TINGKAT PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2013 Kelas A Semester II, dan Implikasinya pada Penyusunan
Usulan Topik Bimbingan Pribadi- Sosial)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
Angela Admajasri Bianita Arigi NIM: 101114077
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Bisoo rumangsa, ojo rumangsa biso.”
Angela Admajasri Bianita Arigi
“Setiap usaha yang dilakukan dengan niat yang tulus dan diimbangi dengan doa yang terucapkan dengan ikhlas hati maka akan menghasilkan
karya yang luar biasa.”
Angela Admajasri Bianita Arigi
“Laut yang tenang tak akan menghasilkan pelaut
yang handal.”
Merlin Meriana
“Story will change how you look at everything.”
Oprah Word
“I’m perfect in my imperfections. Happy in my pain. Strong in my weaknesses
and Beautiful in my own way because I’m ME.”
Oprah Word
“Laugh when you can. Apologize when you should. Let go of what
you can’t change.”
Oprah Word
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus
2. Program Studi Bimbingan dan Konseling USD 3. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
4. Orangtuaku tercinta Bapak Yohanes Bosco Chrispantoro dan Ibu Maria Rosa Warsini
5. Adikku Bernadito Lewi Atmaja
ABSTRAK
TINGKAT PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2013 Kelas A Semester II, dan Implikasinya pada Penyusunan Usulan
Topik Bimbingan Pribadi- Sosial)
Angela Admajasri Bianita Arigi
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat penyesuaian diri mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013 Kelas A Semester II. Masalah pertama yang diteliti adalah “Seberapa tinggikah tingkat penyesuaian diri pada mahasiwa Prodi BK USD Yogyakarta angkatan 2013 kelas A semester II?”. Masalah yang kedua adalah “Berdasarkan analisis terhadap butir-butir penyesuaian diri yang teridentifikasi kemunculannya rendah, topik bimbingan pribadi-sosial apakah yang implikatif bagi mahasiswa Prodi BK USD Yogyakarta angkatan 2013 kelas A semester II?”.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Subjek penelitian adalah mahasiswa Prodi BK USD Yogyakarta angkatan 2013 kelas A semester II, sejumlah 35 mahasiswa. Instrumen penelitian berupa kuesioner penyesuaian diri yang terdiri dari 92 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert dengan nilai reliabilitasnya adalah 0,716.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kategorisasi tingkat penyesuaian diri mahasiswa berdasarkan distribusi normal.
ABSTRACT
FRESHMAN ADAPTATION
(Descriptive study of the adaptation level of the second semester students of Guidance and counseling study program batch 2013 in class A and its
implication on the proposal of personal and social topics.)
Angela Admajasri Bianita Arigi
Universitas Sanata Dharma
2014
This research aims at ilustrating the adaptation stage of the second semester students of Guidance and counseling study program of Sanata Dharma University Yogyakarta, 2013 in class A. The first problem observed in this study is “how high is the adaptation level of the second semester students from Guidance and Counseling study program of Sanata Dharma University Yogyakarta batch 2013 in class A?”. The second problem of this research is “according to the analysis on self-adaptation point that has been identified as the low appearance, what is the private-social guidance topic that can be implemented for Guidance and Counseling study program of USD Yogyakarta Students?”.
This research is a descriptive study. The researcher employs survey method to collect the data. The subjects of this research are 35 class A students of Guidance and counseling study program of USD batch 2013.The research instrument employed in this sudy is the self- adaptation questionnaire which consists of 92 questions that are developed on the basis of Likert Scale model with the reliability value of 0,716. Data analysis technique applied in this study is the categorization of each student’s adaptation level based on normal distribution.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
perlindungan, pendampingan, dan doa dalam persiapan, pelaksanaan serta
penyelesaian penelitian dalam bentuk skripsi ini
Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan, doa, bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati
yang paling dalam kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. dan Dr. Maria Margaretha Sri Hastuti, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan kesabaran hati dan memberi masukan kepada penulis guna meningkatkan kualitas skripsi ini. 3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
yang ikut mendukung kelancaran kegiatan perkuliahan saya serta ikut membimbing saya ketika saya sedang dalam kesulitan, secara khusus Bu Hayu, Bu Retno, Bu Set, Bu Indah, Pak Sinurat, dan Pak Budi.
5. Bapak, Ibu dan Adik tercinta Yohanes Bosco Chrispantoro, Maria Rosa Warsini, dan Bernadito Lewi Atmaja atas dukungan, doa, perhatian, kasih serta biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini.
6. Teman-teman BK angkatan 2010 yang telah memberikan dukungan dan motivasi, secara khusus kepada Eli, Febri, Sefin, Binus, Yuven, Rio, Chika, Sinyo, Sandi, dll yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
7. Sahabat dan teman yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam bentuk apapun, terkhusus kepada Rio, Dani, Garda, Sandi, dll yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini sangat diperlukan.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..….… i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………..… v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...… vi
ABSTRAK……… vii
ABSTRACT………..…………. viii
KATA PENGANTAR……….… ix
DAFTAR ISI……… xi
DAFTAR TABEL……… xiv
DAFTAR GRAFIK……….………….……… xv
DAFTAR LAMPIRAN……… xvi
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang………... 1
B. Identifikasi Masalah……….... 2
C. Batasan Masalah……….…. 5
D. Rumusan Masalah………... 5
F. Manfaat Penelitian... 6
G. Definisi Operasional... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..……… 8
A. Kajian Teori...………..…….… 8
1. Pengertian Penyesuaian Diri………….…………..……….….. 8
2. Aspek Penyesuaian Diri………... 10
3. Karakteristik Penyesuaian Diri……….. 12
4. Faktor-Faktor Penyesuaian Diri………... 15
5. Karakteristik Dewasa Awal... 18
B. Kajian Penelitian Relevan………... 22
C. Kerangka Berpikir………..…... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 24
A. Jenis Penelitian………...……….………….. 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 25
C. Subjek Penelitian………... 25
D. Variabel Penelitian………... 26
E. Teknik dan Instrumen Penelitian………... 26
F. Validitas dan Reliabilitas………... 31
G. Teknik Analisis Data... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….… 41
A. Hasil Penelitian………. 41
1. Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Kelas A Prodi BK Tahun Ajaran 2013/ 2014 USD……….. 41
2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran penyesuaian diri
Baru Kelas A Prodi BK Tahun Ajaran 2013/ 2014 USD
dalam implikasinya untuk mengusulkan topik-topik
bimbingan pribadi-sosial……... 44
B. Pembahasan Hasil Penelitian………...……... 52
BAB V PENUTUP……… 58
A. Kesimpulan………..…… 58
B. Keterbatasan………..…..… 59
C. Saran……… 60
DAFTAR PUSTAKA………..… 62
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Penentu Skor Tiap Alternatif Jawaba...…………... 27 2. Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba …..… 28 3. Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Sesudah Uji Coba... 33
4. Tabel 4 Kriteria Guilford... 36
5. Tabel 5 Norma Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri... 38
6. Tabel 6 Norma Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru
Kelas A Prodi BK USD Th. 2013/ 2014... 39
7. Tabel 7 Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen Penyesuaian Diri.... 40
8. Tabel 8 Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru
Kelas A Prodi BK USD Th. 2013/ 2014 USD... 41
9. Tabel 9 Kategori Skor Item Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru
Kelas A Prodi BK USD... 44
10.Tabel 10 Item-item pernyataan yang tergolong dalam kategori sangat
rendah dan rendah... 45
11.Tabel 11 Topik-topik Bimbingan Pribadi dan Sosial yang Implikatif
Dapat Meningkatkan Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru
DAFTAR GRAFIK
1. Grafik 1. Grafik Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Kelas
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Kuesioner Penyesuaian Diri
2. Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian
3. Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional dari istilah-istilah pokok yang digunakan
dalam penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Penyesuaian diri merupakan hal yang penting dalam sebuah tahap
perkembangan manusia. Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya
mempunyai tugas untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya.
