• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan penyesuaian diri mahasiswa baru (studi deskriptif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kemampuan penyesuaian diri mahasiswa baru (studi deskriptif."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa

Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)

Josaphat Joko Prananta Aji

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan; 1) Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015, 2) Mengidentifikasi dalam hal-hal apa saja penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015 masih belum baik, 3) Menganalisis perbedaan kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015 yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.

Penelitian ini merupakan penelitian studi deskriptif dan komparatif. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa prodi BK angkatan 2014 di Universitas Sanata Dharma, yang berjumlah 67 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner penyesuaian diri mahasiswa baru yang berjumlah 65 item dengan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,943. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif-komparatif dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Sebagian besar mahasiswa baru prodi BK angkatan 2014 memiliki penyesuaian diri baik. Hanya terdapat 3% mahasiswa yang berasal dari Jawa yang memiliki penyesuaian diri buruk, 4% mahasiswa Luar Jawa yang penyesuaian dirinya cukup baik, 59% mahasiswa asal Jawa dan 54% mahasiswa asal Luar Jawa yang masuk kategori baik, dan 38% mahasiswa asal Jawa dan 42% mahasiswa Luar jawa yang masuk kategori Sangat Baik. 2) Teridentifikasi 6 butir item penyesuaian diri mahasiswa yang tergolong cukup baik berdasarkan skoring item. 3) Tidak ada perbedaan penyesuaian diri antara mahasiswa dari jawa dan luar jawa dengan nilai signifikansi 207.8 dari jawa dan 208.67 dari luar jawa. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari luar Jawa hampir sama dengan mahasiswa yang berasal dari Jawa. Meskipun demikian, perbedaan tersebut tidak signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.

(2)

ABSTRACT

A DESCRIPTIVE AND COMPARATIVE STUDY ON ADAPTIVE ABILITY OF UNDERGRADUATES FROM JAVA AND OUTSIDE JAVA ENROLLING

IN GUIDANCE & COUNSELING MAJOR

Josaphat Joko Prananta Aji Sanata Dharma University

Yogyakarta

This research has several purposes, which are: 1) To describe how well undergraduates adapt to Guidance and Counseling Major in Sanata Dharma University throughout academic Year 2014/2015, 2) To identify the reasons of ineffective adaptation committed by undergraduates from Guidance and Counseling Major in Sanata Dharma University, academic year 2014/2015, 3) Analyzing the difference between the adaptive ability of undergraduates coming from Java or outside Java,

Instrument used for research are 65 questioners containing multiple questions formulated and accurately related to undergraduates' adaptive ability. This instrument has 0,943 reliability point. Data analysis technique used are Descriptive & Comparative analysis and T-Test.

Result of the research concludes that: 1) Majority of new undergraduates of Guidance and Counseling major possess good adaptive ability. There are only 3% of undergraduates from Java who are having bad adaptive ability, 4% of undergraduates from outside Java with moderate adaptive ability, with 59% of undergraduates from Java and 54% of undergraduates from outside Java fall under Good category, and ultimately, 38% of undergraduates from Java and 42% of undergraduates from outside Java fall under Excellent category. 2) There are 6 critical items which affect the scoring of Excellent Category, 3) No differences in adaptive ability between undergraduates from Java and outside Java with significancy score of 207.8 (Java) and 208.67 (Outside Java). This shows that the adaptive ability of undergraduates coming from both Java and outside Java are likely similar. In sum, the differences between undergraduates' adaptive ability, regardless their origin, are not significant, thus, there are no meaningful difference between them.

(3)

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa

Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Josaphat Joko Prananta Aji

NIM: 101114024

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa

Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Josaphat Joko Prananta Aji 101114024

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

ii SKRIPSI

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa

(6)

iii SKRIPSI

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat, penyertaan,

rahmat dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kedua orang tua Bapak FL. Sukandar dan Ibu FL. Suwartinah.

Kedua saudara mas Totok dan mbak Sindi.

Euphemia Tia Christy yang selalu membantu dalam keadaan

apapun, bagaimanapun dan dimanapun.

Seluruh keluarga yang saya sayangi,

Seluruh sahabatku yang saya sayangi,

Universitas Sanata Dharma khususnya teman-teman BK 2010.

(8)

v

MOTTO

Never run from Reality.

(Josaphat Joko Prananta Aji)

Kelemahan adalah sumber Kekuatan.

(Josaphat Joko Prananta Aji)

"Yesterday is history, tomorrow just a mystery, but today is a gift.

That's why it's called the present."

(Master Oogway)

"There are no accidents."

(9)

vi

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Josaphat Joko Prananta Aji

Nomor Induk Mahasiswa : 101114024

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa

Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

(11)

viii ABSTRAK

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa

Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)

Josaphat Joko Prananta Aji

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan; 1) Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015, 2) Mengidentifikasi dalam hal-hal apa saja penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015 masih belum baik, 3) Menganalisis perbedaan kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014/2015 yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.

Penelitian ini merupakan penelitian studi deskriptif dan komparatif. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa prodi BK angkatan 2014 di Universitas Sanata Dharma, yang berjumlah 67 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner penyesuaian diri mahasiswa baru yang berjumlah 65 item dengan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,943. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif-komparatif dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Sebagian besar mahasiswa baru prodi BK angkatan 2014 memiliki penyesuaian diri baik. Hanya terdapat 3% mahasiswa yang berasal dari Jawa yang memiliki penyesuaian diri buruk, 4% mahasiswa Luar Jawa yang penyesuaian dirinya cukup baik, 59% mahasiswa asal Jawa dan 54% mahasiswa asal Luar Jawa yang masuk kategori baik, dan 38% mahasiswa asal Jawa dan 42% mahasiswa Luar jawa yang masuk kategori Sangat Baik. 2) Teridentifikasi 6 butir item penyesuaian diri mahasiswa yang tergolong cukup baik berdasarkan skoring item. 3) Tidak ada perbedaan penyesuaian diri antara mahasiswa dari jawa dan luar jawa dengan nilai signifikansi 207.8 dari jawa dan 208.67 dari luar jawa. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari luar Jawa hampir sama dengan mahasiswa yang berasal dari Jawa. Meskipun demikian, perbedaan tersebut tidak signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.

(12)

ix

ABSTRACT

A DESCRIPTIVE AND COMPARATIVE STUDY ON ADAPTIVE ABILITY OF UNDERGRADUATES FROM JAVA AND OUTSIDE JAVA ENROLLING

IN GUIDANCE & COUNSELING MAJOR

Josaphat Joko Prananta Aji Sanata Dharma University

Yogyakarta

This research has several purposes, which are: 1) To describe how well undergraduates adapt to Guidance and Counseling Major in Sanata Dharma University throughout academic Year 2014/2015, 2) To identify the reasons of ineffective adaptation committed by undergraduates from Guidance and Counseling Major in Sanata Dharma University, academic year 2014/2015, 3) Analyzing the difference between the adaptive ability of undergraduates coming from Java or outside Java,

Instrument used for research are 65 questioners containing multiple questions formulated and accurately related to undergraduates' adaptive ability. This instrument has 0,943 reliability point. Data analysis technique used are Descriptive & Comparative analysis and T-Test.

