cara memberikan tanda (√) sesuai dengan keadaan diri teman-teman.

Adapun pilihan jawabannya adalah:

 SS : Sangat Sesuai

 S : Sesuai

 TP : Tidak Pasti

 TS : Tidak Sesuai

(77)

No Pernyataan SS S TP TS STS

1 Saya memiliki tubuh yang sehat

2 Saya suka tampil rapi dan menarik

3 Saya orang yang menarik

4 Saya penuh dengan rasa sakit dan penderitaan

5 Saya orang yang berantakan

6 Saya orang yang sakit-sakitan

7 Saya memiliki bentuk tubuh yang ideal

8 Saya memiliki tinggi badan yang ideal

9 Saya menyukai bagaimana saya sekarang

10 Saya merasa kurang sehat

11 Saya ingin mengubah beberapa bagian dari

tubuh saya

12 Saya harus memiliki daya tarik seks lebih

13 Saya merawat fisik saya

14 Saya sering merasa senang

15 Saya sangat hati-hati tentang penampilan diri

saya

16 Saya buruk dalam permainan dan olahraga

17 Saya sering berperilaku seperti orang yang tahu

semuanya

18 Saya sulit untuk tidur

19 Saya adalah seorang yang sopan

20 Saya orang yang saleh

21 Saya orang yang jujur

22 Saya memiliki moral yang buruk

23 Saya adalah orang yang jahat

24 Saya memiliki daya juang yang lemah

25 Saya sangat puas dengan sopan santun dan

perilaku saya

26 Saya merasa diri saya saleh seperti yang saya

harapkan

27 Saya puas tentang hubungan saya dengan

Tuhan

28 Saya merasa bahwa saya sangat sulit dipercaya

29 Saya jarang pergi ketempat ibadah

30 Saya sering berbohong

31 Agama adalah panduan saya dalam kehidupan

sehari-hari

(78)

33 Saya akan berubah saat saya menyadari bahwa saya salah

34 Kadang-kadang saya menggunakan cara yang

curang untuk bergerak maju

35 Kadang-kadang saya melakukan hal-hal buruk

36 Saya memiliki masalah dalam melakukan hal

yang benar

37 Saya orang yang ceria

38 Saya memiliki kontrol diri yang tinggi

39 Saya adalah seorang yang tenang dan mudah

untuk berteman

40 Saya dibenci

41 Saya pribadi yang layak diremehkan

42 Pikiran saya kacau

43 Saya puas dengan diri saya sekarang

44 Saya secerdas yang saya inginkan

45 Saya orang yang baik

46 Saya bukan seperti yang saya harapkan

47 Saya benci diri saya sendiri

48 Saya mudah menyerah

49 Dalam situasi apapun, saya bisa menjaga diri

50 Saya bisa memecahkan masalah saya dengan

mudah

51 Saya bersedia mengakui kesalahan saya tanpa

merasa marah

52 Saya sering berubah pikiran

53 Saya sering bertindak tanpa berpikir terlebih

dahulu

54 Saya mencoba untuk melarikan diri dari

masalah

55 Saya memiliki keluarga yang selalu siap

membantu ketika saya dalam kesulitan

56 Saya penting bagi keluarga dan teman-teman

saya

57 Saya berasal dari keluarga yang bahagia

58 Saya dibenci oleh keluarga saya

59 Teman-teman saya ragu kepada saya

60 Saya pikir keluarga saya tidak menaruh

kepercayaan kepada saya

61 Saya puas dengan hubungan dalam keluarga

(79)

