ABSTRAK
KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa
Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)
Josaphat Joko Prananta Aji
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan; 1) Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015, 2) Mengidentifikasi dalam hal-hal apa saja penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015 masih belum baik, 3) Menganalisis perbedaan kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015 yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.
Penelitian ini merupakan penelitian studi deskriptif dan komparatif. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa prodi BK angkatan 2014 di Universitas Sanata Dharma, yang berjumlah 67 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner penyesuaian diri mahasiswa baru yang berjumlah 65 item dengan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,943. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif-komparatif dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Sebagian besar mahasiswa baru prodi BK angkatan 2014 memiliki penyesuaian diri baik. Hanya terdapat 3% mahasiswa yang berasal dari Jawa yang memiliki penyesuaian diri buruk, 4% mahasiswa Luar Jawa yang penyesuaian dirinya cukup baik, 59% mahasiswa asal Jawa dan 54% mahasiswa asal Luar Jawa yang masuk kategori baik, dan 38% mahasiswa asal Jawa dan 42% mahasiswa Luar jawa yang masuk kategori Sangat Baik. 2) Teridentifikasi 6 butir item penyesuaian diri mahasiswa yang tergolong cukup baik berdasarkan skoring item. 3) Tidak ada perbedaan penyesuaian diri antara mahasiswa dari jawa dan luar jawa dengan nilai signifikansi 207.8 dari jawa dan 208.67 dari luar jawa. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari luar Jawa hampir sama dengan mahasiswa yang berasal dari Jawa. Meskipun demikian, perbedaan tersebut tidak signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.
ABSTRACT
A DESCRIPTIVE AND COMPARATIVE STUDY ON ADAPTIVE ABILITY OF UNDERGRADUATES FROM JAVA AND OUTSIDE JAVA ENROLLING
IN GUIDANCE & COUNSELING MAJOR
Josaphat Joko Prananta Aji Sanata Dharma University
Yogyakarta
This research has several purposes, which are: 1) To describe how well undergraduates adapt to Guidance and Counseling Major in Sanata Dharma University throughout academic Year 2014/2015, 2) To identify the reasons of ineffective adaptation committed by undergraduates from Guidance and Counseling Major in Sanata Dharma University, academic year 2014/2015, 3) Analyzing the difference between the adaptive ability of undergraduates coming from Java or outside Java,
Instrument used for research are 65 questioners containing multiple questions formulated and accurately related to undergraduates' adaptive ability. This instrument has 0,943 reliability point. Data analysis technique used are Descriptive & Comparative analysis and T-Test.
Result of the research concludes that: 1) Majority of new undergraduates of Guidance and Counseling major possess good adaptive ability. There are only 3% of undergraduates from Java who are having bad adaptive ability, 4% of undergraduates from outside Java with moderate adaptive ability, with 59% of undergraduates from Java and 54% of undergraduates from outside Java fall under Good category, and ultimately, 38% of undergraduates from Java and 42% of undergraduates from outside Java fall under Excellent category. 2) There are 6 critical items which affect the scoring of Excellent Category, 3) No differences in adaptive ability between undergraduates from Java and outside Java with significancy score of 207.8 (Java) and 208.67 (Outside Java). This shows that the adaptive ability of undergraduates coming from both Java and outside Java are likely similar. In sum, the differences between undergraduates' adaptive ability, regardless their origin, are not significant, thus, there are no meaningful difference between them.
KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa
Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Josaphat Joko Prananta Aji
NIM: 101114024
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa
Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Josaphat Joko Prananta Aji 101114024
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii SKRIPSI
KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa
iii SKRIPSI
KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat, penyertaan,
rahmat dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kedua orang tua Bapak FL. Sukandar dan Ibu FL. Suwartinah.
Kedua saudara mas Totok dan mbak Sindi.
Euphemia Tia Christy yang selalu membantu dalam keadaan
apapun, bagaimanapun dan dimanapun.
Seluruh keluarga yang saya sayangi,
Seluruh sahabatku yang saya sayangi,
Universitas Sanata Dharma khususnya teman-teman BK 2010.
v
MOTTO
Never run from Reality.
(Josaphat Joko Prananta Aji)
Kelemahan adalah sumber Kekuatan.
(Josaphat Joko Prananta Aji)
"Yesterday is history, tomorrow just a mystery, but today is a gift.
That's why it's called the present."
(Master Oogway)
"There are no accidents."
vi
Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Josaphat Joko Prananta Aji
Nomor Induk Mahasiswa : 101114024
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa
Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
viii ABSTRAK
KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa
Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)
Josaphat Joko Prananta Aji
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan; 1) Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015, 2) Mengidentifikasi dalam hal-hal apa saja penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015 masih belum baik, 3) Menganalisis perbedaan kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015 yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.
Penelitian ini merupakan penelitian studi deskriptif dan komparatif. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa prodi BK angkatan 2014 di Universitas Sanata Dharma, yang berjumlah 67 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner penyesuaian diri mahasiswa baru yang berjumlah 65 item dengan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,943. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif-komparatif dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Sebagian besar mahasiswa baru prodi BK angkatan 2014 memiliki penyesuaian diri baik. Hanya terdapat 3% mahasiswa yang berasal dari Jawa yang memiliki penyesuaian diri buruk, 4% mahasiswa Luar Jawa yang penyesuaian dirinya cukup baik, 59% mahasiswa asal Jawa dan 54% mahasiswa asal Luar Jawa yang masuk kategori baik, dan 38% mahasiswa asal Jawa dan 42% mahasiswa Luar jawa yang masuk kategori Sangat Baik. 2) Teridentifikasi 6 butir item penyesuaian diri mahasiswa yang tergolong cukup baik berdasarkan skoring item. 3) Tidak ada perbedaan penyesuaian diri antara mahasiswa dari jawa dan luar jawa dengan nilai signifikansi 207.8 dari jawa dan 208.67 dari luar jawa. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari luar Jawa hampir sama dengan mahasiswa yang berasal dari Jawa. Meskipun demikian, perbedaan tersebut tidak signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.
ix
ABSTRACT
A DESCRIPTIVE AND COMPARATIVE STUDY ON ADAPTIVE ABILITY OF UNDERGRADUATES FROM JAVA AND OUTSIDE JAVA ENROLLING
IN GUIDANCE & COUNSELING MAJOR
Josaphat Joko Prananta Aji Sanata Dharma University
Yogyakarta
This research has several purposes, which are: 1) To describe how well undergraduates adapt to Guidance and Counseling Major in Sanata Dharma University throughout academic Year 2014/2015, 2) To identify the reasons of ineffective adaptation committed by undergraduates from Guidance and Counseling Major in Sanata Dharma University, academic year 2014/2015, 3) Analyzing the difference between the adaptive ability of undergraduates coming from Java or outside Java,
Instrument used for research are 65 questioners containing multiple questions formulated and accurately related to undergraduates' adaptive ability. This instrument has 0,943 reliability point. Data analysis technique used are Descriptive & Comparative analysis and T-Test.