Result of the research concludes that: 1) Majority of new undergraduates of Guidance and Counseling major possess good adaptive ability. There are only 3% of undergraduates from Java who are having bad adaptive ability, 4% of undergraduates from outside Java with moderate adaptive ability, with 59% of undergraduates from Java and 54% of undergraduates from outside Java fall under Good category, and ultimately, 38% of undergraduates from Java and 42% of undergraduates from outside Java fall under Excellent category. 2) There are 6 critical items which affect the scoring of Excellent Category, 3) No differences in adaptive ability between undergraduates from Java and outside Java with significancy score of 207.8 (Java) and 208.67 (Outside Java). This shows that the adaptive ability of undergraduates coming from both Java and outside Java are likely similar. In sum, the differences between undergraduates' adaptive ability, regardless their origin, are not significant, thus, there are no meaningful difference between them.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru (Studi Deskriptif & Komparatif Kemampuan Penyesuaian diri Mahasiswa Baru Prodi BK USD Ditinjau dari Tempat Asal Jawa & Luar Jawa)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin

terwujud tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M. Si. Selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing yang telah

memberikan waktu dan semangat serta memberikan kelancaran dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

2. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. yang telah memberikan waktu dan

tempat/ kelas mata kuliahnya untuk melakukan penelitian.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi yang telah memberikan dan membagi

ilmunya kepada penulis selama masa studi di Program Studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma

4. Mahasiswa baru BK USD Angkatan 2014 kelas A dan B yang telah

menjadi subyek dalam penelitian ini.

5. Kedua orang tua, Bapak FL. Sukandar dan Ibu FL. Suwartinah atas doa

dan segalanya sehingga skripsi dapat terselesaikan.

6. Euphemia Tia Christy selaku calon yang telah membantu menyelesaikan

(14)

xi

7. Kedua Kakak penulis, mas Totok dan mbak Sindi yang mendoakan saya

untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat bimbingan dan konseling Hendra, Ocep, Uut, Andria,

Lintang, Deta, Peni dan seluruh mahasiswa BK USD angkatan 2010 yang

selalu memberikan motivasi, semangat dan canda tawa.

9. Sahabat Soul Topan, Ilham, Kevin, Ipin, Mario, Dukun, Sakti, Adit yang

telah memberikan dukungan kepada penulis.

10.Sahabat DMO Abraham, Fikri, Charlie, Rikha, Riyosuke, Kosim, Erika,

Mizba, Serrano, Donny Indra atas dukungannya.

11.Max, Phopho, Choco yang setia menemani saya dirumah saat suka dan

duka dalam pengerjaan skripsi ini.

12.Mas A. Priyatmoko, atas kesabaran dalam membantu dan memberikan

support kepada penulis dalam mengurus administrasi perkuliahan serta

penyelesaian skripsi ini.

13.Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini namun

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Penyesuaian Diri ... 10

1. Pengertian Penyesuaian Diri ... 10

2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri ... 12

3. Karakteristik Individu yang Memiliki Penyesuaian Diri 13 4. Faktor-faktor Penyesuaian Diri ... 14

(16)

xiii

Konseling ... 17

2. Penyesuaian Diri Mahasiswa ... 18

C. Penelitian yang Relevan ... 19

D. Kerangka Berpikir ... 20

E. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Subjek Penelitian ... 24

D. Teknik dan Instrumen Penelitian ... 25

E. Validitas dan Reliabilitas ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 30

1. Menentukan Skor ... 30

2. Menentukan Kategori ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan ... 42

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 48

B. Keterbatasan ... 50

C. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penentuan Skor Alternatif Jawaban ... 26

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba ... 26

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba ... 28

Tabel 3.4 Pedoman Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri ... 31

Tabel 3.5 Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD ... 33

Tabel 3.6 Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD ... 34

Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD yang berasal dari Jawa dan Luar Jawa ... 35

Tabel 4.2 Kategori Skor Item Kuesioner Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Prodi BK Angkatan 2014 USD ... 38

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang Berasal dari Jawa

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru ... 55

Lampiran 2 Hasil Kuesioner ... 60

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas ... 64

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan pengertian.

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah yang sangat

luas. Pendidikan menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh

pemerintah. Akan tetapi tidak semua wilayah dapat terjangkau sehingga

terjadi kesenjangan yang cukup mencolok dalam kualitas pendidikan.

Kebutuhan untuk memperoleh pendidikan yang layak dan bermutu

mendorong calon mahasiswa perguruan tinggi berpindah dari satu daerah

ke daerah yang lain.

Perpindahan dari satu daerah ke daerah yang lain memberikan

pengaruh bagi individu tersebut. Perubahan lingkungan tempat tinggal

menghadapkan individu pada perubahan-perubahan dan tuntutan-tuntutan

baru. Perpindahan tersebut menuntut adanya penyesuaian diri yang baik

dari setiap individu. Kemampuan penyesuaian diri yang baik akan

memberikan sumbangan bagi keberhasilan individu tersebut.

Hal tersebut juga terjadi pada mahasiswa baru Prodi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Banyak mahasiswa yang

berasal dari luar daerah Yogyakarta bahkan juga luar Jawa. Hal itu tentu

(21)

lingkungan tempat tinggal, budaya dan bahasa menuntut mahasiswa baru

tersebut untuk memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang baru. Perbedaan yang cukup mencolok dengan

lingkungan asal akan menyebabkan penyesuaian diri menjadi lebih sulit.

Lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi penyesuaian diri

seorang individu. Kebiasaan lingkungan tempat tinggal individu yang

lama terkadang sulit untuk ditinggalkan saat seorang individu memasuki

lingkungan tempat tinggal yang baru. Salah satu contoh kebiasaan yang

masih terbawa di lingkungan baru adalah dalam hal komunikasi.

Komunikasi di setiap daerah pada umumnya memiliki ciri khas tersendiri.

Ciri khas komunikasi tersebut dapat berupa bahasa lokal, dialek atau logat

dari daerah asal. Hal tersebut biasanya membuat orang lain yang

mendengarnya mampu mengidentifikasi dari mana individu tersebut

berasal.

