• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Deskripsi tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT DAYA JUANG MAHASISWA ANGKATAN 2011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS

SANATADHARMA

CAROLINE NATASIA MIRANTI UNIVERSITAS SANATADHARMA

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan membuat usulan program untuk meningkatkan tingkat daya juang dalam diri mereka.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa angkatan 2011 yang belum lulus. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang dimodifikasi berdasarkan buku karangan Paul. G. Stoltz yang terdiri dari empat aspek, yaitu control, O2 (origin dan ownership), reach dan

endurance. Teknik analisis yang digunakan adalah pengkategorisasian tingkat daya juang

mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma berdasarkan kriteria dalam buku karangan Paul G. Stoltz. Terdapat tiga tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

(2)

ABSTRACT

THE DESCRIPTIONS OF THE LEVEL OF ADVERSITY QUOTIENT AMONG THE COLLEGE GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS, BATCH 2011

SANATA DHARMA UNIVERSITY

By:

CAROLINE NATASIA MIRANTI SANATA DHARMA UNIVERSITY

2016

The research aims to obtain a description of the level adversity quotient the Guidance and Counseling students batch 2011, Sanata Dharma University and to propose a program to increase their level of adversity quotient.

This research is a descriptive quantitative study with survey research methods. The subjects were all students batch 2011 who had not graduated. The research instrument was a questionnaire which is modified based by Paul G. Stoltz which consist of four aspects, namely control, O2 (origin and ownership), reach, and endurance. The technique of data analysis used is categorization of the adversity quotient the Guidance and Counseling Programs students batch 2011 at Sanata Dharma University based by Paul G. Stoltz criteria. There are three levels of students batch 2011 adversity quotient, namely high, moderate and low.

(3)

DESKRIPSI TINGKAT DAYA JUANG MAHASISWA

ANGKATAN 2011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Caroline Natasia Miranti NIM: 111114031

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

DESKRIPSI TINGKAT DAYA JUANG MAHASISWA

ANGKATAN 2011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Caroline Natasia Miranti NIM: 111114031

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016

(5)
(6)
(7)

iv

Motto dan Persembahan

Ora et Labora

God’s plan is always the best. Sometimes the process is painful and hard. But

don’t forget that when God is silent, He’s doing something for you.

“ Sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-ku

mengenai kamu, demikianlah firmanTuhan yaitu rancangan damai sejahtera dan

bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan.” Yeremia 29:11

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Sang pencipta dan pemilik kehidupan,

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang tuaku tercinta, papa Julius

Makabeus dan mama Cressentiana

Partindah.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

Program Studi Bimbingan dan Konseling,

khususnya mahasiswa angkatan 2011, para

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT DAYA JUANG MAHASISWA ANGKATAN 2011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS

SANATADHARMA

CAROLINE NATASIA MIRANTI UNIVERSITAS SANATADHARMA

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan membuat usulan program untuk meningkatkan tingkat daya juang dalam diri mereka.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa angkatan 2011 yang belum lulus. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang dimodifikasi berdasarkan buku karangan Paul. G. Stoltz yang terdiri dari empat aspek, yaitu control, O2 (origin dan

ownership), reach dan endurance. Teknik analisis yang digunakan adalah

pengkategorisasian tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma berdasarkan kriteria dalam buku karangan Paul G. Stoltz. Terdapat tiga tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

(11)

viii

ABSTRACT

THE DESCRIPTIONS OF THE LEVEL OF ADVERSITY QUOTIENT AMONG THE COLLEGE GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS, BATCH 2011

SANATA DHARMA UNIVERSITY quotientthe Guidance and Counseling students batch 2011, Sanata Dharma University and to propose a program to increase their level of adversity quotient.

This research is a descriptive quantitative study with survey research methods. The subjects were all students batch 2011 who had not graduated. The research instrument was a questionnaire which is modified based by Paul G. Stoltz which consist of four aspects, namely control, O2 (origin and ownership), reach, and endurance. The technique of data analysis used is categorization of the adversity quotient the Guidance and Counseling Programs students batch 2011 at Sanata Dharma University based by Paul G. Stoltz criteria. There are three levels of studentsbatch 2011 adversity quotient, namely high, moderate and low.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kepadaTuhan Yesus Kristus atas segala

pertolongan, hikmat, karunia dan penyertaanNya dalam penyelesaian skripsi

ini.Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Disadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, diucapkan

terimakasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dra. M. J. Retno Priyani M.Si., selaku dosen pembimbing yang

dengan setia, tulus dan sabar telah memberikan waktu, motivasi,

masukan, dan banayak pembelajaran berharga selama bimbingan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali berbagai

ilmu pegetahuan yang berguna bagi penulis.

4. BapakStefanusPriyatmoko yang dengan sabar, tulus dan ikhlas membantu

mengurus administrasi selama menempuh studi di Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling angkatan 2011 atas

(13)
(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

G. Definisi Operasional... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ... 9

A. KajianTeori ... 9

1. Definisi daya juang ... 9

2. Aspek-aspek daya juang ... 10

(15)

xii

a. Faktor internal ... 13

b. Faktor eksternal ... 13

4. Karakteristik individu berdasarkan tinggi dan rendahnya Daya juang ... 15

5. Definisi masa dewasa awal ... 17

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 19

C. Kerangka Pikir ... 21

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 27

1. Teknik Pengumpulan Data ... 27

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 28

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 31

1. Validitas Instrumen Penelitian ... 31

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 33

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 34

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN PROGRAM MENINGKATKAN DAYA JUANG ... 38

A. Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling USD Yogyakarta ... 38

B. Pembahasan ... 47

(16)

xiii

BAB V. PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Keterbatasan ... 56

C. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma ... 26

Tabel 2. Penentuan Skor Tiap Alternatif Jawaban ... 29

Tabel 3. Kisi-kisi Tingkat Daya Juang ... 30

Tabel 4. Kriteria Guilford ... 34

Tabel 5. Norma Kategorisasi ... 37

Tabel 6. Hasil Tingkat DayaJuangMahasiswaAngkatan 2011 ... 38

Tabel 7. Hasil Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angakatan 2011 berdasarkan Aspek Control ... 41

Tabel 8. Hasil Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 berdasarkan Aspek O2 ... 43

Tabel 9. Hasil Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 berdasarkan aspek Reach ... 44

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Tingkat Daya Juang ... 61

Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Tingkat Daya Juang

... 68

(19)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Diagaram1. Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma ... 39

Diagram 2. Aspek Control Tingkat Daya Juang Mahasiswa

Angakatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma ... 41

Diagram 3. Aspek O2 Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma ... 43

Diagram 4. Aspek Reach Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma ... 45

Diagram 5. Aspek Endurance Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan

2011 Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

definisi operasional variabel penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu berusaha untuk bisa mengembangkan diri dengan

segenap potensi yang dimilikinya. Harus diakui bahwa dalam proses

pengembangan diri, individu tidak pernah terlepas dari berbagai kesulitan.

