Tingkat kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling (studi deskriptif pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014)
Teks penuh
(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT KESIAPAN MENJALANI PROFESI MENJADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014). HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun oleh: Pandu Wibisono 141114057. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.
(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ii.
(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN P ENGESA HAN. iii.
(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO. ”Dek, sudah saatnya kamu melawan nenek, kakek, bapak dan ibumu. Pergilah melakukan apapun tanpa batas dan ruang. Jadilah yang terbaik untukmu.” -Anton Ismael“Berbahagialah wahai para tersepelekan, karena dengan begitu kita punya kesempatan besar untuk mengejutkan!” -Farid Stevy“Panjang umur keberanian, mati kau kecemasan dan ketakutan” -Sisir Tanah“Keluar, Tumbuh, Liar” -Anton Ismael“Mbuh Piye Carane Kudu Iso” -Farid Stevy-. iv.
(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Karya ini saya persembahkan untuk ALLAH subhanahu wa Ta'ala yang maha melindungi dan menjadi sumber kekuatan dalam hidupku Kedua orang tuaku yang maha tercinta Bapak wahyudin dan ibu yuni ningsih yang selalu mendoakan dan memotivasiku. Ketiga adik-adikku yang maha terkasih Nurdin lesmana, sinta oktaviani dan nafa isah yang selalu menyemangatiku. Keluarga besar pandu scooter yang maha oke Yudi black, nube, mang bebek, bail, rama, sule, tungek, ibna, wauk, beal, debes, dan om dion yang selalu memintaku cepat pulang untuk riding bersama. Semua teman-temanku yang tak bisa aku sebutkan satu persatu yang maha telah membantu, menemani, menyemangati dan mendukung proses penulisan skripsiku. Dan tentunya Untuk (alm) Abahku yang kini sudah berada di surga. v.
(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. vi.
(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. vii.
(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK TINGKAT KESIAPAN MENJALANI PROFESI MENJADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014) Pandu Wibisono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2018 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014 dan (2) merumuskan usulan topik-topik pendampingan untuk meningkatkan kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling berdasarkan capaian skor item yang teridentifikasi rendah atau belum optimal. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 yang berjumlah 48 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan yang disusun oleh peneliti. Kuesioner ini memuat 69 item dengan 4 alternatif jawaban yaitu: sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Reliabilitas instrumen dihitung menggunakan formula Alpha Cronbach dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,951. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat 15 atau 31% mahasiswa memiliki kesiapan menjalani profesi tergolong sangat baik, terdapat 31 atau 65% mahasiswa memiliki kesiapan menjalani profesi tergolong baik, terdapat 2 atau 4% mahasiswa memiliki kesiapan menjalani profesi tergolong cukup baik, dan tidak ada mahasiswa yang kesiapan menjalani profesiya termasuk dalam kategori tidak baik dan sangat tidak baik. (2) Berdasarkan capaian skor item yang teridentifikasi rendah atau belum optimal, diperoleh 2 topik pendampingan yaitu “Menjaga Kesehatan Jasmani dan Rohani” dan “Belajar Merefleksikan Diri untuk Menjadi Lebih Baik”. Pendampingan dilakukan dengan metode bimbingan klasikal, dinamika kelompok, sharing kelompok, tanya jawab, dan refleksi dengan tujuan untuk meningkatkan kesiapan menjalani profesi menjadi guru bimbingan dan konseling pada mahasiswa bimbingan dan konseling.. Kata Kunci : kesiapan menjalani profesi menjadi guru bimbingan dan konseling, mahasiswa bimbingan dan konseling. viii.
(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. LEVEL OF PREPARATION FOR PROFESSIONALS BECOME TEACHER AND COUNSELING GUESTS (Descriptive Study on Guidance and Counseling Students of Sanata Dharma University 2014) Pandu Wibisono University of Sanata Dharma Yogyakarta 2018 This research is a quantitative descriptive research that aims to: (1) know the level of preparedness to undergo the profession to be a guidance and counseling teacher in Guidance and Counseling Students of Sanata Dharma University 2014 and (2) to formulate proposed topics to improve the readiness of profession to become teachers Guidance and Counseling based on the achievement score of items that are identified as low or not optimal. The subjects of this study are guidance and counseling students of Sanata Dharma University class of 2014, which amounted to 48 people. The research instrument used is the Readiness Questionnaire Underwent Profession Becoming a Teacher Guidance prepared by the researcher. This questionnaire contains 69 items with 4 alternative answers: highly appropriate, appropriate, inappropriate, and highly inappropriate. Instrument reliability is calculated using Alpha Cronbach formula with reliability coefficient value of 0.951. The results of this study indicate that (1) there are 15 or 31% of students have the readiness to undergo a very good profession, there are 31 or 65% of students have the readiness to undergo a good profession, there are 2 or 4% of students have the readiness to practice quite well, and none of the students who are prepared to undergo the profession are included in the category of bad and not very good. (2) Based on the achievement of the score of the identified items is low or not optimal, obtained 2 topics of assistance are "Maintaining Physical and Spiritual Health" and "Learning to Reflect for Better Self". Assistance is done by classical guidance method, group dynamics, group sharing, question and answer, and reflection with the aim of improving the readiness of profession to be guidance and counseling teacher on guidance and counseling students. Keywords: readiness to undergo profession become guidance and counseling teacher, student guidance and counseling. ix.
(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat penyertaan dah kasih setianya yang sangat berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari pihak yang mendukung dan mendampingi peneliti. Oleh karena itu, secara khusus peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 4.. Ibu Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan waktu, menyemangati dan sabar mendampingi peneliti sehingga banyak pelajaran yang peneliti dapat selama proses penulisan skripsi.. x.
(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti. 6. Mas Moko atas segala bantuan pelayanan administrasi di program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma. 7. Orang tuaku Wahyudin dan Yuni Ningsih yang selalu memberikan dukungan, doa, kasih sayang dan uang jajan. 8. Saudaraku Nurdin Lesmana, Sinta Oktaviani, dan Nafa Isah yang selalu memotivasi. 9. Orang-orang baik yang ada didekatku Vitalis Herjayanto Nugroho, Thomas Govanis, CB Eko Indah Sasongko, Fuad Insani, Bang Rio JK, Yosep Arimatea, Aprilia Dwi, Sarifatul Nuraini, Adepina Senja, Ana Rosminarti, Estorina Br Bangun, Rahmi Suciana, Monika Wuluh, Maria Valentina Herawati, Gabriela Yulian Hemas, Dinda Putri dan Mas Yus yang senantiasa menemani, membantu, dan menyemangati. 10. Maria Puspita Wulandari yang selalu membantu, motivasi, menjadi tempat berkeluh kesah, dan mendoakanku dari sebrang pulau. 11. Bapak Farid Steavy Asta dan Pae Anton Ismael yang telah menjadi insprirasiku. 12. Seluruh teman-teman mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah mendukung dan menyemangati terlaksananya penelitian ini.. xi.
(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Akhirnya. xii.