Penyesuaian diri dimulai sejak manusia lahir di dunia. Hurlcok menjelaskan
bahwa ketika bayi, manusia menyesuaikan diri terhadap perubahan
temperatur, penyesuaian terhadap makanan, dan penyesuaian terhadap
pembuangan. Proses penyesuain diri itulah yang memungkinkan manusia
mengalami masalah atau tidak. Jika manusia mampu menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekitar maka ia akan bertahan hidup, tetapi jika
penyesuaian dirinya salah atau gagal, maka kemungkinan ia akan menghadapi
masalah besar. Ketika individu mengalami masalah dalam penyesuain diri
maka akan mempengaruhi segala aspek dalam tahap-tahap dan pemenuhan
tugas-tugas perkembangan selanjutnya.
dewasa dini ini manusia memiliki banyak tugas perkembangan, seperti mulai
bekerja, memilih pasangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak,
mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara,
dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Semua tugas-tugas
perkembangan ini juga harus dipenuhi sebagai simbol bahwa manusia pada
tahap dewasa awal ini mampu menyesuaikan diri dengan tugas-tugas
perkembangannya.
B. Identifikasi Masalah
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Angkatan 2013 Kelas A Semester II (Mahasiswa Prodi BK USD
angkatan 2013 kelas A semester II) berada dalam tahap perkembangan dewasa
awal. Tahap perkembangan ini merupakan periode penyesuaian diri terhadap
pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Selain itu
mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2013 kelas A semester II berasal dari
berbagai daerah, misalnya dari pulau Sumatra, Kalimantan, Bali, Jawa, dsb.
Mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2013 kelas A semester II yang berasal
dari berbagai daerah dan umumnya dalam tahap perkembangan dewasa awal
akan akan mulai menyesuaikan diri dengan dunia sosial baru, maupun secara
akademik. Keberhasilan penyesuaian mahasiswa Prodi BK USD angkatan
2013 kelas A semester II menjadi penentu apakah mahasiswa ini mampu
Berdasarkan pengalaman peneliti ketika menjadi mahasiswa baru 4 tahun
yang lalu tepatnya di tahun 2010, tidak sedikit mahasiswa baru Prodi BK USD
tahun 2010 mengalami kesulitan dalam menyesuiakan diri.
Kesulitan-kesulitan tersebut adalah Kesulitan-kesulitan menyesuaikan diri dengan cuaca yang ada
di Yogyakarta, makanan- minuman dan pakaian yang ada di Yogyakarta,
kesulitan menyesuaikan diri dengan adanya rangsangan-rangsangan/ konflik
seksual, kesulitan menyesuaikan diri dengan moral dan religiusitas yang ada
di Yogyakarta.
Selain itu kesulitan menyesuaikan diri dengan keluarga dalam satu tempat
tinggal yang sama, kesulitan menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada di
bangku perkuliahan, dan kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat di
lingkungan tempat tinggal baru. Kesulitan-kesulitan tersebut disebabkan
karena mahasiswa baru dihadapkan dengan keadaan yang baru, dengan
lingkungan sosial yang baru dan tuntutan serta pola hidup yang baru.
Selain berdasarkan pengalaman peneliti 4 tahun lalu ketika menjadi
mahasiswa baru, adapula masalah-masalah penyesuaian diri yang muncul
berdasarkan studi dokumentasi terhadap data mahasiswa yang tidak
melanjutkan studi di bangku perkuliahan. Berdasarkan data tersebut, penyebab
mahasiswa tidak melanjutkan perkuliahan adalah mengundurukan diri, dan
terkena ujian sisipan karena nilai tidak mencukupi standard nilai.
Masalah-masalah yang dialami oleh mahasiswa baru angkatan 2013 kelas
A semester II berdasarkan observasi dan wawancara adalah kesulitan
menyesuaikan diri dengan jam/ waktu perkuliahan, kesulitan menyesuaikan
diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di tempat tinggal/ kos/ kontrakan/
asrama, kesulitan menyesuaikan diri dengan teman kos/ kontrakan/ asrama,
kesulitan menyesuaikan diri dengan dosen, kesulitan menyesuaikan diri
dengan pola hidup baru sebagai anak kos/ kontrakan/ asrama. Adanya
berbagai masalah yang dialami mahasiswa dalam menyesuaikan diri tersebut
akan menghambat pemenuhan tugas-tugas perkembangan. Hal-hal tersebut
menjadi landasan peneliti untuk mengadakan penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui berapa banyak mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2013 kelas A
semester II yang sudah bisa atau malah mengalami hambatan dalam hal
penyesuaian diri.
Berdasarkan fenomena yang digambarkan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Deskripsi Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Angkatan 2013 Kelas A Semester II, dan Implikasinya pada Penyusunan
C. Batasan Masalah
Beradasarkan berbagai masalah-masalah penyesuaian diri yang dialami
mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2013 kelas A semester II, dalam
penelitian ini peneliti hanya membahas mengenai proses penyesuaian diri
mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling dalam hal pribadi
(penyesuaian diri fisik- emosional, penyesuaian diri seksual, penyesuaian diri
moral- religiusitas) dan sosial (penyesuaian terhadap rumah tangga/ keluarga,
penyesuaian terhadap sekolah/ perkuliahan, penyesuaian terhadap
masyarakat). Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa
program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 kelas A semester II.
D. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat penyesuaian diri mahasiswa Program Studi BK
USD angkatan 2013 kelas A semester II?
2. Dalam hal-hal apa penyesuaian diri mahasiswa teridentifikasi masih
rendah sebagai bahan usulan topik bimbingan pribadi-sosial yang
implikatif bagi mahasiswa Program Studi BK USD Yogyakarta angkatan
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan tingkat penyesuaian diri mahasiswa Program Studi BK
USD angkatan 2013 kelas A semester II.