Bahasa merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkat

pemahaman seorang individu terhadap hal yang didengar dan diungkapkan

oleh dirinya. Individu dapat mengungkapkan apa yang ia rasakan dan

pikirkan kepada individu-individu lain dengan mudah apabila terdapat

kecocokan bahasa yang digunakan. Ketika seorang individu menggunakan

bahasa daerahnya dan bertemu individu yang menggunakan bahasa daerah

yang lain akan mengakibatkan mereka sulit untuk mengerti satu sama lain

(22)

Sebagian besar mahasiswa yang berasal dari luar Jawa khususnya

mahasiswa dari Irian Jaya merasa sangat kesulitan dalam berkomunikasi

dengan mahasiswa asli Jawa dikarenakan mahasiswa asli Jawa lebih sering

menggunakan bahasa keseharian yaitu bahasa Jawa daripada bahasa

Indonesia. Berbeda dengan mahasiswa luar Jawa, mereka lebih sering

menggunakan bahasa Indonesia agar mampu berkomunikasi dengan

mahasiswa asli Jawa maupun dengan mahasiswa yang lain. Padahal

bahasa Jawa sendiri memiliki khas yang berbeda-beda di setiap daerah,

seperti bahasa Jawa khas Sleman terkadang berbeda dengan bahasa Jawa

khas Klaten. Lingkungan Kampus III USD memiliki bahasa yang beragam

dikarenakan asal mahasiswa yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan

bahasa Jawa berlogat ngoko, ada pula yang menggunakan bahasa Jawa

dengan khas Banyumas. Dialek yang berbeda ini juga merupakan bagian

dari budaya.

Dalam hal ini peneliti tertarik meneliti penyesuaian diri mahasiswa

baru prodi BK angkatan 2014 karena peneliti sendiri yang berasal dari

Jawa, merasa penyesuaian dirinya kurang baik dan kebetulan memang

angkatan 2014 ini dominan yang berasal dari Jawa. Peneliti merasa perlu

melihat perbandingan penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa yang

berasal dari Jawa dan luar Jawa.

Herkovits (dalam Setiadi, 2006:28) menyatakan bahwa budaya

merupakan bagian dari lingkungan hidup yang dibuat oleh manusia. J.J

(23)

kebudayaan pada kompleks aktivitas dalam tindakan berpola manusia di

masyarakat merupakan wujud dari sistem sosial yang memiliki

aktivitas-aktivitas interaksi dalam masyarakat. Hal tersebut lebih jelas tampak

dalam perilaku dan bahasa ketika mereka melakukan interaksi secara

konkret.

Terdapat perbedaan yang cukup mencolok pada sistem

pembelajaran di universitas dengan sistem pembelajaran pada

jenjang-jenjang yang sebelumnya. Semenjak SD hingga SMA/SMK sistem

pendidikan terkesan lebih kaku karena segalanya telah ditentukan melalui

peraturan yang telah dibuat oleh sekolah maupun dinas pendidikan.

Individu tinggal mengikuti alur yang diberikan. Hal tersebut menyebabkan

individu menjadi kurang mandiri dan kurang memiliki tanggung jawab

dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan studinya.

Kebiasaan tersebut memberikan pengaruh pada cara belajar siswa

yang terkesan monoton karena hanya mengikuti perintah dari guru atau

sekolah. Cara belajar terlihat berbeda jauh dengan kegiatan pembelajaran

yang ada di universitas. Universitas memiliki peraturan yang jelas namun

mahasiswa juga diberi kebebasan untuk menentukan hal-hal yang

berkaitan dengan studinya. Hal tersebut menuntut kemandirian dan

tanggung jawab dari mahasiswa itu sendiri sehingga berhasil atau tidaknya

studi yang ditempuh juga tergantung dari mahasiswa itu sendiri.

Seluruh keragaman yang ada tersebut menuntut individu untuk

(24)

Penyesuaian diri merupakan proses yang berlangsung terus menerus

sepanjang hidup manusia. Semenjak lahir hingga dewasa manusia terus

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri merupakan

usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu keselarasan dan keharmonisan

antara individu dengan lingkungan.

Penyesuaian diri tersebut dialami oleh semua mahasiswa baru

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma baik

yang berasal dari Jawa maupun luar Jawa. Meskipun semua mahasiswa

mengalami penyesuaian diri, akan tetapi antara penyesuaian diri satu orang

mahasiswa dengan mahasiswa yang lain pasti berbeda-beda dan memiliki

kesulitannya sendiri-sendiri. Cara setiap mahasiswa dalam menyesuaikan

diri juga pasti berbeda-beda meskipun objek yang dihadapi relatif sama.

Sebagai contoh setiap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling diberikan peraturan yang sama, akan tetapi cara setiap

mahasiswa dalam menghadapi peraturan tersebut pasti berbeda-beda. Ada

yang berusaha menyesuaikan diri dengan mematuhi peraturan-peraturan

yang diberikan, namun ada pula yang tidak perduli dan tidak mau

menyesuaikan diri dengan peraturan tersebut.

Program Studi BK telah melakukan upaya untuk mempermudah

penyesuaian diri mahasiswa baru dengan mengadakan berbagai program,

contohnya seperti Self Transformation Training dan sistem kelas campur

(25)

tersebut diharapkan membantu mahasiswa baru dalam beradaptasi atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Apabila mahasiswa tidak mau menyesuaikan diri ataupun tidak

mampu menyesuaikan diri karena mengalami kesulitan maka hal tersebut

harus segera ditangani karena akan memberikan dampak yang cukup besar

bagi kehidupan mahasiswa itu sendiri. Hal tersebut dapat terjadi karena

kehidupan sebagai mahasiswa tidak hanya berlangsung sebentar namun

cukup lama. Waktu yang harus dihabiskan sebagai seorang mahasiswa

berkisar antara 4-5 tahun. Waktu tersebut bukanlah waktu yang singkat.

Banyak kebiasaan baru yang dapat terbentuk dalam waktu tersebut.

Kebiasaan yang dapat terbentuk juga tidak hanya kebiasaan yang baik saja

namun juga kebiasaan yang tidak baik. Oleh karena itu diperlukan

kesadaran dari tiap individu tersebut untuk terus berusaha menyesuaikan

diri agar tidak terjadi gangguan di waktu mendatang.

Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Kemampuan Penyesuaian Diri

Mahasiswa Baru (Studi Deskriptif Komparatif Kemampuan Penyesuaian

Diri Mahasiswa Baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Ditinjau dari Tempat Asal Jawa dan Luar Jawa)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

(26)

1. Seberapa baik kemampuan penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan

2014/2015?

2. Dalam hal-hal apakah penyesuaian diri mahasiswa baru Prodi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan

2014/2015 masih belum baik?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan penyesuaian diri pada

mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014/2015 yang berasal dari Jawa dan luar Jawa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan penyesuaian diri

mahasiswa baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014/2015.

2. Mengidentifikasi dalam hal-hal apa saja penyesuaian diri mahasiswa

baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

angkatan 2014/2015 masih belum baik.

3. Menganalisis perbedaan kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa

baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

(27)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan

bagi keilmuan yang terkait, khususnya Bimbingan dan Konseling.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini mahasiswa prodi

BK khususnya yang berasal dari luar Jawa mampu menyesuaikan

diri dengan baik di kampus USD yang berada di Jawa.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Menambah wawasan peneliti selanjutnya dan pengetahuan yang

diperlukan dalam penelitian tentang penyesuaian diri dilihat dari

faktor lain.