(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................iii HALAMAN MOTTO .................................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................................. vii ABSTRAK ................................................................................................................. viii ABSTRACT ................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR .................................................................................................x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah.......................................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 6 D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7 F. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7 G. Batasan Istilah ................................................................................................... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................... 10 A. Hakikat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling ......................................................................................................... 10. xiii.
(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Pengertian Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling ............................................................................................... 10 2. Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling ................................................. 14 3. Indikator Kesiapan Menjadi Guru .............................................................. 12 B. Hakikat Profesi Bimbingan dan Konseling ................................................. 24 1. Pengertian Profesi Bimbingan dan Konseling .......................................... 24 2. Ciri-Ciri Profesi Bimbingan dan Konseling ............................................. 25 3. Tujuan Profesi Bimbingan dan Konseling ................................................ 26 4. Syarat-Syarat Profesi.................................................................................... 27 C. Mahasiswa........................................................................................................ 28 1. Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal ............................................................. 28 2. Karakteristik Masa Dewasa Awal .............................................................. 29 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 33 A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 33 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 33 C. Subjek Penelitian............................................................................................. 33 D. Varibel Penelitian ............................................................................................ 34 E. Teknik dan Instrumen Penelitian .................................................................. 34 1. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 34 2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................................... 38 F. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 43 1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data.................................................... 43 2. Menentukan Kategori................................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 48 A. Hasil Penelitian................................................................................................ 48 1. Deskripsi Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014 .......................... 48. xiv.
(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Berdasarkan Item-item Pengukuran Kesiapan Menjalani Profesi yang Skornya Sedang atau kurang optimal, Usulan topik-topik pendampingan mahasiswa tingkat akhir yang sesuai. ............................. 50 B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 53 1. Deskripsi Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014 .......................... 53 2. Berdasarkan Item-item Pengukuran Kesiapan Menjalani Profesi yang Skornya Sedang atau kurang optimal, Usulan topik-topik pendampingan mahasiswa tingkat akhir yang sesuai. ............................. 56 BAB V PENUTUP .................................................................................................... 58 A. Simpulan........................................................................................................... 58 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 59 C. Saran ................................................................................................................. 59 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 62. xv.
(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Table 3.1 Subjek Penelitian ..................................................................................... 34 Table 3.2 Norma Skoring Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling ............................................................................................... 36 Table 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling ...................................................................... 37 Table 3.4 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling ............................... 40 Tabel 3.5 Kriteria Guilford ...................................................................................... 42 Tabel 3.6 Nilai Koefisiensi Reliabilitas Instrumen ............................................... 43 Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Tingkat Kesiapan Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling .......................................................................................... 44 Tabel 3.8 Kategorisasi Data Skor Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling ............................................ 46 Tabel 3.9 Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling ............................... 47 Tabel 4.1 Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma .................................................................... 48 Tabel 4.2 Penggolongan Skor Item Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling ............................................................ 51 Tabel 4.3 Item yang Memiliki Skor Sedang .......................................................... 52 Tabel 4.4 Usulan Topik-Topik Pendampingan Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014 ........................................................................................................... 57. xvi.
(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014 ........................................................................................................... 50. xvii.
(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Kesiapan Menjadi Guru BK ....................................... 63 Lampiran 2. Hasil Hitung Validitas Item .......................................................... 70 Lampiran 3. Tabulasi Data Penelitan ................................................................ 75 Lampiran 4. Surat Izin Penelitian...................................................................... 76. xviii.
(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu sampai sekarang, guru menjadi sosok panutan yang dicontoh oleh peserta didik karena peserta didik berharap adanya pendidikan yang bermakna, pembentukan karakter yang baik, dan peningkatan potensi peserta didik dari seorang guru. Guru merupakan profesi yang sering disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”, artinya seorang yang mengabdi untuk memajukan pendidikan di negaranya tanpa meminta imbalan apapun. Guru mempunyai peranan untuk mendidik dan menjadi teladan dalam berbagai bidang profesi, kemanusiaan, dan kemasyarakatan. Profesi guru memiliki peran mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik adalah mengembangkan segi afektif atau nilai-nilai hidup kepada peserta didik. Mengajar artinya meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (kognitif) sesuai dengan kemajuan zaman. Sedangkan melatih berarti mengembangkan potensi keterampilan-keterampilan pada peserta didik (psikomotorik). Hal ini ditegaskan oleh UU RI No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 tentang guru dan dosen bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”. 1.
(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Kualitas pendidik yang baik dan berkualitas sangat diperlukan demi menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Maka dari itu, seorang guru yang baik sungguh didambakan peserta didik maupun orang tua. Kualitas pendidik yang baik dapat dilihat dari kesiapan calon guru dalam melaksanakan tugas profesi, misalnya mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Untuk menjadi seorang guru, seseorang harus memiliki kompetensi yang disebutkan dalam UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV pasal 10 yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian terkait dengan guru sebagai teladan yang memiliki beberapa aspek seperti arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.. Kompetensi. sosial. adalah. kemampuan. guru. dalam. bermasyarakat dan bekerjasama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Keempat kompetensi tersebut didapatkan dan dikembangkan ketika menjadi calon guru dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi jurusan ilmu pendidikan. Di Universitas Sanata Dharma terdapat beberapa program studi dalam jurusan ilmu pendidikan salah satunya adalah Program Studi Bimbingan dan Konseling. Program Studi Bimbingan dan Konseling memiliki visi dan misi.
(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. menghasilkan sarjana pendidikan bidang Bimbingan dan Konseling yang profesional,. berkarakter. tangguh. dan. kompeten. menyelengarakan. pelayanan bimbingan dan konseling yang bermartabat di sekolah, luar sekolah, dan institusi rehabilitas sosial. Guru Bimbingan dan Konseling memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik. Berdasarkan grafik yang ada pada pedoman kurikulum akademik Program Studi Bimbingan dan Konseling tahun 2013, mahasiswa semester 8 sudah menempuh semua mata kuliah, baik itu teori maupun praktik mengenai bimbingan dan konseling. Saat ini mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 sudah berada di semester 8, artinya mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 sudah mendapatkan ilmu teori maupun praktik mengenai bimbingan dan konseling. Dengan ilmu dan pengalaman yang dimiliki saat ini, dapat dikatakan bahwa seluruh mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 sudah siap belajar untuk menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang hampir lulus setidaknya harus memiliki perilaku yang menggambarkan guru Bimbingan dan Konseling yang mapan, dalam artian sudah mampu berpakaian rapi, menata rambut dengan baik, dan berbicara yang sopan. Selain itu, harus memiliki karakter yang jujur, dapat dipercaya, dapat bertanggung jawab, sadar diri, rendah hati, sabar, dan sederhana memiliki sikap dan mental sebagai guru BK. Menguasai pengetahuan dan keterampilan ke BK-an yang cukup siap.
