• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat asertivitas mahasiswa program studi bimbingan dan konseling angkatan 2016 (studi deskriptif pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat asertivitas mahasiswa program studi bimbingan dan konseling angkatan 2016 (studi deskriptif pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma)"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT ASERTIVITAS MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2016 (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma). SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Cicilia Novia Andriani NIM: 161114043. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT ASERTIVITAS MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2016 (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma). SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Cicilia Novia Andriani NIM: 161114043. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Dunia tidak butuh lebih banyak orang yang sukses, dunia butuh lebih banyak orang yang baik” (Edho Zell) “Jangan pernah mengeluh, itu hanya akan menghabiskan energi mu” (Dra. Maria Josepha Retno Ptiyani, M. Si.) “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” “Kolose 3:23” “Keberhasilan yang nyata ialah ketika kamu mau berproses dan menikmati proses untuk mencapai kerberhasilan tersebut.” (Bang BG). iv.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya ini peneliti persembahkan kepada:. Tuhan Yang Maha Esa, Bunda Maria dan Para Kudus. Almamater saya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Secara khusus Program Studi Bimbingan dan Konseling. Semua Dosen, terkhusus Ibu Retno (yang tidak pernah lelah memberi dukungan dan bimbingan kepada saya). Kedua orang tuaku, Bapak Andreas Widijantoro dan Mama Rani Trina Bernadetha Hutabalian. Abang ku, Victor Sumandoro Raditia, S.Ikom. Kelurgaku : Atik Tango bolas , Boy Palipi, Yoga Mrican. Keluarga PSDM: Etha Kribo, Ucokday, Elkan Ganteng, Umi Dewi Bantul. Keluarga Bu Kadek: Adim, Bang BG, Frater Bram. Keluargaku yang lain: Putri, Mi Tera, Intan, Agnes, Ines, Titin, Sr.Tina, Tiwi, Simon, Resa, Yulita, Sekar, Susi, Stephani.. v.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK TINGKAT ASERTIVITAS MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2016 (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma ) CICILIA NOVIA ANDRIANI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap asertivitas mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 serta memberi usulan topik bimbingan yang relevan untuk mengembangkan asertivitas dalam diri setiap mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 yang berjumlah 52 mahasiswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tingkat asertivitas yang disusun berdasarkan 6 aspek yaitu: 1) Kemampuan menunjukkan kesetaraan dalam hubungan manusia, 2) Bertindak menurut kepentingan sendiri, 3) Kemampuan membela diri, 4) Mengekspresikan perasaan dan pikiran dengan jujur dan nyaman, 5) Menerapkan hak-hak pribadi, 6) Tidak mengabaikan hak-hak orang lain. Kuesioner asertivitas memuat 62 butir item dengan 4 alternatif jawaban, sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Validitas item berjumlah 36 item dan diperoleh hasil reliabilitas nilai koefisien 0,858. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 8 (15,38%) mahasiswa memiliki tingkat asertivitas pada kategori sangat tinggi, 44 (84,61%) mahasiswa masuk dalam kategori tinggi dan tidak ada mahasiswa yang memiliki tingkat asertivitas pada kategori sedang, rendah, dan sangat rendah. Melalui hasil perhitungan skor item, terdapat 34 (94,44%) item tergolong kategori sangat tinggi dan 2 (5,55%) item yang tergolong kategori tinggi. Maka disusunlah usulan topik pengembangan asertivitas mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016. Usulan topik pengembangan asertivitas mahasiswa yaitu memahami perasaan dalam diri dan menghargai hak dan perasaan orang lain. Usulan topik pengembangan ini dilakukan dengan metode dialog kelas bersama dengan dosen pendamping akademik.. Kata kunci : asertivitas, mahasiswa, topik bimbingan.. viii.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE ASSERTIVITY LEVEL OF 2016’S GUIDANCE AND COUNSELING STUDY PROGRAM STUDENTS (A Descriptive Study on 2016’s Guidance and Counseling Study Program Student Of Sanata Dharma University) CICILIA NOVIA ANDRIANI SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2020 The aim of this study was to find out the 2016’s Guidance and Counseling Study Program Students assertiveness and provide suggestions for relevant guidance topics to develop assertiveness in each student. The type of the research was a quantitative descriptive study with 2016’s Guidance and Counseling Study Program Students as the research subject with total number of subject was 52 students. The instrument used in this study was the assertiveness level questionnaire which was compiled based on 6 aspects, namely: 1) The ability to show equality in human relations, 2) Acting according to one's own interests, 3) The ability to defend oneself, 4) Expressing feelings and thoughts honestly and comfortably, 5) Applying personal rights, 6) Not ignoring the rights of others. Assertiveness questionnaire contained 36 items with four alternative answers, which were very appropriate, appropriate, inappropriate, and very inappropriate. The measurement results of subject assertiveness were classified into five category, namely very high, high, medium, low and very low. The reliability coefficient was using Cronbach's Alpha with a coefficient value of 0.858. The results of this study showed that 8 (15.38%) students had assertiveness in the very high category, 44 (84.61%) students were in the high category and there were no students who had assertiveness in the medium, low and very low categories. The results of the calculation of item scores showed that there were 34 (94.44%) items classified in very high category and 2 (5.55%) items that were classified in high category. Then the proposed topic was developed for student assertiveness development of 2016’s Guidance and Counseling Study Program Students. The proposed topic for developing student assertiveness was to understand feelings within and respect the rights and feelings of others. The proposed development topic was carried out using the in-class dialogue method together that assisted by academic lecturers. Keywords: assertively, student, guidance topic.. ix.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ............................... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN................................ Error! Bookmark not defined. HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................ Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERYATAAN ...................................... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii BAB I ...................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B.. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4. C.. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5. D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5 E.. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5. F.. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6. G. Batasan Istilah .............................................................................................. 7 BAB II ..................................................................................................................... 8 KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 8 A. Hakikat Asertif ............................................................................................. 8. B.. 1.. Pengertian Asertif ..................................................................................... 8. 2.. Aspek-aspek Asertif ................................................................................. 9. 3.. Ciri-ciri Asertif ....................................................................................... 12. 4.. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas ...................................... 13. 5.. Hambatan-hambatan dalam Mewujudkan Asertivitas............................ 16 Hakikat Dewasa Awal ................................................................................ 18 xii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.. Pengertian Dewasa Awal ........................................................................ 18. 2.. Ciri-ciri Dewasa Awal ............................................................................ 19. 3.. Tugas Perkembangan Dewasa Awal ...................................................... 24. C.. Hakikat Bimbingan Pribadi-Sosial............................................................. 27 1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial ....................................................... 27. D. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 28 BAB III ................................................................................................................. 30 METODE PENELITIAN ...................................................................................... 30 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 30 B.. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 30. C.. Subjek Penelitian........................................................................................ 31. D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 31 E.. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 32 1. Teknik pengumpulan data .......................................................................... 32 2. Instrumen pengumpulan data ..................................................................... 32. F.. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ......................................... 36 1.. Validitas Instrumen ................................................................................ 36. 2.. Reliabilitas Instrumen ............................................................................. 39. G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 41 BAB IV ................................................................................................................. 46 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 46 A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 46 1.Capaian Hasil Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma. ....................... 46 2. Capaian Skor Item Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma. .... 48 B. Pembahasan ................................................................................................... 49 1.Gambaran Capaian Hasil Tingkat Asertivitas Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 di Universitas Sanata Dharma. ....................................................................................................... 49 2.Capaian Skor Item Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 di Universitas Sanata Dharma. 52 3.Usulan Topik Bimbingan Untuk Pengembangan Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma. ....................................................................................................... 54 BAB V................................................................................................................... 57. xiii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENUTUP ............................................................................................................. 57 A. Kesimpulan ................................................................................................ 57 B.. Keterbatasan Peneliti .................................................................................. 57. C.. Saran ........................................................................................................... 58. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60 LAMPIRAN .......................................................................................................... 63. xiv.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Table 3.1 Skoring Kuesioner Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling………………………………………….. 33 Table 3.2 Kisi-Kisi Instrumen kuesioner Tingkat Asertivitas……..………….. 34 Tabel 3.3 Item Valid dan Item Tidak Valid……………………………………. 38 Tabel 3.4 Reliabilitas Tingkat Asertivitas Mahasiswa…………...…………….. 40 Tabel 3.5 Kriteria Guilford…………………………………………………….. 41 Tabel 3.6 Norma Kategorisasi………………………………………………….. 43 Tabel 3.7 Norma Kategorisasi Item Tingkat Asertivitas.……………………… 44 Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Tingkat Asertivitas……………….….………… 45 Tabel 4.1 Capaian Hasil Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma………………………………………………………..….…. 46 Tabel 4.2 Capaian Skor Item Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma……………………………………………………...…….…. 48 Tabel 4.3 Item-item Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma…….…... 53 Tabel 4.4 Usulan Topik Program untuk Mengembangkan Asertivitas…………. 55. xv.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GRAFIK. Grafik 4.1 Capaian Hasil Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma…………………………………………………………….. 47 Grafik 4.2 Capaian Hasil Skor Item Tingkat Asertivitas Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma………. 48. xvi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuesioner Tingkat Asertivitas…………………………………. 64 Lampiran 2 : Kuesioner Tingkat Asertivitas dengan Item yang Valid……….. 69 Lampiran 3 : Tabulasi Data…………………………………………………… 72 Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas Item………………………………………… 73. xvii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi paparan secara berurutan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.. A. Latar Belakang Masalah Setiap individu merupakan mahluk sosial, sehingga sulit bahkan tidak mungkin individu menjalani kehidupan sendiri tanpa melakukan kontak sosial dengan orang lain. Seiring berjalannya waktu, masingmasing individu akan berusaha mengenali lingkungan sosialnya lebih luas dan lebih besar lagi. Maka dari itu, dalam kehidupan sehari-hari setiap individu perlu berinteraksi dengan dunia luar, baik dengan sesama manusia maupun dengan lingkungan sekitar. Setiap individu juga mengalami perkembangan dalam hidupnya, perkembangan itu dimulai dari masa anak-anak, masa remaja hingga sampai pada masa dewasa. Setiap manusia pasti melalui beberapa masa perkembangan tersebut, salah satunya adalah masa dewasa. Masa dewasa sendiri terbagi menjadi 3 tahap, yang disebut sebagai masa dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa akhir. Masa dewasa awal ini adalah suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas, dan. 1.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. penyesuaian diri pada pola hidup baru. Pada masa dewasa awal, diharapkan individu mampu menyelesaikan masalah dengan mandiri, mampu mengatasi ketegangan emosional yang ada, membuat komitmen, menjalin hubungan yang baik di lingkungan sosialnya, dan menyesuaikan diri pada pola hidup yang baru. Individu yang melalui masa ini akan merasakan banyak kesulitan dalam menyelesaikan beberapa penyesuaian diri yang ada. Kesulitan atau kekhawatiran terjadi karena ketidak siapan menyesuaikan diri dengan pola hidup yang baru. Banyak individu pada masa ini lebih sering menolak masukan atau pertolongan dari orang lain, hal ini terjadi karena mereka segan mengakui bahwa mereka belum siap menghadapi pola hidup yang baru, serta enggan jika dianggap “belum dewasa”. Sikap ini menunjukkan bahwa individu pada masa dewasa awal kurang mampu untuk bersikap asertif. Penting bagi individu pada masa ini memiliki kemampuan asertif dalam proses menyesuaikan diri pada pola hidup yang baru dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan lingkungan di sekitarnya. Mahasiswa yang berada pada masa dewasa awal seharusnya memiliki kemampuan untuk berperilaku asertif, mengingat mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling akan menjalani prosefi sebagai calon konselor yang professional dan jika belum memiliki kemampuan asertif mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan pola hidup yang baru, menyelesaikan konflik.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. yang terjadi dengan lingkungan sekitarnya, serta kebutuhan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipikirkan dengan jujur, terbuka dan tanpa merasa cemas. Mahasiswa yang ada sekarang ini belum menunjukkan bahwa mereka menerapkan asertivitas dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan banyak mahasiswa yang belum mengerti apa itu asertif. Hal ini terlihat dari beberapa fenomena yang terjadi di lapangan. Masih ada mahasiswa kurang mampu untuk bersikap tegas dalam menolak hal yang dirasa kurang baik bagi dirinya, seperti contoh seorang mahasiswa memilih untuk bepergian dengan temannya dan mengabaikan waktu belajar malam yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Mahasiswa juga belum berani mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipikirkan secara jujur dan terbuka. Hal itu terlihat ketika seringkali antar mahasiswa ada yang merasa konflik dengan temannya, tetapi mereka memilih diam dan tidak menyelesaikan konflik yang ada karena merasa gengsi dan takut dimusuhi. Mahasiswa juga kerap kali menanggapi kritik yang datang pada dirinya dengan nada tinggi dan membentak karena merasa tidak sesuai dengan dirinya. Hal ini akan menyebabkan kemunculan konflik dan menyebabkan tidak terjalinnya hubungan sosial yang baik. Mahasiswa sebaiknya dapat dengan terbuka menyampaikan pendapat dan perasaan dengan jujur serta menerima masukan yang diberikan orang lain..

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Berdasarkan fenomena yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan beberapa mahasiswa, maka dilakukan penelitian tentang tingkat asertivitas ini karena memang masih banyak mahasiswa khususnya mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 sekarang ini kurang mampu untuk asertif. Masih banyak mahasiswa yang kurang mampu dalam menyampaikan apa yang dirasakan dan dipikirkan secara jujur dan terbuka. Sering juga ditemukan kebiasaan mahasiswa yang sering tidak menghargai adanya hak orang lain dan membuat orang lain merasa tersinggung atas apa yang dikatakan dan dilakukan. Sehingga mengakibatkan kerenggangan hubungan antara mahasiswa. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dari itu dilakukan penelitian tentang “Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma” serta mengusulkan topik yang relevan untuk meningkatkan kemampuan asertif mahasiswa Bimbingan dan Konseling. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Banyak mahasiswa kurang bisa menyampaikan perasaan dan pendapatnya dengan jujur dan terbuka. 2. Masih adanya mahasiswa yang kurang menghargai hak orang lain. 3. Masih adanya mahasiswa yang belum paham tentang asertivitas..

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 4. Beberapa mahasiswa memilih diam dan tidak mau menyelesaikan masalah dengan temannya. 5. Banyak mahasiswa yang salah dalam mengekspresikan apa yang dirasakan seperti membentak, menyinggung, dan memarahi.. C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas peneliti memfokuskan penelitian ini pada tingkat asertivitas mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016.. D. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalah tersebut, maka perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Seberapa tinggi tingkat asertivitas mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016? 2. Topik bimbingan apa saja yang relevan untuk mengembangkan asertivitas mahasiswa Program Studi bimbingan dan Konseling angkatan 2016?. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini, yaitu:.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat asertivitas mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016. 2. Untuk mengusulkan topik-topik bimbingan yang relevan dalam rangka mengembangkan kemampuan asertif mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa ilmu pengetahuan pada bidang pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling serta menambah wawasan dan bahan kajian tentang asertivitas.. 2. Manfaat Praktis a. Bagi dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mengenai perilaku asertif mahasiswa dan menjadi sumber inspirasi bagi dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling mengenai hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan asertif mahasiswa. b. Bagi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang kemampuan asertif. c. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti untuk mengembangkan pengetahuan serta menambah wawasan peneliti mengenai asertivitas. d. Bagi peneliti lain Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur yang dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain terkait asertivitas.. G. Batasan Istilah Beberapa istilah terkait dengan judul penelitian ini didefinisikan sebagai berikut: 1. Asertif. adalah. kemampuan. mengungkapkan. diri. dan. menunjukkan perasaan yang dirasakan dengan jujur, tegas dan bebas tanpa merasa cemas dan menyinggung hak-hak orang lain. 2. Dewasa awal adalah individu yang berada pada umur antara 18 sampai dengan 40 tahun, dimana pada masa ini seorang individu diharapkan sudah bisa bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa secara mandiri. 3. Bimbingan Pribadi-Sosial adalah bimbingan untuk membantu individu menyelesaikan masalah-masalah dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungan sosial di sekitarnya..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam bab ini berisi uraian tentang asertivitas, dewasa awal, serta hasil penelitian yang relevan. A. Hakikat Asertivitas 1. Pengertian Asertivitas Asertivitas adalah ekspresi yang langsung, jujur dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak kita tanpa kecemasan yang berlebihan (Cawood, 1997: 13). Menurut Lioyd (Novalia & Dayakisni, 2013: 174) asertif adalah perilaku bersifat aktif,. langsung,. dan. jujur.. Butar-butar. (2017:. 530). juga. mengungkapkan perilaku asertif adalah pengungkapan diri secara terbuka, tegas, dan bebas atas perasaan yang positif dan negatif maupun tindakan mempertahankan hak mutlak dengan tetap memperhatikan perasaan orang lain. Individu. yang. asertif. adalah. mereka. yang. berani. mengungkapkan diri dan menunjukkan perasaan yang dirasakan dengan jujur, tegas dan bebas tanpa merasa cemas dan menyinggung hak-hak orang lain. Pendapat lain dikemukakan oleh Gunarsa (Hasanah, dkk, 2015: 23) Asertivitas atau perilaku asertif merupakan perilaku antar perorangan (interpersonal) yang melibatkan aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan perasaan. Menurut Adams & Lenz (1995: 28). 8.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. yang menyatakan bahwa asertif berarti mengerti apa yang Anda perlakukan dan inginkan, menjelaskan ini pada orang lain, bekerja dengan cara Anda sendiri untuk memenuhi kebutuhan Anda sendiri sambil tetap menunjukkan hormat kepada orang lain. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang asertif berarti mampu mengungkapkan dan menerima pendapat perasaan, dan pemikiran kepada orang lain sehingga dapat memandang kebutuhan dan haknya sama dengan orang lain. 2. Aspek-aspek Asertif Aspek merupakan hal penting dalam asertivitas, dari aspekaspek ini individu dapat mengetahui sejauh mana individu tersebut sudah mengembangkan asertivitas dalam hidupnya. Terdapat enam aspek asertivitas menurut Alberti dan Emmons (1986: 26), keenam aspek tersebut yaitu: a) Kemampuan menunjukkan kesetaraan dalam hubungan manusia Individu yang asertif. senantiasa. menjunjung tinggi. persamaan derajat manusia dalam berbagai interaksi serta tidak memandang dirinya lebih tinggi atau lebih rendah daripada orang lain, juga tidak menganggap dirinya lebih penting atau lebih berharga daripada orang lain. Individu yang asertif berusaha agar setiap pihak merasa diuntungkan dalam berbagai situasi..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. b) Bertindak menurut kepentingan sendiri Individu yang asertif berinisiatif memulai pembicaraan dengan orang lain serta mampu mengambil sebuah keputusan bagi dirinya sendiri dan percaya dengan keputusan yang telah diambilnya. Individu yang asertif juga mampu mengatur dan membuat jadwal tentang kegiatan yang akan dilakukannya serta menetapkan tujuan bagi dirinya sendiri dan berusaha untuk meraih tujuan itu. c) Kemampuan membela diri sendiri Individu yang asertif berani mengatakan “tidak” untuk hakhak yang dirasa merugikan bagi dirinya, jadi individu yang asertif paham kapan harus mengatakan “tidak” dan kapan harus mengatakan “iya” serta berani untuk menanggapi kritik dan amarah yang datang kepada dirinya dengan tenang. d) Mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman Individu yang asertif mengekspresikan apa yang menjadi perasaan, pikiran, dan keyakinan yang dimilikinya dengan spontan, jujur dan nyaman tanpa rasa cemas. e) Menerapkan hak-hak pribadi Individu yang asertif mampu menerapakan hak pribadi yang dimilikinya seperti hak sebagai warga negara, hak sebagai anggota dari organisasi, dan hak untuk berbicara sesuai dengan tempat dan situasi yang ada..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. f) Tidak mengabaikan hak-hak orang lain Individu yang asertif mampu menghargai hak-hak orang lain, tidak memanfaatkan orang lain, menyakiti orang lain, mengintimidasi maupun berperilaku yang merugikan bagi orang lain. Menurut Rakos (Lovihan, 2010: 243) aspek-aspek perilaku asertif terdiri dari empat bagian, yaitu: a) Content (isi) Content (isi) merupakan perilaku verbal atau apa yang dikatakan. oleh. seseorang. kepada. orang. lain. dalam. mengungkapkan hak dan kesungguhannya. Individu yang asertif dapat. menunjukkan. perilaku. verbal. yang. sesuai. dan. menyampaikan apa yang dipikirkan secara jujur dengan tetap menghargai orang lain b) Paralinguistic Paralinguistic yaitu cara setiap individu menyampaikan pesan, keberagaman berbicara yang berbeda. Individu asertif memperhatikan nada suara, keras lembutnya suara, kepercayaan diri serta intonasi dalam menyampaikan pesan kepada lawan bicaranya, agar apa yang disampaikan tidak memiliki arti yang berbeda..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. c) Perilaku non verbal Kontak mata yang wajar saat melakukan pembicaraan dengan orang lain. Individu yang asertif mengekspresikan wajah yang positif, gesture (gerak, isyarat, sikap), bahasa tubuh yang sesuai ketika berbicara dengan orang lain. d) Kemampuan berinteraksi Dapat berkomunikasi dengan orang lain secara terbuka, penuh percaya diri baik dengan yang telah dikenal, maupun yang belum dikenal. Memiliki kemampuan dalam mengontrol apa yang dilakukan dan menyadari konsekuensi atas tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek asertivitas adalah kemampuan menunjukkan kesetaraan dalam hubungan manusia, bertindak menurut kepentingan sendiri, kemampuan membela diri sendiri, mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, menerapkan hak-hak pribadi, serta tidak mengabaikan hak-hak orang lain. 3. Ciri-ciri Asertif Terdapat delapan ciri-ciri asertivitas yang diungkapkan oleh Fensterheim dan Baer (Budiyono, 2012: 3). Ciri-ciri tersebut perlu dimiliki setiap individu yang asertif, kedelapan ciri-ciri asertivitas yaitu:.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. a) Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui katakata maupun tindakan. b) Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka. c) Mampu. memulai,. melanjutkan. dan. mengakhiri. suatu. pembicaraan dengan baik. d) Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain, tanpa menyinggungnya. e) Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan. f) Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. g) Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan. h) Menerima keterbatasan yang ada didalam dirinya dengan tetap berusaha untuk memperbaikinya. Kedelapan ciri-ciri diatas memberi kesimpulan bahwa individu yang asertif mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan individu yang lainnya dalam berpendapat, menyatakan perasaan dan pikiran, berkomunikasi, meninta bantuan, serta mengakui kelemahan yang ada dalam dirinya. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Asertivitas. Setyawan (Hasanah, dkk, 2015: 23) mengemukakan faktor-faktor.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. yang mempengaruhi asertiviitas atau perilaku asertif adalah sebagai berikut: a) Jenis kelamin, bahwa laki-laki lebih mampu bersikap asertif daripada wanita. Seperti yang diungkapkan oleh Hasnabuana & Dian (2015: 220) bahwa Laki-laki cenderung memiliki asertivitas yang lebih tinggi dibandingkan perempuan karena adanya tuntutan masyarakat bahwa laki-laki diharapkan lebih aktif dan kompetitif. b) Pola asuh orang tua, keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama yang ditemui individu. Menurut Ardianto (2016: 79) Pola asuh orang tua dapat berupa pola komunikasi orang tua terhadap anaknya. Pola komunikasi orang tua dengan anak menjadi salah satu faktor penting dalam pembentukan perilaku asertif. c) Usia, usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku asertif atau hubungan interpersonal antar individu. d) Tingkat. pendidikan,. individu. yang. mempunyai. tingkat. pendidikan tinggi mampu lebih asertif daripada tingkat pendidikan rendah. e) Sosial ekonomi, semakin tinggi status sosial ekonominya maka semakin tinggi pula perilaku asertivitasnya..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. Menurut Rathus dan Nevid (Wiguna, 2018: 194 – 195) faktor yang mempengaruhi asertivitas antara lain: a) Jenis kelamin Jenis kelamin laki-laki dan perempuan berpengaruh terhadap sikap asertif seseorang. Pada umumnya, laki-laki cenderung lebih asertif dibandingkan perempuan. b) Kebudayaan Kebudayaan yang diajarkan tertanam menjadi sebuah keyakinan pribadi. Keyakinan seseorang mempengaruhi cara orang tersebut untuk berperilaku dalam interaksi sosial mereka. c) Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin luas wawasan berpikirnya sehingga lebih terbuka terhadap banyak hal. d) Situasi tertentu di sekitar Kondisi dan situasi yang dihadapi seseorang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil. Seperti sikap bawahan terhadap atasannya, akan berbeda dengan sikap seseorang terhadap orang yang dianggap setara dengannya. e) Harga diri Seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung memiliki. kemampuan. untuk. menyesuaikan. diri. dengan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. lingkungan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Satuti, 2014) dikatakan bahwa harga diri memberi pengaruh positif yang signifikan bagi perilaku asertif, meskipun ada faktor lain yang mempengaruhi asertif. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa asertivitas setiap individu bisa berkembang dan bisa juga menurun tergantung pada faktor yang timbul dari dalam diri setiap individu maupun dari lingkungan sekitarnya. 5. Hambatan-hambatan dalam Mewujudkan Asertivitas Dalam proses mewujudkan asertivitas, setiap individu pasti mengalami hambatan. Berikut hambatan-hambatan yang dihadapi setiap individu dalam mewujudkan asertivitas menurut Alberti dan Emmons (Ratnasari, 2014): a) Kecenderungan untuk berpikir kurang baik, terhadap diri sendiri. Pikiran buruk atau merasa diri tidak mampu menjadikan individu merasa tidak layak untuk menjalankan suatu tugas dan tanggung jawab. Kemudian hal itu akan menghambat individu untuk dapat bersikap asertif. b) Kecenderungan untuk membesar-besarkan masalah. Dengan. membesarkan. masalah. terdapat. bentuk. ketidakjujuran dalam menyampaikan suatu hal. Hal ini tidak menunjukkan adanya sikap asertif..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. c) Sudut pandang egosentrik dalam menanggapi peristiwaperistiwa dalam kehidupan. Memiliki kecenderungan menganggap segala hal buruk adalah kesalahan dari diri sendiri. Hal seperti ini dapat membuat individu pasrah dengan keadaan sekitar dan tidak memiliki kemampuan untuk mengungkapkan kebutuhan dan perasaannya. d) Keinginan untuk menyenangkan orang lain. Keinginan ini disebabkan karena: 1) Membutuhkan persetujuan atau dukungan dari orang lain;. 2) takut. menyinggung perasaan orang lain; 3) takut mendapat penilaian yang tidak baik; 4) adanya perasaan bersalah; 5) ada perasaan diwajibkan atau diharuskan karena tugas. Berdasarkan uraian di atas dapat membantu setiap individu menyadari. hambatan-hambatan. yang. akan. terjadi. dalam. mewujudkan asertivitas, sehingga setiap individu harus menyiapkan diri atau memiliki tekad yang kuat dalam mewujudkan asertivitas dalam kehidupan sehari-hari..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. B. Hakikat Dewasa Awal 1. Pengertian Dewasa Awal Kata dewasa awal sering dijumpai dalam kehidupan seharihari, namun belum banyak orang yang paham dengan baik apa itu dewasa awal. Berikut disampaikan pengertian dewasa awal yang diungkapkan oleh beberapa ahli. Menurut Hurlock (1990: 246) bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Dariyo (2003: 3) yang mengatakan bahwa individu yang tergolong pada masa dewasa awal ialah mereka yang berusia 20 – 40 tahun, mereka yang berada pada dewasa awal mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang bertambah besar. Sedangkan menurut ensiklopedia umum internet wikipedia (Sarwono, 2009: 84) mengungkapkan bahwa dewasa awal biasanya berusia antara 19 – 40 tahun, yaitu orang-orang yang masih sangat produktif dari segi seksual, sosial, dan ekonomi. Sebagai individu yang sudah tergolong dewasa awal, peran dan tanggung jawabnya tentu semakin bertambah besar. Dimana sudah mulai melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orang lain terutama orang tua, baik secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis (Putri, 2019:36)..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa masa dewasa awal ialah individu yang berada pada umur antara 18 sampai dengan 40 tahun, dimana pada masa ini seorang individu diharapkan sudah bisa bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa secara mandiri. Perkembangan masa dewasa awal juga disertai dengan adanya tanggung jawab yang lebih besar lagi, dalam masa ini diharapan setiap individu sudah bisa bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa secara mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain disekitarnya. 2. Ciri-ciri Dewasa Awal Pada masa dewasa awal diharapkan setiap individu sudah bisa menjadi pribadi yang dewasa secara mandiri. Berikut dikemukakan beberapa ciri-ciri menurut Hurlock (1990) yang membedakan masa dewasa awal dengan masa kehidupan yang lainnya: a) Masa dewasa awal sebagai masa pengaturan Pada masa pengaturan ini individu sudah mulai menentukan pola hidup dan memilih pasangan hidupnya. b) Masa dewasa awal sebagai usia reproduktif Pada masa ini, khususnya wanita, sebelum usia 30 tahun merupakan masa reproduksi, dimana seorang wanita siap menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu. Pada masa ini alat reproduksi manusia telah mencapai kematangannya dan sudah siap untuk melakukan reproduksi..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. c) Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah Pada masa dewasa awal ini banyak masalah baru yang harus dihadapi seorang individu, masalah yang dihadapi biasanya berhubungan dengan masalah penyesuaian diri dalam berbagai aspek kehidupan orang dewasa, dan biasanya yang terjadi adalah mereka belum siap untuk menghadapinya. d) Masa dewasa awal sebagai masa ketegangan emosi Ketegangan emosional yang ada pada masa ini biasanya tampak pada ketakutan atau kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini biasanya disebabkan oleh kurang mampunya individu yang berada pada masa dewasa awal mengatasi masalah utama dalam hidup mereka, dan cenderung membuat mereka terganggu secara emosional. e) Masa dewasa awal sebagai masa keterasingan sosial Individu pada masa ini sering merasa terasingkan dengan lingkungan persahabatan mereka sewaktu masa remaja karena biasanya individu pada masa ini sudah masuk pada pola kehidupan orang dewasa, yaitu fokus untuk memusatkan pemikiran pada karir, perkawinan dan rumah tangga. f) Masa dewasa sebagai masa komitmen Pada awal masa dewasa individu mempunyai tanggung jawab baru, pada masa ini individu mengalami perubahan tanggung jawab dari pelajar yang sepenuhnya bergantung pada.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. orang tua menjadi orang dewasa mandiri. Perubahan tanggung jawab baru itu membuat perubahan komitmen. g) Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan Masa dewasa awal ini memberikan setiap individu status kebebasan untuk mandiri, tetapi masih banyak individu pada masa ini belum mampu untuk mandiri dan sering bergantung pada orang lain. h) Masa dewasa awal sebagai perubahan nilai Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah pada masa dewasa karena seiring berjalannya waktu pengalaman dan hubungan sosial yang dialami lebih luas dan dengan orang yang lebih banyak lagi dengan usia yang berbeda-beda pula. i) Masa dewasa awal sebagai masa penyesuaian dengan cara hidup baru Individu yang berada pada masa ini menyesuaikan diri pada suatu gaya hidup yang baru dan sering merasa kesulitan karena pada masa ini seseorang jarang dipersiapkan agar mampu memikul tanggung jawab baru sebagai orang tua atau peran ganda sebagai orang tua sekaligus pencari nafkah. j). Masa dewasa awal sebagai masa kreatif Bentuk kreatifitas pada masa ini akan terlihat tergantung pada minat, kemampuan individu dan kesempatan untuk.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. mewujudkan keinginan serta kegiatan yang memberikan kepuasan terhadap hidup. Menurut Anderson (Putri, 2019) ada beberapa ciri-ciri dewasa awal, yaitu : a) Berorientasi pada tugas, bukan pada ego. Individu yang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dijalankannya dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendiri untuk kepentingan pribadi. b) Memiliki tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan yang efisien Individu yang matang melihat tujuan yang ingin dicapainya dengan jelas dan bekerja dengan giat untuk mencapainya. c) Mengendalikan perasaan pribadi Seseorang yang matang dapat mengatur perasaan sendiri. d) Objektifitas Individu yang matang memiliki sikap objektif dalam mengambil keputusan dalam keadaan yang sesuai dengan kenyataannya. e) Menerima kritik dan saran Individu yang matang paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik dan saran dari orang lain demi peningkatan dirinya..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. f) Pertanggung jawaban terhadap usaha-usaha pribadi Individu yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usaha-usahanya untuk mencapai tujuan. g) Penyesuaian yang realistik terhadap situasi-situasi baru. Individu yang matang mampu menyesuaikan diri dengan situasi-situasi baru yang dihadapinya. Ciri-ciri yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa masa dewasa awal merupakan masa setiap individu sudah sebaiknya bisa untuk asertif karena masa dewasa awal merupakan masa dimana setiap individu paham akan tujuan dalam hidupnya dan berusaha untuk mencapainya, memiliki sikap objektif dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan kenyataan, memahami perasaan diri sendiri maupun orang lain, mampu menerima kritik dan saran, dan dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru. Hal ini sejalan dengan enam aspek asertivitas yang diungkapkan oleh Alberti dan Emmons (1986: 26), dimana keenam. aspek. asertivitas. tersebut. adalah. kemampuan. menunjukkan kesetaraan dalam hubungan manusia, bertindak menurut kepentingan sendiri, kemampuan membela diri sendiri, mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, menerapkan hak-hak pribadi, tidak mengabaikan hak-hak orang lain..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal Setiap individu akan mengalami beberapa perubahan fisik selama pertumbuhan mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, sampai pada lansia. Sama halnya seperti tugas perkembangan, ada beberapa tugas perkembangan yang harus dilalui, khususnya pada masa dewasa awal ini pasti akan mengalami beberapa perubahan tugas perkembangannya. Delapan tugas perkembangan pada masa dewasa awal menurut (Hurlock, 1990), yaitu: 1) Memulai pekerjaan; 2) Memilih pasangan; 3) Belajar hidup dengan tunangan; 4) Mulai membina keluarga; 5) Mengasuh anak; 6) Mengolah rumah tangga; 7) Mengambil tanggung jawab sebagai Warga Negara; 8) Mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Pendapat lain diungkapkan oleh Havighurst (Dariyo: 2003) ada empat tugas perkembangan dewasa muda, yaitu: a) Mencari dan menemukan calon pasangan hidup Pada masa dewasa awal ini mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan. Setiap individu akan menentukan kriteria berdasarkan usia, pendidikan, atau suku tertentu. Kriteria dalam memilih pasangan pun berbedabeda, tergantung bagaimana kecocokan yang dirasakan dari masing-masing individu..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. b) Membina kehidupan rumah tangga Masa ini dianggap sebagai rentang masa yang cukup panjang, pada masa ini setiap individu mulai mempersiapkan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Individu yang berada pada masa ini diharapkan dapat menyesuaikan diri ketika hidup bersama pasangan. Mereka juga harus bisa melahirkan, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya serta menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua dan keluarga besar. c) Meniti karir dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga. Setelah menyelesaikan pendidikan formal pada tingkat SMU, umumnya dewasa awal memasuki dunia kerja. Mereka sering berupaya untuk menekuni karir sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta dapat memberikan jaminan untuk masa depan mereka. Kerap kali ada individu merasa bahwa pekerjaannya tidak sesuai dengan minat yang dimiliki tetapi memberikan penghasilan yang layak. Hal ini membuat individu pada masa ini akan bertahan dengan pekerjaan tersebut, karena mereka merasa bahwa penghasilan yang layak dapat membangun ekonomi yang mantap dan mapan di kemudian hari..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. d) Menjadi warga negara yang bertanggung jawab Warga negara yang baik adalah ketika warga negara tersebut taat dan patuh pada aturan yang berlaku di perundangundangan. Taat dan patuh pada suatu peraturan diwujudkan dengan cara seperti, 1) mengurus surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, paspor), 2) membayar pajak, 3) menjaga keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat, 4) mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial di tengah masyarakat (ikut kegiatan yang berlangsung dalam kelompok masyarakat). Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap individu memiliki tugas-tugas perkembangan pada setiap fase perkembangannya, dan setiap tugas perkembangan tersebut akan menjadi semakin sulit tergantung pada tahap perkembangan masingmasing individu. Dalam menjalankan kehidupan, individu dewasa awal. sangat. perlu. dan. penting. untuk. menyelesaikan. tugas. perkembangannya, agar tidak mengalami beberapa masalah yang mengganggu dan bisa merasa bahagia menjalankan setiap kegiatan dalam kehidupannya. Begitu pula dengan pentingnya individu pada masa dewasa awal untuk mengembangkan asertivitas dalam hidupnya, hal ini juga akan mempermudah setiap individu yang berada pada masa dewasa awal dalam menjalankan tugas perkembangan yang sedang dilalui..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Saat individu yang berada pada masa dewasa awal dapat mengembangkan asertivitas dengan baik, maka individu tersebut dapat dengan mudah menghargai sesama, membina hubungan baik dengan calon pasangan atau dengan lingkungan masyarakat sekitar karena adanya rasa menghargai hak sendiri dan hak orang lain kemudian individu tersebut dapat dengan mudah memulai karir karena adanya sikap terbuka dan jujur dalam menyampaikan perasaan dan pendapat yang dimilikinya. C. Hakikat Bimbingan Pribadi-Sosial 1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk mempertahankan dan mengembangkan asertivitas pada diri setiap individu, diperlukannya bimbingan yang dapat memberikan bantuan kepada individu dalam proses pengembangan asertivitas tersebut. Layanan bimbingan yang dapat digunakan adalah layanan bimbingan pribadi-sosial. Menurut Dewa Ketut (Hanum: 2015) Bimbingan pribadi-sosial adalah usaha bimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Syamsu Yusuf (Margawati. T. M: 2020) memiliki pandangan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya membantu individu dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan keadaan psikologis dan sosial klien..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan untuk membantu individu menyelesaikan masalah-masalah dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Bimbingan pribadi-sosial digunakan untuk mengembangkan asertivitas,. karena. dalam. bimbingan. pribadi-sosial. terdapat. penyelesaian masalah yang berkaitan dengan hubungan pribadi dan lingkungan sosial. Adapun masalah yang biasanya tergolong dalam pribadi. sosial. adalah. masalah. komunikasi. dengan. sesama,. kemampuan memahami diri sendiri dan orang lain, penyesuaian diri dengan lingkungan, serta penyelesaian konflik. Topik yang digunakan dalam mengembangkan asertivitas mahasiswa memuat tentang cara mengkomunikasikan perasaan dan pendapat secara baik tanpa menyinggung atau mengambil hak orang lain. Sehingga ketika topik usulan tersebut diterapkan, maka mahasiswa akan menjadi pribadi yang dapat mempertahankan dan mengembangkan asertivitasnya.. D. Hasil Penelitian yang Relevan Tatus (2018) melakukan penelitian yang membahas tentang kemampuan berperilaku asertif mahasiswa Manggarai. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa terdapat 13 mahasiswa (14, 29%) yang tingkat kemampuan berperilaku asertif sangat tinggi, terdapat 63 mahasiswa (69,.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 23%) yang tingkat kemampuan berperilaku asertif tinggi, terdapat 15 mahasiswa (16, 48%) yang tingkat kemampuan berperilaku asertif sedang, dan tidak ada mahasiswa (0%) yang tingkat kemampuan berperilaku asertif rendah dan sangat rendah. Setelah menggabungkan hasil item yang teridentifikasi sangat tinggi dan tinggi diperoleh 83,52% mahasiswa yang memiliki kemampuan berperilaku asertif yang tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan berperilaku asertif mahasiswa Manggarai tergolong tinggi..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini memuat penjelasan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen serta teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat asertivitas mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma dengan proses analisis data. Penelitian ini menggunakan data numerik atau angka yang diperoleh dengan metode statistik. Hasil yang diperoleh kemudian dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari pada angka dengan metode statistik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian: Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma kampus I. Beralamat di Jalan Mrican Baru, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian : Berlangsung pada 16 Februari 2020 - 9 Juni 2020. 30.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. C. Subjek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena semua anggota populasi dijadikan sebagai subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 65 mahasiswa. Tetapi dalam pengisian kuesioner hanya terdapat 52 mahasiswa yang di jadikan sebagai sampel dengan jumlah laki-laki 19 orang dan perempuan 33 orang, 13 Mahasiswa lainnya tidak termasuk dalam sampel karena tidak mengisi kuesioner yang disebar. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini terdapat satu variabel yaitu tingkat asertivitas mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data Sugiyono (2015) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner asertivitas. Kuesioner asertivitas disebar pada tanggal 14 Mei 2020 melalui sistem online (Google Forms). Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data atau informasi mengenai tingkat asertivitas pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016.. 2. Instrumen pengumpulan data Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2015). Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) asertivitas. Penentuan skor pada kuesioner menggunakan skala Likert. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua macam pernyataan, yaitu favourable (positif) dan unfavourable (negatif). Kuesioner pada penelitian ini terdiri atas 62 item pernyataan, yaitu: 32 item favourable dan 32 item unfavourable. Responden diminta untuk mengisi kuesioner (angket) dengan memberi tanda centang (√) pada alternatif jawaban. Pembuatan kuesioner didasari atas enam aspek asertivitas yaitu: 1) kemampuan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. menunjukkan kesetaraan dalam hubungan manusia; 2) bertindak menurut kepentingan sendiri; 3) kemampuan membela diri sendiri; 4) mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman; 5) menerapkan hak-hak pribadi; dan 6) tidak mengabaikan hak-hak orang lain. Kuesioner tingkat asertivitas yang disusun memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Penjelasan terperinci mengenai skoring kuesioner tersebut adalah sebagai berikut:. Tabel 3.1 Skoring Kuesioner Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling No.. Jawaban. Skor Favourable. Unfavourable. 1. Sangat Sesuai (SS). 4. 1. 2. Sesuai (S). 3. 2. 3. Tidak Sesuai (TS). 2. 3. 4. Sangat Tidak Sesuai (STS). 1. 4. Penentuan skor pada setiap alternatif jawaban disesuaikan dengan rentan skor yang tersedia. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat asertivnya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat asertivitas pada individu tersebut..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Kisi-kisi Instumen Kuesioner Asertivitas disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Tingkat Asertivitas Nomor Butir. No. 1.. Aspek. Kemampuan menunjukkan kesetaraan dalam hubungan manusia. Indikator. Kemampuan menjunjung tinggi persamaan derajat manusia. Berinisiatif dalam memulai pembicaraan dengan orang lain. 2.. Bertindak menurut kepentingan sendiri.. Mampu menetapkan tujuan dan berusaha untuk mencapai tujuan itu Mampu mengambil keputusan dan percaya dengan keputusan yang telah diambil. 3. Kemampuan membela diri sendiri. Berani mengatakan “tidak” untuk hal. Jumlah. Item Favourable. Item Unfavourable. Item. 1, 2, 4, 6, 9. 3, 5, 7, 10, 8. 10. 13, 17. 11, 14. 4. 20, 22. 15, 12. 4. 16, 21. 19, 18. 4. 23, 29, 31, 27, 32. 24, 25, 26, 28, 30. 10.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. yang merugikan bagi dirinya dan berani menanggapi kritik terhadap dirinya. 4. 5. 6. Mengekspresika n perasaan dan pikiran dengan jujur dan nyaman. Menerapkan hak-hak pribadi. Tidak mengabaikan hak-hak orang lain. Total. Mampu mengekspresikan perasaan dan pikiran dengan spontan, jujur, nyaman dan tidak cemas Menerapkan hak pribadi untuk berpendapat, dan berbicara sesuai dengan tempat dan situasi yang ada Menghargai hakhak orang lain, tidak memanfaatkan, menyakiti, mengintimidasi dan berperilaku yang merugikan bagi orang lain.. 35, 34, 41, 40, 39. 33, 36, 37, 38, 42. 10. 43, 44, 47, 50, 52. 45, 46, 48, 51, 49. 10. 53, 54, 59, 58, 62. 55, 57, 60, 61, 56. 10. 31 item. 31 item. 62 item.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas Instrumen Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi sebuah tes. Dalam validitas isi, butir-butir kuesioner haruslah mencerminkan ciri dari variabel yang akan diukur, yaitu tingkat asertivitas. Validitas isi ini dianalisis dengan expert judgement atau yang biasa dikenal dengan penilaian oleh para ahli. Dalam hal ini expert judgement dilakukan oleh dosen pembimbing. Pada penelitian ini terdapat expert judgement yang dilaksanakan oleh Ibu Dra. Maria Josepha Retno Priyani, M.Si. selaku dosen pembimbing penulisan skripsi. Peneliti meminta pertimbangan. dari. dosen. pembimbing. dalam. penyusunan. kuesioner. Hasil penelitian dapat dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang telah dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Menurut Sugiyono instrumen yang valid bila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Perhitungan uji validitas penelitian dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing skor pernyataan. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson Product Moment dan dihitung dengan bantuan program IBM SPSS.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Statistics for window 21. Rumus korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut: Rumus 3.1 Rumus Pearson Product Moment 𝑟𝑥𝑦 =. 𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌) √{𝑁 ∑ 𝑋 2 – (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 – (∑ 𝑌)2 }. Keterangan : 𝑟𝑥𝑦 : Koefisien Validitas 𝑁. : Jumlah Subjek. 𝑋. : Skor variabel X. 𝑌. : Skor variabel Y. ∑ 𝑋: Jumlah skor variabel X ∑ 𝑌: Jumlah skor variabel Y ∑ 𝑋 2 :Jumlah kuadrat skor variabel X ∑ 𝑌 2 :Jumlah kuadrat skor variabel Y. Sugiyono menjelaskan bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas isi yang baik tetapi sebaliknya bila korelasi di bawah 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. dibuang. Berikut ini disajikan hasil pengujian validitas item tingkat asertivitas mahasiswa:. Tabel 3.3 Item Valid dan Item Tidak Valid No. Aspek. Item Valid. Item Tidak Valid. Item. 2, 4, 10. 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9. 10. 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20. 13, 21, 22. 12. 23, 24, 26, 29, 31, 32. 25, 27, 28, 30. 10. 33, 35, 36, 38, 39, 40, 42. 34, 37, 41. 10. 45, 46, 47, 49. 43, 44, 48, 50, 51, 52. 10. 55, 56, 58, 59, 60, 61, 62. 53, 54, 57. 10. Kemampuan 1.. menunjukkan kesetaraan dalam hubungan manusia. 2.. Bertindak menurut kepentingan sendiri.. 3.. Kemampuan membela diri sendiri. Mengekspresikan 4.. perasaan dan pikiran dengan jujur dan nyaman. 5.. Menerapkan hak-hak pribadi. 6. Tidak mengabaikan hak-.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. hak orang lain Total. 2. 36 item. 26 item. 62 item. Reliabilitas Instrumen Menurut Sugiyono (2015: 173) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas menjelaskan sejauh mana suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Suatu pengukuran dikatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek diperoleh hasil yang relatif sama walaupun terdapat perbedaan yang kecil. Namun bila perbedaannya cukup besar maka pengukuran tersebut dikatakan tidak reliabel. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan internal consistency, yaitu pengujian dilakukan dengan cara mencoba instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh di analisis (Sugiyono, 2015). Untuk mengukur taraf reliabilitas instrumen penelitian ini, peneliti menggunakan teknik uji coba terpakai yang pengambilan datanya hanya sekali dan hasil uji cobanya dianalisis menggunakan rumus Alpha Cronbach, dengan rumus koefisien reliabilitas sebagai berikut:.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Rumus 3.2 Cronbach Alpha. ∑ 𝑆𝑛2 𝑘 𝛼=( )(1 − ) 𝑘−1 𝑆𝑋−𝑡𝑜𝑡 Keterangan : k. : jumlah item/belahan. ∑ 𝑆𝑛2. : jumlah varian belahan dalam tes. 𝑆𝑋−𝑡𝑜𝑡. : varian skor total (Cronbach, 1951). Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan dari program IBM SPSS Statistics for Widow 21. Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan SPSS, maka diperoleh data reliabilitas yang ditampilkan dalam table 3.4 berikut:. Tabel 3.4 Reliabilitas Tingkat Asertivitas Mahasiswa. Cronbach's Alpha .858. N of Items 36. Dari hasil perhitungan reliabilitas dengan bantuan program IBM SPSS Statistics for Widow 21. Maka diperoleh hasil reliabilitas terhadap 36 item pernyataan yang valid memperoleh nilai koefisien 0,858..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. Data hasil perhitungan reliabilitas kemudian disesuaikan dengan kategorisasi kriteria Guilford (Wijayanto, 2016). Kriteria kualifikasi reliabilitas tersebut dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Kriteria Guilford Koefisien Reliabilitas. Kriteria. 0,80 < r11 ≤ 1,00. reliabilitas sangat tinggi. 0,60 < r11 ≤ 0,80. reliabilitas tinggi. 0,40 < r11 ≤ 0,60. reliabilitas sedang. 0,20 < r11 ≤ 0,40. reliabilitas rendah. -1,00 ≤ r11 ≤ 0,20. reliabilitas sangat rendah. Berdasarkan kriteria Guilford, hasil perhitungan reliabilitas dalam instrumen ini termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi. Artinya bahwa instrumen dalam penelitian ini memiliki consistency yang tinggi dan dapat dipahami dengan baik oleh subjek penelitian.. G. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2015) analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Di dalam penelitian ini, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena merupakan penggambaran variabel yang di teliti. Teknik analasis data dalam penelitian ini dilakukan dengan.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. menggunakan statistik. Jenis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data, yaitu: 1. Skoring Peneliti melakukan skoring pada item dengan cara memberikan nilai berdasarkan norma skoring yang berlaku dari angka 4 sampai 1 pada item Favourable dan 1 sampai 4 pada item Unfavourable. 2. Tabulasi Data Peneliti kemudian membuat tabulasi data dan menghitung skor masing-masing subyek penelitian serta jumlah skor item dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010. 3. Menghitung Uji Koefisien Validitas dan Reliabilitas Instrumen Dalam menghitung uji validitas menggunakan program IBM SPSS Statistics for window 21, dengan rumus Pearson Product Moment. Kemudian untuk menghitung uji reliabilitas menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach melalui program IBM SPSS Statistics for window 21. 4. Kategorisasi Peneliti menyusun kategori tingkat asertivitas pada mahasiswa berdasarkan model distribusi norma. Adapun norma kategorisasi adalah sebagai berikut:.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Tabel 3.6 Norma Kategorisasi Sangat tinggi. µ + 1,5(σ) < X. Tinggi. µ + 0,5(σ) < X ≤ µ + 1,5(σ). Sedang. µ - 0,5(σ) < X ≤ µ + 0,5(σ). Rendah. µ - 1,5(σ) < X ≤ µ - 0,5(σ). Sangat Rendah. X ≤ µ - 1,5(σ). Keterangan : X : Skor total µ : Nilai rata-rata σ : Standar deviasi. Peneliti menggunakan norma kategorisasi di atas sebagai patokan dalam perhitungan capaian skor item asertivitas. Hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam norma kategorisasi untuk mengetahui item pernyataan mana saja yang menunjukkan item yang sangat tinggi sampai item mana yang menunjukkan item yang sangat rendah. Perhitungan capaian hasil item asertivitas pada mahasiswa angkatan 2016 adalah sebagai berikut: Skor Maksimum. : 36 x 4 = 144. Skor Minimum. : 36 x 1 = 36.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. Luas Jarak. : 144 – 36 = 108. Standar Deviasi (σ). :. Rata-rata teoritik (µ) :. 108 6. = 18. (144+36) 2. = 90. Hasil perhitungan data skor item disajikan dalam norma kategorisasi tingkat asertivitas mahasiswa angkatan 2016 adalah sebagai berikut:. Tabel 3.7 Norma Kategorisasi Item Tingkat Asertivitas. Norma. Interval. Kategori. 𝜇 + 1,5 (𝜎) < 𝑋. 117< 𝑋. Sangat tinggi. 𝜇 + 0,5 (𝜎) < 𝑋 ≤ 𝜇 + 1,5(𝜎). 99 < 𝑋 ≤ 117. Tinggi. 𝜇 − 0,5 (𝜎) < 𝑋 ≤ 𝜇 + 1,5(𝜎). 81 < 𝑋 ≤ 99. Sedang. 𝜇 − 0,5 (𝜎) < 𝑋 ≤ 𝜇 − 1,5(𝜎). 63 < 𝑋 ≤ 81. Rendah. X ≤ 𝜇 − 1,5 (𝜎). X ≤ 63. Sangat rendah. Setelah mengelompokkan tingkat asertivitas berdasarkan item, peneliti kemudian mengelompokkan subyek penelitian dengan teknik norma kategorisasi yang sama, agar diperoleh tingkat asertivitas pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016. Perhitungan capaian skor tes hasil asertivitas pada mahasiswa yang diperoleh dari 52 mahasiswa sebagai berikut: Skor maksimal. : 52 x 4 = 208. Skor minimal. : 52 x 1 = 52.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Luas jarak. : 208 – 52 = 156. Standar deviasi (𝜎). :. Rata-rata teoritik (𝜇) :. 156 6. = 26. 208+52 2. = 78. Hasil perhitungan data capaian skor tes asertivitas pada mahasiswa angkatan 2016 disajikan dalam norma kategorisasi capaian skor asertivitas dalam tabel berikut: Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Tingkat Asertivitas Norma. Interval. Kategori. 𝜇 + 1,5 (𝜎) < 𝑋. 117< 𝑋. Sangat tinggi. 𝜇 + 1,5 (𝜎) < 𝑋 ≤ 𝜇 + 0,5(𝜎). 91 < 𝑋 ≤ 117. Tinggi. 𝜇 − 0,5 (𝜎) < 𝑋 ≤ 𝜇 + 0,5(𝜎). 65 < 𝑋 ≤ 91. Sedang. 𝜇 − 1,5 (𝜎) < 𝑋 ≤ 𝜇 − 0,5(𝜎). 39 < 𝑋 ≤ 65. Rendah. X ≤ 𝜇 − 1,5 (𝜎). X ≤ 39. Sangat rendah. Kategori tersebut menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnya capaian tingkat asertivitas pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma. A. Hasil Penelitian 1. Capaian Hasil Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma. Hasil perhitungan data penelitian yang dikumpulkan menggunakan tes capaian hasil tingkat asertivitas mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016, lalu dianalisis menggunakan deskriptif kategoris dalam tabel 4.1 dan grafik 4.1. Tabel. 4.1 Capaian Hasil Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma Kategori. Interval. Frekuensi. Presentasi. Sangat tinggi. 117< 𝑋. 8. 15, 38 %. Tinggi. 91< 𝑋 ≤ 117. 44. 84, 61 %. Sedang. 65 < 𝑋 ≤ 91. 0. 0%. Rendah. 39 < 𝑋 ≤ 65. 0. 0%. Sangat rendah. X ≤ 39. 0. 0%. 52. 100%. Total. 46.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5. 0 Sangat Tinggi. Tinggi. Sedang. Rendah. Sangat Rendah. Asertivitas Mahasiswa 2016 Bimbingan dan Konseling. Grafik 4.1 Capaian Hasil Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma. Pengamatan pada grafik maupun tabel diatas menerangkan bahwa: a. Terdapat 8 mahasiswa dengan persentase 15, 38% berada pada kategori sangat tinggi. b. Terdapat 44 mahasiswa dengan persentase 84, 61% berada pada kategori tinggi. c. Tidak ada mahasiswa yang memiliki capaian hasil tingkat asertivitas yang berada pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 memiliki tingkat asertivitas yang tinggi..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48. 2. Capaian Skor Item Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma. Tabel 4.2 Capaian Skor Item Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma Kategori. Interval. Frekuensi. Presentasi. Sangat tinggi. 117< 𝑋. 34. 94,44 %. Tinggi. 99 < 𝑋 ≤ 117. 2. 5,55 %. Sedang. 81 < 𝑋 ≤ 99. 0. 0%. Rendah. 63 < 𝑋 ≤ 81. 0. 0%. Sangat rendah. X ≤ 63. 0. 0%. 36. 100 %. Total. 40 35 30 25 20 15 10. 5 0 Sangat Tinggi. Tinggi. Sedang. Rendah. Sangat Rendah. Hasil skor item asertivitas mahasiswa Bimbingan dan konseling angkatan 2016. Grafik 4.2 Capaian Hasil Skor Item Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49. Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa: a. Item dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi sebanyak 34 (94, 44%) item. b. Item dengan skor yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 2 (5, 55%) item. c. Item dengan skor yang berada dalam kategori sedang, rendah, dan sangat rendah tidak ada. Berdasarkan uraian hasil diatas mengungkapkan bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma memiliki asertivitas yang baik dalam dirinya.. B. Pembahasan 1. Gambaran Capaian Hasil Tingkat Asertivitas Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 di Universitas Sanata Dharma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat asertivitas pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma yang berada pada tingkat sangat tinggi dengan presentase (15, 38%), kemudian (84, 61%) mahasiswa berada pada kategori asertivitas tinggi, dan (0%) atau tidak ada mahasiswa yang masuk pada kategori sedang, rendah, dan sangat rendah. Dari capaian hasil asertivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa, secara umum asertivitas pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50. angkatan 2016 di Universitas Sanata Dharma tergolong dalam kategori tinggi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma memiliki tingkat asertivitas yang tinggi. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa mahasiswa memiliki asertivitas yang tergolong baik bagi persiapannya untuk menjadi seorang konselor, sehingga harus dipertahankan dan dikembangkan lagi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Megawati (2016) yang menyatakan bahwa tingkat asertivitas pada mahasiswa tergolong tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya ketidak sesuaian antara hasil penelitian dengan asumsi diawal, yang di mana diawal penelitian diasumsikan bahwa ada cukup banyak mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 yang belum bisa untuk menerapkan asertivitas dalam kehidupan sehari-hari. Diduga bahwa ada hal yang mempengaruhi ketidak sesuaian hasil dengan asumsi diawal penelitian, yaitu: hasil penelitian kurang mencerminkan kenyataan sesungguhnya terkait dengan asertivitas, karena mahasiswa pastinya ingin menunjukkan keadaan diri yang baik adanya atau yang sewajarnya harus terjadi walaupun pada kenyataannya tidak. Kemungkinan lain adanya ketidak sesuai adalah dugaan diawal hanya mencerminkan sekelompok orang saja dan tidak mencerminkan keadaan seluruhnya..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51. Tingginya asertivitas pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling juga bisa disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi asertivitas. Faktor yang mempengaruhi tingginya asertivitas mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 yaitu: Tingkat pendidikan, menurut Menurut Rathus dan Nevid (Wiguna, 2018) tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang. Dalam hal ini, tingkat pendidikan pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 bisa dikatakan tinggi. Mahasiswa dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki wawasan yang lebih luas dan terbuka dengan banyak hal, begitu pun dengan asertivitas yang dimiliki. Mahasiswa menjadi lebih terbuka pemikirannya terhadap pentingnya menerapkan asertivitas dalam kehidupan sehari-hari. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu usia, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi asertivitas adalah usia. Dimana dalam hal ini mahasiswa berada pada usia antara 20-23 dan masuk pada masa dewasa awal. Hal ini sejalan dengan salah satu ciri dewasa awal menurut Hurlock (1990) yang menyebutkan bahwa masa dewasa awal merupakan masa perubahan nilai. Banyak nilai dari masa kanak-kanak yang berubah pada masa dewasa awal. Begitu juga dengan asertivitas, mahasiswa yang berada pada usia dewasa awal sudah memiliki pandangan bahwa asertif merupakan suatu hal berguna bagi dirinya. Faktor berikutnya yang mempengaruhi asertivitas adalah situasi di sekitar, seperti yang diungkapkan oleh Rathus dan Nevid (Wiguna, 2018).

Gambar

Grafik 4.1 Capaian Hasil Tingkat Asertivitas Mahasiswa Program Studi  Bimbingan dan Konseling  Angkatan 2016 Universitas Sanata
Tabel 3.6     Norma Kategorisasi  Sangat tinggi  µ + 1,5(σ) &lt; X  Tinggi  µ + 0,5(σ) &lt; X ≤ µ + 1,5(σ)  Sedang  µ - 0,5(σ) &lt; X ≤ µ + 0,5(σ)  Rendah  µ - 1,5(σ) &lt; X ≤ µ - 0,5(σ)  Sangat Rendah  X ≤ µ - 1,5(σ)   Keterangan :  X : Skor total  µ : Ni

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: ada 11 (18,33%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang tergolong sangat

Usulan program yang dapat diberikan agar daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mencapai hasil yang maksimal

Dari keseluruhan data penelitian yang diperoleh, maka tingkat motivasi belajar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat penyesuaian diri mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Bagi Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Saran peneliti adalah agar mahasiswa penyusun skripsi angkatan 2014 tetap

Kecerdasan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 tergolong sedang boleh jadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

pertimbangan dalam memberikan pembinaan kepada mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma agar mahasiswa menyadari pentingnya