2. Mengidentifikasi butir-butir penyesuaian diri yang rendah frekuensi
kemunculannya pada mahasiswa Program Studi BK USD angkatan 2013
kelas A semester II dalam implikasinya untuk mengusulkan topik-topik
bimbingan pribadi-sosial.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi pendidik
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pendidik
dalam rangka membantu mahasiswa Program Studi BK USD angkatan
2013 kelas A semester II dalam menyesuaikan diri dengan diri sendiri,
dunia sosial, maupun akademik.
b. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan bekal bagi peneliti di kemudian hari untuk
mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan konseling, baik
2. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan bagi
pengembangan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling,
khususnya yang berhubungan dengan penyesuaian diri.
G. Definisi Operasional
1. Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah kemampuan mahasiswa program studi Bimbingan
dan Konseling USD angkatan 2013 kelas A semester II untuk memenuhi
kebutuhan, mengatasi ketegangan, mengatasi konflik dan mengatasi
frustrasi yang dialami di dalam dirinya serta memperoleh keselaran dan
keharmonisan antar tuntutan dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh
lingkungan.
2. Mahasiwa program studi BK USD angkatan 2013 kelas A semester II
sebagai masa dewasa awal
Mahasiswa program studi BK USD angkatan 2013 kelas A semester II
adalah mahasiswa yang berusia sekitar 18-25 tahun yang sedang
menempuh perkuliahan semester awal di program studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma. Mereka termasuk dalam tahap
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan mengenai kajian teori, kajian penelitain yang relefan, dan
kerangka berpikir.
A. Kajian Teori
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah
adjustment. Menurut Schneiders (dalam Kanugraha, 2007: 18),
penyesuaian diri merupakan proses yang mencakup respon-respon mental
dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil memenuhi
kebutuhan, mengatasi ketegangan, mengatasi konflik dan mengatasi
frustrasi yang dialami di dalam dirinya. Usaha individu tersebut bertujuan
untuk memperoleh keselaran dan keharmonisan antar tuntutan dalam diri
dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan.
Zainun (2010: 50) mengatakan bahwa penyesuaian diri adalah
kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai
hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitar. Fahmi
(dalam Kanugraha, 2007: 18) menjelaskan penyesuaian diri adalah proses
dinamis terus-menerus yang bertujuan untuk mengubah perilaku guna
mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan.
Selain itu penyesuaian diri menurut Calhoun dan Acocella (dalam
dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungannya.
Vembriarto (2010: 60) mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan
proses mengubah perilaku untuk mencapai keharmonisan dalam
memenuhi kebutuhan dirinya dan menjalin hubungan yang harmonis
dengan lingkungannya. Penyesuaian diri juga berarti kemampuan untuk
beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan yang seimbang,
kemampuan untuk mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi
terhadap frustrasi, humor, sikap yang wajar, objektivitas, dan lain-lain
Tyson (2010). Hurlock (1999: 278), mengatakan bahwa agar individu
dapat menyatu dan diterima dalam kelompok maka individu harus
berusaha memperbaiki perilakunya dengan menyesuaikan diri. Selanjutnya
Hurlock (1999: 95), merumuskan penyesuaian diri sebagai suatu
kemampuan individu untuk diterima dalam kelompok atau lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa definisi penyesuaian diri dalam
penelitian ini adalah kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan,
mengatasi ketegangan, mengatasi konflik dan mengatasi frustrasi yang
dialami di dalam dirinya serta memperoleh keselaran dan keharmonisan
2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri memiliki dua aspek secara umum seperti yang dikemukakan
oleh Schneiders (dalam Rahmawaty Parman,2013: 471). Dua aspek itu yakni,
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial :
a. Penyesuaian pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri
demi terciptanya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan
sekitarnya. Penyesuaian diri ini meliputi :
1) Penyesuaian diri fisik dan emosi
Penyesuaian diri ini melibatkan respon-respon fisik dan emosional
sehingga dalam penyesuaian diri fisik ini kesehatan fisik merupakan
pokok untuk pencapaian penyesuaian diri yang sehat. Berkaitan
dengan hal ini, ada hal penting berupa edukasi emosi, kematangan
emosi, dan kontrol emosi. Contoh, penyesuaian diri terhadap
perbedaan suhu/ cuaca, penyesuaian diri terhadap perbedaan makanan-
minuman, dan sebagainya.
2) Penyesuaian diri seksual
Penyesuaian diri seksual merupakan kapasitas bereaksi terhadap
realitas seksual (impuls-impuls, nafsu, pikiran, konflik-konflik, frustasi
perasaan salah, dan perbedaan seks). Contoh, penyesuaian diri
3) Penyesuaian diri moral dan religius
Dikatakan moralitas dan kapasitas untuk memenuhi moral kehidupan
secara efektif dan bermanfaat yang dapat memberikan kontribusi ke
dalam kehidupan yang baik dari individu. Contoh, penyesuaian
terhadap perbedaan moral yang ada di setiap lingkungan, penyesuaian
terhadap perbedaan keyakinan terhadap Tuhan/ religiusitas.
b. Penyesuaian sosial
Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu
sama lain yang terus menerus dan silih berganti. Menandakan individu
dengan lingkungan saling mempengaruhi dalam aspek psiko-sosial.
Penyesuaian diri ini meliputi :
1) Penyesuaian diri terhadap rumah tangga dan keluarga
Penyesuaian diri ini menekankan hubungan yang sehat antar-anggota
keluarga, otoritas orang tua, kapasitas tanggung jawab berupa
pembatasn, dan larangan. Contohnya, penyesuaian diri terhadap warga,
kondisi, dan aturan yang ada dalam lingkungan sosial terkecil yaitu
dalam 1 tempat tinggal/ rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.
2) Penyesuaian diri terhadap sekolah
Penyesuaian diri seorang individu ditempat mereka menempuh
pendidikan. Contohnya, penyesuaian diri terhadap warga, lingkungan,
3) Penyesuaian diri terhadap masyarakat
Kehidupan di masyarakat menandakan kapasitas untuk bereaksi secara
efektif dan sehat terhadap realitas. Contohnya, penyesuaian diri
terhadap warga, kebiasaan, dan aturan yang ada dalam lingkungan
sosial tempat tinggal.