(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. menjalani profesi guru BK. Namun kenyataannya, peneliti melihat bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 belum menggambarkan perilaku di atas, seperti beberapa mahasiswa perempuan bahkan laki-laki ada yang mewarnai rambutnya, ada yang berpakaian kaos oblong pada jam kuliah, ada yang berbicara dengan suara keras (teriak), dan bahkan seringkali ada yang melontarkan kata-kata kotor atau misuh. Seseorang dapat dikatakan siap menjadi guru Bimbingan dan Konseling apabila ia telah memenuhi faktor-faktor kesiapan seperti mempunyai minat untuk membimbing dan membantu menyelesaikan masalah peserta didik (konseling), memiliki motivasi yang kuat untuk mengambil profesi guru Bimbingan dan Konseling, mempunyai sikap yang dapat menjadi panutan bagi peserta didik, memiliki kepribadian yang baik, mempunyai keterampilan konseling dan keterampilan berbicara yang dapat digunakan saat melakukan bimbingan dan konseling, serta memiliki pengalaman kerja yang dapat digunakan kembali saat menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Hasil wawancara peneliti dengan beberapa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 yang berinisial TL, TG, YY, DR, FR dan RI didapati bahwa mahasiswa masih belum siap menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Ketika magang BK 3, mahasiswa masih terbata-bata dalam menyampaikan bimbingan di kelas, mahasiswa terlihat gugup dan belum mampu mengelola kelas, dan mahasiswa kebingungan menggunakan teknikteknik konseling pada saat melakukan konseling dengan peserta didik sehingga proses konseling berlangsung tidak efektif..
(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Beberapa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 yang baru saja lulus bulan Maret tahun 2018 berinisial CA, YD, dan CB yang peneliti wawancarai mengaku bahwa mereka masih bingung dan belum siap mengabdikan ilmunya untuk terjun ke masyarakat. Selain itu peneliti juga mewawancarai salah satu mahasiswa yang sudah lulus bulan Maret 2018 dan sudah bekerja sebagai guru Bimbingan dan Konseling di kota kelahirannya, ia mengakui masih sangat perlu belajar banyak lagi tentang kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Wawancara peneliti dengan mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 yang sudah lulus pada bulan Maret 2018 membuktikan bahwa mahasiswa yang telah lulus pun masih harus meningkatkan kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014” pada penelitian ini. B. Identifikasi Masalah 1. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 berpenampilan tidak menggambarkan calon seorang guru, seperti rambut yang masih di warnai, berpakaian kaos oblong pada jam kuliah, berbicara dengan suara keras (teriak), seringkali melontarkan kata-kata kotor atau misuh..
(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 2. Mahasiswa masih terbata-bata dalam menyampaikan bimbingan di kelas. 3. Mahasiswa terlihat gugup dan belum mampu mengelola kelas. 4. Ketika mahasiswa melakukan konseling dengan peserta didik, mahasiswa kebingungan menggunakan teknik konseling sehingga proses konseling berlangsung tidak efektif. 5. Mahasiswa belum siap untuk menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling. C. Pembatasan Masalah Mengingat berbagai keterbatasan peneliti, maka dalam penelitian ini fokus kajian diarahkan untuk menjawab masalah-masalah pada butir 5 dengan mengkaji Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa baik kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014? 2. Dalam hal-hal apa kesiapan mahasiswa untuk menjalani profesi masih teridentifikasi. belum. baik. sebagai. pendampingan mahasiswa tingkat akhir?. dasar. usulan. topik-topik.
(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peneliti merumuskan tujuan dari penelitian ini adalah: 1.. Mendeskripsikan tingkat kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014.. 2.. Mengidentifikasi dalam hal-hal apa kesiapan menjalani profesi belum cukup baik sebagai topik-topik pendampingan yang belum optimal.. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis: 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan mengenai tingkat kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang relevan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan informasi tentang kesiapan menjalani profesi menjadi guru.
(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Bimbingan dan Konseling pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014.. b. Bagi Keluarga Sebagai masukan bagi Keluarga bahwa dorongan atau motivasi itu sangat. diperlukan,. karena. dorongan. dari. keluarga. akan. mempengaruhi seseorang untuk semangat menjalankan kegiatannya maupun untuk mengambil keputusan dalam hidupnya. c. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mengenai kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014. d. Bagi Peneliti Kesempatan ini, menambah ilmu dan wawasan peneliti tentang tingkat kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 G. Batasan Istilah 1. Kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling berarti suatu kondisi di mana mahasiswa atau calon guru Bimbingan.
(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. dan Konseling siap untuk mendidik, membimbing, dan mengarahkan peserta didik pada pendidikan formal secara kompeten dan professional. 2. Guru Bimbingan dan Konseling adalah guru yang memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa. 3. Mahasiswa adalah individu yang sedang belajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta..
(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memaparkan hakikat kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling, hakikat profesi Bimbingan dan Konseling, dan mahasiswa. A. Hakikat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling Menurut Slameto (2010:113), kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Menurut Jamier Drever (Slameto, 2010:59) kesiapan (readiness) adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah suatu kondisi seseorang yang siap untuk memberi respon yang ada pada dirinya sehingga adanya sebuah tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Lasan (2014:21) profesi adalah pelayanan keahlian yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dalam definisi ini terdapat tiga konsep yang meliputi ciri-ciri lainnya. Pertama, pelayanan yang memiliki arti ada pihak yang memberi pelayanan dan ada pihak yang mendapat pelayanan. Kedua, keahlian yang mengandung arti petugas itu. 10.
(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. telah belajar lama dan mendalam dari suatu lembaga dan telah dinyatakan lulus atau memenuhi kualifikasi dari lembaga penyelenggara akreditasi dan pemberi lisensi. Ketiga, bertanggung jawab yang berarti guru Bimbingan dan Konseling menggunakan teknik ilmiah, metode yang tepat, prosedur yang benar dalam memberi pelayanan. Howard M. Vollmer dan Donald L Mills (Sudarwan Danim, 2010:56) menyebutkan bahwa profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain, dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu. Sardiman (2003:125) mengemukakan bahwa guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut peran serta dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial dalam bidang pembangunan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no.14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Jadi, kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling berarti suatu kondisi di mana mahasiswa atau calon guru Bimbingan. dan. Konseling. siap. untuk. mendidik,. membimbing,.
(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. mengkonseling, dan mengarahkan peserta didik pada pendidikan formal secara kompeten dan professional. 2. Indikator Kesiapan Menjadi Guru Menurut UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV pasal 8 guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Seseorang dikatakan siap menjadi guru apabila memiliki aspek-aspek berikut: a.. Kompetensi Kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. 1) Kompetensi. pedagogik. adalah. kemampuan. mengelola. pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan. berbagai. potensi. yang. dimilikinya.. Kompetensi pedagogik merupakan keterampilan yang dimiliki seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran. 2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia..
(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 3) Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. 4) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (PP RI No 19 tahun 2005 tentang SNP Bab VI pasal 28 ayat 3). b.. Memiliki kualifikasi Akademik Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (PP RI No 19 tahun 2005 tentang SNP Bab VI pasal 28 ayat 2).. c.. Memiliki Sertifikat Pendidik Sertifikat pendidik diperoleh setelah memenuhi persyaratan. Sertifikat pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan..