E. Batasan Istilah

1. Penyesuaian diri

Penyesuaian diri merupakan proses beradaptasi terhadap lingkungan

baru agar tercapai suatu keselarasan dan keharmonisan dalam

lingkungan yang ditandai oleh aspek-aspek emosional, intelektual,

sosial dan moral atau tanggung jawab sebagaimana dioperasionalkan

dalam konstruk instrumen penelitian ini. Penyesuaian diri disini

dimaksudkan sebagai penyesuaian diri yang normatif, bukan yang ke

(28)

2. Mahasiswa

Mahasiswa dapat diartikan sebagai individu yang sedang menuntut

ilmu di Program Studi tertentu, yaitu Program Studi BK di tingkat

perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang dimaksud dalam hal ini adalah

Universitas Sanata Dharma

3. Jawa dan Luar Jawa

Jawa dan Luar Jawa dalam penelitian ini hanya dipandang sebagai

(29)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang hakikat penyesuaian diri, mahasiswa baru

dan penyesuaian diri, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis

penelitian.

A. Hakikat Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri

Fudyartanta (2002: 298) mengemukakan bahwa penyesuaian

diri merupakan proses dalam menghadapi situasi baru yang dilakukan

oleh individu atau kelompok manusia dalam lingkungan hidupnya

sehingga perilakunya dapat diterima di dalam hidup dengan

masyarakat sekitar. Tuntunan-tuntunan kenyataan dari luar akan

diselaraskan dengan tuntunan-tuntunan motivasi dari dalam sehingga

terbentuklah proses penyesuaian diri (Semiun,2006:427)

Schneiders (dalam Ali, 2004:173) meninjau pengertian

penyesuaian diri dari tiga sudut pandang, yaitu penyesuaian diri

sebagai adaptasi, penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas, dan

penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan. Penyesuaian diri sebagai

adaptasi cenderung memandang penyesuaian diri sebagai usaha

mempertahankan diri secara fisik sehingga penyesuaian ini lebih

mengarah dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri

sebagai bentuk konformitas cenderung mengarahkan individu kepada

(30)

tekanan kuat untuk melaksanakan norma-norma yang ada dan selalu

menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral,

sosial, maupun emosional. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan

memiliki tujuan untuk menghindari terjadinya konflik-konflik,

kesulitan, dan frustasi sehingga individu dituntut untuk memiliki

kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons.

Proses penyesuaian diri tersebut akan berlangsung sepanjang

kehidupan (Sundari, 2005:43). Semenjak manusia lahir hingga tumbuh

dewasa, manusia akan terus menyesuaikan diri karena lingkungan juga

senantiasa berubah. Penyesuaian diri tersebut dilakukan sebagai usaha

yang dilakukan oleh individu dalam mencapai keharmonisan dengan

lingkungannya (Sundari, 2005:40).

Fahmi (dalam Desmita, 2009:191) mengatakan bahwa

hubungan antara individu dengan lingkungan sosialnya akan

mempengaruhi penyesuaian diri yang terbentuk. Individu dituntut

untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain dan tidak hanya untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dirinya sendiri.

Penyesuaian diri tidak hanya berarti menyesuaikan diri dengan

lingkungan. Gerungan (2004:59) mengartikan penyesuaian diri secara

lebih luas, tidak hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan namun

juga mampu mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau

keinginan diri. Penyesuaian diri juga dibedakan atas penyesuaian diri

(31)

autoplastis adalah penyesuaian diri yang dibentuk sendiri sedangkan

penyesuaian diri aloplastis adalah penyesuaian diri yang dibentuk oleh

yang lain. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa penyesuaian diri ada

yang aktif dan juga pasif. Aktif apabila kita yang mempengaruhi

lingkungan dan pasif apabila kita yang dipengaruhi oleh lingkungan.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

penyesuaian diri adalah suatu proses dimana seseorang melakukan

suatu perubahan, baik dari dalam maupun dari luar dirinya sendiri

untuk memperoleh keselarasan dengan lingkungannya.

2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Desmita (2009:195) menjelaskan bahwa terdapat empat aspek

yang mampu memperlihatkan penyesuaian diri yang baik. Keempat

aspek tersebut adalah kematangan emosional, kematangan intelektual,

kematangan sosial, dan kematangan moral atau tanggung jawab.

a. Kematangan emosional

Kematangan emosional meliputi kemantapan suasana

kehidupan kebersamaan dengan orang lain, kemampuan untuk

santai, gembira dan menyatakan kejengkelan, dan juga sikap dan

perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri.

b. Kematangan intelektual

Kematangan intelektual meliputi kemampuan mencapai

(32)

keragamannya, kemampuan mengambil keputusan, dan

keterbukaan dalam mengenal lingkungan sekolah.

c. Kematangan sosial

Kematangan sosial meliputi keterlibatan dalam partisipasi

sosial, kesediaan kerja sama, kemampuan kepemimpinan, sikap

toleransi dan juga keakraban dalam pergaulan.

d. Kematangan moral atau tanggung jawab

Kematangan moral atau tanggung jawab meliputi sikap

produktif dalam mengembangkan diri, melakukan perencanaan dan

melaksanakannya secara fleksibel, sikap altruisme, empati,

bersahabat dalam hubungan interpersonal, kesadaran akan etika

dan hidup jujur, melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar

sistem nilai, dan juga kemampuan bertindak independen.

3. Karakteristik Individu yang Memiliki Penyesuaian Diri

Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik memiliki

karakteristik yang dapat diamati secara jelas. Ali (2004: 176)

menjelaskan beberapa karakteristik individu yang memiliki

penyesuaian diri yang baik. Apabila seorang individu mampu

melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat

maka individu tersebut dipandang memiliki penyesuaian diri yang

(33)

Ketika respon yang dikeluarkan hanya mengeluarkan tenaga

dan waktu sehemat mungkin maka hal tersebut dapat dikatakan efisien.

Sedangkan yang dimaksud dengan sehat adalah adanya kesesuaian

antara respon-respon yang dilakukan dengan hakikat individu,

lembaga, atau kelompok antar individu, dan juga hubungan antar

individu dengan penciptanya. Selain itu orang yang memiliki

penyesuaian diri yang baik juga dapat mengatasi konflik mental,

frustasi, kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengembangkan perilaku

simptomatik dan juga gangguan psikomatik yang mengganggu

tujuan-tujuan moral, sosial, agama dan juga pekerjaan.