Salah satu individu yang berada dalam proses pengembangan diri dan tidak

terlepas dari berbagai kesulitan adalah mahasiswa. Dilihat dari tahap

perkembangan, mahasiswa digolongkan ke dalam fase dewasa awal. Individu

yang berada pada masa dewasa awal mengalami perubahan yakni dari mencari

pengetahuan kemudian menerapkan pengetahuan tersebut untuk mengejar

karir.

Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dalam lembaga

pendidikan tertinggi yang dituntut untuk memiliki kemandirian serta tanggung

jawab dalam menyelesaikan tugas akademik. Tugas akademik yang dimaksud

adalah penyelesaian dan pencapaian beban studi yang ditetapkan, seperti

penyelesaian tugas mata kuliah, praktikum dan penyusunan skripsi.

(22)

tahun. Fenomena yang terjadi saat ini, banyak dari mahasiswa yang tidak

dapat menyelesaikan studinya secara tepat waktu.

Skripsi merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh mahasiswa

agar memperoleh gelar sarjana dengan cara melakukan penelitian. Skripsi

menjadi hal yang menakutkan bagi para mahasiswa tingkat akhir dikarenakan

adanya kesulitan dan hambatan dalam proses pengerjaannya. Namun, skripsi

juga hal yang dibanggakan oleh mahasiswa tingkat akhir. Dalam penyusunan

skripsi mahasiswa dituntut untuk mampu mencari dan merumuskan masalah

penelitian, membuat rancangan penelitian, melakukan analisis, menyusun

laporan hasil penelitian dan mempertanggungjawabkannya di hadapan para

dosen.

Selama proses penyusunan skripsi, sebagian mahasiswa mengalami

hambatan dan kesulitan yang beragam baik itu dari segi faktor internal seperti,

tidak memiliki kemampuan dalam hal menulis, kurangnya kemampuan

akademis yang memadai, dan kurangnya ketertarikan dalam hal menulis.

Faktor eksternal yang mungkin dialami seperti, suasana lingkungan yang tidak

kondusif, kesulitan mencari literatur, masalah ekonomi yang terbatas,

kesulitan dan enggan bertemu dengan dosen pembimbing skripsi karena takut

menerima banyak revisi.

Hambatan dan kesulitan dalam proses penyusunan skripsi inilah yang

mengakibatkan skripsi menjadi sebuah beban akademik bagi sebagian

(23)

satu bentuk respon terhadap situasi yang dipandang sebagai situasi yang penuh

tantangan dan tekanan. Dalam situasi seperti inilah, dibutuhkan adanya

kekuatan untuk menyelesaikannya (Laura dan Sunjoyo, 2009). Berdasarkan

kurikulum 2006, penyelenggaraan pendidikan di Program Studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma dengan beban 152 SKS, terungkap

data yang diperoleh dari sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma bahwa angka kelulusan mahasiswa pada tahun

angkatan 2009-2011 masuk dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan hanya

219 mahasiswa yang lulus. Stoltz (2007) berpendapat bahwa diantara banyak

kekuatan yang dimiliki oleh individu, salah satunya adalah seberapa jauh

individu mampu bertahan menghadapi kesulitan dan kemampuan individual

untuk mengatasi kesulitan. Dalam mencapai suatu kesuksesan di kehidupan,

ditentukan oleh tinggi rendahnya daya juang yang dimiliki setiap individu.

Daya juang merupakan bentuk respon idividu terhadap kesulitan dan

pengendalian terhadap respon yang dialami oleh individu itu sendiri.

Kemampuan berjuang merupakan kemampuan mempertahankan atau

mencapai sesuatu yang dilakukan dengan gigih. Stoltz (2007) mengungkapkan

bahwa salah satu rahasia untuk mengatasi tantangan atau kesulitan bagi setiap

individu yaitu dengan meningkatkan daya juang. Stoltz (2007) menyatakan

bahwa Adversity Quotient (AQ) merupakan kecerdasan dan kemampuan yang

dimiliki seseorang dalam mengatasi kesulitan dan kesanggupan dalam

(24)

Tantangan yang akan dihadapi mahasiswa antara lain: mengatur

kembali pola kehidupan sehari- hari, mengintegrasikan tuntutan belajar

akademik dengan corak kehidupan berelasi, menyesuaikan diri dengan corak

kehidupan kampus dan lain- lain (Winkel, 2006). Berdasarkan pernyataan

tersebut dapat dikatakan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab besar

dan menjadi harapan bangsa yang paling berharga. Mahasiswa dipersiapkan

untuk memiliki pikiran, keahlian, mental, dan moral yang baik sebagai modal

untuk terjun mandiri ke dunia profesi dan masyarakat.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman dalam berinteraksi dengan

mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma

yang sedang menyusun skripsi, ditemukan bahwa tingkat daya juang untuk

menyelesaikan skripsi dikalangan mahasiswa masih sangat kurang. Indikasi

dari permasalahan ini, ialah tidak sedikit mahasiswa yang enggan

menyelesaikan skripsi hanya karena menerima banyak revisi dari dosen

pembimbing, banyak pula mahasiswa yang pasif untuk berkonsultasi dengan

dosen pembimbing, serta mahasiswa yang juga enggan mencari buku ataupun

jurnal yang berkaitan dengan judul skripsi mereka. Dari wawancara yang

dilakukan terhadap 5 orang mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling angkatan 2011 yang sedang menyelesaikan skripsi terungkap

bahwa yang menyebabkan mereka tidak dapat menyelesaikan skripsi tepat

waktu adalah kurikulum yang masih sangat padat di akhir semester, ada

beberapa perasaan negatif yang juga dirasakan oleh mahasiswa seperti

(25)

perasaan tersebut dapat simpulkan bahwa mahasiswa memiliki tingkat daya

juang rendah dalam proses penyelesaian skripsi. Setelah melihat semua hal

diatas maka diangkat judul “Deskripsi Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma” dalam pemenuhan tugas akhir. Melalui skripsi ini diharapkan akan ada manfaat yang dapat diambil oleh Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dalam peningkatan

prsetasi kelulusan mahasiswa angkatan 2011 yang sedang melaksanakan

skripsi.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan daya

juang mahasiswa angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi, dapat

diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:

1. Pada tahun 2015 sekitar 18 mahasiswa angkatan 2011 yang lulus pada

bulan Juni-Agustus.

2. Dari 30 mahasiswa angkatan 2011 yang sedang menulis skripsi, sekitar

22 mahasiswa yang masih berkutat pada bab 2.

3. Sampai dengan bulan Desember ini, diketahui bahwa sekitar 12

mahasiswa angkatan yang masih sulit dan enggan menemui dosen

pembimbing.

