• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan perencanaan karier mahasiswa tingkat akhir: studi deskriptif pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 dan implikasi terhadap topik-topik Layanan Bimbingan Karir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kemampuan perencanaan karier mahasiswa tingkat akhir: studi deskriptif pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 dan implikasi terhadap topik-topik Layanan Bimbingan Karir"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MAHASISWA TINGKAT AKHIR. (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2016 dan Implikasi terhadap Topik-Topik Bimbingan Karier). SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Tamara Bella NIM: 161114052. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MAHASISWA TINGKAT AKHIR. (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2016 dan Implikasi terhadap Topik-Topik Bimbingan Karier). SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Tamara Bella NIM: 161114052. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO. “Suffer the pain of discipline or suffer the pain of regret.” -Jim Rohn-. “Strive for progress, not perfection.” -David Perlmutter-. “Mimpi tanpa rencana hanyalah khayalan, dengan rencana Ia disebut tujuan. Tujuan tanpa eksekusi adalah halusinasi. Tangkas mengeksekusi Ia disebut dedikasi.” -J.S. Khairen-. “It always seems impossible, until it’s done.” -Nelson Mandela-. “Work hard in silence, let your success be your noise” -Frank Ocean-. i.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Saya persembahkan skripsi ini untuk:. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan, kekuatan, kesehatan, dan segala berkah yang telah saya terima dalam hidup.. Seluruh anggota keluarga, terkhusus Almh. Mbahti Ti, yang selalu mendoakan dan mendukung saya untuk menyelesaikan pendidikan, serta memberikan kepercayaan sehingga saya mampu berada di tahap ini.. Diri saya sendiri yang telah berjuang semampunya untuk menyelesaikan pendidikan hingga tamat dari perguruan tinggi dan bertahan hingga saat ini.. ii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MAHASISWA TINGKAT AKHIR (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2016 dan Implikasi terhadap Topik-Topik Bimbingan Karier). Tamara Bella Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2020 Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan kemampuan perencanaan karier mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma (Prodi BK USD) angkatan 2016; 2) mengidentifikasi item instrumen kemampuan perencanaan karier yang capaian skornya rendah pada mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2016; dan 3) mengidentifikasi topik-topik layanan bimbingan karier yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karier mahasiswa berdasarkan butir item instrumen yang capaian skornya rendah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan subjek mahasiswa tingkat akhir Prodi BK USD angkatan 2016 berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu survei yang disusun berdasarkan 6 aspek kemampuan perencanaan karier (Carney & Wells, 1986), yaitu: 1) desicion making; 2) self-assessment; 3) information gathering; 4) integration; 5) jobsearch strategies; dan 6) work of adjustment and career expansion. Survei kemampuan perencanaan karier memuat 60 item dengan 4 alternatif jawaban, yaitu: 1) sangat setuju; 2) setuju; 3) tidak setuju; dan 4) sangat tidak setuju. Validitas item berjumlah 44 item dan reliabilitas instrumen dihitung menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach dengan nilai 0.929. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan 5 kategorisasi, yaitu: 1) sangat tinggi; 2) tinggi; 3) sedang; 4) rendah; dan 5) sangat rendah. Hasil penelitian yaitu sebagai berikut: 16 mahasiswa (40%) memiliki kemampuan perencanaan karier sangat tinggi, 21 mahasiswa (52,5%) memiliki kemampuan perencanaan karier tinggi, 3 mahasiswa (7,5%) memiliki kemampuan perencanaan karier sedang, dan 0 mahasiswa (0%) memiliki kemampuan perencaan karier rendah dan sangat rendah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan perencanaan karier mahasiswa tingkat akhir Prodi BK angkatan 2016 sudah baik. Dari penghitungan skor item terdapat 15 item (34.1%) memperoleh skor sangat tinggi, 29 item (65.9%) memperoleh skor tinggi, dan 0 item (0%) memperoleh skor sedang, rendah, atau pun sangat rendah. Terdapat 6 item dalam kategori tinggi memiliki capaian skor yang terbilang rendah dan dijadikan dasar penyusunan topik bimbingan karier untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karier mahasiswa. Kata Kunci: kemampuan perencanaan karier, mahasiswa tingkat akhir. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT FINAL YEAR STUDENTS CAREER PLANNING ABILITY (Descriptive Study on Students of Guidance and Counseling Study Program of Sanata Dharma University Class of 2016 and Implications for Career Guidance Topics) Tamara Bella Sanata Dharma University Yogyakarta 2020 This study was aimed to: 1) describe the career planning ability of final year student of Guidance and Counseling Study Program of Sanata Dharma University class of 2016; 2) identify low score items of career planning ability instrument on final year student of Guidance and Counseling Study Program of Sanata Dharma University class of 2016; 3) identify an appropriate career guidance topics to improve students career planning ability based on low scored instrument items. The research was a quantitative descriptive study with subjects were the final year student of Guidance and Counseling Study Program of Sanata Dharma University class of 2016, with total subject were 40 students. The research instrument used was a survey constructed from six aspects of career planning ability (Carney & Wells, 1986): 1) decision making; 2) self-assessment; 3) information gathering; 4) integration; 5) job-search strategies; and 6) work of adjustment and career expansion. The career planning ability survey contains 60 items with 4 alternative answers, namely: 1) strongly agree; 2) agree; 3) disagree; 4) strongly disagree. Instrument validity of the items amounted to 44 items and instrument reliability was calculated using the Cronbach Alpha coefficient approach with a value of 0.929. Data were analyzed descriptively into 5 categories, namely: 1) very high; 2) high; 3) moderate; 4) low; 5) very low. The result of the research are: 16 students (40%) had a very high career planning ability, 21 students (52.5%) had a high career planning ability, 3 students (7.5%) had moderate career planning ability, and 0 students (0%) had a low and very low career planning ability. These can be concluded that the final year students of Guidance and Counseling Study Program of Sanata Dharma University class of 2016 already had a good career planning ability. From the item scoring there were 15 items (34.1%) had a very high score, 29 items (65.9%) had a high score, and 0 item (0%) had a moderate, low, and very low score. There are 6 items in the high category that have relatively low score and become the basis to arranged career guidance topics to improve students career planning ability. Keyword: career planning ability, final year student. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. Halaman Judul.................................................................................................. i Halaman Persetujuan ........................................................................................ ii Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii Halaman Motto................................................................................................. iv Halaman Persembahan ..................................................................................... v Pernyataan Keaslian Karya .............................................................................. vi Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi ....................................................... vii Abstrak ............................................................................................................. viii Abstract ............................................................................................................ ix Kata Pengantarp ............................................................................................... x Daftar Isi ......................................................................................................... xiii Daftar Gambar, Tabel, dan Diagram ................................................................ xv Lampiran ......................................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 7 C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7 D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9 G. Definisi Operasional ................................................................................. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Perencanaan Karier ................................................. 11 1. Pengertian Karier .................................................................................. 11 2. Pengertian Perencanaan Karier ............................................................ 