(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. d.. Kemampuan mewujudkan tujuan Pendidikan Seorang mahasiswa calon guru yang memiliki kesiapan menjadi guru. cenderung. ingin. memajukan. dan. mengembangkan. pendidikan. Keinginannya untuk memajukan pendidikan dapat dilihat dari kemampuannya mewujudkan tujuan pendidikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa indikator kesiapan menjadi guru adalah (a) kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial; (b) pengetahuan/ kualifikasi akademik; (c) ketrampilan; dan (d) keinginan mewujudkan tujuan pendidikan. 3. Aspek-Aspek Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling Kesiapan merupakan suatu sikap psikologis yang dimiliki seseorang sebelum melakukan sesuatu, di mana kesiapan ini dipengaruhi oleh diri sendiri atau oleh pihak luar. Faktor internal terbagi menjadi dua yaitu jasmaniah dan rohaniah (psikologis). Yang termasuk faktor jasmaniah adalah bagaimana kondisi fisik dan panca indra, sedangkan faktor psikologis meliputi minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Semua ini akan berpengaruh pada kesiapan seseorang. Aspek-aspek karakteristik pribadi konselor yang efektif yang dapat mempengaruhi kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut (Lasan, 2014:91):.
(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. a. Kualitas Pribadi Kualitas pribadi adalah ciri atau sifat yang melekat pada pribadi seseorang. Sifat-sifat pribadi yang berkualitas antara lain: 1) Sifat sejati Sifat sejati (authentic) kesejatian itu dapat dilukiskan sebagai orang yang terlahir untuk menolong atau hatinya terpatri untuk menolong orang lain. Konselor tidak memilihmilih konseli yang akan ditanganinya, selama ia mampu dan permasalahan konseli masih dalam ranah bimbingan dan konseling, konselor akan membantunya. Konselor membantu konseli bukan karena kewajiban, namun karena ada rasa ingin menolong di dalam dirinya. 2) Sifat tulus Konselor dengan tulus ikhlas membantu, ikhlas menerima dan mendengarkan konseli, serta tidak merasa rugi membuang-buang waktu. Konselor tidak mengharapkan imbalan atau pujian, apalagi mengungkit-ungkit jasanya. Dengan memiliki sifat yang tulus, konselor pun mau mendengarkan keluhan dan permasalahan konseli. Dari hal tersebut,. konselor. belajar. mendengar. dengan. penuh. perhatian, penuh pemahaman, dan menjaga kerahasiaan konseli..
(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 3) Sifat melayani Konselor yang memiliki kualitas pribadi adalah konselor yang memiliki sifat melayani orang lain, rendah hati, tidak meninggikan diri, dan suka menyenangkan orang lain. Konselor hendaknya mengetahui hal yang dibutuhkan oleh konseli dan berusaha memenuhinya melalui layanan bimbingan atau konseling. 4) Sifat menampilkan diri apa adanya Konselor tidak melebih-lebihkan dirinya, namun konselor jujur dengan hal yang baginya mampu maupun tidak mampu. Konselor juga jujur dengan apa yang dirasakannya dan dipikirkannya. Dengan sikap konselor yang jujur dan apa adanya, perasaan percaya konseli akan muncul sehingga konseli mau terbuka menceritakan masalahnya. 5) Mengenal kekuatan atau kemampuan pribadinya Konselor. yang. efektif. mengenal. kemampuan. pribadinya. Beberapa kemampuan yang dimiliki konselor yaitu kemampuan mengelola emosi, kemampuan mengelola kelas, kemampuan memotivasi konseli, dan kemampuan melakukan pendekatan dengan konseli. Kemampuan ini tidak digunakan untuk mendominasi atau mengeksploitasi konseli tetapi untuk kekuatan dan memberdayakan konseli agar.
(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. konseli. menemukan. potensi. dirinya. dan. mampu. mengembangkannya. 6) Bersifat bijaksana Bijaksana merupakan kualitas tingkat tinggi dalam sifat pribadi. Karena itu Hanna dkk (dalam Lasan, 2014) menyatakan bahwa dalam kecenderungan dewasa ini keefektifan seorang konselor tidak hanya cukup dengan menguasai konsep, teori, dan teknik konseling, akan tetapi yang paling mendasar adalah kualitas kepribadian dengan “kearifan.” Kearifan atau kebijaksanaan ini sangat diperlukan oleh para konselor terutama dalam konseling multikultural dalam upaya menciptakan suasana hubungan yang akrab dengan konseli. Begitupun dengan calon guru Bimbingan dan Konseling, kepribadian yang berkualitas yaitu pribadi mampu mengelola emosi pada saat memberikan bimbingan maupun konseling, hal ini termasuk dalam sifat mengenal kekuatan atau kemampuan pribadinya. Ketika ada anak yang tidak memperhatikan saat bimbingan berlangsung, guru Bimbingan dan Konseling tidak boleh otomatis memarahi siswa tersebut melainkan harus melakukan pendekatan dengan cara yang baik. Pada saat konseling, guru Bimbingan dan Konseling juga tidak boleh ikut larut dalam emosi konseli..
(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Guru Bimbingan dan Konseling yang memiliki kepribadian yang berkualitas, memiliki sifat yang bijaksana. Ketika menangani peserta didik yang sedang bermasalah (konseling), guru Bimbingan dan Konseling mampu memberikan arahan yang bijaksana dan sesuai dengan permasalahan peserta didik agar peserta didik mampu menyelesaikan masalahnya. Salah satu sifat yang dimiliki oleh calon guru Bimbingan dan Konseling adalah kepribadian yang jujur, sifat ini termasuk dalam sifat menampilkan diri apa adanya. Kejujuran merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan konseling karena kejujuran memungkinkan guru Bimbingan dan Konseling dapat memberi umpan balik secara objektif kepada peserta didik (konseli). Jika guru Bimbingan dan Konseling ingin peserta didik untuk jujur pada saat proses konseling, guru Bimbingan dan Konseling harus terlebih dahulu bersikap jujur agar peserta didik percaya dan mau menceritakan permasalahannya secara terbuka. b. Gaya Konseling Pribadi Setiap konselor pasti memiliki gaya konseling yang berbeda. Ada yang berapi-api, ada yang lemah lembut, ada yang tidak bertele-tele, ada yang berbicara seperlunya saja, ada yang memberi tekanan pada setiap kata, ada yang mengulang-ngulang kata tertentu sebagai kesukaanya dan sebagainya. Lebih dari perwujudan pikiran, konselor hendaknya memiliki gaya konseling.