4. Diketahui sampai dengan bulan Januari 2016 ini masih sekitar 7

(26)

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari luasnya permasalahan yang akan timbul juga

untuk mempermudah pelaksanaan, pengamatan, dan pembahasan, maka

dibatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Fokus masalah dalam penelitian ini diarahkan pada tingkat daya

juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Penelitian dilakukan hanya pada mahasiswa angkatan 2011 Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

sehingga kesimpulan yang diperoleh hanya menggambarkan keadaan

objek yang diteliti dan tidak berlaku umum.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Seberapa tinggi tingkat daya juang yang dimiliki mahasiswa 2011

dalam menyelesaikan skripsi?

2. Aspek mana sajakah yang teridentifikasi rendah sebagai dasar usulan

pembuatan program yang dapat meningkatkan daya juang mahasiswa

angkatan 2011 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas

(27)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan tingkat daya juang yang dimiliki mahasiswa

angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi.

2. Membuat usulan program yang sesuai mengenai tingkat daya juang

mahasiswa angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap muncul beberapa

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap

pengembangan pengetahuan mengenai tingkat daya juang yang harus

dimiliki mahasiswa angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi dan

sebagai wacana untuk membuat suatu program mengenai cara yang

dapat digunakan oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling dalam

mencari tahu bagaimana daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa

angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma. Hasil penelitian ini dapat menjadi

(28)

dan Konseling untuk melihat seberapa tinggi tingkat daya juang

yang ada dalam diri mahasiswa angkatan 2011 dalam

menyelesaikan skripsi. Selain itu, prodi juga dapat menentukan

langkah- langkah yang dapat diberikan kepada mahasiswa

angkatan 2011 untuk dapat meningkatkan daya juang yang ada

dalam diri mahasiswa angkatan 2011 tersebut.

b. Bagi mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Para

mahasiswa angkatan 2011 ini dapat menggunakan hasil penelitian

ini untuk melihat seberapa tinggi tingkat daya juang yang ada

dalam diri mereka dan memikirkan kiat- kiat untuk tetap bisa

mempertahankannya.

G. Definisi Operasional Variabel

Daya Juang merupakan kemampuan berpikir, mengendalikan

emosi, mengakui asal usul dari penyebab kesulitan, menjangkau setiap

kesulitan dengan penuh tanggung jawab dan memiliki ketahanan ketika

menghadapi tantangan dalam menyelesaikan skripsi.

(29)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang pengertian mahasiswa pada masa dewasa

awal, daya juang, aspek- aspek daya juang, faktor- faktor daya juang,

karakteristik daya juang, skripsi dan kerangka berpikir.

A. Kajian Teori

1. Definisi daya juang

Konsep daya juang pertama kali dikenalkan oleh Paul G. Stoltz

yang memandang bahwa hidup sebagai suatu pendakian yang memiliki

banyak tantangan dan menuntut setiap individu untuk dapat

menghadapinya (Kandani, 2010). Menurut Stoltz (2007) untuk

mencapai kesuksesan atau keberhasilan dalam segala bidang tidak

hanya dibutuhkan kecerdasan intelektual (IQ) dan kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya (EQ), tetapi juga

membutuhkan Adversity Quotient (AQ) yang merupakan kemampuan

seseorang untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Dalam Kamus

Bahasa Inggris, adversity berasal dari kata adverse yang artinya

kesengsaraan. Sebuah kondisi yang tidak menyenangkan sehingga dapat

diartikan bahwa adversity adalah kesulitan, masalah, musibah dan

hambatan. Sedangkan Quotient menurut kamus bahasa inggris adalah

(30)

seseorang. Menurut Stoltz (2007) mendefinisikan adversity quotient

sebagai kemampuan atau kecerdasan seseorang untuk bertahan

menghadapi dan mengatasi kesulitan. Adversity quotient juga dapat

diartikan sebagai daya juang (Departemen Pendidikan Nasional, 2007)

yaitu kemampuan mempertahankan atau mencapai sesuatu yang

dilakukan dengan gigih. Konsep adversity quotient dikembangkan

dengan memanfaat tiga cabang ilmu pengetahuan, yakni psikologi

kognitif, psikoneurologi dan neurofisiologis. Dapat disimpulkan bahwa

daya juang merupakan kemampuan berpikir, mengelola, dan

mengarahkan tindakan dalam bentuk kognitif dan perilaku serta

ketahanan seseorang terhadap tantangan dan kesulitan untuk terus

berjuang dengan gigih dalam meraih pencapaian hidup ataupun

kesuksesan.

2. Aspek- aspek daya juang

Menurut Stoltz (2007) aspek- aspek daya juang terbagi menjadi

empat dimensi pokok, yaitu:

a. Control (kendali), kemampuan mengendalikan perasaan terhadap

permasalahan yang dihadapi. Dalam situasi ini, individu

diharapkan mampu mengkondisikan emosi, mengambil seluruh

tantangan secara lebih berani dan optimal. Aspek kendali ini

bersifat internal dan sangat individual. Dalam hal ini, apabila

semakin tinggi daya juang yang dimiliki individu, maka besar

(31)

atas berbagai kesulitan dan peristiwa hidup yang buruk.

Sebaliknya, semakin rendah daya juang seseorang, maka besar

kemungkinan individu merasa bahwa peristiwa-peristiwa yang

buruk berada diluar kendali. Rendahnya kendali yang dirasakan

memiliki pengaruh yang buruk terhadap kemampuan seseorang

untuk mengubah situasi sulit ataupun peristiwa buruk yang tengah

dialami. Individu yang kemampuan kendalinya rendah, akan

mudah menyerah dan sering menjadi tidak berdaya saat

menghadapi kesulitan.

b. Origin dan ownership (asal usul dan pengakuan), mempertanyakan

dua hal yakni: “yang” menjadi penyebab dari suatu kesulitan dan

“sejauh mana” individu mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan

oleh situasi yang sulit. Origin sendiri terkait dengan rasa bersalah.

Individu yang memiliki daya juang rendah, cenderung

menempatkan rasa bersalah yang tidak semestinya atas peristiwa

buruk yang terjadi. Dapat dikatakan bahwa individu tersebut

cenderung melihat dirinya sendiri sebagai satu-satunya penyebab

atau asal-usul dari kesulitan yang dialami. Sebaliknya, individu

yang memiliki daya juang tinggi, cenderung melihat sumber

kesulitan iu berasal dari oranglain atau dari luar dan menempatkan

perannya pada tempat yang wajar. Daya juang mengajarkan

individu untuk bisa meningkatkan rasa tanggung jawab sebagai

(32)

dalam mengambil tindakan atau keputusan tertentu. Individu yang

memiliki daya juang tinggi tidak akan mempersalahkan orang lain

sambil mengelakkan tanggung jawab, namun individu tersebut

akan cenderung mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan oleh

kesulitan.

c. Reach (jangkauan), aspek reach ini mempertanyakan sejauh mana

kesulitan akan menjangkau bagian lain dari kehidupan individu.