12 3. Faktor-Faktor Perencanaan Karier ....................................................... 15 4. Definisi Kemampuan Perencanaan Karier ........................................... 17 5. Aspek-Aspek Kemampuan Perencanaan Karier .................................. 19 B. Hakikat Mahasiswa Tingkat Akhir ........................................................... 24 1. Definisi Mahasiswa Tingkat Akhir ...................................................... 24 2. Mahasiswa Dalam Masa Perkembangan Dewasa Awal ...................... 25 3. Perencanaan Karier Dalam Tugas Perkembangan Mahasiswa Dalam Masa Dewasa Awal .............................................................................. 26 C. Bimbingan Karier ...................................................................................... 28 D. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................................... 31 E. Kerangka Pikir .......................................................................................... 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 35 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 35 C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 36 D. Variabel Penelitian .................................................................................... 36. x.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 37 F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ......................................................... 39 1. Validitas .................................................................................................. 39 2. Reliabilitas .............................................................................................. 43 G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 48 1. Kemampuan Perencanaan Karier Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2016 ........................................................................................ 48 2. Item Kemampuan Perencanaan Karier Yang Capaian Skornya Rendah .................................................................................................... 50 3. Usulan Topik Bimbingan Karier Untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Mahasiswa .............................................................. 53 B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 58 1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Perencanaan Karier Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2016 .......................................................................... 58 2. Deskripsi Butir-Butir Skor Item Kemampuan Perencanaan Karier Yang Teridentifikasi Rendah dan Usulan Topik Bimbingan Karier ...... 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 70 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 71 C. Saran ......................................................................................................... 71 Daftar Pustaka .................................................................................................. 74 Lampiran .......................................................................................................... 76. xi.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR, TABEL, DAN DIAGRAM. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir .......................................................................... 32 Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2016 ....................................... 36 Tabel 3.2 Norma Skoring Tingkat Kemampuan Perencanaan Karier ................. 38 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Perencanaan Karier ...... 38 Tabel 3.4 Rekapitulasi Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Perencanaan Karier Setelah Uji Validitas ........................................... 41 Tabel 3.5 Rekapitulasi Item Valid ....................................................................... 42 Tabel 3.6 Reliabilitas Item Kemampuan Perencanaan Karier ............................. 43 Tabel 3.7 Kriteria Guilford .................................................................................. 44 Tabel 3.8 Norma Kategorisasi ............................................................................. 45 Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Kemampuan Perencanan Karier ......................... 46 Tabel 3.10 Norma Kategorisasi Skor Item Kemampuan Perencanan Karier ......... 47 Tabel 4.1 Kategorisasi Kemampuan Perencanan Karier ..................................... 48 Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Item Kemampuan Perencanaan Karier ................... 50 Tabel 4.3 Item-Item Kemampuan Perencanan Karier Mahasiswa Tingkat Akhir Yang Dapat Ditingkatkan .......................................................... 53 Tabel 4.4 Usulan Topik-Topik Bimbingan Karier Untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier ........................................................ 55 Grafik 4.1 Kategorisasi Kemampuan Perencanan Karier ...................................... 50 Grafik 4.2 Kategorisasi Skor Item Kemampuan Perencanaan Karier .................... 51. xii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ............................................................................... 77 Lampiran 2 Alat Penelitian ....................................................................................... 78 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Menggunakan IBM SPSS Statistics 21 ................................................................................. 83 Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian........................................................................ 87. xiii.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.. A. Latar Belakang Masalah Salah satu proses pendidikan yang dianggap menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah pendidikan tingkat perguruan tinggi. Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan bahwa potensi lulusan perguruan tinggi untuk mendukung penyiapan SDM unggul sangat besar (Media Indonesia, 2019). Realitanya kualitas SDM tidak mutlak bergantung pada tingkat pendidikan, tetapi juga kualitas diri individu. Kesesuaian pendidikan dan pekerjaan dengan keadaan diri individu yang diyakini akan membawa individu untuk dapat menjalani kehidupan secara lebih baik di masa depan, maka dari itu diperlukan sebuah perencanaan karier (Sari & Istiqoma, 2019). Tujuan dari perencanaan karier adalah peserta didik memiliki sikap positif terhadap karier di masa yang akan datang (Sari & Istiqoma, 2019). Masa depan adalah situasi yang tidak terduga, oleh sebab itu mahasiswa perlu memiliki kesiapan untuk memutuskan karier masa depannya. Menurut Super, kesiapan individu dalam membuat keputusan karier yang tepat diistilahkan dengan “kematangan karier” (Nurillah, 2017). Salah satu aspek dari kematangan karier adalah perencanaan karier, yaitu kegiatan yang. 1.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. dilakukan untuk membantu individu menentukan pilihan dan tujuan dalam karier. Sebuah penelitian dengan memberikan pelatihan perencanaan karier kepada mahasiswa menunjukkan hasil bahwa perencanaan karier efektif untuk meningkatkan kejelasan arah pilihan bidang minat karier mahasiswa (Purnamasari, 2006). Artinya untuk membantu mahasiswa dalam mencapai kematangan kariernya, sebaiknya mahasiswa memiliki sebuah perencnaan karier terlebih dahulu. Perencanaan karier sebaiknya dimulai sejak dini, jauh sebelum mahasiswa menghadapi kelulusan, agar menjadi efektif. Dalam penelitian lain, ketika mahasiswa diberikan pertanyaan terkait rencana masa depan, ada mahasiswa yang mengatakan bahwa hal itu adalah urusan nanti, masih jauh untuk dipikirkan, hidup mahasiswa perlu dinikmati dengan santai, bahkan sampai tidak bisa menjawab karena kebingungan (Nurillah, 2017). Dari jawaban-jawaban tersebut dapat diketahui bahwa banyak mahasiswa menganggap topik karier adalah hal yang berat untuk dibicarakan. Mereka tidak menganggap perencanaan karier penting untuk dilakukan. Padahal jika mahasiswa mampu melakukan perencanaan karier dengan efektif, mahasiswa akan memiliki gambaran masa depan yang jelas. Mahasiswa yang tidak memiliki rencana masa depan dikhawatirkan akan menambah jumlah angka pengangguran di Indonesia. Berdasarkan data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Agustus 2019, terdapat sekitar delapan ratus ribu pengangguran lulusan Diploma I/II/III dan Universitas (S1) (Badan Pusat Statistik, 2019). Besarnya angka pengangguran yang diperoleh.