Result of the research concludes that: 1) Majority of new undergraduates of Guidance and Counseling major possess good adaptive ability. There are only 3% of undergraduates from Java who are having bad adaptive ability, 4% of undergraduates from outside Java with moderate adaptive ability, with 59% of undergraduates from Java and 54% of undergraduates from outside Java fall under Good category, and ultimately, 38% of undergraduates from Java and 42% of undergraduates from outside Java fall under Excellent category. 2) There are 6 critical items which affect the scoring of Excellent Category, 3) No differences in adaptive ability between undergraduates from Java and outside Java with significancy score of 207.8 (Java) and 208.67 (Outside Java). This shows that the adaptive ability of undergraduates coming from both Java and outside Java are likely similar. In sum, the differences between undergraduates' adaptive ability, regardless their origin, are not significant, thus, there are no meaningful difference between them.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian diri Mahasiswa Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin
terwujud tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M. Si. Selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu dan semangat serta memberikan kelancaran dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
2. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. yang telah memberikan waktu dan
tempat/ kelas mata kuliahnya untuk melakukan penelitian.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi yang telah memberikan dan membagi
ilmunya kepada penulis selama masa studi di Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma
4. Mahasiswa baru BK USD Angkatan 2014 kelas A dan B yang telah
menjadi subyek dalam penelitian ini.
5. Kedua orang tua, Bapak FL. Sukandar dan Ibu FL. Suwartinah atas doa
dan segalanya sehingga skripsi dapat terselesaikan.
6. Euphemia Tia Christy selaku calon yang telah membantu menyelesaikan
xi
7. Kedua Kakak penulis, mas Totok dan mbak Sindi yang mendoakan saya
untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat bimbingan dan konseling Hendra, Ocep, Uut, Andria,
Lintang, Deta, Peni dan seluruh mahasiswa BK USD angkatan 2010 yang
selalu memberikan motivasi, semangat dan canda tawa.
9. Sahabat Soul Topan, Ilham, Kevin, Ipin, Mario, Dukun, Sakti, Adit yang
telah memberikan dukungan kepada penulis.
10.Sahabat DMO Abraham, Fikri, Charlie, Rikha, Riyosuke, Kosim, Erika,
Mizba, Serrano, Donny Indra atas dukungannya.
11.Max, Phopho, Choco yang setia menemani saya dirumah saat suka dan
duka dalam pengerjaan skripsi ini.
12.Mas A. Priyatmoko, atas kesabaran dalam membantu dan memberikan
support kepada penulis dalam mengurus administrasi perkuliahan serta
penyelesaian skripsi ini.
13.Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini namun
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Penyesuaian Diri ... 10
1. Pengertian Penyesuaian Diri ... 10
2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri ... 12
3. Karakteristik Individu yang Memiliki Penyesuaian Diri 13 4. Faktor-faktor Penyesuaian Diri ... 14
xiii
Konseling ... 17
2. Penyesuaian Diri Mahasiswa ... 18
C. Penelitian yang Relevan ... 19
D. Kerangka Berpikir ... 20
E. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
C. Subjek Penelitian ... 24
D. Teknik dan Instrumen Penelitian ... 25
E. Validitas dan Reliabilitas ... 27
F. Teknik Analisis Data ... 30
1. Menentukan Skor ... 30
2. Menentukan Kategori ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35
B. Pembahasan ... 42
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 48
B. Keterbatasan ... 50
C. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penentuan Skor Alternatif Jawaban ... 26
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba ... 26
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba ... 28
Tabel 3.4 Pedoman Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri ... 31
Tabel 3.5 Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD ... 33
Tabel 3.6 Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD ... 34
Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD yang berasal dari Jawa dan Luar Jawa ... 35
Tabel 4.2 Kategori Skor Item Kuesioner Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Prodi BK Angkatan 2014 USD ... 38
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang Berasal dari Jawa
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru ... 55
Lampiran 2 Hasil Kuesioner ... 60
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas ... 64
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan pengertian.
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah yang sangat
luas. Pendidikan menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh
pemerintah. Akan tetapi tidak semua wilayah dapat terjangkau sehingga
terjadi kesenjangan yang cukup mencolok dalam kualitas pendidikan.
Kebutuhan untuk memperoleh pendidikan yang layak dan bermutu
mendorong calon mahasiswa perguruan tinggi berpindah dari satu daerah
ke daerah yang lain.
Perpindahan dari satu daerah ke daerah yang lain memberikan
pengaruh bagi individu tersebut. Perubahan lingkungan tempat tinggal
menghadapkan individu pada perubahan-perubahan dan tuntutan-tuntutan
baru. Perpindahan tersebut menuntut adanya penyesuaian diri yang baik
dari setiap individu. Kemampuan penyesuaian diri yang baik akan
memberikan sumbangan bagi keberhasilan individu tersebut.
Hal tersebut juga terjadi pada mahasiswa baru Prodi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Banyak mahasiswa yang
berasal dari luar daerah Yogyakarta bahkan juga luar Jawa. Hal itu tentu
lingkungan tempat tinggal, budaya dan bahasa menuntut mahasiswa baru
tersebut untuk memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru. Perbedaan yang cukup mencolok dengan
lingkungan asal akan menyebabkan penyesuaian diri menjadi lebih sulit.
Lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi penyesuaian diri
seorang individu. Kebiasaan lingkungan tempat tinggal individu yang
lama terkadang sulit untuk ditinggalkan saat seorang individu memasuki
lingkungan tempat tinggal yang baru. Salah satu contoh kebiasaan yang
masih terbawa di lingkungan baru adalah dalam hal komunikasi.
Komunikasi di setiap daerah pada umumnya memiliki ciri khas tersendiri.
Ciri khas komunikasi tersebut dapat berupa bahasa lokal, dialek atau logat
dari daerah asal. Hal tersebut biasanya membuat orang lain yang
mendengarnya mampu mengidentifikasi dari mana individu tersebut
berasal.