3. Karakteristik Penyesuaian Diri
Schneiders (dalam Parman, 2013: 470) memberikan kriteria manusia dengan
penyesuaian diri yang baik, yaitu sebagai berikut :
a. Pengetahuan tentang kekurangan dan kelebihan dirinya.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada dalam dirinya.
b. Objektivitas diri dan penerimaan diri.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang mengetahui keadaan dirinya berdasarkan kenyataan dan yang
mampu menerima keadaan diri.
c. Kontrol dan perkembangan diri.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang mampu mengontrol diri dan mampu mengembangkan diriya
menjadi lebih baik.
d. Integrasi pribadi yang baik.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
e. Adanya tujuan dan arah yang jelas dari perbuatannya.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang memiliki tujuan dan arah yang jelas dari setiap perbuatan yang ia
lakukan.
f. Adanya perspektif, skala nilai, filsafat hidup yang adekuat.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang memiliki pandangan, nilai, dan filsafat hidup yang memadai
sebagai dasar kehidupannya.
g. Mempunyai rasa humor.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang memiliki selera humor yang baik, karena manusia yang seperti
ini akan tidak mudah panik ketika menemui banyak perubahan.
h. Mempunyai rasa tanggung jawab.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang ia lakukan.
i. Menunjukkan kematangan respon.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang mampu merespon tindakan oranglain dengan sesuai/ wajar/
matang.
j. Adanya perkembangan kebiasaan yang baik.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
k. Adanya adaptabilitas.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.
l. Bebas dari respon-respon yang simtomatis atau cacat.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang memiliki respon-respon yang wajar terhadap suatu stimulus.
m. Memiliki kemampuan bekerjasama dan menaruh minat terhadap orang
lain .
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang mampu bekerjasama dengan orang lain dan memiliki minat
terhadap oranglain.
n. Memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang memiliki minat yang besar dalam hal bekerja sekaligus bermain,
dalam kata lain minat yang seimbang.
o. Adanya kepuasan dalam bekerja dan bermain.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
yang memiliki rasa puas dalam bekerja dan bermain.
p. Memiliki orientasi yang adekuat terhadap realitas.
Manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah manusia
4. Faktor-faktor Pendukung Penyesuaian Diri
Lima faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri, yaitu
Schneiders (dalam Ratih Maura Kanugraha, 2007: 21- 25):
a. Kondisi fisik
1) Hereditas dan Konstitusi Fisik
Dalam mengidentifikasi pengaruh hereditas terhadap penyesuaian diri,
lebih digunakan pendekatan fisik karena hereditas dipandang lebih
dekat dan tidak terpisahkan dari mekanisme fisik.
2) Sistem Utama Tubuh
Sistem utama tubuh yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri
adalah sistem syaraf, kelenjar, otot.
3) Kesehatan Fisik
Kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri, percaya
diri, harga diri, dan sejenisnya yang akan menjadi kondisi yang sangat
menguntungkan bagi proses penyesuaian diri.
b. Kepribadian
1) Kemampuan dan kemauan untuk berubah (Modifiability)
Penyesuaian diri membutuhkan kecenderungan untuk berubah dalam
bentuk kemauan, perilaku sikap, dan karakteristik sejenis lainnya.
2) Pengaturan diri
Kemampuan mengatur diri dapat mencegah individu dari keadaan
kepribadian normal yang dapat mencapai pengendalian diri dan
realisasi diri.
3) Realisasi diri
Proses penyesuaian diri dan pencapaian hasilnya secara bertahap
sangat erat kaitannya dengan perkembangan kepribadian.
4) Intelegensi
Kemampuan pengaturan diri sesungguhnya muncul tergantung pada
kualitas dasar yaitu kualitas intelegensi.
c. Edukasi/ pendidikan
1) Belajar
Pada umumnya respon-respon dan sifat-sifat kepribadian yang
diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh individu dari proses belajar.
2) Pengalaman
Pengalaman memiliki nilai signifikan terhadap proses penyesuaian
diri. Misalnya, pengalaman yang menyehatkan dimana
peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu adalah persitiwa yang
menyenangkan.
3) Latihan
Penyesuaian sebagai suatu proses yang komplek yang mencakup
didalamnya proses psikologis dan sosiologis maka memerlukan latihan
yang sungguh-sungguh agar memperoleh hasil penyesuaian diri yang
4) Determinasi diri
Sesungguhnya individu itu sendiri harus mampu menentukan dirinya
sendiri untuk melakukan proses penyesuaian diri.
d. Lingkungan
1) Lingkungan keluarga
Unsur-unsur yang ada dalam keluarga seperti interaksi, karakteristik
keluarga berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu.
2) Lingkungan sekolah
Sekolah dipandang sebagai media yang sangat berguna untuk
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan intelektual sosial ,
nilai-nilai, sikap, dan moral individu.
3) Lingkungan masyarakat
Nilai-nilai, sikap, aturan-aturan, agama, moral, dan perilaku
masyarakat akan berpengaruh terhadap proses perkembangan
penyesuaian diri.
e. Agama dan budaya
Agama berkaitan erat dengan budaya. Keduanya memberikan sumbangan
nilai-nilai, keyakinan, tujuan, serta kestabilan, dan keseimbangan hidup
5. Karakteristik Dewasa Awal
a. Pengertian Dewasa Awal
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus
yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna
atau telah menjadi dewasa. Hurlock (1980), mengatakan bahwa masa
dewasa awal dimulai pada umur 18th sampai umur 25th, saat perubahan
fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan
reproduktif.
Dewasa awal adalah individu yang berada pada rentang usia 18-25th di
mana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu yang
disertai berkurangnya kemampuan reproduktif, merupakan masa di mana
individu tidak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis, maupun
psikologis pada orangtuanya, serta masa untuk bekerja, terlibat dalam
hubungan masyarakat, dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.
b. Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Hurlock (1980), membagi tugas perkembangan pada individu dewasa
awal, antara lain:
1) Mulai bekerja
Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai bekerja untuk
2) Memilih pasangan
Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai memilih
pasangan hidup guna mencari partner yang bisa dijadikan teman
berbagi dalam suka maupun duka.
3) Mulai membina keluarga
Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai membina
keluarga karena dengan membina keluarga manusia dewasa awal akan
belajar banyak hal.
4) Mengasuh anak
Manusia yanga ada dalam tahap dewasa awal harus mulai belajar
mengasuh anak karena masa dewasa awal ini juga masa yang cukup
matang bagi manusia untuk menjadi orangtua.
5) Mengelola rumah tangga
Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai belajar
mengelola rumah tangga, agar kemampuan manusia dewasa awal
menjadi orang tua lebih terasah lagi.
6) Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara karena manusia dewasa awal
7) Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
Manusia yang ada dalam tahap dewasa awal harus mulai mencari
kelompok sosial yang menyenangkan guna memberikan efek dan
dampak positif bagi mereka.
c. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal
Hurlock (1980), menjelaskan masa dewasa awal sebagai
1) masa pengaturan
Masa pengaturan karena pada masa ini manusia dibatasi oleh banyak
aturan, misalnya aturan perkuliahan, aturan pekerjaan, dan aturan
sosial.
2) usia reproduktif
Pada masa ini manusia dipandang sebagai manusia yang mempunyai
usia produktif, dimasa ini banyak hal yang bisa dilakukan dan aktivitas
yang dilakukan pasti akan menghasilkan. Misalnya kuliah/ studi,
bekerja, bermain, dan masih banyak kegiatan lagi yang bisa dilakukan
sesuai dengan minat dan hobi masing-masing.