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. tersebut menjadi bukti konkret bahwa lulusan perguruan tinggi masih mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan berkariernya. Dalam sebuah artikel mengenai pengangguran lulusan universitas dirumuskan penyebab lulusan perguruan tinggi menganggur, yaitu: 1) Keterampilan yang dimiliki tidak sesuai kebutuhan; 2) Ekspektasi penghasilan dan status terlalu tinggi; dan 3) Penyedia lapangan kerja terbatas (Pusparisa, 2019). Dari datadata tersebut bisa dikatakan bahwa setelah lulus masih banyak mahasiswa yang mengalami hambatan dalam berkarier karena kurang memiliki informasi mengenai kompetensi diri dan pengetahuan mengenai berbagai bidang karier. Faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap perencanaan karier pada mahasiswa ialah potensi dan bakat yang dimiliki individu, serta minat individu terhadap bidang karier tertentu (Ozora, et al, 2016). Pemahaman individu mengenai kompetensi diri dan rasa ingin tahu individu terhadap bidang karier merupakan esensi dari perencanaan karier. Perencanaan karier membantu. individu. dalam. membuat. berbagai. pertimbangan. untuk. menghindari ekspektasi yang kurang realistis. Pertimbangan yang realistis akan mendukung individu membuat perencanaan karier yang efektif. Sebuah penelitian mengenai perencanaan karier menyimpulkan hasil bahwa semakin baik perencanaan karier mahasiswa, maka semakin tinggi pula kesiapan kerjanya (Latif, et al, 2017). Persiapan karier mahasiswa tidak hanya dengan memiliki prestasi akademik yang tinggi, tetapi juga soft-skill, jaringan relasi dan informasi yang luas mengenai karier. Persiapan karier mahasiswa akan lebih matang jika.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. mahasiswa dapat menyusun perencanaan karier yang baik. Banyak mahasiswa yang memiliki keterampilan di bidang tertentu tetapi kurang informasi mengenai karier yang membutuhkan keterampilan tersebut dan akhirnya setelah lulus hanya mencari pekerjaan seadanya. Individu yang bekerja tidak sesuai dengan minat dan keterampilan yang dimiliki akan mengalami hambatan dalam perkembangan kariernya. Mahasiswa yang memiliki perencanaan karier yang baik telah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan karier atau pekerjaan yang akan dijalani setelah selesai dari masa perkuliahan (Latif, et al, 2017). Mahasiswa di semester akhir (semester 7 ke atas) umumnya sudah berada pada tahap pengerjaan tugas akhir, yang mana berarti sudah berada di penghujung masa perkuliahan. Dalam masa ini, topik seputar rencana setelah lulus, terutama hal karier, akan semakin sering ditujukan kepada mahasiswa tingkat akhir. Akan tetapi, tidak semua mahasiswa tingkat akhir percaya diri untuk terlibat dalam pembicaraan tersebut dengan berbagai alasannya masing-masing. Fenomena yang demikian terjadi di kalangan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma (Prodi BK USD) tingkat akhir, bahkan beberapa yang sudah lulus. Mahasiswa yang diberikan pertanyaan seputar rencana setelah lulus memberikan jawaban yang masih diliputi keraguan. Keraguan mahasiswa diketahui dari sharing antar mahasiswa yang mengungkapkan bahwa beberapa dari mereka belum mengetahui apa yang akan mereka lakukan setelah lulus atau tidak membayangkan mereka akan.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. lulus dari Prodi BK. Ada mahasiswa yang sejak awal kuliah diberikan target lulus kuliah oleh orangtuanya, namun ketika pengerjaan skripsi mengalami hambatan dan akhirnya tidak dapat memenuhi target tersebut. Ada pula mahasiswa yang sudah memiliki target pekerjaan, tetapi tidak tahu bagaimana agar Ia bisa mencapai target tersebut. Beberapa yang lainnya khawatir jika lulusan BK hanya bisa menjadi Guru BK, padahal di lapangan ada banyak lulusan BK yang bekerja di luar lingkup pendidikan. Selain itu, ada alumni yang mengalami hambatan dalam mengembangkan kariernya karena memperoleh pekerjaan yang tidak sesuai dengan rencana karier ketika masih kuliah. Dari hasil sharing tersebut penulis melakukan survei sederhana untuk mengetahui gambaran awal mahasiswa angkatan 2016 yang berjumlah 74 mahasiswa ketika memilih untuk kuliah di Prodi BK dengan menggunakan google form. Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa 68 mahasiswa tidak memilih Prodi BK USD sebagai pilihan pertama ketika mendaftar kuliah. Mereka terpaksa kuliah di Prodi BK USD karena tidak diterima di Prodi pilihan yang lain, mereka memilih Prodi BK karena materi kuliah di Prodi BK dianggap lebih mudah dari Prodi lain, atau agar tetap bisa belajar mengenai psikologi meskipun tidak diterima di Fakultas Psikologi. Dari hasil survei tersebut ditemukan bahwa lebih banyak mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2016 menjalani perkuliahan tanpa memiliki perencanaan ketika memilih untuk kuliah di Prodi BK. Hal tersebut menjadi relevan dengan.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. jawaban-jawaban mahasiswa yang masih bingung dengan rencana masa depan mereka setelah lulus. Fenomena yang sama peneliti temukan dalam penelitian mengenai kematangan karier yang dilakukan oleh Abi (2019) terhadap mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2014 yang ketika itu sedang menempuh semester 7. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2014 memiliki kematangan karier yang tinggi. Dalam pembahasan hasil penelitian tersebut kurang menjelaskan secara spesifik aspek apa saja yang hasilnya rendah atau tinggi. Namun dalam penelitian tersebut aspek perencanaan karier memiliki 5 indikator dan 2 di antaranya memperoleh hasil skor “sedang” yang tergolong rendah dalam penelitian tersebut. Dari hasil skor tersebut menunjukkan bahwa ada indikasi kemampuan perencanaan karier mahasiswa Prodi BK angkatan 2014 belum optimal sehingga masih ada indikator perencanaan karier yang capaian skornya rendah. Indikasi bahwa mahasiswa belum memiliki kemampuan perencanaan karier yang optimal ditemukan juga dari hasil survei yang menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2016 memilih kuliah di Prodi BK tanpa perencanaan. Kemampuan perencanaan karier adalah dasar untuk membantu mahasiswa dalam merencanakan karier, sehingga perlu diteliti terlebih dahulu bagaimana kemampuan perencanaan karier mahasiswa sebelum meneliti kematangan karier mahasiswa. Berangkat dari hasil survei tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana kemampuan perencanaan. karier. pada. mahasiswa. tingkat. akhir. dengan. judul.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. “Kemampuan Perencanaan Karier Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Karier”.. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut. 1. Mahasiswa tidak menganggap perencanaan karier penting untuk dilakukan 2. Kurangnya informasi karier dan kompetensi diri selama kuliah dapat menghambat persiapan karier setelah lulus kuliah 3. Mahasiswa yang diberikan pertanyaan seputar rencana setelah lulus memberikan jawaban yang masih diliputi keraguan 4. Mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2016 menjalani perkuliahan tanpa memiliki perencanaan ketika awal kuliah 5. Ada indikasi kurangnya kemampuan perencanaan karier mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2016. C. Pembatasan Masalah Banyaknya masalah yang teridentifikasi dari latar belakang yang telah diuraikan, peneliti membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini pada poin kelima dari identifikasi masalah, yaitu ada indikasi kurangnya.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. kemampuan perencanaan karier mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016.. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa baik kemampuan perencanaan karier pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016? 2. Item-item instrumen kemampuan perencanaan karier mana saja yang teridentifikasi capaian skornya rendah pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016? 3. Berdasarkan item-item instrumen kemampuan perencanaan karier yang teridentifikasi rendah, topik-topik layanan bimbingan karier apa saja yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karier mahasiswa?. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan. seberapa. baik. kemampuan. perencanaan. karier. mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016..

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 2. Mengidentifikasi item instrumen kemampuan perencanaan karier yang capaian skornya rendah pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016. 3. Mengidentifikasi topik-topik layanan bimbingan karier yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karier mahasiswa berdasarkan butir item instrumen yang teridentifikasi capaian skornya rendah.. F. Manfaat Penelitian Hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi baru khususnya dalam bidang ilmu Bimbingan dan Konseling yang berkaitan dengan teori-teori dan permasalahan dalam bidang karier yang dialami oleh mahasiswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menyusun program-program. bimbingan. karier. yang. dapat. membantu. mahasiswa dalam merencanakan karier selama masa perkuliahan di Program Studi Bimbingan dan Konseling..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. b. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa yang masih menjalani perkuliahan dalam merencanakan karier, serta memberi informasi yang bisa dimanfaatkan oleh penulis berikutnya mengenai bimbingan karier terkait dengan perencanaan karier mahasiswa.. G. Definisi Operasional 1. Kemampuan Perencanaan Karier Kemampuan perencanaan karier adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu dimiliki individu dalam merencanakan strategi yang efektif guna mendukung karier di masa depan. 2. Mahasiswa Tingkat Akhir Mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang telah mencapai tahun terakhir dari masa studi yang ditentukan dan sedang dalam proses penyusunan tugas akhir sebagai syarat kelulusan. 