Bahasa merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkat
pemahaman seorang individu terhadap hal yang didengar dan diungkapkan
oleh dirinya. Individu dapat mengungkapkan apa yang ia rasakan dan
pikirkan kepada individu-individu lain dengan mudah apabila terdapat
kecocokan bahasa yang digunakan. Ketika seorang individu menggunakan
bahasa daerahnya dan bertemu individu yang menggunakan bahasa daerah
yang lain akan mengakibatkan mereka sulit untuk mengerti satu sama lain
Sebagian besar mahasiswa yang berasal dari luar Jawa khususnya
mahasiswa dari Irian Jaya merasa sangat kesulitan dalam berkomunikasi
dengan mahasiswa asli Jawa dikarenakan mahasiswa asli Jawa lebih sering
menggunakan bahasa keseharian yaitu bahasa Jawa daripada bahasa
Indonesia. Berbeda dengan mahasiswa luar Jawa, mereka lebih sering
menggunakan bahasa Indonesia agar mampu berkomunikasi dengan
mahasiswa asli Jawa maupun dengan mahasiswa yang lain. Padahal
bahasa Jawa sendiri memiliki khas yang berbeda-beda di setiap daerah,
seperti bahasa Jawa khas Sleman terkadang berbeda dengan bahasa Jawa
khas Klaten. Lingkungan Kampus III USD memiliki bahasa yang beragam
dikarenakan asal mahasiswa yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan
bahasa Jawa berlogat ngoko, ada pula yang menggunakan bahasa Jawa
dengan khas Banyumas. Dialek yang berbeda ini juga merupakan bagian
dari budaya.
Dalam hal ini peneliti tertarik meneliti penyesuaian diri mahasiswa
baru prodi BK angkatan 2014 karena peneliti sendiri yang berasal dari
Jawa, merasa penyesuaian dirinya kurang baik dan kebetulan memang
angkatan 2014 ini dominan yang berasal dari Jawa. Peneliti merasa perlu
melihat perbandingan penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa yang
berasal dari Jawa dan luar Jawa.
Herkovits (dalam Setiadi, 2006:28) menyatakan bahwa budaya
merupakan bagian dari lingkungan hidup yang dibuat oleh manusia. J.J
kebudayaan pada kompleks aktivitas dalam tindakan berpola manusia di
masyarakat merupakan wujud dari sistem sosial yang memiliki
aktivitas-aktivitas interaksi dalam masyarakat. Hal tersebut lebih jelas tampak
dalam perilaku dan bahasa ketika mereka melakukan interaksi secara
konkret.
Terdapat perbedaan yang cukup mencolok pada sistem
pembelajaran di universitas dengan sistem pembelajaran pada
jenjang-jenjang yang sebelumnya. Semenjak SD hingga SMA/SMK sistem
pendidikan terkesan lebih kaku karena segalanya telah ditentukan melalui
peraturan yang telah dibuat oleh sekolah maupun dinas pendidikan.
Individu tinggal mengikuti alur yang diberikan. Hal tersebut menyebabkan
individu menjadi kurang mandiri dan kurang memiliki tanggung jawab
dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan studinya.
Kebiasaan tersebut memberikan pengaruh pada cara belajar siswa
yang terkesan monoton karena hanya mengikuti perintah dari guru atau
sekolah. Cara belajar terlihat berbeda jauh dengan kegiatan pembelajaran
yang ada di universitas. Universitas memiliki peraturan yang jelas namun
mahasiswa juga diberi kebebasan untuk menentukan hal-hal yang
berkaitan dengan studinya. Hal tersebut menuntut kemandirian dan
tanggung jawab dari mahasiswa itu sendiri sehingga berhasil atau tidaknya
studi yang ditempuh juga tergantung dari mahasiswa itu sendiri.
Seluruh keragaman yang ada tersebut menuntut individu untuk
Penyesuaian diri merupakan proses yang berlangsung terus menerus
sepanjang hidup manusia. Semenjak lahir hingga dewasa manusia terus
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri merupakan
usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu keselarasan dan keharmonisan
antara individu dengan lingkungan.
Penyesuaian diri tersebut dialami oleh semua mahasiswa baru
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma baik
yang berasal dari Jawa maupun luar Jawa. Meskipun semua mahasiswa
mengalami penyesuaian diri, akan tetapi antara penyesuaian diri satu orang
mahasiswa dengan mahasiswa yang lain pasti berbeda-beda dan memiliki
kesulitannya sendiri-sendiri. Cara setiap mahasiswa dalam menyesuaikan
diri juga pasti berbeda-beda meskipun objek yang dihadapi relatif sama.
Sebagai contoh setiap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling diberikan peraturan yang sama, akan tetapi cara setiap
mahasiswa dalam menghadapi peraturan tersebut pasti berbeda-beda. Ada
yang berusaha menyesuaikan diri dengan mematuhi peraturan-peraturan
yang diberikan, namun ada pula yang tidak perduli dan tidak mau
menyesuaikan diri dengan peraturan tersebut.
Program Studi BK telah melakukan upaya untuk mempermudah
penyesuaian diri mahasiswa baru dengan mengadakan berbagai program,
contohnya seperti Self Transformation Training dan sistem kelas campur
tersebut diharapkan membantu mahasiswa baru dalam beradaptasi atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Apabila mahasiswa tidak mau menyesuaikan diri ataupun tidak
mampu menyesuaikan diri karena mengalami kesulitan maka hal tersebut
harus segera ditangani karena akan memberikan dampak yang cukup besar
bagi kehidupan mahasiswa itu sendiri. Hal tersebut dapat terjadi karena
kehidupan sebagai mahasiswa tidak hanya berlangsung sebentar namun
cukup lama. Waktu yang harus dihabiskan sebagai seorang mahasiswa
berkisar antara 4-5 tahun. Waktu tersebut bukanlah waktu yang singkat.
Banyak kebiasaan baru yang dapat terbentuk dalam waktu tersebut.
Kebiasaan yang dapat terbentuk juga tidak hanya kebiasaan yang baik saja
namun juga kebiasaan yang tidak baik. Oleh karena itu diperlukan
kesadaran dari tiap individu tersebut untuk terus berusaha menyesuaikan
diri agar tidak terjadi gangguan di waktu mendatang.
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Kemampuan Penyesuaian Diri
Mahasiswa Baru (Studi Deskriptif Komparatif Kemampuan Penyesuaian
Diri Mahasiswa Baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Ditinjau dari Tempat Asal Jawa dan Luar Jawa)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
1. Seberapa baik kemampuan penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan
2014/2015?
2. Dalam hal-hal apakah penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan
2014/2015 masih belum baik?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan penyesuaian diri pada
mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014/2015 yang berasal dari Jawa dan luar Jawa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan penyesuaian diri
mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014/2015.
2. Mengidentifikasi dalam hal-hal apa saja penyesuaian diri mahasiswa
baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
angkatan 2014/2015 masih belum baik.
3. Menganalisis perbedaan kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa
baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan
bagi keilmuan yang terkait, khususnya Bimbingan dan Konseling.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini mahasiswa prodi
BK khususnya yang berasal dari luar Jawa mampu menyesuaikan
diri dengan baik di kampus USD yang berada di Jawa.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Menambah wawasan peneliti selanjutnya dan pengetahuan yang
diperlukan dalam penelitian tentang penyesuaian diri dilihat dari
faktor lain.