Respon daya juang yang rendah akan membuat kesulitan menyebar

ke bagian lain kehidupan individu. Semakin rendah daya juang

seseorang, kemungkinan besar individu menganggap

peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana yang merasuki wilayah

kehidupannya. Semakin tinggi daya juang, individu akan

membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang

dihadapi.

d. Endurance (ketahanan), ketetapan dan kecepatan seseorang dalam

memecahkan masalah. Aspek inilah yang dapat dilihat berapa lama

kesulitan akan berlangsung dan berapa lama kesulitan itu akan

berlangsung. Semakin tinggi daya juang dalam dimensi ini,

individu akan memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang

bertahan lama dan menganggap kesulitan dan penyebab-

penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara. Sebaliknya,

seseorang yang berdaya juang rendah akan memandang kesulitan

(33)

lama dan menanggap peristiwa-peristiwa positif sebagai sesuatu

yang bersifat sementara. Hal ini akan memnculkan

persaan-perasaan tidak berdaya atau hilangnya harapan dan individu

cenderung kurang bertindak melawan kesulitan yang dianggap

sebagai sesuatu yang bersifat permanen.

3. Faktor-faktor yang terkait dalam daya juang ialah :

a. Faktor internal, meliputi genetika, keyakinan, bakat, hasrat,

karakter kerja dan kesehatan.

b. Faktor eksternal, meliputi pendidikan dan lingkungan Stoltz

(2007).

c. Daya Saing

Seligman (Stoltz, 2000: 93) berpendapat bahwa adversity quotient

yang rendah dikarenakan tidak adanya daya saing ketika

menghadapi kesulitan sehingga kehilangan kemampuan untuk

menciptakan peluang dalam kesulitan yang dihadapi.

d. Produktivitas

Penelitian yang dilakukan di sejumlah perusahan berpendapat

bahwa terdapat korelasi positif antara kinerja dengan respon yang

diberikan terhadap kesulitan, artinya respon konstruktif yang

diberikan seseorang terhadap kesulitan akan membantu

meningkatkan kinerja yang lebih baik dan sebaliknya respon yang

(34)

e. Motivasi

Penelitian yang dilakukan oleh Stoltz (2000: 94) menunjukkan

bahwa seseorang yang mempunyai motivasi yang kuat mampu

menciptakan peluang dalam kesulitan artinya seseorang dengan

motivasi yang kuat akan berupaya menyelesaikan kesulitan dengan

menggunakan segenap kemampuan.

f. Mengambil resiko

Penelitian yang dilakukan oleh Satterfield dan Seligman (Stoltz,

2000: 94) menunjukkan bahwa sseorang yang mempunyai

adversity quotient tinggi lebih berani megambil resiko dari

tindakan yang dilakukan. Hal itu dikarenakan seseorang dengan

Adversity Quotient tinggi merespon kesulitan secara lebih

konstruktif.

g. Perbaikan

Seseorang dengan Adversity Quotient yang tinggi senantiasa

berupaya mengatasi kesulitan dengan langkah konkrit, yaitu

dengan melakukan perbaikan dalam berbagai aspek agar kesulitan

tersebut tidak menjangkau bisang-bidang yang lain.

h. Ketekunan

Seligman menemukan bahwa seseorang yang merespon kesulitan

(35)

i. Belajar

Menurut Carl Dweck (Stoltz, 2000:95) membuktikan bahwa anak-

anak yang merespon secara optimis akan banyak belajar dan lebih

berprestasi dibandingkan dengan anak- anak yang memiliki pola

pesimistis.

4. Karakteristik individu berdasarkan tinggi rendahnya daya juang Manusia dilahirkan dengan suatu dorongan inti manusiawi untuk

terus mendaki agar dapat mencapi puncak, dan Stoltz (2007)

mengartikan bahwa pendakian sebagai upaya menggerakkan arah atau

tujuan hidup kedepan. Tiga jenis kelompok pendaki Stoltz, (2000: 18)

meliputi:

a. Quitters

Quitters adalah tipe individu yang berhenti melakukan

pendakian. Individu yang bertipe seperti ini memilih untuk

keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti apabila

menghadapi suatu kesulitan. Quitters (mereka yang berhenti),

orang-orang jenis ini berhenti di tengah proses pendakian dan

mudah putus asa bahkan menyerah (Ginanjar Ary Agustin,

2001:271). Individu dengan tipe quitters ini cukup puas dengan

pemenuhan kebutuhan dasar atau fisiologis saja dan cenderung

pasif, memilih untuk keluar menghindari perjalanan

selanjutnya, mundur dan berhenti. Para quitters menolak

(36)

dan rintangan. Orang yang seperti ini akan banyak kehilangan

kesempatan berharga dalam kehidupan. Dalam hirarki Maslow

tipe ini berada pada pemenuhan kebutuhan fisiologis yang

letaknya paling dasar dalam bentuk piramida.

b. Campers

Campers atau satis-ficer (dari kata satisfied = puas dan suffice=

mencukupi). Golongan ini puas dengan mencukupkan diri dan

tidak mau mengembangkan diri. Tipe ini merupakan golongan

yang sedikit lebih banyak mengusahakan agar terpenuhinya

kebutuhan keamanan pada skala hirarki Maslow. Kelompok ini

juga tidak tidak tinggi kapasitasnya untuk perubahan karena

terdorong oleh ketakutan dan hanya mencari keamanan dan

kenyamanan. Campers setidaknya telah melangkah dan

menanggapi tantangan, tetapi setelah mencapai tahap tertentu,

campers berhenti meskipun masih ada kesempatan untuk lebih

berkembang lagi. Berbeda dengan quitters, campers

sekurang-kurangya telah menanggapi tantangan yang dihadapinya

sehingga telah mencapai tingkat tertentu.

c. Climbers

Climbers (pendaki) mereka yang selalu optimis melihat

peluang, melihat celah dan harapan di balik keputusannya.

Climbers merupakan kelompok orang yang selalu berupaya

(37)

Maslow. Climbers adalah tipe manusia yang berjuang seumur

hidup, tidak perduli sebesar apapun kesulitan yang datang.

Climbers tidak dikendalikan oleh lingkungan, tetapi dengan

berbagai kreatifitasnya. Tipe ini berusaha mengendalikan

lingkungannya. Climbers akan selalu memikirkan berbagai

alternatif permasalahan dan menganggap kesulitan dan

rintangan yang ada justru menjadi peluang untuk lebih maju,

berkembang, dan mempelajari lebih banyak tentang kesulitan

hidup. Tipe ini akan selalu siap menghadapi berbagai rintangan

dan menyukai tantangan yang diakibatkan oleh adanya

perubahan- perubahan.