62 Saya memperlakukan orang tua saya seperti seharusnya

63 Saya memahami keluarga saya

64 Saya sangat sensitif terhadap apa yang keluarga

saya katakan

65 Saya harus meningkatkan kepercayaan saya

terhadap keluarga saya

66 Seharusnya saya mencintai keluarga saya lebih

dari saya mencintai orang lain

67 Saya mencoba bersikap adil terhadap keluarga

dan teman-teman

68 Saya melakukan tugas saya di rumah

69 Saya memberikan perhatian penuh terhadap

keluarga saya

70 Saya sering bertengkar dengan keluarga saya

71 Saya selalu menyerah pada kedua orang tua

saya

72 Saya bertindak dengan otoriter seperti yang

dirasakan oleh keluarga saya

73 Saya adalah seorang yang ramah

74 Saya lebih populer di kalangan perempuan

75 Saya lebih populer di kalangan laki-laki

76 Saya merasa marah terhadap semua orang

77 Saya masa bodoh pada apa yang orang lain

lakukan

78 Saya merasa sulit untuk mengembangkan

kedekatan dengan orang lain

79 Saya bisa bersosialisasi dengan cara-cara yang

saya inginkan

80 Saya puas dengan cara saya memperlakukan

orang lain

81 Saya berusaha untuk disenangi, tapi saya tidak

berlebihan

82 Saya harus lebih sopan kepada orang lain

83 Saya sulit dalam bergaul

84 Cara bergaul saya kurang memuaskan bagi saya

85 Saya mencoba untuk memahami pandangan

orang lain

86 Saya memiliki kesan yang baik kepada semua

orang yang saya temui

87 Saya bisa menjadi teman yang baik bagi semua

(80)

---Terimakasih

---88 Saya merasa mudah untuk berbicara dengan

orang lain

89 Sulit bagi saya untuk mengampuni orang lain

90 Saya merasa sulit untuk berbicara dengan

seseorang yang saya tidak kenal

91 Saya tidak selalu berbicara kebenaran

92 Kadang-kadang saya memikirkan hal-hal buruk

untuk dikatakan

93 Saya kadang-kadang marah

94 Kadang-kadang saya menjadi marah ketika saya

tidak merasa sehat

95 Saya tidak menyukai semua orang yang saya

kenal

96 Kadang-kadang saya membicarakan kejelekan

orang lain

97 Kadang-kadang saya terhibur dengan lelucon

yang jorok

98 Kadang-kadang saya merasa seperti suka

mengutuk

99 Saya lebih suka untuk menang daripada kalah

dalam permainan

(81)

Tabulasi Data Angket

No item/no

subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 4 4 4 3 4 4 3 2 5 4 4 4 4

2 5 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4

3 5 5 5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4

4 3 4 4 4 5 5 2 4 4 4 2 4 4

5 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 3 3 4

6 5 4 4 5 5 5 3 3 4 5 1 1 5

7 5 5 5 1 3 2 3 3 4 2 5 5 4

8 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 2 4

9 3 4 3 5 3 5 2 2 4 3 2 2 2

10 5 5 4 5 4 5 3 3 4 4 3 3 4

11 4 4 4 4 5 3 3 2 2 3 4 3 4

12 4 4 4 3 4 4 2 2 2 2 4 3 4

13 4 3 3 2 3 4 2 4 4 2 2 1 3

14 4 3 4 5 4 4 5 5 4 3 5 4 4

15 3 3 3 4 3 3 3 3 5 2 5 5 5

16 5 3 3 5 2 2 2 2 5 3 3 3 3

17 5 4 4 3 3 3 4 4 5 4 3 2 4

18 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5

19 5 4 3 4 4 5 3 2 4 2 2 2 4

(82)

23 4 5 4 3 3 3 3 4 5 4 4 3 4

24 4 3 3 5 3 4 3 3 4 3 2 5 3

25 4 4 4 5 5 5 2 4 5 4 3 5 4

26 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4

27 3 3 3 4 3 4 2 5 4 3 3 4 4

28 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 5 5 3

29 5 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4

30 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3

31 4 5 4 3 4 4 4 3 5 3 2 4 4

Lanjutan

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4

4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 4

4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4

4 4 2 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4

5 4 5 2 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5

5 5 4 5 5 4 3 2 5 5 4 3 2 2

4 4 5 4 3 5 4 4 5 5 5 3 4 4

4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4

5 3 5 3 2 3 3 3 3 5 2 2 3 3

5 4 3 3 4 4 4 5 5 5 3 5 3 5

Gambar

Gambar 11Diagram Batang Penggolongan Konsep Diri Positif
Tabel 1Kombinasi Subdimensi-subdimensi dalam Konsep Diri
Norma Skor dalamTabel 2 Tennesse Self Concept Scale
Tabel 3Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Positif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk 1) memperoleh gambaran mengenai seberapa negatif sikap mahasiswa angkatan 2014 program studi Bimbingan

Berdasarkan persentase di atas, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahi tingkat-tingkat kecerdasan emosi Mahasiswa Semester II Kelas A Angkatan 2013 Prgram Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat resiliensi terhadap stres pada mahasiswa angkatan 2013, semester 2 kelas A Program Studi Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat asertivitas pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma yang berada pada tingkat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa aktivis kampus Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tingkat aktualisasi diri

Deskripsi Kemampuan Perencanaan Karier Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 Hasil penelitian ini menunjukkan

pertimbangan dalam memberikan pembinaan kepada mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma agar mahasiswa menyadari pentingnya