3. Bimbingan Karier Bimbingan karier adalah layanan yang diberikan kepada konseli meliputi topik-topik seputar informasi karier, persiapan menghadapi karier, perkembangan karier, jabatan dalam karier, dan penyesuaian diri terhadap berbagai tuntutan dunia karier..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan kajian teori perencanaan karier, kajian teori kemampuan perencanaan karier, kajian teori mahasiswa tingkat akhir, layanan bimbingan karier, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka pikir penelitian.. A. Hakikat Kemampuan Perencanaan Karier 1. Pengertian Karier Pada umumnya istilah karier digunakan untuk menunjuk seberapa jauh kemajuan seseorang dalam melakukan aktivitas profesi atau pekerjaan (Hartono, 2016). Menurut Anoraga (2009) karier dalam artian luas sebagai langkah maju sepanjang hidup atau mengukir kehidupan seseorang, sedangkan. dalam. arti. sempit. sebagai. upaya. mencari. nafkah,. mengembangkan profesi, dan meningkatkan kedudukan. Berdasarkan pendapat dari kedua tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa definisi dari karier bukan hanya tentang bekerja untuk memperoleh penghasilan, tetapi juga termasuk dedikasi seseorang terhadap suatu profesi yang dijalani selama perjalanan hidupnya dan meningkatkan kualitas diri yang mendukung perkembangan kariernya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Zunker (dalam Winkel & Hastuti, 2013) yang mengatakan bahwa “Career refers to the activities associated with an individual’s lifetime of work”. Pendapat Zunker tersebut memperkuat pendapat Hartono dan Anoraga mengenai karier, yaitu karier mengacu pada aktivitas yang terkait dengan masa kerja individu.. 11.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Selama. masa. kerja. tersebut,. seseorang. akan. mengalami. perkembangan di dalam kariernya hingga mencapai kematangan karier. Bagaimana karier tersebut berkembang juga tergantung kepada gaya hidup yang dijalani seseorang. Cita-cita dari kebanyakan orang yang belum bekerja mungkin adalah; memiliki pekerjaan, berpenghasilan tinggi, memiliki jabatan, dan hidup makmur. Namun pada realitanya untuk mencapai karier yang mendukung gaya hidup makmur bukan perkara yang mudah. Telah dipaparkan di BAB 1 mengenai penyebab banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur; karena ekspektasi yang tinggi tidak berbanding selaras dengan keterampilan yang dimiliki oleh calon pekerja. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa untuk memperoleh pekerjaan pun calon pekerja sudah kesulitan, maka untuk mencapai kematangan karier pun akan membutuhkan waktu yang lama.. 2. Pengertian Perencanaan Karier Perencanaan karier merupakan suatu proses dan aktivitas dalam menyiapkan keputusan pilihan karier (Sari & Istiqoma, 2019). Selama proses perkembangan kariernya orang muda memperoleh sejumlah keyakinan, nilai, kebutuhan, kemampuan, keterampilan, minat, sifat kepribadian, pemahaman, dan pengetahuan yang semuanya berkaitan dengan jabatan yang dipegangnya pada umur dewasa (Winkel & Hastuti, 2013). Perencanaan karier sendiri membutuhkan proses yang tidak singkat dan sedikit kompleks karena membutuhkan berbagai pertimbangan agar.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. nantinya perencanaan tersebut dapat mendukung berjalannya proses perkembangan karier. Individu yang ingin memiliki karier yang efektif perlu mengenali kebutuhan hidup, gaya hidup, serta mengembangkan kompetensi yang dimiliki, tidak hanya menggantungkan karier pada pekerjaan seadanya. Seseorang dapat menemukan jabatan yang cocok baginya dengan cara mengorelasikan kemampuan, potensi, dan wujud minat yang dimilikinya dengan kualitas-kualitas yang secara obyektif dituntut bila akan memegang jabatan tertentu (Winkel & Hastuti, 2013). Harapannya dengan memiliki perencanaan karier yang matang individu dapat menentukan pilihan karier dan menjadi calon pekerja yang berkualitas. Perencanaan yang matang akan meminimalkan kemungkinan kesalahan yang dibuat selama memilih di antara alternatif-alternatif yang tersedia (Winkel & Hastuti, 2013). Kecocokan antara jenis pekerjaan dengan karakteristik kepribadian merupakan langkah awal yang harus dipenuhi bagi seseorang untuk dapat mencapai kesuksesan dalam bekerja (Byrne dan Reinhart, dalam Purnamasari, 2006). Data diri seseorang (data psikologis) merupakan bahan pertimbangan penting dalam merencanakan karier, tetapi data sosial seseorang juga sama pentingnya untuk dipertimbangkan (Winkel & Hastuti, 2013). Dengan memiliki data psikologis dan data sosial bukan hanya untuk asal mencocokkan data tersebut dengan suatu jabatan tertentu, tetapi sebagai usaha untuk menemukan berbagai alternatif jabatan/profesi. Menurut Winkel & Hastuti (2013) perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long-range goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu pendek (short-range goals). Pada hakikatnya perencanaan karier adalah proses panjang yang mencakup mendapatkan pekerjaan, mengasah kemampuan, mencapai tujuan karier hingga mencapai tujuan hidup. Perencanaan karier pada prinsipnya adalah tanggung jawab individu karena individu secara pribadi yang paling tahu mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhannya (Nurmasari, 2015). Perencanaan karier individual meliputi: a. Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi, kebutuhan, ataupun jangka kariernya (career anchor); b. Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di dalam maupun di luar organisasi; c. Penyusunan tujuan karier berdasarkan evaluasi diri; d. Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan strategi karier; e. Perencanaan transisi karier. Perencanaan karier individual terfokus pada individu yang meliputi latihan diagnostik, dan prosedur untuk membantu menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan kemampuan. Selama masa orientasi karier, individu akan selalu diharapkan untuk mempertimbangkan mengenai kecocokan antara karakteristik pribadi dengan pekerjaan yang dipilih, baik.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. dalam hal minat, bakat maupun nilai-nilai pribadi yang dianut (Purnamasari, 2006). Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan karier yaitu motivasi, kompetensi-kompetensi yang dimiliki seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap, relasi sosial, peluang, serta konsistensi dan fleksibilitas. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut individu akan mampu membuat perencanaan karier yang memiliki tujuan jelas dan efektif dalam mendukung perkembangan kariernya. Perencanaan karier dapat membantu individu untuk dapat mengenali potensi diri, karakteristik kepribadian, dan passion yang dapat menunjukkan arah minatnya dalam berkarier sejak masih di bangku sekolah, tidak harus menunggu setelah dewasa atau mulai bekerja. Dengan kata lain, perencanaan menjadi bagian yang penting dalam sebuah proses perkembangan karier.. 3. Faktor-Faktor Perencanaan Karier Untuk merencanakan karir secara baik ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan (Nurmasari, 2015), yaitu: a. Motivasi Motivasi sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai oleh individu.. Tujuan. yang. realistis. sekaligus. menantang. akan. menimbulkan motivasi untuk meraihnya. Tujuan yang muluk-muluk tanpa memperhatikan kewajarannya dapat melemahkan motivasi bahkan menimbulkan putus asa mengingat kesulitan untuk.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. mencapainya dan terasa sulit. Individu perlu memiliki tujuan karir yang menantang sekaligus realistis untuk membangun motivasi dalam perencanaan karir; b. Kompetensi Kompetensi meliputi seluruh aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki. Jika ingin meniti karir dalam bidang tertentu, individu harus meningkatkan pengetahuan tentang bidang karier tersebut, meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam bidang karier tersebut dan bersikap sebagai individu yang berkarier di bidang tersebut; c. Jejaring Keberhasilan pencapaian perencanaan karir ditentukan pula oleh jejaring yang kita miliki. Sejauh mana orang lain mengenal diri individu, maka lebih jauh pula orang lain mengenal kemampuan yang dimiliki individu. Jejaring juga akan membuka akses dan memberikan peluang bagi individu untuk lebih meningkatkan pencapaian karir. Tentu hal ini tetap harus berlandaskan motivasi dan kompetensi; d. Peluang Peluang adalah faktor yang relatif diluar kendali individu. Peluang jarang datang berulang dua kali, oleh sebab itu individu harus jeli melihatnya dan segera menangkap apabila ada peluang yang selaras dengan perencanaan karir yang telah dibuat;.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. e. Konsistensi dan Fleksibilitas Berikutnya adalah konsistensi dan fleksibilitas. Kedua hal ini di satu sisi tidak saling terpisahkan, namun di sisi lain individu harus jeli kapan untuk tetap konsisten dan kapan untuk bisa fleksibel. Individu harus tetap konsisten dengan prinsip yang dimilikinya untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam merencanakan karir. Untuk tujuan yang bersifat berjangka pendek, teknis, dan operasional individu perlu untuk bisa fleksibel.. 