3) masa bermasalah
Banyaknya aturan yang mengelilingi dan banyaknya kegiatan/
aktivitas yang dilakukan di tahap perkembangan ini maka masa
dewasa awal dikatakan masa bermasalah. Semakin banyak aturan dan
semakin banyak kegiatan masa kecenderungan makin banyak masalah
4) masa ketegangan emosional
Adanya banyak masalah yang ada dalam tahap perkembangan ini
otomatis memunculkan ketegangan emosional yang lebih lagi, maka
tahap dewasa awal ini bisa dikatakan pula sebagai masa ketegangan
emosional.
5) masa keterasingan sosial
Melihat dari masa produktif dan banyaknya kegiatan yang bisa
dilakukan dala tahap perkembangan ini, maka kemungkinan besar
manusia yang ada dalam tahap ini akan mengalami masa keterasingan
sosial karena manusia akan lebih sering berkerja atau berkegiatan
secara mandiri.
6) masa komitmen
Pada masa dewasa awal ini manusia dituntut untuk bisa membuat
komitmen bagi kelangsungan hidupnya. Komitmen yang dibuat bisa
dalam hal pekerjaan, pasangan hidup, arah hidup, dan masih banyak
lagi.
7) masa ketergantungan
Masa ketergantungan adalah bagi mereka yang sudah memiliki
keluarga. Apa yang dia lakukan pasti akan memikirkan anggota
keluarganya, misalnya suami/ istri dan anaknya.
Masa perubahan nilai ini karena adanya perubahan dari masa remaja
menuju masa dewasa, otomatis nilai-nilai yang dijadikan pedoman
hidup akan berubah.
9) masa penyesuaian diri dengan cara hidup
Masa dewasa awal ini merupakan masa penyesuaian diri dengan cara
hidup. Maksudnya, ketika manusia sudah menikah maka ia mau tidak
mau harus menyesuaikan diri dengan cara hidup pasangannya juga.
10)masa kreatif
Masa dewasa awal ini adalah masa kreatif dimana manusia dituntut
untuk lebih pandai membuat peluang agar bisa memperoleh lebih
banyak keuntungan (pengalaman, penghasilan).
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penyesuaian diri berlangsung seumur hidup, setiap tahap perkembangan
terjadi proses penyesuaian diri. Setiap masa perkembangan memiliki
gambaran tingkat penyesuaian diri. Dalam penelitiannya, Rifluswaluyo (2011)
menemukan bahwa tingkat penyesuaian diri siswa SMP N 3 Comal Pemalang
meningkat setelah adanya kegiatan bimbingan pribadi yang diberikan pada
mereka. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Fani Kumalasari
(2012) menemukan bahwa dukungan sosial memberikan pengaruh terhadap
tingkat penyesuaian diri pada remaja di Panti Asuhan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri dapat
para ahli dalam bidang bimbingan. Selain itu, dukungan sosial dari
orang-orang disekitar juga mempengaruhi keberhasilan penyesuaian diri seseorang-orang.
C. Kerangka Berpikir
Masalah-masalah yang dialami mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2013
semester II berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti
adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan jam/ waktu perkuliahan, kesulitan
menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di tempat tinggal/
kos/ kontrakan/ asrama, kesulitan menyesuaikan diri dengan teman kos/
kontrakan/ asrama, kesulitan menyesuaikan diri dengan dosen, kesulitan
menyesuaikan diri dengan pola hidup baru sebagai anak kos/ kontrakan/
asrama. Dari adanya berbagai masalah tersebut, peneliti ingin mengetahui
tingkat keberhasilan mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling USD
angkatan 2013 kelas A semester II dalam hal penyesuaian diri. Aspek-aspek
dalam penyesuaian diri yang ingin peneliti ketahui tingkat keberhasilannya
adalah dalam aspek pribadi yang meliputi penyesuaian diri fisik dan emosi
(sedih, marah, kecewa, bahagia, dsb), penyesuaian seksual, penyesuaian diri
moral dan religius. Sedangkan aspek sosial meliputi penyesuaian terhadap
rumah kos dan keluarga/ teman kos), penyesuaian diri terhadap kuliah,
penyesuaian diri terhadap masyarakat/ lingkungan tempat tinggal dari
mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling USD angkatan 2013
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen penelitian, dan teknik
analisis data yang digunakan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini tergolong dalam metode
penelitian level of explanation yaitu deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena alamiah maupun fenomena-fenomena buatan
manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006: 72). Penelitian deskriptif juga
dimaksudkan untuk menggambarkan proses dan tingkat keberhasilan
penyesuaian diri pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2013 kelas A semester II Universitas Sanata Dharma. Penggambaran
proses dan tingkat keberhasilan penyesuaian diri mahasiswa program studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 kelas A semester II ini secara
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari tanggal 3 April 2014. Penelitian ini
dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 yang berada di semester II kelas A
sebagai subjek penelitiannya.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II kelas A Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan
2013. Alasan memilih mahasiswa semester II kelas A dari program studi BK
Universitas Sanata Dharma karena mahasiswa program studi BK angkatan
2013 kelas A merupakan mahasiswa semester II program studi BK yang
tergolong dalam tahap perkembangan dewasa tahap awal dengan usia rata-rata
18-25 tahun. Selain itu hasil dari penelitian ini berupa topik bimbingan
pribadi- sosial, dimana topik-topik ini bisa digunakan untuk membimbing
mahasiswa baru yang masih dalam masa dewasa awal. Karena berdasarkan
kajian penelitian yang relevan, bimbingan dan dukungan sosial ikut ambil
bagian dalam keberhasilan proses penyesuaian diri manusia.
Dalam penelitian ini melibatkan semua subjek penelitian yang berada di
kelas A semester II maka penelitian ini termasuk dalam penelitian populasi.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010: 61). Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah tunggal, yaitu
tentang penyesuaian diri pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling angkatan 2013 kelas A semester II Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penyesuaian diri yang dimaksud adalah penyesuaian diri pribadi
dan sosial mahasiswa. Penyesuaian pribadi meliputi penyesuaian diri fisik
dan emosi (sedih, marah, kecewa, bahagia, dsb), penyesuaian seksual,
penyesuaian diri moral dan religius. Penyesuaian sosial meliputi penyesuaian
terhadap rumah kos dan keluarga/ teman kos), penyesuaian diri terhadap
kuliah, penyesuaian diri terhadap masyarakat/ lingkungan tempat tinggal.
E. Teknik dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
kuesioner (angket). Kuisioner merupakan teknik penggumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner persepsi mahasiswa
terhadap kemampuan penyesuaian dirinya. Kuesioner yang disusun peneliti
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011: 134).
Pernyataan yang terdapat dalam Instrumen Penyesuaian Diri ini terdiri dari
pernyataan positif atau favourable dan pernyataan negatif atau unfavourable.
Pernyataan positif atau favorable merupakan konsep perilaku yang sesuai atau
mendukung variabel yang diukur. Sedangkan pernyataan negatif atau
unfavorable yaitu konsep perilaku yang tidak mendukung variabel yang
diukur. Instrumen penelitian ini menyediakan 4 alternatif jawaban yaitu
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Norma skoring yang dikenakan terhadap pengolahan data yang
dihasilkan instrumen ini ditentukan sebagai berikut:
Tabel 1.