E. Batasan Istilah
1. Penyesuaian diri
Penyesuaian diri merupakan proses beradaptasi terhadap lingkungan
baru agar tercapai suatu keselarasan dan keharmonisan dalam
lingkungan yang ditandai oleh aspek-aspek emosional, intelektual,
sosial dan moral atau tanggung jawab sebagaimana dioperasionalkan
dalam konstruk instrumen penelitian ini. Penyesuaian diri disini
dimaksudkan sebagai penyesuaian diri yang normatif, bukan yang ke
2. Mahasiswa
Mahasiswa dapat diartikan sebagai individu yang sedang menuntut
ilmu di Program Studi tertentu, yaitu Program Studi BK di tingkat
perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang dimaksud dalam hal ini adalah
Universitas Sanata Dharma
3. Jawa dan Luar Jawa
Jawa dan Luar Jawa dalam penelitian ini hanya dipandang sebagai
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang hakikat penyesuaian diri, mahasiswa baru
dan penyesuaian diri, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis
penelitian.
A. Hakikat Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri
Fudyartanta (2002: 298) mengemukakan bahwa penyesuaian
diri merupakan proses dalam menghadapi situasi baru yang dilakukan
oleh individu atau kelompok manusia dalam lingkungan hidupnya
sehingga perilakunya dapat diterima di dalam hidup dengan
masyarakat sekitar. Tuntunan-tuntunan kenyataan dari luar akan
diselaraskan dengan tuntunan-tuntunan motivasi dari dalam sehingga
terbentuklah proses penyesuaian diri (Semiun,2006:427)
Schneiders (dalam Ali, 2004:173) meninjau pengertian
penyesuaian diri dari tiga sudut pandang, yaitu penyesuaian diri
sebagai adaptasi, penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas, dan
penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan. Penyesuaian diri sebagai
adaptasi cenderung memandang penyesuaian diri sebagai usaha
mempertahankan diri secara fisik sehingga penyesuaian ini lebih
mengarah dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri
sebagai bentuk konformitas cenderung mengarahkan individu kepada
tekanan kuat untuk melaksanakan norma-norma yang ada dan selalu
menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral,
sosial, maupun emosional. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
memiliki tujuan untuk menghindari terjadinya konflik-konflik,
kesulitan, dan frustasi sehingga individu dituntut untuk memiliki
kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons.
Proses penyesuaian diri tersebut akan berlangsung sepanjang
kehidupan (Sundari, 2005:43). Semenjak manusia lahir hingga tumbuh
dewasa, manusia akan terus menyesuaikan diri karena lingkungan juga
senantiasa berubah. Penyesuaian diri tersebut dilakukan sebagai usaha
yang dilakukan oleh individu dalam mencapai keharmonisan dengan
lingkungannya (Sundari, 2005:40).
Fahmi (dalam Desmita, 2009:191) mengatakan bahwa
hubungan antara individu dengan lingkungan sosialnya akan
mempengaruhi penyesuaian diri yang terbentuk. Individu dituntut
untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain dan tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dirinya sendiri.
Penyesuaian diri tidak hanya berarti menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Gerungan (2004:59) mengartikan penyesuaian diri secara
lebih luas, tidak hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan namun
juga mampu mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau
keinginan diri. Penyesuaian diri juga dibedakan atas penyesuaian diri
autoplastis adalah penyesuaian diri yang dibentuk sendiri sedangkan
penyesuaian diri aloplastis adalah penyesuaian diri yang dibentuk oleh
yang lain. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa penyesuaian diri ada
yang aktif dan juga pasif. Aktif apabila kita yang mempengaruhi
lingkungan dan pasif apabila kita yang dipengaruhi oleh lingkungan.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penyesuaian diri adalah suatu proses dimana seseorang melakukan
suatu perubahan, baik dari dalam maupun dari luar dirinya sendiri
untuk memperoleh keselarasan dengan lingkungannya.
2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Desmita (2009:195) menjelaskan bahwa terdapat empat aspek
yang mampu memperlihatkan penyesuaian diri yang baik. Keempat
aspek tersebut adalah kematangan emosional, kematangan intelektual,
kematangan sosial, dan kematangan moral atau tanggung jawab.
a. Kematangan emosional
Kematangan emosional meliputi kemantapan suasana
kehidupan kebersamaan dengan orang lain, kemampuan untuk
santai, gembira dan menyatakan kejengkelan, dan juga sikap dan
perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri.
b. Kematangan intelektual
Kematangan intelektual meliputi kemampuan mencapai
keragamannya, kemampuan mengambil keputusan, dan
keterbukaan dalam mengenal lingkungan sekolah.
c. Kematangan sosial
Kematangan sosial meliputi keterlibatan dalam partisipasi
sosial, kesediaan kerja sama, kemampuan kepemimpinan, sikap
toleransi dan juga keakraban dalam pergaulan.
d. Kematangan moral atau tanggung jawab
Kematangan moral atau tanggung jawab meliputi sikap
produktif dalam mengembangkan diri, melakukan perencanaan dan
melaksanakannya secara fleksibel, sikap altruisme, empati,
bersahabat dalam hubungan interpersonal, kesadaran akan etika
dan hidup jujur, melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar
sistem nilai, dan juga kemampuan bertindak independen.
3. Karakteristik Individu yang Memiliki Penyesuaian Diri
Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik memiliki
karakteristik yang dapat diamati secara jelas. Ali (2004: 176)
menjelaskan beberapa karakteristik individu yang memiliki
penyesuaian diri yang baik. Apabila seorang individu mampu
melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat
maka individu tersebut dipandang memiliki penyesuaian diri yang
Ketika respon yang dikeluarkan hanya mengeluarkan tenaga
dan waktu sehemat mungkin maka hal tersebut dapat dikatakan efisien.
Sedangkan yang dimaksud dengan sehat adalah adanya kesesuaian
antara respon-respon yang dilakukan dengan hakikat individu,
lembaga, atau kelompok antar individu, dan juga hubungan antar
individu dengan penciptanya. Selain itu orang yang memiliki
penyesuaian diri yang baik juga dapat mengatasi konflik mental,
frustasi, kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengembangkan perilaku
simptomatik dan juga gangguan psikomatik yang mengganggu
tujuan-tujuan moral, sosial, agama dan juga pekerjaan.