5. Definisi masa dewasa awal

Menurut Harlock (1990: 246) mengemukakan bahwa adult berasal

dari kata kerja Latin yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan” akan

tetapi adult berasal dari kata kerja lampau yaitu adultus yang berarti

“telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah

menjadi sempurna”. Oleh karena itu orang dewasa merupakan individu

yang telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama

dengan orang dewasa lainnya. Menurut Jahja (201: 246) masa dewasa

awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif. Usia

masa dewasa berkisar pada 21-40 tahun. Masa dewasa merupakan masa

seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola- pola kehidupan serta

(38)

yang sulit karena pada masa inilah individu yang dahulu bergantung

pada orangtua, kini dituntut untuk bisa hidup secara mandiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1991) mahasiswa

merupakan individu yang sedang menjalani jenjang pendidikan di

perguruan tinggi atau sekolah tinggi. Tujuan individu belajar di

perguruan tinggi ialah untuk menguasai suatu ilmu serta memahami

wawasan ilmah yang luas, sehingga mampu bertindak ilmiah dalam

segala hal yang berkaitan dengan keilmuan yang dapat diabdikan

kepada masyarakat (Anton, 2007). Dalam proses penyelesaian program

pendidikan ini, khususnya di strata satu mahasiswa diharapkan mampu

berprestasi secara optimal. Oleh sebab itu mahasiswa dapat memenuhi

tugas-tugas yang diberikan secara akademis maupun non akademis.

Salah satu tugas akademik yang harus diselesaikan oleh mahasiswa

adalah tugas akhir (skripsi) agar mahasiswa memperoleh suatu gelar

sarjana.

Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang

mempunyai dua sifat yaitu, manusia muda dan calon intelektual.

Sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu berpikir kritis

terhadap kenyataan sosial. Sedangkan sebagai manusia muda

mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang akan menimpa

dirinya (Djojodibroto, 2004) . Mahasiswa berasal dari kata maha yang

berarti besar atau tinggi dan siswa yang berarti pelajar atau dengan kata

(39)

dituntut untuk memiliki kemandirian serta tanggungjawab dalam

menyelesaikan tugas akademik yang telah ditetapkan untuk mencapai

kompetensi lulusan yang diharapkan oleh perguruan tinggi. Individu

yang berada pada masa dewasa awal mengalami perubahan dari

mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan untuk mengejar

karir. Perubahan tersebut kemudian disebut oleh Schaie (Santrock,

1995) sebagai fase pencapaian prestasi.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Pada penelitian yang relevan ini belum ditemukan penelitian

tentang daya juang mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Namun

ditemukan dua jenis penelitian tentang hubungan motivasi sebagai

konselor dan daya juang mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling FKIP Universitas Khatolik Atmajaya dan hubungan antara

optimisme dengan adversity quotient pada mahasiswa Program Studi

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Solo yang mengerjakan

skripsi. Penelitian tentang hubungan motivasi sebagai konselor dan daya

juang mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP

Universitas Khatolik Atmajaya ditulis oleh Pedhu, Yoseph & Setia, Lisa

Caroline (2012). Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa :

pertama, terdapat 15 mahasiswa (28,85%) yang berada pada variabel

motivasi sebagai konselor rendah, 37 mahasiswa (71,15%) berada pada

(40)

berada pada kategorisasi motivasi sebagai konselor tinggi. Kedua, tidak

terdapat mahasiswa (0%) yang berada pada variabel daya juang rendah.

Terdapat 8 mahasiswa (15,38%) berada pada variabel daya juang sedang,

dan 44 mahasiswa (84,62%) berada pada kategorisasi daya juang tinggi.

Penelitian tentang hubungan antara optimisme dengan adversity

quotient pada mahasiswa program studi psikologi fakultas kedokteran uns

yang mengerjakan skripsi ditulis oleh Utami, Bekti Isiya & Karyanta, Arif

Nugraha. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa terdapat

hubungan positif yang signifikan antara optimisme dan adversity quotient

pada mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas

Negeri Solo yang mengerjakan skripsi melalui hasil perhitungan korelasi

product moment Pearson memperlihatkan nilai koefisien korelasi (r) =

0,833 dan p kurang dari 0,05.

C. Kerangka Pikir

Penetapan kerangka pikir dalam suatu karangan ilmiah sangat

penting karena kerangka pikir dianggap sebagai arah dalam suatu

penelitian. Kerangka pikir ini merupakan suatu yang dianggap benar atau

konstan serta dimaksudkan untuk menghindari terjadinya

penyimpangan-penyimpangan dalam pembahasan. Kerangka pikir merupakan titik tolak

atau pokok pikiran dari permasalahan yang sedang diteliti dan secara

logika dapat diterima keabsahannya. Seperti dikemukakan (Arikunto,

(41)

diterima oleh peneliti dan sifat kebenaran ini selanjutnya diartikan pula

peneliti dapat merupakan satu atau lebih hipotesis yang sesuai dengan

penelitiannya.

Skripsi merupakan bagian dari proses pendidikan yang harus

dilalui oleh mahasiswa. Proses penyelesaian skripsi menjadikan sebagian

dari mahasiswa 2011 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta megalami stress.

Faktor penyebab stress dalam proses penyelesaian skripsi cukup

beragam, mulai dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang

dimaksud seperti sikap prokastinasi, bahkan kurangnya kepercayaan diri

atas kemampuan yang dimiliki. Sedangkan faktor eksternal anatara lain

adalah sulitnya mencari judul untuk skripsi, sulit mencari literatur, dana

yang terbatas bahkan takut untuk menemui dosen pembimbing.

Dalam penulisan kerangka berpikir ini, dapat digambarkan seperti

(42)

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir

Dalam menghadapi suatu kesulitan, baik itu yang berasal

dari faktor internal maupun eksternal, setiap mahasiswa harus Daya Juang

MAHASISWA

Adversity Quotient

1. Control

2. O2 (Origin dan Ownership)

3. Reach

4. Endurance

Program

(43)

memiliki daya juang untuk terus maju mencapai kesuksesan karena

daya juang merupakan kemampuan atau kecerdasan seseorang

untuk bertahan menghadapi dan mengatasi kesulitan. Mahasiswa

yang memiliki daya juang tinggi kemungkinan besar tidak mudah

menyerah dan memiliki semangat yang tinggi untuk terus maju

menghadapi kesulitan dalam hidupnya. Sedangkan mahasiswa

yang memiliki daya juang rendah akan mudah menyerah dan putus

asa dalam menghadapi kesulitan. Daya juang dalam diri mahasiswa

didukung oleh beberapa aspek yang akan mengarahkan mahasiswa

dalam pencapaian sebuah keberhasilan. Aspek-aspek tersebut

terbagi menjadi empat dimensi, yakni : control, O2 (origin dan

ownership), reach dan endurance.