Penentuan skor tiap alternatif jawaban.
NO Pernyataan
Setelah alat pengumpulan data yaitu kuisioner Penyesuaian Diri sudah
selesai, peneliti mengadakan uji coba alat (kuisioner) untuk mengetahui
reliabilitas. Melalui uji coba tersebut dapat diketahui releabilitas dari alat
(kuisioner) yang telah dibuat. Uji coba kuesioner dalam penelitian ini
dilakukan pada tanggal 3 April 2014. Jumlah subjek yang hadir dalam uji coba
Tabel 2.
Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Sebelum Diuji Coba
ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM
FAVO UNFAVO
Penyesuaian pribadi
Kemampuan seseorang untuk menerima diri demi terciptanya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Penyesuaian diri fisik dan emosi (sedih, marah, kecewa, bahagia, dsb)
1) Mampu menyesuaiakan dengan suhu Yogyakarta. 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 58, 59,60,61,62,63, 64,65,66
2) Penyesuaian terhadap makanan dan minuman.
3) Penyesuaian terhadap pakaian.
Penyesuaian seksual. 1) Mampu mengenal dan mengelola rangsangan-rangsangan dan pikiran-pikiran seksualitas- (rangsangan, nafsu dan pikiran. Misalnya: melihat video, foto.
11,12,13,14,15,16,17, 18
67, 68,69,70, 71,72,73,74, 75
ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM
FAVO UNFAVO
Moral (baik-buruk) mahasiswa dg moral di lingkungan baik.
2) Penyesuaian secara religius
Penyesuaian sosial
Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus dan silih berganti. Menandakan individu dengan lingkungan saling
mempengaruhi dalam aspek psiko-sosial.
Penyesuaian terhadap rumah kos dan keluarga/ teman kos.)
1) Penyesuaian terhadap keluarga/ teman kos, kontrakan, asrama.
28,29,30,31,32,33, 34,35,36,37
84,85,86,87,88,89, 90,91,92,93,94
2) Penyesuaian terhadap kondisi rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.
3) Penyesuaian terhadap aturan/ tata tertib rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.
Penyesuaian diri terhadap kuliah. 1) Penyesuaian terhadap warga kampus (teman, dosen, karyawan).
38,38,40,41,42,43,44, 45,46,47
ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM
FAVO UNFAVO
2) Penyesuaian terhadap gedung perkuliahan.
3) Penyesuaian terhadap aturan-aturan kampus/ perkuliahan.
Penyesuaian diri terhadap masyarakat/ lingkungan tempat tinggal.
1) Penyesuaian terhadap aturan-aturan dalam masyarakat.
48,49,50,51,52,53,54, 55,56,57
103,104,105,106,107, 108,109,110,111,112
2) Penyesuaian terhadap kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat.
F. Validitas dan Reabilitas
Validitas adalah taraf sampai di mana suatu alat ukur, mengukur apa yang
seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Validitas menurut Azwar (2005:5)
yaitu sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat
pengujian terhadap isi tes dengan analisa rasional atau lewat professional
judgement (Azwar 2004:45). Menurut Furchan (2004:296) validitas isi tidak
dapat dinyatakan dengan angka namun pengesahannya berdasarkan
pertimbangan yang diberikan oleh sejumlah ahli (ExpertJudgement).
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan
para ahli (Expert judgment) dan peneliti meminta bantuan kepada Juster Donal
Sinaga, M.Pd. dan Dr. Maria Margaretha Sri Hastuti, M.Si. Para ahli
mencermati kesesuaian antara aspek dengan indikator, indikator dengan item,
dan kelayakan dari masing-masing item favorable dan unfavorable.
Hasil konsultasi dan telaah yang dilakukan oleh ahli dilengkapi dengan
pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item
instrumen terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi Spearman's
rho menggunakan aplikasi program komputer SPSS for Window.
Keterangan :
Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien korelasi item dengan total
item yang minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2007:103) maka dikatakan
valid. Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien di bawah 0,30 maka
item tersebut memiliki konsistensi internal rendah dan dinyatakan gugur.
Pada tanggal 3 April 2014 dilakukan uji coba terhadap instrumen (uji
empirik) kepada mahasiswa baru program studi BK USD 2013 kelas A yang
berjumlah (N) 35 siswa. Dari hasil pemeriksaan konsistensi butir terhadap
total, diperoleh 19 butir item yang gugur dari 111 butir item, sehingga terdapat
92 item yang dinyatakan valid. Kisi- kisi instrumen setelah dilakukan validitas
Tabel 3.
Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Setelah Diuji Coba
ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM
FAVO UNFAVO
Penyesuaian pribadi
Kemampuan seseorang untuk menerima diri demi terciptanya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Penyesuaian diri fisik dan emosi (sedih, marah, kecewa, bahagia, dsb)
1) Mampu menyesuaiakan dengan suhu Yogyakarta.
1,2,3,7 4,5,6,52,53,54,58,59
2) Penyesuaian terhadap makanan dan minuman.
3) Penyesuaian terhadap pakaian.
Penyesuaian seksual. 1) Mampu mengenal dan mengelola
rangsangan-rangsangan dan pikiran-pikiran seksualitas- (rangsangan, nafsu dan pikiran. Misalnya: melihat video, foto.
12,13,14,55,56 8,9,10,11,57,58,59,60
ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM
FAVO UNFAVO
Penyesuaian diri moral dan religius.
Moral (baik-buruk) mahasiswa dg moral di lingkungan baik.
1) Penyesuaian terhadap moral. 20,21,22,23,61,62,63 15,16,17,18,19,64,65,6 6
2) Penyesuaian secara religius.
Penyesuaian sosial
Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus dan silih berganti. Menandakan individu dengan lingkungan saling mempengaruhi dalam aspek psiko-sosial.
Penyesuaian terhadap rumah kos dan keluarga/ teman kos.)
1) Penyesuaian terhadap keluarga/ teman kos, kontrakan, asrama.
28,29,67,68,69,73 24,25,26,27,30,31
2) Penyesuaian terhadap kondisi rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.
ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR JLH ITEM
FAVO UNFAVO
dosen, karyawan). 78 9,80,81
2) Penyesuaian terhadap gedung perkuliahan.
3) Penyesuaian terhadap aturan-aturan kampus/ perkuliahan.
Penyesuaian diri terhadap masyarakat/ lingkungan tempat tinggal.
1) Penyesuaian terhadap aturan-aturan dalam masyarakat.
45,46,47,82,83,84,88, 89,90,91
42,43,44,48,49,50,51,8 5,86,87
2) Penyesuaian terhadap kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat.
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar,
2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar,
2007:176). Menurut Azwar (2011:4) konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas
alat ukur erat berkaitan dengan masalah eror pengukuran (error of
measurement), sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur
erat berkaitan dengan eror dalam pengambilan sampel (sampling error) yang
mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang
pada kelompok indivisu yang berbeda.
Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan
pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus koefisien
reliabilitas AlphaCronbach (α) adalah sebagai berikut:
α = 2[1-
]
Keterangan rumus :
S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sx2 : varians skor skala
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria
Guilford (Masidjo, 1995: 209).
Tabel 4. Kriteria Guilford
Dari hasil uji coba empirik kepada mahasiswa Prodi BK angkatan 2013
kelas A semester II USD Yogyakarta pada tanggal 3 April 2014 dengan
jumlah subjek (N) 35 mahasiswa, diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas
Alpha Cronbach sebesar 0.716. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil
perhitungan koefisien reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat disimpulkan
bahwa koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria tinggi.
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010: 207) mengatakan bahwa analisis data merupakan
kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data
yang ditempuh dalam penelitian ini:
1. Menentukan skor dan pengolahan data
Penentuan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara
memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang
berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable,
selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total
jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah
2. Menentukan kategori
Pengkategorian tingkat penyesuaian diri mahasiswa Prodi BK
angkatan 2013 kelas A semester II USD disusun berdasarkan model
distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke
dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu
kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009: 106 ). Kontinum
jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat
tinggi.
Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang
disusun oleh Azwar (2009:108) yang mengelompokkan tingkat
penyesuaian diri mahasiswa Prodi BK angkatan 2013 kelas A semester II
USD ke dalam lima kategori: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan
sangat tinggi dengan norma kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 5.
Norma Kategorisasi tingkat penyesuaian diri
Norma/Kriteria Skor Kategori X≤ µ -1,5σ Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Rendah µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Sedang µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Tinggi µ +1,5 σ <X Sangat Tinggi
Keterangan:
Skor maksimum empiris : Skor tertinggi yang diperoleh subjek
Skor minimum empiris : Skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan data nyata lapangan Standar deviasi (σ / sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran
µ (mean empiris) : Rata-rata empiris skor maksimum dan
minimum
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan
tinggi rendah tingkat penyesuaian diri mahasiswa Prodi BK angkatan
2013 kelas A semester II dengan jumlah subjek= 35, diperoleh unsur
perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
Skor maksimum empiris : 354
Skor minimum empiris : 254
Luas jarak : 100
Standar deviasi (σ / sd) : 100 : 6 = 16, 67 µ (mean empiris) : (354+254): 2 = 304
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma
kategorisasi tingkat penyesuaian diri mahasiswa Prodi BK angkatan 2013
kelas A semester II USD sebagai berikut.
Tabel 6.
Kategorisasi Tingkat penyesuaian diri mahasiswa Prodi BK angatan 2013 kelas A semester II USD
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori X≤ µ -1,5σ <279 Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 279 – 295 Rendah µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 296-311 Sedang
Berdasarkan norma kategori pada tabel 6, ditetapkan
pengelompokan tinggi rendah skor butir penyesuaian diri pada mahasiswa
program studi bimbingan dan konseling angkatan 2013 kelas A semester II
USD dengan jumlah item 112, diperoleh unsur perhitungan skor item
sebagai berikut:
Skor maksimum empiris : 142
Skor minimum empiris : 88
Luas Jarak : 54
Standar deviasi (σ / sd) : 9
µ (mean empiris) : 115
Hasil perhitungan analisis data skor butir/item penyesuaian diri
disajikan dalam norma kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 7.
Kategorisasi Skor Butir Instrumen Penyesuaian Diri
Norma Skor Rentang Skor Kategori
X≤ µ -1,5σ <101 Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 102<110 Rendah µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 111<119 Sedang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan. Penyajian hasil penelitian
didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan
dan Konseling Tahun Ajaran 2013/ 2014 USD
Tujuan pertama penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat
penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi BK USD tahun ajaran 2013/ 2014.
Berdasarkan analisis data tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi
BK USD tahun ajaran 2013/ 2014 tampak pada tabel 8 dan dalam grafik 1.
Tabel 8.
Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Tahun Ajaran 2013/ 2014
Universitas Sanata Dharma
Rentang Skor Kategori Frekuensi Presentase
<279 Sangat Rendah 6 17%
279-295 Rendah 10 29%
296-311 Sedang 4 11%
312-328 Tinggi 7 20%
>329 Sangat Tinggi 8 23%
Dalam perspektif grafis, komposisi dan sebaran subjek berdasarkan tingkat
penyesuaian diri-nya tergambar sebagai berikut:
Grafik 1. Grafik Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Tahun Ajaran 2013/ 2014
Universitas Sanata Dharma
*keterangan
Horisontal : Presentase Vertikal : Kategori
Berdasarkan tabel dan grafik tampak bahwa (a) terdapat 6
mahasiswa (17%) yang masuk dalam kategori penyesuaian diri
sangat rendah artinya mahasiswa yang ada dalam kategori ini
menemukan banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pola
kehidupan baru, tuntutan baru, dan harapan sosial baru sehingga
membuat penyesuaian diri mereka sangat terhambat. (b) Terdapat 10
0 5 10 15 20 25 30 35
rendah artinya mahasiswa yang ada dalam kategori ini menemukan
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pola kehidupan baru,
tuntutan baru, dan harapan sosial baru sehingga membuat
penyesuaian diri mereka cukup mengalami hambatan. (c) Terdapat 4
mahasiswa (11%) yang masuk dalam kategori penyesuaian diri
sedang artinya mahasiswa yang ada dalam kategori ini cukup mampu
menyesuaikan diri dengan pola kehidupan baru, tuntutan baru, dan
harapan sosial baru. (d) Terdapat 7 mahasiswa (20%) yang masuk
dalam kategori penyesuaian diri tinggi artinya mahasiswa yang ada
dalam kategori ini sudah mampu menyesuaikan diri dengan pola
kehidupan baru, tuntutan baru, dan harapan sosial baru. (e) Terdapat
8 mahasiswa (23%) yang masuk dalam kategori penyesuaian diri
sangat tinggi artinya mahasiswa yang ada dalam kategori ini sangat
mampu menyesuaikan diri dengan pola kehidupan baru, tuntutan
baru, dan harapan sosial baru.
Dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian
besar mahasiswa baru program studi Bimbingan dan Konseling
Tahun Ajaran 2013/ 2014 memiliki penyesuaian diri dalam kategori
sedang hingga sangat tinggi (54%) dan sisanya teridentifikasi
2. Butir-butir pengukuran penyesuaian diri yang teridentifikasi rendah
frekuensi kemunculan yang menunjukkan bahwa butir item-item tersebut
bisa dijadikan sebagai topik bimbingan pribadi- sosial. Pada penelitian ini,
peneliti juga menganalisis skor dari masing-masing butir instrumen.
Adapun hasil analisis item tampak pada tabel 9.
Tabel 9.
Kategori Skor Item Penyesuaian Diri
pada Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
102-110 Rendah 6,10,11,12,13,15.25,59,70,28,29,30,52,56,57,64,67, 90,91,99,
20
111-119 Sedang 7,8,16,18,19,21,23,58,72,75,76,78,80,81, 31,33,36,37,38,42,48,50,51,53,54,61,74,87,88, 94,96,97,98,100,111
35
item dengan skor yang berada dalam kategori rendah 20, dan item dengan
skor yang berada dalam kategori sangat rendah 15.
Dari pengelompokan item-item berdasarkan kategori tersebut,
item-item yang teridentifikasi dalam kategori rendah hingga sangat rendah
sebanyak 35 item dijadikan dasar untuk merumuskan usulan topik-topik
bimbingan pribadi-sosial. Khususnya dalam upaya peningkatan
penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi BK USD. Item-item yang masuk
dalam kategori rendah dan sangat rendah, diuraikan pada tabel di bawah
ini.
Tabel 10.
Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Sangat Rendah dan Rendah
No. Aspek Sub Aspek No dan pernyataan item Skor Rank
1. Suhu udara di Yogyakarta membuat saya bersemangat dalam belajar.
97 6
2. 2. Saya kerasan tinggal di
Yogyakarta karena suhunya cocok dengan tubuh saya.
100 9 yang identik dengan rasa manis.
95 4
5. 5. Tubuh saya cocok dengan
minuman khas Yogyakarta yang identik dengan manis.
101 10
40. Saya akrab dengan dosen-dosen saya.
73. Selama kuliah saya berteman hanya dengan
teman-teman laki-laki/perempuan.
10. 14. Saya bersikap wajar ketika
melihat teman-teman lawan jenis memakai pakaian seksi ketika berada di kampus/ rumah/ kos/
27. Saya menyempatkan diri membaca buku rohani
60. Suhu udara Yogyakarta membuat saya sering
sakit-55. Saya nyaman ketika
bersama warga masyarakat.
86. Saya jarang berbincang-bincang dengan teman-teman di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.
6. Saya bisa menikmati makanan dan minuman khas Yogyakarta yang identik dengan rasa manis.
105 13
17. 10. Saya suka dengan
pakaian-pakaian model tradisional
kost/ asrama/ kontrakan lawan jenis yang menurut saya menarik.
103 12
22. Penyesuaian
diri moral dan religius.
25. Dalam melakukan suatu hal saya selalu
59. Saya sering rindu kampung saya karena udaranya yang cocok dengan tubuh saya.
103 12
24. Penyesuaian
seksual.
70. Saya terangsang melihat teman-teman lawan jenis yang berpakaian seksi ketika berada di kampus, rumah/ kost/ kontrakan/ orang di kost/ kontrakan/ asrama. di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.
manfaat dari relasi saya dengan warga masyarakat.
64. Saya malu menggunakan pakaian yang bermotif batik khas Yogyakarta. sepi, saya sering melihat
porno. teman karena saya tidak betah di kos/
asrama/kontrakan.
107 15
34. 91. Saya sering melanggaran
aturan-aturan yang ada di rumah/ kos/ kontrakan/
99. Saya menggerutu dengan keadaan kampus saya
103 12
Berdasarkan butir-butir item yang terindikasi kemunculannya
rendah dan sangat rendah dalam aspek penyesuaian pribadi dan
penyesuaian sosial. Topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang implikatif
dapat diusulkan untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa Prodi
BK USD angkatan 2013 kelas A semester II dapat dilihat pada tabel
Tabel 11.
Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial yang Implikatif Dapat Meningkatkan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Prodi BK USD Tahun Ajaran 2013/ 2014
Sub Aspek Item Topik Tujuan Waktu
Suhu udara di Yogyakarta membuat saya bersemangat dalam belajar.
Saya kuat, saya hebat.
Mampu menyesuaikan fisik dan emosi dalam segala keadaan dan Saya kerasan tinggal di Yogyakarta karena suhunya
cocok dengan tubuh saya.
Suhu udara di Yogyakarta membuat saya nyaman menjalankan semua aktivitas.
Suhu udara Yogyakarta membuat saya sering sakit-sakitan.
Saya bisa menikmati makanan dan minuman khas Yogyakarta yang identik dengan rasa manis.
Saya suka dengan pakaian-pakaian model tradisional Yogyakarta yang diperjual-belikan
Saya sering rindu kampung saya karena udaranya yang cocok dengan tubuh saya.
Saya malu menggunakan pakaian yang bermotif batik khas Yogyakarta.
Penyesuaian
Selama kuliah saya berteman hanya dengan
teman-teman laki-laki/perempuan. Kamu dan aku Mampu menyesuaikan diri Pribadi-
rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.
Ketika saya berada dikamar/ kos/ asrama/ kontrakan dan keadaan sepi, biasanya saya melakukan aktivitas yang bermanfaat.
Ketika melihat gambar, film, dan bacaan yang porno saya terangsang tetapi mampu mengendalikan perasaan tersebut.
Saya bersikap wajar ketika berkunjung ke kerumah/ kost/ asrama/ kontrakan teman lawan jenis.
Dimalam hari sebelum tidur saya dapat mengendalikan diri terhadap godaan untuk menghayalkan teman-teman lawan jenis yang menurut saya menarik.
Saya terangsang melihat teman-teman lawan jenis yang berpakaian seksi ketika berada di kampus, rumah/ kost/ kontrakan/ asrama.
Ketika saya berada dikamar/ kos/ asrama/ kontrakan dan keadaan sepi, saya sering melihat foto, video, dan bacaan porno.
Penyesuaian diri moral dan
religius.
Saya menyempatkan diri membaca buku rohani untuk membangun spritualitas saya.
Bersyukur kepada Tuhan.
Mampu menyesuaikan moral dan religius dalam segala keadaan dan Dalam melakukan suatu hal saya selalu
mempertimbangkan dosa
Penyesuaian diri terhadap kuliah.
Saya akrab dengan dosen-dosen saya.
Saya beruntung.
Mampu menyesuaikan diri dengan keadaan dan kondisi perkuliahan.
2 JP Sosial Sharing, refleksi Saya akrab dengan karyawan kampus.
Saya menggerutu dengan keadaan kampus saya Penyesuaian diri
terhadap
Saya nyaman ketika bersama warga masyarakat.
Saya makhluk Mampu menyesuaikan diri
tempat tinggal. Saya menemukan banyak manfaat dari relasi saya dengan warga masyarakat.
Saya jarang berbincang-bincang dengan teman-teman di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.
Rumahku
2 JP Sosial Sharing, refleksi. Saya susah tidur di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama
karena suasanya yang kurang nyaman.
Saya akrab dengan semua orang di kost/ kontrakan/ asrama.
Saya betah berada di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama dengan segala situasinya.
Saya sering menghabiskan waktu bersama orang-orang di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.
Saya sering main ke tempat teman karena saya tidak betah di kos/ asrama/kontrakan.