4. Faktor-faktor Penyesuaian Diri
Schneiders (dalam Ali, 2004:181) menjabarkan lima faktor
yang mampu mempengaruhi proses penyesuaian diri. Kelima faktor
tersebut adalah:
a. Kondisi fisik
Kondisi fisik mampu memberikan pengaruh kuat pada
proses penyesuaian diri. Kondisi fisik tersebut dapat terbagi
menjadi tiga yaitu hereditas dan konstitusi fisik, sistem utama
tubuh, dan kesehatan fisik. Hereditas dan konstitusi fisik meliputi
temperamen, intelegensi dan juga imajinasi. Sistem utama tubuh
juga memberikan pengaruh bagi penyesuaian diri. Penyesuaian diri
Selain itu, penyesuaian diri seseorang juga akan lebih mudah
dilakukan dalam kondisi fisik yang sehat. Oleh karena itu,
kesehatan fisik juga memberikan pengaruh bagi penyesuaian diri.
b. Kepribadian
Kepribadian memiliki unsur-unsur yang berpengaruh
terhadap penyesuaian diri yaitu kemauan dan kemampuan untuk
berubah, pengaturan diri, realisasi diri dan intelegensi. Contohnya,
seorang mahasiswa membuat jadwal kegiatan yang akan dilakukan
bulan berikutnya.
c. Edukasi atau pendidikan
Pendidikan memiliki unsur-unsur penting yang
mempengaruhi penyesuaian diri individu yaitu belajar,
pengalaman, latihan dan determinasi diri. Respons-respons dan
sifat-sifat kepribadian yang diperlukan dalam penyesuaian diri
diserap oleh individu melalui proses belajar. Pengalaman yang
mampu memberikan pengaruh pada proses penyesuaian diri ada
dua yaitu pengalaman yang menyehatkan dan juga pengalaman
traumatik. Latihan juga diperlukan karena penyesuaian diri
merupakan proses kompleks yang mencakup proses psikologis dan
juga sosiologis. Determinasi diri diperlukan agar individu mampu
d. Lingkungan
Lingkungan yang memiliki pengaruh bagi proses
penyesuaian diri adalah lingkungan keluarga, sekolah dan juga
masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat
penting karena tempat individu tumbuh pertama kali adalah di
dalam keluarga. Di dalam keluarga individu akan belajar tentang
penerimaan, identifikasi, idealisasi, identifikasi negatif, identifikasi
menyilang, tindakan hukuman, kecemburuan dan kebencian,
pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan, dan juga penolakan.
Di dalam lingkungan sekolah individu belajar mengenai nilai-nilai,
sikap dan juga moral yang diperlukan dalam penyesuaian diri.
Penerapan dan konsistensi dari hal-hal yang dipelajari tersebut akan
diidentifikasi oleh individu di dalam masyarakat.
e. Agama dan budaya
Agama memberikan sumbangan nilai-nilai, keyakinan,
tujuan, serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu yang
mengingatkan manusia tentang nilai-nilai intrinsik dan kemuliaan
manusia yang diciptakan oleh Tuhan. Hal tersebut memberikan
sumbangan yang besar terhadap perkembangan penyesuaian diri
individu. Selain itu budaya juga memberikan pengaruh terhadap
penyesuaian diri karena adanya karakteristik budaya yang
B. Mahasiswa Baru dan Penyesuaian Diri
1. Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling
Individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan
tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat
dengan perguruan tinggi dapat didefinisikan sebagai mahasiswa
(Siswoyo, 2007:121). Rentang usia mahasiswa baru rata-rata berkisar
antara 18-19 tahun. Rentang usia 17-21 tahun dapat digolongkan
dalam masa remaja akhir (Rochmah : 2005). Ciri khas yang ada dalam
masa remaja akhir tersebut adalah bertambahnya kestabilan, lebih
matang dalam menghadapi masalah, berkurangnya campur tangan dari
orang dewasa, bertambahnya ketenangan emosional, bertambahnya
realistis, dan juga memiliki perhatian lebih pada lambang-lambang
kematangan. Ciri-ciri tersebut sudah mulai terlihat pada mahasiswa
baru meskipun terkadang belum maksimal.
Seorang mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektual yang
tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan juga perencanaan dalam
bertindak. Karakteristik dari mahasiswa yang terlihat cukup menonjol
adalah kemandirian yang mulai meningkat. Tingkatan mahasiswa
merupakan tingkatan terakhir seorang individu menerima pendidikan
formal sebelum memasuki dunia kerja dan kehidupan yang lebih
lanjut. Oleh karena itu fase ini memberikan tuntunan untuk lebih
Kegiatan perkuliahan yang ada di setiap Universitas juga
menuntut kemandirian dari setiap mahasiswa. Sebagai contoh jam
perkuliahan yang tidak teratur dan tidak adanya seragam yang wajib
dikenakan oleh setiap mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan juga
menuntut kemandirian dari setiap individu. Mahasiswa harus mampu
untuk mengatur waktunya sendiri sehingga tidak ada kegiatan yang
terbengkalai. Mahasiswa juga harus mampu untuk mengatur dirinya
sendiri karena mahasiswa dipandang sudah mulai dewasa sehingga
orang tua juga sudah tidak begitu ikut campur tangan seperti saat
individu tersebut masih ada pada jenjang sebelumnya. Oleh karena itu
diperlukan manajemen waktu dan manajemen diri yang baik dari setiap
individu.
Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu Program Studi
di lingkup perguruan tinggi. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling dapat diartikan sebagai individu yang menuntut ilmu
Bimbingan dan Konseling di tingkat perguruan tinggi. Perguruan
tinggi yang dimaksud dalam hal ini adalah Universitas Sanata Dharma.
2. Penyesuaian Diri Mahasiswa
Siswanto (2007:42) mengartikan penyesuaian diri mahasiswa
sebagai pengaturan pola hidup. Seorang mahasiswa baru menghadapi
tantangan seperti perbedaan cara belajar, perpindahan tempat tinggal,
juga nilai hidup. Pendapat lain mengatakan penyesuaian diri
mahasiswa adalah suatu cara agar mahasiswa dapat menyeimbangkan
keadaan di wilayah kampus yang meliputi perubahan sikap, perasaan,
dan tingkah laku. Pada intinya penyesuaian diri mahasiswa merupakan
suatu pengaturan pola hidup individu dalam lingkungan baru untuk
memperoleh keseimbangan dalam hidupnya.
C. Penelitian yang Relevan
Penyesuaian diri merupakan proses yang pasti akan dialami oleh
individu sepanjang masa kehidupannya. Banyak faktor yang menuntut
individu untuk melakukan proses penyesuaian diri. Salah satu contohnya
adalah perubahan suasana lingkungan yang akan dialami saat individu
berpindah tempat. Dalam penelitiannya, Erina Nur Anggraeni (2013)
menemukan bahwa mahasiswa perantau di kota Malang memerlukan
kemandirian yang lebih tinggi daripada mahasiswa asli di kota Malang
untuk menyesuaikan diri.
Selain itu lingkungan tempat asal juga memberikan pengaruh bagi
penyesuaian diri mahasiswa baru yang berasal dari luar Jawa. Hal tersebut
dapat dilihat dari penelitian Venthy Angelika (2012) yang meneliti tentang
penyesuaian diri mahasiswa Papua dalam interaksinya dengan masyarakat
Jawa di Yogyakarta. Ulfah (2013) juga mendapatkan hasil penelitian
budaya yang beragam agar tidak terjadi pelanggaran norma sosial karena
egois dari budaya masing-masing.