4. Definisi Kemampuan Perencanaan Karier Kemampuan perencanaan karier adalah kemampuan dan sikap dalam merencanakan sesuatu secara efektif untuk mengelola perubahan yang akan mungkin dialami selama proses meniti karier (Carney & Wells, 1986). Kemampuan atau kompetensi merupakan faktor penting dalam perencanaan karier. Menurut Celia Denues (1972) “To know where you want to go, you must know where you are and who you are” (Carney & Wells, 1986). Pendapat tersebut didefinisikan kembali oleh Carney & Wells menjadi: cara terbaik untuk memulai perencanaan karier adalah dimulai dari diri kita sendiri. Carney & Wells (1986) mengungkapkan bahwa “Career planning starts with a broad view of how works meets our life needs and fits into the overall patterns of our lives, and it identifies important questions to consider and skills to develop for effective career planning”. Carney & Wells menjelaskan bahwa perencanaan karier.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. muncul karena pandangan mengenai pekerjaan sebagai salah satu kebutuhan hidup yang pokok dan perlunya pertimbangan mengenai keterampilan-keterampilan yang perlu dikembangkan untuk mendukung perencanaan karier yang efektif. Kemampuan perencanaan karier didasarkan pada diskusi dan penerapan keterampilan untuk mengambil keputusan, lalu beralih pada kesadaran diri, proses pengembangan karier seumur hidup, dan kualitas pribadi yang berlaku untuk dunia kerja. Lalu dilakukan peninjauan tentang struktur dan fungsi pekerjaan dalam dunia kerja yang menghasilkan teknik untuk mengumpulkan informasi tentang pekerjaan, beserta teknik untuk menilai informasi tersebut berdasarkan kebutuhan dan gaya hidup individu. Selanjutnya informasi mengenai individu dan pekerjaan digabungkan untuk menentukan pilihan karier. Perbedaan dengan orang lain yang menghambat perencanaan karier juga dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan karier. Strategi yang efektif untuk menemukan dan memperoleh pekerjaan diikuti oleh tinjauan umum tentang kemampuan berinteraksi sosial dan bagaimana agar individu dapat mengembangkan diri melalui pekerjaan yang dimiliki. Berdasarkan proses yang dijelaskan tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan perencanaan karier membentuk siklus yang dimulai dengan kesadaran diri dan diakhiri dengan pengembangan diri. Kemampuan perencanaan karier diharapkan dapat membantu individu meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan untuk merencanakan karier. Kemampuan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. perencanaan karier dibutuhkan untuk membangun karier yang efektif di masa sekarang hingga di masa yang akan datang. Kemampuan ini akan membantu individu membuat keputusan dalam karier di sepanjang hidupnya. Perencanaan karier sendiri membutuhkan proses yang tidak singkat dan sedikit kompleks karena membutuhkan berbagai pertimbangan agar nantinya perencanaan tersebut dapat mendukung berjalannya proses perkembangan karier. Berdasarkan. penjelasan. di. atas. dapat. disimpulkan. bahwa. kemampuan perencanaan karier merupakan serangkaian kemampuan yang perlu dimiliki oleh individu untuk merencanakan karier yang sesuai dengan konsep diri individu. Kemampuan perencanaan karier dibutuhkan untuk membangun karier yang efektif di masa sekarang hingga di masa yang akan datang. Kemampuan ini akan membantu individu membuat keputusan dalam karier di sepanjang hidupnya.. 5. Aspek Kemampuan Perencanaan Karier Carney & Wells (1986) menjelaskan 6 kemampuan perencaan karier yang perlu dikuasai untuk mendukung perencanaan karier yang efektif, yaitu sebagai berikut: a. Decision Making Decision making merupakan kemampuan untuk membuat keputusan dengan pertimbangan dan berdasarkan pemikiran individu. Keputusan didasarkan pada konsep diri yang dimiliki oleh individu..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Konsep diri individu terbentuk dari kepercayaan, sikap, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh individu dan juga dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar individu. Decision making dapat dilakukan dengan beberapa strategi, yaitu: a) dependent decision strategy, yaitu keputusan yang diambil bergantung pada orang lain; b) intuitive decision strategy, yaitu keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi dan spontan; dan c) planful decision strategy, yaitu keputusan yang terencana dan memerlukan pertimbangan rasional. Keputusan yang berimbang bisa ditetapkan bila individu mampu menggabungkan ketiga unsur strategi tersebut. Membuat keputusan yang berimbang memerlukan waktu bagi individu mempertimbangkan antara kebutuhan pribadi dengan lingkungan di sekitarnya, keuntungan dan kerugian yang didapat, serta membuat alternatif keputusan. Keputusan yang diambil secara spontan akan membuat individu kurang peka terhadap situasi di sekitarnya dan kurang mampu menentukan prioritas. Keputusan yang ditentukan oleh orang lain akan membuat individu menjadi kurang mandiri dan kehilangan kontrol atas dirinya sendiri. Perencanaan karier adalah kebutuhan pribadi individu, oleh sebab itu keputusan yang diambil sebaiknya ditentukan berdasarkan pemikiran individu. Peran orang lain dalam proses membuat keputusan sebatas memberikan pendapat sebagai bahan pertimbangan sebelum menetapkan keputusan; b. Self-Assessment.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Self-assessment dalam perencanaan karier yaitu kemampuan untuk melakukan self-review untuk mengetahui informasi tentang diri individu, antara lain kemampuan, minat, dan karakteristik diri individu. Holland (Carney & Wells, 1986) memaparkan karakteristik individu yang disesuaikan dengan klasifikasi pekerjaan, yaitu (a) realistic; (b) investigative; (c) artistic; (d) social; (e) enterprising; dan (f) conventional. Self-review dapat membantu individu untuk mengenali diri. sendiri. lebih. mendalam,. mengeksplorasi. minat. karier,. meningkatkan kemampuan yang dimiliki, dan memperbaiki kelemahan yang dimiliki. Hasil self-review dapat membantu individu menentukan tujuan karier yang ingin dicapainya. Kurangnya pengetahuan mengenai diri individu akan membuat individu kesulitan dalam merencanakan karier yang efektif bagi dirinya sendiri; c.. Information Gathering Information. gathering. dalam. perencanaan. karier. adalah. kemampuan mengumpulkan informasi bidang karier dari berbagai sumber. Informasi bidang karier termasuk di dalamnya yaitu tugas dan tanggung jawab dalam suatu pekerjaan, jabatan, dan lingkungan kerjanya. Informasi tentang karier dapat diperoleh dari seminar karier, pameran kerja, pengalaman orang lain atau dengan mengikuti pelatihan kerja untuk memperoleh informasi dan pengalaman yang konkret di bidang tersebut. Individu perlu memiliki keaktifan dalam mencari informasi agar dapat merencanakan karier dengan efektif. Individu.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. dapat memanfaatkan jaringan informasi yang luas untuk menemukan karier yang sesuai dengan minat dan tujuan kariernya, misalnya dari teman, keluarga, atau dari media seperti koran dan internet. d.. Integration Integration adalah kemampuan menggabungkan informasi bidang karier dengan informasi tentang diri individu, dan pengaruh eksternal untuk membuat pilihan karier yang sesuai dengan tujuan karier. Individu perlu menyesuaikan bidang karier dengan minat, kemampuan yang dimiliki dan tipe kepribadian individu. Pengaruh eksternal seperti harapan keluarga, pengalaman kerja orang lain, dan rencana masa depan di luar karier juga perlu dipertimbangkan dalam membuat pilihan karier. Perjalanan karier individu tidak dapat dipastikan hanya dengan membuat perencanaan karier, namun dengan kemampuan integration individu dapat mengidentifikasi karier yang sejalan dengan tujuan karier yang telah ditentukan.. e.. Job-Search Strategies Job-search strategies merupakan kemampuan untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Setelah mengetahui pekerjaan yang diinginkan, individu perlu menentukan kapan akan bekerja, mencari tahu di mana pekerjaan tersebut tersedia dan mempersiapkan diri untuk bekerja di suatu bidang karier. Individu perlu menentukan target waktu yang ideal untuk mulai bekerja. Sebelum mencapai target waktu untuk bekerja individu dapat mencari informasi peluang karier di bidang yang.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. diminati dan persyaratan yang dibutuhkan untuk bekerja. Sepanjang waktu yang dimiliki individu dapat mempersiapkan diri dengan menambah keterampilan tertentu atau pengalaman yang berkaitan dan mendukung dalam bidang karier tersebut; f.. Work Adjustment and Career Expansion Kemampuan terakhir yang perlu dikuasai dalam perencanaan karier yaitu kemampuan berinteraksi dan beradaptasi, serta mengembangkan karier. Kemampuan ini menekankan sikap individu yang dapat memengaruhi kinerjanya. Individu dengan kemampuan interaksi sosial dan beradaptasi yang baik akan lebih mudah untuk diajak bekerja sama, tanggap dalam memahami situasi di sekitarnya, dan akan lebih siap menghadapi sebuah tantangan. Di dalam dunia kerja, kedua kemampuan tersebut dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung kinerja individu, dan membuka kesempatan bagi individu untuk mengembangkan karier. Kemampuan berinteraksi dan beradaptasi yang kurang baik akan memengaruhi kesiapan individu dalam memasuki jenjang karier dan proses perencanaan karier menjadi sulit.. Keenam poin di atas saling berkesinambungan dan akan menjadi tidak efektif jika hanya dilakukan salah satu. Dengan menguasai keenam kemampuan di atas akan membantu proses perencanaan karier secara penuh mendukung proses perkembangan karier individu. Proses perkembangan karier pada dasarnya adalah pengembangan dan implementasi konsep diri..