Kesimpulannya adalah mahasiswa yang memiliki Daya

Juang tinggi adalah mahasiswa yang memiliki control dan O2

(Origin dan Ownership) yang tinggi tetapi memiliki reach dan

endurance yang rendah. Mahasiswa seperti inilah yang

kemungkinan besar akan mampu menghadapi segala kesulitan yang

terjadi dalam hidup, sehingga dapat mengambil dan melewati segala

rintangan yang ada dengan mencapai hasil yang baik. Dengan

melihat kesimpulan diatas maka hendaknya Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat

membuat suatu program yang dapat meningkatkan daya juang

(44)

juang manakah yang masuk dalam kategori rendah dan sedang.

Dilihat berdasarkan teori yang dipakai dalam buku adversity

quotient Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

selaku calon konselor yang berperan membimbing dan menangani

peserta didik perlu memiliki dan meningkatkan adversity quotient

agar dapat menjadi contoh bagi para peserta didik.

(45)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini diuraikan jenis penelitian, variabel penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subjek penelitian dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik

dan instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan survei. Penelitian deskriptif sendiri merupakan metode penelitian

yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa

adanya (Best dalam sukardi, 2003: 157). Sifat deskriptif dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat daya juang yang

dimiliki mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis, 08 Oktober 2015 dengan

jadwal yang disesuaikan oleh masing- masing mahasiswa angkatan 2011

Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Tempat

pelaksanaan penelitian adalah Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini

(46)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini melibatkan seluruh

mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma. Adapun rincian jumlah mahasiswa tingkat akhir

adalah sebagai berikut Tabel 1.

Tabel 1.

Jumlah Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 4

2. Perempuan 26

Total 30

Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena semua anggota populasi

dijadikan subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa

angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma. Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma dipilih sebagai subjek penelitian dengan alasan subjek tersebut belum

pernah dijadikan sebagai subjek penelitian yang terkait dengan tingkat daya

juang. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan masukan bagi para dosen

dan mahasiswa mengenai tingkat daya juang yang berimplikasi pada usulan

(47)

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dalam meningkatkan

Daya Juang”.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah variabel tunggal

yaitu tingkat daya juang mahasiswa tingkat akhir Program Studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Variabel ini akan diuraikan secara

operasional demi kepentingan pengukuran dan pengumpulan data.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner.

Menurut Sugiono (2011: 199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyatan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sepadan dengan

Sugiono, menurut Margono (2007: 167) kuesioner merupakan suatu alat

pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pernyataan

tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner

interview, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri

(48)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa kuesioner yang digunakan dari hasil modifikasi alat ukur yang

telah ada. Menurut Sugiono (2011: 199) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat

pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner dapat berupa pernyataan terbuka ataupun tertutup.

Item- item dalam kuesioner dimodifikasi berdasarkan alat ukur yang

telah ada dan disesuaikan dengan aspek-aspek daya juang menurut

karangan Paul. G. Stoltz, PHD. Kuesioner terbagi menjadi dua bagian,

yakni pada bagian pertama memuat tentang jenis kelamin, usia subjek

dan petunjuk pengisian kuesioner. Pada bagian kedua memuat pernyataan

dan alternatif pilihan jawaban dari pernyataan mengenai tingkat daya

juang mahasiswa tingkat akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan jenis

skala penilaian kuantitatif yang merupakan bentuk pedoman observasi

yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati dan

dijabarkan dalam skala berbentuk bilangan atau angka. Pada setiap

pertanyaan terhadap aspek tingkat daya juang diberi rentan skor satu

(49)

Tabel 2.

Penentuan Skor Tiap Alternatif Jawaban

1. Teman- teman dekat anda tidak menerima ide anda.

Yang menyebabkan teman dekat saya tidak menerima ide saya merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan 1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan

sepenuhnya C-

Penyebab teman dekat tidak menerima ide saya sepenuhnya berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain Or-

Penentuan skor pada setiap alternatif jawaban disesuaikan dengan

rentan skor yang tersedia. Hal ini dimaksudkan bahwa skor 1 sampai 5,

memiliki makna penilaian tersendiri pada setiap aspeknya. Penentuan skor

pada setiap alternatif jawaban dihitung hasilnya berdasarkan aspek yang

(50)

Tabel 3

Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Daya Juang Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

No Aspek Tingkat Daya Juang

Indikator

1. Control (Kendali) 1. Mampu mengendalikan emosi.

2. Berani mengambil tantangan.

2. Origin dan Ownership

(Asal- usul dan pengakuan)

3. Reach (Jangkauan) Mengetahui hambatan dalam kesulitan yang dihadapi.

4. Endurance (Ketahanan)

1. Mampu memecahkan masalah dengan cepat.

(51)

F. Validitas dan Reliablitas

1. Validitas Instrumen Penelitian

Validitas dalam pengertian secara umum adalah ketepatan dan

kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2005: 7).

Masidjo menjelaskan bahwa validitas adalah taraf sampai dimana suatu

alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini

menggunakan validitas isi, sebagaimana namanya validitas isi merupakan

validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis

rasional atau lewat professional judgement atau yang biasa dikenal dengan

penilaian oleh para ahli yang dalam hal ini dilakukan oleh dosen

pembimbing skripsi. Peneliti meminta pertimbangan dari dosen

pembimbing dalam proses penyusunan instrumen dengan modifikasi alat

ukur yang telah tersedia. Dalam penggunaan validitas ini, butir- butir

kuesioner haruslah mencerminkan ciri dari hal yang akan diukur, yaitu

tingkat daya juang.

Dalam pengujian validitas instrumen digunakan modifikasi alat ukur

yang ada dalam buku Adversity Quotient karangan Paul G. Stoltz .

Modifikas ini digunakan karena pernyataan instrumen yang ada dalam

buku Adversity Quotient karangan Paul G. Stoltz memiliki kaitan yang

(52)

Modifikasi alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini hanya

mengubah beberapa kalimat pernyataan yang ada dengan tidak mengubah

esensi mengenai daya juang. Hanya saja modifikasi alat ukur ini

disesuaikan dengan situasi yang dialami oleh subjek yang diteliti. Dalam

hal ini situasi yang tengah dialami subjek ialah situasi sebagai mahasiswa

yang sedang menyelesaikan skripsi. Digunakan rumus dari penjumlahan

aspek-aspek daya juang, adapun hasilnya sebagai berikut:

CO2RE = C+O2(ownership,origin)+R+E

AQ = ……..

Keterangan:

CO2RE : Korelasi dari aspek-aspek kuesioner daya juang

C : Control (kendali)

O2 : Origin (asal-usul) dan Ownership (pengakuan)

R : Reach (jangkauan)

E : Endurance (ketahanan)

AQ : Adversity Quotient (daya juang)

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan perhitungan pada

program SPSS berdasarkan penjumlahan dari hasil setiap aspek-aspek

daya juang yang disatukan menjadi CO2RE. Berdasarkan perhitungan

(53)

tingkat daya juang yang tinggi, dua puluh tujuh mahasiswa yang memiliki

tingkat daya juang sedang dan satu mahasiswa yang memiliki tingkat daya

juang rendah.