4. Faktor-faktor Penyesuaian Diri

Schneiders (dalam Ali, 2004:181) menjabarkan lima faktor

yang mampu mempengaruhi proses penyesuaian diri. Kelima faktor

tersebut adalah:

a. Kondisi fisik

Kondisi fisik mampu memberikan pengaruh kuat pada

proses penyesuaian diri. Kondisi fisik tersebut dapat terbagi

menjadi tiga yaitu hereditas dan konstitusi fisik, sistem utama

tubuh, dan kesehatan fisik. Hereditas dan konstitusi fisik meliputi

temperamen, intelegensi dan juga imajinasi. Sistem utama tubuh

juga memberikan pengaruh bagi penyesuaian diri. Penyesuaian diri

(34)

Selain itu, penyesuaian diri seseorang juga akan lebih mudah

dilakukan dalam kondisi fisik yang sehat. Oleh karena itu,

kesehatan fisik juga memberikan pengaruh bagi penyesuaian diri.

b. Kepribadian

Kepribadian memiliki unsur-unsur yang berpengaruh

terhadap penyesuaian diri yaitu kemauan dan kemampuan untuk

berubah, pengaturan diri, realisasi diri dan intelegensi. Contohnya,

seorang mahasiswa membuat jadwal kegiatan yang akan dilakukan

bulan berikutnya.

c. Edukasi atau pendidikan

Pendidikan memiliki unsur-unsur penting yang

mempengaruhi penyesuaian diri individu yaitu belajar,

pengalaman, latihan dan determinasi diri. Respons-respons dan

sifat-sifat kepribadian yang diperlukan dalam penyesuaian diri

diserap oleh individu melalui proses belajar. Pengalaman yang

mampu memberikan pengaruh pada proses penyesuaian diri ada

dua yaitu pengalaman yang menyehatkan dan juga pengalaman

traumatik. Latihan juga diperlukan karena penyesuaian diri

merupakan proses kompleks yang mencakup proses psikologis dan

juga sosiologis. Determinasi diri diperlukan agar individu mampu

(35)

d. Lingkungan

Lingkungan yang memiliki pengaruh bagi proses

penyesuaian diri adalah lingkungan keluarga, sekolah dan juga

masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat

penting karena tempat individu tumbuh pertama kali adalah di

dalam keluarga. Di dalam keluarga individu akan belajar tentang

penerimaan, identifikasi, idealisasi, identifikasi negatif, identifikasi

menyilang, tindakan hukuman, kecemburuan dan kebencian,

pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan, dan juga penolakan.

Di dalam lingkungan sekolah individu belajar mengenai nilai-nilai,

sikap dan juga moral yang diperlukan dalam penyesuaian diri.

Penerapan dan konsistensi dari hal-hal yang dipelajari tersebut akan

diidentifikasi oleh individu di dalam masyarakat.

e. Agama dan budaya

Agama memberikan sumbangan nilai-nilai, keyakinan,

tujuan, serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu yang

mengingatkan manusia tentang nilai-nilai intrinsik dan kemuliaan

manusia yang diciptakan oleh Tuhan. Hal tersebut memberikan

sumbangan yang besar terhadap perkembangan penyesuaian diri

individu. Selain itu budaya juga memberikan pengaruh terhadap

penyesuaian diri karena adanya karakteristik budaya yang

(36)

B. Mahasiswa Baru dan Penyesuaian Diri

1. Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling

Individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan

tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat

dengan perguruan tinggi dapat didefinisikan sebagai mahasiswa

(Siswoyo, 2007:121). Rentang usia mahasiswa baru rata-rata berkisar

antara 18-19 tahun. Rentang usia 17-21 tahun dapat digolongkan

dalam masa remaja akhir (Rochmah : 2005). Ciri khas yang ada dalam

masa remaja akhir tersebut adalah bertambahnya kestabilan, lebih

matang dalam menghadapi masalah, berkurangnya campur tangan dari

orang dewasa, bertambahnya ketenangan emosional, bertambahnya

realistis, dan juga memiliki perhatian lebih pada lambang-lambang

kematangan. Ciri-ciri tersebut sudah mulai terlihat pada mahasiswa

baru meskipun terkadang belum maksimal.

Seorang mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektual yang

tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan juga perencanaan dalam

bertindak. Karakteristik dari mahasiswa yang terlihat cukup menonjol

adalah kemandirian yang mulai meningkat. Tingkatan mahasiswa

merupakan tingkatan terakhir seorang individu menerima pendidikan

formal sebelum memasuki dunia kerja dan kehidupan yang lebih

lanjut. Oleh karena itu fase ini memberikan tuntunan untuk lebih

(37)

Kegiatan perkuliahan yang ada di setiap Universitas juga

menuntut kemandirian dari setiap mahasiswa. Sebagai contoh jam

perkuliahan yang tidak teratur dan tidak adanya seragam yang wajib

dikenakan oleh setiap mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan juga

menuntut kemandirian dari setiap individu. Mahasiswa harus mampu

untuk mengatur waktunya sendiri sehingga tidak ada kegiatan yang

terbengkalai. Mahasiswa juga harus mampu untuk mengatur dirinya

sendiri karena mahasiswa dipandang sudah mulai dewasa sehingga

orang tua juga sudah tidak begitu ikut campur tangan seperti saat

individu tersebut masih ada pada jenjang sebelumnya. Oleh karena itu

diperlukan manajemen waktu dan manajemen diri yang baik dari setiap

individu.

Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu Program Studi

di lingkup perguruan tinggi. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling dapat diartikan sebagai individu yang menuntut ilmu

Bimbingan dan Konseling di tingkat perguruan tinggi. Perguruan

tinggi yang dimaksud dalam hal ini adalah Universitas Sanata Dharma.

2. Penyesuaian Diri Mahasiswa

Siswanto (2007:42) mengartikan penyesuaian diri mahasiswa

sebagai pengaturan pola hidup. Seorang mahasiswa baru menghadapi

tantangan seperti perbedaan cara belajar, perpindahan tempat tinggal,

(38)

juga nilai hidup. Pendapat lain mengatakan penyesuaian diri

mahasiswa adalah suatu cara agar mahasiswa dapat menyeimbangkan

keadaan di wilayah kampus yang meliputi perubahan sikap, perasaan,

dan tingkah laku. Pada intinya penyesuaian diri mahasiswa merupakan

suatu pengaturan pola hidup individu dalam lingkungan baru untuk

memperoleh keseimbangan dalam hidupnya.

C. Penelitian yang Relevan

Penyesuaian diri merupakan proses yang pasti akan dialami oleh

individu sepanjang masa kehidupannya. Banyak faktor yang menuntut

individu untuk melakukan proses penyesuaian diri. Salah satu contohnya

adalah perubahan suasana lingkungan yang akan dialami saat individu

berpindah tempat. Dalam penelitiannya, Erina Nur Anggraeni (2013)

menemukan bahwa mahasiswa perantau di kota Malang memerlukan

kemandirian yang lebih tinggi daripada mahasiswa asli di kota Malang

untuk menyesuaikan diri.

Selain itu lingkungan tempat asal juga memberikan pengaruh bagi

penyesuaian diri mahasiswa baru yang berasal dari luar Jawa. Hal tersebut

dapat dilihat dari penelitian Venthy Angelika (2012) yang meneliti tentang

penyesuaian diri mahasiswa Papua dalam interaksinya dengan masyarakat

Jawa di Yogyakarta. Ulfah (2013) juga mendapatkan hasil penelitian

(39)

budaya yang beragam agar tidak terjadi pelanggaran norma sosial karena

egois dari budaya masing-masing.