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Oleh sebab itu, penting bagi individu untuk benar-benar mengenali nilai-nilai pribadi yang dimiliki dan mengetahui bagaimana cara memanfaatkannya dalam menentukan perencanaan yang realistis.. B. Hakikat Mahasiswa Tingkat Akhir 1. Definisi Mahasiswa Tingkat Akhir Mahasiswa menjalani masa kuliah di suatu perguruan tinggi kurang lebih selama 3 – 4 tahun dan diwajibkan untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat keluplusan (Aulia & Panjaitan, 2019). Mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang hampir menyelesaikan semua mata kuliahnya dan sedang mengambil tugas akhir atau skripsi (Pratiwi & Lailatulshifah, 2012). Yesamine (2000) dan Huda (2003) menyatakan bahwa mahasiswa dihadapkan pada berbagai masalah sejak awal masa perkuliahan dan cenderung lebih berat di akhir masa perkuliahan (Pratiwi & Lailatulshifah, 2012). Masalah-masalah tersebut seperti pengulangan mata kuliah, tugas penulisan skripsi, perencanaan masa depan, tuntutan keluarga sebagai pendukung dana, teman sebaya yang sudah lulus terlebih dahulu dan mendapatkan pekerjaan. Uraian masalah-masalah tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat akhir tidak hanya memiliki tuntutan untuk menyelesaikan kuliah dan lulus, tetapi juga tuntutan untuk merencanakan kehidupan setelah kuliah, salah satunya yaitu merencanakan karier..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 2. Mahasiswa dalam Masa Perkembangan Dewasa Awal Yusuf (2015) menyatakan bahwa mahasiswa dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal yang berada dalam rentang usia 18,0 – 25,0 tahun. Individu yang berada dalam masa usia ini sudah tergolong dewasa sehingga peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar, tak lagi harus bergantung kepada orang tua dan justru merasa tertantang untuk membuktikan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri (Dariyo, 2003). Mahasiswa berada pada fase dewasa awal yang tidak hanya dituntut untuk sekadar lebih meningkatkan kualitas pengetahuannya, namun juga keterampilan dan kualitas pribadi sebagai bekal untuk hidup secara mandiri (Latif, et al, 2017). Dari sisi intelektual, individu dalam masa dewasa awal yang telah lulus dari perguruan tinggi mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya (Dariyo, 2003). Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas sehingga mahasiswa memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja (Latif, et al, 2017). Masa dewasa awal ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide – pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi hingga mencapai penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang (Dariyo, 2013). Tanda tersebut dapat terlihat pada hampir semua mahasiswa yang menempuh perguruan tinggi. Mahasiswa yang memiliki tanda tersebut dapat dikatakan sudah memiliki modal untuk menghadapi dunia pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi. Dengan.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. kata lain yang perlu dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja bukan hanya ijazah, karena lulus dari perguruan tinggi pun tidak menjamin seseorang akan mendapat pekerjaan yang bagus dengan cepat. Mahasiswa perlu memiliki kualitas diri yang baik agar mampu bersaing di dunia kerja.. 3. Perencanaan Karier dalam Tugas Perkembangan Mahasiswa dalam Masa Dewasa Awal Havighurst (dalam Dariyo, 2003) mengemukakan tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal, di antaranya (1) mencari dan menemukan calon pasangan hidup; (2) membina kehidupan rumah tangga; (3) meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga; dan (4) menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Dariyo (2003) menyatakan usai menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, individu dewasa awal akan memasuki dunia kerja guna menerapkan ilmu dan keahlian yang diperoleh semasa kuliah. Pernyataan tersebut menekankan tugas perkembangan individu dewasa awal untuk meniti karier dalam rangka memantapkan kebutuhan ekonomi rumah tangga. Tugas utama dari tugas perkembangan tersebut adalah individu mampu mandiri secara ekonomi tanpa bergantung lagi kepada orang tua. Salah satu caranya dengan bekerja atau berkarier. Super. (dalam. Nurillah,. 2017). memaparkan,. mahasiswa. diidentifikasi berada pada tahap eksplorasi karier, khususnya pada fase.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. sub transisi (18 – 21 tahun) yang ditandai dengan menonjolnya pertimbangan yang lebih realistis dan usaha mengimplementasi konsep diri, kemudian fase sub trial dengan sedikit komitmen (22 – 24 tahun) yang ditandai dengan mulai dapat menemukan pekerjaan yang dipandang cocok dan mencobanya sebagai sesuatu yang sangat potensial. Dari tugas perkembangan yang dipaparkan Havighurst dan didukung oleh teori Super, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa berada dalam masa-masa di mana mereka sudah harus mulai memikirkan rencana berkaitan dengan karier mereka di masa depan. Mahasiswa yang tidak memiliki rencana masa depan akan cenderung minim pengetahuan tentang menyusun strategi perencanaan karier, kurang mendalami keahlian yang berkaitan dengan jurusan kuliah, dan tidak memiliki tujuan kuliah yang jelas (Nurillah, 2017). Jika demikian tentunya mahasiswa akan kesulitan dalam memenuhi tugas perkembangan kariernya. Mahasiswa yang acuh tak acuh terhadap masa depan akan menjadi kurang realistis dalam memikirkan karier masa depannya. Menurut Prayitno (dalam Latif, et al, 2017) mahasiswa yang sukses dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: a. Sukses dalam bidang akademik; b. Sukses dalam hubungan sosial kemasyarakatan; dan c. Sukses dalam persiapan karier. Namun untuk mencapai kesuksesan tersebut tidak bisa dilakukan dengan cara yang instan dan hanya dengan mencapai satu kesuksesan.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. saja. Sukses yang pertama bisa dicapai selama mahasiswa menjalani perkuliahan dengan baik. Sukses yang kedua bisa dicapai dengan adanya interaksi antar individu. Sukses ketiga membutuhkan usaha yang lebih karena gambaran karier mahasiswa mungkin belum terlalu jelas akibat kurangnya pengalaman. Bisa jadi mahasiswa sudah memiliki rencana karier setelah lulus, namun kemampuan yang dimiliki masih kurang dan mahasiswa tidak memiliki pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Atau mahasiswa memiliki rencana karier yang bertolak jauh dengan jurusan kuliahnya. Kesiapan mahasiswa dalam mengambil keputusan terhadap karier di masa depan sebaiknya sejalan dengan bidang profesi yang digeluti ketika kuliah (Nurillah, 2017). Hal tersebut agar nantinya mahasiswa mampu mencapai perkembangan dan kematangan karier yang optimal, sehingga ilmu serta keterampilan yang diperoleh selama kuliah tidak menjadi sia-sia karena tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.. C. Bimbingan Karier Mahasiswa membutuhkan arahan, bimbingan, dan konseling untuk menstimulasi perkembangan dan pemantapan orientasi karier secara optimal sesuai tingkat dan karakteristik khas perkembangan yang dilaluinya (Nurillah, 2017). Dalam literatur profesional istilah perencanaan karier (career planning), layanan penempatan (placement service), tindak lanjut (follow-up), dan studi survai (follow-up studies) kerap disebut bersama-sama dan.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. dipandang sebagai aspek-aspek dari suatu layanan bimbingan karier (Winkel & Hastuti, 2013). Menurut Shertzer dan Stone, dalam Winkel dan Hastuti (2013) “The planning, placement, and follow-up service is the systematic assistance given to pupils in developing goals and choices related to their educational and vocational futures”. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan karier merupakan aspek yang penting dalam proses membangun karier masa depan melalui bantuan layanan bimbingan. Bimbingan karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan tersebut, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki (Winkel & Hastuti, 2013). Pada tahun 2005 Depdiknas mengemukakan, sejak diberlakukannya kurikulum 1975 bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam keseluruhan praksis pendidikan di Indonesia pada semua jalur dan jenjang pendidikan Artinya bimbingan karier tidak terbatas diberikan kepada siswa sekolah saja, tetapi juga bisa diberikan kepada mahasiswa di perguruan tinggi yang notabene orang muda. Bimbingan karier perlu diterapkan di perguruan tinggi untuk membantu mahasiswa mengenali potensi diri dan menambah wawasan mengenai peluang karier setelah lulus dalam upaya mempersiapkan SDM yang berkualitas. Keterampilan yang dipelajari selama kuliah tidak bisa diaplikasikan jika pekerjaan yang dipilih tidak memiliki requirement yang sesuai dengan jurusan kuliah (Nurillah, 2017). Bisa jadi mahasiswa belum.