Menurut Guion (1997), validitas isi sangat bergantung kepada dua hal

yaitu tes itu sendiri dan proses yang mempengaruhi dalam merespon tes.

Prosedur yang dapat digunakan antara lain:

1. Mendefinisikan domain yang hendak diukur.

2. Menentukan domain yang akan diukur.

3. Membandingkan masing-masing soal dengan domain yang sudah

ditetapkan.

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil instrumen. Adapun teknik

yang dipakai untuk menentukan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan hasil perhitungan dari keseluruhan jumlah

data aspek daya juang yang diperoleh melalui rumus

CO2RE = C+O2(ownership,origin)+R+E

AQ = ……..

Setelah diperoleh hasil dari perhitungan dengan menggunakan rumus

diatas, maka diperoleh data dari masing-masing aspek daya juang yang

(54)

reliabilitas, selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria Guilford. Kriteria

Guilford dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Kriteria Guilford

No. Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71-0,90 Tinggi

3. 0,41-0,70 Cukup Tinggi

4. 1,21-0,40 Rendah

5. Negatif-0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan kriteria Guilford, hasil perhitungan reliabilitas

instrumen dalam penelitian ini termasuk dalam kualifikasi tinggi. Hal

ini menunjukkan bahwa alat yang digunakan dalam instrumen ini

dapat dipertanggungjawabkan dan dipahami oleh subjek.

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Peneliti mencari dan memperoleh data mahasiswa angkatan 2011

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

yang sedang menulis skripsi dari sekretariat.

(55)

3. Menyusun kembali butir kuesioner yang telah ada dalam contoh

(memodifikasi alat ukur) dengan lebih menyesuaikan kalimat

pertanyaan serta alternatif pilihan jawaban yang disesuaikan dengan

tingkat daya juang mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 yang sedang

menyelesaikan skripsi.

4. Uji keterbacaan alat (kuesioner) dilakukan untuk mengetahui apakah

pernyataan dalam setiap item yang disajikan dapat dipahami oleh

subjek atau belum. Setelah melakukan Uji keterbacaan alat

(kuesioner), maka dilakukanlah uji terpakai pada alat (kuesioner)

dalam penelitian ini yang dimulai pada tanggal 08-22 Oktober 2015

bertempat di Universitas Sanata Dharma.

H. Teknik Analisis Data

Sugiono (2011:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap

variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan secara manual untuk

menjawab rumusan masalah.

Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh peneliti untuk

(56)

akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data

Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang sudah

diberikan oleh responden pada setiap aspek-aspek daya juang.

Langkah selanjutnya, menghitung total skor masing-masing subjek

penelitian dan total skor pada setiap item pernyataan berdasarkan

aspek-aspek daya juang. Melakukan skoring dengan menjumlahkan

skor pada aspek yang bertanda negative . Membuat tabulasi data dan

menghitung jumlah pada setiap aspek-aspek daya juang.

2. Menentukan Kategorisasi

Membuat kategorisasi tingkat daya juang subjek penelitian secara

umum berdasarkan distribusi normal skor adversity quotient basis

norma yang mengelompokkan tingkat daya juang mahasiswa angkatan

2011 dalam tiga kategori, yakni rendah, sedang dan tinggi. Dasar

pengelompokkan norma kategorisasi tersebut ialah mengacu pada PAP

(Penilaian Acuan Patokan). Hal ini dikarenakan kisaran skor masuk

dalam setiap kategori sudah dipatok. Adapun norma kategorisasi pada

(57)

Tabel 5 Norma Kategorisasi

Kategori Skor

Tinggi 166-200

Sedang 95-134

Rendah 0-59

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan metode modifikasi

alat ukur diperoleh hasil kategori mahasiswa yang memiliki tingkat daya

juang tinggi sebanyak dua mahasiswa, sedangkan dua puluh tujuh mahasiswa

memiliki tingkat daya juang sedang dan satu mahasiswa memiliki tingkat

daya juang rendah. Dari pengelompokkan kategori inilah dapat dilihat sejauh

mana aspek yang dimiliki oleh tingkat daya juang mahasiswa tingkat akhir

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

berpengaruh terhadap tingkat daya juang yang kemudian akan dibahas dan

dikembangkan menjadi sebuah usulan topik dalam pelakasanaan suatu

program peningkatan daya juang dalam diri mahasiswa tingkat akhir Program

(58)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Penyajian hasil

penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan

penelitian.

A. Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, tingkat daya juang

mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma dapat dikategorikan pada tabel 7.

Tabel 6

Hasil Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa Persentase

Tinggi 166-200 12 40%

Sedang 95-134 17 57%

Rendah 0-59 1 3%

Secara visual tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011

Program Studi Bimbingan dan Konseling Univeritas Sanata Dharma dalam

(59)

Diagram 1.

Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Tabel 5 maupun Diagram 1 menunjukkan bahwa terdapat dua belas

mahasiswa (40%) angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma yang berada pada kategori tingkat daya juang

yang tinggi. Pada kategori sedang terdapat tujuh belas mahasiswa (57%)

angakat 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma sedangkan satu mahasiswa (3%) angkatan 2011 Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berada pada

kategori rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma telah memiliki tingkat daya juang dalam

menyelesaikan skripsi walaupun berkategori sedang.

Tingkat daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2011

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

dapat dilihat dari masing-masing aspek yang terkait dengan daya juang. 40 %

57 % 3 %

Tingkat Daya Juang

Tinggi

Sedang

(60)

Seperti halnya pada aspek control (kendali) mahasiswa angkatan 2011

yang memiliki skor rentan antara 38-50 maka masuk dalam kategori tinggi

dalam pengelolaan aspek control (kendali) artinya mahasiswa angkatan

2011 tersebut mampu mengelola perasaan ketika tengah menghadapi suatu

kesulitan dalam hidup yang dalam hal ini berkaitan dengan proses

penyelesaian skripsi. Rentan skor 24-37 masuk dalam kategori sedang,

artinya mahasiswa angkatan 2011 mampu merespon peristiwa-peristiwa

buruk atau dengan kata lain mampu mengendalikan dan tidak mudah putus

asa ketika menghadapi peristiwa buruk tersebut. Rentan skor 10-23 adalah

rentan skor rendah, artinya mahasiswa angkatan 2011 belum bisa

mengendalikan perasaan ketika menghadapi suatu kesulitan berkaitan

dengan proses penyelesaian skripsi.

Dalam hal ini, apabila semakin tinggi daya juang yang dimiliki

mahasiswa angkatan 2011 maka besar kemungkinan mahasiswa angkatan

2011 mempunyai tingkat kendali yang kuat atas berbagai kesulitan dan

peristiwa hidup yang buruk. Sebaliknya, semakin rendah daya juang yang

mahasiswa angkatan 2011 miliki maka besar kemungkinan mahasiswa

angkatan 2011 merasa bahwa peristiwa-peristiwa yang buruk berada diluar

(61)

23%

70% 7%

Aspek Control

tinggi

sedan g Tabel 7

Aspek Control Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa

Persentase

Tinggi 38-50 7 23%

Sedang 24-37 21 70%

Rendah 10-23 2 7%

Diagram 2.