Penyesuaian diri mahasiswa baru juga memerlukan konsep diri

yang baik dari setiap individu karena hal itu mampu memberikan

sumbangan yang cukup besar bagi penyesuaian dirinya tersebut seperti

dalam hasil penelitian yang diperoleh Ardiana Kirana (2004). Berdasarkan

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan asal

mempengaruhi penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu di

lingkungan yang baru.

D. Kerangka Berpikir

Universitas Sanata Dharma merupakan universitas yang cukup

besar dan memiliki banyak mahasiswa. Mahasiswa baru Universitas

Sanata Dharma tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja namun juga dari

berbagai daerah di luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal tersebut juga

terdapat di dalam prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta angkatan 2014/2015. Mahasiswa prodi Bimbingan

dan Konseling berasal dari berbagai macam daerah, mulai dari

Yogyakarta, luar Yogyakarta hingga luar pulau Jawa. Hal tersebut

tentunya memiliki pengaruh bagi penyesuaian diri dari setiap individu.

Mahasiswa baru merupakan peralihan dari masa SMA.Lingkungan

belajar di dalam perkuliahan cukup berbeda dengan lingkungan belajar di

(40)

memakai seragam sekolah yang sudah ditentukan oleh sekolah

masing-masing. Jam perkuliahan juga berbeda jauh dengan jam pelajaran di

sekolah yang cenderung teratur. Hal-hal yang diajarkan pun cukup berbeda

dan lebih terpusat pada program studi yang diambil. Hal tersebut tentunya

menuntut setiap mahasiswa baru untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan belajar yang baru.

Hal yang lebih kompleks tentu dialami oleh mahasiswa yang tidak

hanya harus menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar yang baru,

namun juga lingkungan tempat tinggal yang baru. Hal tersebut dialami

oleh mahasiswa-mahasiswa baru yang berasal dari luar daerah Yogyakarta.

Selain menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar yang baru, mereka

juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal yang baru

yang mungkin cukup berbeda dari lingkungan asal mereka. Sebagai contoh

yaitu lingkungan tempat tinggal yang baru memiliki bahasa, budaya dan

suasana yang berbeda jauh dari lingkungan asal mereka sehingga

dibutuhkan penyesuaian diri yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang

berasal dari Yogyakarta.

Penyesuaian diri tersebut mampu memberikan pengaruh pada

keberhasilan setiap individu. Penyesuaian diri dengan cepat dan baik

sangat mendukung pencapaian individu terhadap hal yang diinginkannya.

Sebaliknya penyesuaian diri yang lambat dan kurang baik akan membuat

seorang individu terhambat dalam pencapaian atau tujuan yang

(41)

penelitian tentang perbandingan kemampuan penyesuaian diri mahasiswa

baru ditinjau dari tempat asal Jawa dan luar Jawa.

E. Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berasal

(42)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen

penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan

deskriptif dan komparatif. Nazir (2005) menjelaskan bahwa metode

deskriptif merupakan metode yang dilakukan untuk membuat

deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Sedangkan penelitian komparatif merupakan penelitian yang

bersifat membandingkan. Sugiyono (2006) menjelaskan bahwa

penelitian komparatif merupakan penelitian yang membandingkan satu

variabel atau lebih pada waktu yang berbeda, atau pada dua atau lebih

sampel yang berbeda. Perbandingan yang dicari dapat berupa

persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat

objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

Berdasarkan kedua deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa

metode deskriptif komparatif merupakan suatu metode yang digunakan

untuk membuat deskripsi atau gambaran dari suatu perbandingan satu

(43)

ingin menggambarkan seberapa baik kemampuan penyesuaian diri di

kalangan mahasiswa baru prodi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma hingga diperoleh perbandingan kemampuan

penyesuaian mahasiswa baru yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kampus III Universitas Sanata

Dharma, lebih tepatnya pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan

pada jam perkuliahan atas ijin dari dosen pengampu mata kuliah.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dhama

Yogyakarta angkatan 2014. Alasan pemilihan mahasiswa semester II

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dhama

Yogyakarta angkatan 2014 berjumlah 67 orang karena mahasiswa

angkatan tersebut masih tergolong pada mahasiswa baru sehingga

masih terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan yang baru.

Hal tersebut relevan dengan penelitian yang ingin peneliti lakukan

(44)

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner/angket.Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Kuesioner Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru.

Sugiyono (2010:199) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab kepada responden.

Penyebaran kuesioner memiliki beberapa keuntungan yaitu adanya

pertanyaan baku yang diajukan pada semua responden sehingga

responden mudah untuk mengisinya dan peneliti untuk mengolahnya,

responden dapat memberikan informasi dengan leluasa tanpa pengaruh

dari peneliti, biaya yang dikeluarkan relatif rendah dan juga dapat

dipikirkan dengan baik oleh responden karena tidak dibatasi oleh

waktu (Sholeh,2005:280).

Kuesioner yang disusun mengacu pada prinsip skala Likert.

Sugiyono (2011:134) menjelaskan bahwa skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pertanyaan yang terdapat

dalam instrumen ini terdiri dari pertanyaan favourable (positif) dan

juga unfavourable (negatif). Terdapat 4 alternatif jawaban untuk setiap

instrumen ini, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),

dan juga Sangat Tidak Setuju (STS). Pengolahan skor kuesioner

(45)

Tabel 3.1

Peneliti membuat kisi-kisi instrumen sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba

Aspek Indikator Jumlah item

Favorable Unfavorable

Kemampuan memahami diri 23,24,25 26,27

Kemampuan memahami orang dengan warga kos / tempat tinggal

(46)

Aspek Indikator Jumlah item

Favorable Unfavorable perencanaan dan

melaksanakannya

Kemampuan berempati 71,72,73,74 75

Kemampuan menerima konsekuensi

76,77 78,79,80

Jumlah 52 28

80

Peneliti melakukan pengumpulan data pada tanggal 11 dan 12

Mei di kelas A dan B dengan jumlah 67 mahasiswa dengan 39

mahasiswa yang berasal dari Jawa dan 28 mahasiswa yang bersal dari

luar Jawa. Beberapa mahasiswa ada yang tidak hadir dan peneliti tidak

menitipkan kuesioner kepada mahasiswa lain dikarenakan peneliti

merasa data yang didapatkan sudah cukup.

E. Validitas dan Reliabilitas

Menurut Azwar (2012:173) validitas berasal dari kata validity

yang memiliki arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukur. Suatu tes mempunyai validitas

yang tinggi apabila memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat.

Pengertian validitas erat berkaitan dengan tujuan pengukuran yang

dilakukan.

Azwar (2012:175) membagi validitas menjadi 3, ketiga

validitas tersebut adalah validitas isi, validitas konstruk dan validitas

(47)

dalam kuesioner mencakup semua isi yang hendak diukur dan isi dari

kuesioner tersebut juga harus relevan serta tidak keluar dari batasan

tujuan penelitian.