Penyesuaian diri mahasiswa baru juga memerlukan konsep diri
yang baik dari setiap individu karena hal itu mampu memberikan
sumbangan yang cukup besar bagi penyesuaian dirinya tersebut seperti
dalam hasil penelitian yang diperoleh Ardiana Kirana (2004). Berdasarkan
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan asal
mempengaruhi penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu di
lingkungan yang baru.
D. Kerangka Berpikir
Universitas Sanata Dharma merupakan universitas yang cukup
besar dan memiliki banyak mahasiswa. Mahasiswa baru Universitas
Sanata Dharma tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja namun juga dari
berbagai daerah di luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal tersebut juga
terdapat di dalam prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta angkatan 2014/2015. Mahasiswa prodi Bimbingan
dan Konseling berasal dari berbagai macam daerah, mulai dari
Yogyakarta, luar Yogyakarta hingga luar pulau Jawa. Hal tersebut
tentunya memiliki pengaruh bagi penyesuaian diri dari setiap individu.
Mahasiswa baru merupakan peralihan dari masa SMA.Lingkungan
belajar di dalam perkuliahan cukup berbeda dengan lingkungan belajar di
memakai seragam sekolah yang sudah ditentukan oleh sekolah
masing-masing. Jam perkuliahan juga berbeda jauh dengan jam pelajaran di
sekolah yang cenderung teratur. Hal-hal yang diajarkan pun cukup berbeda
dan lebih terpusat pada program studi yang diambil. Hal tersebut tentunya
menuntut setiap mahasiswa baru untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan belajar yang baru.
Hal yang lebih kompleks tentu dialami oleh mahasiswa yang tidak
hanya harus menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar yang baru,
namun juga lingkungan tempat tinggal yang baru. Hal tersebut dialami
oleh mahasiswa-mahasiswa baru yang berasal dari luar daerah Yogyakarta.
Selain menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar yang baru, mereka
juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal yang baru
yang mungkin cukup berbeda dari lingkungan asal mereka. Sebagai contoh
yaitu lingkungan tempat tinggal yang baru memiliki bahasa, budaya dan
suasana yang berbeda jauh dari lingkungan asal mereka sehingga
dibutuhkan penyesuaian diri yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang
berasal dari Yogyakarta.
Penyesuaian diri tersebut mampu memberikan pengaruh pada
keberhasilan setiap individu. Penyesuaian diri dengan cepat dan baik
sangat mendukung pencapaian individu terhadap hal yang diinginkannya.
Sebaliknya penyesuaian diri yang lambat dan kurang baik akan membuat
seorang individu terhambat dalam pencapaian atau tujuan yang
penelitian tentang perbandingan kemampuan penyesuaian diri mahasiswa
baru ditinjau dari tempat asal Jawa dan luar Jawa.
E. Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berasal
23 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen
penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
deskriptif dan komparatif. Nazir (2005) menjelaskan bahwa metode
deskriptif merupakan metode yang dilakukan untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Sedangkan penelitian komparatif merupakan penelitian yang
bersifat membandingkan. Sugiyono (2006) menjelaskan bahwa
penelitian komparatif merupakan penelitian yang membandingkan satu
variabel atau lebih pada waktu yang berbeda, atau pada dua atau lebih
sampel yang berbeda. Perbandingan yang dicari dapat berupa
persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat
objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
Berdasarkan kedua deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa
metode deskriptif komparatif merupakan suatu metode yang digunakan
untuk membuat deskripsi atau gambaran dari suatu perbandingan satu
ingin menggambarkan seberapa baik kemampuan penyesuaian diri di
kalangan mahasiswa baru prodi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma hingga diperoleh perbandingan kemampuan
penyesuaian mahasiswa baru yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus III Universitas Sanata
Dharma, lebih tepatnya pada Program Studi Bimbingan dan Konseling
pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan
pada jam perkuliahan atas ijin dari dosen pengampu mata kuliah.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dhama
Yogyakarta angkatan 2014. Alasan pemilihan mahasiswa semester II
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dhama
Yogyakarta angkatan 2014 berjumlah 67 orang karena mahasiswa
angkatan tersebut masih tergolong pada mahasiswa baru sehingga
masih terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan yang baru.
Hal tersebut relevan dengan penelitian yang ingin peneliti lakukan
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner/angket.Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Kuesioner Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru.
Sugiyono (2010:199) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab kepada responden.
Penyebaran kuesioner memiliki beberapa keuntungan yaitu adanya
pertanyaan baku yang diajukan pada semua responden sehingga
responden mudah untuk mengisinya dan peneliti untuk mengolahnya,
responden dapat memberikan informasi dengan leluasa tanpa pengaruh
dari peneliti, biaya yang dikeluarkan relatif rendah dan juga dapat
dipikirkan dengan baik oleh responden karena tidak dibatasi oleh
waktu (Sholeh,2005:280).
Kuesioner yang disusun mengacu pada prinsip skala Likert.
Sugiyono (2011:134) menjelaskan bahwa skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pertanyaan yang terdapat
dalam instrumen ini terdiri dari pertanyaan favourable (positif) dan
juga unfavourable (negatif). Terdapat 4 alternatif jawaban untuk setiap
instrumen ini, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),
dan juga Sangat Tidak Setuju (STS). Pengolahan skor kuesioner
Tabel 3.1
Peneliti membuat kisi-kisi instrumen sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba
Aspek Indikator Jumlah item
Favorable Unfavorable
Kemampuan memahami diri 23,24,25 26,27
Kemampuan memahami orang dengan warga kos / tempat tinggal
Aspek Indikator Jumlah item
Favorable Unfavorable perencanaan dan
melaksanakannya
Kemampuan berempati 71,72,73,74 75
Kemampuan menerima konsekuensi
76,77 78,79,80
Jumlah 52 28
80
Peneliti melakukan pengumpulan data pada tanggal 11 dan 12
Mei di kelas A dan B dengan jumlah 67 mahasiswa dengan 39
mahasiswa yang berasal dari Jawa dan 28 mahasiswa yang bersal dari
luar Jawa. Beberapa mahasiswa ada yang tidak hadir dan peneliti tidak
menitipkan kuesioner kepada mahasiswa lain dikarenakan peneliti
merasa data yang didapatkan sudah cukup.
E. Validitas dan Reliabilitas
Menurut Azwar (2012:173) validitas berasal dari kata validity
yang memiliki arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukur. Suatu tes mempunyai validitas
yang tinggi apabila memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat.