(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. pribadi sebagai sifat khasnya. Konselor yang efektif terdorong untuk mengembangkan gaya konseling yang mengekspresikan kepribadiannya. Gaya konseling pribadi merupakan aspek yang diterapkan melalui teknik-teknik konseling, oleh sebab itu mahasiswa calon guru Bimbingan dan Konseling harus menguasai teknik-teknik konseling. Selain itu, mahasiswa calon guru Bimbingan dan Konseling harus menguasai teori-teori bimbingan pribadi-sosial, belajar, dan karir agar calon guru Bimbingan dan Konseling mampu memilih topik bimbingan serta membuat materi yang tepat untuk peserta didik sehingga bimbingan yang dibuat tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. c. Menerima Kritik dan Belajar dari Kesalahan Konselor yang baik hendaknya mampu mengkritik diri sendiri melalui refleksi pribadinya. Konselor tidak boleh merasa layanannya sudah baik sekali, melainkan mempertanyakan kualitas dan efektifitasnya pelayanannya. Jika konselor memberi layanan bimbingan, hendaknya mengkritik diri sendiri dengan bertanya “apakah metode bimbingan sudah lebih konkret atau kurang dipahami siswa karena tidak ada contohnya? Apakah diperlukan buku bacaan materi pelajaran agar metode tersebut langsung dipraktekkan?”..
(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Menerima kritik dan belajar dari kesalahan merupakan aspek yang harus dimiliki oleh mahasiswa calon guru Bimbingan dan Konseling. Calon guru Bimbingan dan Konseling diharapkan mampu meningkatkan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mampu mengembangkan materi bimbingan yang diajarkan secara kreatif. d. Hubungan dengan Orang Lain 1) Bersifat altruis Sifat altruis berarti mementingkan kesejahteraan orang banyak. Sifat demikian menyebabkan konselor peduli pada kepentingan, kebutuhan, dan masalah orang lain, serta tidak egois. Konselor yang efektif harus betul-betul berminat pada kesejahteraan orang lain. 2) Menyediakan diri bagi orang lain Kemampuan menghadirkan diri bagi orang lain artinya secara. emosional. merasa. bersama. konseli. atau. yang. dimaksudkan adalah bersama mereka mengalami susah atau senang. Kemampuan ini timbul dari keterbukaan konselor tentang perjuangan dan perasaanya untuk konseli. Aspek hubungan dengan orang lain dibutuhkan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Pada saat melakukan bimbingan, guru Bimbingan dan Konseling harus mempunyai.
(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. keterampilan hubungan dengan siswa untuk menyampaikan materi bimbingan dan terlaksananya proses konseling dengan baik. e. Menerima Keterbukaan Salah satu bagian dari aspek menerima keterbukaan adalah sifat ingin maju. Sifat ingin maju merupakan sifat yang senantiasa meningkatkan atau memperbaiki diri maupun program-program pelayanan. Konselor yang ingin maju berarti ingin belajar hal-hal baru atau merevisi program bimbingan dan konseling di sekolah tempatnya bertugas. Calon guru Bimbingan dan Konseling diharapkan memiliki metode atau program-program pelayanan menggunakan media yang kreatif agar peserta didik dapat dengan mudah memahami materi bimbingan dengan baik. Pada saat melakukan konseling, calon guru Bimbingan dan Konseling diharuskan memiliki keterampilan dalam menggunakan teknik-teknik konseling agar permasalahan yang dialami peserta didik mampu terselesaikan. f. Sosial Budaya Bimbingan dan konseling pada dasarnya juga menanamkan budaya hidup yang baik. Oleh karena itu konselor hendaknya membawa murid ke budaya-budaya yang baik secara universal misalnya menghargai perbedaan, menghargai perdamaian daripada kekerasan,. dan. budaya-budaya. baik. lainnya.. Calon. guru. Bimbingan dan Konseling terampil dalam memahami karakteristik.
(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. peserta didik mulai dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. g. Menikmati Pekerjaan Konselor yang efektif adalah konselor yang menikmati pekerjaanya. Konselor menikmati konseling dan menikmati layanan yang diberikannya kepada siswa, hal tersebut muncul karena adanya minat dan motivasi untuk menjadi konselor. Konselor terlibat secara mendalam dengan pekerjaanya dan mengambil makna dari pekerjaan tersebut. Mereka dapat menerima penghargaan atas pekerjaanya, tetapi tidak menjadi budak terhadap pekerjaan tersebut. Menikmati pekerjaan merupakan aspek yang harus dimiliki mahasiswa calon guru Bimbingan dan Konseling, karena untuk menjadi seorang guru Bimbingan dan Konseling, ia harus mengetahui dan menyadari kemampuan serta ketertarikannya menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Mahasiswa calon guru Bimbingan dan Konseling yang memiliki minat dan motivasi untuk menjadi guru Bimbingan dan Konseling akan menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri. Jika mahasiswa calon guru tidak memiliki ketertarikan menjadi seorang guru, maka ia tidak akan menjalani profesi guru dengan sepenuh hati dan tidak mampu menikmati.
(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. profesinya sehingga ilmu yang diberikan pun menjadi kurang bermanfaat bagi peserta didik. h. Kesehatan Konselor yang efektif hendaknya mengukur batas-batas kesehatannya. Konselor tidak memaksa dirinya untuk bekerja di luar batas kesehatannya. Barangkali setelah melaksanakan layanan bimbingan, konselor telah ditunggu oleh beberapa konseli yang cukup menyita pikiran, tenaga dan waktu. Konselor dapat menjadwal pertemuan dengan konseli pada hari-hari berikutnya agar irama kehidupannya tetap seimbang dan proses konseling pun berjalan dengan optimal. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap manusia hidup secara produktif. Tubuh yang sehat adalah kondisi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tugasnya dengan baik. Mahasiswa calon guru diharapkan memiliki kesehatan yang baik karena jika ia sehat jasmani maupun rohani, maka ia dapat mengerjakan tugastugas keguruan dengan baik. Calon guru Bimbingan dan Konseling harus memiliki badan yang sehat, jiwa yang sehat, dan sosial yang sehat agar mampu melaksanakan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dengan baik. Aspek-aspek tersebut di atas harus dimiliki oleh setiap orang khususnya guru Bimbingan dan Konseling sebagai tenaga pendidik agar.
(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. tidak. mendapat. hambatan. yang. akan. mengganggu. kelancaran. pekerjaannya. Pada dasarnya kesiapan menjalani profesi merupakan kemampuan potensial fisik dan mental untuk melakukan pekerjaan yang didukung oleh keterampilan yang dimiliki dan pengetahuan yang relevan. Bagi lulusan FKIP pengalaman mengajar itu merupakan hal yang sangat penting. Pengalaman mengajar didapat dari adanya micro teaching dan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Begitupun dengan Program Studi Bimbingan dan Konseling, pengalaman mengajar didapat dari adanya micro teaching dalam mata kuliah bimbingan kelompok pribadi-sosial, belajar, karir dan Magang 1, 2, 3 BK. Dengan memiliki pengalaman mengajar, maka diharapkan mahasiswa calon guru Bimbingan dan Konseling akan lebih siap menjadi tenaga pendidik. B. Hakikat Profesi Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Profesi Bimbingan dan Konseling Profesi adalah suatu jabatan satau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Pekerjaan yang disebut profesi tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan. Howard M. Vollmer dan Donald L Mills (Sudarwan Danim, 2010:56) menyebutkan bahwa profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai.