Dalam hal ini validitas isi diuji dengan expert judgement oleh

Dr. Gendon Barus, M.Si. Validitas konstruk adalah validitas yang

menunjukkan sejauhmana suatu kuesioner mengukur trait atau

konstrak teoretik yang akan diukur. Pengujian validitas konstruk

memerlukan analisis statistika. Untuk melihat hubungan tersebut

dilakukan analisis korelasional. Berdasarkan hasil uji validitas yang

telah peneliti lakukan, diperoleh komposisi item sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba

Aspek Indikator Jumlah item

Favorable Unfavorable

Kemampuan memahami diri 15,16 17,18

Kemampuan memahami orang dengan warga kos / tempat tinggal

31,32,33,34 35,36

Kemampuan bersosialisasi dengan warga kampus

37,38,39,40 41

(48)

Aspek Indikator Jumlah item

Kemampuan berempati 56,57,58,59 60

Kemampuan menerima konsekuensi

61,62 63,64,65

Jumlah 44 21

65

Setelah dilakukan uji validitas, hal selanjutnya yang

dilakukan adalah melakukan uji reliabilitas. Menurut Azwar

(2012:180) reliabilitas diartikan dari kata reliability. Pengukuran

kuesioner yang memiliki reliabilitas tinggi berarti pengkuran tersebut

menghasilkan data yang reliabel. Inti dari reliabilitas adalah

konsistensi sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil

ukur dapat dipercaya ketika dalam beberapa kali pengukuran

kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama.

Pengertian relatif menunjukkan adanya toleransi terhadap perbedaan

kecil antara hasil pengukuran. Bila perbedaan dalam hasil pengukuran

besar, dapat dikatakan pengukuran tersebut tidak reliabel atau tidak

dapat dipercaya. Perhitungan reliabilitas penelitian ini dihitung

menggunakan rumus Cronbach's Alpha dan memberikan hasil sebagai

(49)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.943 65

Hasil SPSS menunjukkan reliabilitas sebesar 0,943 yang

termasuk kategori sangat tinggi, sehingga kuesioner penelitian ini

reliabel atau dapat dipercaya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data

berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data,

menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, dan melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah (Sugiyono, 2010:207).

Langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh adalah sebagai

berikut.

1. Menentukan skor

Penentuan skor dilakukan dengan mengacu pada pedoman

skoring yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti melihat sifat

pertanyaan favorable maupun unfavourable dan memberikan nilai

dari angka 1 sampai 4 berdasarkan jawaban yang diberikan oleh

responden. Setelah itu peneliti memasukan hasil tersebut pada

tabulasi data dan menghitung total jumlah skor item serta jumlah

(50)

2. Menentukan kategori

Azwar (2009:106) mengatakan bahwa pengkategorian

memiliki tujuan untuk menempatkan individu ke dalam

kelompok-kelompok yang terpisah berdasarkan atribut yang diukur secara

berjenjang dan menurut suatu kontinum. Kontinum jenjang skor

penyesuaian diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari

sangat tinggi sampai dengan sangat rendah. Norma kategorisasi

dapat dikelompokkan menjadi lima kategori yang mengacu pada

norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar, yaitu: sangat rendah,

rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi yang dapat dilihat dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4

Pedoman Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri

Kriteria skor Kategori Makna Kategori

X≤µ-1,5σ Sangat Rendah Penyesuaian

Diri sangat

µ+1,5 σ ≤X Sangat Tinggi Penyesuaian

(51)

Keterangan:

Skor maksimum empiris : Skor tertinggi yang diperoleh

subjek penelitian berdasarkan data

nyata lapangan

Skor minimum empiris : Skor terendah yang diperoleh

subjek penelitian berdasarkan data

nyata lapangan

Standar deviasi (σ) : Luas jarak rentangan yang dibagi

dalam 6 satuan deviasi sebaran

Mean empiris (µ) : Rata-rata empiris skor maksimum

dan minimum

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam

pengelompokan tinggi rendah tingkat penyesuaian diri mahasiswa

prodi BK angkatan 2014 dengan jumlah subjek 67, diperoleh unsur

perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.

Skor maksimum teoritis : 4x65=260

Skor minimum teoritis : 1x65=65

Luas jarak : 195

Standar deviasi (σ) : 195: 6 = 32.5

(52)

Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan

dalam norma kategorisasi tingkat penyesuaian diri mahasiswa

prodi BK angkatan 2014 sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD

Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

X≤µ-1,5σ ≤114 Sangat Buruk

µ-1,5 σ ≤X≤ µ-0,5σ 115-146 Buruk

µ-0,5 σ ≤X≤ µ+ 0,5σ 147-179 Cukup Baik

µ+0,5 σ ≤X≤ µ+1,5σ 180-211 Baik

µ+1,5 σ ≤X ≥212 Sangat Baik

Berdasarkan norma kategori pada tabel 3.5 ditetapkan

pengelompokan tinggi rendah skor butir penyesuaian diri pada

mahasiswa prodi BK angkatan 2014 USD diperoleh unsur

perhitungan skor item sebagai berikut.

Skor maksimum teoritis : 4x67=268

Skor minimum teoritis : 1x67=67

Luas jarak : 201

Standar deviasi (σ) : 201:6=33.5

Mean teoritis (µ) : (268+67):2=167.5

Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam

norma kategorisasi tingkat penyesuaian diri mahasiswa prodi BK

(53)

Tabel 3.6

Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD

Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

X≤µ-1,5σ ≤117 Sangat Buruk

µ-1,5 σ ≤X≤ µ-0,5σ 118-150 Buruk

µ-0,5 σ ≤X≤ µ+ 0,5σ 151-184 Cukup Baik

µ+0,5 σ ≤X≤ µ+1,5σ 185-217 Baik

(54)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan, penyajian hasil

penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan

penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Baru Program Studi

Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat

penyesuaian diri mahasiswa baru prodi BK USD tahun ajaran

2014/2015 ditinjau dari daerah asal Jawa dan Luar Jawa.

Berdasarkan analisis data tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru

prodi BK USD tahun ajaran 2014/2015 tampak pada tabel 4,1 dan

4.2 serta grafik 4.1.

Tabel 4.1

Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Prodi BK Angkatan 2014 USD yang berasal dari Jawa dan

(55)

Dalam perspektif grafis, Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2014 USD yang berasal dari Jawa dan Luar Jawa sebagai berikut.

Gambar 4.1.Grafik Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas SanataDharma yang berasal dari Jawa dan Luar Jawa.

Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 4.1, tampak bahwa :

(a) tidak ada mahasiswa asal Jawa dan Luar jawa yang

penyesuaian dirinya tergolong sangat buruk yang artinya

mahasiswa yang ada dalam kategori tersebut mengalami banyak

kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam menjalani kehidupan

baru, lingkungan baru dan relasi baru dengan orang lain

disekitarnya sehingga membuat penyesuaian diri mereka

terhambat. sangat

buruk

buruk cukup baik baik sangat baik 3%

59%

38%

4%

54%

42%

(56)

(b) terdapat 1 mahasiswa asal Jawa dan tidak ada mahasiswa

yang berasal dari Luar Jawa yang penyesuaian dirinya tergolong

rendah yang artinya mahasiswa yang ada dalam kategori tersebut

mengalami kesulitan menyesuaikan diri dalam menjalani

kehidupan baru, lingkungan baru dan relasi baru dengan orang lain

disekitarnya sehingga membuat penyesuaian diri mereka cukup

terhambat.