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. memiliki perencanaan karier karena kurang memiliki informasi mengenai prospek karier, terutama yang berkaitan dengan jurusannya, sehingga mahasiswa tidak memiliki kesiapan kerja setelah lulus kuliah. Mahasiswa yang memiliki perencanaan karier yang baik akan memiliki kesiapan kerja yang tinggi pula (Latif, et al, 2017). Bimbingan karier dimaksudkan untuk membantu siswa/konseli agar mampu mewujudkan pengembangan potensinya yang terkait dengan pengembangan minat, kemampuan, kepribadian, nilai-nilai, dan sikap karier serta pengembangan kemampuan dalam memahami dunia karier yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan kariernya. Dengan adanya program layanan bimbingan karier bagi mahasiswa, mahasiswa akan lebih terbantu dalam merencanakan masa depannya sebelum lulus. Hartono (2016) memaparkan tujuan bimbingan karier di jenjang pendidikan sebagai berikut: 1. Konseli dapat memahami dirinya dalam hal minat, kemampuan, kepribadian, nilai-nilai dan sikap, serta kelebihan dan keterbatasanketerbatasan yang dimilikinya; 2. Konseli dapat memahami dunia kerja seperti berbagai jenis karier dan peluang untuk mencapainya; 3. Konseli dapat mempertemukan potensi diri dengan kesempatankesempatan alternatif pilihan karier yang sesuai dengan potensi dirinya; 4. Konseli dapat memeroleh kemandirian dalam membuat keputusan karier yang sesuai dengan potensi dirinya, dan mampu mengikuti pendidikan karier dengan baik; dan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. 5. Konseli dapat mengembangkan sikap positif terhadap pilihan kariernya, meraih, dan memertahankan kariernya dalam kehidupan di masyarakat mendatang. Kelima tujuan yang dipaparkan tersebut memiliki poin-poin yang hampir sama dengan poin-poin dalam kemampuan perencanaan karier yang telah dipaparkan sebelumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya layanan bimbingan karier yang efektif, maka proses perencanaan karier yang efektif dapat diwujudkan dengan baik.. D. Kajian Penelitian yang Relevan Peneliti melakukan eksplorasi terhadap beberapa penelitian mengenai perencanaan karier dan menemukan penelitian yang relevan dengan judul “Tingkat Kematangan Karier Mahasiswa” dalam skripsi yang ditulis oleh Anselmus A. Abi pada tahun 2019. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 61 mahasiswa semester VII Prodi BK USD angkatan 2014. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2014 memiliki kematangan karier yang tinggi, namun kurang dijelaskan aspek apa saja yang memengaruhi tingginya kematangan karier mahasiswa Prodi BK angkatan 2014. Penelitian tersebut menunjukkan jika aspek perencanaan karier dalam aspek-aspek kematangan karier memperoleh hasil skor “sedang” yang tergolong rendah dalam penelitian tersebut. Perolehan skor perencanaan karier yang rendah tersebut kurang dijabarkan dengan spesifik sehingga perlu untuk diteliti kembali perencanaan karier sebagai aspek utama dalam sebuah.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. kematangan karier individu, khususnya mahasiswa. Perlu diketahui seberapa baik kemampuan mahasiswa dalam merencanakan karier yang mampu membantunya dalam mencapai kematangan karier.. E. Kerangka Pikir Mahasiswa Tingkat Akhir. Kemampuan Perencanaan Karier Mahasiswa Tingkat Akhir. Faktor-Faktor Perencanaan Karier 1. Motivasi; 2. Kompetensi; 3. Jejaring; 4. Peluang; 5. Konsistensi dan Fleksibilitas. Aspek-Aspek Kemampuan Perencanaan Karier 1. Decision making; 2. Self-assessment; 3. Information gathering; 4. Integration; 5. Job-search strategy; 6. Work of adjustment and career expansion. Tinggi = Baik. Rendah = Belum Baik. Sudah mampu merencanakan karier. Belum mampu merencanakan karier. UsulanTopik Bimbingan Karier. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir. Karier merujuk pada proses individu dalam mengalami berbagai perkembangan selama masa kerjanya. Untuk dapat mencapai perkembangan dalam karier, sebelumnya individu perlu memiliki kematangan karier terlebih.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. dahulu. Mahasiswa tingkat akhir merupakan golongan mahasiswa yang akan segera menghadapi kelulusan dari perguruan tinggi dan akan mulai memasuki dunia karier. Harapannya mahasiswa tingkat akhir sudah memiliki kesiapan untuk berkarier agar lulus sebagai SDM yang berkualitas dari perguruan tinggi, namun berdasarkan temuan di lapangan masih banyak mahasiswa tingkat akhir yang menunjukkan indikasi bahwa mereka belum siap untuk mulai berkarier. Ada mahasiswa yang proses pengerjaan skripsinya mengalami hambatan sehingga masih jauh dari kata lulus, mahasiswa yang sudah memiliki target pekerjaan tetapi tidak tahu bagaimana agar Ia bisa mencapai target tersebut. Mahasiswa lainnya ingin bekerja di luar bidang pendidikan, bahkan ada alumni yang mengalami hambatan dalam mengembangkan kariernya karena pekerjaan yang dijalani di luar ekspektasi ketika masih kuliah. Kemudian dilakukan survei terhadap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 sebagai golongan mahasiswa tingkat akhir untuk mengetahui gambaran rencana masa depan mereka ketika masuk kuliah. Hasil survei menunjukkan bahwa mahasiswa tidak memiliki perencanaan sejak awal masuk kuliah. Dari uraian di atas ditemukan satu indikasi yang tampak yaitu mahasiswa belum memiliki perencanaan karier yang efektif. Perencanaan karier merupakan salah satu aspek utama untuk mencapai kematangan karier. Faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan karier mahasiswa, yaitu motivasi, kompetensi, jejaring, peluang, dan konsistensi dan fleksibilitas..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Kompetensi atau kemampuan menjadi satu faktor yang penting dalam proses perencanaan karier. Dengan kata lain mahasiswa perlu memiliki kemampuan perencanaan karier yang baik agar dapat membuat perencanaan karier yang efektif. Kemampuan yang perlu dimiliki untuk membuat perencanaan karier yang efektif, yaitu decision making, self-assessment, information gathering, integration, job-search strategies, dan work adjustment. Perlu diteliti apakah mahasiswa tingkat akhir sudah memiliki keenam kemampuan tersebut untuk mengetahui seberapa. baik. kemampuan. perencanaan karier mereka.. Mahasiswa dengan kemampuan perencanaan karier yang belum baik berarti belum mampu untuk melakukan perencanaan karier. Bagi mahasiswa yang belum mampu melakukan perencanaan karier dengan baik akan diberikan bimbingan karier dengan topik-topik berdasarkan kemampuan perencanaan karier yang terindikasi masih rendah. Topik-topik bimbingan ini dapat diberikan oleh dosen kepada mahasiswa tingkat akhir mau pun mahasiswa angkatan lainnya. Dengan memberikan bimbingan karier yang bertujuan meningkatkan kemampuan perencanaan karier harapannya mahasiswa akan memiliki kematangan karier sejak masih menempuh perkuliahan..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, serta teknik analisis data.. A. Jenis Penelitian 1. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan studi deskriptif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi (Azwar, 2010). Studi deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis tingkat kemampuan perencanaan karier mahasiswa tingkat akhir apakah sudah baik atau belum baik pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016.. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma dan waktu penelitian berlangsung mulai tanggal 22 Juli 2020 – 25 Juli 2020.. 35.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 8 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 berjumlah 74 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan bila populasi memiliki anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2015). Penelitian ini hanya mengambil 40 sampel mahasiswa yang belum lulus dan sudah mengambil SKS penulisan skripsi dari seluruh populasi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 pada waktu penelitian dilaksanakan dengan pertimbangan mahasiswa yang sudah lulus sudah tidak termasuk mahasiswa tingkat akhir. Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2016 No. Keterangan Jumlah Masih aktif sebagai mahasiswa 40 1. Sudah lulus 28 2. Belum mengambil SKS penulisan skripsi 6 3. TOTAL 74. D. Variabel Penelitian Variabel merupakan konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif ataupun secara kualitatif (Azwar, 2010). Variabel penelitian ini adalah kemampuan perencanaan karier, yaitu serangkaian kemampuan yang perlu dimiliki oleh.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. individu untuk mulai merencanakan karier yang efektif di masa sekarang hingga di masa yang akan datang sesuai dengan konsep diri individu. Carney & Wells (1986) menyatakan bahwa aspek-aspek kemampuan perencanaan karier meliputi decision making, self-assessment, information gathering, integration, job-search strategies, dan work of adjustment and career expansion dan keenam aspek tersebut yang menjadi dasar penyusunan instrumen dalam penelitian ini.. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar, 2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei, sedangkan instrumen yang digunakan adalah skala sikap model Likert. Data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2010). Peneliti menyusun kisi-kisi instrumen dengan menjabarkan indikator dari setiap aspek kemampuan perencanaan karier, kemudian peneliti menyusun item-item pernyataan berdasarkan indikator dari setiap aspek kemampuan perencanaan karier. Instrumen disusun dalam bentuk skala bertingkat menurut Skala Likert yang memiliki alternatif jawaban sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Setuju (STS). Pemberian skor bergerak dari 4 (SS) sampai 1 (STS) untuk item-item favorable dan 4 (STS) sampai 1 (SS) untuk item-item unfavorable. Tabel 3.2 Norma Skoring Kemampuan Perencanaan Karier Alternatif Jawaban Sangat Tidak Sangat Pernyataan Setuju Setuju Setuju Tidak Setuju (S) (SS) (TS) (STS) Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 1 2 3 4. Item-item pernyataan yang disusun digunakan untuk mengungkap tingkat kemampuan perencanaan karier mahasiswa tingkat akhir yang mengacu pada aspek-aspek kemampuan perencanaan karier Carney & Wells (1986) sebagai berikut: 1) Decision Making; 2) Self-Assessment; 3) Information Gathering; 4) Integration; 5) Job-search Strategies; dan 6) Work of Adjustment and Career Expansion. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian kemampuan perencanaan karier sebelum penelitian dilaksanakan: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Perencanaan Karier Item No. Aspek Indikator Jumlah F. 1.. 2.. 3.. Decision Making SelfAssessment. Information Gathering. Membuat pertimbangan sebelum mengambil keputusan Membuat keputusan secara mandiri Mengetahui kemampuan, minat, dan karakteristik diri Mampu menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam karier Memiliki kemampuan mengumpulkan informasi karier Memiliki keaktifan dalam mencari informasi karier. 1, 3, 5. U 2, 4, 6. 6. 8, 10 12, 14, 16 18, 20. 4. 21, 23. 22, 24. 4. 25, 27. 26, 28. 4. 7, 9 11, 13, 15 17, 19. 6 4.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. 4.. 5.. 6.. Mampu memanfaatkan jaringan informasi untuk memperoleh informasi karier. 29, 31. 30, 32. 4. Integration. Mampu menggabungkan informasi diri dan eksternal dalam menentukan karier. 33, 35, 37, 39. 34, 36, 38, 40. 8. Job-Search Strategies. Mampu menentukan target ideal untuk bekerja Memiliki persiapan sebelum mulai bekerja. Work of Adjusment and Career Expansion. Mampu berinteraksi dan beradaptasi di lingkungan kerja Memiliki kesiapan untuk mengembangkan karier. TOTAL. 41, 43 45, 47, 49 51, 53, 55 57, 59. 30. 42, 44 46, 48, 50 52, 54, 56 58, 60. 4. 30. 60. 6 6 4. F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2015). Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Sugiyono menjelaskan jika instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan, maka instrumen tersebut mempunyai validitas internal dan harus memenuhi validitas konstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity). Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan teori Carney & Wells mengenai kemampuan perencanaan karier menggunakan skala Likert sehingga termasuk instrumen non-tes. Instrumen non-tes cukup memenuhi validitas konstruksi (construct validity) (Sugiyono, 2015). Instrumen dikatakan memiliki validitas.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. konstruksi jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Uji. validitas. konstruksi. instrumen. dilakukan. dengan. mengonsultasikan instrumen yang telah dikembangkan oleh peneliti sendiri berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dari teori tertentu kepada ahli (expert judgment). Setelah mencapai instrumen final peneliti melakukan uji coba instrumen. Uji coba instrumen yang dilakukan peneliti adalah uji coba terpakai, yaitu melakukan uji coba bersamaan dengan pelaksanaan penelitian yang sesungguhnya terhadap sampel dan hasil uji coba tersebut dapat langsung digunakan. Tinggi-rendahnya validitas dinyatakan oleh korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan (skor item) dengan distribusi skor suatu kriteria yang relevan (skor total) (Azwar, 2009). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 21 dan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: ( √*. (. ) +*. )(. ) (. ) +. Keterangan: = koefisien korelasi item pertanyaan n = jumlah subjek x = skor per item y = skor total. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan uji validitas product moment dengan total sampel 40 mahasiswa atau N = 40 dan item sebanyak 44 butir. Berdasarkan tabel distribusi nilai r tabel product.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. moment diketahui bahwa r tabel untuk N = 40 pada signifikansi 5% (0,05) adalah 0,312 (Suparno, 2016). Kemudian untuk mengetahui butir item yang dinyatakan valid hanya item yang memiliki nilai r hitung ≥ 0,312 dan signifikansi ≤ 0,05, sedangkan nilai item yang memiliki nilai r hitung ≤ 0,312 dan nilai signifikansi ≥ 0,05 dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 44 item valid dan 16 item tidak valid sehingga dinyatakan gugur atau tidak terpakai. Berikut ditunjukkan rekapitulasi kisi-kisi instrumen penelitian kemampuan perencanaan karier setelah dilakukan uji validitas dan rekapitulasi jumlah item valid: Tabel 3.4 Rekapitulasi Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Perencanaan Karier Setelah Uji Validitas Item No. Aspek Indikator 1.. 2.. 3.. 4.. Decision Making SelfAssessment. Information Gathering. Integration. Membuat pertimbangan sebelum mengambil keputusan Membuat keputusan secara mandiri Mengetahui kemampuan, minat, dan karakteristik diri Mampu menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam karier Memiliki kemampuan mengumpulkan informasi karier Memiliki keaktifan dalam mencari informasi karier Mampu memanfaatkan jaringan informasi untuk memperoleh informasi karier Mampu menggabungkan informasi diri dan eksternal dalam menentukan karier. Valid 1, 2, 3, 4, 5. Tidak Valid. 7, 9, 10. 8. 12, 13, 14, 15. 11. 16, 17, 18, 19, 20. -. 21, 22, 23. 24. 26, 27, 28. 25. 29, 30, 32. 31. 35, 38, 39, 40. 33, 34, 36, 37. 6.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. 5.. Job-Search Strategies. Work of Adjusment 6. and Career Expansion TOTAL. Mampu menentukan target ideal untuk bekerja Memiliki persiapan sebelum mulai bekerja Mampu berinteraksi dan beradaptasi di lingkungan kerja Memiliki kesiapan untuk mengembangkan karier. 41, 42, 44. 43. 45, 47, 49, 50. 46, 48. 51, 52, 53, 54, 55. 56. 59, 60. 57, 58. 44. 16. Tabel 3.5 Rekapitulasi Item Valid No.. 1.. 2.. Aspek. Decision Making. Self-Assessment. Information Gathering. 3.. 4.. Integration. Job-Search Strategies. 5.. 6.. Work of Adjusment and Career Expansion. TOTAL. Indikator Membuat pertimbangan sebelum mengambil keputusan Membuat keputusan secara mandiri Mengetahui kemampuan, minat, dan karakteristik diri Mampu menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam karier Memiliki kemampuan mengumpulkan informasi karier Memiliki keaktifan dalam mencari informasi karier Mampu memanfaatkan jaringan informasi untuk memperoleh informasi karier Mampu menggabungkan informasi diri dan eksternal dalam menentukan karier Mampu menentukan target ideal untuk bekerja Memiliki persiapan sebelum mulai bekerja Mampu berinteraksi dan beradaptasi di lingkungan kerja Memiliki kesiapan untuk mengembangkan karier. Jumlah Item Valid 5 3 4 5 3 3. 3. 4. 3 4 5 2. 44.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. 2. Reliabilitas Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2015). Reliabilitas instrumen berkaitan erat dengan error of measurement yang menunjuk pada sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2009). Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 21. Reliabilitas pada instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien reabilitas Alpha Cronbach sebagai berikut: [. (. ). ][. (. ). ]. Keterangan: = nilai reliabilitas = jumlah varian skor tiap-tiap item = varian total k = jumlah item. Hasil yang diperoleh dari uji reliabilitas sebagai berikut: Tabel 3.6 Reliabilitas Item Kemampuan Perencanaan Karier Cronbach’s Alpha. .929. N of Items. 44. Tinggi rendahnya koefisien reliabilitas instrumen mengacu pada daftar indeks kualifikasi reliabilitas berdasarkan kriteria Guilford sebagai berikut:.

Gambar

Gambar 2.1  Skema Kerangka Pikir
Tabel 3.7  Kriteria Guilford
Tabel 3.8  Norma Kategorisasi  Rumus  Kategori  µ + 1,5 ≤ X  Sangat Tinggi  µ + 0,5 < X ≤ µ + 1,5  Tinggi  µ - 0,5 < X ≤ µ + 0,5   Sedang  µ - 1,5 < X ≤ µ - 0,5  Rendah  X ≤ µ - 1,5  Sangat Rendah  Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persentase di atas, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Tingginya tingkat self awareness dari mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dapat diinterpretasikan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, memiliki tingkat Adversity

Usulan program yang dapat diberikan agar daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mencapai hasil yang maksimal

Dari keseluruhan data penelitian yang diperoleh, maka tingkat motivasi belajar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010

Bagi Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Saran peneliti adalah agar mahasiswa penyusun skripsi angkatan 2014 tetap

Kecerdasan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 tergolong sedang boleh jadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: