• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru : studi deskriptif pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 kelas A semester II, dan implikasinya pada penyusunan usulan topik bimbingan pribadi-sosial - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru : studi deskriptif pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 kelas A semester II, dan implikasinya pada penyusunan usulan topik bimbingan pribadi-sosial - USD Repository"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2013 Kelas A Semester II, dan Implikasinya pada Penyusunan

Usulan Topik Bimbingan Pribadi- Sosial)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

Angela Admajasri Bianita Arigi NIM: 101114077

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Bisoo rumangsa, ojo rumangsa biso.”

Angela Admajasri Bianita Arigi

“Setiap usaha yang dilakukan dengan niat yang tulus dan diimbangi dengan doa yang terucapkan dengan ikhlas hati maka akan menghasilkan

karya yang luar biasa.”

Angela Admajasri Bianita Arigi

“Laut yang tenang tak akan menghasilkan pelaut

yang handal.”

Merlin Meriana

“Story will change how you look at everything.”

Oprah Word

“I’m perfect in my imperfections. Happy in my pain. Strong in my weaknesses

and Beautiful in my own way because I’m ME.”

Oprah Word

“Laugh when you can. Apologize when you should. Let go of what

you can’t change.”

Oprah Word

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus

2. Program Studi Bimbingan dan Konseling USD 3. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

4. Orangtuaku tercinta Bapak Yohanes Bosco Chrispantoro dan Ibu Maria Rosa Warsini

5. Adikku Bernadito Lewi Atmaja

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

TINGKAT PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2013 Kelas A Semester II, dan Implikasinya pada Penyusunan Usulan

Topik Bimbingan Pribadi- Sosial)

Angela Admajasri Bianita Arigi

Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat penyesuaian diri mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013 Kelas A Semester II. Masalah pertama yang diteliti adalah “Seberapa tinggikah tingkat penyesuaian diri pada mahasiwa Prodi BK USD Yogyakarta angkatan 2013 kelas A semester II?”. Masalah yang kedua adalah “Berdasarkan analisis terhadap butir-butir penyesuaian diri yang teridentifikasi kemunculannya rendah, topik bimbingan pribadi-sosial apakah yang implikatif bagi mahasiswa Prodi BK USD Yogyakarta angkatan 2013 kelas A semester II?”.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Subjek penelitian adalah mahasiswa Prodi BK USD Yogyakarta angkatan 2013 kelas A semester II, sejumlah 35 mahasiswa. Instrumen penelitian berupa kuesioner penyesuaian diri yang terdiri dari 92 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert dengan nilai reliabilitasnya adalah 0,716.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kategorisasi tingkat penyesuaian diri mahasiswa berdasarkan distribusi normal.

(8)

ABSTRACT

FRESHMAN ADAPTATION

(Descriptive study of the adaptation level of the second semester students of Guidance and counseling study program batch 2013 in class A and its

implication on the proposal of personal and social topics.)

Angela Admajasri Bianita Arigi

Universitas Sanata Dharma

2014

This research aims at ilustrating the adaptation stage of the second semester students of Guidance and counseling study program of Sanata Dharma University Yogyakarta, 2013 in class A. The first problem observed in this study is “how high is the adaptation level of the second semester students from Guidance and Counseling study program of Sanata Dharma University Yogyakarta batch 2013 in class A?”. The second problem of this research is “according to the analysis on self-adaptation point that has been identified as the low appearance, what is the private-social guidance topic that can be implemented for Guidance and Counseling study program of USD Yogyakarta Students?”.

This research is a descriptive study. The researcher employs survey method to collect the data. The subjects of this research are 35 class A students of Guidance and counseling study program of USD batch 2013.The research instrument employed in this sudy is the self- adaptation questionnaire which consists of 92 questions that are developed on the basis of Likert Scale model with the reliability value of 0,716. Data analysis technique applied in this study is the categorization of each student’s adaptation level based on normal distribution.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

perlindungan, pendampingan, dan doa dalam persiapan, pelaksanaan serta

penyelesaian penelitian dalam bentuk skripsi ini

Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari dukungan, doa, bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati

yang paling dalam kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. dan Dr. Maria Margaretha Sri Hastuti, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan kesabaran hati dan memberi masukan kepada penulis guna meningkatkan kualitas skripsi ini. 3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

yang ikut mendukung kelancaran kegiatan perkuliahan saya serta ikut membimbing saya ketika saya sedang dalam kesulitan, secara khusus Bu Hayu, Bu Retno, Bu Set, Bu Indah, Pak Sinurat, dan Pak Budi.

(10)

5. Bapak, Ibu dan Adik tercinta Yohanes Bosco Chrispantoro, Maria Rosa Warsini, dan Bernadito Lewi Atmaja atas dukungan, doa, perhatian, kasih serta biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini.

6. Teman-teman BK angkatan 2010 yang telah memberikan dukungan dan motivasi, secara khusus kepada Eli, Febri, Sefin, Binus, Yuven, Rio, Chika, Sinyo, Sandi, dll yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

7. Sahabat dan teman yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam bentuk apapun, terkhusus kepada Rio, Dani, Garda, Sandi, dll yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini sangat diperlukan.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..….… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………..… v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...… vi

ABSTRAK……… vii

ABSTRACT………..…………. viii

KATA PENGANTAR……….… ix

DAFTAR ISI……… xi

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR GRAFIK……….………….……… xv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Identifikasi Masalah……….... 2

C. Batasan Masalah……….…. 5

D. Rumusan Masalah………... 5

(12)

F. Manfaat Penelitian... 6

G. Definisi Operasional... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..……… 8

A. Kajian Teori...………..…….… 8

1. Pengertian Penyesuaian Diri………….…………..……….….. 8

2. Aspek Penyesuaian Diri………... 10

3. Karakteristik Penyesuaian Diri……….. 12

4. Faktor-Faktor Penyesuaian Diri………... 15

5. Karakteristik Dewasa Awal... 18

B. Kajian Penelitian Relevan………... 22

C. Kerangka Berpikir………..…... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 24

A. Jenis Penelitian………...……….………….. 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 25

C. Subjek Penelitian………... 25

D. Variabel Penelitian………... 26

E. Teknik dan Instrumen Penelitian………... 26

F. Validitas dan Reliabilitas………... 31

G. Teknik Analisis Data... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….… 41

A. Hasil Penelitian………. 41

1. Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Kelas A Prodi BK Tahun Ajaran 2013/ 2014 USD……….. 41

2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran penyesuaian diri

(13)

Baru Kelas A Prodi BK Tahun Ajaran 2013/ 2014 USD

dalam implikasinya untuk mengusulkan topik-topik

bimbingan pribadi-sosial……... 44

B. Pembahasan Hasil Penelitian………...……... 52

BAB V PENUTUP……… 58

A. Kesimpulan………..…… 58

B. Keterbatasan………..…..… 59

C. Saran……… 60

DAFTAR PUSTAKA………..… 62

(14)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Penentu Skor Tiap Alternatif Jawaba...…………... 27 2. Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba …..… 28 3. Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Sesudah Uji Coba... 33

4. Tabel 4 Kriteria Guilford... 36

5. Tabel 5 Norma Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri... 38

6. Tabel 6 Norma Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru

Kelas A Prodi BK USD Th. 2013/ 2014... 39

7. Tabel 7 Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen Penyesuaian Diri.... 40

8. Tabel 8 Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru

Kelas A Prodi BK USD Th. 2013/ 2014 USD... 41

9. Tabel 9 Kategori Skor Item Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru

Kelas A Prodi BK USD... 44

10.Tabel 10 Item-item pernyataan yang tergolong dalam kategori sangat

rendah dan rendah... 45

11.Tabel 11 Topik-topik Bimbingan Pribadi dan Sosial yang Implikatif

Dapat Meningkatkan Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru

(15)

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik 1. Grafik Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Kelas

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Kuesioner Penyesuaian Diri

2. Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian

3. Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas

(17)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan definisi operasional dari istilah-istilah pokok yang digunakan

dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Penyesuaian diri merupakan hal yang penting dalam sebuah tahap

perkembangan manusia. Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya

mempunyai tugas untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya.

Penyesuaian diri dimulai sejak manusia lahir di dunia. Hurlcok menjelaskan

bahwa ketika bayi, manusia menyesuaikan diri terhadap perubahan

temperatur, penyesuaian terhadap makanan, dan penyesuaian terhadap

pembuangan. Proses penyesuain diri itulah yang memungkinkan manusia

mengalami masalah atau tidak. Jika manusia mampu menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan sekitar maka ia akan bertahan hidup, tetapi jika

penyesuaian dirinya salah atau gagal, maka kemungkinan ia akan menghadapi

masalah besar. Ketika individu mengalami masalah dalam penyesuain diri

maka akan mempengaruhi segala aspek dalam tahap-tahap dan pemenuhan

tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

(18)

dewasa dini ini manusia memiliki banyak tugas perkembangan, seperti mulai

bekerja, memilih pasangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak,

mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara,

dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Semua tugas-tugas

perkembangan ini juga harus dipenuhi sebagai simbol bahwa manusia pada

tahap dewasa awal ini mampu menyesuaikan diri dengan tugas-tugas

perkembangannya.

B. Identifikasi Masalah

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Angkatan 2013 Kelas A Semester II (Mahasiswa Prodi BK USD

angkatan 2013 kelas A semester II) berada dalam tahap perkembangan dewasa

awal. Tahap perkembangan ini merupakan periode penyesuaian diri terhadap

pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Selain itu

mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2013 kelas A semester II berasal dari

berbagai daerah, misalnya dari pulau Sumatra, Kalimantan, Bali, Jawa, dsb.

Mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2013 kelas A semester II yang berasal

dari berbagai daerah dan umumnya dalam tahap perkembangan dewasa awal

akan akan mulai menyesuaikan diri dengan dunia sosial baru, maupun secara

akademik. Keberhasilan penyesuaian mahasiswa Prodi BK USD angkatan

2013 kelas A semester II menjadi penentu apakah mahasiswa ini mampu

(19)

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika menjadi mahasiswa baru 4 tahun

yang lalu tepatnya di tahun 2010, tidak sedikit mahasiswa baru Prodi BK USD

tahun 2010 mengalami kesulitan dalam menyesuiakan diri.

Kesulitan-kesulitan tersebut adalah Kesulitan-kesulitan menyesuaikan diri dengan cuaca yang ada

di Yogyakarta, makanan- minuman dan pakaian yang ada di Yogyakarta,

kesulitan menyesuaikan diri dengan adanya rangsangan-rangsangan/ konflik

seksual, kesulitan menyesuaikan diri dengan moral dan religiusitas yang ada

di Yogyakarta.

Selain itu kesulitan menyesuaikan diri dengan keluarga dalam satu tempat

tinggal yang sama, kesulitan menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada di

bangku perkuliahan, dan kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat di

lingkungan tempat tinggal baru. Kesulitan-kesulitan tersebut disebabkan

karena mahasiswa baru dihadapkan dengan keadaan yang baru, dengan

lingkungan sosial yang baru dan tuntutan serta pola hidup yang baru.

Selain berdasarkan pengalaman peneliti 4 tahun lalu ketika menjadi

mahasiswa baru, adapula masalah-masalah penyesuaian diri yang muncul

berdasarkan studi dokumentasi terhadap data mahasiswa yang tidak

melanjutkan studi di bangku perkuliahan. Berdasarkan data tersebut, penyebab

mahasiswa tidak melanjutkan perkuliahan adalah mengundurukan diri, dan

terkena ujian sisipan karena nilai tidak mencukupi standard nilai.

(20)

Masalah-masalah yang dialami oleh mahasiswa baru angkatan 2013 kelas

A semester II berdasarkan observasi dan wawancara adalah kesulitan

menyesuaikan diri dengan jam/ waktu perkuliahan, kesulitan menyesuaikan

diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di tempat tinggal/ kos/ kontrakan/

asrama, kesulitan menyesuaikan diri dengan teman kos/ kontrakan/ asrama,

kesulitan menyesuaikan diri dengan dosen, kesulitan menyesuaikan diri

dengan pola hidup baru sebagai anak kos/ kontrakan/ asrama. Adanya

berbagai masalah yang dialami mahasiswa dalam menyesuaikan diri tersebut

akan menghambat pemenuhan tugas-tugas perkembangan. Hal-hal tersebut

menjadi landasan peneliti untuk mengadakan penelitian ini, peneliti ingin

mengetahui berapa banyak mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2013 kelas A

semester II yang sudah bisa atau malah mengalami hambatan dalam hal

penyesuaian diri.

Berdasarkan fenomena yang digambarkan di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Deskripsi Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Angkatan 2013 Kelas A Semester II, dan Implikasinya pada Penyusunan

(21)

C. Batasan Masalah

Beradasarkan berbagai masalah-masalah penyesuaian diri yang dialami

mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2013 kelas A semester II, dalam

penelitian ini peneliti hanya membahas mengenai proses penyesuaian diri

mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling dalam hal pribadi

(penyesuaian diri fisik- emosional, penyesuaian diri seksual, penyesuaian diri

moral- religiusitas) dan sosial (penyesuaian terhadap rumah tangga/ keluarga,

penyesuaian terhadap sekolah/ perkuliahan, penyesuaian terhadap

masyarakat). Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa

program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 kelas A semester II.

D. Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Seberapa tinggi tingkat penyesuaian diri mahasiswa Program Studi BK

USD angkatan 2013 kelas A semester II?

2. Dalam hal-hal apa penyesuaian diri mahasiswa teridentifikasi masih

rendah sebagai bahan usulan topik bimbingan pribadi-sosial yang

implikatif bagi mahasiswa Program Studi BK USD Yogyakarta angkatan

(22)

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan tingkat penyesuaian diri mahasiswa Program Studi BK

USD angkatan 2013 kelas A semester II.

2. Mengidentifikasi butir-butir penyesuaian diri yang rendah frekuensi

kemunculannya pada mahasiswa Program Studi BK USD angkatan 2013

kelas A semester II dalam implikasinya untuk mengusulkan topik-topik

bimbingan pribadi-sosial.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi pendidik

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pendidik

dalam rangka membantu mahasiswa Program Studi BK USD angkatan

2013 kelas A semester II dalam menyesuaikan diri dengan diri sendiri,

dunia sosial, maupun akademik.

b. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan bekal bagi peneliti di kemudian hari untuk

mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan konseling, baik

(23)

2. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan bagi

pengembangan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling,

khususnya yang berhubungan dengan penyesuaian diri.

G. Definisi Operasional

1. Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah kemampuan mahasiswa program studi Bimbingan

dan Konseling USD angkatan 2013 kelas A semester II untuk memenuhi

kebutuhan, mengatasi ketegangan, mengatasi konflik dan mengatasi

frustrasi yang dialami di dalam dirinya serta memperoleh keselaran dan

keharmonisan antar tuntutan dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh

lingkungan.

2. Mahasiwa program studi BK USD angkatan 2013 kelas A semester II

sebagai masa dewasa awal

Mahasiswa program studi BK USD angkatan 2013 kelas A semester II

adalah mahasiswa yang berusia sekitar 18-25 tahun yang sedang

menempuh perkuliahan semester awal di program studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma. Mereka termasuk dalam tahap

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan mengenai kajian teori, kajian penelitain yang relefan, dan

kerangka berpikir.

A. Kajian Teori

1. Pengertian Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah

adjustment. Menurut Schneiders (dalam Kanugraha, 2007: 18),

penyesuaian diri merupakan proses yang mencakup respon-respon mental

dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil memenuhi

kebutuhan, mengatasi ketegangan, mengatasi konflik dan mengatasi

frustrasi yang dialami di dalam dirinya. Usaha individu tersebut bertujuan

untuk memperoleh keselaran dan keharmonisan antar tuntutan dalam diri

dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan.

Zainun (2010: 50) mengatakan bahwa penyesuaian diri adalah

kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai

hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitar. Fahmi

(dalam Kanugraha, 2007: 18) menjelaskan penyesuaian diri adalah proses

dinamis terus-menerus yang bertujuan untuk mengubah perilaku guna

mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan.

Selain itu penyesuaian diri menurut Calhoun dan Acocella (dalam

(25)

dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungannya.

Vembriarto (2010: 60) mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan

proses mengubah perilaku untuk mencapai keharmonisan dalam

memenuhi kebutuhan dirinya dan menjalin hubungan yang harmonis

dengan lingkungannya. Penyesuaian diri juga berarti kemampuan untuk

beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan yang seimbang,

kemampuan untuk mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi

terhadap frustrasi, humor, sikap yang wajar, objektivitas, dan lain-lain

Tyson (2010). Hurlock (1999: 278), mengatakan bahwa agar individu

dapat menyatu dan diterima dalam kelompok maka individu harus

berusaha memperbaiki perilakunya dengan menyesuaikan diri. Selanjutnya

Hurlock (1999: 95), merumuskan penyesuaian diri sebagai suatu

kemampuan individu untuk diterima dalam kelompok atau lingkungannya.

Dapat disimpulkan bahwa definisi penyesuaian diri dalam

penelitian ini adalah kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan,

mengatasi ketegangan, mengatasi konflik dan mengatasi frustrasi yang

dialami di dalam dirinya serta memperoleh keselaran dan keharmonisan

(26)

2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri memiliki dua aspek secara umum seperti yang dikemukakan

oleh Schneiders (dalam Rahmawaty Parman,2013: 471). Dua aspek itu yakni,

penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial :

a. Penyesuaian pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri

demi terciptanya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan

sekitarnya. Penyesuaian diri ini meliputi :

1) Penyesuaian diri fisik dan emosi

Penyesuaian diri ini melibatkan respon-respon fisik dan emosional

sehingga dalam penyesuaian diri fisik ini kesehatan fisik merupakan

pokok untuk pencapaian penyesuaian diri yang sehat. Berkaitan

dengan hal ini, ada hal penting berupa edukasi emosi, kematangan

emosi, dan kontrol emosi. Contoh, penyesuaian diri terhadap

perbedaan suhu/ cuaca, penyesuaian diri terhadap perbedaan makanan-

minuman, dan sebagainya.

2) Penyesuaian diri seksual

Penyesuaian diri seksual merupakan kapasitas bereaksi terhadap

realitas seksual (impuls-impuls, nafsu, pikiran, konflik-konflik, frustasi

perasaan salah, dan perbedaan seks). Contoh, penyesuaian diri

(27)

3) Penyesuaian diri moral dan religius

Dikatakan moralitas dan kapasitas untuk memenuhi moral kehidupan

secara efektif dan bermanfaat yang dapat memberikan kontribusi ke

dalam kehidupan yang baik dari individu. Contoh, penyesuaian

terhadap perbedaan moral yang ada di setiap lingkungan, penyesuaian

terhadap perbedaan keyakinan terhadap Tuhan/ religiusitas.

b. Penyesuaian sosial

Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu

sama lain yang terus menerus dan silih berganti. Menandakan individu

dengan lingkungan saling mempengaruhi dalam aspek psiko-sosial.

Penyesuaian diri ini meliputi :

1) Penyesuaian diri terhadap rumah tangga dan keluarga

Penyesuaian diri ini menekankan hubungan yang sehat antar-anggota

keluarga, otoritas orang tua, kapasitas tanggung jawab berupa

pembatasn, dan larangan. Contohnya, penyesuaian diri terhadap warga,

kondisi, dan aturan yang ada dalam lingkungan sosial terkecil yaitu

dalam 1 tempat tinggal/ rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.

2) Penyesuaian diri terhadap sekolah

Penyesuaian diri seorang individu ditempat mereka menempuh

pendidikan. Contohnya, penyesuaian diri terhadap warga, lingkungan,

(28)

3) Penyesuaian diri terhadap masyarakat

Kehidupan di masyarakat menandakan kapasitas untuk bereaksi secara

efektif dan sehat terhadap realitas. Contohnya, penyesuaian diri

terhadap warga, kebiasaan, dan aturan yang ada dalam lingkungan

sosial tempat tinggal.

3. Karakteristik Penyesuaian Diri

Schneiders (dalam Parman, 2013: 470) memberikan kriteria manusia dengan

penyesuaian diri yang baik, yaitu sebagai berikut :

a. Pengetahuan tentang kekurangan dan kelebihan dirinya.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada dalam dirinya.

b. Objektivitas diri dan penerimaan diri.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang mengetahui keadaan dirinya berdasarkan kenyataan dan yang

mampu menerima keadaan diri.

c. Kontrol dan perkembangan diri.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang mampu mengontrol diri dan mampu mengembangkan diriya

menjadi lebih baik.

d. Integrasi pribadi yang baik.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

(29)

e. Adanya tujuan dan arah yang jelas dari perbuatannya.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang memiliki tujuan dan arah yang jelas dari setiap perbuatan yang ia

lakukan.

f. Adanya perspektif, skala nilai, filsafat hidup yang adekuat.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang memiliki pandangan, nilai, dan filsafat hidup yang memadai

sebagai dasar kehidupannya.

g. Mempunyai rasa humor.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang memiliki selera humor yang baik, karena manusia yang seperti

ini akan tidak mudah panik ketika menemui banyak perubahan.

h. Mempunyai rasa tanggung jawab.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang ia lakukan.

i. Menunjukkan kematangan respon.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang mampu merespon tindakan oranglain dengan sesuai/ wajar/

matang.

j. Adanya perkembangan kebiasaan yang baik.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

(30)

k. Adanya adaptabilitas.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.

l. Bebas dari respon-respon yang simtomatis atau cacat.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang memiliki respon-respon yang wajar terhadap suatu stimulus.

m. Memiliki kemampuan bekerjasama dan menaruh minat terhadap orang

lain .

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang mampu bekerjasama dengan orang lain dan memiliki minat

terhadap oranglain.

n. Memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang memiliki minat yang besar dalam hal bekerja sekaligus bermain,

dalam kata lain minat yang seimbang.

o. Adanya kepuasan dalam bekerja dan bermain.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

yang memiliki rasa puas dalam bekerja dan bermain.

p. Memiliki orientasi yang adekuat terhadap realitas.

Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia

(31)

4. Faktor-faktor Pendukung Penyesuaian Diri

Lima faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri, yaitu

Schneiders (dalam Ratih Maura Kanugraha, 2007: 21- 25):

a. Kondisi fisik

1) Hereditas dan Konstitusi Fisik

Dalam mengidentifikasi pengaruh hereditas terhadap penyesuaian diri,

lebih digunakan pendekatan fisik karena hereditas dipandang lebih

dekat dan tidak terpisahkan dari mekanisme fisik.

2) Sistem Utama Tubuh

Sistem utama tubuh yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri

adalah sistem syaraf, kelenjar, otot.

3) Kesehatan Fisik

Kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri, percaya

diri, harga diri, dan sejenisnya yang akan menjadi kondisi yang sangat

menguntungkan bagi proses penyesuaian diri.

b. Kepribadian

1) Kemampuan dan kemauan untuk berubah (Modifiability)

Penyesuaian diri membutuhkan kecenderungan untuk berubah dalam

bentuk kemauan, perilaku sikap, dan karakteristik sejenis lainnya.

2) Pengaturan diri

Kemampuan mengatur diri dapat mencegah individu dari keadaan

(32)

kepribadian normal yang dapat mencapai pengendalian diri dan

realisasi diri.

3) Realisasi diri

Proses penyesuaian diri dan pencapaian hasilnya secara bertahap

sangat erat kaitannya dengan perkembangan kepribadian.

4) Intelegensi

Kemampuan pengaturan diri sesungguhnya muncul tergantung pada

kualitas dasar yaitu kualitas intelegensi.

c. Edukasi/ pendidikan

1) Belajar

Pada umumnya respon-respon dan sifat-sifat kepribadian yang

diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh individu dari proses belajar.

2) Pengalaman

Pengalaman memiliki nilai signifikan terhadap proses penyesuaian

diri. Misalnya, pengalaman yang menyehatkan dimana

peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu adalah persitiwa yang

menyenangkan.

3) Latihan

Penyesuaian sebagai suatu proses yang komplek yang mencakup

didalamnya proses psikologis dan sosiologis maka memerlukan latihan

yang sungguh-sungguh agar memperoleh hasil penyesuaian diri yang

(33)

4) Determinasi diri

Sesungguhnya individu itu sendiri harus mampu menentukan dirinya

sendiri untuk melakukan proses penyesuaian diri.

d. Lingkungan

1) Lingkungan keluarga

Unsur-unsur yang ada dalam keluarga seperti interaksi, karakteristik

keluarga berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu.

2) Lingkungan sekolah

Sekolah dipandang sebagai media yang sangat berguna untuk

mempengaruhi kehidupan dan perkembangan intelektual sosial ,

nilai-nilai, sikap, dan moral individu.

3) Lingkungan masyarakat

Nilai-nilai, sikap, aturan-aturan, agama, moral, dan perilaku

masyarakat akan berpengaruh terhadap proses perkembangan

penyesuaian diri.

e. Agama dan budaya

Agama berkaitan erat dengan budaya. Keduanya memberikan sumbangan

nilai-nilai, keyakinan, tujuan, serta kestabilan, dan keseimbangan hidup

(34)

5. Karakteristik Dewasa Awal

a. Pengertian Dewasa Awal

Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus

yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna

atau telah menjadi dewasa. Hurlock (1980), mengatakan bahwa masa

dewasa awal dimulai pada umur 18th sampai umur 25th, saat perubahan

fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan

reproduktif.

Dewasa awal adalah individu yang berada pada rentang usia 18-25th di

mana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu yang

disertai berkurangnya kemampuan reproduktif, merupakan masa di mana

individu tidak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis, maupun

psikologis pada orangtuanya, serta masa untuk bekerja, terlibat dalam

hubungan masyarakat, dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.

b. Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Hurlock (1980), membagi tugas perkembangan pada individu dewasa

awal, antara lain:

1) Mulai bekerja

Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai bekerja untuk

(35)

2) Memilih pasangan

Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai memilih

pasangan hidup guna mencari partner yang bisa dijadikan teman

berbagi dalam suka maupun duka.

3) Mulai membina keluarga

Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai membina

keluarga karena dengan membina keluarga manusia dewasa awal akan

belajar banyak hal.

4) Mengasuh anak

Manusia yanga ada dalam tahap dewasa awal harus mulai belajar

mengasuh anak karena masa dewasa awal ini juga masa yang cukup

matang bagi manusia untuk menjadi orangtua.

5) Mengelola rumah tangga

Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai belajar

mengelola rumah tangga, agar kemampuan manusia dewasa awal

menjadi orang tua lebih terasah lagi.

6) Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara

Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai mengambil

tanggung jawab sebagai warga negara karena manusia dewasa awal

(36)

7) Mencari kelompok sosial yang menyenangkan

Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai mencari

kelompok sosial yang menyenangkan guna memberikan efek dan

dampak positif bagi mereka.

c. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal

Hurlock (1980), menjelaskan masa dewasa awal sebagai

1) masa pengaturan

Masa pengaturan karena pada masa ini manusia dibatasi oleh banyak

aturan, misalnya aturan perkuliahan, aturan pekerjaan, dan aturan

sosial.

2) usia reproduktif

Pada masa ini manusia dipandang sebagai manusia yang mempunyai

usia produktif, dimasa ini banyak hal yang bisa dilakukan dan aktivitas

yang dilakukan pasti akan menghasilkan. Misalnya kuliah/ studi,

bekerja, bermain, dan masih banyak kegiatan lagi yang bisa dilakukan

sesuai dengan minat dan hobi masing-masing.

3) masa bermasalah

Banyaknya aturan yang mengelilingi dan banyaknya kegiatan/

aktivitas yang dilakukan di tahap perkembangan ini maka masa

dewasa awal dikatakan masa bermasalah. Semakin banyak aturan dan

semakin banyak kegiatan masa kecenderungan makin banyak masalah

(37)

4) masa ketegangan emosional

Adanya banyak masalah yang ada dalam tahap perkembangan ini

otomatis memunculkan ketegangan emosional yang lebih lagi, maka

tahap dewasa awal ini bisa dikatakan pula sebagai masa ketegangan

emosional.

5) masa keterasingan sosial

Melihat dari masa produktif dan banyaknya kegiatan yang bisa

dilakukan dala tahap perkembangan ini, maka kemungkinan besar

manusia yang ada dalam tahap ini akan mengalami masa keterasingan

sosial karena manusia akan lebih sering berkerja atau berkegiatan

secara mandiri.

6) masa komitmen

Pada masa dewasa awal ini manusia dituntut untuk bisa membuat

komitmen bagi kelangsungan hidupnya. Komitmen yang dibuat bisa

dalam hal pekerjaan, pasangan hidup, arah hidup, dan masih banyak

lagi.

7) masa ketergantungan

Masa ketergantungan adalah bagi mereka yang sudah memiliki

keluarga. Apa yang dia lakukan pasti akan memikirkan anggota

keluarganya, misalnya suami/ istri dan anaknya.

(38)

Masa perubahan nilai ini karena adanya perubahan dari masa remaja

menuju masa dewasa, otomatis nilai-nilai yang dijadikan pedoman

hidup akan berubah.

9) masa penyesuaian diri dengan cara hidup

Masa dewasa awal ini merupakan masa penyesuaian diri dengan cara

hidup. Maksudnya, ketika manusia sudah menikah maka ia mau tidak

mau harus menyesuaikan diri dengan cara hidup pasangannya juga.

10)masa kreatif

Masa dewasa awal ini adalah masa kreatif dimana manusia dituntut

untuk lebih pandai membuat peluang agar bisa memperoleh lebih

banyak keuntungan (pengalaman, penghasilan).

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penyesuaian diri berlangsung seumur hidup, setiap tahap perkembangan

terjadi proses penyesuaian diri. Setiap masa perkembangan memiliki

gambaran tingkat penyesuaian diri. Dalam penelitiannya, Rifluswaluyo (2011)

menemukan bahwa tingkat penyesuaian diri siswa SMP N 3 Comal Pemalang

meningkat setelah adanya kegiatan bimbingan pribadi yang diberikan pada

mereka. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Fani Kumalasari

(2012) menemukan bahwa dukungan sosial memberikan pengaruh terhadap

tingkat penyesuaian diri pada remaja di Panti Asuhan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri dapat

(39)

para ahli dalam bidang bimbingan. Selain itu, dukungan sosial dari

orang-orang disekitar juga mempengaruhi keberhasilan penyesuaian diri seseorang-orang.

C. Kerangka Berpikir

Masalah-masalah yang dialami mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2013

semester II berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti

adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan jam/ waktu perkuliahan, kesulitan

menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di tempat tinggal/

kos/ kontrakan/ asrama, kesulitan menyesuaikan diri dengan teman kos/

kontrakan/ asrama, kesulitan menyesuaikan diri dengan dosen, kesulitan

menyesuaikan diri dengan pola hidup baru sebagai anak kos/ kontrakan/

asrama. Dari adanya berbagai masalah tersebut, peneliti ingin mengetahui

tingkat keberhasilan mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling USD

angkatan 2013 kelas A semester II dalam hal penyesuaian diri. Aspek-aspek

dalam penyesuaian diri yang ingin peneliti ketahui tingkat keberhasilannya

adalah dalam aspek pribadi yang meliputi penyesuaian diri fisik dan emosi

(sedih, marah, kecewa, bahagia, dsb), penyesuaian seksual, penyesuaian diri

moral dan religius. Sedangkan aspek sosial meliputi penyesuaian terhadap

rumah kos dan keluarga/ teman kos), penyesuaian diri terhadap kuliah,

penyesuaian diri terhadap masyarakat/ lingkungan tempat tinggal dari

mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling USD angkatan 2013

(40)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,

subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen penelitian, dan teknik

analisis data yang digunakan.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini tergolong dalam metode

penelitian level of explanation yaitu deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena alamiah maupun fenomena-fenomena buatan

manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,

hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan

fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006: 72). Penelitian deskriptif juga

dimaksudkan untuk menggambarkan proses dan tingkat keberhasilan

penyesuaian diri pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling

angkatan 2013 kelas A semester II Universitas Sanata Dharma. Penggambaran

proses dan tingkat keberhasilan penyesuaian diri mahasiswa program studi

Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 kelas A semester II ini secara

(41)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada hari tanggal 3 April 2014. Penelitian ini

dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Studi

Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 yang berada di semester II kelas A

sebagai subjek penelitiannya.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II kelas A Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan

2013. Alasan memilih mahasiswa semester II kelas A dari program studi BK

Universitas Sanata Dharma karena mahasiswa program studi BK angkatan

2013 kelas A merupakan mahasiswa semester II program studi BK yang

tergolong dalam tahap perkembangan dewasa tahap awal dengan usia rata-rata

18-25 tahun. Selain itu hasil dari penelitian ini berupa topik bimbingan

pribadi- sosial, dimana topik-topik ini bisa digunakan untuk membimbing

mahasiswa baru yang masih dalam masa dewasa awal. Karena berdasarkan

kajian penelitian yang relevan, bimbingan dan dukungan sosial ikut ambil

bagian dalam keberhasilan proses penyesuaian diri manusia.

Dalam penelitian ini melibatkan semua subjek penelitian yang berada di

kelas A semester II maka penelitian ini termasuk dalam penelitian populasi.

(42)

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2010: 61). Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah tunggal, yaitu

tentang penyesuaian diri pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling angkatan 2013 kelas A semester II Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Penyesuaian diri yang dimaksud adalah penyesuaian diri pribadi

dan sosial mahasiswa. Penyesuaian pribadi meliputi penyesuaian diri fisik

dan emosi (sedih, marah, kecewa, bahagia, dsb), penyesuaian seksual,

penyesuaian diri moral dan religius. Penyesuaian sosial meliputi penyesuaian

terhadap rumah kos dan keluarga/ teman kos), penyesuaian diri terhadap

kuliah, penyesuaian diri terhadap masyarakat/ lingkungan tempat tinggal.

E. Teknik dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

kuesioner (angket). Kuisioner merupakan teknik penggumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner persepsi mahasiswa

terhadap kemampuan penyesuaian dirinya. Kuesioner yang disusun peneliti

(43)

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011: 134).

Pernyataan yang terdapat dalam Instrumen Penyesuaian Diri ini terdiri dari

pernyataan positif atau favourable dan pernyataan negatif atau unfavourable.

Pernyataan positif atau favorable merupakan konsep perilaku yang sesuai atau

mendukung variabel yang diukur. Sedangkan pernyataan negatif atau

unfavorable yaitu konsep perilaku yang tidak mendukung variabel yang

diukur. Instrumen penelitian ini menyediakan 4 alternatif jawaban yaitu

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju

(STS). Norma skoring yang dikenakan terhadap pengolahan data yang

dihasilkan instrumen ini ditentukan sebagai berikut:

Tabel 1.

Penentuan skor tiap alternatif jawaban.

NO Pernyataan

Setelah alat pengumpulan data yaitu kuisioner Penyesuaian Diri sudah

selesai, peneliti mengadakan uji coba alat (kuisioner) untuk mengetahui

reliabilitas. Melalui uji coba tersebut dapat diketahui releabilitas dari alat

(kuisioner) yang telah dibuat. Uji coba kuesioner dalam penelitian ini

dilakukan pada tanggal 3 April 2014. Jumlah subjek yang hadir dalam uji coba

(44)

Tabel 2.

Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Sebelum Diuji Coba

ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM

FAVO UNFAVO

Penyesuaian pribadi

Kemampuan seseorang untuk menerima diri demi terciptanya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Penyesuaian diri fisik dan emosi (sedih, marah, kecewa, bahagia, dsb)

1) Mampu menyesuaiakan dengan suhu Yogyakarta. 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 58, 59,60,61,62,63, 64,65,66

2) Penyesuaian terhadap makanan dan minuman.

3) Penyesuaian terhadap pakaian.

Penyesuaian seksual. 1) Mampu mengenal dan mengelola rangsangan-rangsangan dan pikiran-pikiran seksualitas- (rangsangan, nafsu dan pikiran. Misalnya: melihat video, foto.

11,12,13,14,15,16,17, 18

67, 68,69,70, 71,72,73,74, 75

(45)

ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM

FAVO UNFAVO

Moral (baik-buruk) mahasiswa dg moral di lingkungan baik.

2) Penyesuaian secara religius

Penyesuaian sosial

Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus dan silih berganti. Menandakan individu dengan lingkungan saling

mempengaruhi dalam aspek psiko-sosial.

Penyesuaian terhadap rumah kos dan keluarga/ teman kos.)

1) Penyesuaian terhadap keluarga/ teman kos, kontrakan, asrama.

28,29,30,31,32,33, 34,35,36,37

84,85,86,87,88,89, 90,91,92,93,94

2) Penyesuaian terhadap kondisi rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.

3) Penyesuaian terhadap aturan/ tata tertib rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.

Penyesuaian diri terhadap kuliah. 1) Penyesuaian terhadap warga kampus (teman, dosen, karyawan).

38,38,40,41,42,43,44, 45,46,47

(46)

ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM

FAVO UNFAVO

2) Penyesuaian terhadap gedung perkuliahan.

3) Penyesuaian terhadap aturan-aturan kampus/ perkuliahan.

Penyesuaian diri terhadap masyarakat/ lingkungan tempat tinggal.

1) Penyesuaian terhadap aturan-aturan dalam masyarakat.

48,49,50,51,52,53,54, 55,56,57

103,104,105,106,107, 108,109,110,111,112

2) Penyesuaian terhadap kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat.

(47)

F. Validitas dan Reabilitas

Validitas adalah taraf sampai di mana suatu alat ukur, mengukur apa yang

seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Validitas menurut Azwar (2005:5)

yaitu sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat

pengujian terhadap isi tes dengan analisa rasional atau lewat professional

judgement (Azwar 2004:45). Menurut Furchan (2004:296) validitas isi tidak

dapat dinyatakan dengan angka namun pengesahannya berdasarkan

pertimbangan yang diberikan oleh sejumlah ahli (ExpertJudgement).

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan

para ahli (Expert judgment) dan peneliti meminta bantuan kepada Juster Donal

Sinaga, M.Pd. dan Dr. Maria Margaretha Sri Hastuti, M.Si. Para ahli

mencermati kesesuaian antara aspek dengan indikator, indikator dengan item,

dan kelayakan dari masing-masing item favorable dan unfavorable.

Hasil konsultasi dan telaah yang dilakukan oleh ahli dilengkapi dengan

pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item

instrumen terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi Spearman's

rho menggunakan aplikasi program komputer SPSS for Window.

(48)

Keterangan :

Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien korelasi item dengan total

item yang minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2007:103) maka dikatakan

valid. Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien di bawah 0,30 maka

item tersebut memiliki konsistensi internal rendah dan dinyatakan gugur.

Pada tanggal 3 April 2014 dilakukan uji coba terhadap instrumen (uji

empirik) kepada mahasiswa baru program studi BK USD 2013 kelas A yang

berjumlah (N) 35 siswa. Dari hasil pemeriksaan konsistensi butir terhadap

total, diperoleh 19 butir item yang gugur dari 111 butir item, sehingga terdapat

92 item yang dinyatakan valid. Kisi- kisi instrumen setelah dilakukan validitas

(49)

Tabel 3.

Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Setelah Diuji Coba

ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM

FAVO UNFAVO

Penyesuaian pribadi

Kemampuan seseorang untuk menerima diri demi terciptanya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Penyesuaian diri fisik dan emosi (sedih, marah, kecewa, bahagia, dsb)

1) Mampu menyesuaiakan dengan suhu Yogyakarta.

1,2,3,7 4,5,6,52,53,54,58,59

2) Penyesuaian terhadap makanan dan minuman.

3) Penyesuaian terhadap pakaian.

Penyesuaian seksual. 1) Mampu mengenal dan mengelola

rangsangan-rangsangan dan pikiran-pikiran seksualitas- (rangsangan, nafsu dan pikiran. Misalnya: melihat video, foto.

12,13,14,55,56 8,9,10,11,57,58,59,60

(50)

ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM

FAVO UNFAVO

Penyesuaian diri moral dan religius.

Moral (baik-buruk) mahasiswa dg moral di lingkungan baik.

1) Penyesuaian terhadap moral. 20,21,22,23,61,62,63 15,16,17,18,19,64,65,6 6

2) Penyesuaian secara religius.

Penyesuaian sosial

Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus dan silih berganti. Menandakan individu dengan lingkungan saling mempengaruhi dalam aspek psiko-sosial.

Penyesuaian terhadap rumah kos dan keluarga/ teman kos.)

1) Penyesuaian terhadap keluarga/ teman kos, kontrakan, asrama.

28,29,67,68,69,73 24,25,26,27,30,31

2) Penyesuaian terhadap kondisi rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.

(51)

ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM

FAVO UNFAVO

dosen, karyawan). 78 9,80,81

2) Penyesuaian terhadap gedung perkuliahan.

3) Penyesuaian terhadap aturan-aturan kampus/ perkuliahan.

Penyesuaian diri terhadap masyarakat/ lingkungan tempat tinggal.

1) Penyesuaian terhadap aturan-aturan dalam masyarakat.

45,46,47,82,83,84,88, 89,90,91

42,43,44,48,49,50,51,8 5,86,87

2) Penyesuaian terhadap kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat.

(52)

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar,

2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu

memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar,

2007:176). Menurut Azwar (2011:4) konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas

alat ukur erat berkaitan dengan masalah eror pengukuran (error of

measurement), sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur

erat berkaitan dengan eror dalam pengambilan sampel (sampling error) yang

mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang

pada kelompok indivisu yang berbeda.

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan

pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus koefisien

reliabilitas AlphaCronbach (α) adalah sebagai berikut:

α = 2[1-

]

Keterangan rumus :

S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sx2 : varians skor skala

Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria

Guilford (Masidjo, 1995: 209).

Tabel 4. Kriteria Guilford

(53)

Dari hasil uji coba empirik kepada mahasiswa Prodi BK angkatan 2013

kelas A semester II USD Yogyakarta pada tanggal 3 April 2014 dengan

jumlah subjek (N) 35 mahasiswa, diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas

Alpha Cronbach sebesar 0.716. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil

perhitungan koefisien reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat disimpulkan

bahwa koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2010: 207) mengatakan bahwa analisis data merupakan

kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data

yang ditempuh dalam penelitian ini:

1. Menentukan skor dan pengolahan data

Penentuan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara

memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang

berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable,

selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total

jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah

(54)

2. Menentukan kategori

Pengkategorian tingkat penyesuaian diri mahasiswa Prodi BK

angkatan 2013 kelas A semester II USD disusun berdasarkan model

distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke

dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu

kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009: 106 ). Kontinum

jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat

tinggi.

Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang

disusun oleh Azwar (2009:108) yang mengelompokkan tingkat

penyesuaian diri mahasiswa Prodi BK angkatan 2013 kelas A semester II

USD ke dalam lima kategori: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan

sangat tinggi dengan norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 5.

Norma Kategorisasi tingkat penyesuaian diri

Norma/Kriteria Skor Kategori X≤ µ -1,5σ Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Rendah µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Sedang µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Tinggi µ +1,5 σ <X Sangat Tinggi

Keterangan:

Skor maksimum empiris : Skor tertinggi yang diperoleh subjek

(55)

Skor minimum empiris : Skor terendah yang diperoleh subjek

penelitian berdasarkan data nyata lapangan Standar deviasi (σ / sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran

µ (mean empiris) : Rata-rata empiris skor maksimum dan

minimum

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan

tinggi rendah tingkat penyesuaian diri mahasiswa Prodi BK angkatan

2013 kelas A semester II dengan jumlah subjek= 35, diperoleh unsur

perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

Skor maksimum empiris : 354

Skor minimum empiris : 254

Luas jarak : 100

Standar deviasi (σ / sd) : 100 : 6 = 16, 67 µ (mean empiris) : (354+254): 2 = 304

Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma

kategorisasi tingkat penyesuaian diri mahasiswa Prodi BK angkatan 2013

kelas A semester II USD sebagai berikut.

Tabel 6.

Kategorisasi Tingkat penyesuaian diri mahasiswa Prodi BK angatan 2013 kelas A semester II USD

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori X≤ µ -1,5σ <279 Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 279 – 295 Rendah µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 296-311 Sedang

(56)

Berdasarkan norma kategori pada tabel 6, ditetapkan

pengelompokan tinggi rendah skor butir penyesuaian diri pada mahasiswa

program studi bimbingan dan konseling angkatan 2013 kelas A semester II

USD dengan jumlah item 112, diperoleh unsur perhitungan skor item

sebagai berikut:

Skor maksimum empiris : 142

Skor minimum empiris : 88

Luas Jarak : 54

Standar deviasi (σ / sd) : 9

µ (mean empiris) : 115

Hasil perhitungan analisis data skor butir/item penyesuaian diri

disajikan dalam norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 7.

Kategorisasi Skor Butir Instrumen Penyesuaian Diri

Norma Skor Rentang Skor Kategori

X≤ µ -1,5σ <101 Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 102<110 Rendah µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 111<119 Sedang

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan. Penyajian hasil penelitian

didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan

dan Konseling Tahun Ajaran 2013/ 2014 USD

Tujuan pertama penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat

penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi BK USD tahun ajaran 2013/ 2014.

Berdasarkan analisis data tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi

BK USD tahun ajaran 2013/ 2014 tampak pada tabel 8 dan dalam grafik 1.

Tabel 8.

Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Tahun Ajaran 2013/ 2014

Universitas Sanata Dharma

Rentang Skor Kategori Frekuensi Presentase

<279 Sangat Rendah 6 17%

279-295 Rendah 10 29%

296-311 Sedang 4 11%

312-328 Tinggi 7 20%

>329 Sangat Tinggi 8 23%

(58)

Dalam perspektif grafis, komposisi dan sebaran subjek berdasarkan tingkat

penyesuaian diri-nya tergambar sebagai berikut:

Grafik 1. Grafik Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Tahun Ajaran 2013/ 2014

Universitas Sanata Dharma

*keterangan

Horisontal : Presentase Vertikal : Kategori

Berdasarkan tabel dan grafik tampak bahwa (a) terdapat 6

mahasiswa (17%) yang masuk dalam kategori penyesuaian diri

sangat rendah artinya mahasiswa yang ada dalam kategori ini

menemukan banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pola

kehidupan baru, tuntutan baru, dan harapan sosial baru sehingga

membuat penyesuaian diri mereka sangat terhambat. (b) Terdapat 10

0 5 10 15 20 25 30 35

(59)

rendah artinya mahasiswa yang ada dalam kategori ini menemukan

kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pola kehidupan baru,

tuntutan baru, dan harapan sosial baru sehingga membuat

penyesuaian diri mereka cukup mengalami hambatan. (c) Terdapat 4

mahasiswa (11%) yang masuk dalam kategori penyesuaian diri

sedang artinya mahasiswa yang ada dalam kategori ini cukup mampu

menyesuaikan diri dengan pola kehidupan baru, tuntutan baru, dan

harapan sosial baru. (d) Terdapat 7 mahasiswa (20%) yang masuk

dalam kategori penyesuaian diri tinggi artinya mahasiswa yang ada

dalam kategori ini sudah mampu menyesuaikan diri dengan pola

kehidupan baru, tuntutan baru, dan harapan sosial baru. (e) Terdapat

8 mahasiswa (23%) yang masuk dalam kategori penyesuaian diri

sangat tinggi artinya mahasiswa yang ada dalam kategori ini sangat

mampu menyesuaikan diri dengan pola kehidupan baru, tuntutan

baru, dan harapan sosial baru.

Dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian

besar mahasiswa baru program studi Bimbingan dan Konseling

Tahun Ajaran 2013/ 2014 memiliki penyesuaian diri dalam kategori

sedang hingga sangat tinggi (54%) dan sisanya teridentifikasi

(60)

2. Butir-butir pengukuran penyesuaian diri yang teridentifikasi rendah

frekuensi kemunculan yang menunjukkan bahwa butir item-item tersebut

bisa dijadikan sebagai topik bimbingan pribadi- sosial. Pada penelitian ini,

peneliti juga menganalisis skor dari masing-masing butir instrumen.

Adapun hasil analisis item tampak pada tabel 9.

Tabel 9.

Kategori Skor Item Penyesuaian Diri

pada Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

102-110 Rendah 6,10,11,12,13,15.25,59,70,28,29,30,52,56,57,64,67, 90,91,99,

20

111-119 Sedang 7,8,16,18,19,21,23,58,72,75,76,78,80,81, 31,33,36,37,38,42,48,50,51,53,54,61,74,87,88, 94,96,97,98,100,111

35

(61)

item dengan skor yang berada dalam kategori rendah 20, dan item dengan

skor yang berada dalam kategori sangat rendah 15.

Dari pengelompokan item-item berdasarkan kategori tersebut,

item-item yang teridentifikasi dalam kategori rendah hingga sangat rendah

sebanyak 35 item dijadikan dasar untuk merumuskan usulan topik-topik

bimbingan pribadi-sosial. Khususnya dalam upaya peningkatan

penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi BK USD. Item-item yang masuk

dalam kategori rendah dan sangat rendah, diuraikan pada tabel di bawah

ini.

Tabel 10.

Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Sangat Rendah dan Rendah

No. Aspek Sub Aspek No dan pernyataan item Skor Rank

1. Suhu udara di Yogyakarta membuat saya bersemangat dalam belajar.

97 6

2. 2. Saya kerasan tinggal di

Yogyakarta karena suhunya cocok dengan tubuh saya.

100 9 yang identik dengan rasa manis.

95 4

5. 5. Tubuh saya cocok dengan

minuman khas Yogyakarta yang identik dengan manis.

101 10

40. Saya akrab dengan dosen-dosen saya.

73. Selama kuliah saya berteman hanya dengan

(62)

teman-teman laki-laki/perempuan.

10. 14. Saya bersikap wajar ketika

melihat teman-teman lawan jenis memakai pakaian seksi ketika berada di kampus/ rumah/ kos/

27. Saya menyempatkan diri membaca buku rohani

60. Suhu udara Yogyakarta membuat saya sering

sakit-55. Saya nyaman ketika

bersama warga masyarakat.

86. Saya jarang berbincang-bincang dengan teman-teman di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.

6. Saya bisa menikmati makanan dan minuman khas Yogyakarta yang identik dengan rasa manis.

105 13

17. 10. Saya suka dengan

pakaian-pakaian model tradisional

(63)

kost/ asrama/ kontrakan lawan jenis yang menurut saya menarik.

103 12

22. Penyesuaian

diri moral dan religius.

25. Dalam melakukan suatu hal saya selalu

59. Saya sering rindu kampung saya karena udaranya yang cocok dengan tubuh saya.

103 12

24. Penyesuaian

seksual.

70. Saya terangsang melihat teman-teman lawan jenis yang berpakaian seksi ketika berada di kampus, rumah/ kost/ kontrakan/ orang di kost/ kontrakan/ asrama. di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.

manfaat dari relasi saya dengan warga masyarakat.

64. Saya malu menggunakan pakaian yang bermotif batik khas Yogyakarta. sepi, saya sering melihat

(64)

porno. teman karena saya tidak betah di kos/

asrama/kontrakan.

107 15

34. 91. Saya sering melanggaran

aturan-aturan yang ada di rumah/ kos/ kontrakan/

99. Saya menggerutu dengan keadaan kampus saya

103 12

Berdasarkan butir-butir item yang terindikasi kemunculannya

rendah dan sangat rendah dalam aspek penyesuaian pribadi dan

penyesuaian sosial. Topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang implikatif

dapat diusulkan untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa Prodi

BK USD angkatan 2013 kelas A semester II dapat dilihat pada tabel

(65)

Tabel 11.

Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial yang Implikatif Dapat Meningkatkan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Prodi BK USD Tahun Ajaran 2013/ 2014

Sub Aspek Item Topik Tujuan Waktu

Suhu udara di Yogyakarta membuat saya bersemangat dalam belajar.

Saya kuat, saya hebat.

Mampu menyesuaikan fisik dan emosi dalam segala keadaan dan Saya kerasan tinggal di Yogyakarta karena suhunya

cocok dengan tubuh saya.

Suhu udara di Yogyakarta membuat saya nyaman menjalankan semua aktivitas.

Suhu udara Yogyakarta membuat saya sering sakit-sakitan.

Saya bisa menikmati makanan dan minuman khas Yogyakarta yang identik dengan rasa manis.

Saya suka dengan pakaian-pakaian model tradisional Yogyakarta yang diperjual-belikan

Saya sering rindu kampung saya karena udaranya yang cocok dengan tubuh saya.

Saya malu menggunakan pakaian yang bermotif batik khas Yogyakarta.

Penyesuaian

Selama kuliah saya berteman hanya dengan

teman-teman laki-laki/perempuan. Kamu dan aku Mampu menyesuaikan diri Pribadi-

(66)

rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.

Ketika saya berada dikamar/ kos/ asrama/ kontrakan dan keadaan sepi, biasanya saya melakukan aktivitas yang bermanfaat.

Ketika melihat gambar, film, dan bacaan yang porno saya terangsang tetapi mampu mengendalikan perasaan tersebut.

Saya bersikap wajar ketika berkunjung ke kerumah/ kost/ asrama/ kontrakan teman lawan jenis.

Dimalam hari sebelum tidur saya dapat mengendalikan diri terhadap godaan untuk menghayalkan teman-teman lawan jenis yang menurut saya menarik.

Saya terangsang melihat teman-teman lawan jenis yang berpakaian seksi ketika berada di kampus, rumah/ kost/ kontrakan/ asrama.

Ketika saya berada dikamar/ kos/ asrama/ kontrakan dan keadaan sepi, saya sering melihat foto, video, dan bacaan porno.

Penyesuaian diri moral dan

religius.

Saya menyempatkan diri membaca buku rohani untuk membangun spritualitas saya.

Bersyukur kepada Tuhan.

Mampu menyesuaikan moral dan religius dalam segala keadaan dan Dalam melakukan suatu hal saya selalu

mempertimbangkan dosa

Penyesuaian diri terhadap kuliah.

Saya akrab dengan dosen-dosen saya.

Saya beruntung.

Mampu menyesuaikan diri dengan keadaan dan kondisi perkuliahan.

2 JP Sosial Sharing, refleksi Saya akrab dengan karyawan kampus.

Saya menggerutu dengan keadaan kampus saya Penyesuaian diri

terhadap

Saya nyaman ketika bersama warga masyarakat.

Saya makhluk Mampu menyesuaikan diri

(67)

tempat tinggal. Saya menemukan banyak manfaat dari relasi saya dengan warga masyarakat.

Saya jarang berbincang-bincang dengan teman-teman di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.

Rumahku

2 JP Sosial Sharing, refleksi. Saya susah tidur di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama

karena suasanya yang kurang nyaman.

Saya akrab dengan semua orang di kost/ kontrakan/ asrama.

Saya betah berada di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama dengan segala situasinya.

Saya sering menghabiskan waktu bersama orang-orang di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.

Saya sering main ke tempat teman karena saya tidak betah di kos/ asrama/kontrakan.

Gambar

Tabel 1. Penentuan skor tiap alternatif jawaban.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.  Kriteria Guilford
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk 1) memperoleh gambaran mengenai seberapa negatif sikap mahasiswa angkatan 2014 program studi Bimbingan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki skor

Sebelum peneliti melakukan penelitian berpikir bahwa penyesuaian diri mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 yang berasal dari NTT kurang bisa

Berdasarkan hasil penelitian butir item menunjukkan kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat asertivitas pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma yang berada pada tingkat

ABSTRAK TINGKAT KESIAPAN MENJALANI PROFESI MENJADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Studi Deskriptif pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

Kecerdasan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 tergolong sedang boleh jadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Deskripsi Kemampuan Perencanaan Karier Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 Hasil penelitian ini menunjukkan