(c) tidak terdapat mahasiswa yang berasal dari Jawa dan 1

mahasiswa yang berasal dari Luar Jawa yang penyesuaian dirinya

tergolong sedang yang artinya mahasiswa yang ada dalam kategori

tersebut cukup mampu menyesuaikan diri dalam menjalani

kehidupan baru, lingkungan baru dan relasi baru dengan orang lain

di sekitarnya.

(d) terdapat 23 mahasiswa yang berasal dari Jawa dan 15

mahasiswa yang berasal dari Luar Jawa yang penyesuaian dirinya

tergolong tinggi yang artinya mahasiswa yang ada dalam kategori

tersebut sudah mampu menyesuaikan diri dalam menjalani

kehidupan baru, lingkungan baru dan relasi baru dengan orang lain

di sekitarnya.

(e) terdapat 15 mahasiswa yang berasal dari Jawa dan 12

mahasiswa yang berasal dari Luar Jawa yang penyesuaian dirinya

tergolong sangat tinggi yang artinya mahasiswa yang ada dalam

(57)

menjalani kehidupan baru, lingkungan baru dan relasi baru dengan

orang lain di sekitarnya.

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling tahun

ajaran 2014/2015 memiliki penyesuaian diri yang cukup baik.

Butir-butir item penyesuaian diri yang memiliki frekuensi

sedang kemunculannya menunjukkan bahwa penyesuaian diri

mahasiswa baru prodi BK USD angkatan 2014 sudah cukup baik.

Adapun item-item tersebut nampak pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Kategori Skor Item Kuesioner Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Prodi BK Angkatan 2014 USD

B

Rentang skor Kategori No item Jumlah

≤107 Sangat Rendah 108-117 Rendah

118-127 Sedang 8,30,44,46,48,52 6

(58)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa item yang termasuk

Berdasarkan kategori tersebut tidak ada. Item-item yang termasuk

dalam kategori sedang diuraikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.3

Item-item Pernyataan yang Tergolong Dalam Kategori Sedang / Cukup Baik

No Pernyataan Skor

1 Saya mudah berubah pikiran 168

2 Saya kurang memahami letak program studi lain di Universitas Sanata Dharma

173

3 Saya mengikuti kegiatan yang diadakan oleh warga kampong

175

4 Saya jarang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh warga kampong

151

5 Saya mengikuti seminar-seminar yang diadakan program studi BK

184

6 Saya mampu membuat spb dan melaksanakannya 171

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan

penyesuaian diri mahasiswa baru prodi BK USD angkatan 2014,

beberapa mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam hal

penyesuaian diri. Mahasiswa masih mengalami kesulitan seperti

(59)

memiliki penyesuaian diri kurang baik cenderung mudah berubah

pikiran, kurang mempunyai pendirian yang kuat terhadap hal

diyakininya dan mudah terbawa opini orang lain. Contohnya, ketika

mahasiswa hendak berangkat ke kampus, dijalan dia bertemu

temannya dan diajak untuk bolos, sebagian besar mahasiswa lebih

cenderung ikut ajakan temannya daripada berangkat ke kampus.

Mereka kurang bisa menolak ajakan teman untuk membolos.

Kemampuan mengembangkan potensi diri juga kurang baik

karena hanya sedikit mahasiswa yang mengikuti kegiatan seperti

seminar yang menunjang atau mendukung pengembangan potensi yang

mahasiswa miliki. Mahasiswa enggan mengikuti seminar-seminar yang

diadakan oleh Program Studi BK. Padahal seminar-seminar yang

diadakan oleh Program Studi BK sebagian besar menunjang

pengembangan potensi diri contohnya, Seminar hypnoCounseling yang

salah satu manfaatnya dapat membantu mahasiswa untuk mengurangi

atau menghilangkan ketakutan dan kecemasan yang di alami

mahasiswa seperti takut ular, trauma dikejar anjing, dan masih banyak

lagi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kemampuan penyesuaian diri

mahasiswa yang berasal dari Jawa dan luar Jawa. Hasil tersebut dapat

(60)

Group Statistics

Asal N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Data Jawa 39 207.08 19.559 3.132

Luar Jawa 28 208.64 17.934 3.389

Dari hasil data sig t test pada tes homogenitas di atas dapat

terlihat bahwa p>0.05 atau lebih tepatnya sebesar 0.809. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa data yang diperoleh selama penelitian

merupakan data homogen/equal sehingga tidak ada perbedaan varians

pada data penyesuaian diri. Sig (2-tailed) juga berada di atas 0.05

yang menunjukkan tidak adanya perbedaan. Karena data yang

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Difference Lower Upper

(61)

diperoleh merupakan data yang homogen maka hasil yang dilihat

selanjutnya adalah hasil yang terdapat pada equal variance assumed.

Terlihat bahwa nilai t hitung sebesar -0.334 (sig<0.05) yang

menunjukkan tidak adanya perbedaan penyesuaian diri mahasiswa

baru yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terdapat selisih mean

sebesar -1.566. Penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari Jawa

memiliki mean sebesar 207.08 dan yang berasal dari luar Jawa sebesar

208.64. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa penyesuaian diri

mahasiswa yang berasal dari luar Jawa lebih tinggi daripada

mahasiswa yang berasal dari Jawa. Meskipun demikian, perbedaan

tersebut tidak terlalu signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang bermakna antara penyesuaian diri mahasiswa

yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.

B. Pembahasan

Kesuksesan mahasiswa prodi BK USD angkatan 2014 kelas A

dan B dilihat dari daerah asal Jawa dan luar Jawa dalam menyesuaikan

diri dapat dikatakan baik. Dikatakan baik karena perbandingan antara

mahasiswa asal Jawa dan luar Jawa tidak memiliki selisih yang besar

dalam grafik 4.1 tentang persentase penyesuaian diri.

Adapun penyesuaian diri mahasiswa yang tergolong baik

Gambar

Tabel 3.1 Penentuan Skor Alternatif Jawaban .........................................
Gambar 4.1 Grafik Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Program
Tabel 3.1 Penentuan skor alternatif jawaban
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: ada 11 (18,33%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang tergolong sangat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki skor

Sebelum peneliti melakukan penelitian berpikir bahwa penyesuaian diri mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 yang berasal dari NTT kurang bisa

Berdasarkan Item-item Pengukuran Kecemasan yang Skornya Tinggi, Program Pendampingan yang Cocok Diterapkan untuk Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Penelitian ini bertujuan:(1) mendeskripsikan tingkat kemampuan berempati mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Pembahasan Penelitian Sebagian besar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2020 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki konsep diri ke arah yang positif