(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. keterampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain, dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu. Profesi Bimbingan dan Konseling adalah suatu pekerjaan yang memberikan layanan berupa bimbingan kepada peserta didik yang bersifat preventif dan kuratif serta berupa konseling yang bertujuan untuk membantu peserta didik menyelesaikan permasalahannya. 2. Ciri-Ciri Profesi Bimbingan dan Konseling Menurut Nursalim (2015: 13-14) bimbingan dan konseling merupakan suatu profesi. Hal ini terlihat dari ciri-ciri profesi sebagai berikut: a.. Bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh petugas yang disebut guru pembimbing atau konselor (sekolah) yang merupakan lulusan dari pendidikan keahlian, yakni lulusan perguruan tinggi Jurusan atau Program Studi Bimbingan dan Konseling.. b.. Kegiatan. bimbingan. dan. konseling. merupakan. pelayanan. kemasyarakatan dan bersifat sosial. c.. Dalam melaksanakan layanan, guru pembimbing menggunakan berbagai metode atau teknik ilmiah.. d.. Memiliki organisasi profesi, yaitu Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), yang saat didirikan tanggal 12 Desember 1975 di Malang dikenal dengan nama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI). Sebagai sebuah organisasi, ABKIN memiliki AD/ART maupun kode etik..
(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. e.. Ada pengakuan dari masyarakat/pemerintah, seperti tercantum dalam SK Mendikbud Nomor 25 Tahun 1995 yang menyatakan bahwa IPBI (saat ini ABKIN) sejajar dengan PGRI dan ISPI. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 6 menetapkan konselor sebagai salah satu jenis kualifikasi pendidik.. f.. Para anggota profesi Bimbingan dan Konseling memiliki keinginan untuk memajukan diri, baik wawasan pengetahuannya maupun keterampilannya, yakni melalui kegiatan seminar, pelatihan, workshop, atau pertemuan ilmiah lainnya.. 3. Tujuan Profesi Bimbingan dan Konseling Tujuan profesi Bimbingan dan Konseling adalah untuk memenuhi kebutuhan siswa. Hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu pelayanan, kualitas, dan ketulusan. Pelayanan dimaksudkan sebagai bantuan. yang. diberikan. bagi. orang-orang. yang. membutuhkan. perkembangan pribadi dan pemecahan masalah. Bantuan terhadap perkembangan pribadi dilakukan dengan cara memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok individu sesuai dengan kekuatan, kemampuan potensial dan aktual serta peluang-peluang yang dimilikinya, dan membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta kendala yang dihadapi dalam perkembangan dirinya. Guru Bimbingan dan Konseling harus memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi. Dengan pelayanan yang berkualitas tinggi, upaya.
(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. mengatasi kondisi kritis serta mengurangi hambatan dan kerugian yang akan ditimbulkan menjadi efektif dan efisien. Profesi pelayanan merupakan pelayanan yang teliti, cermat, dan cerdas sehingga pelayanan yang diberikan berkualitas. Ketulusan adalah salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling, artinya pelayanan diberikan dengan sukarela dan tanpa pamrih. Satu-satunya pamrih yang amat ditonjolkan adalah kehendak agar orang yang dilayani itu memperoleh bantuan dengan kemanfaatan sebesar-besarnya sehingga kondisi kritis yang dialami dapat dientaskan dan hambatan dapat teratasi, tercegah, dan tertanggulangi. 4. Syarat-Syarat Profesi Persyaratan khusus seorang guru Bimbingan dan Konseling (Nursalim, 2015) antara lain: a.. Menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam, seperti melakukan konseling menggunakan teknik-teknik konseling dalam teori Winkel, melakukan pendekatan sebelum memulai konseling, membuat bimbingan yang sesuai dengan permasalahan peserta didik.. b.. Menekankan suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya. Misalnya seorang guru Bimbingan dan Konseling ahli dalam menggali dan membantu menyelesaikan masalah peserta didik, mampu membaca emosi peserta didik, dan.
(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. mampu memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. c.. Menuntut adanya tingkat pendidikan profesi konselor yang sesuai standar.. d.. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan.. e.. Memungkinkan. perkembangan. sejalan. dengan. dinamika. kehidupan. Adapun persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong ke dalam suatu profesi, antara lain: a.. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.. b.. Memiliki konseli/objek layanan tetap.. c.. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.. C. Mahasiswa 1. Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswa adalah individu yang sedang menjalani jenjang pendidikan di perguruan tinggi atau di sekolah tinggi. Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat yaitu, manusia muda dan calon intelektual. Sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu berpikir kritis terhadap kenyataan sosial. Sedangkan sebagai manusia muda,.
(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang akan menimpa dirinya (Djojodibroto, 2004). Mahasiswa termasuk dalam perkembangan masa dewasa awal. Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif. Usia masa dewasa awal berkisar pada 21-40 tahun. Masa dewasa awal merupakan masa seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan serta harapan sosial baru. Masa dewasa awal sering dikatakan sebagai masa yang sulit karena pada masa inilah individu yang dahulu bergantung pada orang tua, kini dituntun untuk hidup secara mandiri.. 2. Karakteristik Masa Dewasa Awal Menurut Hurlock (1990), terdapat 10 karakteristik masa dewasa awal, yaitu: a.. Masa Pengaturan Masa dewasa awal merupakan masa pengaturan. Individu pada masa dewasa awal akan mengatur pola kehidupan yang diyakini mampu memenuhi kebutuhannya, membentuk bidang pekerjaan, dan menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa.. b.. Usia reproduksi Masa dewasa awal disebut sebagai usia reproduksi jika individu yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada masa awal masa dewasa atau bahkan padan tahun-tahun terakhir masa remaja..
(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. c.. Masa Bermasalah Individu yang berada pada masa dewasa awal akan mengalami banyak permasalahan baru yang harus dialami. Permasalahan baru ini berbeda dari permasalahan yang sudah dialami sebelumnya. Namun beberapa dari permasalahan tersebut merupakan kelanjutan atau pengembangan yang dialami pada masa remaja akhir.. d. Masa Ketegangan Emosi Masa dewasa awal merupakan masa di mana individu mengalami ketegangan emosi. Ketegangan emosi yang dialami pada masa dewasa awal berkaitan dengan permasalahan jabatan, perkawinan, keuangan, dan sebagainya. e.. Masa Keterangsingan Sosial Pada masa dewasa awal individu akan memiliki semangat untuk bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karir sehingga memunculkan adanya keterasingan pada masa dewasa awal.. f.. Masa Komitmen Pada masa dewasa awal individu mengalami perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru dan membantu komitmen-komitnmen baru..