Aspek Control Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma

Pada tabel 8 dan diagram 2, secara umum dapat terlihat bahwa dua

puluh satu (70%) mahasiswa angkatan 2011 Program Studi

Bimbimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma masuk

kategori sedang dalam mengendalikan perasaan yang ada dalam diri

ketika menghadapi situasi sulit yang dalam hal ini berkaitan dengan

(62)

angkatan 2011 yang masuk dalam kategori tinggi dan dua (7%)

mahasiswa angkatan 2011 yang masuk dalam kategori rendah.

Tingkat daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2011

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

dapat dilihat dari masing-masing aspek yang terkait dengan daya

juang. Seperti halnya pada aspek kedua O2 (origin dan ownership)

apabila mahasiswa angkatan 2011 berada pada rentan skor 38-50,

maka masuk dalam kategori tinggi dalam aspek O2 yang berarti bahwa

mahasiswa angkatan 2011 menganggap bahwa kesulitan yang dialami

semata-mata tidak hanya berasal dari luar diri tetapi juga bisa berasal

dari dalam diri. Sedangkan mahasiswa angkatan 2011 yang berada

pada rentan skor 24-37 masuk dalam kategori sedang, artinya

mahasiswa angkatan 2011 mampu merespon setiap kesulitan yang

dialami berasal dari dalam diri dan dari luar diri (seimbang).

Mahasiswa angkatan 2011 yang berada pada rentan skor 10-23 masuk

dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa

angkatan 2011 tersebut belum bisa mengakui bahkan menyadari bahwa

kesulitan yang dialami berasal dari dalam diri bukan saja berasal dari

(63)

Tabel 8

Aspek O2 Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa Persentase

Tinggi 38-50 3 10%

Sedang 24-37 25 83%

Rendah 10-23 2 7%

Diagram 3.

Aspek O2 Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma

Pada tabel 9 dan diagram 3 dapat terlihat bahwa dua puluh lima

(83%) mahasiswa 2011 masuk kategori sedang dalam aspek O2 (origin dan

ownership), sehingga dapat dikatakan bahwa kedua puluh lima mahasiswa

2011 bisa mengakui asal-usul dari terjadinya kesulitan yang dialami.

Sedangkan tiga (10%) mahasiswa 2011 yang masuk dalam kategori tinggi

dan dua (7%) masuk dalam kategori rendah dalam mengakui asal-usul

dari terjadinya kesulitan yang dialami. 10%

83% 7%

Aspek O2

Tinggi

Sedang

(64)

Tingkat daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan

2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma dapat dilihat dari masing-masing aspek yang terkait dengan daya

juang. Seperti halnya pada aspek ketiga reach. Rentan skor 38-50

menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2011 masuk dalam kategori

tinggi dalam hal menjangkau kesulitan yang tengah dialami. Sedangkan

mahasiswa yang masuk dalam rentan skor 24-37 memiliki jangkauan

yang cukup baik, yakni tidak akan membiarkan kesulitan yang dialami

masuk dalam seluruh aspek kehidupan lainnya. Mahasiswa angkatan

2011 yang masuk dalam rentan skor 10-23 termasuk mahasiswa yang

selalu menggabungkan kesulitan yang dialami kedalam seluruh aspek

kehidupannya.

Tabel 9

Aspek Reach Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa Persentase

Tinggi 38-50 6 26%

Sedang 24-37 23 71%

(65)

26%

71% 3%

Aspek Reach

Tinggi

Sedang

Rendah

Diagram 4.

Aspek ReachTingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma

Pada tabel 10 dan diagram 4 terlihat bahwa duapuluh tiga

mahasiswa 2011 (71%) masuk kategori sedang dalam menjangkau

kesulitan-kesulitan yang dialami dan tidak dengan mudah

mengikutsertakan kesulitan tersebut kedalam seluruh aspek

kehidupannya. Sedangkan enam (26%) mahasiswa 2011 masuk dalam

kategori tinggi dan satu (3%) mahasiswa 2011 masuk dalam kategori

rendah dalam menjangkau kesulitan-kesulitan yang dialami dan tidak

dengan mudah mengikutsertakan kesulitan tersebut kedalam seluruh

aspek kehidupannya.

Tingkat daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan

2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma dapat dilihat dari masing-masing aspek yang terkait dengan

(66)

Mahasiswa yang masuk dalam rentan skor 38-50 artinya mampu

bertahan ketika menghadapi suatu kesulitan dalam hidup. Sedangkan

mahasiswa yang berada pada rentan skor 24-37 masuk dalam kategori

sedang yang berarti mahasiswa angkatan 2011 tersebut bisa merespon

peritiwa burukdan penyebabnya sebagai sesuatu yang berlangsung

lama.

Tabel 10

Aspek Endurance Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa Persentase

Tinggi 38-50 5 17%

Sedang 24-37 21 70%

Rendah 10-23 4 13%

Diagram 5.

Aspek Endurance Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma 17%

70% 13%

Aspek Endurance

Tinggi

Sedang

Gambar

Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan
Tabel 2. Penentuan Skor Tiap Alternatif Jawaban
Tabel 3  Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Daya Juang Mahasiswa Tingkat Akhir
Tabel 4 Kriteria Guilford
+7

Referensi

Dokumen terkait

nengkonsunsi smpai 90% dari produksi nebn yane dihasilta.6aken ftchoetr pada bna dasobilq sebelm alhimya lcpd ke al,nosfct. Pcmanlaalan boheri. nclmotrof pada lanan

oeruoertNu,r

Masa remaja apabila diperhatikan perkembangan manusianya sejak masih berada dalam kandungan sampai dengan masa kelahiran terlihat bahwa setiap orang akan mengalami perubahan.

The present study was designed to investigate the effects of G-90, as a stimulating factor agent, on the healing of the superfi cial digital fl exor tendon (SDFT) of rabbits after

Sesuai dengan hasil analisis perhitungan dari regresi berganda, menunjukkan bahwa pengetahuan (X 5 ) memiliki nilai positif sebesar 1,008. Hal ini menunjukkan bahwa proses

(skala perusahaan) adalah upaya secara lebih terinci beban atau biaya lingkungan dari aspek apa saja yang secara nyata memang menghasilkan biaya lingkungan. Dengan demikian

Berdasarkan pada pengalaman kami dan informasi yang ada, diharapkan tidak ada efek yang membahayakan jika ditangani sesuai dengan rekomendasi dan tindakan pencegahan yang sesuai

Hal itu dikarenakan dengan adanya perputaran piutang yang semakin tinggi maka modal yang diinvestasikan dalam piutang akan semakin sedikit, sehingga perusahaan