Pengertian validitas erat berkaitan dengan tujuan pengukuran yang
dilakukan.
Azwar (2012:175) membagi validitas menjadi 3, ketiga
validitas tersebut adalah validitas isi, validitas konstruk dan validitas
dalam kuesioner mencakup semua isi yang hendak diukur dan isi dari
kuesioner tersebut juga harus relevan serta tidak keluar dari batasan
tujuan penelitian.
Dalam hal ini validitas isi diuji dengan expert judgement oleh
Dr. Gendon Barus, M.Si. Validitas konstruk adalah validitas yang
menunjukkan sejauhmana suatu kuesioner mengukur trait atau
konstrak teoretik yang akan diukur. Pengujian validitas konstruk
memerlukan analisis statistika. Untuk melihat hubungan tersebut
dilakukan analisis korelasional. Berdasarkan hasil uji validitas yang
telah peneliti lakukan, diperoleh komposisi item sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba
Aspek Indikator Jumlah item
Favorable Unfavorable
Kemampuan memahami diri 15,16 17,18
Kemampuan memahami orang dengan warga kos / tempat tinggal
31,32,33,34 35,36
Kemampuan bersosialisasi dengan warga kampus
37,38,39,40 41
Aspek Indikator Jumlah item
Kemampuan berempati 56,57,58,59 60
Kemampuan menerima konsekuensi
61,62 63,64,65
Jumlah 44 21
65
Setelah dilakukan uji validitas, hal selanjutnya yang
dilakukan adalah melakukan uji reliabilitas. Menurut Azwar
(2012:180) reliabilitas diartikan dari kata reliability. Pengukuran
kuesioner yang memiliki reliabilitas tinggi berarti pengkuran tersebut
menghasilkan data yang reliabel. Inti dari reliabilitas adalah
konsistensi sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil
ukur dapat dipercaya ketika dalam beberapa kali pengukuran
kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama.
Pengertian relatif menunjukkan adanya toleransi terhadap perbedaan
kecil antara hasil pengukuran. Bila perbedaan dalam hasil pengukuran
besar, dapat dikatakan pengukuran tersebut tidak reliabel atau tidak
dapat dipercaya. Perhitungan reliabilitas penelitian ini dihitung
menggunakan rumus Cronbach's Alpha dan memberikan hasil sebagai
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.943 65
Hasil SPSS menunjukkan reliabilitas sebesar 0,943 yang
termasuk kategori sangat tinggi, sehingga kuesioner penelitian ini
reliabel atau dapat dipercaya.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data,
menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, dan melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah (Sugiyono, 2010:207).
Langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh adalah sebagai
berikut.
1. Menentukan skor
Penentuan skor dilakukan dengan mengacu pada pedoman
skoring yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti melihat sifat
pertanyaan favorable maupun unfavourable dan memberikan nilai
dari angka 1 sampai 4 berdasarkan jawaban yang diberikan oleh
responden. Setelah itu peneliti memasukan hasil tersebut pada
tabulasi data dan menghitung total jumlah skor item serta jumlah
2. Menentukan kategori
Azwar (2009:106) mengatakan bahwa pengkategorian
memiliki tujuan untuk menempatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah berdasarkan atribut yang diukur secara
berjenjang dan menurut suatu kontinum. Kontinum jenjang skor
penyesuaian diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari
sangat tinggi sampai dengan sangat rendah. Norma kategorisasi
dapat dikelompokkan menjadi lima kategori yang mengacu pada
norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar, yaitu: sangat rendah,
rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi yang dapat dilihat dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pedoman Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri
Kriteria skor Kategori Makna Kategori
X≤µ-1,5σ Sangat Rendah Penyesuaian
Diri sangat
µ+1,5 σ ≤X Sangat Tinggi Penyesuaian
Keterangan:
Skor maksimum empiris : Skor tertinggi yang diperoleh
subjek penelitian berdasarkan data
nyata lapangan
Skor minimum empiris : Skor terendah yang diperoleh
subjek penelitian berdasarkan data
nyata lapangan
Standar deviasi (σ) : Luas jarak rentangan yang dibagi
dalam 6 satuan deviasi sebaran
Mean empiris (µ) : Rata-rata empiris skor maksimum
dan minimum
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokan tinggi rendah tingkat penyesuaian diri mahasiswa
prodi BK angkatan 2014 dengan jumlah subjek 67, diperoleh unsur
perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.
Skor maksimum teoritis : 4x65=260
Skor minimum teoritis : 1x65=65
Luas jarak : 195
Standar deviasi (σ) : 195: 6 = 32.5
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan
dalam norma kategorisasi tingkat penyesuaian diri mahasiswa
prodi BK angkatan 2014 sebagai berikut.
Tabel 3.5
Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD
Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
X≤µ-1,5σ ≤114 Sangat Buruk
µ-1,5 σ ≤X≤ µ-0,5σ 115-146 Buruk
µ-0,5 σ ≤X≤ µ+ 0,5σ 147-179 Cukup Baik
µ+0,5 σ ≤X≤ µ+1,5σ 180-211 Baik
µ+1,5 σ ≤X ≥212 Sangat Baik
Berdasarkan norma kategori pada tabel 3.5 ditetapkan
pengelompokan tinggi rendah skor butir penyesuaian diri pada
mahasiswa prodi BK angkatan 2014 USD diperoleh unsur
perhitungan skor item sebagai berikut.
Skor maksimum teoritis : 4x67=268
Skor minimum teoritis : 1x67=67
Luas jarak : 201
Standar deviasi (σ) : 201:6=33.5
Mean teoritis (µ) : (268+67):2=167.5
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam
norma kategorisasi tingkat penyesuaian diri mahasiswa prodi BK
Tabel 3.6
Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD
Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
X≤µ-1,5σ ≤117 Sangat Buruk
µ-1,5 σ ≤X≤ µ-0,5σ 118-150 Buruk
µ-0,5 σ ≤X≤ µ+ 0,5σ 151-184 Cukup Baik
µ+0,5 σ ≤X≤ µ+1,5σ 185-217 Baik
35 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan, penyajian hasil
penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan
penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Baru Program Studi
Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat
penyesuaian diri mahasiswa baru prodi BK USD tahun ajaran
2014/2015 ditinjau dari daerah asal Jawa dan Luar Jawa.
Berdasarkan analisis data tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru
prodi BK USD tahun ajaran 2014/2015 tampak pada tabel 4,1 dan
4.2 serta grafik 4.1.
Tabel 4.1
Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Prodi BK Angkatan 2014 USD yang berasal dari Jawa dan
Dalam perspektif grafis, Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD yang berasal dari Jawa dan Luar Jawa sebagai berikut.
Gambar 4.1.Grafik Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas SanataDharma yang berasal dari Jawa dan Luar Jawa.
Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 4.1, tampak bahwa :
(a) tidak ada mahasiswa asal Jawa dan Luar jawa yang
penyesuaian dirinya tergolong sangat buruk yang artinya
mahasiswa yang ada dalam kategori tersebut mengalami banyak
kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam menjalani kehidupan
baru, lingkungan baru dan relasi baru dengan orang lain
disekitarnya sehingga membuat penyesuaian diri mereka
terhambat. sangat
buruk
buruk cukup baik baik sangat baik 3%
59%
38%
4%
54%
42%
(b) terdapat 1 mahasiswa asal Jawa dan tidak ada mahasiswa
yang berasal dari Luar Jawa yang penyesuaian dirinya tergolong
rendah yang artinya mahasiswa yang ada dalam kategori tersebut
mengalami kesulitan menyesuaikan diri dalam menjalani
kehidupan baru, lingkungan baru dan relasi baru dengan orang lain
disekitarnya sehingga membuat penyesuaian diri mereka cukup
terhambat.
(c) tidak terdapat mahasiswa yang berasal dari Jawa dan 1
mahasiswa yang berasal dari Luar Jawa yang penyesuaian dirinya
tergolong sedang yang artinya mahasiswa yang ada dalam kategori
tersebut cukup mampu menyesuaikan diri dalam menjalani
kehidupan baru, lingkungan baru dan relasi baru dengan orang lain
di sekitarnya.
(d) terdapat 23 mahasiswa yang berasal dari Jawa dan 15
mahasiswa yang berasal dari Luar Jawa yang penyesuaian dirinya
tergolong tinggi yang artinya mahasiswa yang ada dalam kategori
tersebut sudah mampu menyesuaikan diri dalam menjalani
kehidupan baru, lingkungan baru dan relasi baru dengan orang lain
di sekitarnya.
(e) terdapat 15 mahasiswa yang berasal dari Jawa dan 12
mahasiswa yang berasal dari Luar Jawa yang penyesuaian dirinya
tergolong sangat tinggi yang artinya mahasiswa yang ada dalam
menjalani kehidupan baru, lingkungan baru dan relasi baru dengan
orang lain di sekitarnya.
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling tahun
ajaran 2014/2015 memiliki penyesuaian diri yang cukup baik.
Butir-butir item penyesuaian diri yang memiliki frekuensi
sedang kemunculannya menunjukkan bahwa penyesuaian diri
mahasiswa baru prodi BK USD angkatan 2014 sudah cukup baik.
Adapun item-item tersebut nampak pada tabel berikut.
Tabel 4.2
Kategori Skor Item Kuesioner Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Prodi BK Angkatan 2014 USD
B
Rentang skor Kategori No item Jumlah
≤107 Sangat Rendah 108-117 Rendah
118-127 Sedang 8,30,44,46,48,52 6
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa item yang termasuk
Berdasarkan kategori tersebut tidak ada. Item-item yang termasuk
dalam kategori sedang diuraikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Item-item Pernyataan yang Tergolong Dalam Kategori Sedang / Cukup Baik
No Pernyataan Skor
1 Saya mudah berubah pikiran 168
2 Saya kurang memahami letak program studi lain di Universitas Sanata Dharma
173
3 Saya mengikuti kegiatan yang diadakan oleh warga kampong
175
4 Saya jarang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh warga kampong
151
5 Saya mengikuti seminar-seminar yang diadakan program studi BK
184
6 Saya mampu membuat spb dan melaksanakannya 171
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan
penyesuaian diri mahasiswa baru prodi BK USD angkatan 2014,
beberapa mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam hal
penyesuaian diri. Mahasiswa masih mengalami kesulitan seperti
memiliki penyesuaian diri kurang baik cenderung mudah berubah
pikiran, kurang mempunyai pendirian yang kuat terhadap hal
diyakininya dan mudah terbawa opini orang lain. Contohnya, ketika
mahasiswa hendak berangkat ke kampus, dijalan dia bertemu
temannya dan diajak untuk bolos, sebagian besar mahasiswa lebih
cenderung ikut ajakan temannya daripada berangkat ke kampus.
Mereka kurang bisa menolak ajakan teman untuk membolos.
Kemampuan mengembangkan potensi diri juga kurang baik
karena hanya sedikit mahasiswa yang mengikuti kegiatan seperti
seminar yang menunjang atau mendukung pengembangan potensi yang
mahasiswa miliki. Mahasiswa enggan mengikuti seminar-seminar yang
diadakan oleh Program Studi BK. Padahal seminar-seminar yang
diadakan oleh Program Studi BK sebagian besar menunjang
pengembangan potensi diri contohnya, Seminar hypnoCounseling yang
salah satu manfaatnya dapat membantu mahasiswa untuk mengurangi
atau menghilangkan ketakutan dan kecemasan yang di alami
mahasiswa seperti takut ular, trauma dikejar anjing, dan masih banyak
lagi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kemampuan penyesuaian diri
mahasiswa yang berasal dari Jawa dan luar Jawa. Hasil tersebut dapat
Group Statistics
Asal N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Data Jawa 39 207.08 19.559 3.132
Luar Jawa 28 208.64 17.934 3.389
Dari hasil data sig t test pada tes homogenitas di atas dapat
terlihat bahwa p>0.05 atau lebih tepatnya sebesar 0.809. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa data yang diperoleh selama penelitian
merupakan data homogen/equal sehingga tidak ada perbedaan varians
pada data penyesuaian diri. Sig (2-tailed) juga berada di atas 0.05
yang menunjukkan tidak adanya perbedaan. Karena data yang
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Difference Lower Upper
diperoleh merupakan data yang homogen maka hasil yang dilihat
selanjutnya adalah hasil yang terdapat pada equal variance assumed.
Terlihat bahwa nilai t hitung sebesar -0.334 (sig<0.05) yang
menunjukkan tidak adanya perbedaan penyesuaian diri mahasiswa
baru yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terdapat selisih mean
sebesar -1.566. Penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari Jawa
memiliki mean sebesar 207.08 dan yang berasal dari luar Jawa sebesar
208.64. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa penyesuaian diri
mahasiswa yang berasal dari luar Jawa lebih tinggi daripada
mahasiswa yang berasal dari Jawa. Meskipun demikian, perbedaan
tersebut tidak terlalu signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang bermakna antara penyesuaian diri mahasiswa
yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.
B. Pembahasan
Kesuksesan mahasiswa prodi BK USD angkatan 2014 kelas A
dan B dilihat dari daerah asal Jawa dan luar Jawa dalam menyesuaikan
diri dapat dikatakan baik. Dikatakan baik karena perbandingan antara
mahasiswa asal Jawa dan luar Jawa tidak memiliki selisih yang besar
dalam grafik 4.1 tentang persentase penyesuaian diri.
Adapun penyesuaian diri mahasiswa yang tergolong baik