(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. g.. Masa Ketergantungan Ketergantungan pada masa dewasa awal ini tergantung pada orang tua, lembaga pendidikan yang memberi beasiswa sebagian atau penuh karena mereka memperoleh pinjaman. Pada masa ini juga ada individu yang merasa benci terhadap ketergantungan tersebut dan ada yang merasa wajar dengan ketergantungan mereka tersebut.. h. Masa Perubahan Nilai Banyak nilai di masa anak-anak dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orangorang yang berbeda usia. Ada beberapa alasan yang menyebabkan perubahan nilai pada masa dewasa awal, diantaranya yang sangat umum adalah: pertama, jika dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa, maka mereka harus menerima nila-nilai kelompok orang dewasa. Kedua, orang-orang muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku. i.. Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru Masa dewasa awal merupakan masa yang paling banyak menghadapi perubahan. Perubahan yang paling umum terjadi pada.
(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. masa dewasa awal adalah perubahan yang berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap gaya hidup. Menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang baru memang sulit, telebih bagi kaum muda masa kini karena persiapan yang mereka terima waktu masih anak-anak dan remaja tidak cocok dengan gaya hidup baru masa kini. j.. Masa Kreatif Orang muda banyak yang bangga karena lain dari yang umum dan tidak menganggap hal ini sebagai suatu tanda kekurangan, tidak seperti anak atau remaja yang selalu ingin sama dengan teman sebayanya. Bentuk kreatifitas yang akan terlihat sesudah ia dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatankegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya..
(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, definisi variabel penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data, dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono. (2012),. penelitian. kuantitatif. merupakan. penelitian. yang. berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi. atau. sample. tertentu.. Penelitian. ini. dimaksudkan. untuk. mendeskripsikan Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus III Paingan, Universitas Sanata Dharma yang beralamatkan Dusun Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 1-20 Maret 2018. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014. Subjek penelitian ini sebanyak 48 mahasiswa.. 33.
(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Table 3.1 Subjek Penelitian Angkatan Jumlah 2014 48 Orang Total 48 Orang. D. Varibel Penelitian Penelitian ini memiliki satu variabel yakni tingkat kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Menurut Slameto (2010:113),. kesiapan. adalah. keseluruhan. kondisi. seseorang. yang. membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini menurut Lasan (2014:91) yakni: kualitas pribadi, gaya konseling pribadi, menerima kritik dan belajar dari kesalahan, hubungan dengan orang lain, menerima keterbukaan, sosial budaya, menikmati pekerjaan, dan kesehatan. E. Teknik dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2012), kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Pada penelitian ini, kuesioner ditujukan untuk mengumpulkan data tentang Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan.
(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014 yang telah disusun oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling dalam bentuk kuesioner tertutup. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari pernyataan-pernyataan favorable saja. Menurut Sugiyono, (2012) pernyataan favorable adalah pernyataan yang sesuai atau menggambarkan kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Bagian pertama dalam kuesioner berisikan keterangan identitas mahasiswa yaitu nama dan NIM. Bagian kedua berisikan kata pengantar penelitian yang mengharapkan kerelaan dan kesediaan mahasiswa dalam mengisi kuesioner. Bagian ketiga berisikan petunjuk pengisian kuesioner dengan memberi tanda check (√) pada kolom yang telah disediakan. Bagian keempat berisikan pernyataan tentang kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Semua pernyataan dalam kuesioner disediakan empat alternatif jawaban dengan menggunakan skala Likert yaitu dari gradasi tertinggi sampai terendah yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Penentuan.
(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. skor dalam pengolahan data yang dihasilkan instrument ini adalah sebagai berikut: Table 3.2 Norma Skoring Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Alternatif Jawaban Item Favorabel Sangat Sesuai (SS) 4 Sesuai (S) 3 Tidak Sesuai (TS) 2 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1. Skoring dilakukan dengan menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula kesiapan menjadi guru Bimbingan dan Konseling, sebaliknya semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula kesiapan menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Peneliti. menambahkan. aspek. bimbingan. dengan. indikator. keterampilan melakukan bimbingan pada kisi-kisi penelitian guna menyelaraskan tujuan penelitian ini. Kisi-kisi kuesioner Kesiapan Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma, dapat dilihat pada tabel berikut:.
(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Table 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling No 1.. 2.. 3.. 4.. 5.. Aspek Kualitas Pribadi. Item 2. Jumlah. 4,5,6. 3. 7,8,9. 4. 8. Gaya Konseling Pribadi Menerima Kritik dan Belajar dari Kesalahan. Menguasai teori-teori konseling dan bimbingan bidang belajar, karir, dan pribadi-sosial.. 11,12,13,14. Mampu mengkritik diri sendiri dan merefleksikan pelayanan bimbingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.. 17,18,19. 3. 3. Hubungan dengan orang lain Menerima keterbukaan. Mampu membuat materi bimbingan sesuai dengan permasalahan peserta didik. 20,21,22,23,24. 5. 5. Memiliki sifat ingin maju dengan menggunakan media yang kreatif agar peserta didik dapat dengan mudah memahami materi bimbingan dengan baik.. 26,27,29, 30. 4. 9. Terampil dalam memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Memiliki sifat terbuka serta terampil dalam memahami karakteristik peserta didik, dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional dan intelektual. Memiliki keinginan dan motivasi untuk membimbing dan membantu menyelesaikan permasalahan yang dimiliki oleh peserta didik agar peserta didik menjadi pribadi yang baik dan optimal. Menikmati pekerjaanya, menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri. Menjadi pribadi yang sehat, jiwa yang sehat, dan sosial yang sehat agar mampu melaksanakan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dengan baik.. 31,32,33,34,35. 5. 36,37,38,39,40. 5. 5. 41,42,43,44,45, 46,47,48,49. 9. 16. 50,51,52,53, 54,55,56. 7. 57,58,59, 60,61. 5. Menampilkan diri sebagai pribadi yang sehat jasmani maupun rohani agar irama kehidupannya tetap seimbang. Keterampilan melakukan bimbingan. 62,63,64,65, 66,67,68,69. 8. 3,10,15,16,25,28. 6. Sosial budaya. 7.. Menikmati pekerjaan. 9. Mampu mengelola emosi pada saat memberikan pelayanan bimbingan dan konseling Mampu memberikan arahan yang bijaksana dan memiliki sifat tulus ikhlas mau membantu konseli. Mempunyai sifat jujur, melayani, rendah hati.. No Butir Item favorable 1,2. 3 4. 6.. 8.. Indikator. kesehatan. Bimbingan. Total. 13. 6 69.
(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. 2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen a.. Validitas Menurut Sugiyono (2012), validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Bila peneliti membuat laporan tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada objek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Validitas isi adalah validitas yang diukur. lewat. professional. Professional judgement. judgement. (Sugiyono,2012).. oleh dosen pembimbing. Validitas. digunakan dalam penelitian ini, karena peneliti ingin melihat sejauh mana item-item yang telah dibuat peneliti dapat mencerminkan tingkat kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Validitas yang diuji untuk instrument penelitian ini adalah validitasi eksternal. Validitasi eksternal merupakan validitas yang membandingkan antara kriteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan. Penghitungan uji validitas penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung korelasi.
(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. antara masing-masing skor item pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson product moment dengan menggunakan program IBM SPSS Statistic 15.0. Rumus korelasi Pearson product moment adalah sebagai berikut:. rxy. Keterangan: rxy. : Korelasi skor butir dengan skor total. X. : Nilai setiap butir. Y. : Nilai dari jumlah butir. N. : Jumlah responden. Hasil perhitungan validitas dengan 69 item, diperoleh 56 item yang valid dan 13 item yang gugur. Berikut rekapitulasi kuesioner validitas butir-butir yang gugur kuesioner kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling..
(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Table 3.4 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling No 1.. Aspek Kualitas Pribadi. 2.. Gaya Konseling Pribadi. 3.. Menerima Kritik dan Belajar dari Kesalahan. 4.. Hubungan dengan orang lain. 5.. Menerima keterbukaan. Indikator Mampu mengelola emosi pada saat memberikan pelayanan bimbingan dan konseling Mampu memberikan arahan yang bijaksana dan memiliki sifat tulus ikhlas mau membantu konseli. Mempunyai sifat jujur, melayani, rendah hati. Menguasai teori-teori konseling dan bimbingan bidang belajar, karir, dan pribadi-sosial. Mampu mengkritik diri sendiri dan merefleksikan pelayanan bimbingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Mampu membuat materi bimbingan sesuai dengan permasalahan peserta didik Memiliki sifat ingin maju dengan menggunakan media yang kreatif agar peserta didik dapat dengan mudah memahami materi bimbingan dengan baik. Terampil dalam memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.. Item Fav 1,2. No Butir Valid 1,2. Jumlah item Gugur -. Valid 2. Gugur -. 4,5,6. 4,5. 6. 2. 1. 7,8,9. 8,9. 7. 2. 1. 11,12,13,14. 11,12,13, 14. -. 4. 0. 17,18,19. 17,18,19. -. 3. 0. 20,21,22,23, 24. 20,21,22, 23,24. -. 5. 0. 26,27, 29,30. 26,27,29, 30. -. 4. 0. 31,32,33,34, 35. 31,32,33, 34,35. -. 5. 0.
(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. No. Aspek. Indikator. Nomor butir Item fav. 6.. Sosial budaya. 7.. Menikmati pekerjaan. 8.. 9. Total. Kesehatan. Bimbingan. Jumlah item. Valid. Gugur. Valid. Gugur. Memiliki sifat terbuka serta terampil dalam memahami karakteristik peserta didik, dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional dan intelektual. Memiliki keinginan dan motivasi untuk membimbing dan membantu menyelesaikan permasalahan yang dimiliki oleh peserta didik agar peserta didik menjadi pribadi yang baik dan optimal. Menikmati pekerjaanya, menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri. Menjadi pribadi yang sehat, jiwa yang sehat, dan sosial yang sehat agar mampu melaksanakan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dengan baik. Menampilkan diri sebagai pribadi yang sehat jasmani maupun rohani agar irama kehidupannya tetap seimbang.. 36,37,38,39, 40. 36,37. 38,39,40. 2. 3. 41,42,43,44,45 ,46,47,48, 49. 41,43,44, 45,46,47, 48, 49. 42. 8. 1. 50,51,52,53, 54,55,56. 50,51,52, 53,54,55, 56. -. 7. 0. 57,58,59, 60,61. 57,58,59, 60. 61. 4. 1. 62,63,64,65, 66,67,68,69. 62,63,64. 65,66,67, 68,69. 3. 5. Keterampilan melakukan bimbingan. 3,10,15,16,25, 28. 10,15,16, 25,28. 3. 5. 1. 43. 13 56.
(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. b.. Reliabilitas Menurut sugiyono (2012) reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Hal ini didukung oleh Azwar (2009) yang mengatakan bahwa reliabilitas adalah pengukuran yang menggunakan intrumen penelitian dikatakan mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak di ukur. Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach yaitu (α). Hasil. perhitungan. reliabilitas. dikonfirmasi. dengan. menggunakan kriteria Guilford. Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Kriteria Guilford No. Koefisiensi Korelasi. Kualifikasi. 1.. 0,91 – 1,00. Sangat Tinggi. 2.. 0,71 - 0,90. Tinggi. 3.. 0,41 - 0,70. Cukup. 4.. 0,21 - 0,40. Rendah. 5.. <0,20. Sangat Rendah.
(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program computer SPSS 15.0, diperoleh perhitungan reliabilitas kesiapan belajar menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Hasilnya sebagai berikut: Tabel 3.6 Nilai Koefisiensi Reliabilitas Instrumen Cronbach’s Alpha N of Items .951. 56. Hasil dari perhitungan diatas, peneliti sesuaikan dengan kriteria Guilford. Realibilitas kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling termasuk kategori sangat tinggi karena α yang diperoleh 0.951. F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Dengan data kuantitatif, maka teknis analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia (Sugiyono, 2012). Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini: 1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data Penentuan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat pernyataan favorable. Selanjutnya memasukannya.
(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistica 15.0. 2. Menentukan Kategori Pengkategorian Tingkat Kesiapan Menjalani Profesi Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014 disusun berdasarkan model distribusi normal. Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat tinggi sampai sangat rendah. Norma kategorisasi disusun berdasarkan pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2012). Tingkat kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling terdiri atas lima kategori, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Norma kategorisasi sebagai berikut: Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Tingkat Kesiapan Menjadi Guru Bimbingan dan Konseling Norma/Kriteria Skor Kategori µ + 1,5 α < X Sangat Tinggi µ + 0,5 α < X ≤ µ + 1,5 α Tinggi µ - 0,5 α < X ≤ µ + 0,5 α Sedang µ - 1,5 α < X ≤ µ - 0,5 α Rendah X ≤ µ - 1,5 α Sangat Rendah.
(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Keterangan: Skor maksimum teoritik : skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan perhitungan skala. Skor minimum teoritik : skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala. Standar deviasi (α/sd). : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam satuan deviasi sebaran. Mean teoritik (µ). : Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum.. Kategori diatas diterapkan sebagai patokan pengelompokan tinggi rendah tingkat kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling berdasarkan skala penelitian dengan jumlah 56 item yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut: a.. Perhitungan capaian skor subjek variabel kesiapan menjalani profesi menjadi guru Bimbingan dan Konseling pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, sebagai berikut: Skor maksimal. : 4 x 56 = 224. Skor minimum teoritik. : 1 x 56 = 56. Luas jarak. : 224 – 56 = 168. Standar deviasi (α/sd). : 168 : 6 = 28. Mean teoritik (µ). : (224+56):2 = 140.
Gambar
Dokumen terkait
Berdasarkan persentase di atas, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Tingginya tingkat self awareness dari mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dapat diinterpretasikan
Usulan program yang dapat diberikan agar daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mencapai hasil yang maksimal
Dari keseluruhan data penelitian yang diperoleh, maka tingkat motivasi belajar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010
Berdasarkan hasil penelitian butir item menunjukkan kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
Deskripsi Kemampuan Perencanaan Karier Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 Hasil penelitian ini menunjukkan
Pembahasan Penelitian Sebagian besar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2020 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki konsep diri ke arah yang positif